BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Akses ke media massa sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi telah jamak dilakukan masyarakat pada saat ini, terlebih lagi perkembangan media terjadi begitu pesat dengan memanfaatkan internet yang membuat arus perputaran berita terjadi begitu cepat sehingga berita menjadi terjangkau bagi siapapun. Salah satu peran media sebagaimana yang dituturkan oleh Thornborrow adalah tempat yang sangat berpotensi untuk memproduksi dan menyebarkan makna sosial (Thornborrow 2007:78). Penggunaan bahasa sendiri pada media merupakan hal yang mutlak dan berperan penting dalam proses penyampaian pesan dan fakta yang terjadi dalam lingkungan sosial. Berikut contoh penggunaan bahasa dalam headline berita tentang kematian Yasser Arafat, pemimpin pergerakan Palestina. Yasser Arafat aurait bien été empoisonné au polonium1 Yasser Arafat kemungkinan besar diracun dengan polonium2.
Judul berita diatas yang dikutip dari laman Le Nouvel Observateur merupakan salah satu perangkat dari analisis framing yang amat penting dikarenakan melalui poin tersebut dapat menggiring pemikiran pembaca ke sudut tertentu dan umumnya dibuat semenarik mungkin. Penggunaan kata bien pada 1
Laman berita Le Nouvel Observateur edisi 6 November 2013 Polonium merupakan serbuk besi lembut yang ditemukan dalam uranium. Gejala orang yang terkena paparan Polonium sama dengan korban radiasi tingkat tinggi. 2
1
kalimat tersebut juga menunjukkan penyangatan yang berusaha ditunjukkan oleh wartawan dalam menyampaikan fakta. Pemberitaan yang menarik untuk diikuti sampai sekarang adalah konflik Israel – Palestina yang telah terjadi sejak dahulu kala, mulai dari zaman hikayat sejarah sampai dengan zaman modern seperti saat ini. Konflik kedua negara tersebut memiliki alur peristiwa yang amat panjang, dimulai ketika pembentukan negara Yahudi di kawasan yang sekarang dikenal dengan Israel. Negara tersebut berdiri pada tanggal 14 Mei 1948 atas prakarsa Dewan Sidang Umum PBB yang merekomendasikan pemisahan wilayah antara Arab Yahudi dan Arab Muslim di wilayah Mandat Inggris Untuk Palestina. Peperangan antara kedua wilayah ini terbagi dua yaitu pada tahun 1897 ketika wacana pembentukan negara Yahudi di cetuskan oleh World Zionist Congress, sebuah organisasi yang menaungi pergerakan Zionis di seluruh dunia dan berperan besar dalam pembentukan negara Israel. Lini waktu konflik tersusun atas berbagai tahapan yang kompleks sejak awal berdirinya Israel sampai saat ini, sedangkan pihak Palestina sendiri terus mengupayakan agar wilayah yang direbut oleh pihak Israel dapat kembali ke pangkuan mereka. Zionisme modern merupakan salah satu gerakan untuk memanggil kembali bangsa Yahudi ke tanah yang telah di janjikan dalam kitab Perjanjian Lama. Zionisme merupakan hasil pemikiran yang melibatkan berbagai aspek seperti ekonomi, politik dan kondisi sosial kaum Yahudi Eropa di abad ke-193.
3
Peretz, Don. 1971. The Middle East Today, Second Edition
2
Mereka tersebar di banyak negara Eropa sehingga diperlukan usaha keras untuk memulangkan keturunan Yahudi murni ke tanah asli mereka yang sampai saat ini masih menjadi sengketa antara kedua negara tersebut. Israel selalu menyatakan bahwa posisi legal internasional mereka atas Jerusalem berasal dari Britsh Mandate for Palestine. Bahkan Liga Bangsa-Bangsa mengakui hubungan historis bangsa Yahudi dengan Palestina dan menghendaki Palestina sebagai national home4 bangsa Yahudi (Palestine Mandate, diakses 10 November 2013). Mandat tersebut tidak mengatur secara khusus mengenai Jerusalem secara terpisah5 sehingga masih diperdebatkan statusnya sampai saat ini, terlebih lagi faktor tiga agama yang mengklaim Jerusalem sebagai kota suci bagi umat mereka masih menjadi isu yang hangat. Pemberitaan mengenai konflik tersebut merupakan salah satu yang terpanjang dalam sejarah umat manusia, tidak terhitung lagi berapa lansiran berita yang dibuat oleh media mengenai konflik tersebut dari berbagai negara di dunia. Terkait dengan banyaknya peredaran berita maka ideologi dan isi media dipengaruhi oleh berbagai komponen yang terdapat dalam institusi media itu sendiri (Sobur 2012: 62). Thornborrow dalam tulisannya juga menyebutkan bahwa institusi media bisa mempengaruhi cara menyajikan berita dan kerangka yang digunakan untuk menampilkan orang-orang yang berbicara dalam media (Thornborrow 2007: 78), sehingga diperlukan kesadaran dan pengetahuan yang
4 5
National Home : Tanah air, tanah leluhur Kuncahyono, Trias, 2007, Jerusalem : Kesucian, Konflik dan Pengadilan Akhir (hal.256)
3
luas dari penikmat berita untuk menyaring informasi yang benar maupun simpang siur demi menghindari kesalahan interpretasi dan penyampaian pesan Prancis sebagai salah satu negara yang sekuler memiliki beberapa aliran dalam industri medianya dan dipengaruhi oleh kepentingan politik yang dianut oleh media mogul6 yang menaungi media tersebut. Kebebasan pers Prancis saat ini menduduki peringkat ke 37 dari 179 negara (Reporters Without Borders, diakses 28 Oktober 2013) sehingga bisa dilihat media Prancis dapat mengekspresikan pikiran dan laporan ke dalam suatu wacana yang bebas. Lebih lanjut lagi, pemilihan topik ini didasari atas hubungan Prancis terhadap kedua negara tersebut memiliki ikatan yang kuat, karena Israel merupakan mitra dagang kedua terbesar di timur tengah. Di lain pihak Prancis merupakan negara di Eropa yang memiliki populasi muslim terbesar sehingga konflik Israel-Palestina memberikan sentimen tersendiri bagi Prancis terutama pada warga muslim yang mayoritas merupakan imigran dari daerah Timur Tengah. Posisi Prancis sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memberikan gambaran bahwa seharusnya Prancis memberikan solusi nyata dalam perdamaian di kawasan tersebut. Hubungan politik maupun ekonomi Prancis dengan negara tetangga dikawasan sekitar Israel - Palestina juga berdampak atas kebijakan yang dilakukan Prancis mengingat beberapa negara merupakan jajahan Prancis dan menjadi anggota Francophone.
6
Media Mogul merupakan istilah yang diberikan kepada individu yang menguasai sekelompok usaha media baik cetak maupun elektronik melalui kepemilikan pribadi atau secara bisnis keluarga.
4
Seiring dengan kemajuan zaman, industri media tidak lepas dari dari pengaruh teknologi. Pada objek penelitian ini yang diambil dari berita Le Nouvel Observateur versi online maka diperlukan juga teori dan fakta yang membahas tentang pengaruh internet dan penggunaannya dalam pemberitaan suatu peristiwa. Internet hadir dalam dunia jurnalistik untu mengisi kekosongan ruang interaksi antar pembaca, jurnalis maupun lembaga media itu sendiri.Penggunaan informasi berbasis web membuat publik yakin bahwa semua orang berhak untuk mendapatkan berita maupun informasi sesegera mungkin7. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allan Too Many of us editors and reporters are out of touch with readers. Rather than asking „do we have a story?‟, the question should be „Does anyone want the story?‟8 Banyak editor dan reporter yang kehilangan kontak dengan pembacanya. Daripada bertanya „apakah kita punya berita?‟, seharusnya yang menjadi pertanyaan adalah„apakah orang-orang menginginkan berita?‟
Hal tersebut diperkuat lagi atas riset yang dilakukan di Amerika Serikat pada responden berumur 18-34 tahun sebanyak 44%
menggunakan media
internet sebagai sumber berita9 dan hanya 19% yang benar-benar mengandalkan koran sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masalah lainnya yang jamak ditemukan adalah ketidakpuasan yang dialami oleh pencari informasi atas sumberdaya yang telah ada semakin mendesak jurnalis dan media untuk melebarkan sayapnya melalui berita berbasis online (Wolton 2000:95).
