BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi termasuk dalam ruang lingkup sistem informasi manajemen. Dalam sistem informasi akuntansi, aktivitas penjualan merupakan aktivitas pokok perusahaan yang dapat menghasilkan aliran kas masuk dari pelemparan produk ke pasar. Sistem penjualan terkomputerisasi akan dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu mengenai jumlah file penjualan yang besar, dibanding dengan menggunakan sistem manual. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur sedemikian rupa untuk mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1). Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang optimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Perkembangan dunia yang semakin pesat menyebabkan persaingan yang terjadi antar perusahaan berlangsung ketat. Persaingan ini bukan hanya memberikan harga yang murah, tetapi juga menambah pelayanan kepada pembeli, seperti pengiriman yang tepat waktu, dan memberikan fitur pembayaran yang lebih fleksibel. Dengan berbagai penawaran fitur yang menarik bagi pelanggan, maka perusahaan telah menciptakan competitive advantage yang akan mampu bertahan dalam pasar.
Pencapaian hasil dalam penjualan yang diperoleh perusahaan didapat dari hasil total penjualan barang dan atau jasa yang dihasilkan. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan menambah pendapatan sehingga berimbas pada perolehan kas, apabila penjualan dilakukan secara tunai, atau bahkan akan menambah piutang apabila dilakukan secara kredit. Tujuan tercapainya penjualan yang dapat dikonversikan ke dalam kas, digunakan untuk membiayai semua aktivitas perusahaan. Hal ini membuat perusahaan akan mengatur sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan penjualan secara piutang yang telah berjalan di perusahaan, agar mencapai hasil output informasi yang baik dan dapat menghasilkan laporan penerimaan kas yang teratur dari hasil penagihan piutang. Untuk dapat menghasilkan penjualan yang diharapkan, aktivitas perusahaan dimulai dengan pengelolaan persediaan yang optimal. Banyak
kegagalan
perusahaan
yang
disebabkan
oleh
kegagalan
pengambilan keputusan dan kegagalan pengambilan keputusan disebabkan oleh kurangnya informasi yang diterima atau informasi yang diterima tidak akurat. Informasi akuntansi sangat penting bagi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Salah satu dari informasi akuntansi adalah informasi tentang piutang. Bagi distributor daging olah, masalah piutang merupakan masalah yang utama karena jumlah piutang yang tidak terbayarkan sesuai jadwal akan menghambat likuiditas perusahaan. Informasi dihasilkan oleh sistem yang disebut dengan sistem informasi. Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer dan sebagainya) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-
sasaran perusahaan (Wilkinson dalam Naniek, 2007:1). Pengertian tersebut mengandung arti bahwa sistem informasi adalah bagaimana data diolah menjadi informasi dan informasi digunakan oleh pemakainya. Pengolahan data dapat dilakukan, baik secara manual maupun menggunakan komputer. Dewasa ini banyak pemrosesan manual mulai digantikan dengan pemrosesan yang terkomputerisasi. Beberapa perusahaan tampaknya sudah menggunakan komputer dalam memproses datanya, namun penggunaannya masih sangat terbatas. Penggunaan komputer akan sangat membantu dalam penyediaan informasi, apalagi kalau sudah didukung oleh sistem jaringan yang langsung (on line). Penggunaan komputer tersebut dapat pula diterapkan pada pengendalian piutang. PT Pangan Mitra Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor daging olah yang berlokasi di Sidoarjo. Perusahaan dihadapkan pada permasalahan piutang, yaitu masih tinggi persentase piutang yang tidak tertagih dalam jangka waktu panjang. Perusahaan menetapkan waktu jatuh tempo sebesar 14 hari pasca pengiriman barang. Terdapat 62% piutang yang masih belum melanggar batas waktu pembayaran, sedangkan sisanya sebesar 38% melanggar batas waktu pembayaran piutang yang ditetapkan. Jelas bahwa perusahaan dihadapkan pada problematik piutang yang berpotensi mempengaruhi kas arus masuk. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian internal berupa pengendalian piutang. Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak dipergunakan dalam berbagai kepentingan. Fungsi dari pengendalian intern ini
semakin penting, karena perusahaan semakin berkembang dengan sistem akuntansi yang semakin rumit. Pimpinan perusahaan menyadari dan memahami arti penting pengendalian intern. Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang, yang prosesnya dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada langganan, melakukan pengiriman barang, penagihan dan akhirnya menerima pembayaran, dengan kata lain piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu jasa atau transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan. Piutang merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam modal kerja suatu perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual dan sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian yang merupakan keuntungan. Salah satu dari model struktur pengendalian intern terdiri dari tiga unsur dan lima unsur pokok struktur pengendalian intern adalah prosedur pengendalian dan pemantauan atau monitoring. Prosedur pengendalian adalah kebijakan dalam prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan system akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat organisasi. Berdasar pada uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul: “Evaluasi Pengendalian Intern Sistem Penagihan Piutang Pada PT Pangan Mitra Sejahtera”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dari permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: “Bagaimana mengevaluasi sistem penagihan piutang pada PT Pangan Mitra Sejahtera?”
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian adalah untuk evaluasi sistem penagihan piutang pada PT Pangan Mitra Sejahtera.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Kontribusi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide/pemikiran bagi PT. Pangan Mita Sejahtera maupun perusahaan lainnya berkaitan dengan sistem penagihan piutang, serta sumbangan ide lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pengembangan dari ilmu akuntansi khususnya yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi piutang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Dari penjelasan dan uraian diatas maka ruang lingkup dari penelitian ini mengacu pada pengevaluasian sistem penagihan piutang, khususnya penetapan sistem penagihan piutang pada PT Pangan Mitra Sejahtera agar persentase piutang yang tidak tertagih dalam jangka waktu panjang dapat ditekan.