BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara umum terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Sesuai dengan urutan pemerolehannya, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai. Namun, keterampilan menulis memiliki peranan yang tidak kalah penting dibandingkan keterampilan berbahasa lainnya. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi yang begitu pesat, saat ini kecendekiaan dan kedewasaan seseorang dapat dilihat dari keterampilan ia dalam hal menulis. Tarigan (2008:4) berpendapat bahwa dalam kehidupan modern ini, jelas keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai salah satu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Tolok ukur kecendekiaan seseorang dapat dilihat dari kualitas tulisantulisan yang ia hasilkan. Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Hal tersebut juga ditulis oleh Nunuy Nurjanah (2005) dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Model Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia”. Ia mengatakan bahwa, keterampilan menulis siswa Indonesia masih tergolong rendah di Asia, budaya menulis merupakan budaya intelektual yang memprihatinkan. Masih banyaknya siswa yang belum menguasai keterampilan menulis disebabkan oleh beberapa masalah yang berkaitan dengan rendahnya mutu pembelajaran keterampilan menulis. Lebih spesifik lagi, rendahnya kualitas keterampilan menulis siswa datang dari faktor internal siswa itu sendiri, seperti adanya anggapan yang salah dari diri siswa mengenai keterampilan menulis. Keterampilan menulis dinilai menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang sulit bagi siswa. Tidak adanya latar belakang bakat menulis yang dimiliki siswa Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
menjadikan pembelajaran menulis di dalam kelas seringkali dirasa tidak menarik dan hanya dijadikan sebagai beban tugas semata. Akhadiah (1998:1) menyebutkan, pembelajaran menulis seringkali dianggap sebagai beban berat oleh siswa. Anggapan tersebut muncul karena kegiatan menulis membutuhkan banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Di samping itu, ia menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh semua orang. Ada pula yang meragukan kegunaan atau manfaat dari keterampilan menulis tersebut. Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah menulis karangan argumentasi. Menurut Keraf (2001:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Pembelajaran menulis karangan argumentasi masih dianggap sulit oleh siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk dijadikan topik yang kemudian dituangkan dan dikembangkan ke dalam sebuah tulisan yang teratur. Hal tersebut yang menyebabkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dinilai masih belum memuaskan. Kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi juga diungkapkan oleh Septriyanti, Arief, dan Ratna (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Argumentasi” pada kenyataannya, keterampilan menulis karangan argumentasi siswa masih rendah. Siswa kurang mampu dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Penyebab rendahnya keterampilan menulis karangan argumentasi siswa diidentifikasi karena siswa kurang memahami tulisan argumentasi itu sendiri dan penguasaan kosakata siswa. Dalam mengatasi hal tersebut, seorang guru yang memiliki kedudukan dan fungsi yang masih sangat dominan dalam kegiatan belajar mengajar wajib menciptakan proses pembelajaran menulis yang menarik untuk siswa. Sudah bukan zamannya lagi guru menyampaikan materi secara oral dari awal hingga akhir pembelajaran. Selain melelahkan, juga membosankan siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat difungsikan sebagai alat bantu agar kegiatan pembelajaran berlangsung lebih komunikatif dan menyegarkan. Khaerudin Kurniawan (2012:153) mengatakan, media pembelajaran pada dasarnya Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
merupakan alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam rangka mempermudah pembelajaran. Media dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat digunakan untuk melatih siswa dalam menggunakan bahasa. Dengan latihan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi tertentu dalam berbahasa dan bersastra dengan berbagai variasinya. Pemilihan media tersebut tidak hanya tepat, tetapi juga dapat menarik minat siswa sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses berlangsungnya pembelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, media dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa guna meningkatkan empat kompetensi berbahasa Indonesia, yakni kompetensi menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) di SMA kelas X semester 2, yang berkaitan dengan menulis karangan argumentasi yaitu, “mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato”. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentative”. Menulis karangan argumentasi merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa dengan menyajikan pemikiran terhadap fakta yang ada. Sejauh pengamatan penulis, penelitian dengan memanfaatkan media pernah dilakukan oleh Dadi (2007) berjudul “Keefektifan Media Trailer Film Asing dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Pada hasil penelitian tersebut penggunaan media trailer film asing dalam pembelajaran menulis cerpen berhasil menarik perhatian siswa dengan antusiasme yang tinggi. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengujicobakan sebuah media dalam pembelajaran menulis. Media yang penulis pilih adalah media tayangan dari sebuah acara di televisi. Memanfaatkan media tayangan acara televisi merupakan salah satu alternatif yang baik dan dengan mudah dapat dijangkau oleh guru. Acara televisi tidak hanya tepat, tetapi juga menarik antusiasme siswa untuk belajar. Sukiman (2012:198) berpendapat, apabila anak-anak belajar melalui televisi, mereka tidak hanya mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memerhatikan perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
pula mereka memerhatikan susunan kata-kata dan teks yang ada. Ketika belajar melalui media tayangan televisi, anak-anak dituntut mampu berkonsentrasi dengan penuh selama acara berlangsung. Hal ini sesuai dengan sifat media itu sendiri, dan daya kemampuan berkonsentrasi ini erat hubungannya dengan kemampuan untuk mengerti dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang telah diamatinya. Ini berarti bahwa anak-anak dituntut untuk mampu mengantisipasi isi pesan yang ada dalam acara tersebut. Penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis melalui media tayangan televisi, yaitu skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Tayangan Televisi „Jika Aku Menjadi‟ TRANS TV dalam Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2008-2009)” oleh Antika. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan media tayangan televisi dalam pembelajaran menulis karangan narasi efektif dan praktis digunakan. Sementara itu, penelitian terkait pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelumnya telah dilakukan, di antaranya oleh Setia (2010) berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media Editorial Surat Kabar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Cimahi Tahun Ajaran 2008/2009)”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa media editorial surat kabar cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Akan tetapi, tidak dimungkiri media editorial surat kabar yang digunakan akan lebih menarik lagi jika disajikan dalam bentuk rekaman audio-visual dibandingkan hanya selebaran kertas editorial. Berkaca dari pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk memanfaatkan sebuah media yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Media yang penulis pilih tersebut adalah salah satu tayangan televisi yang berjudul Editorial Media Indonesia yang diproduksi oleh Metro TV. Penggunaan media ini merupakan sebuah upaya inovatif untuk membantu siswa mendapatkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan argumentasi setelah siswa melakukan kegiatan menyimak secara intensif terhadap tayangan tersebut. Tayangan editorial merupakan sebuah Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