7
Wolton, Dominique, 2000, Internet et Apres. Hal 95 Allan, Stuart, 2006, Online News. Hal 3 9 Ibid 8
5
Banyak kendala yang dihadapi oleh industri media terutama yang memiliki produk online seperti validitas berita, persaingan antar portal berita lain dan juga pengaruh atas pemerintahan seperti sensor berita yang terjadi pada pemberitaan konflik. Tetapi yang menjadi poin keunggulan dari berita online adalah faktor kecepatan berita yang mengalahkan media tradisional misalnya rangkaian peristiwa mendadak atau Breaking news10 dan sebagainya, terlebih lagi dengan menggunakan media online, kapasitas maupun kedalaman konten dari suatu berita dapat ditingkatkan lebih mendalam11. Konten dari Web sendiri terbagi menjadi layanan, hiburan, informasi-peristiwa, informasi-pengetahuan, dan sebagianya yang dimanfaatkan oleh media terutama pada berita online yaitu penggunaan web sebagai agen dalam penyebaran “informasi-peristiwa” tersebut (Wolton 2000:94), sehingga peran situs berita online dalam hal ini adalah membuat sumber daya yang ada dalam mengkonstruksikan sebuah berita12 Media yang dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah pemberitaan mengenai konflik Israel-Palestina di web Le Nouvel Observateur versi online. Le Nouvel Observateur dimiliki oleh grup Perdriel yang didirikan pada tahun 1964. Pada tahun 2013 Le Nouvel Observateur mencatat kunjungan pembaca sebanyak 29.159.988 (OJD, Diakses 12 November 2013) dengan jumlah halaman yang diakses sebanyak 96.437.993 pages, berdasarkan data tersebut
10
Breaking news : adalah sebuah terminologi dari berita yang bersifat mendadak sehingga wartawan atau sebuah tayangan televisi dapat mengehentikan acara yang sedang berlangsung demi tersiarnya peristiwa yang dianggap penting diketahui masyarakat. Disarikan dari http://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/breaking-news (diakses 4 Desember 2013) http://journalism.about.com/od/journalismglossary/g/breakingnews.htm (Diakses 4 Desember 2013) 11 Allan, OpCit, 25 12 Allan, OpCit, 27
6
Nouvel Obs menduduki peringkat ke 6 dalam situs berita online. Sampai saat ini Le Nouvel Observateur merupakan media kritis yang paling diminati karena cakupannya yang luas mengenai isu sosial, budaya, politik internasional terutama di wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Penelitian mengenai wacana pemberitaan konflik Israel-Palestina di media online majalah Le Nouvel Observateur menarik untuk dilakukan agar diketahui gaya pemberitaan yang dilakukan serta bagaimana cara media tersebut menampilkan posisi Prancis, Palestina dan Israel dalam pemberitaan yang dianalisis. I.2 RUMUSAN MASALAH Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemberitaan mengenai Israel – Palestina sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Semakin banyaknya berita yang beredar di kalangan masyarakat luas maka diperlukan kesadaran yang penuh dalam memahami konteks, pesan serta ideologi yang tertanam dalam suatu wacana berita. Berikut pertanyaan yang muncul mengenai penelitian ini : 1) Bagaimana halaman online dari majalah Le Nouvel Observateur membangun pemberitaan Israel-Palestina dalam pemberitaan konflik kedua negara tersebut melalui tinjauan sintaksis, skrip, tematik dan retoris? 2) Bagaimana Le Nouvel Observateur menampilkan posisi Prancis pada konflik ini ditinjau dari segi kebahasaan dan media?
