BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Manusia hidup di suatu kevariasian yang terbaur didalam suatu lingkungan yang
memiliki perbedaan kerelasian. Bentuk kerelasian tersebut yakni seperti halnya kerelasian antar diri sendiri, kerelasian dengan sesama, kerelasian dengan Tuhan. Kerelasian merupakan suatu bentuk wujud pertalian hubungan manusia dalam kehidupan, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam kehidupan yang tidak nyata atau abstrak. Sehingga kerelasian tersebut dapat menumbuhkan keterkaitan satu dengan yang lainnya yang dapat saling mempengaruhi baik dalam kehidupan individunya atau pribadinya, individu dengan sesama maupun individu dengan Tuhan (gaib). Dapat kita ketahui melalui teropong penglihatan manusia bahwa orang – orang beriman yang pada akhirnya mengelompokan pada suatu lembaga keagamaan, seperti Islam, Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu, Budha dan khonghucu. Agama merupakan realitas sosial yang di dalamnya terkandung aspek ajaran yang bersifat normative dan doctrinal, melainkan juga terdapat variabel pemeluk, lembaga keagamaan, tempat suci serta bangunan ideologi yang dibangun dan dibela oleh para pemeluknya. Dengan demikian dapat kita sadari bahwa kehidupan manusia tersebut adalah kehidupan yang tidak dapat lepas dari apa yang menjadi kepercayaan dan yang dianut yakni agama atau religi, sebagai penuntun dan pedoman hidup seseorang. Dan dengan banyaknya proporsi kehidupan beragama bagi pemeluk penganut agama di Indonesia merupakan bukti nyata kereligian seseorang dalam kehidupannya di suatu negara.
1
2
Dengan begitu banyaknya kemajemukan usaha atau bisnis yang dijalankan oleh para pengusaha, maka sikap seorang entrepreneur sangat berpengaruh dalam mengelolah usahannya. Yang dilihat dari ciri – ciri entrepreneurship, yakni memiliki kepercayaan diri, berorientasi pada tugas hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, dan berorientasi ke masa depan. Dan peranan religi yang ditilik dari penghayatan iman dalam kehidupan nyata, yang merupakan suatu bagian dari faktor peranan yang dapat mempengaruhi dan membentuk sikap dan sifat seseorang baik dalam berwirausaha maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Penghayatan iman ini, yakni dapat dengan mencintai dengan tulus, menahan dan mengendalikan diri, rendah hati dan mengampuni, setia pada kebenaran dan berlaku arif dan bijaksana. Menurut Alistair R. Anderson, Sarah L. Drakopoulou-Dodd, Michael G. Scott. (2000), Religion as an environmental influence on enterprise culture - The case of Britain in the 1980s, (ON LINE), www.proquest.umi.com, 17 September 2006, mengatakan bahwa
“ Anderson, Drakopoulou-Dodd, and Scott explore the role of religion in the formation and development of the enterprise culture. The approach is that of legitimization leading to an increase in environmental munificence. They argue that entrepreneurial activity was encouraged by the use of an entrepreneurial theology specifically articulated by Margaret Thatcher. Parallels are drawn to Max Weber's work on the Protestant work ethic, particularly in the way that he argued that changes in the socio-cultural framework of theology allowed, permitted and encouraged entrepreneurial action in what he called the new rational capitalism. Different aspects of the theological underpinnings of enterprise are discussed. The key findings are that religion played a significant role. It provided a Thatcherite rhetoric which became a moral crusade which was passionately pursued. Entrepreneurship was thus elevated to a new moral high ground; this was in spite of the strongly contested views of the Church “ . Anderson, Drakopoulou-Dodd, dan Scot membahas secara mendalam mengenai peranan agama didalam pembentukan dan pengembangan budaya usaha atau perusahaan. Pendekatannya adalah pada orang yang menjadi dasar untuk mencapai peningkatan didalam suatu lingkungan yang bebas dari kesulitan. Mereka beragumen atau berpendapat bahwa kegiatan usaha didorong oleh penggunaan ajaran agama yang telah disampaikan secara
3
jelas oleh Margaret Thatcher. Pendapat serupa diperoleh dari atau yang sejalan dengan pendapat mereka yang diperoleh dari karya Max Weber tentang etika kerja orang Protestan, khususnya bagaimana ia berpendapat bahwa perubahan struktur budaya masyarakat suatu agama memperbolehkan, mengizinkan dan mendorong kegiatan bisnis yang disebut sebagai kapitalisme nasional yang baru. Berbeda atau bermacam-macam aspek yang mendukung bisnis secara agama didiskusikan. Ini memungkinkan tulisan atau membicarakan dalam ritual agama yang sifatnya memberikan atap atau memberikan perlindungan yang menjadi dasar moral bagu perjuang yang sangat diinginkan atau dicari. Kewirausahaan atau masalah yang terkait oleh bisnis, akhirnya akan meningkat kedudukannya menjadi dasar moral yang tinggi; hal ini berkembang dengan pandangan gereja yang diperjuangkan. Dengan adanya kutipan tersebut dapat memberikan gambaran nyata, bahwa adanya peranan religi dalam suatu usaha aatau bisnis yang dilakukan oleh seorang entrepreneur. Maka dengan adanya penelitian tersebut, secara tidak langsung penulis ingin memberikan gambaran adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan ciri–ciri entrepreneurship pada umumnya. sehingga penelitian ini berjudul ANALISIS KETERKAITAN ANTARA NILAI-NILAI RELIGI DALAM PENGHAYATAN IMAN
DENGAN
CIRI-CIRI
ENTREPRENEURSHIP PADA ENTREPRENEUR DI
WILAYAH JAKARTA SELATAN
1.2
Identifikasi Masalah 1. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan ciriciri entrepreneurship atau kewirausahaan pada seorang entrepreneur? 2. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan rasa percaya diri yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur?
4
3. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan berorientasi pada tugas dan hasil yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri
entrepreneurship pada seorang entrepreneur ? 4. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan pengambilan
resiko
yang
merupakan
salah
satu
bagian
dari
ciri-ciri
entrepreneurship pada seorang entrepreneur ? 5. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan kepemimpinan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur? 6. Adakah hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan berorientasi ke masa depan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri
entrepreneurship pada seorang entrepreneur?
1.3
Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan ciri–ciri entrepreneurship dari beberapa seorang
entrepreneur. 2. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan rasa percaya diri yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur. 3. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan berorientasi pada tugas dan hasil yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur.
5
4. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan pengambilan resiko yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur. 5. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan kepemimpinan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur. 6. Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman dengan berorientasi ke masa depan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur.
1.4
Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Pengusaha Memberikan gambaran indikat dengan ada atau tidaknya hubungan dari suatu nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan ciri-ciri
entrepreneurship pada seorang entrepreneur dalam menggeluti dunia usaha atau bisnis. b. Bagi Pembaca 1. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan ciri–ciri entrepreneurship dari beberapa seorang entrepreneur. 2. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan rasa percaya diri yang
6
merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang
entrepreneur. 3. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan berorientasi pada tugas dan hasil yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur. 4. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan pengambilan resiko yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang
entrepreneur. 5. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan kepemimpinan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang
entrepreneur. 6. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang realita kehidupan beragama, dengan ada atau tidaknya hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di kehidupan nyata dengan berorientasi ke masa depan yang merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri entrepreneurship pada seorang entrepreneur. c.
Bagi Penulis 1. Hasil penelitian dapat memberikan ada atau tidaknya maupun kuat atau lemahnya suatu hubungan antara nilai-nilai religi dalam penghayatan iman di
7
kehidupan
nyata
dengan
ciri–ciri
entrepreneurship
pada
seorang
entrepreneur. 2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu pada jurusan ekonomi manajemen Universitas Bina Nusantara.
1.5
Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulis memilih topik ini, identifikasi masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam penulisan ini, tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penulisan ini serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan definisi-definisi yang terkait pada judul topik pembahasan yaitu ” Analisis Keterkaitan Antara NilaiNilai Religi Dalam Penghayatan Iman Dengan Ciri-Ciri Entrepreneurship Pada
Entrepreneur Di Wilayah Jakarta Selatan ” serta kerangka pemikiran. BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN Pada bab ini menjelaskan tentang profil responden, model atau teknik analisis masalah, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil pengumpulan data, deskripsi data responden, hasil uji validitas, hasil pengumpulan data kuesioner dan analisi korelasi. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan dan pemberian saran.