BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana di dalamnya banyak terdapat berbagai macam jenis indutri-industri yang terus berkembang untuk memajukan negara. Dalam sektor industri untuk menjalankan atau mengoprasikan berbagai macam dan jenis mesin tentunya di perlukan suatu bahan bakar untuk mengoprasikan mesin-mesin tersebut. Melihat jumlah industri yang ada di Indonesia cukup banyak bisa diartikan bahwa kebutuhan akan energi untuk suatu bahan bakar mesin juga cukup banyak, namun suatu industri tentunya akan memilih sumber energi dari perusahaan yang terpercaya untuk memasok bahan bakar ke dalam perusahaannya. Maka dari itu perusahaan energi berlomba-lomba untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin dengan cara meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun pasar global dengan berusaha untuk memproduksi barang bekualitas tinggi dengan biaya yang rendah. Sebagaimana telah diketahui perusahaan energi merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan energi harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada
perusaan energi, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan kebangkrutan dapat di deteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan energi untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2001 : 4) Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang meminjamkan) dan borrower (pihakpihak peminjam). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lender (pihak yang meminjamkan) mengharapakan mendapatkan imbalan dari penyerahan dan tersebut. Dari sisi borrower (pihak-pihak peminjam) tersedianya dana dari pihak luar memungkinakan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lenders menyediakan dan tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuangan dan pembayaran dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar para investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil. Menurut Halim (2005:34) Sumber dari return terdiri dari dua komponen, yaitu imbal hasil (yield) dan untung/rugi modal (capital gain/lost). Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima oleh investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan. Sedangkan capital gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder. Tidak semua investor menyukai deviden dan akan memegang saham selamanya. Investor seperti ini biasanya mementingkan capital gain dari pada deviden (Jogianto, 2003:101). Sepanjang investor lebih menyukai capital gain dari pada deviden, maka tidak tepat jika kita hanya memusatkan perhatian pada deviden. Untuk itu diperlukan suatu model penilaian yang lebih mudah untuk diaplikasikan, tetapi mempunyai akurasi yang dapat dipercaya oleh para investor maupun para analisis.
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi harga saham oleh investor antara lain Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA).
Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan EPS, PER, DER dan ROA terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian penelitian ini penulis beri judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Energi yang Terdaftar di BEI”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel earning per share berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah variabel price earning ratio berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah variabel return on asset berpengaruh positif
terhadap harga
saham perusahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Variabel apakah yang dominan mempengaruhi harga saham persahaan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel earning per share terhadap harga saham perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel price earning ratio terhadap harga saham perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel debt to equity ratio terhadap harga saham perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel return on asset terhadap harga saham perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui variabel apakah yang dominan mempengaruhi harga saham perusahaan energi di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menjelaskan kontribusi atau manfaat yang di harapkan dari penellitian, dengan mengkatagorikan menjadi 3 bagian yaitu : a. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dalam menentukan pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap harga saham perusahaan. b. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan serta menambah pembendaharaan kepustakaan perguruan tinggi serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang mengambil permasalahan yang sama.
c. Kontribusi Kebijakan Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan perbandingan akan penelitian pada bidang yang sama. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan pada : 1.
Kinerja keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan rasio EPS, PER, DER, ROA.
2. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan energi yang terdaftar di BEI atau telah go public. Tahun yang diteliti adalah tahun 2010-2012 dengan pertimbangan data yang lebih up to date.