7
I.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang linguistik utamanya kajian analisis wacana. Dengan mengambil data berupa wacana berita maka diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut : 1) Mendeskripsikan cara pemberitaan Le Nouvel Observateur dalam wacana pemberitaan konflik Israel-Palestina dengan menganalisis struktur sintaksis,skrip, tematik dan retorisnya. 2) Mendeskripsikan cara Le Nouvel Observateur dalam menampilkan Prancis terhadap konflik Israel – Palestina ditinjau dari segi gaya bahasanya. Secara teoritis penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih lanjut penerapan analisis wacana kritis dalam bidang media maupun bidang hubungan internasional yang masih sedikit disinggung dalam karya tulis akademisi di lingkungan sastra Prancis. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai kajian komunikasi dan linguistik, sehingga ruang lingkup penelitian studi Prancis dapat meluas untuk kepentingan pendidikan dan pengetahuan. I.4 LANDASAN TEORI I.4.1. Definisi Analisis Wacana Wacana sebagai satuan bahasa dianggap oleh para ahli bahasa sebagai satuan yang paling lengkap dalam tatanan kebahasaan dan juga sebagai rangkaian dalam komunikasi. Kelengkapan struktur wacana dinilai dari elemen penyusun
8
wacana tersebut seperti kata, kalimat sehingga membentuk paragraf yang utuh (Kridalaksana, 1981:179). Menurut Van Dijk, analisis wacana menjadi menarik dilakukan karena dapat mengidentifikasi proses kognisi sosial dari proses komunikasi melalui dimensi penggunaan bahasa (Van Dijk, 1988: 2). I.4.2 Analisis bingkai teks berita / News Framing Analysis Frame pada awalnya dimaknai sebagai struktur konspetual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisis pandangan politik, kebijakan dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas (Sobur 2012: 162). Pada penggunaan lanjut, framing kini banyak dipakai berdampingan dengan teori analisis wacana yang mulai populer digunakan oleh para peneliti. Dengan framing peneliti dapat menelisik pesan yang terangkum dalam suatu wacana dan mengidentifikasi ideologi wartawan, penulis berita maupun artikel dalam mengkonstruksikan fakta. Pendekatan bingkai model Pan dan Kosicki dikembangkan dari analisis wacana milik Van Dijk tetapi ada sedikit perbedaan yaitu unsur stilistik yang dikembangkan menjadi poin tersendiri oleh Van Dijk. Sedangkan didalam pendekatan bingkai oleh Pan – Kosicki unsur stilistik tersebut digabungkan ke dalam analisis struktur Retoris. Hal yang membuat pendekatan bingkai berbeda dengan analisis wacana tradisional (Pan dan Kosicki, 1993 : 58), analisis bingkai tidak mempresentasikan teks sebagai rangsangan psikologis bagi pembacanya melalui makna yang dapat diidentifikasi secara objektif. Pendekatan bingkai melihat teks sebagai perangkat yang tersusun atas simbol-simbol yang
9
berinteraksi dengan memori individu sehingga tercipta konstruksi makna yang padu. Institusi dan hubungan antar institusi
Organisasi Media
Aksi Kolektif
Peraturan dan Konvensi yang berlaku di masyarakat
Jurnalis
Interpretasi dan rekonstruksi atas wacana
Wacana
Aktivasi/Restriksi Wacana
Konsumen berita sebagai masyarakat umum
Tanggapan khalayak umum yang perlu di antisipasi
Shared beliefs dan Common sense
Bagan 1. Alur terjadinya wacana berita. (Disarikan dari Pan, Z & Kosicki, G.M (1993). Framing Analysis: An Approach to News Discourse. Political Communication, Vol 10, 55-75
