BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada berkembangnya ilmu pengetahuan dan era globalisasi modern seperti ini sangat tepat sekali dalam mengembangkan pemasaran sangat mudah bagi perusahaan perusahaan kini harus bergerak cepat dalam usaha merebut pangsa pasar. Kebutuhan pelanggan mendapatkan informasi yang semakin meningkat membuat perusahaan perlu melakukan perpaduan dari aktifitas-aktifitas yang saling
berhubungan
untuk
mengetahui
kebutuhan
pelanggan
serta
mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan pelanggan dapat terpuaskan dengan baik. Hal inilah yang dinamakan pemasaran. Inti definisi pemasaran atau marketing sendiri adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui proses pertukaran.Artinya, pemasaran bisa dianggap sebagai sebuah level tertinggi dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia yang paling hakiki. Oleh sebab itu, pemasaran penting karena dapat memberikan pelanggan banyak pilihan dalam memenuhi kebutuhan mereka dan apabila pelanggan puas dengan produk yang digunakannya, maka akan berdampak baik pula bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Kualitas sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi pelanggan, tetapi tanpa didukung model pemasaran yang baik, akan sulit sampai ke tangan pelanggan dan meraih kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dibeli. Saat ini marketing telah berubah dan berkembang semakin baik. Mulai dari metode yang primitif seperti tukar menukar barang yang di inginkan atau yang disebut juga dengan barter hingga di era yang seperti ini yaitu e-marketing. E-marketing adalah produk dari gabungan teknologi komunikasi modern dan prinsip marketing lama yang selalu digunakan orang. E – marketing atau marketing elektronik adalah aplikasi dari prinsip marketing dan teknik penggunaan media elektronik, terutama Internet.
E-marketing adalah memasarkan sebuah product menggunakan Internet. Hal tersebut termasuk marketing yang bersifat langsung dan elemen marketing 1
2 yang bersifat tidak langsung, serta penggunaan seluruh teknologi yang dapat membantu menghubungkan bisnis dengan pelanggannya. Dengan definisi tersebut, e-marketing melingkupi seluruh aktifitas bisnis melalui world wide web dengan tujuan menarik peluang bisnis baru, mempertahankan pelanggan dan membangun indentitas produk atau merk dagang tersebut. E – marketing termasuk juga perencanaan marketing dengan konteks e – business dan e – environment. E-marketing adalah produk dari suatu gabungan teknologi komunikasi modern dan memiliki sebuah prinsip marketing lama yang selalu digunakan orang. E-marketing atau disebut juga marketing elektronik adalah aplikasi dari prinsip marketing dan teknik penggunaan media elektronik, terutama Internet. E-marketing adalah proses memasarkan sebuah produk yang menggunakan Internet. Hal tersebut termasuk marketing yang bersifat langsung dan elemen marketing yang bersifat tidak langsung, serta penggunaan seluruh teknologi yang dapat membantu menghubungkan bisnis dengan pelanggannya secara langsung.
Dengan definisi tersebut, e-marketing melingkupi seluruh aktifitas bisnis melalui world wide web dengan tujuan menarik para peluang bisnis baru, mempertahankan pelanggannya dan membangun indentitas product. E – marketing termasuk juga perencanaan marketing dengan konteks berbasis ebisnis dan e – environment, termasuk juga perencanaan marketing dengan konteks e – bisnis dan e – environment. Sehingga tidaklah heran apabila keberhasilan dari perencanaan e – marketing dicapai melalui ilmu marketing tradisional dan tehnik perencanaan dengan mengadaptasi media digital, lalu menggabungkannya menjadi teknik komunikasi marketing digital yang baru.
PT. Maju Jaya Raya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kasur atau springbed. Berawal dari sebuah merek ternama Dream Line Springbed. Yang kemudian salah seorang pemiliknya Hermanto Yoesof mengundurkan diri, setelah Hermanto Yoesof mengundurkan diri dari Dream Line Springbed, kemudian Hermanto Yoesof menggandeng saudaranya Octavianus Sulim membuat springbed sendiri dengan nama perusahaan PT.
3 Maju Jaya Raya. Yang berlokasi di Perum citra 1 Blok D1 No.19, Jakarta Barat dan memiliki gudang sekaligus tempat untuk produksi di jalan Husein sastra negara ,kampung baru pergudangan H ismail no.1 dan berdiri sejak 1 Mei 2009, dan memiliki karyawan sampai saat ini sebanyak 32 orang. Dimana sistem marketing perusahaan tersebut masih menggunakan cara lama yaitu menyebarkan brosur. Dan memasarkann barang produknya disekitar perumahan kantor marketing PT. Maju Jaya Raya dan setiap ada acara pameran furniture. Sebagai perusahaan springbed yang memiliki banyak rekanan sebagai supplier seperti perusahaan pembuat latex, rebondit, kain, serta bahan bahan kayu.
Melihat banyaknya keuntungan yang diperoleh dengna menggunakan emarketing, Maka PT. Maju Jaya Raya ingin memperbaiki dan memperluas pemsarannya dengan menggunakan e-marketing. Dengan melihat tersebut, maka penulis memilih PT. Maju Jaya Raya sebagai obyek dalam penulisan yang berjudul “ANALISIS DAN PERANCANGAN STRATEGI E – MARKETING BERBASIS SOSTAC PADA PT. MAJU JAYA RAYA“.
1.2 Ruang Lingkup Dalam penulisan ini, ruang lingkup yang dibatasi sebagai berikut : •
Perancangan aplikasi e-marketing ini ditujukan untuk strategi e-marketing pada PT. Maju Jaya Raya dengan pengunaan website sebagai media pemasarannya.
