BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam sejarahnya istilah Public Relations (PR) sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukses. Atas upayanya ini dia diangkat menjadi The Father of Public Relations. Perkembangan Public Relations sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat. Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi untuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural. Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
2 Dasar-dasar fungsi Public Relations ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masingmasing periode perkembangan memiliki perbedaan dalam strategi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya. Kasali, 2005, hal.1 PR sendiri merupakan gabungan berbagai ilmu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi, dan lain-lain. Dalam kurun waktu seratus tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tidak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. Public Relations merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi. Di masa mendatang Public Relations diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Dunia PR mulai berkembang pesat di awal abad 20. Aktivitas praktisi PR mulai diperhitungkan dan dibutuhkan di negara-negara industri. Sejarah PR di Indonesia mulai dikenalkan oleh para pendiri republik ini. Berbagai Instansi Pemerintah atau Perusahaan Swasta di Indonesia pada sebagian besar telah menggunakan strategi Public Relations dalam menjalin itikad baik dari khalayak mereka. Khalayak utama dari perusahaan adalah karyawan, pemegang saham, manager/Top Executive, karyawan dan keluarga karyawan dimana setiap khalayak ini masing-masing mempunyai kepentingan sendiri terhadap perusahaan. Public Relations memuat seperangkat keterampilan dan strategi praktis yang didesain untuk meningkatkan reputasi sebuah organisasi, membantu memperkuat hubungan
3 dengan audiens penting, dan memungkinkan organisasi tersebut mengatasi berbagai krisis karena memiliki posisi kuat. Menurut
Wasesa,
2010,
dalam pelaksanaannya
PR
menggunakan
komunikasi untuk memberitahu, mempengaruhi, dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang dicapai dari kegiatan Public Relations pada intinya adalah good image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confindece (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai), dan tolerance (toleransi). Tak dapat dipungkiri, kehadiran Public Relations (PR) sangat membantu proses memperoleh goodwill atau kesan positif dari masyarakat luas akan keberadaan sebuah perusahaan atau instansi yang dinaunginya baik negeri maupun swasta. Begitu sebaliknya perusahaan atau instansi tersebut nampaknya juga sangat membutuhkan keberadaan Public Relations, sehingga tampak keduanya tak dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Seperti yang peneliti ketahui bahwa peran PR pada prinsipnya menghubungkan atau sebagai media/jembatan antara perusahaan dengan publiknya. Selain itu, PR juga merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang menunjang keberhasilan kebijakan dengan menjelaskan, menginformasikan atau mempromosikannya kepada publik sehingga tercipta saling pengertian dan itikad baik. Kini perkembangan Public Relations pun semakin maju, seiring berjalannya waktu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) juga semakin canggih. Tak jarang dari kemajuan Iptek yang ada, seringkali menawarkan solusi dengan memberi kemudahan akan setiap kesulitan yang dihadapi dalam melakukan aktivitas pekerjaan termasuk PR. Salah satunya media komputer yang
4 dilengkapi dengan Internet. Dunia kini tengah diramaikan oleh isu-isu yang berkenaan dengan penggunaan media baru. Media baru adalah media dalam pengertian sangat luas. New media theory memberi gambaran betapa besarnya kekuatan media baru dalam mempengaruhi dunia melalui bentuk-bentuk barunya. Kemunculan media baru menimbulkan era baru dalam komunikasi yaitu era komunikasi interaktif. Ciri-ciri komunikasi interaktif dapat dilihat dalam pola interaksi yang leluasa, regulasi umpan balik yang sangat segera, menggunakan media interaktif, dan dapat menggunakan sarana audio visual (Abrar, 2002: hal.19). Komunikasi sebagai dasar kehidupan membuat setiap perubahan di dalamnya sangat ditunggu dan dapat menimbulkan dampak di semua lini kehidupan. Pada akhir abad ke-20 saat komunikasi interaktif mulai digalakkan di berbagai negara maju didunia, Internet kemudian muncul sebagai fenomena yang sangat dinamis. Membicarakan Internet berarti membicarakan hal yang berkaitan satu sama lain. Hal terpenting yang lahir setelah Internet adalah segala hal yang kemudian menjadi serba elektronik. Menyusul munculnya istilah-istilah seperti ebuy, e-mail, e-commerce, e-marketing, dan lain sebagainya. Hal ini ternyata juga terjadi dalam tubuh organisasi. Sifat internet yang fleksibel dan interaktif sesungguhnya adalah alasan utama banyak organisasi memanfaatkannya melalui program-program yang menjadi tugas public relations. Masih menurut Abrar, Public relations (PR) harus dapat menjaga kelancaran komunikasi sehingga citra yang timbul akan baik, maka setiap PR membutuhkan media tersendiri untuk mengkomunikasikan citra perusahaan kepada khalayak. Pada fase ini Internet menjadi salah satu pilihan media yang baru. Kemudian, muncul istilah e-PR sebagai pilihan terbaru. Electronic Public relations
5 (e-PR) adalah komunikasi dan distribusi informasi oleh organisasi melalui format elektronik. Salah satu keunggulan e-PR adalah respon balik dari masyarakat dapat diketahui secara langsung sehingga perusahaan dapat segera mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan khalayak terhadap programnya. E-PR kini menjadi sebuah terobosan baru bagi dunia Public Relations. Manfaat dari adanya e-PR sendiri yaitu dapat menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media melalui media center online, dapat membangun digital brand images, dan juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi mitra bisnis internasional, hal ini tidak mudah dilakukan di PR konvensional, feedback dapat langsung diperoleh dari publik, dan dapat langsung memperoleh keinginankeinginan publik tanpa harus menebak dan melakukan riset. E-PR adalah kegiatan kehumasan yang dilakukan di dunia Internet. Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam Internet. Kegiatan kehumasan dapat lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata, ketika program kehumasan konvensional mengeluarkan budget hampir ratusan juta dalam sebuah perusahan besar, jika program tersebut dilakukan melalui internet akan jauh lebih murah. PT. Anabatic Technologies merupakan perusahaan Tehnik Informatika (TI) yang
masih baru berkembang. Walaupun perusahaan ini dapat dikatakan
perusahaan TI yang baru, PT. Anabatic Technologies mampu berkembang dengan cukup pesat hingga sekarang ini. Semakin tahun perusahaan ini mampu mengembangkan sayapnya dengan cukup baik. PT. Anabatic Technologies merupakan perusahaan yang memiliki lebih dari 270 orang yang dinamis dan mempunyai kemampuan/ skill yang tinggi.
6 Sejak pembentukannya, Anabatic bertujuan untuk memberikan nilai tinggi dan produk yang terbaik serta layanan yang meningkatkan keunggulan kompetitif pelanggan. PT. Anabatic Technologies juga didukung oleh mitra teknologi kelas dunia seperti Temenos, SAP, Finarch, IBM, Cisco, Microsoft dan Perluas Jaringan. Persaingan dalam setiap perusahaan tentu terjadi. Apabila suatu perusahaan tidak kuat dalam menghadapi persaingan yang ada maka perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama. Untuk itu setiap perusahaan pasti memiliki caranya sendiri untuk mampu mengembangkan perusahaannya. Divisi Marketing Communication yang dimiliki oleh PT. Anabatic Technologies juga pasti memiliki strategi untuk menjadikan perusahaannya lebih maju daripada sekarang. Melalui Electronic Public Relations (e-PR) kini PT. Anabatic Technologies dapat secara terus meningkatkan brand awareness dengan tujuan dapat menjangkau pasar lebih luas lagi dan mampu menghadapi persaingan yang ada. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Strategi e-PR dalam meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies.
1.2 Ruang Lingkup 1.2.1
Pembatasan Masalah Pokok permasalahan yang menjadi bahan penelitian dibatasi sebagai berikut : “Bagaimana strategi e-PR dalam meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies kepada calon customer dan business partner?” Asumsi : berdasarkan dari bahan penelitian yang akan dibahas maka diketahui era 1.0 yang sekarang beralih ke era web 2.0 membuat e-PR semakin dibutuhkan saat ini. Menurut Silih Agung Wasesa dan Jim Macnamara, 2010:
7 hal.2-3, seiring dengan “klusterisasi” (clustering) audiensi target ke dalam pola perilaku komunitas, PR pun mengembangkan strategi komunikasi komunitas, di mana media komunikasinya adalah orang-orang yang berkompeten dalam komunitas itu sendiri. Perubahan pola baca media massa, di mana media cetak semakin ditinggalkan pembaca, menuntut PR untuk menciptakan strategistrategi baru yang mampu langsung ke audiensi target, tanpa harus melalui media massa konvensional. Ditambah dengan berkembangnya era Web 2.0, di mana teknologi komunikasi telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang interaktif dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dengan cepat hanya dengan menekan tombol ENTER maka semakin lengkaplah kebutuhan terhadap PR yang memang ikut berubah secara cepat. In Convergence Culture, Jenkins, 2006: p.243, also emphasises that convergence of communication and content on the latest iteration of the Web is about culture more than technology and, in particular, “participatory culture”. Yang dapat diartikan bahwa menurut Jenkins, budaya baru dengan web yang digunakan didalam Internet lebih dari sekedar suatu kemajuan teknologi namun menjadi sebuah budaya bagi masyarakat yang dapat dikatakan sebagai budaya partisipatif. Berdasarkan dari penjelasannya tersebut, kita dapat mengasumsikan bahwa budaya yang tercipta dalam Internet tidak lagi bersifat konvensional, tetapi adanya timbul sifat aktif dari publik yang melakukannya di dunia Internet. Sehingga kegiatan Public Relations yang dilakukan di Internet lebih efektif dan dapat memudahkan tercapainya visi dan image yang lebih baik dimata publik.
8 1.2.2
Perumusan Masalah 1. Apa strategi e-PR PT. Anabatic Technologies? 2. Bagaimana efektivitas strategi e-PR dalam meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies? 3. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Public Relations dalam menjalankan strategi yang direncanakan? 4. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan Public Relations dalam menghadapi hambatan yang terjadi?
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1
Tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui strategi e-PR dalam meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies. 2. Untuk
mengetahui
apakah
strategi
melalui
e-PR
dapat
berhasil
meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies. 3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Public Relations dalam melaksanakan strategi e-PR yang dijalankan. 4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menghadapi hambatanhambatan yang terjadi.
1.3.2
Manfaat dari penelitian adalah :
1.3.2.1 Manfaat akademis : 1. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain dalam meneliti hal yang sama dari sudut pandang yang lain.
9 2. Hasil studi ini diharapkan dapat mendukung pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya dan studi-studi mengenai Public Relations pada khususnya. 1.3.2.2 Manfaat praktis : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran yang bermanfaat bagi kemajuan pengelola PT. Anabatic Technologies. 2. Dapat memberikan pengetahuan dan menambah penjelasan mengenai strategi yang diambil oleh Public Relations dalam menjalankan tugasnya di suatu perusahaan yang berguna dalam pekerjaan penulis sebagai Public Relations.
1.4 Metodologi Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview), melakukan observasi, dan menggunakan data sekunder berupa penelusuran dari dokumen PT. Anabatic Technologies.
1.5 Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan, akan diuraikan secara singkat mengenai isi dan sistematika setiap bab secara berurutan sebagai berikut :
10 BAB 1
PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari kerangka teoritis yang berisi teori-teori berasal dari sumber-sumber teori secara umum dan kerangka pikir yang berisi teoriteori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
BAB 3
INTI PENELITIAN Bab ini terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, metode pengumpulan data, permasalahan mengenai strategi e-PR dan alternatif pemecahan masalah dengan tujuan untuk meningkatkan brand awareness PT. Anabatic Technologies.
BAB 4
HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta analisa yang lebih mendalam mengenai hasil penelitian ini dengan dilandaskan pada teori.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menjabarkan simpulan atas permasalahan dari bab-bab sebelumnya dan saran yang membangun bagi PT. Anabatic Technologies.