BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, perdebatan masalah konsep ekonomi kerakyatan terus berlangsung. Banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi kerakyatan sebagai dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan menjadi lamban. Namun hal ini langsung dibantah oleh sebagian pengamat yang justru menilai demi kesejahteraan masyarakat Indonesia kedepan yang lebih tepat adalah membangun kembali perekonomian rakyat. Pada umumnya petani dipedesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Pada bulan maret 2010, BPS mencatat jumlah penduduk miskin turun menjadi 31,02 juta jiwa (13,33%) dan pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin turun menjadi 30.01 juta jiwa (12,46%). Pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 1,01 juta jiwa (0,87%). Namun kemiskinan di pedesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Untuk itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari
1
2
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai tujuan millenium. Kementrian Pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanaakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)
dan
berada
dalam
kelompok
program
pemberdayaan
masyarakat. Untuk koordinasi pelaksanaan PUAP di Kementrian Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim PUAP Pusat untuk mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP Nasional. PUAP merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Dalam upaya pencapaian hasil yang maksimal pelaksanaan program PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelambagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Tujuan dilaksanakannya PUAP adalah : 1.
Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di pedesaan sesuai dengan potensi wilayah.
2.
Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani.
3.
Memberdayakan kelembagaan petani pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
dan ekonomi
pedesaan untuk
3
4.
Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan langkah
terobosan
Departemen
Pertanian
untuk
mengurangi
kemiskinan
dan
pengangguran. PUAP merupakan entry point dan perekat bagi seluruh program Departemen Pertanian dan sektor lain yang terkait dalam program PNPMMandiri. Dalam rangka mempercepat keberhasilan PUAP diperlukan berbagai upaya dan strategi pelaksanaan yang terpadu melalui: 1.
Pengembangan kegiatan ekonomi rakyat yang diprioritaskan pada penduduk miskin pedesaan melalui peningkatan kualitas SDM
2.
Penguatan modal bagi petani, buruh tani dan rumah tangga tani
3.
Penguasaan teknologi produksi, pemasaran hasil dan pengelolaan nilai tambah. Keberhasilan PUAP sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan dukungan anggaran dari tingkat pusat sampai daerah. Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian
membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan melalui Keputusan Menteri
Pertanian
(Kepmentan)
Nomor
545/Kpts/OT.160/9/2007.
Untuk
mencapai tujuan PUAP, yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja dipedesaan, PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan Departemen Pertanian maupun Kementerian/Lembaga lain dibawah payung program PNPM Mandiri. Dalam upaya mengembangkan usaha dan unitunit usaha agribisnis di tingkat pedesaan, peran pelaku utama sangat diperlukan.
4