Pan dan Kosicki pada jurnalnya menuturkan bahwa pemikiran dasar atas framing analysis adalah untuk melihat teks berita sebagai sebuah sistem yang rapi dalam mengidentifikasikan elemen-elemen yag terkandung dalam suatu teks dan menyediakan perangkat untuk mengolahnya (Pan and Kosicki 1993:56). Mereka juga membagi konsep bingkai dan proses analisis bingkai sebagai berikut 1)
Konsep Sosiologis
: Pada tataran ini yang dibutuhkan adalah
interpretasi atas sebuah teks yang memungkinkan pembaca untuk memposisikan pandangannya dan membuat anggapan pada hasil bacaannya. Hal yang umum yang dipakai dalam bingkai adalah metafora, tipe, slogan, penggambaran umum, dan gambar
10
2)
Konsep Psikologis
: Framing menekankan pada kemampuan
individu dalam proses kognitif sosial. Framing dianggap sebagai tahapan menempatkan informasi dalam konteks yang unik sehingga beberapa elemen mendapatkan porsi yang cukup untuk mendapatkan perhatian atas kemampuan individu dalam proses kognitifnya. 3)
Integrasi dan Pembedaan : Framing digunakan sebagai strategi atas
mengkonstruksi dan memproses wacana terutama wacana berita yang tersusun atas shared beliefs13 pada suatu masyarakat. Secara umum kerangka teori analisis bingkai atau framing analysis model Pan dan Kosicki dapat dijelaskan melalui penjelasan elemen-elemennya yaitu : 1) Sintaksis Bagian ini merupakan komponen utama dari suatu berita yang akan dibaca oleh masyarakat, yang akan menentukan berita menarik atau tidak untuk dibaca dikarenakan bagian ini menuntut kejelian wartawan dalam menyusun berita secara runut, bagian mana terlebih dahulu yang berusaha ditampilkan kepada pembaca, dengan kata lain struktur ini digunakan untuk menyembunyikan informasi penting agar pembaca lanjut terus menyimak berita sampai selesai. Unsur yang diamati antara lain pemilihan headline, pemakaian lead, pelataran informasi, kutipan yang diambil, sumber, pernyataan dan penutup akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu :
13
Shared Beliefs merupakan suatu bentuk kesepakatan yang diterima oleh sekelompok masyarakat dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi
11
1) Headline : Bagian ini sering disebut judul oleh pembaca, headline bersifat persuasif sehingga mengajak pembaca untuk menyimak kejadian atau peristiwa yang dimuat dalam berita. 2) Lead
: adalah penggalan berita yang umunya mencakup
topik utama. Terdiri atas tiga fungsi yaitu (1) menjawab rumus 5W+1H (who,what,when,where why dan how); (2) menekankan intisari cerita dengan menempatkan potongan berita secara global di posisi awal; (3) memberikan identifikasi secara cepat tentang pelaku, tempat dan kejadian atas suatu peristiwa dalam pemberitaan secara cepat. 3) Kutipan
: dalam struktur ini dilihat juga wartawan
mengutip apa saja dalam memperkuat suatu pemberitaan 4) Latar informasi
: dijadikan sebagai sandaran atas penulisan
berita, umumnya dipakai untuk memberi konteks agar suatu peristiwa lebih jelas ketika disampaikan kepada pembaca secara umum. Latar dipakai untuk menyediakan latar belakang atas
hendak
dibawa
kemana
suatu
teks
yang
dapat
mempengaruhi arti kata yang ingin ditampilkan. 5) Sumber, Kutipan, Pernyataan : sebagai pelengkap untuk memperkuat kejadian atau peristiwa di berita 6) Penutup
: akhir dari wacana berita,
pada tahap ini diharapkan pesan yang disampaikan wartawan selaku penulis berita dapat sampai secara sempurna.