•
Perancangan aplikasi website ini tidak mencakup masalah keamanan web dan transaksi pembayaran.
•
Website ini hanya membahas sampai dengan tahap promosi.
•
Website ini bisa di akses oleh admin, pegawai, serta pelanggan.
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan : •
Menganalisa proses pemasaran yang sedang berjalan pada perusahaan PT. Maju Jaya Raya. .
4 •
Merancang strategi e-marketing pada perusahaan PT. Maju Jaya Raya untuk mendukung pemasaran pada perusahaan PT.Maju Jaya Raya.
•
Mempromosikan merk dagang perusahaan PT. Maju Jaya Raya.
•
Merancang aplikasi e-marketing berbasis website untuk mendukung pemasaran pada PT.Maju Jaya Raya.
1.3.2 Manfaat : •
Membantu pemasaran merk dagang PT. Maju Jaya Raya agar tepat sasaran dan mampu menentukan keputusan pemasaran dari data - data yang terkumpul dari sebuah website yang telah dirancang dengan penerapan strategi e–marketing.
•
Mempermudah pelanggan dan calon pelanggan mencari informasi perusahaan atau merk dagang ini di manapun dan kapanpun.
•
Mengetahui efisiensi pengeluaran biaya pemasaran pada PT. Maju Jaya Raya sebelum dan sesudah penerapan e-marketing sehingga dapat merumuskan strategi pemasaran yang lebih baik ke depannya.
1.4
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
1.4.1 Metode Analisis dan Perancangan Tahap analisis dan perancangan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan dan merancang aplikasi yang akan digunakan dalam membangun strategi e-marketing. Tahap ini meliputi tahap perencanaan e-marketing dalam kerangka SOSTAC®, yaitu : a)
Sitution Analysis
b)
Objectives
c)
Strategies
d)
Tactics
e)
Action
f)
Control
5 1.4.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan: a)
Observasi langsung Peneliti mengunjungi dan mengamati PT.Maju Jaya Raya untuk mengetahui proses bisnis yang sedang berjalan pada perusahaan tersebut.
b)
Wawancara Peneliti bertemu langsung dengan pemilik PT.Maju Jaya Raya dan menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian.
c)
Studi Pustaka Peneliti mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dari buku, literatur, artikel, jurnal dan penelitian yang dilakukan oleh orang lain.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam Bab 1 akan dibahas latar belakang penelitian, ruang lingkup yang berisi batasan masalah yang akan dikerjakan dalam penulisan laporan penelitian agar lebih terfokus dan tidak menyimpang dari topiknya, tujuan yang hendak dicapai dan manfaat yang diharapkan bagi perusahaan dan pelanggan dari penulisan ini, metodologi penelitian yang digunakan selama melakukan penelitian ini dan sistematika penulisan skripsi ini.
BAB 2 : LANDASAN TEORI Dalam bab kedua diuraikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang relevan dengan topik yang di bahas untuk dipakai sebagai landasan atau dasar berpikir dalam penulisan laporan penelitian. Berbagai teori diuraikan dan dikembangkan untuk mendukung penelitian ini.
6 BAB 3 : ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Bab ini berisi latar belakang, struktur organisasi perusahaan, serta pembagian tugas dari masing-masing bagian dalam perusahaan, analisis sistem yang sedang berjalan pada PT.Maju Jaya Raya, objectives atau tujuan, strategi dan taktik dari strategi e – marketing yang dibangun.
BAB 4 : PERANCANGAN E-MARKETING Bab ini berisi perancangan e-marketing untuk PT.Maju Jaya Raya serta perancangan user interface yang akan digunakan dan evaluasi mengenai kinerja dari strategi e – marketing pada PT.Maju Jaya Raya.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab simpulan dan saran, peneliti memberikan kesimpulan dari hasil penelitian ini dan memberikan saran-saran yang dapat menjadi masukan bagi PT.Maju Jaya Raya untuk pengembangan strategi e – marketing selanjutnya.
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum Dalam teori umum penulis menyajikan teori-teori umum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini seperti pengertian internet, world wide web, perbedaan world wide web dengan internet, pengertian pemasaran, konsep strategi pemasaran.
2.1.1 Pengertian Internet Menurut Chaffey (2009, p4), internet adalah jaringan fisik yang menghubungkan komputer di dunia. Yang terdiri dari infrastruktur jaringan server dan communication link antar mereka yang digunakan untuk menerima dan mengirim informasi
antara client PCs dan web
server. Menurut Kotler, Armstrong (2008, p23), internet adalah web publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan pengguna dari semua jenis di seluruh dunia satu sama lainnya dan dengan simpanan informasi yang sangat besar. Menurut Weiss, Allan H. (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Commercialization of the internet” mengatakan internet dibuat dari 5000 lebih jaringan komputer yang terpisah dilebih dari 70 negara. Jaringan ini terhubung dalam berbagai cara dan kecepatan dan terikat oleh internet suite of protocols.
2.1.2 Pengertian World Wide Web Menurut Chaffey (2009, p4), world wide web adalah teknik yang paling umum untuk penerbitan informasi di internet. Hal ini diakses melalui web browser yang menampilkan web pages of embedded graphics dan HTML/XML-encoded text.
7
8 2.1.3 Perbedaan World Wide Web dengan Internet Menurut Mcleod, Schell (2007, p60), perbedaan antara internet dan world wide web adalah internet adalah jaringan komunikasi global yang menghubungkan jutaan dari komputer.
