BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari bahwa proses untuk mengembangkan dan memajukan suatu negara diperlukan sumber daya manusia yang produktif, kebutuhan akan sumber daya manus ia yang produktif secara terus menerus semakin mendesak karena perubahan dan tantangan hidup yang berkembang sangat cepat dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahua n dan teknologi yang sulit diprediksi, untuk itu pendidikanlah yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya usaha mengembangkan dan memajukan suatu negara sangat bergantung pada pendidikan.
Pendidikan
menumbuhkembangkan
pada
dasarnya
adalah
potensi sumber daya manusia
usaha
sadar
untuk
seseorang dengan cara
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajarnya (Dhiu, 2012). Usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatka n hasil belajar siswa. Bentuk perubahan perilaku siswa secara nyata yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Hasil belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari dalam diri siswa tersebut diantaranya motivasi belajar, interaksi sosial siswa, kecerdasan spiritual siswa, konsep diri siswa, kreativitas belajar siswa, kepribadian siswa, kecerdasan siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Faktor luar diantaranya lingkungan belajar, pergaulan siswa, fasilitas belajar, sumber belajar, intensitas bimbingan orang tua, lingkungan masyarakat, pengelolaan kelas dan sebagainya.
Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar adalah kreativitas. Munandar (2012) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Berdasarkan kenyataan di SMA Negeri 2 Kupang, banyak siswa yang kurang kreatif pada saat menyelesaikan permasalaha n dan soal-soal yang berhubungan
dengan kimia.
Jika diberikan
soal yang
penyelesaiannya berbeda dari yang diajarkan guru, maka siswa akan mangala mi kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan siswa merasa jenuh dan malas dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Didukung oleh Penelitian dari Maria Elsiana Klau, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kreativitas dan Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Larutan Penyangga dengan Menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas XI MIA SMA Swasta Terakreditasi PGRI Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015” Univers itas Widya Mandira Kupang 2015. Oleh sebab itu, kreativitas siswa harus ditingkatkan agar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah kemampuan pemecahan masalah.
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemuka n
kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan
yang telah dikuasai melalui
kegiatan-kegiatan
belajar terdahulu,
melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperanggkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinas i perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang
dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir (Gagne, dalam Wena, 2014:52). Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Dalam proses pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainka n juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadap i situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari.
Hakikat pemecahan masalah melakukan
operasi
prosedural tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu masalah (Wena, 2014:52). Ketika seseorang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik dan didukung oleh strategi pemecahan masalah yang sesuai, maka berbagai masalah yang dihadapi pun dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan kenyataan pada saat observasi di SMA Negeri 2 Kupang, banyak siswa terlihat acuh tak acuh saat pelajaran berlangsung, siswa yang hanya mengha fa l pengetahuan yang diperoleh, tetapi tidak mengerti konsep tersebut, sehingga ketika guru memberikan sebuah masalah untuk didiskusikan bersama, siswa akan malas mencari tahu karena mereka cenderung menerima saja yang disampaikan oleh guru, sehingga
menyebabkan
pembelajaran.
banyak siswa pasif pada saat berlangsungnya
proses
Hal tersebut dapat mencerminkan bahwa kurangnya kemampuan
pemecahan masalah siswa di kelas. Didukung juga di dukung oleh penelitian dari H. Langlang,
dkk, dalam penelitiannya
tentang “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP” Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
2010. Oleh karena itu kemampuan pemecahan masalah harus ditingkatkan sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa, untuk dapat benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus belajar untuk mampu memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergaul dengan ide-ide. Dengan demikian, siswa dapat belajar kreatif dan terampil dalam memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep/pengetahuan yang esensial. Strategi pemecahan masalah juga dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan, bukan sesuatu yang harus dihinda r i. Ketika siswa memiliki sikap kreativitas (kreativitas non aptitude), maka siswa akan berusaha untuk memecahkan masalah dengan baik. Seorang siswa yang memilik i kreativitas non aptitude, di dalam dirinya terdapat rasa ingin tahu yang tinggi, sering berkhayal/berimajinatif, sering merasa tertantang untuk sesuatu yang sulit, berani mengambil resiko, dan memiliki sikap saling menghargai. Maka ketika siswa memilik i sikap-sikap tersebut, siswa tersebut akan mampu memecahkan masalah dengan baik. Ketika siswa dapat memecahkan masalah dengan baik maka hasil belajarnya pun memuaskan. Selain dua faktor tersebut, model/metode/pendekatan yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah. Menurut hasil observasi dan data dari guru mata pelajaran Kimia SMA Negeri 2 Kupang, bahwa materi pokok sistem Koloid kadang tidak diajarkan dan hanya menyuruh siswa belajar sendiri tentang materi tersebut. Dan juga guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini menyebabkan siswa menjadi malas belajar sendiri maupun belajar bersama teman
dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa tidak mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok belajarnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 pada SMA Negeri 2 Kupang menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipas i dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakannya pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 244). Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, dapat mempenga r uhi kreativititas non aptitude siswa melalui partisipasi dalam tim dan kerja kelompok. Dan juga model pembelajaran ini, cocok diterapkan pada materi pokok yang aplikasinya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu siswa beraktivitas secara nyata dalam memecahkan masalah-masalah yang ditemukan. Salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia di SMA khususnya kelas XI IPA adalah sistem koloid.