12
2) Skrip/Penaskahan Struktur ini merupakan strategi wartawan dalam mengisahkan suatu berita dan bagaimana wartawan menyampaikan peristiwa. Pada struktur ini yang diamati adalah unsur kelengkapan berita yang menggunakan prinsip 5W+1H. Tematik Struktur ini berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam preposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Pada struktur ini pemahaman atas berita di pecah menjadi bentuk –bentuk yang lebih kecil. Tema merupakan wujud kesatuan yang dapat dilihat dalam teks agar tercapai suatu wacana yang koheren sehingga menimbulkan apa yang dinamakan oleh topik berita. Secara teori topik digambarkan sebagai proposisi, bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan berperan sebagai pembentuk kesadaran sosial. Topikalisasi wacana didukung oleh subtopik yang yang mendukung dan meperkuat topik utama sehingga di struktur ini dapat terlihat unsur linguistik yang diterapkan seperti yang akan dijelaskan dalam poin dibawah, yaitu ; 1) Koherensi Adalah pertalian antara kata, preposisi atau kalimat. Koherensi dapat menghubungkan dua kalimat atau proposisi yang
13
memiliki fakta yang berbeda sehingga tercipta makna yang padu walaupun kalimat yang disajikan merupakan sebuah pertentangan dengan menggunakan kata hubung. Berikut adalah contoh dari penggunaan koherensi pada berita politik. Karena lonjakan tingkat pengangguran dan membengkaknya pendatang gelap, aturan imigrasi diperketat oleh Sarkozy
Pada
kalimat
diatas
ditemukan
kesan
bahwa
akibat
pengangguran dan pendatang gelap, peraturan imigrasi di Prancis diperketat demi menahan laju arus imigran tidak resmi. Koherensi sendiri terdiri atas berbagai macam bentuk dan dapat terjadi secara terselubung karena berkaitan dengan bidang makna yang memerlukan interpretasi
2) Nominalisasi antar kalimat Bentuk ini merupakan pemberian sugesti kepada pembaca adanya generalisasi yang berhubungan dengan objek dalam suatu pemberitaan.
3) Bentuk kalimat Kalimat didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki pengertian yang lengkap, ada unsur yang dibicarakan, dinyatakan, yang akan disasar, sedangkan bentuk kalimat
14
sendiri di tatanan analisis wacana merupakan cara berpikir logis,
yaitu
prinsip
kausalitas
yang
intinya
adalah
menerangkan-diterangkan.
4) Kata ganti Elemen ini digunakan untuk menciptakan golongan kata imajinatif dan mengacu kepada sekelompok benda, manusia ataupun hal-hal lain demi menghindari pengulangan kata yang tidak perlu pada konteks yang sama. Kata ganti juga dapat menggambarkan
representasi
dan
hubungan
kedekatan
terhadap pihak yang diajak bicara atau pesan yang akan disampaikan. Pada suatu pernyataan, misalnya kata ganti kita yang digunakan seorang presiden dalam kampanye politiknya menggambarkan kesan ramah, hangat, keterbukaan dan semangat kerjasama dalam membangun suatu negara. Retoris Pada struktur ini yang dilihat adalah kelihaian wartawan dalam mengemas berita melalui cara menyampaikan pesan. Retoris sendiri berasal dari kata Retorika yang secara tradisional diberikan kepada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun dengan baik (Keraf 1986: 1). Penggunaan retorika sendiri juga erat kaitanya dengan membangun interaksi kepada pembaca, gaya apa
15
yang digunakan penulis berita bauk formal maupun santai. Perangkat framing yang digunakan dalam struktur ini yaitu: 1) Leksikon Perangkat framing ini sering disebut juga pilihan leksikal atau diksi yang digunakan untuk menyatakan ide, pikiran maupun gagasan, selain itu juga berfungsi untuk menilik permasalahan fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan. Pemilihan leksikal berkaitan juga mahirnya kemampuan berbahasa penulis dalam memperhalus maupun memperkasar suatu makna dari frase yang tersedia. Seperti dalam pemberitaan
terorisme sang
pelaku dihaluskan menjadi pejuang agamis, penebar teror; gerakan separatis memiliki kata lain seperti pejuang revolusi, gerakan kemerdekaan, kelompok pemberontak dan sebagainya. Pemilihan frase atau kata yang digunakan dalam menulis wacana dapat menunjukkan sikap maupun ideologi tertentu, sehingga dapat ditemukan berita yang memiliki kandungan fakta yang sama dapat di tuliskan dengan pilihan kata yang bermacam-macam.