Sedangkan world wide web
adalah koleksi dari komputer yang berperan sebagai server konten yang menjadi host document formatted untuk memungkinkan melihat teks, grafik dan suara sama seperti memperbolehkan linkages ke dokumen lain di web.
2.1.4 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler, Armstrong (2008, p5), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Proses pemasaran terdiri dari memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan, merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan, membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul, membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan, menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan.
Menurut Honni, et al (2011, h980), dalam jurnalnya yang berjudul “E-Marketing Jaya Abadi Computer” mengatakan pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun organisasi yang mencakup proses perencanaan, harga, promosi dan distribusi terhadap suatu ide, barang maupun layanan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu maupun organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses dan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan terhadap produk dan jasanya dengan membangun hubungan dengan pelanggan untuk menciptakan dan mendapatkan nilai dari pelanggannya.
9 2.1.5 Pengertian Estimasi Biaya David (2009 : 261) Estimasi biaya atau yang lebih dikenal dengan perkiraan biaya memiliki defnisi sebagai suatu seni yang memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang terseda pada waktu yang dtentukan. Berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut : •
Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya.
•
Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
2.1.6 Konsep Strategi Pemasaran Menurut Kotler, Armstrong (2008, p10), lima konsep strategi pemasaran, yaitu: 1. Konsep Produksi Ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan sangat terjangkau dan karena itu organisasi harus berfokus pada peningkatan produksi dan efisiensi distribusi. 2. Konsep Produk Ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur terbaik dan oleh karena itu organisasi harus menguras energinya untuk membuat peningkatan produk yang berkelanjutan. 3. Konsep Penjualan Ide bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar. 4. Konsep Pemasaran Filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasai tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing. 5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial
10 Prinsip pemasaran yang menyatakan bahwa perusahaan harus mengambil keputusan pemasaran yang baik dengan memperhatikan keinginan konsumen, persyaratan perusahaan, kepentingan jangka panjang konsumen, dan kepentingan jangka panjang masyarakat.
2.1.7 Pengertian Activity Diagram Menurut (John W. Satzinger, Robert Jackson&Stephen Burd, 2009:141) Activity Diagram adalah salah satu tipe dari workflow diagram yang menjelaskan aktifitas dan proses bisnis sistem yanh berjalan berserta urutannya.
Gambar 2.1 Contoh Activity Diagram ( John W. Satzinger, Robert Jackson&Stephen Burd, 2009:141)
2.2
Teori Khusus Dalam teori khusus penulis menyajikan teori-teori khusus yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini meliputi pengertian e-marketing, keuntungan e-marketing, pengertian e-marketing strategy, empat bidang emarketing, perencanaan e-marketing menggunakan metode perencanaan emarketing SOSTAC®. 2.2.1 Pengertian E–Marketing atau Internet Marketing Menurut Chaffey (2009, p16), digital marketing memiliki arti yang sama dengan electronic marketing dimana keduanya mendeskripsikan management dan eksekusi dari pemasaran menggunakan media elektronik seperti web, e-mail, interactive TV dan wireless media
11 bersama dengan data digital mengenai karakteristik dan tingkah laku pelanggan. Menurut Laudon, Traver (2008, p355), internet marketing adalah pemasaran yang menggunakan web sama seperti saluran tradisional untuk membangun hubungan jangka panjang yang positif dengan pelanggan (baik online maupun offline) dan dengan demikian menciptakan
keunggulan
kompetitif
untuk
perusahaan
dengan
memperbolehkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanan dibandingkan yang ditetapkan kompetitor. Menurut Kotler, Keller (2009, p474), e-marketing mendeskripsikan upaya
perusahaan
untuk
menginformasikan, mengkomunikasikan,
mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya melalui internet. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan e – marketing adalah proses dan aktivitas pemasaran produk barang dan jasa perusahaan dengan menggunakan media elektronik seperti internet.
2.2.2 Pengertian E–Marketing Strategy Menurut Straus, Frost (2012, p51), e-marketing strategy adalah desain dari strategi pemasaran yang mengkapitalisasi organization electronic atau kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bersatu. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan e-marketing strategy adalah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran secara online.
2.2.3 Empat Bidang E–Marketing Menurut Kotler, Armstrong (2008, p 460), empat bidang utama dalam e-marketing adalah : a) Business to Consumer Online Marketing (B2C) Menjual produk dan jasanya kepada pengguna akhir secara online. b) Business to Bussiness Online Marketing (B2B) Memanfaatkan B2B website, email, online product catalogs, online trading networks, dan online resources lainnya untuk menjangkau
12 pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang sudah ada dengan lebih efektif dan mendapatkan efisiensi pembelian serta harga yang lebih baik.
c) Consumer to Consumer Online Marketing (C2C) Pertukaran barang dan informasi diantara konsumen akhir secara online.
d) Consumer to Business Online Marketing (C2B) Pertukaran secara online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka dan memulai pembelian, kadangkadang melakukan transaksi secara berkala.
Tabel 2.1 E – Marketing Domains Sumber : Kotler, Armstrong (2008, p 460)
Initiated by business
Initiated by consumer
Targeted to
Targeted to
consumer
businesses
B2C
B2B
(business to
(business to
consumer)
business)
C2C
C2B
(consumer to
(consumer to
consumer)
business)
2.2.4 Perencanaan E–Marketing Menggunakan Metode Perencanaan SOSTAC® SOSTAC® menurut Chaffey dan Smith (2008,p44) adalah suatu kerangka kerja perencanaan yang cocok untuk e-marketing dan dapat digunakan untuk mengembangkan semua jenis rencana, termasuk eplanning marketing.
