BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi. Jika suatu organisasi atau instansi tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau pekerjaan di dalam organisasi atau instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu, diperlukan adanya sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir yang cakap karena sumber daya manusia sangat berperan dalam menjalankan usaha atau kegiatan di dalam instansi tersebut(Marwansyah,2010:3). Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatan kinerja pegawai adalah dengan melalui Pendidikan dan Pelatihan yang merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaanpegawai (Yuniarsih dan Suwatno, 2008:133). Untuk mencapai kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi atau instansi, para pegawai harus mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk jabatannya sehingga pegawai
terampil dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk meningkatkan mutu atau kinerja pegawai melalui pendidikan dan pelatihan harus dipersiapkan dengan baik untuk mencapai hasil yang memuaskan(Anwar, 2008:67). Banyak masalah yang timbul berkaitan dengan ketenagakerjaan terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan pelatihan kerja karyawan. Hal inilah yang kiranya membuat fungsi manajemen harus benar-benar mempertimbangkan secara lebih mendalam dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan kerja pegawai. Program pendidikan dan latihan diperlukan bagi pegawailama maupun pegawai baru, hal ini tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Pendidikan dan pelatihan juga mendorong pegawai lebih produktif dalam bekerja karena pegawai tersebut sudah mengetahui dengan baik tugas dan tanggung jawabnya serta berusaha mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan baru atas sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan tuntutan perubahan teknologi pada saat ini. Program pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai merupakan langkah penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan sumber daya manusianya. Karena begitu pentingnya masalah pendidikan dan pelatihan pegawai bagi perusahaan atau organisasi untuk perkembangan di masa yang akan datang, juga bagi pegawai itu sendiri untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya merupakan salah satu instansi pemerintah yang memiliki tujuan terwujudnya profesionalisme aparatur pemerintah daerah. Saat ini, kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya masih belum bisa dikatakan optimal, artinya masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi. Pada dasarnya hambatan terbesar kinerja pegawai BKD Kota Surabaya terletak pada individu dan kemampuan pegawai itu sendiri. Ini berdasarkan hasil observasi peneliti sementara ditemukan bahwa kebanyakan pegawai kurang aktif dalam menjalankan pekerjaannya, ini menyebabkan pegawai yang bekerja pada BKD Kota Surabaya terkesan kurang menunjukkan kualitas kinerjanya. Dan juga ada beberapa masalah yang dihadapi. Pertama, berkaitan dengan keterampilan pegawai yang tidak terlatih sehingga menghambat kinerja pegawai sehari-hari, yaitu adanya pegawai yang masih kurang menguasai SIMPEG (Sistem Informasi Kepegawaian). Disini terlihat rendahnya SDM aparatur dalam penguasaan teknologi. Kedua, adanya pegawai yang kurang efektif dalam bekerja. Yang dimaksud kurang efektif adalah adanya pegawai yang ditempatkan bukan sesuai dengan keahliannya, seperti calon pegawai mempunyai keahlian dalam bidang keuangan tetapi ditempatkan di bidang Pembinaan Disiplin Pegawai. Namun, meskipun Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya telah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawainya demi meningkatkan kinerja pegawainya ternyata pendidikan dan pelatihan tersebut masih belum memberikan perubahan atau pengaruh yang signifikan terhadap kinerja para
pegawainya. Hal ini mengakibatkan tujuan dari pendidikan dan pelatihan belum dapat dicapai secara maksimal. Walaupun telah dilakukan pendidikan dan pelatihan kerja terhadap pegawai nyatanya masih belum sesuai dengan standar yang ada di BKD kota surabaya. Maka dari itu dengan adanya pemberian pendidikan dan pelatihan bagi pegawai, maka diharapkan para birokrat dapat mempersembahkan kinerja yang maksimal bagi instansinya. Melihat pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau instansi, maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa manusia adalah aset yang paling penting dan berdampak langsung pada organisasi atau instansi tersebut dibandingkan dengan sumber-sumber daya lainnya. Karena manusia memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi atau instansi tersebut.
Dengan adanya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada para pegawai Kota Surabaya diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai yang dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja dan prestasi kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik dalam melakukan penelitian mengenai "Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya"
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. ApakahPendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai padaBadan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya? 2. ApakahPelatihan Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya? 3. Apakah Pelatihan kerja lebih berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat disusun suatutujuan penelitian yang akan dicapai sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasipengaruh Pendidikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh Pelatihan Kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya. 3. Untuk mengidentifikasi apakah Pelatihan kerja lebih berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis laksanakan adalah: 1. Kontribusi Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan instansi dalam mengambil kebijakan mengenai pendidikan dan pelatihan kerja pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai. 2. Kontribusi Teoretis Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas dan menggali lebihdalam apa yang diperoleh penulis dalam perusahaan pada bidangmanajemen personalia khususnya masalah pendidikan dan pelatihan kerja pegawai. 3. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi penelitian selanjutnya serta sebagai pertimbangan bagi organisasi atau instansi yang menghadapi masalah serupa.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengambil ruang lingkup tentang pengelolaan sumber daya manusia dengan fokus untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya Jl. Jimerto 25-27 lantai III Surabaya. Waktu penelitian direncanakan mulai bulan Januari 2016 sampai dengan Februari 2016. Penelitian ini untuk memperoleh data dan keterangan dari
semua pegawaiyang berkaitan dengan topik penelitian “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Kota Surabaya"