BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Mata rantai perekonomian dunia menuntut para pelakunya untuk terus
berkembang sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetitif yang ada di kalangan masyarakat. Perkembangan ini berdampak pada persaingan yang semakin ketat, terutama dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Kompleksitas persaingan pun meningkat karena kehadiran para pendatang baru dalam pasar. Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaku industri, selain harus peka terhadap perubahan yang terjadi perusahaan-perusahaan juga harus terus meningkatkan daya saing mereka agar bisa terus bertahan. Peningkatan daya saing perusahaan dapat dicapai dari beberapa aksi, salah satunya adalah dengan cara memenuhi pesanan pelanggan tepat pada waktunya. Bagi perusahaan yang bersifat make-to-order, pemenuhan order dengan harga yang kompetitif dan tepat waktu merupakan poin penting untuk mendapatkan penilaian kredibilitas yang baik oleh para pelanggan perusahaan. Kredibilitas perusahaan yang baik dapat meningkatkan posisi perusahaan dalam pasar dan meningkatkan kemungkinan penerimaan pesanan (order) yang lebih banyak sehingga profit perusahaan dapat meningkat pula. Selain itu, ketepatan waktu pemenuhan pesanan juga berdampak pada loyalitas pelanggan. Penjadwalan produksi memegang peran penting dalam ketepatan waktu pemenuhan pesanan yang dijelaskan di atas. Penjadwalan produksi yang kurang baik
2 dalam memenuhi pesanan dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian pesanan produk, besarnya work-in-process inventory, tingginya biaya produksi serta hilangnya kesempatan untuk menerima pesanan lainnya (loss sale) yang berakibat kerugian bagi perusahaan. Penjadwalan produksi juga terkait dengan masalah utilisasi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, khususnya mesin-mesin yang digunakan untuk produksi. Hingga saat ini, PT. Muliamakmur Elektrikatama menerapkan sistem penjadwalan produksi secara manual oleh bagian Estimator (subdivisi Sales Engineering) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi. Kesulitan terjadi saat permintaan pelanggan meningkat, sehingga banyak pekerjaan yang harus dijadwalkan. Akibatnya, terdapat sejumlah pesanan yang terlambat untuk diserahkan kepada pelanggan. Keterlambatan ini erat pula kaitannya dengan keterbatasan jumlah mesin produksi. Dengan sistem penjadwalan yang baik, keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan cara mengatur urutan job yang masuk ke dalam mesin berdasarkan lamanya waktu pemrosesan untuk tiap operasi job tersebut. Tata letak fasilitas perlu dirancang sedemikian rupa agar tidak menghambat jalannya produksi. Penanganan material (material handling) mempunyai kaitan yang sangat erat dengan susunan mesin-mesin produksi. Pola aliran material yang baik dan lancar mendukung tercapainya target waktu produksi sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Permasalahan intersection mengkibatkan delay, dan kemudian berdampak pada meningkatnya flow time untuk job serta idle time untuk mesin. Oleh karena itu, penulis merasa perlu memasukkan topik perancangan tata letak fasilitas (PTLF) dalam penelitian ini. Mengingat perkembangan teknologi informasi yang memberi banyak manfaat positif maka dirancang sebuah aplikasi sistem informasi penjadwalan produksi untuk PT
3 Muliamakmur Elektrikatama. Tujuan perancangan sistem ini antara lain untuk mempermudah dan mendukung aktivitas penjadwalan produksi pada perusahaan, meningkatkan keunggulan kompetitif, mencegah terjadinya keterlambatan pemenuhan pesanan pelanggan, dan menghasilkan informasi mengenai penjadwalan produksi yang bermanfaat melalui laporan yang dihasilkan oleh sistem.
1.2
Perumusan Masalah Permasalahan yang teridentifikasi pada PT Muliamakmur Elektrikatama dapat
diuraikan dalam beberapa poin berikut: •
Bagaimanakah rancangan tata letak fasillitas yang dapat mendukung proses produksi pada Mechanical Fabrication Department PT Muliamakmur Elektrikatama?
•
Bagaimanakah cara untuk menentukan jadwal produksi yang dapat mempersingkat waktu penyelesaian akhir untuk pekerjaan-pekerjaan pada PT Muliamakmur Elektrikatama melalui penjadwalan mesin?
•
Sistem informasi seperti apakah yang dapat mendukung aktivitas penjadwalan produksi dengan metode penjadwalan mesin yang diajukan bagi PT Muliamakmur Elektrikatama?
1.3
Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi pada : •
Penelitian dibatasi pada perancangan tata letak dan penjadwalan mesin pada Mechanical Fabrication Department PT Muliamakmur Elektrikatama.
