BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pemerintah memiliki tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara
industri yang tangguh pada tahun 2025. Misi utama industri nasional yaitu menciptakan pertumbuhan ekonomi diatas 7%, meningkatkan daya tarik investasi dan daya saing bangsa, serta menciptakan lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan. Industri otomotif dan komponen merupakan salah satu klaster industri unggulan yang berperan mendongkrak pertumbuhan ekonomi diatas 7%. Pengembangan industri otomotif sangat strategis karena beberapa hal diantaranya yaitu industri otomotif dan komponen memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya, menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak, dapat menjadi penggerak pengembangan industri kecil menengah. Pengembangan industri otomotif di Indonesia ke depan cukup baik dikarenakan beberapa hal yaitu potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, sudah memiliki basis ekspor ke beberapa negara di dunia dan pengalaman dalam proses produksi yang cukup lama yaitu selama lebih dari 30 tahun (Departemen Perindustrian, 2009:11). Pasar otomotif di Indonesia memiliki potensi besar, di kawasan Asia Tenggara pasar mobil Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, hingga November 2010 penjualan mobil di Indonesia sebesar 694.000 unit dan Thailand 707.000 unit. Potensi besar ini telah menarik banyak investasi dari berbagai negara (Malik,2011). Faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri menurut Ulupui (2007) adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi, sumber daya alam, dan sektor-sektor pendukung. Salah satu sektor pendukung untuk menjaga kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana yang murah dapat diperoleh dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh
1
2
Bapepam sebagai regulator pasar modal. Pasar modal dapat dijadikan sebagai alat untuk merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus. Harga saham akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan (Nurfauziah,2005:54). Return merupakan motivator dalam suatu proses investasi, maka pengukuran return merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan berbagai
alternatif investasi.
Mengukur
return
historis
memungkinkan investor untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam melakukan suatu investasi. Disamping itu return historis juga ikut berperan dalam memperkirakan return masa depan yang belum diketahui secara pasti (Tendi, Stevanus & Maya, 2005).
Berikut ini adalah data return saham dan laba
perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 : Tabel 1.1 Return Saham dan Laba Perusahaan Otomotif dan Komponen Periode 2007-2011 (dalam jutaan rupiah kecuali return saham)
Tahun
Laba
Return Saham
2007 2008 2009 2010 2011
607,734 780,720 1,030,712 1,448,588 2,089,522
0.56 -0.18 0.43 2.25 0.04
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 rata-rata laba perusahaan otomotif dan komponen meningkat 28,5% dari tahun 2007, namun kenaikan laba tidak diikuti oleh kenaikan pada return saham tahun 2008. Tahun
3
2011 laba perusahaan meningkat 44,2% dari laba tahun 2010, namun kenaikan laba tahun 2011 juga tidak diikuti oleh kenaikan return saham. Salah satu aspek yang menjadi bahan penilaian bagi investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Secara teoritis apabila laba meningkat maka harga saham akan meningkat dan return saham juga akan meningkat, seperti yang diungkapkan Sartono (2000:17) bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat atau dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. Prospek perusahaan sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan sehingga analisis penilaian saham yang dilakukan investor juga harus memperhitungkan beberapa variable ekonomi makro yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam melakukan penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara top-down untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor (Tandelilin, 2010:338). James C. Van Horne (1997) melalui Nugroho (2009:4) analisis fundamental memiliki beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan tersebut adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio penilaian pasar. Rasio-rasio tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasiorasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan tersebut. Variable fundamental keuangan perusahaan yang akan diteliti dan diduga akan berpengaruh terhadap return saham adalah current ratio, return on investment, debt to equity ratio, dan price earning ratio.
4
Current ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2002:301). Menurut Djajadikarta (2009:8) semakin tinggi rasio likuiditas akan mengurangi ketidakpastian yang ditanggung oleh investor dalam penginvestasian modalnya kepada perusahaan. Rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Investment atau pengembalian investasi, dalam referensi lain rasio ini juga ditulis dengan Return on total Asset. Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Jogiyanto (2003:387) untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar, seperti penjualan saham di pasar modal. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap minat investor untuk membeli saham perusahaan, hal ini akan mempengaruhi naik turunnya harga saham. Debt to Equity Ratio dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang (Harahap, 2002:306). Penggunaan utang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut (Fahmi,2011:127). Jika debt to equity ratio tinggi maka investor harus menanggung risiko yang tinggi, investor banyak menghindari saham perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi yang akhirnya menurunkan harga saham yang berimbas pada penurunan return saham (Kurniati, 2003:19).
5
Price Earning Ratio (PER) menunjukan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan Earning Per Share (EPS). Oleh para investor, angka rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) dimasa yang datang. Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat tergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah, cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo, 2005:96). Berdasarkan ulasan tersebut diatas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul : “Pengaruh Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif dan Komponen”.
1.2
Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas
sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. 2. Bagaimana kondisi Return Saham perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. 3. Bagaimana pengaruh secara simultan dan parsial antara Current Ratio,
Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk mempelajari
mengenai pengaruh Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. 2. Untuk mengetahui kondisi Return Saham perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial antara Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan diharapkan akan mempunyai kegunaan
antara lain: a.
Kegunaan akademis 1. Bagi Peneliti Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian kesarjanaan untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Widyatama dan dapat menambah pengetahuan tentang analisis laporan keuangan terutama mengenai pengaruh Current Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham. 2. Bagi Peneliti Lain Dapat memberi kegunaan dokumentasi guna melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak yang membutuhkan dan menjadi sumber informasi dan referensi dalam penelitian sejenis.
b. Kegunaan praktisi
7
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengevaluasian oleh perusahaan yang bergerak di sektor otomotif dan komponen untuk menilai kinerja perusahaan.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan otomotif dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2012 sampai dengan bulan Februari 2013.