BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perilaku caring secara universal berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berperasaan, dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. perilaku caring juga bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu tempat (Dwidiyanti, 2007). Perilaku caring antara perawat dan pasien merupakan perilaku caring secara profesional. Perawat sebagai suatu profesi, secara profesional harus mampu memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan klien melalui pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional. Profesionalisme perawat di ikuti oleh pengetahuan dan ketrampilan khusus meliputi ketrampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang pelaksanaannya harus mencerminkan perilaku caring (Dwiyanti, 2007). Menurut Perry dan Potter, (2009), Perilaku caring perawat akan memungkinkan terjalinnya hubungan interpersonal yang harmonis antara perawatpasien, dapat membantu dan memenuhi kebutuhan pasien, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Perilaku caring yang diperlihatkan oleh perawat pelaksana diberbagai tatanan pelayanan harus diakui masih kurang. Fariani (2011), melakukan penelitian pada 120 perawat pelaksana Prof.DR.H Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo menemukan
di RSUD
bahwa budaya
organisasi perawat berhubungan signifikan dengan perilaku caring perawat pelaksana. Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh sistem nilai bersama
Universita Sumatera Utara
yang dianut oleh para perawat pelaksana. Nilai-nilai yang dianut tersebut akan tercermin dalam gaya kepemimpinan manajerial dan perilaku caring Kepala Ruangan selama berinterakasi dengan perawat khususnya kepala ruangan. Perilaku caring yang ditunjukkan oleh kepala ruangan akan menjadi role model bagi perawat pelaksana untuk termotivasi untuk mengaplikasikan perilaku caring pada klien. Drach & Dagan. (2002), melakukan penelitian pada 99 perawat menemukan
ada pengaruh perilaku caring manajer dengan kepuasaan kerja
perawat. Kepala Ruangan dapat menggunakan berbagai gaya kepemimpinan dalam menerapkan perilaku caring pada saat berinteraksi dengan perawat pelaksana sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Bass dan Avolio (1994) mendefinisikan gaya kepemimpinannya dalam dua tipe, yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Malloy dan Penprase (2010) dalam penelitiannya menemukan ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan
lingkungan kerja
psikososial. Implikasi bagi manajemen keperawatan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akan terjadi perbaikan dalam keperawatan psikososial lingkungan
kerja
dengan
pelaksanaan
transformasional
dan
perilaku
kepemimpinan Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 07 Maret 2013 terhadap 5 perawat pelaksana di Rumah sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSU CND) Meulaboh melalui wawancara mengenai perilaku caring kepala ruangan terhadap bawahannya, ditemukan bahwa mayoritas perawat pelaksana (60%) mempersepsikan kepala ruangan kurang berperilaku caring pada
Universita Sumatera Utara
perawatnya, sedangkan gaya kepemimpinan yang diperlihatkan Kepala Ruangan yaitu masih ada Kepala Ruangan yang kurang memotivasi dan kurang memberikan role model pada bawahan. Bass dan Avolio (1994 dalam Munandar 2001) Gaya kepemimpinan transformasional merupakaan proses mempengaruhi bawahannya
dalam
memberikan
contoh
keteladanan,
memotivasi
dan
menginspirasi bawahannya serta menciptakan lingkungan yang kondusif. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional memusatkan perhatiannya pada transaksi interpersonal. 1.2
Permasalahan Kepala ruangan dalam kepemimpinannya sebaiknya mengaplikasi ilmu
caring terhadap bawahannya dalam hal mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan organisasi sehingga manajer bisa menjadi role model bagi bawahannya dalam hal menerapkan ilmu caring. Secara empiris, perilaku caring kepala ruangan berpengaruh
dengan
kepuasaan kerja perawat. Sedangkan ada hubungan antara gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja psikososial. Implikasi bagi manajemen keperawatan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akan terjadi perbaikan dalam keperawatan psikososial lingkungan kerja dengan pelaksanaan transformasional dan perilaku caring kepemimpinan Berdasarkan fenomena dan permasalahan di atas, Bagaimanakah hubungan perilaku caring dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Daereah Cut Nyak Dhien (RSUD CND) Meulaboh.
Universita Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan perilaku caring dengan gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSUD CND Meulaboh. 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi Perilaku Caring Kepala Ruangan di RSUD CND Meulaboh b. Mengidentifikasi Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan di RSUD CND Meulaboh c. Mengidentifikasi
Hubungan
Perilaku
Caring
dengan
Gaya
Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruangan di RSUD CND Meulaboh d. Mengidentifikasi
Hubungan
Perilaku
Caring
dengan
Gaya
Kepemimpinan Transaksional Kepala Ruangan di RSUD CND Meulaboh 1.4
Hipotesis a. Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
gaya
kepemimpinan
transformasional dengan perilaku caring kepala ruangan di RSUD CND Meulaboh b. Ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan perilaku caring kepala ruangan di RSUD CND Meulaboh
Universita Sumatera Utara
1.5
Manfaat Penelitian a. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terhadap kinerja perawat yang berkerja di Rumah Sakit Pemerintahan terkait peningkatan Sumber Daya manusia dengan pelatihan
secara
berkala khususnya terkait perilaku caring. b. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan sumbangan umpan balik kepada manajemen rumah sakit agar dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia keperawatan melalui pelatihan-pelatihan terkait komptensi perawat salah satunya perilaku caring. c. Bagi Profesi Keperawatan Dapat memberikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia keperawatan, baik pada masa pendidikan maupun di tempat pelayanan kesehatan, dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terutama dalam proses pengadaan tenaga keperawatan, pendayagunaan dan pembinaan tenaga keperawatan agar menerapkan perilaku caring dalam pelayanan keperawatan.
Universita Sumatera Utara