4 •
Tata letak yang dibahas adalah tata letak mesin-mesin pada Mechanical Fabrication Department serta area-area yang mempunyai kaitan langsung dengan Mechanical Fabrication Department, yaitu Storage Area dan Electrical Fabrication Area.
•
Total waktu produksi tersusun atas waktu untuk pemindahan material yang dibutuhkan untuk produksi dan waktu permesinan untuk menghasilkan produk.
•
Data pesanan yang digunakan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terdapat pada proyek YMMWJ. Data ini digunakan untuk perhitungan penjadwalan. Proyek YMMWJ dipilih karena merupakan proyek yang paling sering muncul di PT Muliamakmur Elektrikatama.
•
Tiap proses diasumsikan bahwa produksi dilakukan dalam keadaan normal tanpa memperhitungkan gangguan-gangguan atau perubahan-perubahan yang ada, seperti mesin rusak, bencana alam atau kecelakaan kerja.
•
Waktu proses sudah termasuk waktu set up mesin.
•
Data waktu proses untuk setiap operasi didapatkan dari waktu baku yang telah ditetapkan berdasarkan standar perusahaan.
•
Metode penjadwalan mesin dibatasi pada teknik penjadwalan dengan menggunakan algoritma NEH (Nawaz, Enscore, Ham).
•
Pengembangan sistem informasi yang dilakukan hanya berupa perancangan sistem informasi untuk mendukung aktivitas penjadwalan produksi yang diusulkan.
5 1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah: •
Membuat rancangan tata letak fasilitas yang dapat mendukung proses produksi pada Mechanical Fabrication Department perusahaan.
•
Mencari metode penjadwalan mesin yang dapat mempersingkat waktu penyelesaian akhir untuk proyek-proyek yang diterima oleh perusahaan. Melalui metode penjadwalan mesin yang tepat, diharapkan terjadi penghematan dan peningkatan efisiensi terhadap sumber daya yang ada.
•
Membuat rancangan sistem informasi yang dapat mendukung aktivitas penjadwalan dengan menerapkan metode penjadwalan mesin yang sesuai.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : •
Memperbaiki tata letak fasilitas perusahaan, sehingga produksi bisa berjalan lebih lancar.
•
Membantu perusahaan dalam menjadwalkan produksi dengan lebih baik, sehingga produktivitas dan keuntungan perusahaan meningkat, serta waktu penyelesaian akhir menjadi lebih singkat.
•
Sistem informasi dapat membantu pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk penjadwalan produksi sehingga waktu penyelesaian dapat ditentukan secara akurat, mempermudah aktivitas penjadwalan, dan memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
6 1.5 1.5.1
Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang elektronika (pembuatan dan perakitan berbagai peralatan dan panel listrik). Perusahaan ini didirikan pada bulan Juli 1995 dengan nama PT Mulia Elektrika Agung. Setelah berkembang selama dua tahun dengan prestasi yang gemilang, pada bulan Juli 1997 nama perusahaan berubah menjadi PT Muliamakmur Elektrikatama dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar nomor 510/3-021/PERINDAGKOP & PMD/PB01/III/2007. PT Muliamakmur Elektrikatama berlokasi di Jl. Jababeka VIIIA, SFB Blok B 11 V, Kawasan Industri Cikarang, Desa Pasirgombong Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi dengan kode pos 17550. Semua divisi PT Muliamakmur Elektrikatama berada di satu Kawasan Industri Jababeka I - Cikarang sehingga tercipta suatu kondisi dimana
masing-masing divisi bisa saling mengisi dan bekerja sama
dengan baik. Dengan demikian, diharapkan akan dihasilkan panel listrik yang sempurna untuk diserahkan kepada pelanggan. Sumber daya manusia adalah syarat mutlak bagi kemajuan, maka PT Muliamakmur Elektrikatama didukung oleh tenaga-tenaga ahli yang terdidik, terampil, dan berpengalaman untuk mengikuti kemajuan dalam bidang teknologi kelistrikan. Supaya dapat menghasilkan box panel yang prima, PT Muliamakmur Elektrikatama selalu menggunakan alat kerja dan prasarana kerja yang memadai, mulai dari proses pemotongan, penekukan (bending), pelubangan, pengelasan, sampai tahap treatment dan pengecatan. Suasana kerja yang terbina dengan baik membantu staff dan karyawan PT Muliamakmur Elektrikatama untuk lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
7 Perusahaan umumnya memenuhi permintaan panel listrik untuk kebutuhan pabrik-pabrik atau kontraktor-kontraktor, antara lain PT Taiyo Sinar Raya Teknik, PT Sony Indonesia, PT Aldiguna, PT Mycom Indonesia, PT Naga Maseltraditama, dan lainlain. Sistem produksi yang diterapkan adalah sistem Make To Order (MTO), berarti bahwa produk akhir hanya dibuat bila perusahaan menerima pesanan dari pelanggannya. Divisi Quality Control PT Muliamakmur Elektrikatama senantiasa melakukan uji coba untuk setiap panel sebelum dikirimkan kepada pelanggannya. Selain itu, PT Muliamakmur Elektrikatama mempunyai divisi ”After-Sales Service” yang selalu siap kapan saja dan dapat membantu para pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motto PT Muliamakmur Elektrikatama yaitu: “Kepuasan para pelanggan adalah kebahagiaan bagi kami”.
1.5.2
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas pada Perusahaan Setiap anggota organisasi memegang wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda. Masing-masing berhak menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk menjalankan tugas sesuai dengan perintah kerja. Namun, setiap anggota juga memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya pada pemimpin di jenjang atasnya. PT Muliamakmur Elektrikatama memiliki susunan fungsi perusahaan sebagai berikut:
8
(Sumber: PT Muliamakmur Elektrikatama, 2008)
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Muliamakmur Elektrikatama
9 Penjelasan rinci mengenai wewenang dan tanggung jawab di setiap jenjang organisasi dijelaskan sebagai berikut :
a. President Director Presiden direktur pada PT. Muliamakmur Elektrikatama mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ini : ¾ Menentukan visi – misi perusahaan dan melakukan perencanaan strategis. ¾ Memimpin kegiatan perusahaan yang berada dalam peraturan perusahaan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan. ¾ Menentukan garis-garis kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. ¾ Menandatangani dokumen-dokumen atau surat-surat penting yang berkaitan dengan perusahaan, terutama dengan pihak eksternal.
b. Director ¾ Mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. ¾ Mendelegasikan tugas-tugas kepada para manajer. ¾ Bertanggung jawab kepada president director.
c. Financial Manager ¾ Menganalisis dan mengawasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. ¾ Mengawasi penagihan utang terhadap proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan.
10 ¾ Membuat neraca rugi laba perusahaan untuk setiap periode yang telah ditentukan.
Seorang Financial Manager mengepalai divisi keuangan yang berada di jenjang bawahnya, yaitu : 1. Accounting Bagian Accounting menangani urusan-urusan yang berhubungan dengan perpajakan dan perbankan. Accounting mengepalai dua sub divisi berikut : •
Finance Disebut juga sebagai kasir, karena bagian ini bertugas untuk melakukan pembayaran gaji kepada karyawan-karyawan perusahaan dan melakukan pembayaran terhadap barang-barang (komponen-komponen dan barangbarang kebutuhan kantor lainnya) yang dibeli oleh perusahaan.
•
Budget Controller Budget Controller merupakan bagian yang mengawasi dan menganalisis kesesuaian antara anggaran perusahaan dengan pengeluaran sebenarnya. Bagian ini juga memberikan informasi mengenai anggaran dan aktualnya kepada bagian Accounting.
d. General Manager ¾ General Manager bertanggung jawab mengawasi aspek operasional perusahaan secara umum.
11 Seorang General Manager mengepalai lima divisi operasional yang terdiri dari divisi Electrical Fabrication, Mechanical Fabrication, Procurement, Quality Control dan Personalia. Untuk setiap anggota dari divisi operasional, wewenang dan tanggung jawabnya dijelaskan sebagai berikut :
1. Electrical Fabrication Bertugas menangani perakitan (assembling) dan pemasangan kabel (wiring) ke box panel, terdiri dari beberapa sub divisi berikut : •
Busbar Department Busbar Department menangani pembuatan busbar mulai dari pemotongan, penekukan, dan pelubangannya.
•
Power Cable Department Power Cable Department menangani rangkaian kabel listrik untuk mengalirkan arus dari breaker atau komponen penghasil daya listrik.
•
Circuit Cable Department Circuit Cable Department menangani rangkaian kabel listrik yang digunakan untuk mengalirkan arus yang akan dipasang pada panel listrik.
•
Utility Bagian utility bertugas untuk menyelesaikan tahap mechanical setting pada production process chart.
•
Administration Bagian administrasi melakukan pencatatan tugas yang sudah dikerjakan, serta menulis bila ada klaim dan laporan yang dihasilkan divisi ini.
12
2. Mechanical Fabrication Bagian yang bertugas menangani pembuatan box panel untuk setiap proyek perusahaan, terdiri dari sub divisi berikut : •
Drafter Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar rinci untuk tiap box panel, berdasarkan gambar usulan dari sub divisi Drafter pada divisi Engineer.
•
Machine Department Orang-orang di bagian ini bertugas sebagai operator mesin yang terdiri dari mesin potong (cutting machine), mesin tekuk (bending machine), mesin pelubang (punching machine), dan mesin penekuk sudut (cornering machine).
