BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 2.0 juta ton pada tahun 2005. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada semester pertama tahun 2006 mencapai US$ 2.0 milyar, dan diperkirakan nilai ekspor karet pada tahun 2006 akan mencapai US $ 4,2 milyar (Kompas, 2006). Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk perkebunan karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga
Universitas Sumatera Utara
(KK), komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong
pertumbuhan
sentra-sentra
ekonomi
baru
di
wilayah-wilayah
pengembangan karet.
Sebagai penghasil devisa negara, karet memberikan kontribusi yang sangat berarti. Sampai dengan tahun 1998 komoditas karet masih merupakan penghasil devisa terbesar dari subsektor perkebunan dengan nilai US$ 1,1 miliar, namun pada tahun 2003 turun menjadi nomor dua setelah kelapa sawit dengan nilai US$ 1,4 miliar (nilai ekspor minyak sawit mencapai US$ 2,4 miliar). Pada tahun 2005 pendapatan devisa dari komoditas karet mencapai US$ 2,6 miliar, atau sekitar 5% dari pendapatan devisa non-migas. Di samping itu, perusahaan besar yang bergerak di bidang karet juga memberikan sumbangan pendapatan kepada negara dalam bentuk berbagai jenis pajak dan pungutan perusahaan.
Ditengah ancaman pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia akibat krisis keuangan, perekonomian Indonesia juga akan mendapat tekanan yang cukup berat. Pelemahan pertumbuhan ekonomi di negara-negara industri memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kinerja ekspor komoditas, namun diharapkan dengan bangsa yang cukup besar dan adanya ekspektasi perbaikan perekonomian dunia dalam 2-3 tahun ke depan, ekspor komoditas masih tetap menjadi tumpuan perekonomian dalam jangka panjang. Ekspor komoditas yang selama ini menopang perekonomian pasca krisis 1997, diharapkan dapat kembali menjadi salah satu faktor penting dalam penguatan perekonomian Indonesia ke depan.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya hasil perkebunan. Salah satu komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor adalah karet dan barang karet (pertumbuhan ekspor karet dan barang karet mencapai sekitar 65% dalam 3 tahun terakhir) di samping CPO yang tetap menjadi primadona ekspor.
Peranan karet dan barang karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil mengingat Indonesia merupakan produsen karet no 2 (dua) terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (produksi sebesar 2,97 juta ton) dan negara yang memiliki luas lahan karet terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun 2007.
Dengan posisi yang cukup strategis tersebut, karet diharapkan menjadi salah satu penggerak kebangkitan ekonomi melalui peningkatan produksi yang akan meningkatkan ekspor karet. Strategi optimalisasi ekspor karet dinilai tepat mengingat harganya yang cukup tinggi di pasar internasional dan kemampuan pasar dalam negeri untuk mengolah karet menjadi barang industri masih rendah.
Perkembangan harga karet menunjukkan tren cukup baik akibat meningkatnya permintaan dari negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi yang dimotori oleh industrialisasi seperti Cina (rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 10%) dan India (8%). Disamping dari negara tersebut, permintaan dari negara industri juga cukup tinggi seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea dan negara-negara industri di Eropa.
Universitas Sumatera Utara
Tingginya pertumbuhan permintaan dari negara tersebut relatif tidak diikuti dengan pertumbuhan produksi dari negara-negara produsen karet. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya over demand pasar yang mendorong terjadinya peningkatan harga di pasar internasional, disamping terjadinya kenaikan harga minyak dunia yang juga berperan dalam mendorong kenaikan harga karet internasional. Menurut perkiraan IRSG (International Rubber Study Group), pada tahun 2020 dengan proyeksi permintaan dunia mencapai 10,9 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi per tahun sebesar 9%, akan terjadi kekurangan pasokan karet bila produksi karet tidak mengalami pertumbuhan yang tinggi (diatas 9%).
1.2 Rumusan Masalah
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia, melihat hal tersebut maka penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet, dan nilai devisa karet. Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam tugas akhir ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Seberapa besarkah hubungan (korelasi) antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008?. 2. Bagaimana pengaruh antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia?.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini analisis terhadap jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet yang mempengaruhi pendapatan devisa negara hanya dibatasi pada sektor pertanian dibidang perkebunan karet yaitu, jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008, dengan menggunakan analisis regresi dan analisis korelasi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008. Selain tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Menentukan apakah jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet mempunyai hubungan dengan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 19882008. 2. Mencari besarnya hubungan (korelasi) antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008. 3. Menentukan apakah jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet berpengaruh terhadap besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008.
Universitas Sumatera Utara
4. Mencari bagaimana pengaruh jumlah produksi karet dan jumlah ekspor karet terhadap nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008.
1.4.2 Manfaat Manfaat dari penelitian ini salah satunya penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sewaktu duduk di bangku perkuliahan. Selain itu manfaatnya adalah : 1. Penelitian ini dapat memberi gambaran seberapa besar hubungan antara jumlah produksi karet, jumlah ekspor karet dan nilai devisa karet di Indonesia 2. Penelitian ini dapat memberi gambaran tentang pengaruh jumlah produksi, jumlah ekspor terhadap besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008. 3. Hasil penelitian ini dapat memberi bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah karet di Indonesia.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga tujuan penelitian diperoleh. Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai sumber data serta analisa dan evaluasi data.
1.5.1 Sumber Data
Sumber data tugas akhir ini, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara di Jalan Asrama No.179 Medan yaitu data
Universitas Sumatera Utara
jumlah produksi karet dan besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 19882008.
1.5.2 Analisa dan Evaluasi Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan korelasi untuk menganalisis pengaruh dan hubungan antara jumlah produksi dan besarnya nilai devisa karet di Indonesia pada tahun 1988-2008. kemudian untuk meramalkan jumlah produksi karet dan besarnya nilai devisa karet di Indonesia, penulis menggunakan metode peramalan trend kuadratis. Pengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer microsoft excel dan SPSS.
1.6 Tinjauan Pustaka
Teori penunjang yang digunakan untuk mewujudkan tulisan ini dikutip dari buku Metode dan Aplikasi Peramalan yang diterbitkan oleh Binapura Aksara yang mana di dalam buku tersebut disebutkan bahwa persamaan analisis korelasi dan analisis regresi sebagai berikut : Rumus korelasi sederhana adalah : r xy =
Rumus korelasi ganda adalah : R
x1.
= x y 2
{n ∑ X
n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
}{
− (∑ X ) 2 n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
r 2 x1 y + r 2 x2 y − 2(rx1 y )(rx2 y )(rx1x2 ) 1 − r 2 x1x 2
Persamaan penduga regresi linier berganda adalah sebagai berikut : ∧
Y = a + b1 X 1i + b2 X 2i + ... + bn X n
Universitas Sumatera Utara
Persamaan penduga regresi linier berganda dengan dua variabel bebas adalah : ∧
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB 3 : TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET
Bab ini memaparkan kegiatan Badan Pusat Statisik (BPS), Visi dan Misi Badan Pusat Statistik dan Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 : ANALISA DATA
Bab ini menjelaskan tentang cara menggunakan rumus yang telah ditentukan penulis.
PAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana mengolah dan menganalisa data dengan menggunakan program excel dan SPSS.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk permasalahan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara