BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan pengguna mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar tingkat pengungkapan
(disclosure)
laporan
keuangan
perusahaan
yang
bersangkutan. Sejumlah penelitian mengenai hal-hal di seputar tingkat kecukupan pengungkapan, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri di pasar modal telah dilakukan, baik di luar negeri maupun di Indonesia (Fitriany, 1997). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja kerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dapat bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Laporan keuangan yang diharapkan tentunya memiliki kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kelengkapan pengungkapan laporan yang dimaksud dapat diukur dan digunakan untuk melihat manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Sehingga tingginya kualitas informasi akan sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan. Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di Negara bersangkutan. Pentingnya kelengkapan pengungkapan laporan keuangan karena laporan tahunan merupakan media utama menyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Selain itu, laporan tahunan juga menjadi alat komunikasi antara kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditur, stackeholders atau stackeholders lainnya. Laporan keuangan tahunan pada dasarnya adalah sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam pasar modal, juga sebagai sarana pertangungjawaban
manajemen
atas
sumber
daya
dipercayakan
kepadanya. Proses pembuatan laporan tahunan tidak lepas dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan (disclosure) dalam laporan tahunan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena akan memberikan gambaran kondisi perusahaan, serta mampu menunjukkan sifat perbedaan kelengkapan pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laporan tahunan perusahaan dapat memberikan gambaran kinerja selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut (Windarti, 2010). Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntanbilitas publik, pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Laporan keuangan dapat diungkapkan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan
akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, jumlah saham yang beredar dan ukuran alternative, seperti pos-pos yang dicatat berdasarkan historical cost (Naim dan Rakhman, 2000). Penelitian tentang luas pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan dan variabel-variabel keuangan terkait akan memberikan gambaran mengenai sifat perbedaan luas pengungkapan antar perusahaan dan variabel-variabel keuangan yang mempengaruhinya, serta dapat menginformasikan kondisi perusahaan padasuatu masa pelaporan. Dalam pencapaian
efisiensi
dan
sebagai
sarana
akuntabilitas
publik,
pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, porsi saham publik, operating profit margin, return on equity dan status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, dan ukuran perusahaan pada perusahaan perbankan. Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) antara 80% hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif),
dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Syofyan, 2002). Adapun ukuran profitabilitas pada perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan ROE mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam suatu bisnis (Siamat, 2002). Penelitian ini menggunakan ROA sebagai ukuran dari kinerja suatu perbankan. ROA digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan suatu keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Ukuran perusahaan disini diartikan secara harafiah, yaitu seberapa besar suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan akan lebih baik. Para stakeholder akan
menganggap perusahaan besar akan lebih tahan dari badai finansial. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan perusahaan
untuk
melakukan
aktivitas
operasi
perusahaan,
nilai
penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil. Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan yang terjadi antara prinsipal dan agency telah membebani manajer untuk mempertanggungjawabkan sumber daya yang dikelolanya. Semakin besar sumber daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya keagenan (Benardi et. al., 2009). Dalam penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan?
2.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan?
3.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk menguji pengaruh antara likuiditas terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan.
2.
Untuk
menguji
pengaruh
antara
profitabilitas
terhadap
luas
pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan. 3.
Untuk menguji pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada industri perbankan.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: a. Kontribusi teoretis Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan serta yang berkaitan dengan luas pengungkapan laporan keuangan. b. Kontribusi praktis 1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat sebagai pengetahuan mengenai minimum disclosure agar informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan bermanfaat bagi analisis sekuritas dan investor dalam rangka pengambilan keputusan investasi oleh investor. 2. Bagi penulis, diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan meningkatkan
pengetahuan
peneliti
mengenai
masalah
luas
pengungkapan laporan keuangan sehingga memperoleh gambaran antara kesesuaian di lapangan dengan teoritis. 3. Bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian dibidang akintansi terutama yang berkaitan dengan pengungkapan laporan keuangan, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis, baik untuk tujuan menguji pada periode dan sampel yang berbeda, ataupun untuk tujuan pengembangan penelitian selanjutnya. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Agar arah dalam penelitian ini tidak mengalami kesalahpahaman serta menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka peneliti perlu membatasi pembahasan, agar tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan. Dalam hal ini penulis menguji ulang pengaruh tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas,
dan
ukuran
perusahaan
yang
terkait
dengan
luas
pengungkapan laporan keuangan yang bersifat pengungkapan wajib pada industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.