Keberadaan pelaku utama hendaknya didorong untuk tumbuh dan berkembang dalam wadah organisasi kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) agar mereka dapat menerapkan usaha tani yang berskala ekonomi dan berwawasan bisnis, sehingga pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dapat meningkat. Saat ini para pelaku utama masih dihadapkan pada berbagai persoalan yang mendasar, diantaranya kemampuan SDM yang masih rendah, kemampuan permodalan yang sangat terbatas, dan kemampuan manajerial organisasi yang belum baik. Karena itu perlu upaya untuk mengangkat kemampuan SDM pelaku utama sehingga mereka mampu menjadi pelaku pembangunan pertanian yang tangguh. Berdasarkan persoalan-persoalan yang ada tersebut, pemerintah secara bertahap berupaya mengangkat kemampuan pelaku utama, salah satunya adalah dengan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang telah dimulai sejak tahun 2008. Agar pelaksanaan PUAP berjalan dengan baik,dan kualitas SDM meningkat perlu dilaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi penyuluh pendamping, ketua dan pengurus Gapoktan/Poktan penerima program PUAP di daerah. Tabel I.1 Rencana Usaha Anggota Penyaluran BLM – PUAP Desa Sungai Selari Rencana Usaha Anggota No Perkebunan Peternakan Perikanan 1 Sawit Ayam Pompong 2 Karet Kambing Sampan 3 Lahan kosong Itik 4 Sapi 5 Kerbau Sumber : Gapoktan Bina Karya Lestari Desa Sungai Selari
5
Tabel 1.1 menjelaskan jenis rencana usaha yang akan dikembangkan oleh masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Sungai Selari. Usaha yang dikembangakan sesuai dengan potensi yang ada di desa tersebut. Baik dari bidang pertanian, perkebunan, dan juga perikanan. Tiap – tiap rencana usaha telah dikelompokkan sesuai dengan cabang usaha yang
diusahakan. Dalam
pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu desa penerima BLM – PUAP dari Mentri Pertanian. Beberapa alasan Desa Sungai Selari mendapatkan dana BLM – PUAP pertama Desa miskin yang terjangkau, Mempunyai potensi pertanian, Memiliki Gapoktan dan Belum pernah menerima Dana BLM. Desa Sungai Selari memiliki Gabungan Kelompok Tani dengan Nama Bina Karya Lestari yang beralamat dijalan Sultan Syarif Kasim (Depan Kantor Kepala Desa Sungai Selari). Tabel I.2. Laporan penyaluran BLM – PUAP Tahun 2012 - 2013 No
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Juli / agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Jumlah
Penyaluran BLM – PUAP Jmlh anggota Jumlah (org) (Rp) 22 66.000.000 5 8.000.000 3 9.000.000 2 9.000.000 5 12.500.000 4 10.000.000 4 7.000.000 6 26.000.000 1 3.000.000 4 11.000.000 3 5.500.000 59 167.000.000
Sumber : Gapoktan Bina Karya Lestari Desa Sungai Selari Thn 2012/2013
Tabel 1.2 diatas menjelaskan jumlah dana yang disalurkan dalam dua tahun berturut dari bulan juli 2012 sampai juli tahun 2013 oleh Gabungan Kelompok
6
Tani (Gapoktan) Bina Karya Lestari Desa Sungai Selari yang setiap tahun mendapatkan dana BLM – PUAP sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dalam dua tahun berturut dana telah disalurkan sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan oleh Menteri Pertanian. Penyaluran dana PUAP dilaksanakan melalui prosedur administrasi yang telah disepakati bersama dimulai dari penetapan daftar calon desa PUAP yang dikirim oleh Tim PUAP Pusat ke Gubernur dan Bupati/Walikota. Berdasarkan daftar tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten/Kota mengusulkan calon desa PUAP kepada Departemen Pertanian melalui Gubernur. Tim PUAP Pusat melakukan verifikasi atas usulan desa PUAP yang diajukan oleh Gubernur, Bupati/Walikota dan aspirasi masyarakat. Hasil verifikasi desa PUAP oleh Tim PUAP Pusat, selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai desa PUAP. Untuk dapat
mengukur efektivitas penyaluran dan pengguna dana telah
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) pada Bab XI penggunaan dana gapoktan dalam pasal 14 yaitu 1). Peminjam harus anggota Gapoktan; 2). Besarnya pinjaman yang diberikan sesuai dengan kesepakatan pengurus gabungan kelompok dengan pengurus kelompok; 3). Rencana usaha anggota (RUA) yang diusulkan oleh anggota seleksi oleh pengurus Gapoktan berdasarkan prospek pasar, analisa usaha yang dijalankan, pertimbangan dari pengurus kelompok ; 4). Jangka waktu peminjaman adalah 10 bulan dengan jasa pinjaman sebesar 1% perbulan; 5). Cicilan pertama pinjaman dilakukan 1 (satu) bulan setelah pinjaman diperoleh; 6). Bila ada peminjam yang belum mengembalikan dana pada waktu yang telah ditetapkan maka diberi tempo selama seminggu / 7 hari dan Bab XIII
