BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing konsumen. Pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek(Martalena dan Malinda, 2011:2). Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi syariah di pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah, mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah tetapi seiring dengan pertumbuhan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka diharapkan investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui sahamsaham apa saja yang termasuk saham syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah
1
2
Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham Syariah yang tercatat di BEI. Pada tahun yang sama, tepatnya 8 Maret 2011, DSN-MUI telah menerbitkan Fatwa No. 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Dengan adanya fatwa tersebut, seharusnya dapat meningkatkan keyakinan masyarakat bahwa investasi syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut. Indeks Saham Syariah (ISSI), ditutup pada posisi 125,35 poin di akhir tahun
2011
atau
meningkat
sebesar
2,17%
dibandingkan
pada
awal
diluncurkannya tanggal 12 Mei 2011 yaitu sebesar 122,692 poin. Pada periode yang sama, kapitalisasi pasar untuk saham-saham yang tergabung dalam ISSI adalah sebesar Rp 1.968,09 triliun atau 55,64% dari total kapitalisasi pasar seluruh saham sebesar Rp. 3.537,29 triliun. Nilai kapitalisasi saham ISSI tersebut mengalami peningkatan sebesar 31,29% jika dibandingkan kapitalisasi saham ISSI pada awal diluncurkannya tanggal 12 Mei 2011 yaitu Rp 1.499,07 triliun.(Factbook Bapepam-LK 2011) Pada tanggal 27 Desember 2012, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 143,81 poin atau meningkat sebesar 14,72% dibandingkan indeks ISSI pada akhir Desember 2011 sebesar 125,35 poin. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam ISSI per 27 Desember 2012 sebesar Rp 2.431,39 triliun atau 59,41% dari total kapitalisasi pasar seluruh saham sebesar Rp 4.092,23 triliun. Kapitalisasi pasar saham ISSI pada 2012 tersebut mengalami peningkatan sebesar 23,54% jika dibandingkankapitalisasi saham ISSI pada akhir Desember 2011 sebesar Rp 1.968,09 triliun.(Siaran Pers Akhir Tahun 2012 BAPEPAM-LK) Nilai kapitalisasi saham syariah di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) lebih besar dibanding kapitalisasi saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).Padahal, ISSI baru diluncurkan pada 12 Mei 2011. Kinerja syariah saat ini lebih unggul dibandingkan dengan konvensional, sejak diluncurkan saham syariah tumbuh 17,11 persen lebih tinggi dari IHSG pada periode yang sama 12,74
3
persen. Okezone, Senin (19/9/2011).Dalam sehari rata-rata transaksi saham syariah mencapai Rp3,1 triliun. Hal ini setara dengan 70 persen volume transaksi saham di BEI yang mencapai Rp5,1 triliun.Okezone, Minggu (5/5/2013). Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
Indeks
Harga
Saham,diantaranya adalah tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga mempengaruhi harga saham secara tidak langsung. Akan tetapi, pada kenyataannya keputusan transaksi saham dapat langsung dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga. Asosiasi suku bunga terhadap indeks harga saham berbanding terbalik. Pada saat suku bunga turun, maka indeks akan menguat. Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan, maka akan berdampak melemahnya angka indeks harga saham. Salah satu suku bunga acuan yang ada di dunia adalah suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang ditentukan oleh federal reserve yakni suku bunga The Fed. Suku bunga The Fed adalah besarnya tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat.Namun dalam praktiknya, suku bunga The Fed berimbas terhadap pengaturan aktivitas perdagangan dan arus investasi internasional. Suku bunga The Fed merupakan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral Amerika Serikat untuk meminjamkan dana kepada perbankan umum yang ada di Amerika Serikat. Suku bunga The Fed bisa mempengaruhi kondisi bursa saham dunia ketika Federal Reserve menaikan atau menurunkan nilai suku bunga, maka suku bunga bank umum cenderung bergerak simpatik melalui ekonomi.Ketika tingkat suku bunga menurun, harga-harga saham cenderung naik, karena perusahaan dapat meminjam uang lebih murah dan mudah. Selain suku bunga faktor-faktor volatilitas harga komoditi internasional seperti harga emas dunia juga dapat mempengaruhi pergerakan bursa saham. Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi emas dari pada di pasar modal. Sebab dengan risiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor mengalihkan turunnya indeks harga saham di negara yang bersangkutan, karena aksi jual yang dilakukan investor.
4
Emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan bursa saham. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas risiko (Sunariyah,2010:4). Kenaikan harga emas akan mendorong penurunan indeks harga saham karena investor yang semula berinvestasi di pasar modal akan mengalihkan dananya untuk berinvestasi di emas yang relatif lebih aman daripada berinvestasi di bursa saham. Harga emas naik 11,1 persen pada bulan Januari reli dari rendah $1.525 ke $1.740 Katalis utama untuk pergerakan emas ke sisi atas didorong oleh pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Federal Reserve memilih untuk memperpanjang jangka waktu untuk kebijakan suku bunga-nol untuk akhir2014 dari pertengahan 2013.Selain itu, memperkenalkan bahasa baru dalam pernyataan
FOMC
dengan
mengatakan
bahwa
mereka
berniat
untuk
mempertahankan sikap kebijakan moneter yang sangat akomodatif di masa mendatang (www.fxstreet.web.id). Berikut adalah grafik yang menunjukkan perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia, Suku bunga The Fed dan harga emas dunia : Gambar 1.1 Grafik Perkembangan ISSI,Suku Bunga The Fed dan Harga Emas Dunia Pertriwulan Periode Juni 2011-November 2013 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% The Fed 0,00% -10,00%
TW II TWIII TW IV TW I TW II TWIII TW IV TW I TW II TW III 2011 2012 2013
-20,00% -30,00% -40,00% -50,00% Sumber : data diolah
Emas Dunia ISSI
5
Pada Grafik 1.1 dapat dilihat bahwa pada triwulan III tahun 2011 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melemah sebesar 6,98%, harga emas dunia turun sebesar 10,79%, dan suku bunga The Fed juga turun sebesar 20%.Hal ini bertentangan dengan teori-teori yang ada bahwa emas memiliki korelasi terbalik dengan investasi dalam bentuk surat berharga seperti saham dan obligasi (Iman, 2009:58) dan teori harga saham dan suku bunga berhubungan negatif, ketika suku bunga naik, maka harga saham akan turun dan begitupun sebaliknya (Miskhin,2009:104). Tetapi pada triwulan IV tahun 2011 ketika Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami peningkatan sebesar 3,59%, harga emas dunia mengalami penurunan sebesar 7,12%, begitupun dengan tingkat suku bunga the fed yang mengalami penurunan sebesar 12,5%. Hal ini sesuai dengan teoriteori yang ada bahwa emas memiliki korelasi terbalik dengan investasi dalam bentuk surat berharga seperti saham dan obligasi (Iman, 2009:58) dan teori harga saham dan suku bunga berhubungan negatif, ketika suku bunga naik, maka harga saham akan turun dan begitupun sebaliknya (Miskhin,2009:104).Kemudian pada triwulan I tahun 2012 ketika Indeks Saham Syariah Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,96%, harga emas dunia mengalami penurunan sebesar 7,12%, tetapi tingkat suku bunga the fed mengalami peningkatan sebesar 30%. Pada periode ini kenaikan tingkat suku bunga the fed dengan peningkatan Indeks Saham Syariah Indonesia tidak sesuai dengan teori yang ada sedangkan penurunan harga emas dunia telah sesuai dengan teori yang ada. Kemudian pada Triwulan I tahun 2013 ketika Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami peningkatan 3,17%, harga emas juga ikut mengalami peningkatan sebesar 0,72%, sedangkan tingkat suku bunga the fed mengalami penurunan sebesar 6,67%. Peningkatan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diikuti oleh penurunan tingkat suku bunga The Fed telah sesuai dengan teori yang ada namun peningkatan Indeks Saham Syariah Indonesia yang diikuti oleh peningkatan harga emas dunia tidak sesuai dengan teori yang ada. Perbedaan nilai fluktuasi suku bunga The Fed dan harga emas dunia yang memiliki hasil perubahan respon
pasar yang
berbeda-beda terhadap Indeks
Saham Syariah Indonesia mulai dari Juni 2011 hingga November 2013 menjadi
6
menarik untuk diteliti. Hal inilah yang menyebabkan penulis tertarik mengambil judul: “PENGARUH HARGA EMAS DUNIA DAN TINGKAT SUKU BUNGA THE FEDTERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAHINDONESIA (ISSI) PERIODE JUNI 2011- NOVEMBER 2013.”
1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang dilakukannya penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan harga emas dunia, tingkatsuku bunga bank sentral Amerika (The Fed) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Bagaimana pengaruhharga emas dunia dan tingkatsuku bunga bank sentral Amerika (The Fed)berpengaruh secara simultan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. 3. Bagaimana pengaruhharga emas duniadan tingkat suku bunga bank sentral Amerika (The Fed)berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi manajemen S-1, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis perkembanganharga emas dunia, tingkat suku bunga bank sentral Amerika (the fed) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Untuk menganalisis pengaruhharga emas dunia dantingkat suku bunga bank sentral Amerika (the fed) secara simultan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 3. Untuk menganalisa dan mengukur pengaruhharga emas dunia dan tingkat suku bunga bank sentral Amerika (the fed)secara parsial terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
7
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Penulis, yaitu menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian dari proses pembelajaran, sehingga dapat memahami bagaimana sebenarnya aplikasi dan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dibandingkan dengan praktik sesungguhnya. 2. Investor, diharapkan informasi yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi di pasar modal khususnya pasar modal syariah. 3. Emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan kinerja perusahaan dengan memperhatikan pengaruh fluktuasi suku bunga The fed dan harga emas dunia. 4. Peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam memahami Indeks Saham Syariah Indonesia, harga emas dunia dan tingkat suku bunga The Fed atauuntuk melakukan penelitianlebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran Pasar keuangan (financial market)adalah pasar yang memindahkan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana kepihak-pihak yang membutuhkan dana(Miskhin, 2009:4).Pasar keuangan merupakan salah satu sarana untuk berinvestasi.Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,2005:4).Pasar keuangan berfungsi sebagai fasilitator terjadinya pertukaran aset keuangan(financial asset).Pasar keuangan dapat berupa pasar uang (money market) atau pasar modal (capital market). Pasar uang adalah pasar yang memperdagangkan sekuritas jangka pendek (kurang dari satu tahun), sedangkan pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2007:11). Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan
8
adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui sahamsaham apa saja yang termasuk saham syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. Dengan diluncurkannya Indeks Saham
Syariah
Indonesia (ISSI)
diharapkan dapat menjadi indikator utama yang dapat menggambarkan kinerja seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. Indeks ini juga diharapkan dapat menghilangkan kesalahpahaman masyarakat bahwa saham syariah hanya terdiri dari 30 saham yang masuk di dalam Jakarta Islamix Index (JII). Selama ini, investasi syariah di pasar modal Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham Syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal efek syariah yang terdapat di pasar modal Indonesia bukan hanya 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII saja, tetapi terdiri dari berbagai macam jenis efek selain saham syariah yaitu sukuk, dan reksadana syariah. Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan bebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.(www.idx.co.id) Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan.
9
Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah merupakan prinsip-prinsip yang berpedoman pada ajararan agama islam.Islam sebagai din yang komprehensif (syumul) dalam norma dan ajarannya mengatur seluruh aktivitas manusia disegala bidang. Investasi sebagai salah satu bagian dari aktivitas perekonomian tidak dapat mengabaikan aspek postulat, konsep, serta diskursus yang menjadi background dalam pembentukan sebuah pengetahuan yang memiliki multidimensi yang mendasar dan mendalam(Huda dan Nasution, 2008:17). Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor selalu dihadapkan pada 2 hal yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu tingkat hasil dan tingkat risiko. Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk) Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar (market risk)adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan strategi diversifikasi. Ketika suatu portofolio berisikan semakin banyak asset maka risiko portofolio akan cenderung turun,namun risiko tersebut tidak dapat dihilangkan dengan strategi diversifikasi. Risiko yang dapat dihilangkan dengan strategi diversifikasi dinamakan risiko tidak sistematis (unsystematic risk)(Arifin, 2005 :28). Berdasarkan kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa analisis risiko tidak sistematis merupakan risiko yang berhubungan langsung dengan emiten yang sahamnya diperdagangkan di bursa melalui peristiwa penting yang menyangkut perusahaan. Sedangkan risiko sistematis disebut risiko pasar karena fluktuasi ini disebabkan oleh faktor-faktor yang memengaruhi semua perusahaan yang beroperasi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor fundamental ekonomi seperti nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tingkat suku bunga, inflasi, gross domestic bruto, suku bunga The Fed, harga emas dunia dan lain sebagainya, atau berupa faktor non fundamental ekonomi seperti keadaan politik, sosial dan keamanan negara. Penelitan ini terfokus pada beberapa faktor fundamental
10
ekonomi.Penelitianini menganalisa dari sisi risiko sistematis yaitu faktor-faktor fundamental ekonomi. Faktor-faktor yang dianalisa dalam penelitian ini hanya faktor tingkat suku bunga the fed dan harga emas dunia. Kedua faktor ini dianalisa karena tingkat suku bunga The Fed bisa memengaruhi kondisi bursa saham dunia ketika Federal Reserve menaikan atau menurunkan nilai suku bunga, maka suku bunga bank umum cenderung bergerak simpatik melalui ekonomi. harga saham dan suku bunga berhubungan negatif, ketika suku bunga naik, maka harga saham akan turun dan begitupun sebaliknya (Miskhin,2009:104). Suku bunga The Fed adalah besarnya tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral Amerika Serikat.Namun dalam praktiknya, suku bunga The Fed berimbas terhadap pengaturan aktivitas perdagangan dan arus investasi internasional. Suku bunga The Fed merupakan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral Amerika Serikat untuk meminjamkan dana kepada perbankan umum yang ada di Amerika Serikat. Selain tingkat suku bunga The Fed investasi emas merupakan investasi alternatif yang cukup menarik bagi investor. Karena investasi emas sangat efektif dan memberikan hasil yang positif juga menguntungkan jika situasi perekonomian mengalami ketidakseimbangan ketika krisis ekonomi keuangan sedang berada pada puncaknya.Emas memiliki korelasi terbalik dengan investasi dalam bentuk surat berharga seperti saham dan obligasi Iman (2009:58).Hampir selalu keduanya bergerak berlawanan. Karakter tersebut membuat emas dianggap sebagai asuransi yang memberikan perlindungan terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang melekat dalam surat berharga tersebut, dengan memperhatikan trend harga emas yang meningkat pada tahun 2009 hingga kini bergerak di kisaran 1000 US dolar yang semakin menarik minat investor dan disinyalir menjadi sebuah alternatif investasi dari pasar modal menjadi investasi emas. Ada banyak logam mulia dalam berinvestasi, tetapi emas masih tetap yang paling popular.Secara historis, emas dibeli sebagai lindung nilai terhadap setiap gejolak ekonomi.Inilah sebabnya mengapa emas sangat popular.Banyak bagian dunia berada dalam krisis keuangan dan banyak investor yang melihat ke arah
11
emas sebagai investasi yang cukup aman.Emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan bursa saham. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas risiko (Sunariyah,2010:4). Beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai Indeks Saham Syariah Indonesia, harga emas dunia dan tingkat suku bunga The Fed adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Peneliti No 1. Edhy Priyatna Anugrah Surbakti, Universitas Kristen Maranatha (2011)
Judul Penelitian Pengaruh Non Farm Payroll, Suku Bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Dari Saham-Saham Perusahaan Berbasis Syariah di Jakarta Islamic Index. (Jurnal Akuntansi vol.3 No.1 Mei 2011:34-52)
2.
Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG periode 2000-2009. (Tesis Program Studi Manajemen Universitas Diponegoro)
Ardian Agung Witjaksono, Universitas Diponegoro (2010)
Variabel Variabel Independen: Non Farm Payroll, Suku Bunga Bank Sentral Amerika (The Fed), dan Indeks Nikkei 225 Variabel Dependen: Jakarta Islamic Index Variabel Independen: Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Hasil Penelitian Secara simultan dan parsial tingkat non farm payroll, suku bunga bank sentral amerika serikat (The Fed) dan indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia.
Variabel tingkat suku bunga SBI,dan kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sementara variabel harga minyak dunia, harga emas dunia, indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positifterhadap IHSG.
12
No 3.
Peneliti Chaerunnisa Elsa, Universitas Islam bandung (2007)
4.
Saeed Samadi, Ozra Bayani, dan Meysam Ghalandai, Isfahan University, Iran (2012)
5.
M. Nur Utomo dan Ida, Universitas Borneo Tarakan. (2010)
6.
Mikail Firdaus, universitas Gunadarma (2013)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh Suku Bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terhadap Kinerja Bursa Saham (Market Return) di Jakarta (IHSG), Tokyo (Nikkei 225), dan Hongkong (Hangseng).(http://elibrary .unisba.ac.id/files2/07.3185 .pdf) Hubungan antara Variabel Makro Ekonomi dan Return Saham di Tehran Stock Exchange. (International Journal of Acedemic Research in Business and Social Sciences, Vol. 2, No.6)
Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode 20052009. (http://repository.borneo.a c.id/xmlui/handle/1234567 89/594) Analisis Pengaruh Variable Makro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Di Bursa Efek Indonesia (Periode Pengamatan Sejak Bulan Mei 2011 Sampai Bulan April 2013) (Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol. 7, No. 2, Juli 2013: 117-128)
Variabel VariabelIndepend en: Suku Bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Variabel Dependen: Kinerja Bursa Saham IHSG, Nikkei 225, dan Hangseng VariabelIndepend en: Nilai Tukar, Harga Emas Dunia, Inflasi,Harga Minyak Dunia Variabel Dependen: Return Saham di Tehran Stock Exchange VariabelIndepend en: Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas Dunia Variabel Dependen: IHSG VariabelIndepend en: Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah Uang beredar Variabel Dependen: Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Hasil Penelitian Tingkat suku bunga The Fed lebih berpengaruh negatif secara signifikan pada IHSG. Sedangkan pengaruh tingkat suku bunga The Fed pada indeks Nikkei 225 dan Hangseng kurang berpengaruh signifikan.
Hargaemas dunia, inflasi dan nilai tukar berpengaruh terhadap return saham di Tehran Stock Exchange. Sedangkan harga minyak dunia tidak berpengaruh terhadap return saham di Tehran Stock Exchange periode 2001-2011. Harga emas dunia dan harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.
Secara simultan variabel inflasi, tingkat suku bunga, dan jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap ISSI. Sementara secara parsial tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ISSI. Sedangkan variabel tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ISSI.
13
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran Pasar Keuangan
Investasi
Pasar modal
Pasar uang
Risiko
sistematis
Syariah
Konvensional
Tidak sistematis
Faktor-faktor fundamental ekonomi
Faktor-faktor nonfundamental ekonomi
Kinerja perusahaan 1. Harga emas dunia 2. Tingkat suku bunga Federal Reserve
Jakarta Islamic Index (JII) 3Juli 2000
Keterangan : : diteliti : tidak diteliti
1. Tingkat inflasi 2. Tingkat pengangguran 3. Nilai tukar Rupiah perdollar AS
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 12 Mei 2011
14
1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antaraharga emas dunia dantingkat suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara harga emas dunia tingkat suku bunga bank sentral Amerika (The Fed) denganIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
1.7 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory. Menurut Zulganef (2008:11) penelitian explanatory adalah : “Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu”. Kemudian sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka metode penelitan yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif, tujuan dari penelitan deskriptif ini adalah untuk membuatdeskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2005 : 89). “Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas.” Sedangkan menurut Rasyad (2003 :6) “Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima.”
15
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang ada pada data yang akan diolah menguji hipotesis dari data dan fakta yang ada. Alat analisis yang digunakan menggunakan analisis statistik, yaitu menggunakan analisis korelasi, koefisien determinasi, dan uji regresi.Dengan metode ini penulis dapat mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen serta besarnya hubungan yang terjadi.Untuk menguji hipotesis secara simultan digunakan dengan uji statistik F. Sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial dengan uji statistik t dari masing-masing variabel.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Federal Reserve, melalui situsnya http://www.federalreserve.gov, London Gold Fixing, dan Bursa Efek Indonesia melalui situsnyahttp://www.idx.co.id. Serta study pustaka yang merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan sumber lainnya.Adapun penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2013 – Februari 2014.