BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perancangan Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, transportasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat, udara dan laut. Salah satu yang menjadi perhatian adalah transportasi udara. Hal ini dikarenakan transportasi udara memiliki banyak keuntungan salah satunya adalah mudah untuk menuju lokasi yang jauh dengan waktu yang cepat. Terdapat beberapa jenis transportasi udara yaitu Airliner adalah pesawat terbang yang digunakan untuk mengangkut penumpang sipil beserta bagasi dan kargo. Seaplane adalah pesawat yang dapat mendarat di air. Biplane adalah pesawat yang dapat digunakan oleh dua orang. Glider adalah pesawat terbang yang didesain untuk keperluan latihan dan olahraga udara. Helicopter adalah merupakan pesawat udara yang menggunakan baling baling atau rotor lebih dari satu. Flight Aircraft (Pesawat Tempur / Militer) adalah pesawat militer yang dirancang untuk menyerang pesawat lain di udara, berbeda dengan pesawat pengebom yang dirancang untuk menyerang target di permukaan pesawat tempur relatif lebih kecil, cepat dan lincah. Aerobatik Aircraft adalah pesawat aerobatic, digunakan untuk melakukan akrobatik di udara yang terfokus pada maneuver. Light Aircraft adalah pesawat yang memiliki berat lepas landas maksimum dari 5.670 kg. Pesawat ringan ini digunakan secara komersil untuk penumpang dan angkutan barang. Airship adalah pesawat yang dikemudikan melalui udara dengan menggunakan baling - baling dan menggunakan bahan bakar hidrogen. Hot Air Balloon adalah sebuah balon yang dipompa dengan udara. Pada saat ini produsen pesawat terbang terbesar di dunia adalah Airbus dan Boeing. Airbus adalah produsen pesawat terbang komersial yang berbasis di kota Toulouse, Prancis. Perusahaan ini didirikan tahun 2001 dibawah hukum Prancis sebagai perusahaan join stok yaitu mengkonstribusikan dana pada satu / beberapa perusahaan yang dibentuk. Airbus memiliki anak perusahaan yang bernama Airbus Military. Airbus Military dulunya adalah unit bisnis dari Airbus dan bagian dari EADS.
1
Airbus adalah produsen pesawat terbang komersial dan militer, yang produknya banyak digunakan diberbagai negara salah satunya Indonesia. Walaupun Indonesia memiliki perusahaan industri pesawat terbangnya sendiri, tetapi Indonesia tidak bisa menjual dan menggunakanya dikawasan Eropa. Hal ini dikarenakan Indonesia belum memiliki sertifikat EASA (European Aviation Safety Agency) yang merupakan salah satu syarat standar penerbangan internasional. PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan industri pesawat terbang yang berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sejarah mencatat PT. Dirgantara Indonesia merupakan pengembangan dari IPTN dan PT. Dirgantara Indonesia Aerospace (IAe). PT. Dirgantara Indonesia ini telah menghasilkan komponen dan purwarupa pesawat terbang dalam skala industri.
PT. Dirgantara Indonesia sengaja bekerjasama dengan
Airbus Military yang merupakan anak perusahaan Airbus corporation, dalam kerjasama pengembangan pesawat. Alasan PT. Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Airbus Military, karena Airbus Military memiliki kewenangan untuk menerbitkan sertifikat EASA (European Aviation Safety Agency). Salah satu bentuk kerjasama antara Airbus Military dengan PT. Dirgantara Indonesia adalah membuat perakitan pesawat terbang C295 versi militer dan komersil. Pesawat C295 ini menggunakan teknologi canggih dalam perakitannya, sehingga membutuhkan teknisi dan pegawai yang ahli dalam produksi pesawat terbang. Dengan ukuran pesawat C295 yang lebih besar, pihak Airbus Military membutuhkan lahan yang luas yang akan digunakan sebagai kantor dan tempat perakitan pesawat C295 Airbus Military. Dengan berbagai pertimbangan pihak Airbus Military memilih Gedung ACS sebagai kantor pusat C295 dikawasan Asia, yang berada dikawasan PT. Dirgantara Indonesia Jl. Pajajaran No.154 Bandung. Gedung ACS (Aircraft Service) merupakan gedung yang dulunya digunakan untuk perawatan pesawat N250 pada tahun 1996 sampai 1998. Sejak tahun 1998 gedung ACS tidak lagi difungsikan dan terbengkalai, dengan
kondisi tersebut gedung ACS dapat
dikatakan tidak layak untuk difungsikan sebagai kantor. Gedung ACS akan di re-desain sesuai dengan kebutuhan Airbus Military, diharapkan dapat memenuhi standarisasi sebuah kantor, kebutuhan karyawan dan identitas perusahaan Airbus Military.
2
Tinjauan Lokasi. Gedung ACS merupakan gedung bekas perawatan pesawat N250, gedung tersebut sudah lama tidak digunakan sejak tahun 1998. Lokasi gedung ACS berada di Hanggar Utara kawasan PT. Dirgantara Indonesia Jl. Pajajaran No. 154 Bandung. Berbatasan langsung dengan Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Gambar 1.1.1 lokasi gedung ACS yang akan dijadikan gedung Airbus Military (Sumber: Google Maps, 8 September 2014, 09:00 Wib)
Gedung ACS Gedung ACS merupakan gedung yang terdiri dari 6 lantai, area yang di re-desain sebagai kantor Airbus Military adalah lantai Ground, G, 1, dan 2. Area yang tidak di redesain adalah wilayah hanggar dan lantai 3, 4, 5 dan 6, dikarenakan yang digunakan oleh Airbus Military hanya G, 1, dan 2.
Gambar 1.1.2 Gedung ACS Sumber: PT. Dirgantara Indonesia (Sumber: PT. Dirgantara Indonesia)
3
Batas Utara: Berbatasan dengan Tower Control
Gambar 1.1.3 Tower Control ( Sumber: PT. Dirgantara Indonesia)
Batas Selatan: Berbatasan dengan gedung delivery center
Gambar 1.1.4. Gedung Delivery Center (Sumber: PT. Dirgantara Indonesia)
4
Batas Barat: Berbatasan dengan gedung NTP / GEN Batas Timur: Berbatasan dengan gedung FAL / FIX WING
Gambar 1.1.5 Gedung FAL (Sumber: PT. Dirgantara Indonesia)
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Masalah utama pada gedung ACS adalah:
Gedung ACS sudah tidak layak digunakan sebagai kantor dikarenakan sejak tahun 1998 sudah tidak digunakan lagi, sehigga terlihat sebagai ruang yang tidak terawat.
Adanya perbedaan antropometri dan ergonomi untuk fasilitas kantor bagi karyawan yang berasal dari Eropa dan Asia.
Perbedaan peruntukan gedung ACS yang lama dengan dengan yang baru setelah di re-desain agar mewakili identitas perusahaan Airbus Military.
Pada gedung ACS tidak memiliki identitas perusahaan.
5
1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
Bagaimana menciptakan desain kantor yang sesuai dengan kebutuhan fasilitas pengguna.
Bagaimana menerapkan desain kantor yang sesuai dengan standar antropometri dan ergonomi orang Eropa dan Asia.
Bagaimana membuat desain kantor dengan sistem penghawaan dan pencahayaan yang baik.
Bagaimana membuat desain kantor yang sesuai dengan identitas perusahaan Airbus Military.
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 1.3.1. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam perencanaan interior kantor Airbus Military:
Pada Area ground terdapat ruang karyawan, ruang mekanik, gudang, workshop dan ruang tools.
Pada lantai satu terdapat ruang karyawan dan divisi yang bekerjasama dalam perakitan pesawat C295 Airbus Military.
Pada lantai dua merupakan area khusus Airbus Military.
1.3.2. Batasan Masalah Batasan masalah dalam perancangan interior kantor C295 Airbus Military adalah:
Merancang interior kantor C295 tanpa mengubah struktur utama bangunan.
Tidak turut dalam mendesain wilayah hanggar pesawat merupakan bagian eksterior bangunan dan area khusus Airbus Military.
6
1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1.4.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perencanaan kantor Airbus Military, yaitu :
Menciptakan kantor sesuai dengan identitas perusahaan.
Menciptakan desain kantor yang sesuai standar antropometri orang Eropa dan Asia.
Menciptakan fasilitas sesuai kebutuhan perusahaan Airbus Military.
Menciptakan kantor sesuai dengan kenyamanan dan psikologis para pekerja.
1.4.2. Manfaat Perancangan Manfaat bagi Airbus Military dan Masyarakat, yaitu:
Memberikan desain berdasarkan tema dan konsep yang mengacu pada identitas Airbus Military agar dapat mengoptimalkan kerja karyawan dan memberikan kenyamanan dalam bekerja..
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dalam perancangan interior kantor industri pesawat terbang yang berbeda.
1.5. Teknik Pengumpulan Data 1.5.1. Observasi Observasi adalah aktifitas yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Mendapatkan informasi - informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Tujuan observasi untuk mengamati langsung perilaku dan aktivitas karyawan di lapangan sehingga dapat mengetahui kebutuhan masing - masing para karyawan yang berada di Airbus Military.
7
1.5.2. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah melakukan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur - literatur yang ada hubunganya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Tujuan Studi kepustakaan untuk mengumpulkan data - data yang diperlukan oleh penulis dengan cara mengambil referensi dari buku - buku yang terkait dan situs - situs yang tersedia. 1.5.3. Wawancara Wawancara adalah wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan untuk mendapatkan informasi tentang Airbus Military, baik kekuranganya maupun kelebihanya. 1.5.4. Website Airbus Website Airbus adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait. Seperti website Airbus yang merupakan website resmi dari Airbus, yang didalamnya berisi tentang sejarah, produk perusahaan, gambar, video dan data Airbus lainya.Tujuan untuk melihat lebih jelas tentang Airbus military, baik sejarah, produk, dll. 1.5.5. Foto Foto adalah melakukan proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari satu objek dengan menggunakan kamera. Tujuan untuk dapat melakukan analisa langsung tentang sebuah objek gedung ACS dalam sebuah dokumentasi foto pribadi. 1.5.6. Data - data Data - data adalah sebuah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variable yang bentuknya dapat berupa angka dan kata - kata. Tujuan untuk dapat mengetahui informasi perusahaan, berupa data karyawan gambar existing, potongan, tampak dan layout.
8
1.6. Kerangka Berfikir Perencanaan Interior Kantor C295 Airbus Military
Penggumpulan Data
Studi Literatur
Survey lapangan
Studi Banding
Data existing
Literatur
Wawancara
Website
Identitas S.O.P kebutuhan fasilitas Analisis Data Permasalahan
Potensi Kesimpulan Analisa
Tema
Konsep
Warna
Layout
Material
Furniture
Sirkulasi
Antropom etri
Pencahayaan
Penghawaan
Desain Rancangan (Diagram 1 Kerangka Berfikir)
9
1.7. Susunan Penulisan Secara keseluruhan isi dari pengantar karya ini diuraikan sebagai berikut : BAB I, menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan. BAB II, menjelaskan dasar pemikiran berdasarkan teori - teori yang relevan untuk digunakan sebagai pinjakan untuk merancang. BAB III, data dan analisis masalah: menguraikan tentang data - data perancangan interior kantor C295 Airbus Military. BAB IV, tema, konsep, dan desain perancangan : menjelaskan tentang hal - hal yang berhubungan dengan perancangan interior kantor C295 Airbus Military, baik konsep maupun kriteria desain. BAB V kesimpulan : membahas tentang kesimpulan dan saran.
10