Tahapan yang terlibat dapat dirangkum sebagai berikut :
13 1. Situation – where are we now? 2. Objectives – where do we want to be? 3. Strategy – how do we get there? 4. Tactics – how exactly do we get there? 5. Action – what is our plan? 6. Control – did we get there?
Gambar 2.3 Kerangka Perencanaan E-Marketing SOSTAC® Sumber : Chaffey (2009, p419)
2.2.4.1 Tahap Pertama - Sitution Analysis (Where Are We Now?) Situation analysis merupakan tahap pertama dalam menyusun perencanaan e – marketing dimana pada tahapan ini dilakukan analisis mengenai kondisi atau keefektifan dari aktivitas pemasaran yang sekarang berjalan di perusahaan. Situation analysis adalah analisis lingkungan dan peninjauan dari proses dan sumber daya internal perusahaan untuk membentuk strategi. Tujuan dari situation analysis adalah memahami lingkungan saat ini dan kedepan perusahaan yang beroperasi agar tujuan strategis menjadi realistis dalam apa yang terjadi di pasar (Chaffey 2009, p444).
14 2.2.4.1.1 Demand Analysis Menurut Chaffey (2009, p421), faktor utama yang mendorong tujuan strategi e – marketing dan e - business adalah tingkat saat ini dan proyeksi masa depan permintaan pelanggan untuk layanan e - commerce di segmen pasar yang berbeda.
Analisis
permintaan
memeriksa
penggunaan
pelanggan saat ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dalam target pasar yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar : •
Berapa persen dari bisnis pelanggan memiliki akses ke internet?
•
Berapa persen anggota membeli unit dalam bisnis ini memiliki akses ke internet?
•
Berapa persen pelanggan yang siap untuk membeli produk secara online?
•
Berapa persen pelanggan dengan akses ke internet yang tidak siap membeli secara online, tetapi dipengaruhi oleh informasi dari website untuk membeli produk secara offline?
•
Apa popularitas dari berbagai online customer engagement devices fitur web 2.0 seperti blogs, online communities dan RSS feeds?
2.2.4.1.2
Competitor Analysis Menurut Chaffey (2009, p346) competitor analysis adalah review dari layanan e-business yang ditawarkan oleh pesaing yang lama dan pesaing yang baru dan penerapan dari pelanggan mereka. Competitor analysis atau pemantauan penggunaan e-commerce dari kompetitor untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan, sangat penting dalam emarketplace karena sifat dinamis dari media internet.
2.2.4.1.3
SWOT Analysis
15 SWOT analysis dapat digunakan
untuk merangkum
jangkuan dari analisis yang dibahas. Menurut Chaffey (2009, p274), SWOT analysis adalah alat sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman.
Gambar 2.4 Contoh SWOT Analysis. Sumber : Chaffey (2009, p422) Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah metode analisis SWOT menurut Chaffey dan Smith (2008, p.444). Metode ini mengidentifikasikan mengenai kekuatan yang dimiliki perusahaan, kelemahan yang dimiliki perusahaan, peluang yang ada dan ancaman yang dihadapi perusahaan. •
Strengths •
Keunggulan yang ada.
16
•
•
•
•
Konsumen yang ada.
•
Distribusi yang ada.
Weaknesses •
Kurangnya teknologi dan kemampuan yang ada.
•
Pemikiran perusahaan yang sempit.
Opportunities •
Pemasaran yang baru.
•
Layanan yang baru.
•
Aliansi.
Threats •
Adanya kompetitor pendatang baru.
•
Produk atau layanan yang lebih kompetitif.
•
Jejaring sosial.
2.2.4.2 Tahap Kedua – Objectives (Where do we want to be?) Setelah perusahaan melakukan situation analysis tahap kedua menentukan tujuan. Penetapan tujuan berguna untuk membantu mengarahkan perusahaan untuk tetap fokus pada hal yang ingin dicapai. Menurut Chaffey (2009, p428), perencanaan e – marketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk strategi dan taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investors. Dalam menyusun tujuan dapat digunakan pendekatan menggunakan SWOT yang dapat membantu untuk membuat tujuan yang spesifik. Menurut Chaffey, Smith (2008, p454), organisasi perlu untuk secara jelas menetakan tujuan dari e-marketing, sehingga sumber daya yang tepat dapat diarahkan dalam mencapai tujuan tersebut. Kerangka yang berguna dalam mengembangkan tujuan ada 5Ss dari sell, serve, speak, save, dan sizzle. 5Ss yang terdiri dari : a) Sell adalah manfaat dengan adanya penerapan e – marketing meningkatkan penjualan. Dicapai melalui distribusi yang luas ke pelanggan sehingga dapat dengan segera melayani pelanggan
17 secara offiline atau mungkin melalui berbagai produk yang lebih luas daripada di toko atau harga yang lebih rendah dibanding saluran lain. b) Serve adalah manfaat lainnya berupa penambahan nilai. Dicapai dengan memberikan pelanggan keuntungan tambahan secara online atau membentuk pengembangan produk melalui dialog online dan umpan balik. c) Speak adalah manfaat yang berupa bertambah dekat dengan pelanggan. Hal ini menyangkut dalam pembuatan dua macam cara dialog melalui bentuk web dan email dan polling dan melakukan market research
melalui survei formal dan
mengawasi secara tidak langsung chat rooms untuk mempelajari mengenai pelanggan. Selain itu mencapai pelanggan secara online melalui PR. d) Save adalah manfaat menghemat biaya. Dicapai melalui komunikasi email secara online, transaksi penjualan dan layanan untuk mengurangi karyawan, biaya cetak dan ongkos kirim. e) Sizzle adalah manfaat memperluas product secara online. Dicapai dengan menyediakan rencana dan pengalaman baru secara online pada saat yang bersamaan muncul secara familiar.
