BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pada tahun 2004, tercatat beberapa gempa besar yang terjadi di Indonesia, seperti
gempa di kepulauan Alor (11 November, skala 7,5), gempa Aceh (26 Desember, skala 9,2) yang disertai tsunami. Berdasarkan kenyataan tersebut, perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa menjadi sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan struktur bangunan. Perencanaan struktur bangunan tahan gempa berbasis kekuatan (force based) yang dahulu biasa dipakai telah berhasil mengurangi korban jiwa, tetapi tidak berfungsinya gedung dan fasilitas umum karena kerusakan yang terjadi, telah menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Pada perencanaan berbasis kekuatan, kinerja struktur hanya terjamin pada dua level yaitu pada gempa nominal (gempa kecil) bangunan berada dalam keadaan siap pakai (servicebility limit state) sedangkan pada gempa rencana (gempa besar) bangunan berada dalam keadaan tidak hancur (safety limit state). Tidak diketahui dengan jelas kinerja (performance) bangunan dalam keadaan gempa sedang. Asian Concrete Model Code (ACMC) dan Applied Technology Council (ATC 40) mengusulkan perencanaan dengan berbagai tingkat kinerja (multiple performance levels) yang diharapkan dipenuhi pada saat struktur menerima beban gempa dengan berbagai tingkat intensitas. Dengan demikian pemilik gedung dapat menentukan tujuan perencanaan beserta resiko/konsekuensi yang harus dihadapi. Perencanaan seperti ini dinamakan perencanaan berbasis kinerja (performance based sismic design).
2 Konsep Performance based seismic design menawarkan suatu pendekatan baru untuk perencanaan seismik struktur bangunan, yaitu dengan menetapkan berbagai tingkat kinerja struktur yang diharapkan dapat tercapai saat struktur dilanda gempa dengan tingkat intensitas gempa yang dipakai sebagai dasar perencanaan, tetapi juga pada tingkat kerusakan yang masih dapat ditoleransi resiko kerugiannya oleh pemilik bangunan atau masyarakat apabila ditinjau dampaknya dari segi sosial dan ekonomi. Perencanaan performance based seismic design, memanfaatkan teknik analisa non-linier berbasis komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai macam intensitas gerakan tanah (gempa), sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis. Salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kinerja struktur pada kondisi kritis adalah daktilitas dari struktur itu, dimana semakin tinggi nilai daktilitas dari struktur, maka kinerja pada kondisi kritis akan lebih baik dan sebaliknya. Analisa statik nonlinier merupakan prosedur analisa untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa, dikenal pula sebagai analisa pushover atau analisa beban dorong statik. Analisa statik nonlinier pushover menghasilkan nilai daktilitas struktur bangunan, faktor kuat lebih total, faktor reduksi gempa dan lokasi sendi plastis saat leleh pertama. Analisa pushover memerlukan komputer program untuk dapat merealisasikannya pada bangunan nyata. Beberapa program komputer komersil yang tersedia adalah SAP2000, ETABS.
3 1.2.
Indentifikasi Permasalahan Analisa pushover yang terjadi pada struktur bangunan
mengandung
permasalahan dalam menetapkan perilaku inelastis struktur. Perilaku inelastis adalah perilaku sturktur saat menahan beban yang melebihi desain beban rencana. Adapun permasalahan yang akan ditinjau dalam analisa pushover adalah :
1.3.
•
Nilai daktilitas struktur (µ).
•
Faktor reduksi gempa (R).
•
Nilai kuat lebih bahan (f1).
•
Lokasi sendi plastis saat leleh pertama.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat penelitian skripsi ini adalah •
Memperkirakan perilaku inelastis struktur yang digambarkan oleh kurva kapasitas yang terdiri dari deformasi yang terjadi akibat gaya geser dasar (V) dan perpindahan titik acuan pada struktur bagian atas.
•
Membandingkan nilai daktilitas, faktor reduksi gempa dan nilai kuat lebih bahan dalam struktur, sehingga dapat ditentukan sifat dari bangunan tersebut.
•
Memperoleh informasi bagian mana saja yang mengalami sendi plastis, selanjutnya
dapat
diidentifikasi
bagian-bagian
perhatian khusus untuk pendetailan atau stabilitasnya.
yang
memerlukan
4 1.4.
Lingkup Penelitian Analisa Pushover pada suatu bangunan, mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas, untuk itu sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian, maka dalam pembahasan dilakukan beberapa pembatasan masalah yang akan dikaji, diantaranya adalah sebagai berikut : •
Model bangunan beraturan 3 dimensi dan portal 2 dimensi, dengan jumlah 10 lantai dan tinggi kolom 3 meter.
•
Model portal 2 dimensi dengan tinggi kolom 3m, 3.5m, dan 4 m.
•
Menganalisa nilai daktilitas, faktor reduksi gempa, dan faktor kuat lebih bahan dari struktur yang ditunjukkan oleh kurva kapasitas yang dihasilkan oleh analisa pushover.
•
1.5.
Bagian-bagian sendi plastis saat mengalami pelelehan pertama.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, dimana pada
masing-masing bab membahas hal-hal sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan, indentifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dengan penelitian ini, batasan dan ruang lingkup penelitian yang dibahas serta sistematika penulisan yang disajikan. BAB 2 Tinjauan Pustaka, menyusun dan membahas dasar-dasar Analisa Pushover dgn Program ETABS ver.9 yang akan dijadikan acuan dalam bab tiga.
5 BAB 3 Metodologi, menguraikan dan menerapkan Analisa Pushover berdasarkan Program ETABS ver.9. Pada bab ini juga diuraikan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penyelesaian masalah. BAB 4 Hasil dan Pembahasan, menguraikan hasil Analisa Pushover pada suatu gedung berdasarkan Program ETABS ver 9. BAB 5 Kesimpulan dan Saran, menujukkan hasil penelitian yang didapatkan dalam pembahasan bab sebelumnya. Selain itu pada bab ini disampaikan pula saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian ini lebih lanjut.