program berita di televisi yang mengangkat secara khusus kolom editorial dalam sebuah surat kabar. Sejauh pengamatan penulis, pembelajaran menulis karangan argumentasi melalui tayangan editorial belum pernah diujicobakan. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis memilih judul penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan
gambaran
mengenai
pembelajaran menulis
karangan
argumentasi di kelas, masalah yang terjadi yang menjadi sasaran untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut. 1) Siswa masih mendapatkan kesulitan dalam menulis karangan argumentasi. 2) Siswa kurang berani dan percaya diri dalam menuliskan ide-ide atau gagasangagasan yang dimiliki. 3) Pembelajaran menulis di dalam kelas tidak menyenangkan. 4) Penggunaan media dalam pembelajaran menulis belum maksimal sehingga kurang memotivasi siswa dalam menulis karangan argumentasi.
1.3 Batasan Masalah Penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada pembelajaran menulis karangan argumentasi dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi ini adalah tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diidentifikasi, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen yang menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV? Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
2) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas X-C SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol yang menggunakan media teks berita? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-A SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi para siswa di kelas X-C SMA Negeri 2 Bandung sebagai kelas kontrol?
1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pembelajaran guna menambah dan mengembangkan inovasi pembelajaran yang telah ada sebelumnya khususnya dalam segi media pembelajaran agar dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
1.5.2 Tujuan Khusus Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut. 1) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen yang menggunakan tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV; 2) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol yang menggunakan media teks berita; 3) perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh antara lain dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis bagi banyak pihak terutama yang terkait dalam penelitian ini.
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
1) Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori media pembelajaran dalam proses pembelajaran menulis, khususnya karangan argumentasi. 2) Manfaat Praktis Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain. a) Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif dalam memilih dan mengembangkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. b) Siswa dapat memperoleh wawasan dan daya pikir yang lebih luas sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. c) Peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai keefektifan tayangan Editorial Media Indonesia dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa, serta memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai mediamedia yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
1.7 Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik (Arikunto, 2010:65). Dalam melakukan penelitian ini penulis berpedoman pada anggapan dasar sebagai berikut. 1) Keterampilan menulis karangan argumentasi merupakan salah satu bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang ada di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran. 3) Tayangan Editorial Media Indonesia memiliki teori yang kuat sehingga media ini dapat dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
1.8 Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2010:224). Terdapat dua hipotesis yang penulis ajukan.
H1
: Adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas kontrol.
H0
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan argumentasi siswa di kelas eksperimen dan kemampuan menulis argumentasi siswa di kelas kontrol.
1.9 Metode dan Teknik Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian menggunakan pemasangan subjek melalui pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas pembanding. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan untuk desain dapat divisualisasikan sebagai berikut. Tabel 1.1 Desain Penelitian
Kelas
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir
A (KE)
O1
X
O2
A (KK)
O3
Y
O4
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
Keterangan: A
: kelas eksperimen
B
: kelas pembanding
O1
: tes awal pada kelas eksperimen
O2
: tes akhir pada kelas eksperimen
O3
: tes awal pada kelas pembanding
O4
: tes akhir pada kelas pembanding
X
: pemberian subjek pada kelas eksperimen
Y
: pemberian subjek pada kelas pembanding (Syamsuddin A. R dan Damaianti, 2009:163).
Kelompok A maupun B memiliki karakteristik yang sama atau homogen, karena diambil atau dibentuk dari populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedang kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya), demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang diberikan (Syaodih, 2009:204). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes secara tertulis. Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan kuantitatif. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui silsilah rata-rata nilai prates dan pascates untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator efektivitas pembelajaran menulis karangan argumentasi menggunakan media tayangan Editorial Media Indonesia di Metro TV.
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
1.10
Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian
yang penulis lakukan, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Tayangan Editorial Media Indonesia dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah suatu bentuk media yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Tayangan Editorial Media Indonesia dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi terdapat hubungan yang erat karena mendorong siswa aktif dalam mencari informasi mengenai suatu hal dan menemukan pernyataan-pernyataan untuk mendukung argumen yang akan ditulis dari suatu informasi tersebut. 2) Karangan argumentasi pada penelitian ini adalah jenis karangan yang berisi paparan mengenai pendapat suatu hal disertai dengan bukti-bukti kuat yang mendukung serta keyakinan gagasan yang ditulis agar pembaca dapat membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. 3) Kemampuan menulis karangan argumentasi adalah kemampuan siswa dalam menemukan gagasan, pendapat, maupun pikirannya dengan disertai buktibukti relevan yang mendukung untuk kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang teratur dan sistematis.
Nadhira Destiana, 2013 Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Melalui Pemanfaatan Tayangan Editorial Media Indonesia Di Metro TV (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu