BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri makanan dan minuman memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menperin menyatakan pada triwulan I tahun 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16%, nilai tersebut telah melebihi nilai yang ditargetkan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk akhir tahun 2014 yaitu 8%. Menperin juga menyatakan kontribusi besar dari industri makanan dan minuman nasional juga terlihat dari sumbangan nilai ekspor yang terus naik mencapai USD 456,6 juta pada Januari 2015, dibandingkan dengan nilai ekspor pada Januari 2014 sebesar USD 411,5 juta. Namun demikian di masa-masa mendatang, tantangan yang dihadapi oleh industri tersebut semakin berat. Persaingan menjadi lebih ketat. Apalagi dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 ini. Akan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan asing dengan kualitas produk dan harga yang bersaing. Oleh karena itu bagi para pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia perlu melakukan berbagai usaha dalam menghadapi tantangan persaingan yang ada, dengan mampu menghasilkan produk yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mampu memenuhi permintaan pelanggan yang berfluktuatif. PT. Anela yang berdiri sejak tahun 2008, merupakan salah satu pemain dalam industri makanan yang berlokasi di Lamongan, Jawa Timur. Dengan produksi utamanya adalah Fishball atau disebut bakso ikan. Pada awalnya proses produksi lebih banyak menggunakan sistem manual namun sejalan dengan perkembangan teknologi dan perekonomian saat ini, perusahaan mulai mengadopsi sistem otomatisasi produksi yaitu dengan sumber daya mesin untuk membantu setiap proses produksinya. PT. Anela tidak hanya mendistribusikan produknya ke dalam negeri melainkan juga ke mancanegara seperti Jepang, Cina, Malaysia dan Vietnam. Pertumbuhan industri yang positif membuat PT. Anela dihadapkan dengan permintaan yang semakin tinggi setiap tahunnya. Menurut Bapak Arifin Sulhan Direktur Utama PT. Anela, menjelaskan bahwa terkadang perusahaan tidak dapat menyelesaikan permintaan tepat waktu dikarenakan dalam tiga tahun terakhir ini permintaan akan Fishball meningkat pesat dan dapat dibuktikan pada grafik berikut: 1
2
800,000 750,000 700,000 650,000 600,000
2012
2013
2014
permintaan
686,800
717,800
746,900
maksimum produksi
738,048
738,048
738,048
Gambar 1.1 Tingkat Permintaan dan Produksi Sumber: PT. Anela (2015)
Dari gambar diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan permintaan pelanggan dalam satuan bungkus dengan isi 10 kg perbungkusnya dari tahun 2012 sampai tahun 2014, namun masalah yang dihadapi adalah seperti pada tahun 2014 permintaan mencapai 746.900 bungkus sedangkan perusahaan memiliki keterbatasan kapasitas produksi yaitu sebesar 738.048 bungkus. Sehingga terkadang perusahaan mengalami keterlambatan dalam pemenuhan pesanan tersebut. Saat ini kebijakan perusahaan dalam menyikapi hal tersebut adalah dengan alternatif memberikan lembur dan melakukan subkontrak untuk menutupi kekurangan produksi. Namun sampai saat ini PT. Anela belum menerapkan suatu metode ilmiah tertentu dalam mengoptimalkan faktor-faktor produksi sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan dengan biaya produksi seefisien mungkin. Pengoptimalan faktor-faktor produksi pada PT. Anela umunya dilakukan berdasarkan pengalaman atau intuisi dari manajer produksi. Karena itu untuk dapat memenuhi permintaan yang tinggi, PT. Anela perlu menerapkan sebuah konsep manajemen operasional yang baik dimana manajemen operasional menurut Heizer dan Rander (2015:3), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan apabila perusahaan memiliki manajemen operasional yang baik, maka perusahaan tersebut dapat mengubah bahan mentah dan bahan jadi secara efektif dan efisien. Namun apabila perusahaan tidak memiliki manajemen operasional
yang
baik,
akan
menimbulkan
keterlambatan pemenuhan permintaan.
keterlambatan
produksi
dan
3
Alasan dibutuhkannya manajemen operasional adalah untuk menghadapi jumlah permintaan yang berfluktuasi. Jumlah permintaan yang berfluktuatif ini menyebabkan PT. Anela harus benar-benar memperhatikan pengalokasian sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi serta melakukan perencanaan dan pengendalian produksi yang tepat agar permintaan dapat diselesaikan tepat waktu dan target produksi yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Perencanaan produksi yang baik harus fleksibel yaitu perencanaan produksi yang sesuai dengan besarnya kebutuhan permintaan. Kenyataan yang terjadi pada PT. Anela adalah terjadinya penumpukan produk pada periode tertentu yang akan menambah biaya penyimpanan dan sebaliknya pada periode lain terjadi kekurangan produk yang mengakibatkan permintaan konsumen tidak terpenuhi, sehingga menjadi dampak buruk bagi perusahaan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode penghitungan peramalan permintaan (demand forcast) untuk mengetahui prediksi permintaan dimasa yang akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan metode perencanaan agregat (aggregate planning) untuk menentukan alternatif perencanaan produksi. Perencanaan agregat merupakan sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah yaitu 3 hingga 18 bulan ke depan. strategi perencanaan produksi ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat produksi yang optimal dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pesanan pelanggan. Menurut Heizer dan Render (2010:148), metode yang tepat untuk memaksimalkan kuantitas dan waktu produksi adalah perencanaan agregat, dimana terdapat 3 strategi didalamnya meliputi chase strategy, level strategy dan mixed strategy. Pada tiap strategi tersebut juga dapat diterapkan 3 pendekatan yaitu pendekatan reguler, sub-contract dan overtime. Itulah alasan penelitian ini menggunakan metode perencanaan agregat. Dengan adanya latar belakang tersebut perlu adanya penelitian pada PT. Anela dengan menggunakan metode perencanaan agregat dalam memenuhi jumlah permintaan pesanan agar permintaan pesanan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan mencapai tingkat produksi yang diharapkan. Dengan demikian penulis
memutuskan
mengangkat
judul
“ANALISA
PERENCANAAN
AGREGAT UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI PADA PT. ANELA”.