2.2.4.3 Tahap Ketiga – Strategy (How do we get there?) Dalam tahap ini elemen strategi dalam perencanaan emarketing adalah mendefinisikan bagaimana tujuan e – marketing akan dicapai. Strategi merangkum bagaimana mencapai tujuan kita. Menurut Chaffey(2009, p433), elemen strategi dari sebuah e – marketing plan mendefinisikan bagaimana sebuah tujuan e-marketing akan dicapai. Definisi strategi harus terintegrasi dalam proses perencanan e – marketing karena perencanaan e – marketing adalah sebuah proses yang berulang-ulang dari analisis situasi
untuk
pengaturan strategi ke definisi strategi. Menurut Chaffey, Smith (2008, p460), komponen utama dari e – marketing strategy meliputi :
18 a) Segmen, trends dalam market place – bagaimana strategi merangkul hal itu. b) Target markets, positioning dan propositions. c) Positioning dan terutama, online value propositions. Target markets secara detail untuk memahami kebutuhan dan potensi serta kemudian mengembangkan strategi untuk memuaskan pasar tersebut sehingga memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebut target marketing strategy. Menurut Chaffey (2009, p437) target marketing strategy adalah evaluasi dan seleksi dari segmen dan pengembangan dari penawaran yang sesuai. Dimana tahap-tahap dalam pengembangan target marketing strategy adalah: a) Segmentation Identifikasi dari kelompok yang berbeda dalam target market dalam rangka mengembangkan penawaran produk yang berbeda, mengkomunikasikannya untuk kelompok tersebut. Dengan kata lain segmentasi melibatkan pemahaman tentang kelompok dari pelanggan dalam suatu target market untuk memahami kebutuhan dan
potensi
sebagai
sumber
pendapatan
dalam
rangka
mengembangan strategi untuk memuaskan segmen tersebut sementara
memaksimalkan
pendapatan.
Dalam
konteks
perencanaan e-marketing segmen pasar akan dianalisis untuk menilai : 1. Ukuran atau nilai dari pasar yang ada sekarang, proyeksi ke depan dari ukuran dan pangsa pasar perusahaan saat ini dan ke depannya dalam segmen tersebut. 2. Pangsa pasar kompetitor dalam segmen tersebut. 3. Kebutuhan dari setiap segmen, terutama kebutuhan yang tidak terpenuhi. 4. Penawaran dan propositions dari perusahaan dan kompetitor untuk setiap segmen lewat segala aspek dalam proses pembelian.
b) Targeting
19 Pendekatan targeting
digunakan untuk kampanye akusisi dan
retensi yang akan bergantung pada segmentasi yang dilakukan. Targeting meliputi beberapa variabel, yaitu : 1. Hubungan dengan perusahaan. Kampanye akan sering ditujukan untuk sasaran baru atau yang sudah ada. Perlu diingat, beberapa komunikasi seperti enewsletters dan email campaigns akan mencapai keduanya. Pemasar perlu mempertimbangkan untuk apakah efektif untuk memiliki komunikasi yang berbeda antara kontak yang lama, baru atau bekas atau untuk setiap sasaran dari setiap kelompok dalam komunikasi yang sama tetapi menggunakan konten yang ditujukan masing-masing. 2. Segmentasi demografik. Hal ini biasanya didasarkan pada umur, jenis kelamin, kelompok sosial. Demografik secara online sering digunakan sebagai
dasar
untuk
sebuah
situs
untuk
membeli
menampilkan iklan atau meminjamkan daftar e-mail. Demografik
dapat
digunakan
untuk
membatasi
atau
memfokuskan siapa yang membayar per klik iklan pencarian ditampilkan. 3. Psychographic atau attitudinal segmentation. Hal ini meliputi sikap terhadap resiko dan nilai ketika membeli, contohnya early adopter, brand loyal atau price conscious. Hal ini kurang jelas dalam sasaran atribut dari pelanggan sebab lebih mudah untuk membeli media berdasarkan demographic breakdown. 4. Nilai. Semakin tinggi nilai suatu pelanggan (diindikasikan dengan tingginya rata-rata order value dan higher modelled customer lifetime values) akan sering menggaransi komunikasi yang terpisah dengan penawaran yang berbeda. 5. Tahap daur hidup.
20 Hal ini sangat berguna dimana pelanggan mengikuti khususnya dalam membeli atau menggunakan layanan, seperti buying online grocery shopping atau online banking. 6. Perilaku. Behavourial targeting merupakan salah satu peluang besar yang disediakan oleh pemasaran digital. Ini melibatkan penilaian tindakan masa lalu pelanggan di link berikut, membaca konten, menggunakan layanan online atau membeli produk, dan kemudian menindaklanjuti ini dengan pesan yang lebih relevan berdasarkan kecenderungan untuk bertindak berdasarkan pada aksi sebelumnya. c) Positioning Positioning terkait dengan bagaimana konsumen mempersepsikan produk dari unsur-unsur nilai yang dijelaskan di atas. Sebuah pernyataan positioning sering dikembangkan untuk merangkum hal ini. Perusahaan kemudian harus memutuskan bagaimana untuk menyoroti manfaat sebagai keuntungan diferensial akan produk pesaing. Memiliki posisi yang jelas kuat secara online penting, karena sangat mudah bagi pelanggan untuk membandingkan penyedia layanan ketika awalnya memilih produk. Hal ini juga penting untuk retensi pelanggan, sejak pengalaman pertama dari sebuah merek akan menentukan apakah pelanggan alami kembali ke pemasok sebagai pilihan pertama atau memulai pencarian lain untuk mencari alternatif. Dalam konteks e-marketing keuntungan diferensial
dan
positioning
dikomunikasikan
dengan
dapat
diklarifikasikan
mengembangkan
online
dan value
proposition. Online value proposition adalah sebuah pernyataan dari manfaat dari layanan e-commerce yang idealnya tidak harus tersedia di penawaran oleh kompetitor atau penawaran secara offline. Online value proposition yang jelas memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1. membantu
memberikan
fokus
perhatian
untuk
upaya
pemasaran dan memungkinkan staf perusahaan untuk mengerti tentang tujuan dari situs.
21 2. jika propositions jelas dapat digunakan untuk PR dan rekomendasi mulut ke mulut yang dibuat tentang perusahaan. dapat dihubungkan dengan normal product propositions dari sebuah perusahaan atau produk. 3. dapat dihubungkan dengan normal product propositions dari sebuah perusahaan atau produk. d) Planning Setelah melakukan tahap di atas langkah selanjutnya adalah perencanaan.
Banyak
keputusan
strategic
e-marketing
planning didasarkan pada online value proposition dan kualitas yang jelas dari online customer experience yang disampaikan oleh perusahaan.
Gambar 2.5 Tahapan Pengembangan Target Marketing Strategy Sumber : Chaffey (2009, p437) 2.2.4.4 Tahap Keempat – Tactics (How Exactly Do We Get There?) Menurut Chaffey (2009,
p449), taktik pemasaran untuk
menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional berbasis di sekitar elemen dari bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-
22 marketing yang efektif maka dapat digunakan bauran pemasaran 7P’s, yang berupa: a) Produk Unsur bauran pemasaran yang melibatkan penelitian akan kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai. b) Price Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan pendefinisian harga produk dan pricing models. Pricing models adalah bentuk dari pembayaran seperti outright purchase, auction, rental, volume purchase dan persyaratan kredit. c) Place Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan distribusi dari produk
ke
meminimalkan
pelanggan biaya
sesuai dari
dengan
inventory,
permintaan
dan
transportasi,
dan
penyimpanan. d) Promotion Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan komunikasi dengan pelanggan dan stakeholders untuk membentuk mereka mengenai produk dan perusahaan. e) People Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan pengiriman dari layanan ke pelanggan selama interaksi dengan pelanggan. f)
Process Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan metode dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencapai fungsi pemasaran.
g) Physical Evidance Elemen dari bauran pemasaran yang melibatkan ekspresi berwujud dari sebuah produk dan bagaimana hal ini dibeli dan digunakan.
23
Gambar 2.6 Elemen dalam Marketing Mix Sumber : Chaffey (2009, p449) Dalam menentukan taktik, ada banyak kerangka yang dapat digunakan untuk membantu menyusun taktik. Salah satunya adalah kerangka RACE. Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama kali diperkenalkan oleh Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas empat langkah atau aktivitas online marketing yang dirancang untuk membantu brand melibatkan pelanggan dalam daur hidup pelanggan (Chaffey, 2010, What Is RACE? Section, para. 1): •
Tahap 1, Reach: Reach berarti membangun brand awareness dari sebuah brand, produk dan layanan di situs-situs lain dan dimedia offline untuk membangun lalu lintas dengan mengemudikan kunjungan ke kehadiran web yang berbeda seperti situs utama, microsites atau situs media sosial. Tahap 2, Act : Act adalah tentang membujuk pengunjung situs atau prospek mengambil langkah berikutnya dalam perjalanan mereka ketika mereka awalnya membuka situs anda atau keberadaan jaringan sosial. Ini mungkin berarti mencari tahu lebih lanjut tentang perusahaan atau produk itu, mencari untuk menemukan produk atau membaca posting blog. Ini tentang keterlibatan pengujung melalui konten yang relevan, konten yang menarik dan jalur navigasi yang jelas sehingga mereka tidak tekan tombol kembali.
24 •
Tahap 3, Convert: Conversion adalah di mana pengunjung berkomitmen
untuk
membentuk
hubungan
yang
akan
menghasilkan nilai komersial untuk bisnis. Itu adalah tujuan pemasaran seperti leads atau penjualan pada kehadiran web dan offline. •
Tahap 4, Engage. Ini adalah keterlibatan jangka panjang, membangun hubungan pelanggan dari waktu ke waktu melalui interaksi beberapa menggunakan pembayaran, kepemilikan dan perolehan dalam memperoleh touchpoints media yang berbeda seperti situs anda, kehadiran sosial, email, dan interaksi langsung untuk meningkatkan customer lifetime value.
2.2.4.5 Tahap Kelima – Action (What Is Our Plan?) Pada tahap ini, action component dari perencanaan e-marketing menunjuk pada aktivitas yang dilakukan oleh manager untuk mengeksekusi rencana yang dibuat. Menurut Chaffey (2009, p476), tindakan
dari
perencanaan
strategi
e-marketing
dengan
mengidentifikasi sumber daya dan skala waktu yang ada. Dimana meliputi 2 hal, yaitu (Chaffey, 2009, p470) : 1.
Menentukan : tugas, sumber daya, rekan kerja dan outsourcing, budget termasuk biaya untuk pengembangan, promosi, dan pemeliharaan, jangka waktu, dan karyawan.
2.
Implementation : a) Analisis dari kebutuhan bisnis dan pengunjung, scenario-based design, pengembangan dari konten, integrasi dari database, migrasi dari data, testing dan perubahan b) Project and change management c) Team organization and responsibilities d) Risk assessment (identify risks, measures to counter risks) e) Masalah hukum f) Proses pengembangan dan perawatan. Selain itu tahap action dalam pengembangan e-marketing
meliputi kegiatan perancangan dan pengembangan (design and
25 development) website e-marketing yang merupakan bagian dari tahap pelaksanaan strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Dimana dalam pengembangan website e-marketing dapat menggunakan metode prototyping. Menurut Chaffey (2009, p576), prototyping adalah proses yang berulang-ulang yang disarankan oleh pengguna website untuk dilakukan modifikasi sebelum prototypes selanjutnya dan live version dari website dikembangkan. Dimana prototypes adalah versi awal dari sebagian atau keseluruhan dari sebuah sistem informasi yang dirangkum oleh penggunannya dan sponsor bisnisnya. Tahapan pembuatan website e-marketing berdasarkan langkah prototyping, yaitu:
a) Analysis Yang akan dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi requirements dari website yang dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui situation analysis dalam metode SOSTAC®, interview dimana data yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk memastikan bahwa website yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan memakai website tersebut. b) Design Tahap perancangan adalah tahap untuk membuat quality content user experience yang akan dirasakan oleh user situs tersebut. Menurut Chaffey, Smith (2008, p226), content adalah hal penting harus diperhatikan dalam perancangan website, dimana suatu website harus menyediakan informasi pada saat diminta, selalu fresh atau up to date dan sesuai dengan kebutuhan user. Quality content membantu pengunjung situs untuk membuat keputusan yang tepat dan menarik pengunjung melalui search engine optimization sehingga meningkatkan brand awareness. Selain itu dalam peracangan suatu website juga harus memperhatikan faktor Ease of use atau kemudahan dalam penggunaan. Menurut
26 Chaffey, Smith (2008, p226), situs yang Easy-to-use berarti memiliki navigasi yang baik. Bentuk dari struktus sebuah situs tidak terlalu rumit juga tidak terlalu besar. Oleh karena itu diperlukan Information Architecture dalam perancangan suatu website. Menurut Chaffey (2009, p634), Information Architecture adalah kombinasi, pelabelan, dan pengelompokan informasi dalam struktur logikal, serta penyusunan skema navigasi dalam rancangan suatu sistem informasi. Perancangan suatu information architecture dapat dilakukan dengan site map dan wireframes. Site map adalah penggambaran graphical atau text dari hubungan dengan berbagai kelompok konten yang berbeda dalam sebuah website (Chaffey, 2009, p635). Sedangkan wifreframes adalah sebuah cara mengilustrasikan susunan dari sebuah halaman web (Chaffey, 2009, p636).
27 Gambar 2.7 Site Structure Diagram (Blueprint) yang Digunakan untuk Menampilkan Layout dan Hubungan antar Halaman Dalam website. Sumber : Chaffey (2009, p637)
Gambar 2.8 Contoh Wireframe untuk Situs Mainan Anak-Anak. Sumber : Chaffey (2009, p638)
c) Development Setelah perancangan website telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pengembangan website dengan menggunakan software tertentu. Pengembangan website meliputi
penulisan
konten HTML, pembuatan desain grafik, dan pengkodingan. Development masuk dalam development enviroment. Menurut Chaffey (2009, p695), development enviroment adalah software dan hardware yang digunakan untuk membuat sistem. d) Test and Review
28 Pada akhirnya dilakukan pengujian atau testing terhadap website yang telah dikembangkan. Menurut Chaffey (2009, p 694) testing, bertujuan
untuk
mengidentifikasi
ketidaksesuain
dalam
requirement specification dan errors. Selain itu review juga dilakukan review terhadap website tersebut. Review dapat menggunakan tools web analytic. Menurut Chaffey (2009, p704) web analytic adalah teknik yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kontribusi dari e-marketing dalam bisnis termasuk evaluasi volume traffic, referrals, clickstreams, online reach data, customer satisfaction surveys, lead and sales. Test dan Review dilakukan pada tahap Control dalam metode SOSTAC®.
