BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu entitas ekonomi yang dibentuk dan didirikan untuk menghasilkan laba. Entitas ekonomi tersebut dianggap akan terus beroperasi secara berkesinambungan selama masa yang tidak tertentu (going concern). Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba, dimana laba merupakan bagian dari laporan keuangan yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para investor dan kreditor (Haruman, 2008). Tujuan lain dari perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dari pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan menurut Brigham dan Borolla (2011) dalam Bernandhi (2013).
Peningkatan nilai
perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Semakin tinggi harga suatu saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dalam menjalankan usaha, pemegang saham sebagai pihak prinsipal melimpahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer sebagai pihak agen dengan harapan bahwa manajer bertindak atas nama pemilik untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun seringkali pihak manajer perusahaan mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik antara 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi ini biasanya disebut dengan konflik keagenan (agency conflict), dimana manajer berfungsi sebagai agent dan shareholder sebagai principal. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional (Haruman, 2008) Kepemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen Suranta dan Midiastuty (2003) dalam Susanti (2014). Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen akan mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajemen akan termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan adalah hubungan nonmonotonic yang muncul karena adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka berusaha melakukan pensejajaran kepentingan dengan outsider ownership dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan meningkat. Kepemilikan saham oleh manajer dengan kepemilikan >10% merupakan kepemilikan saham yang signifikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 Pasal 144, menyatakan direksi, dewan komisaris, atau satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (10%) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Kepemilikan saham yang signifikan oleh manajer menandakan manajer mempunyai status ganda, yaitu sebagai pemilik dan pengelola. Status ganda menandakan seolah manajer memonitor diri sendiri sehingga memudahkan jalan manajer untuk mencapai kepentingan pribadi. (Sulistiono, 2010) menyatakan manajer akan mengambil kebijakan yang paling menguntungkannya baik sebagai manajer dan pemegang saham atau harus mengorbankan salah satu kedudukannya tersebut demi kebijakan yang dapat menguntungkannya. Jika manajer mencapai kepentingan pribadi dengan mengorbankan nilai perusahaan, kemungkinan nilai perusahaan turun. Peningkatan atau memaksimalkan nilai perusahaan dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan memberikan suatu kebijakan tersendiri dimana manajer dituntut untuk membuat keputusan yang memperhitungkan kepentingan semua stakeholder. Agency problem selain dipengaruhi oleh struktur kepemilikan manajerial juga dipengaruhi oleh struktur kepemilikan institusional. Keberadaan struktur kepemilikan institusional dapat mengurangi adanya agency problem. Agency problem menurun karena adanya penerapan sistem monitoring yang dilakukan oleh para investor seperti : dana pensiun, perusahaan asuransi dan perseroan terbatas maupun institusi independen yang memiliki otoritas untuk memberikan penilaian kinerja kepada manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Kepemilikan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan memanfaatkan informasi, serta dapat mengatasi konflik keagenan karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional maka segala aktivitas perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi atau lembaga. Invenstor institusional dianggap sebagai pihak yang efektif dalam melakukan pengawasan setiap tindakan yang dilakukan oleh manajer. Investor institusional diharapkan mengambil bagian dalam setiap aktivitas internal perusahaan sehingga mampu mengawasi setiap tindakan oportunistik manajer (Rachman, 2012). Kepemilikan saham oleh pihak institusi lain memberikan dampak yang positif terhadap nilai perusahaan. Pemilik institusional memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham sehingga memiliki peran yang penting dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perusahaan, kebijakan karyawan dan pemberian insentif bagi manajer. Selain melakukan pengawasan terhadap pihak manajemen, kepemilikan institusional juga melakukan hal-hal yang positif guna meningkatkan nilai perusahaan. Sistem monitoring dari investor institusional tersebut memungkinkan untuk dilakukan karena porsi kepemilikan saham mereka pada perusahaan cukup besar (Mursalim, 2009 dalam Bernandhi, 2013). Disamping itu bahwa investor institusional memiliki opportunity, resources, dan expertise yang memadai untuk melakukan analisis terhadap kinerja dan tindakan manajemen. Disamping kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional faktor lain yang mempengaruhi perusahaan yaitu leverage. Leverage merupakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio leverage menunjukkan semakin tingginya risiko ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar
kewajibannya.
Sehingga
perusahaan
cenderung
akan
menampilkan kinerja yang baik guna memberikan kepercayaan kepada kreditur akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Rasio leverage dengan menggunakan DER (debt to equity ratio) untuk menggambarkan nilai hutang perusahaan, dimana DER merupakan rasio hutang yang ditunjukkan dengan hubungan antara modal yang diberikan oleh kreditur (pemasok dan bank) yang memeberi pinjaman dana tunai pada perusahaan dan sisa modal pemegang saham di dalam perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara nilai perusahaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya oleh Arif Budianto (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut diantaranya struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan. Menurut Wien Ika Permansari (2010) yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya yaitu pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility. Pada penelitian sebelumnya bahwa ada perbedaan dengan penilitian yang peneliti lakukan diantaranya variabel yang digunakan oleh Wida P.D (2014) menggunakan 2 (dua) variabel, sedangkan penelitian peneliti menggunakan 4 (empat) variabel. Dan sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian Riza Bernandhi (2013) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
penelitian peneliti menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Pada penelitian Bardarita Pulung Primasari (2011) tahun yang digunakan pada perusahaan perbankan tahun 2007 – 2009, sedangkan penelitian peneliti pada perusahaan perbankan tahun 2012 – 2015. Mengacu berita harian kompas (12 Agustus 2014) fenomena yang mengemukakan dalam industri perbankan di indonesia adalah mengenai kepemilikan. Pasca krisis ekonomi 1998 terdapat gelombang kepemilikan asing terhadap bank-bank domestik. Pasal 3 Undang-undang No. 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Asing menyebutkan bahwa jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan atau Badan Hukum Asing yang diperoleh melalui pembelian secara langsung maupun melalui bursa efek sebanyak-banyaknya adalah 99% dari jumlah saham bank yang bersangkutan. Sejak keluarnya undang-undang ini telah terjadi pembelian investor asing terhadap saham bank domestik. Pada tahun 2011, terdapat akuisisi asing terhadap bank domestik dengan adanya pembelian saham Bank Kesawan oleh Qatar National Bank. Dalam 50 Best Bank 2013 versi Majalah Investor , bank dengan kepemilikan asing di indonesia menduduki peringkat top ten yang diantaranya adalah CIMB Niaga, Bank Panin, Bank Permata, dan BII Maybank (Berisatu News, 04 Juni 2013, Daftar Bank Terbaik Versi Majalah Investor). Bank dengan aset terbesar di indonesia juga didominasi oleh bank dengan kepemilikan asing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian
kembali
yang
berjudul
“Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 20122015”.
B. Rumusan Masalah Penelitian ini berusaha mengkaji lebih dalam lagi mengenai pengaruh kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, rumusan atas permasalahan penelitian ini adalah : 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris terhadap : 1. Untuk menganalisa apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menganalisa apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
3. Untuk
menganalisa
apakah
leverage
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bidang Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan juga informasi mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan leverage terhadap nilai perusahaan. 2. Bidang Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya oleh para akedemis mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan leverage terhadap nilai perusahaan. 3. Bidang Praktik Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan-perusahaan perbankan di indonesia mengenai pengaruh kepemilikan manjerial, kepemilikan institusional dan leverage terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/