4
1.2 Formulasi Masalah Melihat dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka formulasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhitungan peramalan permintaan pada PT. Anela untuk periode Mei 2015 – April 2016? 2. Bagaimana perthitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT. Anela untuk memenuhi permintaan pasar?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian Melihat dari formulasi masalah di atas, maka penelitain ini terlingkup hanya untuk menghitung peramalan permintaan pada PT. Anela dan memberikan perhitungan perencanaan agregat yang tepat untuk memenuhi prediksi permintaan dan memperkecil biaya pada periode perencanaan serta penelitian ini tidak membahas mengenai implementasi strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan dari hasil pengolahan data.
1.4 Tujuan Penelitian Dari formulasi masalah dan ruang lingkup penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menghitung prakiraan peramalan permintaan pada PT. Anela pada periode Mei 2015 – April 2016. 2. Untuk memberikan perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT. Anela dalam memenuhi permintaan pasar.
1.5 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah : a. Bagi PT. Anela : Sebagai referensi kepada PT. Anela dalam memproduksi Fishball dengan lebih optimal untuk memenuhi prediksi permintaan dan memperkecil biaya pada periode perencanaan. b. Bagi Peneliti : Untuk menerapkan ilmu yang penulis peroleh selama perkuliahan khususnya mengenai perencanaan agregat untuk mengoptimalkan sumber daya yang
5
tersedia, khususnya tenaga kerja sehingga terjadi keseimbangan antara supply dan demand. c. Bagi Pihak Lain : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian berikutnya dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.
6
1.6 State of The Art Penulisan ini dilakukan dengan acuan penelitian terdahulu, antara lain: Judul
Pengarang
Ringkasan Jurnal
Aggregate Planning for
Bachtiar H. Simamora Terdapat tiga alternatif
Minimizing Costs: A
dan Desty Natalia, 2014 yang dipertimbangkan
Case Study of PT XYZ in
dalam penelitian ini,
Indonesia
Chase, Level dan Mixed Strategy. Mixed Strategy merupakan pilihan alternatif terbaik bagi perusahaan dengan biaya terendah.
Judul
Pengarang
Ringkasan Jurnal
Metode Agregat
Irawan Sukendar dan
Dalam penelitian ini
Planning Heuristik
Riki Kristomi, 2008
menggunakan Metode
Sebagai Perencanaan
Pengendalian tenaga
dan Pengendalian
kerja, Campuran-
Jumlah Produksi untuk
Subkontrak dan
Minimasi Biaya
Campuran-Overtime. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Metode CampuranOvertime merupakan metoda terbaik pada perusahaan ini.
Judul
Pengarang
Ringkasan Jurnal
Perencanaan Produksi
Itsna Aulia Octavianti,
Dalam menyusun rencana
Agregat Produk
Nasir Widha Setyanto,
agregat, strategi yang
Tembakau Rajang P01
Ceria Farela Mada
digunakan antara lain
dan P02 di PT X
Tantrika, 2013
Chase Strategy, Level Strategy dan Hybrid
7
Strategy yang kemudian dipilih strategi terbaik yang memberikan biaya produksi paling minimum. Strategi agregat terpilih adalah Hybrid Strategy. Judul
Pengarang Hanczar
Ringkasan Jurnal
Aggregate Planning in
Pawel
dan Perencanaan agregat
Manufacturing
Michael Jakubiak, 2011 merupakan proses untuk
Company – Linear
menerjemahkan prakiraan
Programming Approach
permintaan (rencana penjualan) kedalam rencana produksi. Dalam jumlah produksi yang diusulkan, waktu input, tingat persediaan dan beban pekerjaan bagi tiap tenaga kerja.
Judul
Pengarang
Ringkasan Jurnal
Study of Implementing
Radwan A. dan Majid Kegiatan perencanaan
Zachman Framework
Aarabi, 2011
agregat untuk
for Modeling
mengevaluasi berbagai
Information
bidang untuk menentukan
Systems for
tingkat produksi, tingkat
Manufacturing
persediaan, subkontrak
Enterprises Aggregate
dan sumber daya manusia
Planning.
yang dibutuhkan.
Sumber: Penelitian Terdahulu
8