Gambar 2.9 Tahapan Pengembangan Website melalui Prototyping Sumber : Chaffey (2009, p575) Setelah tahap pengembangan website e-marketing dengan menggunakan metode prototyping perlu dilakukan optimalisasi website
E-Marketing
dengan
menggunakan
Search
Engine
Optimization (SEO). Menurut Chaffey (2008, p283), Search Engine Optimization (SEO) melibatkan usaha untuk mencapai posisi tertinggi atau peringkat praktis dalam natural atau organic listings pada halaman hasil pencarian search engine setelah kombinasi spesifik dari kata kunci (atau keyphrase) yang telah diketik. Posisi atau peringkat tergantung pada algoritma yang digunakan oleh setiap search engine untuk menyesuaikan halaman situs dengan konten yang relevan dengan keyphrase yang dimasukan. Google menggunakan 200 faktor atau signal dalam algoritma peringkat pencarian yang dihasilkan. Hal ini meliputi faktor peringkat positif yang membantu meningkatkan posisi dan faktor negatif atau filter yang digunakan
29 untuk menghilangkan search engine spam dari index dimana SEO telah menggunakan pendekatan etis dalam permainan Google index. Menurut Chaffey (2008, p287), faktor peringkat yang paling penting terdiri dari : a) Site submission Bagaimana anda submit sebuah situs baru? Berita baiknya adalah registrasi dengan banyak mesin pencari adalah gratis jika anda menemukan
halaman
“Add
a
URL”
(misalnya
www.google.com/addurl.html) dimana anda menyediakan URL halaman utama anda dan Google kemudian akan secara otomatis mengindeks semua halaman yang terhubung. Disarankan bahwa automated submission tools tidak digunakan karena ini dapat dianggap search engine spamming technique. Bahkan, jika anda memiliki link dari perusahaan lain yang sudah diindeks oleh mesin pencari, banyak mesin pencari secara otomatis akan mengindeks situs anda tanpa perlu untuk mengirimkan URL. b) Keyphrase analysis Kunci untuk search engine optimization yang sukses dan pay per klik adalah mencapai relevansi keyphrase karena ini adalah apa yang search engine berusaha untuk mencocokkan kombinasi kata kunci yang diketik ke dalam kotak pencarian ke halaman konten tujuan yang paling relevan. Dalam menganalisis keyphrase maka digunakan : a) Demand Analysis. Mengidentifikasi popularitas dari setiap istilah pencarian, relevansinya terhadap barang atau jasa yang memenuhi syarat oleh 'maksud dari pencari' yang ditunjukkan oleh kalimat dan kompetisi di atasnya. Sumber-sumber lain untuk
mengidentifikasi
keyphrases
yang
mencakup
pengetahuan pasar, situs pesaing, keyphrases dari pengunjung yang mengunjungi situs (dari analisis web), alat internal situs pencarian. b) Performance Analysis. Hal ini menilai bagaimana perusahaan pada saat ini berjalan untuk phrase ini.
30 c) Gap Analysis. Mengidentifikasi untuk setiap frase dan produk dimana berpotensi besar untuk peningkatan adalah, sehingga dapat menargetkan sumber daya yang sesuai. d) Set goals and select keyphrases. Mengidentifikasi berbagai jenis keyphrase yang diinginkan untuk terlihat. Terutama yang penting adalah strategic keyphares yang penting untuk sukses. Menurut Chaffey (2008, p287), dalam meningkatkan peringkat di mesin pencari melalui SEO hal yang perlu diperhatikan adalah : a) On-page optimization Tes yang paling dasar dari relevansi oleh mesin pencari adalah berapa kali frase muncul pada suatu halaman. Akan tetapi, ada banyak faktor yang yang juga diterapkan. Antara lain : 1) Frekuensi 2) Occurrence in headings
, 3) Occurrence in anchor text of hyperlinks 4) Markup such as bold 5) Density (the number of times) 6) Kedekatan dari phrase to start of document dan gap antara kata kunci individual. 7) Alternative image text 8) Document meta data b) External linking Meningkatkan link eksternal sangat penting untuk usaha SEO meskipun kurang mudah untuk mengontrol dan sering diabaikan. Langkah dalam meningkatkan external linking adalah : 1) Mengidentifikasi dan membuat konten dan layanan yang populer. Tahap awal dari pembangunan natural dan proactive link-building harus dimulai dari pemikiran nilai dari situs tersebut dan jenis konten atau layanan yang berbeda pada setiap halaman yang berbeda.
2) Mengidentifikasi situs mitra potensial. Ada beberapa pilihan untuk menemukan situs mitra. Hal ini membantu mencoba
31 untuk mengidentifikasi jenis situs yang mungkin dapat dihubungkan, misalnya: a) Direktori dari link b) Situs media tradisional c) Niche online-only media sites d) Asosiasi dagang e) Manufacturers, suppliers dan other business partners f)
Press release distribution sites
g) Bloggers termasuk customers dan partners h) Social networks.
c) Internal link-structures. Prinsip yang paling penting adalah untuk memasukkan frase unik yang digunakan oleh pencari dalam anchor text dari sebuah hyperlink untuk menunjuk ke konten yang relevan.
2.2.4.6 Tahap Keenam – Control Setelah tahap implementasi dilakukan, kesuksesan tahap tersebut tergantung pada tahap pengawasan yang berkelanjutan. Menurut Chaffey (2009, p476), pengawasan dapat dicapai melalui pengawasan terhadap kepuasaan pelanggan dan kinerja saluran melalui website dan saluran tradisional. Hal itu terangkum dalam Chaffey (2009, p470) : 1.
Indentifikasi proses ukuran dan metriks
2.
Kontribusi bisnis (profibilitas saluran – pendapatan. biaya, dan return on investment)
3.
Efektivitas pemasaran (hasil saluran – leads, penjualan, tingkat konversi, kepuasan saluran)
4.
Efektivitas
pemasaran
online
(perilaku
saluran
–
page
impressions, pengunjung, repeat visits, tingkat konversi). Pengawasan dapat dilakukan untuk menilai keberhasilan website e-marketing dengan menggunakan tools seperti Google Analytic dan Google Webmaster Tools.
2.3
Kerangka Pikir
32 Kerangka pikir merupakan langkah kerja atau tahapan secara singkat yang akan dilalui dengan mengikuti panduan perencanaan e-marketing berdasarkan kerangka SOSTAC .
Gambar 2.10 Kerangka Pikir