BAB 1 PENDAHULUAN
Pemulihan ekonomi global yang terlihat dengan membaiknya harga komoditas dan harga sumber daya alam meningkatkan daya beli masyarakat dan optimisme konsumtif berdampak baik pada bisnis di Indonesia. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5% didukung oleh tingginya ekspor dan kuatnya konsumsi. Banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia, baik melalui saham, pembelian surat utang, serta investasi langsung yang berasal dari negara maju, juga mendukung perbaikan ekonomi di Indonesia. (sumber: BI: Ekonomi Indonesia Masih Kuat, bisniskeuangan.kompas.com, 2011) Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terlihat dari sektor restoran atau tempat makan yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah restoran skala menengah dan besar terbanyak berdasarkan kategori provinsi terdapat di DKI Jakarta yang mencapai 1.359 unit usaha, dan diikuti oleh Jawa Barat (286 unit usaha) dan Jawa Timur (231 unit usaha). Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi pusat bisnis dan investasi yang berpotensi tinggi bagi investor domestik maupun dari luar negeri, khususnya bisnis restoran.
Grafik 1.1 Jumlah Usaha Restoran di Indonesia Menurut Provinsi 2010
Jumlah Usaha Restoran Menurut Provinsi 2010 1500 1000 500 0
1359 815
DKI Jakarta
286
231
Jawa Barat
Jawa Timur
225
Bali
Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik (2010)
1
2
Tingginya jumlah usaha restoran yang terdapat di Jakarta didukung dari peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada grafik di bawah dapat dilihat terjadinya peningkatan jumlah penduduk Ibukota Jakarta dari tahun 2000 sampai 2010 yang mencapai 13% dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 mencapai 8.347.083 jiwa dan pada tahun 2010 mencapai 9.604.329 jiwa. (sumber: Badan Pusat Statistik penduduk DKI Jakarta)
Grafik 1.2 Jumlah Peningkatan Penduduk DKI Jakarta Tahun 2000 dan 2010
3000000 2500000 2000000 1500000
2000 2010
1000000 500000 0 K. Seribu
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Jakarta Utara
Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
Peningkatan jumlah penduduk akan memengaruhi peningkatan kebutuhan makanan dan minuman. Hal tersebut memberikan pengaruh yang baik bagi industri makanan dan minuman, yang dapat dilihat dari munculnya banyak restoran dan kafe di Jakarta. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, perkembangan jumlah usaha restoran atau rumah makan berskala menengah dan besar di Jakarta pada tahun 20072008 mengalami peningkatan sebesar 42,78%. Perkembangan industri tempat makan dibuktikan dengan tren makan di restoran atau di luar rumah yang dibuktikan dengan kunjungan orang Indonesia ke restoran atau tempat makan mencapai 380 juta dan menghabiskan jumlah 1,5 miliar dollar AS. (sumber: Makan di Restoran Semakin Ngetren, travel.kompas.com, 2014) )
3
Peningkatan upah minimum di Jakarta hingga 30,34%, yang merupakan tertinggi dibanding negara asia lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand, meningkatkan daya beli dan juga persentase kelas secara pendapatan yaitu dengan 20% kelas atas, 40% kelas menengah, dan 40% kelas bawah. (sumber: Indonesia in catch-22 situation over wages, thejakartapost.com, 2013) Jakarta, yang merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi dari 82 kota di Indonesia dengan rata-rata pengeluaran Rp. 7.500.724,00 per bulan, juga merupakan kota dengan standar hidup bahkan lebih tinggi dibandingkan Bangkok, Hongkong, dan New York. Hal ini berbanding terbalik dengan gaji mereka menjadi sasaran yang tepat untuk wirausahawan atau pebisnis untuk membuka bisnisnya di Jakarta. (sumber: Hasil Survei Biaya Hidup, Badan Pusat Statistik, 2014) Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat Jakarta yang mulai tertarik dengan berbagai hal yang bersifat santai dan menyenangkan membuat orang cenderung makan di luar rumah. Kecenderungan makan di luar rumah dilakukan masyarakat Jakarta untuk mendapatkan suasana baru, tempat yang nyaman untuk duduk lama, dan melepas kepenatan juga merupakan alasan yang tepat untuk membuka bisnis di sektor restoran. Menurut Walker (2009:202), restaurant berasal dari kata restore of energy yang berarti memulihkan energi. Restoran selain menawarkan makanan dan minuman juga dijadikan tempat untuk bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga, teman, atau rekan bisnis. Restoran dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Menurut Barrows dan Powers (2009:76), restoran dapat diidentifikasi menjadi beberapa grup: 1. Quick Service Restaurant Salah satu aspek dari Quick Service Restaurant adalah mengedepankan sesuatu yang sederhana. Setiap menu sudah didesain dan distandardisasi sedemikian rupa agar memudahkan tenaga kerja serta perhitungan pembelian, produksi, dan servis sehingga dibutuhkan waktu yang sangat minim untuk penyediaan makanannya. 2. Midscale Restaurant Midscale Restaurant merupakan restoran yang juga mengedepankan sesuatu yang simpel dan memudahkan tenaga kerja dalam hal penyediaan makanannya. Umumnya, mereka akan menyediakan makanan khusus
4
yang telah disederhanakan sehingga penyajian makanannya cepat walaupun tidak secepat Quick Service Restaurant. Keefektifan dalam pelayanan merupakan hal yang utama dalam penyajian pada Midscale Restaurant. Berikut adalah contoh-contoh dari Midscale Restaurant; a. Family Restaurant Family Restaurant merupakan grup restoran yang mengedepankan kualitas makanan yang diberikan dengan harga yang terjangkau. Penyajian makanan juga dilakukan dengan waktu yang relatif singkat. Family Restaurant lebih bervariasi dari segi menu dan harga. Misalnya: harga untuk paket anak akan lebih murah dibandingkan paket dewasa. b. Commercial Cafeterias and Buffets Perbedaan antara Cafeterias dan Buffets di antaranya adalah Cafeterias menyediakan banyaknya pilihan makanan dan atmosfer yang nyaman, sedangkan Buffet lebih mengedepankan sistem yang dapat mengeliminasi bottleneck pada suatu restoran sehingga diharapkan lebih efisien. c. Pizza Restaurant Awalnya konsep restoran ini dibuat hanya untuk membuat satu jenis spesifikasi makanan yaitu pizza. Tetapi seiring berjalannya waktu, Pizza Restaurant melakukan pengembangan produk dengan memberikan tambahan menu seperti roti, salad, pasta, chicken wings, dan sandwiches. d. Home Meal Replacement Home Meal Replacement atau yang sering disebut HMR bukanlah tipe restoran pada umumnya melainkan merupakan metode pengantaran/delivery. Alasan dimasukkannya grup ini ke dalam Midscale Restaurant adalah karena metodenya digunakan dalam beberapa Midscale Restaurant yang merupakan restoran yang mengedepankan sesuatu yang simpel dengan menyederhanakan penyajian makanannya. Contohnya: pada Pizza Restaurant sangat dibutuhkannya layanan delivery service atau jasa layanan pesan antar.
5
3. Casual Restaurant Merupakan restoran yang menyediakan atmosfer yang relaks dengan harga yang terjangkau. a. Speciality Restaurant Mempunyai fokus yang spesifik pada komponen yang terdapat dalam restoran. Kebanyakan memiliki tema yang berkaitan dengan spesialisasi makanan, misalnya: restoran steak, seafood, atau pasta. b. Ethnic Restaurant Menyediakan masakan dan tema yang menggabungkan suatu unsur pengalaman liburan. Misalnya: Restoran Italia, Cina, atau Meksiko. c. “Eatertainment” Restoran dengan tema khusus yang berpusat pada sebuah hiburan yang disediakan oleh pihak restoran seperti dekorasi. Pengalaman makan di restoran ini menjadi hal utama yang disediakan pada “eatertainment”. Pada grup restoran ini, makanan merupakan suatu hal yang penting tetapi menjadi pertimbangan kedua setelah tema sehingga dapat dikategorikan juga sebagai restaurant tematik. Menurut Walker (2010:41), Theme Restaurant atau restoran tematik adalah suatu restoran yang dibuat berdasarkan ide yang mengedepankan kesenangan dan fantasi, dengan menyediakan gambaran pada suatu bentuk aktivitas didalam restoran. Beberapa restoran tematik menyuguhkan tema yang berhubungan dengan memori dan nostalgia. Berdasarkan perubahan pola pikir masyarakat Jakarta untuk mencari suasana baru, AClass Cakes & Drinks hadir dalam rangka memenuhi tingkat kecenderungan masyarakat untuk makan di luar. Berkembangnya tren makan di restoran atau di luar rumah, turut mendukung terbentuknya usaha dalam industri makanan dan minuman. AClass Cakes & Drinks merupakan suatu tempat makan yang memiliki konsep “eatertainment” yang dihadirkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan menyediakan makanan dan minuman yang berkualitas dan pelayanan yang profesional dengan tema tertentu. AClass Cakes & Drinks memiliki tema dekorasi ruang kelas sehingga pelanggan tidak hanya dapat menikmati kelezatan menu yang ada tetapi juga kenyamanan suasana yang diberikan.
6
AClass Cakes & Drinks menawarkan makanan penutup berupa kue dengan minuman segar sebagai pendukung kue. AClass Cakes & Drinks berlokasi di Pantai Indah Kapuk, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PIK, merupakan hunian ekslusif yang berada di bagian utara Kota Jakarta. Kawasan tersebut sudah mencapai kriteria terbaik untuk tempat tinggal. Selain papan, mobilitas sandang dan pangan juga tidak kalah penting dan turut ambil bagian dalam gaya hidup masa kini. Tidak dapat dihindari bahwa Pantai Indah Kapuk merupakan tempat yang strategis untuk melakukan investasi bisnis pada bidang tersebut. Kawasan Pantai Indah Kapuk memiliki prospek yang terus berkembang, menjadi dasar AClass Cakes & Drinks untuk ikut ambil bagian dalam berkompetisi dalam bidang makanan yaitu toko kue. Seperti yang diketahui, Pantai Indah Kapuk memiliki berbagai macam restoran, kafe, serta berbagai macam jenis bisnis lainnya yang berhubungan dengan makanan, kawasan Pantai Indah Kapuk sangat diminati oleh masyarakat masa kini dan sudah dikenal sebagai kawasan yang memiliki banyak jenis tempat makanan. Oleh sebab itu, AClass Cakes & Drinks didirikan di kawasan Pantai Indah Kapuk yang dinilai strategis karena memiliki akses jalan yang cukup mudah untuk dijangkau dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya. Semakin meningkatnya jumlah penggangguran intelektual lulusan perguruan tinggi menjadikan AClass Cakes & Drinks suatu usaha yang sedikitnya diharapkan akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Penggangguran di Indonesia tercatat mencapai 1.142.751 orang pada bulan September 2011, naik 15,71% dibanding tahun 2010. (sumber: 1.142.751 Sarjana Siap Jadi Penganggur, internasional.kompas.com, 2010). Lapangan kerja sudah tidak mampu lagi menampung lulusan perguruan tinggi yang berorientasi mencari pekerjaan dan bukan menciptakan pekerjaan. AClass Cakes & Drinks adalah suatu bentuk usaha dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran intelektual lulusan perguruan tinggi. AClass Cakes & Drinks merupakan badan usaha berupa firma, yang pemiliknya sebagai penanam modal juga terjun langsung untuk bertanggung jawab atas keseluruhan operasional AClass Cakes & Drinks. Pemilik akan menempati posisi sebagai seorang manajer yang akan bertugas untuk mengelola, mengawasi, mengontrol, serta mengembangkan usahanya. Perekrutan seorang executive chef yang ahli dalam membuat kue perlu mendapatkan perhatian khusus karena dalam hal
7
ini kue yang disajikan harus memiliki kualitas dan cita rasa yang menjadi produk unggulan dari AClass Cakes & Drinks. Para pekerja yang memiliki tugas penting dalam operasional AClass Cakes & Drinks harus memiliki tingkat keahlian tertentu sesuai dengan yang diharapkan, mereka harus memiliki profesionalitas dalam melayani para konsumen dan memberikan suasana yang nyaman kepada konsumen selama operasional restoran berlangsung. Data-data yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan bisnis ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2013:225), sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data primer mendapatkan sumbernya dari sumber primer yang langsung didapat dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan data sekunder didapatkan dari sumber sekunder yang diperolehnya dari orang lain atau media lain. Perencanaan bisnis ini diharapkan berguna pagi pemilik untuk memperkecil resiko penanaman modal, memudahkan perencanaan, memudahkan pelaksanaan kerja, pengawasan, serta pengendalian proyek. Selain itu, hasil perencanaan bisnis ini juga diharapkan berguna bagi para kreditur untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan proyek ini sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pinjaman modal.
8