BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Islam terbesar di dunia. Populasi ini merupakan pangsa pasar ekonomi syariah yang potensial di dunia. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia pun menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Selama setahun terakhir, pertumbuhan bank syariah sebesar ± 37% sehingga total asetnya menjadi Rp174,09
triliun.
Pembiayaan
telah
mencapai
Rp135,58
triliun
dan
penghimpunan dana menjadi Rp134,45 triliun (Outlook Bank Indonesia: 2013). Bank Indonesia sendiri memproyeksikan pertumbuhan bank syariah Indonesia pada tahun 2013 ini sebesar 58%1. Pertumbuhan ini tentunya perlu diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia perbankan syariah sebagai karyawan dunia keuangan syariah.
Perbedaan pengelolaan di perbankan syariah terjadi karena perbedaan produk
keuangan
syariah
yang
diterapkan
dengan
konsep
perbankan
konvensional. Ciri bank syariah sebagai bank yang menerapkan prinsip Islam adalah 1) larangan atas riba pada semua jenis transaksi, 2) pelaksanaan aktivitas bisnis atas dara kesetaraan (equality), keadilan (fairness) dan keterbukaan, 3) 1
Proyeksi pertumbuhan aset dalam skenario optimis Bank Indonesia tahun 2013.
1
pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan, 4) keuntungan yang didapat harus dari usaha dengan cara yang halal, dan 5) mengeluarkan dan mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya (IBI: 2002). Oleh karena itu, sumber daya manusia perbankan syariah memiliki beberapa sifat yang menjadi syarat, yakni sifat-sifat yang mencerminkan prinsip Islam: Fatonah (kompeten dan profesional), Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar dan jujur), dan Tablig (memiliki social concern untuk mengembangkan lingkungan/bawahan menuju kebaikan). Terkait dengan ciri bank syariah dan karakteristik sumber daya manusianya tersebut dapat dipahami bahwa budaya kerja perbankan syariah, tentu saja, berbeda dengan bank konvensional. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai agama Islam yang diterapkan di perbankan syariah. Lingkungan kerja yang bernuansa dan berkarakteristik Islami tersebut membentuk budaya kerja Islami yang tidak dilepaskan dengan penanaman nilai-nilai spiritualitas karyawan perbankan syariah.
Ada banyak ragam usaha yang dilakukan oleh pengelola perbankan syariah untuk menanamkan nilai-nilai spiritual pada pegawainya, mulai dari kajian rutin ayat-ayat Al Qur‟an setiap hari, pembagian buku doa & dzikir Al Ma‟sturat, dan sebagainya. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa nilai spiritualitas memberikan pengaruh pada perilaku organisasi suatu individu, dalam hal ini terkait dengan komitmen organisasional (Adawiyah, dkk: 2011) dan produktivitas pekerja (Heaton, dkk: 2004 dalam Petchsawang & Duchon: 2009). Kajian tentang spiritualitas di tempat kerja telah banyak dilakukan di dunia Barat, namun tidak
2
banyak dilakukan di dunia Timur (Petchsawang dan Duchon: 2009). Petchawasang dan Duchon (2009) sendiri telah mengawali penelitian tingkat spiritualitas dari pekerja di perusahaan Thailand. Mereka mendefinisikan spiritualitas di tempat kerja sebagai berikut:
Workplace spirituality is about feeling connected with and having compassions toward others, experiencing a mindful inner consciouness in the pursuit of meaningful work and that enables transcendence (Petchsawang and Duchon, 2009: 461)
Ada lima dimensi yang dirangkum oleh Petchawasang dan Duchon (2009) yang membentuk spiritualitas di tempat kerja dari definisi di atas yakni:
1. Connection (keterkaitan) adalah pengalaman seseorang dalam merasakan keterkaitan yang dalam dengan orang lain dan pekerjaan orang lain. 2. Compassion (kasih sayang) adalah kesadaran yang dalam dan simpati pada orang lain. 3. Mindfulness (mawas diri) adalah tahapan dalam kesadaran di mana seseorang menyadari pemikiran dan tindakannya setiap saat. 4. Meaningful work (pekerjaan yang bermakna) adalah pengalaman seseorang saat pekerjaan mereka memiliki signifikansi dan makna dalam hidupnya. 5. Transcendence (transendensi) adalah keterkaitan dengan kekuatan yang lebih tinggi.