7
prosedur operasional dalam Pasal 16 prosedur pengaturan operasional kegiatan usaha gabungan kelompok diatur dalam ketentuan – ketentuan yang akan ditetapkan lebih lanjut dalam peraturan – peraturan. Melihat situasi dilapangan bahwasanya pelaksanaan, pemanfaatan dan penempatan dana BLM – PUAP di Desa Sungai Selari belum berjalan dan terealisasi dengan baik untuk memaksimalkan hasilnya. Masih adanya kendala dan hambatan yang terjadi di lingkup kelompok tani dalam mengembalikan dan mengembangkan modal usaha yang telah diberikan sebagai bantuan untuk pengembagan usaha masyarakat dari gejala – gejala yang ditemukan dilapangan, diantaranya masih ada anggota yang diberikan pinjaman tidak berkembang, masih terdapat peminjam dana yang terlambat bahkan tidak dapat membayar tunggakannya pada tanggal jatuh tempo yang telah disepakati bersama. Dalam pengembalian dan pemanfaatannya dana BLM – PUAP oleh anggota terjadi keterlambat dan pemanfaatannya belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Mentri Pertanian RI. Dapat dicontohkan jika bantuan modal usaha untuk kelompok tani dimanfaatkan dengan baik saat keberhasilan panen pada perkebunan sawit masyarakat hasil panen sawit yang dalam 1 bulan bisa 2 kali atau 3 kali akan memeperoleh keuntungan yang maksimal sehingga bisa disisihkan untuk membayar angsuran pokok, angsuran jasa dan simpanan pokok sehingga tidak terjadi tunggakan oleh anggota. Berikut dapat dilihat jumlah anggota Kelompok tani Bina Karya Lestari dan jumlah anggota yang mengalami tunggakan angsuran bulanan pinjaman dana BLM – PUAP.
8
Tabel I.3. Laporan penyaluran BLM – PUAP Gapoktan Bina Karya Lestari Desa Sungai Selari Agustus 2013 Jumlah Angsuran Tunggakan No dana pokok (bulan) (Rp) (Rp) 1 Samsul Anuar 20-07-2012 5.000.000 500.000 9 2 Arif Fadilah 20-07-2012 5.000.000 500.000 9 3 Iskandar Z 20-07-2012 5.000.000 500.000 9 4 Zamhuri 30-12-2012 1.500.000 150.000 3 5 Epa Yulinda 20-07-2012 3.000.000 300.000 1 6 Jefrizal 20-07-2012 10.000.000 1.000.000 4 7 Devi Syafrizal 20-07-2012 10.000.000 1.000.000 9 8 Sardi 23-01-2013 3.000.000 300.000 6 9 Miskandi 16-06-2013 2.000.000 200.000 3 10 M. Katam 24-07-1012 5.000.000 500.000 9 11 Hendri 24-07-2012 2.000.000 200.000 9 12 Edi Sugianto 24-07-2012 3.000.000 300.000 10 13 Suparti 15-06-2013 3.000.000 300.000 2 14 Joko Santoso 26-07-2012 2.000.000 200.000 5 15 Sayet 26-07-2012 2.000.000 200.000 6 16 Nurbaya 28-02-2013 3.000.000 300.000 3 17 Sutrisno 16-06-2013 5.000.000 500.000 3 18 Mahadar 09-06-2013 1.000.000 100.000 3 19 Sukirman 13-09-2012 5.000.000 500.000 2 20 Nelly Hartini 13-09-2012 2.500.000 250.00 5 21 Yunizar 13-07-2013 1.500.000 150.000 4 22 Julistina 07-03-2013 5.000.000 500.000 5 23 Junaidi 14-10-2012 1.000.000 100.000 1 24 Maharuzaman 30-10-2012 5.000.000 500.000 3 25 Dedi Suandi 02-11-2012 5.000.000 500.000 2 26 Johhy Fitra 03-12-2012 4.000.000 400.000 5 27 Tumijan 09-12-2012 1.000.000 100.000 5 28 Yully Rahmani 22-12-2012 3.000.000 300.000 4 29 Misgianto 30-12-2012 3.000.000 300.000 4 30 Kamarudin 30-12-2012 2.000.000 200.000 7 31 Mas Anuar 20-01-2013 3.000.000 300.000 4 32 Imam Jantoro 29-01-2013 2.000.000 200.000 3 33 Sumarno 09-02-2013 2.000.000 200.000 2 34 M. Ali 10-12-2012 1.000.000 100.000 5 35 Maryati 14-02-2012 1.000.000 100.000 5 36 Sabarudin 07-03-2013 2.000.000 200.000 5 37 Sendi Jentika 07-03-2013 2.000.000 200.000 2 38 Erman 24-03-2013 2.000.000 200.000 3 39 M. Hanapi 29-07-2013 2.000.000 200.000 3 40 Ruslan 31-07-2013 2.000.000 200.000 2 41 Eni Fitria 28-08-2013 2.000.000 200.000 4 42 Sundari 30-08-2013 1.500.000 150.00 3 Sumber: Gapoktan bina karya lestari desa sungai selari Agustus 2013 Tgl/Bln/Thn Nama Anggota Penyaluran
