BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Sepak Bola memiliki peminat banyak dari penggemar olahraga. Sepak bola menjadi berita olahraga paling banyak diberitakan media massa. Penulisan berita sepak bola di media massa daring sering menggunakan laporan jenis straight news, karena laporan berita lebih banyak ditulis langsung pada sesaat setelah pertandingan usai. Namun, beberapa media massa menulis berita tersebut dengan gaya penulisan jurnalisme naratif atau pengkisahan dengan maksud untuk membuat laporan menjadi lebih menarik. Istilah jurnalisme naratif agaknya sering dipadankan dengan istilah lain, contohnya feature, jurnalisme sastra, jurnalisme sastrawi, atau jurnalisme kesastraan. Versi lain menambahkannya dengan jurnalisme baru (new jurnalism). Istilah jurnalisme baru itu – sebagai terjemahan dari new jurnalism – merupakan sebuah fenomena pers di Amerika Serikat pada tahun 1960-an, yang mengkombinasikan kaidah pers dan kaidah sastra dalam laporan jurnalistik (Sobur, 2014: 47). Struktur narasi paling umum digunakan dalam jurnalisme memang terbatas. Saat jurnalisme berkembang kian kompleks dan topiknya kian luas, banyak wartawan menganggap struktur atau teknik jurnalisme lama tidak lagi memadai. Wartawan berpikir ulang mengenai elemen dasar berita – siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Roy Peter Clark, profesor penulisan di Poynter Institute di Florida mengembangkan pedoman standar 5W 1H menjadi pendekatan baru yang naratif. 5W 1H adalah singkatan dari who (siapa), what (apa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pada narasi, menurut Clark Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
dalam sebuah esai Nieman Reports, who berubah menjadi karakter, what berubah menjadi plot atau alur, where menjadi setting, when menjadi kronologi, why menjadi motif, dan how menjadi narasi (Sobur, 2014: 45). Penulisan berita sepak bola di media massa membawa kekayaan bahasa yang terdapat di dalamnya. Hal ini membuat penulis tertarik menganalisis wacana berita sepak bola. Dalam penelitian ini, penulis berfokus menganalisis wacana berita Real Madrid menjuarai Piala Eropa (UEFA Champions League) untuk kesepuluh kalinya atau lebih dikenal dengan sebutan La Decima. Piala Eropa merupakan ajang sepak bola paling diminati di Eropa. Banyak yang menyebutkan kompetisi ini merupakan ajang kompetisi sepak bola terbesar setelah Piala Dunia. Tak heran jika pertandingan pada kompetisi ini diberitakan begitu masif di media massa. Kecanggihan teknologi internet membuat penggemar bola dapat dengan mudah memperoleh informasi sepak bola dengan mengakses situs berita pada media massa daring, seperti Suara.com, Detik.com, Goal.com, Republika.co.id, Jawapos.com, Tempo.co, dan Kompas.com. Selain karena harganya relatif lebih murah dan bisa diakses kapan saja, di saat waktu senggang. Oleh sebab ini, penulis lebih memilih menganalisis wacana sepak bola seputar Piala Eropa dari media massa daring. Wacana sepak bola Piala Eropa pada media massa daring tidak kalah menariknya, banyak kekayaan bahasa bisa ditemukan di sini, misalnya “Sundulan kepala Sergio Ramos (Detiksport 25 Mei 2014)”, “Tandukan kepala Sergio Ramos (Republika 25 Mei 2014)”, “Ronaldo yang jadi eksekutor sukses menceploskan
bola
(goal.com,
25
Mei
2014)”,
dan
“Real
Madrid
menggelontorkan tiga gol ke gawang Atletico (Tempo.co.id 25 mei 2014).”
