BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik yang memiliki keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio secara bersamaan, karena televisi merupakan media elekronika oleh karena itu dalam menyajikan pesan-pesannya televisi sangat bergantung pada energi listrik, artinya tanpa listrik tidak akan menyampaikan pesan (Morissan, 2005:2-3). Dari semua media massa yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia, 99 persen orang Amerika memiliki televisi dirumahnya. Tayangan televisi mereka menyajikan hiburan, berita, dan iklan. Mereka rata-rata menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam satu hari (Elvinaro Ardiyanto,Lukiyati Komala, SitinKarlinah, 2007:134). Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen menjadi televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sanagt cepat dari waktu ke waktu, media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Telavisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila penyajian programnya dapat menyesuaikan dengan karakter televise tersebut. Manusia yang sudah terbiasa dengan televisi dapat disebut juga manusia yang memiliki ekstensi (perpanjangan) dari mata dan telingannya. Ia ingin mendengar dan melihat lebih luas, lebih banyak variasi. Maka, program televisi juga memberikan banyak kemungkinan ilustrasi visual, kaya akan tata 1
2
gerak, tata warna, dan berbagai bunyi suara yang dapat memberikan daya tarik tersendiri (Fred Wibowo, 2009:19). Diperlukan banyak konsep dan gagasan untuk mengembangkan daya kritis dan kreatif dalam memproduksi suatu program televisi yang berkualitas. Dalam memproduksi program televisi memiliki format dan materi yang berbeda dalam setiap programnya, supaya dalam setiap program memiliki tayangan yang berbeda beda. Menciptakan suatu program dengan materi musik pasti sangat berbeda ketika menciptakan program dengan materi cerita atau talk show. Demikian pula saat memproduksi program dengan fotmat feature berbeda ketika memproduksi program dengan format dokumenter murni. Masing-masing program perlu pemahaman dan pegolahan yang khusus, agar dapat menghasilkan program yang terbaik. Dalam hal ini terdapat dua sistem produksi, yaitu system produksi ad lib dan sistem produksi blocking. Sistem produksi ad lib (ad libitum) adalah system produksi yang naskahnya tidak mungkin ditulis secara lengkap. Mislnya, program wawancara langsung atau talk show di dalam studio (Fred Wibowo, 2009:45). Yang ditulis di dalam naskah, hanya urutan sajian dan garis besar uraian yang akan dibawakan, atau biasa disebut rundown sheet. Cue atau tanda-tanda yang dipakai oleh sutradara untuk mulai dengan tune musik atau kata terakhir dari ‘Presenter atau interviewer’ atau kata penutup program dan urutan program yang ditulis. System ad lib biasanya juga dipakai dalam program musik, talk show atau humor dengan lawakan langsung. Dalam system blocking naskah ditulis secara lengkap dan mendalam. Tanda-tanda instruksi kamera,
3
sudut pengambilan sampai dengan blocking kamera dan pemain ditulis secara lengkap. System blocking ini sinetron menggunakan sistem blocking (Fred Wibowo, 2009:45). Dalam perencanaan produksi diandaikan sudah ada naskah yang jadi atau sekurang-kurangnya gagasan yang matang berupa treatment dari program yang akan diproduksi. Namun, masalahnya sering sulit memperoleh naskah yang bermutu dan gagasan yang baik. Hal ini terjadi karena sering sulit menemukan materi produksi yang dirasa tepat untuk di jadikan materi. Sehingga dapat dijadikan gambaran mengenai apa yang akan dibahas dalam program tersebut (Fred Wibowo, 2009:46). Menurut data yang saya dapatkan dari buku Teknik Produksi Program Televisi Fred Wibowo, program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik didalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di telvisi (Fred Wibowo, 2009:67). Semua ini memang dapat disebut program wicara (The Talk Program). Program tersebut tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya jawab personal dengan hadiah, yang biasa disebut sebagai kuis. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu dinamakan program uraian pendek atau pernyataan (The Talk Program). Wawancara dapat dilakukan oleh dua orang dan diskusi dapat dilakukan oleh lebih dari dua orang. Sementara program kuis di sajiakan oleh master kuis atau dapt dilakukan oleh pembawa acara kuis tersebut dan dijawab oleh peserta kuis (Fred Wibowo, 2009:67).
4
1.2. Rumusan Masalah Radio Show tvOne, merupakan suatu program acara terbaru di tvOne yang dikemas seperti talk show dan on air radio dalam siaran televisi. Program tersebut mengupas tentang berita terbaru dan menarik pada setiap episodenya, pada acara tersebut juga akan dihadirkan artis atau narasumber yang memiliki kaitan erat dengan topik yang dibahas saat itu, meskipun acara ini tayang menjelang tengah malam manun acar ini cukup menarik dan apik untuk dinikmati baik lewat televisi langsung maupun lewat tv streaming tvOne yang dapat dilihat atau ditonton melalui Mivotv (Data tvOne). Menyaksikan Radio Show On air adalah sesuatu yang sangat baru sekaligus mengasikan dan juga dapat menambah wawasan pemirsa yang menyaksikannya. Radio Show tvOne semakin berkibar dan menjadi tontonan yang ditunggu pemirsa televisi. Penonton yang hadir semakin hari semakin ramai dengan bertambahnya penonton yang hadir dari hari, bintang tamu yang dihadirkan semakin variatif, mulai dari mentri, DJ hingga Band tanah air. Radio Show tvOne berdurasi 3 jam, yang tayang setiap senin sampai Jumat mulai pukul 11 malam hingga pukul 2 pagi. Acaranya sendiri membahas sebuah topik dan mengundang narasumber yang relevan denagn topik talk shownya. Acara Radio Show tvOne begitu cerdas dikemas dengan mengandalakan kepiawaian seorang Sys NS yang sangat berpengalaman di dunia entertainment, (termasuk radio), acara Radio Show tvOne ini mengambil tata panggung seperti di sebuah kabin studio radio, lengkap dengan perangkat dan pernak-perniknya, seperti
5
mixer, mic, amplifer, hiasan dinding berupa poster artis dan grup band, serta ornamen potensio dalam ukuran besar yng ditempel di dinding. Pertanyaan yang diberikan serius kepada narasumber dan sekali-sekali mengkritik pihak tertentu secara langsung. Sehingga program Radio Show tvOne menjadi program acara yang berkualitas dan menarik untuk di tonton walaupun acara tersebut ditayangkan secara langsung pada pukul 23.00-02.00 WIB. Hal itulah yang membuat tertarik penulis untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Program Acara Radio Show Dalam Menciptakan Program Berkualitas”.