2) Metafora Adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat : buaya darat, bujang lapuk, buah bibir (Keraf 1986:139). Metafora
16
digunakan sebagi penambah daya tarik atau bumbu dalam suatu wacana berita.
3) Pengandaian Dalam elemen wacana ini , pengandaian merupakan suatu pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks (Sobur 2012 :79) sehingga pernyataan yang ada dapat dianggap terpercaya dan tidak ada lagi hal yang dipertanyakan oleh pembaca. Di akhir penelitian, diharapkan bisa terangkum pola atau hasil dari analisis bingkai yang di gunakan oleh Le Nouvel Observateur. Beberapa aspek yang patut diamati antara lain (Jusic 2009 : 33). ASPEK BERITA
PENGERTIAN Mengapa peristiwa tersebut terjadi, apa
Asal masalahnya ? Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa Pelaku yang terlibat tersebut? Tindakan apa saja yang dilakukan oleh Aksi pelaku? Apa saja dampak yang ditimbulkan atas Konsekuensi peristiwa tersebut ? Apa saja pilihan yang ditawarkan untuk Pilihan masalah menyelesaikan masalah?
17
Penilaian secara moral tentang pelaku yang Penilaian Moral terlibat dalam wacana
Model analisis bingkai ini merupakan pengembangan lanjut dari model analisis wacana kritis oleh Van Dijk yang di kerjakan oleh Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki, sehingga walaupun menggunakan penamaan yang berbeda tetapi poin-poin yang digunakan berasal dari teori yang sama, sehingga kedua teori ini berjalan secara selaras dalam menganalisis berita melalui elemen-elemen yang telah dijelaskan diatas. 1.5. TINJAUAN PUSTAKA Konflik antara Israel – Palestina telah banyak diteliti oleh berbagai akademisi di banyak institusi pendidikan dan penelitian dengan berbagai pendekatan dan data. Pemberitaan mengenai konflik ini pun bisa dinilai “abadi” karena tiap hari pun berbagai media di seluruh dunia memberitakan hal ini sehingga data yang diperoleh menjadi beragam. Sampai tulisan ini dirilis, ada satu tesis mengenai wacana perang Israel – Palestina yang dibahas dalam lingkungan Fakultas Ilmu Budaya UGM, yaitu Sunarsih (2010) dalam tesis nya yang bertajuk “Analisis Wacana Kritis Terhadap Wacana Israel dan Palestina dalam Ensiklopedi Digital Microsoft Student Encarta 2009”. Topik yang dibahas dalam tesis ini adalah menilai kenetralan Microsoft Encarta dalam tulisan yang memuat konflik Israel – Palestina. Sunarsih
18
menggunakan teori deskriptif oleh Fairclough dengan analisis SFL oleh Van Leeuwen untuk melihat produksi teks. Arnaud Mercier dalam Jurnal Question de Communication membahas tentang liputan jurnalis tentang konflik Israel – Palestina yang berjudul “Journalistes et conflit Israélo – Palestinien, Malinformation mais pas Forcement Desinformation”. Dalam tulisannya ia menilai kenetralan media dalam pemberitaan konflik ditinjau dari sosiologi jurnalisme Ahmad Sirulhaq (2008) menulis “Ideologi Gender Bahasa Berita Samarinda Pos dalam Merepresentasikan Perempuan (Studi Analisis Wacana Kritis)” sebagai tesisnya. Siruhaq meneliti penggunaan bahasa Samarinda Pos dalam mempresentasikan perempuan di berita. Analisis Van Dijk digunakan untuk meneliti tentang unsur kebahasaan dalam sebuah teks. Amirotul Ro‟ifah (2013) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Wacana Kritis pada Headline Media Massa The Jakarta Post”. Pada tesis yang mengambil data dari harian berbahasa inggris The Jakarta Post Rofi‟ah meneliti tentang struktur kohesi dan koherensi dalam wacana pemberitaan kenaikan harga BBM dalam Headline koran tersebut menggunakan teori dari Fairclough Dalam sebuah tesis yang berjudul “Wacana Dalam Pemberitaan Pemilihan Walikota Tarakan”. Sungkono (2009) membahas tentang berita Pilkada di Tarakan oeh Radar Post. Pada tesis nya Sungkono menggunakan analisis wacana model Van Dijk dengan menekankan pada satu aspek yaitu aspek analisis teks
19
serta mengungkap praktik kebahasaan yang dilakukan oleh wartawan di koran tersebut pada masa sebelum dan sesudah kampanye. Varia Virdania Virdaus (2011) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Wacana Berita Dengan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki”. Varia membahas tentang pemberitaan konflik Pakistan dalam majalah Time dengan menggunakan analisis wacana model Van Dijk dan Analisis Bingkai oleh Pan dan Kosicki. 1.6. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini mengambil data dari situs elektronik majalah Le Nouvel Observateur pada tahun 2012 - 2013 yang memberitakan tentang konflik Israel – Palestina. Data yang di ambil berjumlah dua berita, satu berita pada bulan November 2012 yang bertajuk « Palestine reconnue à l‟ONU : Etats-Unis et Israël regrettent le vote » „Palestina diakui di PBB, Amerika Serikat dan Israel menyesali keputusan tersebut‟. Secara garis besar berita tersebut mengungkapkan hubungan antara pengakuan PBB terhadap status Palestina serta reaksi Israel dan Amerika Serikat mengenai status Palestina, didalamnya di jelaskan juga sikap Prancis terhadap keputusan PBB tersebut melalui pernyataan François Hollande, presiden Prancis . Berita kedua diambil pada bulan November 2013 dengan judul « A Ramallah, Hollande demande “l‟arrêt total de la colonisation” » „Di Ramallah, Hollande meminta penghentian total penjajahan‟. Pada berita tersebut Prancis melalui François Hollande menunjukkan keterlibatannya dalam menyelesaikan
20
konflik menancapkan pengaruhnya demi kedamaian di kedua negara tersebut. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan, yaitu penyediaan data, analisis data dan penyampaian hasil penelitian, dan diakhiri dengan kesimpulan atau penutup. 1) Tahap pertama : Penyediaan data yang diambil dari situs web majalah Le Nouvel Observateur. Data pada penelitian ini memiliki rentang waktu dari November 2012 yaitu pada saat Palestina mendapatkan status Negara pengamat di PBB dan November 2013 ketika Presiden Prancis melakukan kunjungan kenegaraan ke dua negara tersebut. 2) Tahap kedua : Penyusunan data berdasarkan waktu kejadian, serta analisis data dimulai pada tahapan ini yang membahas tentang status negara Palestina yang mulai mendapat pengakuan di dunia internasional serta keterlibatan Prancis dalam menyelesaikan konflik di Israel – Palestina. 3) Tahap Ketiga : Penyampaian hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan yang akan di jabarkan dalam bab tersendiri I.7. SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB I penelitian berfokus pada
latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian. Selanjutnya di BAB II pembahasan teori dan analisis mendalam terhadap data yang dipilih. Di BAB III berfokus pada hasil akhir dan kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan.
21