•
Erection Department Divisi ini melakukan pengelasan pelat-pelat untuk membentuk sebuah box panel listrik.
•
Painting Department Bagian yang bertugas untuk menangani pengecatan (painting) box panel, mulai dari treatment, spray booth, sampai dengan pengecatan oven.
•
Quality Assurance Merupakan bagian yang bertugas untuk memastikan bahwa kualitas box panel yang dihasilkan telah sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan, dari sisi ukuran, bentuk, warna, dan kekuatan bahannya.
13
3. Procurement Procurement adalah divisi yang menangani pengadaan bahan baku, material komponen, peralatan, dan perlengkapan untuk keperluan produksi dan kantor. Sub divisi yang dipimpinnya sebagai berikut : •
Utility Bertugas untuk melakukan pemesanan komponen-komponen, peralatan, dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
•
Warehouse Keeper Bertugas
untuk
menerima
komponen
yang
datang
dari
supplier,
mengeluarkan komponen yang diminta bagian produksi, memeriksa kualitas komponen-komponen utama ataupun komponen-komponen pendukung yang disimpan di dalam gudang serta bertanggung jawab terhadap pendataan barang-barang di dalam gudang. •
Administration Bertugas untuk mengurus administrasi pemesanan komponen yang diperlukan oleh perusahaan.
4. Quality Control Divisi Quality Control bertugas untuk menjamin bahwa panel listrik yang dihasilkan dapat berfungsi dengan benar dan baik secara fisik, sesuai dengan apa yang telah dipesan oleh pelanggan, terdiri dari sub divisi berikut : •
Quality Assurance
14 Bertugas memeriksa apakah panel sudah baik atau belum secara fisik dan telah sesuai dengan gambar yang diberikan oleh divisi Engineering. •
Quality Control Bertugas untuk memeriksa apakah panel baik secara fungsional dengan melakukan pengujian terhadap panel listrik mulai dari kekuatan daya, tidak terjadi hubungan arus pendek, dan sebagainya.
5. Personalia Manager Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : ¾ Mengatur tata administrasi perusahaan. ¾ Menerbitkan surat-surat yang diperlukan oleh karyawan-karyawan. ¾ Menerima informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dari setiap divisi. ¾ Melakukan perekrutan, wawancara, dan persetujuan kontrak tenaga kerja. ¾ Mengelola absensi karyawan, menghitung tunjangan karyawan, dan kemudian diberikan kepada sub divisi Finance untuk penggajian.
Personalia manager mengepalai beberapa sub divisi sebagai berikut : •
Receptionist Resepsionis bertugas menerima tamu, menjawab dan melakukan panggilan telepon dari internal dan eksternal perusahaan. Selain itu juga menyampaikan pengumuman-pengumuman untuk bagian kantor maupun produksi.
15 •
Office Boy / Girl Bertugas untuk membersihkan lingkungan kerja, menyiapkan minuman untuk para karyawan dan tamu, serta menjalankan aneka tugas ringan lainnya.
•
Driver Bertugas sebagai supir, yang menjemput dan mengantar karyawan ataupun tamu perusahaan ke tempat-tempat yang dituju dengan menggunakan mobil perusahaan untuk kepentingan perusahaan. Namun ada juga supir yang ditugaskan untuk mengirimkan panel-panel listrik yang telah selesai dikerjakan kepada pelanggan yang memesan.
•
Security Guard Bertanggung
jawab
untuk
menjamin
keamanan
perusahaan
secara
keseluruhan.
e. Marketing Seorang Marketing Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: ¾ Menyusun rencana kerja pemasaran dan menyusun penugasan kepada sub divisi yang dipimpinnya. ¾ Membuat kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal yang terkait dengan pemasaran. ¾ Mengawasi kegiatan pemasaran agar sesuai dengan target dan kebijakankebijakan yang telah digariskan. ¾ Membuat laporan mengenai pemasaran dan bertanggung jawab kepada direktur perusahaan.
16
Bagian marketing memiliki sub divisi yang terdiri dari : 1. Engineering Membuat rancangan kasar panel listrik sesuai dengan deskripsi kebutuhan pelanggan (blue print), yang kemudian diberikan kepada Drafter untuk dibuatkan rincian gambarnya, yang selanjutnya akan disetujui / di-acc ulang oleh Engineer. Terdapat dua sub divisi Engineering, yaitu: •
Drafter Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar yang benar ukurannya dan menyertakan keterangan-keterangan yang diperlukan sesuai dengan blue print yang diberikan divisi Engineering. Selain itu, drafter bertugas mencatat data proyek yang telah disetujui pelanggan.
•
Administration Bertugas untuk membuat pencatatan daftar spesifikasi komponen dan jumlah unit yang dibutuhkan pada daftar gambar, serta memonitor tugas / task apa yang belum atau sudah dikerjakan.
2. Sales Engineering ¾ Bertugas untuk mencari proyek yang bisa dikerjakan melalui kontraktor. ¾ Mencari informasi ke bagian produksi mengenai kapasitas produksi perusahaan. ¾ Menyampaikan informasi mengenai proyek yang berhasil didapatkan kepada bagian Engineering untuk dibuatkan gambarnya.
17 ¾ Membuat jadwal produksi. Sales Engineering dibantu oleh dua sub divisi berikut: •
Estimator Bertugas untuk membuat perkiraan mengenai jumlah komponen yang diperlukan serta perkiraan harga proyek yang ditawarkan (disebut sebagai surat penawaran). Estimator juga membuat surat perintah gambar (SPG) bila surat penawaran telah disetujui oleh pelanggan.
•
Administration Bertugas untuk membantu menghubungi supplier untuk mendapatkan informasi harga beli komponen dan memastikan data harga yang dimiliki perusahaan tetap valid.
3. Maintenance Sales ¾ Melakukan instalasi panel listrik di tempat pelanggan. ¾ Membantu melakukan pengecekan kondisi panel listrik dan melakukan perbaikan bila ada permintaan / klaim dari pelanggan. Bagian ini dibantu oleh beberapa assistants untuk menangani after sales services.
18 1.5.3
Sistem Kerja
1.5.3.1 Hari dan Jam Kerja PT Muliamakmur Elektrikatama mempekerjakan karyawan kantor dan karyawan lantai produksinya berdasarkan kalender nasional. Berikut hari dan jam kerja yang diberlakukan di perusahaan:
1. Kantor Karyawan kantor bekerja dari hari Senin hingga hari Jumat. Pada hari Sabtu, Minggu, dan hari-hari libur nasional, karyawan kantor akan diliburkan. •
•
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Hari Jumat Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 – 13.00 WIB
2. Lantai Produksi / Pabrik Pada lantai produksi terdapat dua divisi utama yang bertugas untuk melaksanakan proses produksi panel, yaitu divisi mekanik dan divisi elektrik. PT Muliamakmur Elektrikatama memberlakukan jumlah shift kerja yang berbeda untuk kedua divisi tersebut dengan pertimbangan bahwa waktu yang diperlukan untuk membuat box panel lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk merakit kabel (wiring, oleh
19 divisi elektrik). Karyawan yang ditempatkan di lantai produksi bekerja dari hari Senin hingga hari Jumat. Pada hari Minggu dan hari-hari libur nasional, para karyawan diliburkan. Berikut rincian hari dan jam kerja untuk karyawan di lantai produksi: Divisi Mekanik •
Shift 1 –
–
•
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Hari Jumat Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 – 13.00 WIB
Shift 2 Jam Kerja Aktif
: Pukul 17.00 – 02.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 19.00 – 20.00 WIB
Divisi Elektrik •
•
Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Hari Jumat Jam Kerja Aktif
: Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat
: Pukul 11.30 – 13.00 WIB
20 1.5.3.2 Upah Upah yang diberikan oleh PT Muliamakmur Elektrikatama kepada karyawan lantai produksi telah disesuaikan dengan kebijakan UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Peningkatan diberikan setiap tahunnya kepada masing-masing karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan dari prestasi yang diperoleh. Perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) dan Tunjangan Akhir Tahun (TAT) yang ditentukan besarnya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Upah bagi karyawan diterima pada setiap akhir bulan. Selain itu, karyawan juga menerima tunjangan rutin berupa tunjangan untuk transportasi dan konsumsi yang diberikan setiap akhir pekan. Berikut rincian upah dan tunjangan rutin yang diterima: Upah kerja
: Rp 1.205.000,- / bulan
Tunjangan Rutin
: Rp 19.000,- / hari
21 1.5.4
Produksi
1.5.4.1 Produk PT. Muliamakmur Elektrikatama menghasilkan macam-macam produk panel elektrik sebagai berikut : ¾ Medium Voltage Panels ¾ Low Voltage Panels ¾ Control Panels / Instrument Panels ¾ Generator Synchronizing Panels ¾ Automatic Main Failure ¾ Automatic Transfer Switch ¾ Capacitor Bank Panels ¾ Motor Control Center Panels ¾ Transformer Cubicle
1.5.4.2 Material dan Komponen Material untuk membuat sebuah panel terdiri dari tiga (3) kategori, yaitu : 1. Komponen Utama Komponen utama merupakan komponen-komponen penting yang menyusun sebuah panel. Tanpa komponen-komponen utama ini, panel listrik tidak akan berfungsi. Terdiri dari : a. Breaker •
Molded Case Circuit Breaker (MCCB) MCCB merupakan breaker digunakan untuk panel dengan beban besar atau untuk kabel power.