Hasil penelitian Petchsawang dan Duchon tersebut telah memberikan kontribusi pada pembentukan dimensi spiritualitas di tempat kerja. Pada kasus Asia, khususnya Thailand, diperoleh bahwa dimensi spiritualitas di tempat kerja
3
hanya memiliki empat dimensi spiritualitas di tempat kerja, yakni: compassion, mindfulness, meaningful work, dan transcendence. Pada kasus di Indonesia, ada penelitian Adawiyah dkk (2011). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa soft TQM atau Total Quality Management memiliki pengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasional, dan nilai spiritualitas di tempat kerja menjadi variabel pemoderasi dari relasi antara TQM dan komitmen organisasional di perbankan syariah. Kajian tentang spiritualitas pekerja di tempat kerja lazim disebut dengan workplace spirituality atau spiritualitas di tempat kerja.
Spiritualitas di tempat kerja menjadi suatu konsep yang mengindikasikan totalitas kerja dari seorang individu yang muncul dari proses pemaknaan personal individu tersebut tentang dirinya dan tindakan apa yang hendak dilakukan dalam hidup (Lagenberg: 2007). Namun, pada perkembangannya nilai-nilai spiritual mendapatkan ancaman dari globalisasi dunia saat ini. Globalisasi dunia yang didorong oleh konsumerisme, materialisme, komunikasi dan informasi saat ini ternyata dapat memberikan pengaruh buruk pada nilai-nilai spiritual pada bisnis yang mengusung nilai-nilai spiritual yang ada di dunia2. Pada kasus bisnis di India, Gustavsson (2007) menjelaskan bahwa perusahaan atau organisasi di India mampu menahan intervensi nilai globalisasi tersebut dengan nilai-nilai spiritual masyarakat India yang berasal dari akar nilai Hindu mereka. Indonesia pun tak luput dengan pengaruh globalisasi tersebut.
2
Salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan „Europe–Asia Dialogue on Business, Ethics and Spirituality‟ di Budapest, Hungaria, tahun 2006.
4
Pada kasus Indonesia, Bank Muamalat Indonesia Syariah sebagai bank syariah pertama di Indonesia sedang dalam tahap untuk menjadi bank syariah yang global dengan melakukan strategi transformasi. Proses transformasi Bank Muamalat Indonesia Syariah pada tahun 2013 ini adalah strategi transformasi yang fokus pada strategic leadership. Lilies Sulistyowati (2013), Funding Policy and Service Division Head Bank Muamalat Indonesia, menjelaskan bahwa ada 11 nilai baru yang hendak ditanamkan Bank Muamalat Indonesia Syariah pada para bankirnya, yakni: 1) positive thinking, 2) responsive, 3) optimistic, 4) flexible, 5) empathive, 6) self-confidence, 7) innovative, 8) on-time, 9) neutral, 10) analytical dan 11) loyal.
Penelitian ini akan mengkaji kasus di Bank Muamalat Indonesia Syariah dengan mengidentifikasi nilai-nilai spiritualitas Islami melalui studi yang menggunakan metode kualitatif. Mengapa? Pertama, hal ini karena kajian tentang spiritualitas Islami lebih banyak menggunakan metode kuantitatif dan dikaji di dunia Barat. Kajian spiritualitas Islami minim pula dilakukan di Indonesia. Kajian ini memotret makna spiritualitas Islami di tempat kerja dan mengeksplorasi nilainilai Islami dibalik perilaku pekerja di organisasi yang mengusung identitas agama. Salah satu kajian spiritualitas Islami dengan metode kualitatif disajikan dengan baik oleh Bouma dkk (2003) dengan mengambil studi sosial pada karyawan-karyawan muslim di perusahaan Australia. Mereka memahami kebutuhan spiritual para pekerja muslim
berusaha
yang mengalami
diskriminasi di tempat kerjanya. Kedua, kajian tentang perilaku pekerja di suatu organisasi atau perusahaan lebih banyak mengkaji tentang etika kerja Islami
5
dibandingkan spiritualitas Islami itu sendiri (Yousef, 1999; Adawiyah, dkk, 2011; Chanzanagh & Akbarnejad, 2011; Subanjari, 2012; Haroon, dkk, 2012). Ketiga, kajian spiritualitas Islami berusaha memotret fenomena spiritualitas Islami di Bank Muamalat Indonesia Syariah yang sedang melakukan strategi transformasi dalam rangka mencapai tujuan untuk mengglobalkan perusahaan keuangan murni syariah pertama di Indonesia tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan moral hazard dan fraud menjadi suatu indikator perilaku buruk para bankir Indonesia. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari kurangnya nilainilai moral, etika dan agama yang ada dalam internal mereka. Nilai-nilai moral, etika dan agama yang mempengaruhi perilaku para bankir tersebut diperoleh dari sosialisasi di rumah, sekolah hingga tempat kerja. Pada kasus bank atau lembaga keuangan yang mengusung prinsip syariah yang didasarkan pada nilai-nilai agama Islam. Perilaku para bankir syariah haruslah mengindikasikan perilaku Islami walaupun kenyataannya masih dapat ditemukan perilaku yang kurang Islami dari mereka. Contoh perilaku tersebut adalah perilaku bankir wanita yang hanya mengenakan jilbab pada saat kerja saja, namun tidak dikenakan pada saat beraktivitas kerja. Hal ini tentunya dapat memberikan citra negatif dari masyarakat pada bank syariah.
