BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Konflik
merupakan
salah
satu
esensi
dari
kehidupan
dan
perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan terjadi. Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokkan antar nilai atau tujuan-tujuan yang hendak dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain (Kilman & Thomas, dalam Wijono, 1993). Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Melihat persoalan dengan perspektif yang beragam juga akan sulit dielakkan. Oleh karenanya, wajar apabila terjadi konflik atau benturan kebutuhan dan kepentingan antara individu yang satu dengan yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin sering berinteraksi, semakin besar kemungkinan terjadinya konflik interpersonal ini (Muryantinah dkk, 2008). Konflik merupakan fenomena dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan organisasi, bahkan konflik selalu hadir dalam setiap hubungan kerja antara individu dan kelompok. Tujuan organisasi pada dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan berbeda kepada masing-rnasing orang dan menjamin tugas tugas tersebut terkoordinir menurut suatu cara yang dapat mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu sendiri bukanlah suatu tujuan tetapi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Swastha, sebuah organisasi itu terdiri atas orang-orang yang melakukan tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
1
2 Dengan kata lain organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama ke arah suatu tujuan. Kerja sama untuk mencapai tujuan merupakan kebutuan individu dalam eraglobalisasi seperti sekarang ini dan di masa yang akan datang tak seorang pun individu yang dapat melepaskan diri dari organisasi. Melalui organisasi interaksi individu, kelompok dapat menjadi efektif apa yang yang menjadi tujuan pribadinya akan dapat dicapai.Di dalam organisasi terdiri dari individu dan kelompok yang selalu berinteraksi baik dalam kerja sama maupun perbedaan. Perbedaan ini merupakan situasi ketidaksepahaman antara dua individu atau lebih terhadap suatu masalah yang merekahadapi di dalam sebuah organisasi. Perbedaan pada individu merupakan potensi manusia yang dapat menjadi potensi positif maupun negatif. Upaya menumbuhkan/mengembangkan potensi positif dan meminimalkan potensi negatif adalah upaya penanganan konflik. Banyak yang beranggapan bahwa konflik itu selalu menimbulkan dampak negatif, padahal dalam kondisi tertentu konflik justru sangat diperlukan untuk kepentingan perubahan dan pengembangan keperibadian seseorang. Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompokkelompok dan antara organisasi-organisasi. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada pandangan yang sama sekali bertentangan tanpa ada kompromi kemudian menarik kesimpulan yang berbeda dan cenderung bersifat tidak toleran, maka dapat dipastikan akan timbul konflik tertentu. Meskipun demikian, konflik tidak perlu dihindari apalagi ditakuti. Konflik hanya butuh penyelesaian yang baik, karena konflik apabila dikelola dengan benar justru berubah menjadi kekuatan baru yang sangat besar dalam berinovasi serta sangat potensial untuk pengembangan sebuah organisasi. Pengelolaan konflik yang dilakukan oleh perusahaan yang disebut Manajemen konflik, yang merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan intrepretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya. Hal ini karena
3 komunikasi efektif antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Menurut Ross (1993) dalam (Miller, 2012), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana
mereka
mempengaruhi
kepentingan
(interests)
dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Menurut josh (1993) dalam (Miller, 2012), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerja sama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Pengelolaan konflik yang baik dan benar akan menghasilkan sesuatu yang positif untuk perusahaan, salah satu nya dapat mempertahankan sebuah keharmonisan di dalam perusahaan yang berasal dari penyelesaian konflik yang terjadi di dalam perusahaan. Keharmonisan hubungan kerja akan menciptakan rasa memiliki dan rasa peduli para karyawan terhadap perusahaan lebih dari apapun, loyalitas dalam
4 pekerjaan dan perusahaan akan memotivasi mereka untuk terus belajar dan melatih diri mereka masing-masing, untuk menjadi karyawan unggul yang berprinsip pada nilai-nilai positif agar mampu untuk mengimplementasikan keharmonisan hubungan kerja yang sistematis diantara mereka, dan keharmonisan diantara mereka dengan para pemimpin mereka. Keharmonisan hubungan kerja tidak akan tercipta begitu saja dalam organisasi untuk membangun keharmonisan hubungan kerja, banyak pembelajaran melalui sebuah proses panjang yang terencana dengan baik, untuk secara sadar menciptakan sebuah lingkungan kerja dengan tingkat keharmonisan kerja yang tinggi. Melihat betapa pentingnya keharmonisan yang tercipta karena ada nya pengelolaan konflik yang benar dan tepat terhadap suatu perusahaan, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti seperti apa pengelolaan konflik yang terjadi di perusahaan yang dapat mempertahankan keharmonissan di dalam perusahaan. Dikatakan oleh (Rakhmat, 2010) dalam buku Psikologi Komunikasi
bahwa
suatu
jalinan
dapat
menentukan
harmonisasi.
Keharmonisan yang dapat di pertahankan oleh semua pihak perusahaan akan membuahkan hasil jangka panjang yang menguntungkan bagi karyawan maupun perusahaan itu sendiri.
Ketika keharmonisan itu bisa dibangun dan dapat di pertahankan oleh sebuah perusahaan sama saja terujudnya saling mengerti bahwa tidak mungkin membangun organisasi akan berhasil sistemnya tidak beroperasi utuh. Satu saja subsistem rusak atau terganggu maka akan mempengaruhi jalannya roda organisasi. Sebaliknya kalau mekanisme antarsubsistem telah berjalan
harmonis
maka
berarti kinerja
perusahaan
akan
semakin
berkembang. Yang menuai keuntungan dari kinerja yang maksimum itu tidak saja perusahaan tetapi juga karyawan. Keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan atau di dalam lingkungan kerja perlu menjaga hal tersebut agar terciptanya keharmonisan di dalam perusahaan. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Business Lounge ( Vibiz Group ) yang bertempat APL Tower Podomoro City-Central Park, 9th floor/t6 Jl .Letjen S Parman Kav. 28 Jakarta ,11470 selama bulan Maret-Juni 2015.
5
1.2
Fokus Penelitian Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana pengelolaan konflik yang di terapkan oleh perusahaan sebagai upaya mempertahankan keharmonisan di dalam perusahaan Business Lounge dan bagaimana keharmonisan yang terjalin di dalam perusahaan ?
1.3
Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana keharmonisan yang terjalin dalam perusahaan Business Lounge (Vibiz Group)? 2. Bagaimana pengelolaan konflik dalam upaya mempertahankan keharmonisan perusahaan pada Business Lounge (Vibiz Group)?
1.4
Tujuan Penelitian & Manfaat Penelitian Tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan manajemen konflik BUSINESS LOUNGE (Vibiz Group) dalam mempertahankan keharmonisan dalam perusahaan. 2. Serta untuk mengetahui keharmonisan yang terjalin pada Business Lounge (Vibiz Group).
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Memperkaya strategi manajemen konflik untuk mempertahankan keharmonisan di dalam suatu perusahaan, serta menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa/i Bina Nusantara University dalam pembahasan manajemen konflik serta dapat mengetahui penerapan manajemen konflik dalam mengupayakan keharmonisan untuk suatu perusahaan. 2. Manfaat Praktis Bagi PT. Business Lounge (Vibiz Group) dapat menerapkan manajemen konflik yang lebih baik lagi untuk bisa selalu mempertahankan keharmonisan yang ada di dalam perusahaan dan
6 apabila berkenan, hasil penelitian dapat diaplikasikan di dalam perusahaan agar keharmonisan dapat terjalin dengan baik untuk satu sama lain demi mencapai tujuan perusahaan bersama.
3. Masyarakat/Umum Menjadi referensi bagi masyarakat tentang pembahasan mengenai bagaimana manajemen konflik itu dapat mempertahankan suatu keharmonisan di dalam organisasi, serta memberikan persepsi kepada masyarakat tentang pembahasan konflik tidak selalu negatif tetapi juga hal positif yang akan di dapat dari konflik tersebut untuk suatu organisasi
1.6
Sistematika Penelitian Sistematis penulisan proposal skripsi ini terdiri dari 5 bab yang di
susun secara sistematis. Secara garis besar, isi dari setiap bab ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penuli memberikan gambaran garis besar pendahuluan berisikan latar belakang penelitian ,fokus penelitian,pertanyaan penelitian,tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini di bahas mengenai teori-teori yang akan di gunakan sebagai dasar penelitian ,penelitian sebelumnya,landasan konseptual dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan mengenai pendekatan penelitian, jenis penelitian , metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan tektik keabsahan data.
7 BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini merupakan penjelasan secara lengkap mengenai sejarah PT . Sumberraya Pasada Usaha,struktur perusahaan, jobdesk, visi dan misi perusahaan, serta hasil penelitian dan pembahasan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan dari penelitian, saaran yang di gunakan untuk penelitian selanjutnya, daftar pustaka dan lampiran.
8