Bab 1 Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm
dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Sehingga dalam berkomunikasi sering kali terjadi kesalahpahaman, seperti salah pemilihan kata yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman diantara penutur dan petutur. Dalam bahasa Jepang banyak sekali ragam dalam pemilihan kata yang menunjukkan penutur atau petutur itu orang yang akrab, tidak terlalu akrab, atasanbawahan, senpai-koohai atau senior-junior, maupun orang tua-anak muda. Bahasa Jepang memiliki ragam bahasa hormat atau keigo (敬語) yang dapat mengungkapkan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang ketiga. Keigo (敬語) merupakan bahasa sopan dalam bahasa Jepang, seperti yang telah dipaparkan oleh Mizutani (1987, hal.1), bahwa keigo (敬語) berkembang sebelum Perang Dunia ke II dan hanya digunakan di kalangan keluarga kaisar. Tetapi pada masa Perang Dunia ke II keigo (敬語) juga berkembang ke luar lingkungan keluarga kaisar. Penggunaan keigo (敬語) memiliki perbedaan yang sangat signifikan pada saat sebelum dan sesudah Perang Dunia ke II. Setelah Perang Dunia ke II berakhir, masyarakat Jepang lebih demokratis dalam menggunakan bahasa, termasuk dalam penggunaan keigo (敬語).
Ragam bahasa hormat keigo (敬語) terdapat faktor penentu dalam penggunaannya. Adapun faktor penentunya adalah keakraban, umur, hubungan sosial, status sosial, jenis kelamin, anggota dalam grup dan situasi. Terdapat tiga jenis keigo (敬語), yaitu sonkeigo (尊敬語)dan kenjoogo (謙譲語)dan teineigo (丁寧語), tetapi dalam skripsi ini penulis akan memfokuskan pada penggunaan sonkeigo (尊敬語)dan kenjoogo (謙譲語).
Menurut Mizutani, (1987, hal.1) sonkeigo (尊敬語) digunakan kepada sesuatu yang berhubungan dengan atasan sebagai orang yang lebih tua usianya atau lebih tinggi kedudukannya dan yang berhubungan dengan lawan bicara (termasuk aktifitas dan segala sesuatu yang berkaitan dengan orang tersebut), Selain itu sonkeigo (尊敬語) digunakan ketika berbicara secara langsung yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan
bicara.
Seperti
contoh
かいじょうに いらっしゃいます
kalimat
berikut,
先生は
てんらんかいの
dan 社長は もう きょうの しんぶんを
およみに なりましたか. Sedangkan menurut Mizutani, (1987, hal.1) kenjoogo (謙譲語) digunakan untuk menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara dengan cara merendahkan diri sendiri, ketika seorang bawahan berbicara dengan orang lain dari kantor yang berbeda maka bawahan tersebut menggunakan ragam kenjoogo (謙譲語). Seperti contoh kalimat berikut, すみません、私は そのこと が ぞんじて いません dan ちょっと おたずね したいんですが. したいんですが.
Karena sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) sering sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, maka sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) perlu untuk dipahami. Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan komunikasi sehari-hari pada masyarakat Jepang. Dan, dalam menggunakan sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) ini sering sekali terjadi kesalahan, seperti kurang pemahaman dari si pemelajar, kurang penjelasan dari guru, dan lain-lain, yang dilakukan oleh pemelajar asing khususnya. Kajian penelitian tentang sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) yang dilakukan oleh Siti Nurheha, pada tahun 2011 dengan judul Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menggunakan Keigo. Siti Nurheha membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya kesalahan dalam menggunakan verba keigo (敬語).
Selain itu, pembahasan tentang sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) yang dilakukan oleh Christian Dian Sastra pada tahun 2010, meneliti tentang Analisis Deskriptif Sonkeigo dan Kenjougo Dalam Film Dorama : Attention Please. Dalam skripsi tersebut membahas tentang konteks seperti apa yang digunakan dalam film dorama Attention Please kaitannya dengan sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis akan meneliti tentang penggunaan ragam keigo (敬語) yaitu sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan tema analisis kesalahan mahasiswa semester 8 dalam menggunakan sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) tahun ajaran 2011/2012.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester 8 ketika menggunakan sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語). 1.2
Rumusan Permasalahan Perumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah analisis kesalahan penggunaan
verba sonkeigo dan kenjoogo.
1.3
Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini, yaitu penelitian ini hanya
menganalisis kesalahan apa saja yang muncul dalam menggunakan verba sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Bina Nusantara semester 8 tahun ajaran 2011/2012.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan mahasiswa semester 8
tahun akademik 2011/2012 dalam menggunakan sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語). Manfaat penelitian ini adalah agar mahasiswa Sastra Jepang semester 8 Universitas Bina Nusantara diharapkan dapat memberikan pengetahuan apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan verba sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語).
1.5
Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode deskriptif analitis,
yang didukung dengan data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah angket yang akan disebarkan kepada responder yaitu mahasiswa semester 8 tahun akademik 2011/2012 Universitas Bina Nusantara. Dengan menyebarkan instrumen penelitian berupa soal tentang sonkeigo (尊敬語) dan kenjoogo (謙譲語), sehingga dapat memperoleh suatu gambaran yang berhubungan dengan tema penelitian dan dapat di analisis, sehingga mendapatkan jawaban untuk masalah yang telah dirumuskan. Untuk instrumen penelitian, terdiri dari soal-soal seperti di dalam angket tersebut terdapat dua jenis soal yang berbeda, pada soal bagian pertama penulis memberikan tabel yang harus diisi oleh responden dan pada bagian kedua melengkapi percakapan dan penulis memberi tempat untuk responden menulis alasan memilih jawaban yang telah ditulis. Sebelum angket disebarkan ke responden, angket terlebih dahulu diperiksa oleh native speaker, setelah diperiksa oleh native speaker, lalu angket disebarkan ke responden. Setelah data berupa angket sudah didapat, angket tersebut akan diuji validitas dan reabilitas dengan menggunakan program SPSS. Program SPSS, merupakan program untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal-soal angket yang telah disusun oleh penulis. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas soal angket, dapat dilihat di bagian lampiran skripsi ini. Kemudian,
langkah-langkah
penelitian
selanjutnya
adalah
penulis
akan
mengumpulkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Dan selanjutnya penulis
akan menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh responden, dengan menggunakan metode deskriptif analitis.
1.6
Sistematika Penelitian Bab 1 Pendahuluan, pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang, rumusan
permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematik penulisan penelitian. Bab 2 Landasan Teori, pada bab ini penulis akan mengumpulkan dan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis pada bab 3. Teori-teori tersebut yaitu, Teori Keigo (尊敬語 (sonkeigo) dan 謙譲語 (kenjoogo)), Konsep Penyebab Kesalahan Berbahasa, Teori Parameter Keigo, dan Konsep Belajar. Bab 3 Analisis Data, pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang sudah didapat penulis. Kemudian penulis akan menghubungkan hasil dari analisis data dengan teori-teori yang telah didapat penulis yang ditulis di bab 2. Bab 4 Simpulan dan Saran, pada bab ini penulis akan menuliskan simpulan dari seluruh penelitian. Dari simpulan tersebut, penulis akan memberikan saran yang berguna bagi para pembaca. Bab 5 Ringkasan, pada bab ini penulis akan meringkas inti penelitian dalam skripsi ini.