6
Bank Muamalat Indonesia Syariah dapat menjadi obyek kajian yang sesuai terikait dengan perilaku Islami para bankirnya, mengingat bahwa Bank Muamalat Indonesia Syariah ini merupakan bank pertama yang menerapkan konsep dan sistem keuangan syariah di Indonesia. Apalagi bank tersebut, saat ini sedang melaksanakan strategi transformasi. Penerapan strategi transformasi sejak 2009 hingga 2020 dapat memberikan pengaruh pada internal perusahaan. Pengaruh tersebut, tidak hanya pada sistem manajemen, tetapi juga perilaku dari sumber daya manusianya. Peubahan ini dapat menjadi permasalahan tersendiri dalam internal organisasi Bank Muamalat Indonesia Syariah. Kajian perilaku yang muncul di dalam suatu internal organisasi atau perusahaan dalam kajian manajemen sumber daya manusia banyak menggunakan konsep spiritualitas di tempat kerja.
Oleh karena itu, kajian yang berusaha
memotret perilaku dari bankir syariah di Bank Muamalat Indonesia Syariah ini mengajukan tiga pertanyaan di sub bab di bawah ini.
1.3. Pertanyaan Penelitian 1.
Apakah bentuk spiritualitas Islami di tempat kerja dari karyawan Bank Muamalat Indonesia Syariah Cabang Yogyakarta?
2.
Apa sajakah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Syariah untuk menciptakan spiritualitas Islami di tempat kerja?
3.
Apakah bentuk spiritualitas Islami di dalam situasi transformasi yang sedang terjadi di Bank Muamalat Indonesia Syariah?
7
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan memotret perilaku spiritual dari karyawan Bank Muamalat Indonesia Syariah Kantor Cabang Yogyakarta, untuk memberikan gambaran tentang organisasi yang memiliki karakter spiritualitas Islami di Indonesia.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Memperkaya kajian akademik tentang spiritualitas di tempat kerja yang minim dilakukan di Dunia Timur, khususnya Indonesia, mengingat bahwa negara ini merupakan negara yang berlandaskan pada agama. Faktor lain adalah karena belum adanya studi komprehensif kekinian tentang spiritualitas Islami di negeri yang berpenduduk Islam terbesar di dunia ini.
1.5.2. Manfaat Terapan
Memberikan gambaran bagi akademisi, praktisi dan peneliti Sumber Daya Manusia tentang spiritualitas Islami di tempat kerja karyawan Bank Muamalat Indonesia Syariah tentang pembentukan kualitas dari pekerja/karyawan/pelaku perbankan syariah, yang bertujuan untuk menciptakan individu dengan totalitas keislaman. Totalitas keislaman yang dapat menjadi keunggulan kompetitif di
8
tengah transformasi sosial dan organisasi pada organisasi perbankan syariah tersebut.
1.6. Batasan Penelitian
Penelitian spiritualitas Islami di tempat kerja ini akan mengidentifikasi spiritualitas di tempat kerja karyawan perbankan syariah. Fokus penelitian spiritualitas di tempat kerja ini adalah memotret perilaku spiritualitas Islami karyawan Bank Muamalat Indonesia Syariah Cabang Yogyakarta.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian tesis tentang spiritualitas di tempat kerja ini akan dijabarkan ke dalam beberapa bab pembahasan, sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang dari masalah topik penelitian yang diangkat dan segala aspek permasalahan yang terkait. 2. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan konsep spiritualitas di tempat kerja yang dirumuskan oleh para peneliti. Kajian tentang prinsip-prinsip perbankan syariah dan nilainilai bekerja dalam Islam juga dipaparkan pada bab ini.
9
3. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini disajikan dengan memberikan pemahaman awal tentang rangkaian proses yang akan dilakukan peneliti untuk mendapatkan data dengan metode kualitatif. 4. BAB 4 PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA SYARIAH Bab ini membahas tentang profil Bank Muammalat Indonesia Syariah, program transformasi yang dilakukan dan konsep spiritualitas Islami¸ The Celestial Management, yang diterapkan di bank tersebut. 5. BAB 5 ANALISA DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian spiritualitas Islami di Bank Muamalat Indonesia Syariah Kantor Cabang Yogyakarta disajikan secara deskriptif di bab ini. Hal ini dilakukan untuk menjabarkan hasil dari penelitian dengan metode kualitatif. 6. BAB 6 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Pada bagian ini, peneliti disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, kendala dan implikasi sekaligus saran atau rekomendasi yang diajukan.
10