BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan dimana pembagian keuntungannya berupa deviden (Kasmir, 2012). Saham berupa secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya (Husnan, 2006). Saham menjadi salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Muslich, 2010) Sifat dari investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun
1
2
hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi (Kasmir, 2012). Investor mengenal dua model analisis sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan investasi, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal memperhatikan pergerakan harga saham atau return pasar dalam pasar modal, yang antara lain disebabkan oleh informasi di seputar masalah kebijakan ekonomi, politik, sosial, lingkungan dan hak asasi manusia. Informasi pada dasarnya merupakan salah satu unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas investor di pasar modal. Dengan adanya informasi yang relevan investor memiliki gambaran untuk menentukan keputusan dan strategi investasi untuk memperoleh tingkat pengembalian yang maksimal. Biasanya informasi ini bersumber dari berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan. Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh lingkungan lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal.
3
Walaupun pengaruh lingkungan non ekonomi tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari aktivitas bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti hak asasi manusia, isu mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup, serta peristiwa-peristiwa politik kerap menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Kegiatan perdagangan efek terutama kegiatan di bursa saham tidak lepas dari pengaruh lingkungan ekonomi dan politik (Husnan, 2006). Dalam lingkungan politik, peristiwa politik erat kaitannya dengan stabilitas ekonomi suatu negara. Kondisi politik yang stabil cenderung meningkatkan kinerja ekonomi. Hal ini dikarenakan rendahnya risiko kerugian yang disebabkan oleh faktor non ekonomi, sehingga peristiwa politik yang mengancam stabilitas negara seperti pemilihan umum serta kerusahan mendapatkan respon negatif dari pelaku pasar (Sudrajat, 2010). Gejolak kehidupan politik, secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi di sebuah negara. Perubahan didalam lembaga legislatif maupun eksekutif, sebagai bagian dari peristiwa politik yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi negara. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi suatu negara akan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang ditentukan baik oleh lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif. Perubahan dalam kedua lembaga tersebut terjadi melalui Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, Pemilihan Calon Legislatif, penyusunan kabinet baru serta reshuffle kabinet.
4
Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan merupakan salah satu informasi yang bisa diserap oleh para pelaku pasar modal dan dapat digunakan oleh para pelaku pasar untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan dimasa yang akan datang. Informasi ini yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan para pelaku pasar modal dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek. Peristiwa yang mempengaruhi pasar modal pada prinsipnya mengandung suatu informasi. Kandungan informasi yang diserap oleh pasar akan digunakan para investor untuk menentukan keputusan investasinya, sehingga investor akan berupaya untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar yang seperti itu disebut dengan pasar yang efisien (Jogiyanto, 2016). Kemampuan pasar yang efisien dalam menerima informasi yang terjadi disini dijelaskan pula dalam signalling theory. Teori ini menjelaskan bahwa signal-signal yang timbul dari informasi, baik yang berasal dari eksternal perusahaan (demo buruh, inflasi, bencana alam dan lain-lain) maupun internal perusahaan (kebijakankebijakan manajemen) secara langsung akan berpengaruh pada pergerakan harga dari perusahaan terkait (Hendrawijaya, 2009). Ketika informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
5
menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Selanjutnya pasar akan bereaksi sesuai dengan signal yang diterima dan mengakibatkan perubahan harga saham. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui reaksi pasar ini adalah event study. Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu. Tujuan event study adalah untuk mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut (Fanni, 2013). Tepatnya pada tanggal 27 Juli 2016 Presiden Joko Widodo kembali melakukan perombakan pada kabinet kerjanya. Perombakan kabinet atau reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo menjadi angin segar industri pasar modal dan sentiment ini mengalahkan kebijakan tax amnesty. Kondisi ini membuat aksi beli ramai di pasar, sehingga membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu (27 Juli 2016) ditutup menguat 49,996 poin (0,96%) ke 5.274,361. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 8,579 poin (0,95%) ke 910.775. Berikutnya, indeks BEI pada tanggal 28 Juli 2016 diproyeksikan masih bertahan di zona hijau menanti terobosan menteri baru (www.neraca.co.id, edisi 28 Juli 2016). Penelitian menggunakan pendekatan event study dilakukan oleh Sirait et al, (2012) yang berjudul “Dampak Pergantian Menteri Keuangan RI Tahun 2010 terhadap Abnormal Return Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian Menteri Keuangan tahun 2010
6
memiliki kandungan informasi yang baik bagi pasar karena dampak yang ditimbulkan adalah pengaruh positif bagi saham perbankan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan Average Abnormal Return yang signifikan pada saat pergantian, sebelum, dan setelah terjadinya pergantian. Selain itu pada hasil penelitian juga terlihat ada peningkatan Abnormal Return (AR) setelah terjadinya pergantian dibandingkan dengan sebelum pergantian. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sirait et al, Luhur (2010) dalam penelitiannya tentang “Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 Pada Saham LQ45” membuktikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return dan rata-rata aktivitas volume perdagangan secara signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemilu presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009 pada saham LQ45 yang terdaftar di BEI. Berdasarkan beberapa pendapat serta penelitian terdahulu diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh isu politik (reshuffle kabinet Jilid II pada 27 Juli 2016) terhadap reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah isu politik (reshuffle kabinet Jilid II pada 27 Juli 2016)? 2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) pada periode sebelum dan sesudah isu politik (reshuffle kabinet Jilid II pada 27 Juli 2016)?
7
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirangkum sebelumnya. Tujuan penilitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah isu politik (reshuffle kabinet Jilid II pada 27 Juli 2016). 2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah isu politik (reshuffle kabinet Jilid II pada 27 Juli 2016). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Kontribusi Praktis Sebagai sumber informasi atau sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dimasa akan datang pada peristiwa yang sama. 2. Kontribusi Teoretis Sebagai sumber informasi dan referensi umtuk memperkaya khasanah kepustakaan, yang dapat dijadikan sebagai pembanding bagi penelitian lebih lanjut terhadap materi yang sama, sehingga penelitian ini dapat disempurnakan. 3. Kontribusi Kebijakan Kontribusi kebijakan merupakan media untuk bahan pertimbangan bagi badan pengawasan pasar modal (BAPEPAM) dalam mengawasi dan mengatur kegiatan pasar modal agar dapat mewujudkan kegiatan yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan permasalahan, maka ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada kajian dan pembahasan mengenai reaksi pasar sebelum dan sesudah isu politik. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 pada periode pengamatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016.
9