9
Tabel 1.3 diatas menjelaskan jumlah anggota yang melakukan pinjaman dan data anggota yang menunggak pembayaran pinjaman. Dari semua anggota yang berjumlah sekitar 125 orang setengah diantaranya menunggak pembayaran yang lebih dari 5 bulan melewati batas atau jangka waktu pembayaran yang telah disepakati. Dalam pemanfaatannya belum terlihat hasil yang memuaskan, jika dilihat dari syarat dan ketentuan sebagai desa penerima dana bantuan modal usaha kegiatan masyarakat petani desa sungai selari ini sudah memenuhi kriteria hanya saja hasilnya belum terlihat sempurna. Dari masalah di atas hasil observasi yang peneliti lakukan tidak terlihat tindakan lanjutan yang dilakukan oleh Gapoktan yang merupakan koordinator pelaksana PUAP Nasional terhadap tunggakan yang lebih dari 5 bulan, yang seharusnya dijalankan sesuai dengan perjanjian awal sebelum dana disalurkan, yang mana jika terjadi tunggakan dan keterlambatan pembayaran dari tanggal jatuh tempo akan dikenakan denda dan penyitaan serta pelelangan jaminan yang telah disepakati dan juga keberhasilan program PUAP ini sendiri. Kondisi semacam ini menimbulkan pertanyaan dalam pikiran penulis, mengapa hal demikian bisa terjadi. Padahal setiap anggota yang meminjam selalu diberikan bimbingan dan pengarahan serta tuntunan dan diawasi oleh tim pelaksan PUAP, Penyuluh Pendamping, Penyelia Mitra Tani (PMT) Dan pengurus Gapoktan.
10
Berdasarkan gejala yang terjadi diatas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang terjadi dengan mengadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “ Analisis Pemanfaatan Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis ”.
1.2. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana
Keberhasilan
Pemanfaatan
Dana
Pengembangan
Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis? 2.
Bagaimana Efektivitas Prosedur Penyaluran Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Oleh Pengurus Gapoktan ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk
Mengetahui
Bagaimana
Keberhasilan
Pemanfaatan
Dana
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. 2.
Untuk Mengetahui Efektivitas Prosedur Penyaluran Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah ; 1.
Untuk memberikan sumbangan fikiran pada para kelompok tani yang menerima dana PUAP.
11
2.
Sebagai bahan penunjuk dan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut dan menambah pengetahuan penulis terhadap penerapan serta ilmu administrasi Negara selama menjalani kuliah di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Social di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
1.5 Sistematika Penulisan Agar penulisan ini lebih sistematis dan terarah maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah. Rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II :
TELAAH PUSTAKA Dalam bab ini penulis mengemuka teori – teori yang melandasi pembahasan skripsi, diantaranya pengertian pemanfaatan, agribisnis, pengertian
PUAP,
dan
variable
yang
menentukan
tingkat
keberhasilan program PUAP oleh Kementrian Pertanian. Yang dianggap perlu sebagai pedoman dalam tahap penganalisaan masalah, hipotesis, dan variable penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini akan menguraikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta analisis data.
12
BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN Pada bab ini hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi sejarah singkat dari Gapoktab Bina Karya Lestari Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskriptif variabel,
analisis
hasil
penelitian
serta
upaya
meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan penutup. Penulis akan mengambil kesimpulan dan beberapa uraian pada bab diatas dan memberikan saran pada pihak – pihak terkait.