Sistem koloid adalah salah satu materi kimia yang dalam
penerapannya banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan mudah dijumpai di mana-mana seperti: agar-agar, susu, sabun, santan, tinta, sampo serta awan. Oleh sebab itu, digunakan model pembelajaran berbasis masalah terhadap materi sistem koloid agar siswa aktif memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari secara individu dalam kelompok dengan benar maka akan mempenga r uhi kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas non aptitude siswa, sehingga pada akhirnya hasil belajar diharapkan dapat optimal.
Melihat masalah di atas, menyebabkan rendahnya hasil belajar terhadap mata pelajaran kimia peserta didik. Dimana dalam mempelajari materi pokok sistem koloid peserta didik tidak mau mencari sendiri hal-hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu untuk meningka tka n kreativitas non aptitude dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, salah satu tugas guru adalah membantu dan memfasilitasi perkembangan peserta didiknya dengan menggunakan model problem based learning (PBL), dimana peserta didik di tuntut untuk mampu memecahkan masalah sehingga peserta didik akan bertindak aktif membangun pengetahuannya. Dan dengan sendirinya peserta didik dapat menemuka n, menerapkan, dan memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitia n dengan judul “PENGARUH
KREATIVITAS
NON APTITUDE DAN
KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 2 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektifitas pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? Secara spesifik, masalah ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Bagaimana
kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran
dengan
menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? b.
Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran dengan menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016?
c.
Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
dengan
menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana kreativitas non aptitude siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? 4. Hubungan : a. Adakah hubungan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 b. Adakah hubungan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 c. Adakah hubungan kreativitas non aptitude dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 5. Pengaruh:
a.
Adakah pengaruh kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
b. Adakah pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 c.
Adakah pengaruh kreativitas non aptitude dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 b. Untuk
mengetahui
ketuntasan
indikator
dalam
pembelajaran
dengan
menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 c. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
2. Untuk mengetahui kreativitas non aptitude siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 3. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 4. Hubungan: a.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
b.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
c.
Untuk mengetahui
ada tidaknya
hubungan
kreativitas non aptitude dan
kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 5. Pengaruh: a.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
b.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016
c.
Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh kreativitas non aptitude dan
kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan model PBL pada materi pokok sistem koloid siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Sekolah, sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisie ns i dalam proses pembelajaran. 2. Guru-guru, sebagai bahan referensi bagi untuk memilih strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sesuai materi pokok pembelajaran. 3. Peneliti digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat memperoleh pengalaman penelitian yang kelak dapat dijadikan model dalam mengajar sehingga penelitian ini merupakan salah satu cara untuk membekali peneliti sebagai calon guru kimia.
E. Batasan Istilah Batasan istilah bertujuan untuk menghindari penafsiran yang beraneka ragam terhadap penelitian ini. Beberapa istilah yang berkaitan dengan dengan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pengaruh Daya yang ada yang timbul dari sesuatu (orang atau benda), yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
2.
Kreativitas non aptitude
Kreativitas non aptitude merupakan ciri-ciri kreativitas yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. (Munandar, 1992:88). 3.
Kemampuan pemecahan masalah Kemampuan
pemecahan masalah
berarti kecakapan menerapkan
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi yang belum dikenal (Trianto, 2007). 4.
Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim (Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 244)
5.
Hasil belajar Menurut Abdurrahman dalam Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
F.
Batasan Penelitian Adapun yang menjadi batasan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 2 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 2. Sampel penelitian siswa kelas XI IPA 2 tahun pelajaran 2015/2016 3. Hasil
belajar
siswa yang
dilihat
dari aspek kognitif
C1 (pengetahua n),
C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis),aspek psikomotor dan aspek afektif, atau aspek sikap (kompetensi inti-1 dan 2), aspek pengetahuan (kompetensi inti- 3) dan aspek keterampilan (kompetensi inti -4). 4. Materi pokok yang digunakan adalah sistem koloid