22 •
Molded Circuit Breaker (MCB) MCB merupakan breaker yang digunakan untuk pengendalian / kontrol.
b. Cable Bedasarkan fungsinya, terdapat 2 jenis kabel, yaitu : •
Power Cable Power cable merupakan kabel yang digunakan untuk menyalurkan listrik.
•
Control Cable Control cable merupakan kabel wiring (serabut) atau kabel yang menghubungkan komponen yang satu dengan komponen lainnya.
Diameter kabel yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas panel yang diinginkan (kekuatan hantar arus yang diinginkan) dan disesuaikan pula dengan komponen-komponen lainnya (diperhatikan kompatibilitasnya). c. Relay Jenis relay yang digunakan adalah combined thermal overload relay. Relay ini berfungsi seperti saklar. Alat pemanas (heater) dihubungkan dengan mesin (motor) yang ada dalam panel. Jika terjadi tekanan atau panas yang berlebihan, maka relay akan melindungi mesin dengan cara mematikannya.
2. Komponen Pendukung Yang dimaksud dengan komponen pendukung ialah komponen-komponen yang berfungsi sebagai komponen pelengkap sebuah panel dan penghubung bagi komponen-komponen lain dalam panel. Komponen-komponen pendukung tersebut antara lain :
23 •
Lampu
•
Skun
•
Busbar
•
Insulator
•
Baut dan Mur
•
Selongsong (Vynil)
3. Pelat Aluminium Box panel merupakan rangka atau body panel yang terbuat dari pelat aluminium. Pelat-pelat aluminium diproses oleh bagian Mechanical Fabrication mulai dari proses pemotongan, pelubangan, penekukan, dan seterusnya hingga menjadi sebuah box panel yang utuh.
1.5.4.3 Mesin Mesin-mesin yang terdapat di lantai produksi Mechanical Fabrication Department PT Muliamakmur Elektrikatama yaitu sebagai berikut: 1. Shearing Machine Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong pelat-pelat aluminium. Pelatpelat aluminium ini digunakan sebagai bahan untuk membuat box panel. Jumlah mesin ini hanya satu (1) unit saja. 2. Punching Machine Merupakan mesin yang berfungsi sebagai pembuat lubang pada pelat yang telah dipotong. Lubang yang dibentuk bisa bervariasi ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Mesin dioperasikan secara manual. Terdapat 1 unit mesin ini di lantai produksi.
24 CNC Punching Machine memiliki fungsi yang sama dengan Punching Machine yang diuraikan sebelumnya. Hanya saja, CNC Punching Machine dioperasikan secara otomatis dan memiliki kecepatan serta tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Punching Machine manual. Namun, daya listrik yang digunakan tentunya lebih besar pula. Mesin ini berjumlah 1 unit dan belum digunakan secara rutin. 3. Bending Machine Bending
Machine
atau
Mesin
Tekuk
digunakan
untuk
menekuk
atau
membengkokkan pelat aluminium sehingga bentuk box panel yang diinginkan dapat diperoleh. Bending Machine ini hanya ada 1 unit. 4. Welding Machine Disebut pula Mesin Las. Mesin Las digunakan untuk menyambung pelat-pelat aluminium hingga membentuk box panel. Terdapat 4 unit Welding Machine. 5. Steel Sheet Treatment Machine Steel Sheet Treatment Machine ialah mesin atau alat yang digunakan untuk melakukan tahap box treatment. Bentuk mesin ini adalah bak yang berisi cairan kimia dan alat yang digunakan untuk menjepit / mengangkat box yang akan dicelupkan. Jumlah bak yang ada sebanyak 4 unit/ set. 6. Spray Booth System Spray Booth System merupakan sistem yang digunakan saat proses pengecatan box panel. Oven merupakan mesin yang digunakan pada tahap pengecatan box panel. Kelebihan pengecatan oven adalah warna yang lebih tahan lama dan tidak mudah mengelupas.
25 1.5.4.4 Proses Produksi Aliran proses produksi pada PT Muliamakmur Elektrikatama merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pesanan-pesanan panel pelanggannya (proyek). Gambar berikut menunjukkan tahap-tahap pengerjaan yang harus ditempuh :
(Sumber: PT. Muliamakmur Elektrikatama, 2008)
Gambar 1.2 Production Process Chart pada PT Muliamakmur Elektrikatama
Pembuatan panel listrik ini dibagi ke dalam dua kelompok kerja utama yaitu divisi mekanik dan divisi elektrik. Divisi mekanik berhubungan dengan pembuatan box panel, meliputi tahap material cutting, punching, press forming, welding, box treatment, dan painting. Sedangkan divisi elektrik berkaitan dengan perakitan (assembling) komponen-komponen kabel dan sirkuit ke dalam box panel.