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
KBBI edisi keempat (2008: 1356) telah mencatat sundulan sebagai istilah unik sepak bola yang berarti “hasil menyundul”, “sundulannya menjebolkan gawang lawan.” Kata tandukan juga memiliki arti yang sama dengan kata sundulan yang berarti “hasil menanduk”, “hasil menyundul bola”, “tandukannya berhasil membobolkan gawang lawan (KBBI, 2008: 1395)”, walaupun sebenarnya kata tanduk lebih tepat digunakan oleh binatang, sebab binatanglah yang memiliki tanduk, sedangkan manusia tidak bertanduk. Binatang biasanya menanduk karena melindungi diri, marah kepada musuh, dan menjadi liar. Apakah istilah tandukan dalam sepak bola menggambarkan bahwa pemain yang menanduk menjadi liar karena marah kepada musuh, melawan musuh demi melindungi timnya dari kekalahan? Pertanyaan itu kiranya bisa dipecahkan melalui teori analisis wacana kritis. Menceploskan dan menggelontorkan hampir sama dengan kata jebret di atas, merupakan tiruan bunyi (onomatope). Ceplos sendiri lebih tepat jika disandingkan mulut. Ceplos artinya “berkata terus terang”, menceploskan berarti “mengatakan dengan terus terang” (KBBI, 2008: 260). KBBI belum memuat kata ceplos, menceploskan untuk istilah yang dipergunakan dalam sepak bola. Seperti kata gelontor,
menggelontorkan
yang
memiliki
arti
“mengeluarkan”,
“menggelontorkan uang banyak-banyak (KBBI, 2008: 434).” Istilah gelontor dan menggelontorkan lebih tepat jika dikaitkan dengan „uang‟ bukan dengan „bola‟, KBBI belum mencatat istilah gelontor yang disandingkan dengan sepak bola. Analisis naratif sebenarnya hampir sama dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis melihat kosa kata, efek bentuk kalimat pasif, efek nomalisasi (Roger Fowler, Robet Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew), diferensiasi-indiferensiasi, objektivasi-abstraksi, nominasi-kategorisasi, nominasiidentifikasi, determinasi-indeterminasi, asimilasi-individualiasi, asosiasi-disosiasi (Theo Van Leeuwen), posisi subjek-objek, posisi pembaca, kajian feminisme
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
(Sara Mills), struktur makro (tematik), superstruktur (skematik), struktur mikro (semantik, sintaksis, stilistik, retoris) (Teun Van Dijk). Sama halnya dengan analisis wacana kritis. Analisis naratif juga melihat struktur narasi (struktur makro, superstruktur), fungsi dan karakter dalam narasi (posisi subjek-objek), posisi narator (diferensiasi-indiferensiasi, objektivasiabstraksi, nominasi-kategorisasi, nominasi-identifikasi, determinasi-indeterminasi, asimilasi-individualiasi, asosiasi-disosiasi).
Analisis naratif melihat teks berita seperti dongeng, cerita rakyat, atau cerita fiktif, seperti novel, prosa, puisi dan drama. Di dalamnya terdapat cerita, adegan, tokoh dan karakter. Oleh sebab itu, penulis memilih untuk menggunakan analisis naratif karena lebih menyenangkan. Dari dulu kita sudah hidup bersama cerita (narasi), kita mendengar cerita dan kita juga bercerita. Kita mendengar cerita sejak kecil dibacakan oleh orang tua, dongeng sebagai pengantar tidur, hingga sekarang kita pun terbiasa membaca cerita (novel, prosa, berita), mendengar cerita (gosip), dan bercerita. Analisis naratif berarti seperti menganalisis cerita yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Eriyanto (2013: 10-11), analisis naratif mempunyai sejumlah kelebihan.
Pertama,
analisis
naratif
membantu
memahami
bagaimana
pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan disebarkan dalam masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, jurnalis memberitakan peristiwa sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat. Sehingga dengan menggunakan analisis naratif kita akan bisa mengungkapkan nilai dan bagaimana nilai tersebut disebar kepada masyarakat. Kedua, memahami bagaimana dunia diceritakan dalam pandangan tertentu membantu mengetahui kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam masyarakat.
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Banyak cerita (dalam penulisan ini seperti sepak bola) lebih merepresentasikan kekuatan dominan, kelompok berkuasa yang ada dalam masyarakat. Versi cerita dari kelompok berkuasa lebih terlihat dalam narasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Karena itu, lewat analisis naratif kita bisa mengetahui kekuatan sosial dan politik yang berkuasa, dan bagaimana kekuasaan tersebut bekerja. Lewat analisis naratif, kita misalnya mengetahui aktor mana yang diposisikan sebagai pahlawan (unggulan) dan sebaliknya aktor mana yang diposisikan sebagai penjahat (musuh). Analisis naratif juga membantu memahami nilai-nilai mana yang “dimenangkan” dalam berita.
Ketiga, analisis naratif menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dan laten dari suatu teks media. Peristiwa disajikan dalam bentuk cerita, dan dalam cerita tersebut sebenarnya terdapat nilai-nilai dan ideologi yang ingin ditonjolkan oleh pembuat berita. Pilihan peristiwa, penggambaran atas karakter, pilihan mana yang ditempatkan sebagai musuh dan pahlawan, dan nilai-nilai mana yang didukung memperlihatkan makna tersembunyi yang ingin ditekankan oleh pembuat berita. Jurnalis dengan menekankan pada objektifitas dan pemisahan fakta dengan opini, mungkin saja tidak secara jelas menunjukan keberpihakan pada peristiwa atau aktor yang diberitakan. Analisis naratif membantu untuk mengerti keberpihakan ideologi dari pembuat berita. Lewat susunan peristiwa, karakter, dan unsur-unsur narasi kita bisa memahami makna yang ingin dikemukakan oleh jurnalis. Keempat,
analisis
naratif
merefleksikan
kontinuitas
dan
perubahan
komunikasi. Cerita yang sama mungkin diceritakan beberapa kali dengan cara dan narasi yang berbeda dari suatu waktu ke waktu lain. Perubahan narasi menggambarkan kontinuitas atau perubahan nilai-nilai yang terjadi dalam masyarakat.
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Penulis ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan penelitian akadimisi sebelumnya. Penelitian yang telah ada, biasanya menggunakan analisis wacana kritis untuk mengkaji teks berita, seperti menggunakan pendekatan Foucault, Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, Tony Trew, Theo Van Leeuwen, Sara Mills, Norman Fairclough, dan yang paling banyak digunakan pendekatan Teun A. Van Dijk. Analisis naratif selama ini biasa digunakan untuk menganalisis cerita, dongeng, puisi, dan prosa. Maka dari itu, menganalisis teks berita dengan menggunakan analisis naratif adalah sesuatu yang baru, belum banyak digunakan oleh kalangan akademisi.
1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Penelitian Hal-hal yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: penulisan berita sepak bola umumnya informasi rekreasi dan bahasanya lebih bersifat hiburan. wacana narasi berita sepak bola terdiri dari rangkaian peristiwa atau kejadian, mengikuti logika tertentu, urutan atau sebab akibat. dalam wacana narasi berita sepak bola terdapat kelengkapan struktur, karakter, plot, setting, dan narator.
1.2.2 Batasan Penelitian Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah. Di samping itu masih perlu ditanyakan secara khusus batas-batas masalah agar penelitian lebih terarah Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
(Nasution, 2003: 20). Batasan masalah sangat penting dalam setiap penelitian, sebagai pedoman mengarahkan masalah sehingga penelitian dapat terfokus pada tujuan dan rencana. Berikut batasan penelitian ini. 1. Bagian wacana yang dikaji dalam penulisan ini adalah teks berita olahraga sepak bola di media massa daring Indonesia. 2. Teks berita olahraga sepak bola yang dikaji adalah wacana mengenai Real Madrid berhasil mendapatkan juara Piala Eropa yang kesepuluh, dipilih sesaat setelah kemenangan Real Madrid dalam pertandingan final melawan Atletico Madrid, dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB), tanggal 25 Mei 2014. 3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis naratif. Pendekatan ini kemudian digunakan untuk membedah wacana berita olahraga sepak bola yang telah ditentukan. 4. Alat yang digunakan dalam membedah teks, yaitu struktur narasi, fungsi dan karakter, posisi narator untuk mengetahui pandangan media atau pewarta terhadap kemenangan Real Madrid menjuarai Piala Eropa.
1.2.3 Rumusan Penelitian Berikut beberapa rumusan masalah penting dalam penelitian ini. 1. Bagaimana struktur wacana pemberitaan Real Madrid menjuarai Piala Eropa (Liga Champions) pada surat kabar daring Suara.com, Detik.com, Goal.com, Republika.co.id, Jawapos.com, Tempo.co, dan Kompas.com? 2. Bagaimana fungsi dan karakter dalam narasi pemberitaan Real Madrid menjurai Piala Eropa (Liga Champions)? 3. Bagaimana posisi narator dalam narasi pemberitaan Real Madrid menjuarai Piala Eropa (Liga Champions)? Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan. 1. Struktur wacana pemberitaan Real Madrid menjurai Piala Eropa (Liga Champions) pada surat kabar daring Suara.com, Detik.com, Goal.com, Republika.co.id, Jawapos.com, Tempo.co, dan Kompas.com. 2. Fungsi dan karakter dalam narasi pemberitaan Real Madrid menjurai Piala Eropa (Liga Champions. 3. Posisi narator dalam narasi pemberitaan Real Madrid menjurai Piala Eropa (Liga Champions).
1.4 Menfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Secara teori Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam menganalisis berita di media massa daring – khususnya wacana olahraga sepak bola. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kajian bahasa wacana dengan menggunakan pendekatan analisis naratif.
1.4.2
Secara praktik Bagi media massa (pers), penelitian ini dapat dijadikan untuk perkembangan praktik penulisan berita. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan pengetahuan umum mengenai pemberitaan media massa daring mengenai maksud tersembunyi dibalik
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
suatu pemberitaan sehingga dapat lebih kritis dan peka terhadap penyampaian berita yang disajikan.
1.5 Sistematika Skripsi Sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Judul. 2. Halaman pengesahan. 3. Pernyataan keaslian karya. 4. Kata pengantar. 5. Ucapan terimakasih 6. Abstrak. 7. Daftar isi. 8. Daftar tabel. 9. Daftar bagan. 10. Bab I. Pendahuluan. 11. Bab II. Landasan teori. 12. Bab III. Metode penelitian. 13. Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan. 14. Bab V. Simpulan dan Saran. 15. Daftar pustaka. 16. Lampiran.
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu