BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Aspirasi benda asing pada saluran nafas, terutama pada traktus trakeobronkhial sangat
berbahaya dan terkadang sangat fatal. Aspirasi benda asing dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak-anak dan orangtua. Kasus ini dapat mengancam jiwa dan merupakan penyebab kecelakaan fatal di rumah tangga terutama pada anak yang usia lebih kecil dari 6 tahun dan menyebabkan 300 kematian di Amerika serikat setiap tahunnya (Fadl dkk 1997; Rehman dkk 2000; Oliviera dkk 2002; Tomaske dkk 2006; Hazdiras dkk 2006; Saragih 2007; Cataneo dkk 2008; Mise dkk 2009) Beberapa laporan studi retrospektif pada rumah sakit di beberapa negara, kasus aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial bervariasi, rata-rata pertahun tidak begitu tinggi namun dilaporkan dapat menyebabkan komplikasi yang berat bahkan kematian karena kasus ini sering terlambat datang ke rumah sakit atau kesalahan diagnosa, hal ini sering disebabkan karena gejala dan tanda yang tidak khas dan tidak ada saksi saat terjadi aspirasi benda asing. Demikian juga di Indonesia, sampai saat ini belum ada data nasional tentang kasus ini, namun beberapa rumah sakit pendidikan seperti RS.Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS.Hasan Sadikin Bandung, RS. Dr.Soetomo Surabaya dan RS H.Adam Malik Medan pernah melaporkan kasus aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial dalam kurun waktu tertentu yang bervariasi. Angka kejadiannya relatif tidak cukup tinggi namun berbagai penyulit dapat timbul, mulai dari menegakkan diagnosis, cara mengeluarkan benda asing, komplikasi dan kematian yang terjadi akibat kasus ini.
Universitas Sumatera Utara
Aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial sering terjadi pada usia lebih muda dari tiga tahun (75-85%) dimana insiden lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan (2,5:1) (Rehman dkk 2000; Mallick dkk 2005; Tomaske dkk 2006; Hazdiras dkk 2006; Saragih dkk 2007; Cataneo dkk 2008; Mise dkk 2009). Gejala dan tanda yang paling sering dijumpai pada penderita aspirasi benda asing di traktus trakheobronkial adalah batuk dan rasa tercekik (54,9% - 94,4%), (Tomaske dkk 2006; Mahyar dkk 2006; Saragih 2007;Cataneo dkk 2008) Jenis benda asing terbanyak adalah jenis organik seperti biji-bijian (kacang tanah, kacang hijau dan jagung), tulang hewan dan jenis anorganik seperti benda-benda kecil yang terbuat dari plastik dan logam
(mainan pluit plastik
dan peniti). (Rehman dkk 2000;
Tomaske dkk 2006; Hazdiras dkk 2006; Saragih dkk 2007; Cataneo dkk 2008; Mise 2009) Srppnath dkk (2002) melaporkan hampir semua kasus datang terlambat ke rumah sakit, 32% datang 7-14 hari setelah terjadi aspirasi. Hasil radiografi yang dilaporkan beragam, mulai dari gambaran radiologi normal, radioopak,
unilateral
overdistensi,
atelektasis,
pneumonia,
bronkiektasi,
fistula
bronkoesofageal dan hiperinsuflasi (Tomaske dkk 2006; Saragih dkk 2007; Cataneo dkk 2008) Lokasi tersering tempat benda asing bersarang adalah bronkus utama kanan, karena anatominya yang memudahkan benda asing meluncur ke arah bronkus kanan (Rehman dkk 2000;Mallick dkk 2005; Tomaske dkk 2006; Hazdiras dkk 2006; Saragih dkk 2007; Cataneo dkk 2008; Mise dkk 2009 ) . Komplikasi yang sering dilaporkan akibat aspirasi benda asing adalah atelektasis, pneumonia, bronkiektasi dan fistula bronkoesofageal, sedangkan komplikasi akibat tindakan
Universitas Sumatera Utara
bronkoskopi yaitu edema laring, spame laringeal dan bronkus, hipoksia dan bradikardia saat dilakukan bronkoskopi, perdarahan, pneumothorax, pneumomediastinum dan meninggal karena serebral anoksia. (Rehman dkk 2000; Mallick dkk 2005; Pan H dkk 2010 ) Saat ini belum ada data yang pasti mengenai gambaran penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial di RSUP H. Adam Malik Medan, karena itulah penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang profil penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial di bagian THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan. Dengan adanya data ini diharapkan penangangan aspirasi benda asing ditraktus trakheobronkial dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan maksimal. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu bagaimana profil penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2006-2010. 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh data profil penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP H.Adam Malik Tahun 2006-2010. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi proporsi penderita
aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
2. Mengetahui distribusi proporsi penderita
aspirasi benda asing
di traktus
aspirasi benda asing
di traktus
aspirasi benda asing
di traktus
aspirasi benda asing
di traktus
aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan kelompok umur 3. Mengetahui distribusi proporsi penderita trakeobronkhial berdasarkan keluhan utama. 4. Mengetahui distribusi proporsi penderita trakeobronkhial berdasarkan gejala 5. Mengetahui distribusi proporsi penderita trakeobronkhial berdasarkan tanda fisik 6. Mengetahui distribusi proporsi penderita
trakeobronkhial berdasarkan jenis benda asing yang terhirup. 7. Mengetahui distribusi proporsi penderita aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan durasi yaitu jarak waktu aspirasi benda asing dengan saat dilakukan bronkoskopi. 8. Mengetahui distribusi proporsi penderita aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan gambaran foto thorak 9. Mengetahui distribusi proporsi penderita aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan lokasi benda asing 10. Mengetahui distribusi proporsi penderita aspirasi benda asing
di traktus
trakeobronkhial berdasarkan komplikasi yang timbul. 11. Mengetahui distribusi proporsi hubungan jenis benda asing
di traktus
trakeobronkhial terhadap gejala yang timbul. 12. Mengetahui distribusi proporsi hubungan jenis benda asing
di traktus
trakeobronkhial terhadap tanda yang timbul.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dalam upaya peningkatan kelengkapan data penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial. 1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi untuk penanganan kasus aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial yang lebih baik dan maksimal. 1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penderita aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial. 1.4.4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat untuk mengetahui pencegahan, gejala dan penatalaksanaan terhirup aspirasi benda asing di traktus trakeobronkhial.
Universitas Sumatera Utara