1.3. Ruang Lingkup Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Bagaimana Strategi Meningkatkan Kualitas Program Radio Show TV ONE”
1.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui strategi produksi Program Radio Show TV One dalam meningkatkan kualitas Program.
6
1.4.2. Manfaat Penelitian a) Bagi peneliti Manfaat penelitian ini bagi penulis ialah untuk menambah wawasan mengenai strategi dalam memproduksi program acara yang berkualitas, serta melalui penelitia ini penulis dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan kedalam duni kerja yang sesungguhnya. b) Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk perusahaan agar selalu memproduksi program acara yang berkualitas. c) Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk peneliti lain dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
1.5. Metodologi 1.5.1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi . Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan
7
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kualitas data bukan banyaknya data (Rachmat Kriantono, 2008:56). Penelitian adalah bagian integral dari data, artinya peneliti ikut aktif dalam mementukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, peneliti menjadi instrumen peneliti yang harus terjun langsung di lapangan. Karena itu penelitin ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralissikan. Desain dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan peneliti. Bahkan untuk penelitian eksploratif (qrounded), periset sama sekali tidak mempunyai desain penelitian. Dengan tidak mendesain, dimaksudkan agar peneliti melakukan penelitian dalam setting yang alamiah dan membiarkan peristiwa yang diteliti mengalir secara normal tanpa mengontrol variable yang diteliti. Secara umum, penelitin yang menggunakan metodelogi kualitatif mempunyai cirri-ciri: a) Intensif, partisipasi peneliti dalam waktu lama pada setting lapangan, peneliti adalah instrumen pokok penelitian. b) Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-cataan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti documenter. c) Analisis data lapangan d) Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutupan) dan documenter-dokumenter.
8
e) Tidak ada realitas yang tunggal, setiap riset mengkreasi realitas sebagai dinamis dan produk konstruksi social f) Subjektif dan berada hanya dalam referensi penelitian. Peneliti sebagai sarana penggalian interpretasi data. g) Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipili-pilih. h) Peneliti memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan individuindividunya. i) Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth). j) Prosedur penelitian: empiris-rasional dan tidak berstruktur. k) Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau membentuk teori baru. 1.5.2. Teknik Pengumpulan Data Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknuk pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Dalam hal ini yang peneliti lakukan adalah observasi, sebelum terjun ke lapangan. Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana penelitian kualitatif untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi denagn mempergunakan alat bantu ataupun tidak. Apabila langkah observasi dilakukan, peneliti harus mengamati berbagai proses yang terjadi. Dalam observasi harus mencatat data
9
yang ada, sehingga data yang terkumpul bisa lebih lengkap. Apabila data tersebut sudah lengkap maka akan mempermudah peneliti dalam melakukan penyimpulan dari apa yang akan dijadikan penelitian. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban, dan memverifikasi, mengubah dan memperluas data yang ada. Sedangkan yang dimaksud dengan wawacara mendalam adalah metode penelitian diman periset melakukan kegiatan wawancara secara tatap muka secara mendalam terus-menerus untuk menggali informasi dari informan. Biasanya metode ini menggunaka sampel yang terbtas, jika peneliti merasa data yang dibutuhkan sudah cukup maka tidak perlu mencari sampel yang lain. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan yang lengkap dari jawaban informan 1.5.3. Teknik Analisis Data Data kualitatif dapat berupa kata-kata , kalimat-kalimat atau narasi-narasi. Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset kualitatif, yaitu sebaga faktor utama penilaian kualitas. Analisis data menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan data dirumuskan, pengelompokan, memberi kode dan mengkata gorikannya.
10
1.6. Sistematika Penulisan BAB 1 Pendahuluan Pada bab ini penulis akan membahas latar belakang terjadinya masalah. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik pembahasan pada penelitian ini. Tujuan dan manfaat penelitian juga akan dibahas pada bab ini. BAB 2 Landasan Teori Pada bab ini diuraikan tentang teori yang akan digunakan. Teori tersebut digunakan untuk melengkapi penelitian yang akan dilakukan dan akan memperjelas masalah yang sedang diteliti. BAB 3 Perumusan Objek Penelitian Pada bab ini peneliti akan diuraikan temuan yang didapat dalam meneliti kasus yang diangkat. Serta hal-hal apa saja yang akan dijadikan penelitian ini. BAB 4 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti. Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini akan dibahas dan mendapatkan jawaban atau hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini.
11
BAB 5 Simpulan dan Saran Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan tentang masalah yang dibahas dan memberikan saran terhadap hasil penelitian berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan oleh penulis.