26 Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan deskripsi mengenai setiap tahap pengerjaan pada production process chart di atas : 1. Housing Housing merupakan proses penerimaan material berupa pelat aluminium dan komponen-komponen dari supplier ke gudang pabrik. Saat penerimaan, bagian gudang harus melakukan pengecekan terhadap kesesuaian antara surat jalan dan barang yang diterima, serta pengecekan terhadap kualitas barang. 2. Material Cutting Material untuk membuat box panel berupa pelat-pelat aluminium yang dipotong sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Pemotongan pelat ini dilakukan dengan menggunakan Shearing Machine. 3. Punching Punching merupakan proses pelubangan pelat-pelat yang telah dipotong pada langkah sebelumnya. Pada sebuah box panel terdapat banyak sekali lubang yang digunakan untuk ventilasi udara dari dan ke dalam box panel. Pembuatan lubang atau punching dikerjakan dengan memakai Punching Machine (manual) atau CNC Punching Machine (otomatis). 4. Press Forming Pada tahap ini, pelat-pelat yang telah dilubangi tadi ditekuk dengan menggunakan Bending Machine. Penekukan ini bertujuan untuk memberikan bentuk pada box panel sesuai dengan gambar yang diberikan. 5. Welding Pelat-pelat yang telah dipotong, dilubangi, dan ditekuk kemudian disambung (dirakit) melalu proses pengelasan. Operator merangkai pelat-pelat menjadi
27 bentuk box dan kemudian dilas dengan menggunakan Welding Machine. Pengelasan membutuhkan ketelitian yang tinggi dari operatornya dan memakan waktu relatif lama dibandingkan dengan proses lainnya. Pada tahap ini, box panel listrik sudah menjadi bentuk akhir. 6. Box Treatment Box treatment merupakan proses pencelupan box panel ke dalam cairan kimia agar box tersebut tahan karat. Steel Sheet Treatment Machine yang dipakai untuk treatment ini terdiri dari empat (4) bak pencelupan. Proses pencelupannya dilakukan secara bertahap dari bak yang pertama hingga yang keempat untuk menghasilkan box tahan karat dengan sempurna. 7. Painting Setelah proses pencelupan dan pengeringan, selanjutnya box akan dicat sesuai dengan warna yang diinginkan pelanggan. Pengecatan menggunakan spray booth system dan setelah itu box akan dimasukkan ke dalam oven. Sistem pengecatan seperti ini menghasilkan warna yang lebih merata dan halus serta warna melekat dengan sempurna (tidak mudah mengelupas). 8. Q/A Cubicles Box panel yang telah dicat akan diperiksa oleh bagian Quality Assurance departemen Mechanical Fabrication. Fokus pemeriksaan disini adalah box secara fisik, yaitu kesesuaian ukuran, warna, dan bentuk box panel dengan yang tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka box akan diproses ulang sampai memenuhi kriteria yang diinginkan.
28 9. Mechanical Setting Pada proses ini dilakukan pemasangan papan-papan penyangga untuk swicth, circuit breaker, relay, dan komponen lainnya ke dalam box; termasuk rakitanrakitan komponen panel. Pemasangan pintu panel juga dilakukan di tahap ini. 10. Assembling Busbar Busbar atau pelat tembaga berfungsi sebagai alat penghantar listrik yang dipakai bersama-sama (joint) oleh switchboard, distribution panel, dan rangkaian elektrik lainnya. Pelat tembaga ini dipotong, dicetak (press), dan dilubangi oleh mesin Busbar Cut, Press, and Punch Machine. Pada busbar dipasang insulator sebagai pelindung agar arus listrik tidak melebihi batas normal dan tidak merambatkan arus ke logam-logam di sekitarnya. Hasil rakitan busbar dimasukkan ke papan penyangga yang sudah ada di dalam box. 11. Assembling Power Conductor Hasil rakitan circuit breaker dan rangkaian listriknya disusun dan disambungkan dengan komponen-komponen lain di dalam box. 12. Assembling Control Wiring Terakhir, dilakukan pemasangan kabel-kabel yang menghubungkan semua komponen-komponen yang ada agar dapat menghantarkan listrik sehingga panel bisa berfungsi dengan baik. 13. Q/A Assembling Proses ini meliputi pemeriksaan perakitan panel listrik yang sudah jadi, apakah komponen-komponen sudah dipasang pada posisi yang benar atau tidak, memperhatikan susunan kabel, serta mengecek apakah jenis dan tipe komponen yang dipakai berada dalam kondisi baik.
29 14. Testing Pengujian dilakukan untuk memastikan apakah panel listrik dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian ini terdiri dari switch board tester, single phase protective relay tester, three phase protective relay tester, power quality analyzer, insulation resistance tester, dan infrared thermometer. 15. Packing Panel yang telah melalui proses pengujian dan dinyatakan layak, dibungkus (packing) dengan menggunakan plastik transparan agar kondisinya tetap terjaga baik saat diterima oleh pelanggan. 16. Delivery Produk panel yang telah dibungkus rapi dimasukkan ke dalam truk, siap untuk diantar ke tempat pelanggan.
30 1.5.5
Tata Letak Fasilitas Produksi Mesin-mesin yang terdapat di lantai produksi PT Muliamakmur Elektrikatama
disusun berdasarkan fungsinya. Penyusunan seperti ini dikenal dengan process layout. Dalam tata letak menurut macam proses ini jelas sekali bahwa semua mesin dan peralatan yang mempunyai ciri-ciri operasi yang sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak berdasarkan proses ini sesuai untuk digunakan industri manufaktur yang bekerja dengan jumlah dan volume produksi yang relatif kecil dan terutama untuk jenis produk yang tidak standar. Tata letak seperti ini terasa lebih fleksibel dibandingkan dengan tata letak berdasarkan aliran produk, di mana product layout lebih sesuai untuk mass production.
1.5.6
Analisis Sistem Berjalan Selama ini, aktivitas penjadwalan produksi pada PT Muliamakmur Elektrikatama
dilakukan secara manual oleh staf Engineering sesuai dengan urutan proyek yang masuk ke perusahaan (berdasarkan tanggal pesan). Pembuatan jadwal dan laporan produksi dibantu dengan software Microsoft Office Excel. (1) Kegiatan dimulai pada saat staf Drafter menerima Surat Persetujuan Proyek yang telah ditandatagani oleh pelanggan. (2) Staf Drafter kemudian memberikan catatan proyek baru kepada staf Engineering agar dibuatkan jadwal produksinya. (3) Lalu, staf Engineering akan menanyakan informasi mengenai ketersediaan mesin untuk produksi kepada Kepala Bagian (Kabag.) Divisi Mekanik. (4) Kepala Bagian Divisi Mekanik akan memberikan informasi mengenai target penyelesaian proyek yang sedang dikerjakan di lantai produksi. (5) Dari informasi ini, kemudian staf Engineering
31 membuat jadwal produksi untuk proyek yang diterima dari staf Drafter. Jadwal produksi ini diberikan kepada Kabag. Divisi Mekanik untuk direalisasikan. (6) Hasil produksi dari Divisi Mekanik akan diserahkan ke Divisi Elektrik. (7) Pada akhir periode, Kabag. Divisi Mekanik akan membuat laporan kepada pihak manajemen PT Muliamakmur Elektrikatama.
Gambar 1.3 Rich Picture Sistem Berjalan
Masalah dalam Sistem Berjalan Berikut
permasalahan
yang
teridentifikasi
pada
sistem
penjadwalan
PT
Muliamakmur Elektrikatama saat ini: -
Sistem penjadwalan secara manual mengakibatkan sejumlah proyek terlambat dikerjakan.
32 -
Tidak ada kepastian kapan sebuah jadwal produksi akan dimulai dan selesai. Hal ini berpengaruh pada jadwal produksi selanjutnya dan aktivitas pengadaan material. Jika jadwal terlalu cepat direalisasikan, maka ada kemungkinan terjadi kekurangan komponen karena komponen yang dipesan belum diterima dari supplier. Sementara, jika jadwal ternyata lebih lambat direalisasikan daripada yang seharusnya, maka akan terjadi penumpukan komponen di gudang. Hal ini akan meningkatkan biaya simpan.
-
Data yang tidak terintegrasi mengakibatkan tidak efisiennya aktivitas penjadwalan produksi pada perusahaan.
-
Data mengenai waktu standar operasi yang telah dibuat tidak dimanfaatkan oleh perusahaan dalam perhitungan jadwal.
-
Dokumentasi data pesanan (proyek) dalam bentuk kertas membuat proses pembuatan jadwal menjadi lama dan adanya risiko dokumen hilang atau lupa diberikan.
-
Besarnya pertimbangan individual dalam aktivitas penjadwalan.
-
Penjadwalan produksi dilakukan (memilih berdasarkan dokumen) per proyek, sehingga waktu menganggur menjadi tinggi.
Kebutuhan Informasi Informasi yang dibutuhkan untuk melakukan penjadwalan produksi pada PT Muliamakmur Elektrikatama meliputi: proyek yang diterima dan yang akan dijadwalkan, rincian produk yang dipesan dalam tiap proyek, waktu standar operasi untuk mengerjakan setiap item yang di pesan, dan informasi ketersediaan mesin.