BAB 1 KONSEP DASAR PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitan atau Penelitian merupakan kegiatan yang perlu dipelajari karena penelitian akan memberikan penegtahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Ketrampilan di bidang penelitian akan memberikan keuntungan khususnya bagi seorang manajer untuk menghimpun informasi sebelum pengambilan keputusan. Dalam kasus manajemen, penelitian perlu dilakukan sebagai contoh kasus sebagai berikut : Anda bekerja pada perusahaan yang sedang mempertimbangkan pembelian suatu perusahaan mainan. Wakil Direktur meminta anda untuk meneliti enam perusahaan yang merupakan calon calon potensial. Data yang diperlukan dikumpulkan dari sumber public karena proyek bersifat rahasia. Anda perlu meneliti berikut : Laporan keuangan tahunan, artikel berbagai jurnal, majalah perdagangan , Koran, penilaian para analis keuangan dari perusahaan bersangkutan. Bersama tim, anda menyusun ringkatsan dan laporan, dimana laporan menyoroti juga peluang dan persoalan yang mungkin terjadi pada semua aspek bisnis bila perusahaan jadi di beli. Dengan kasus tersebut, penelitian menjadi kegiatan yang penting dilakukan. Ada beberapa alasan perlunya penelitian dilakukan yaitu : 1. Penelitian akan memberikan banyak informasi yang diperlukan pihak manajemen 2. Mendukung pengambilan keputusan yang tepat, sehingga akan mengurangi resiko manajerial 3. Memberikan peluang karir dan kesempatan kerja yang menarik sebagai peneliti Ada berbagai konsep yang disampaikan oleh berbagai pakar tentang Penelitian. Berbagai macam Penelitian perlu diketahui oleh pePenelitian, karena pePenelitian harus memilih jenis Penelitian yang akan dilakukan ini. Untuk dapat melakukan Penelitian dengan baik, maka karakteristik Penelitian yang baik perlu dipahami untuk dijadikan pedoman. Penelitian (reserach) didefinisikan oleh Sekaran (2003, hal. 5) sebagai: suatu investigasi atau keingin tahuan saintifik yang terorganisasi,
1
sistematik, berbasis data, kritikal terhadap salah satu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya (an organized, systematic, data-based, critical, scientific inquiry or investigation into a spesific problem undertaken with the objective of finding answers or solution to it). Pengembangan dan pengujian teori – teori baru tentang bagaimana dunia nyata bekerja atau penolakan dari teori – teori yang sudah ada. Lebih spesifik pada aplikasi di bisnis, Penelitian bisnis (business resarch) didefinisikan oleh Cooper and Schindler (2001, hal. 5) sebagai: Pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk mengarahkan keputusan-keputusan bisnis (as a systematic inquiry that provides information to guide business decisions). Cooper and Schindler di edisi berikutnya (2003, hal. 5) mendefinisikan Penelitian bisnis sebagai: Pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk memecahkan permasalahan – permasalahan manajerial (as systematic inquiry that provides information to solve managerial problems). Penelitian menurut jenis dapat dibedakan dua macam yaitu penelitian murni atau dasar dan penelitian terapan. Penelitian murni adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab persoalan teoritis. Penelitian terapan adalah penelitian yang digunkan untuk menjawab persoalan kehidupan, yang lebih banyak ditujukan untuk pengambilan keputusan. Penelitan yang baik menggunakan metode ilmiah. Ciri ciri penelitian yang baik adalah : 1. Maksud, masalah, harus didefinisikan dengan jelas dana tajam dan tidak ambigu. Rumusan masalah harus mencakup analisis unsur unsur yang paling sederhana, ruang lingkup, batasan batasan, 2. Prosedur penelitian yang dipakai harus diuraikan secara rinci agar memungkinkan peneliti lain mengulangi penelitian tersebut 3. Desain prosedur harus direncanakan dengan seksama untuk memberikan hasil yang seobyektif mungkin. Bila dilakukan dengan pengmabilan sampel dari populasi, laporan harus mencakup bukti bahwa sampel betul mewakili populasi 4. Penelitian melaporkan dengan jujur kekurangan keurangan
2
dalam desain penelitian dan menduga pengaruhnya terhadap hasil penelitian 5. Analisis data harus memadai untuk mengungkapkan arti pentingnya dan metode analisis yang dipakai harus cocok. Kriteria, alat ukur, validitas data, metode statistic, probabilitas , criteria signifikan harus ditetapkan. 6. Kesimpulan harus dibatasi pada hal hal yang ditunjang data hasil penelitian. Kesimpulan berdasarkan analisis data dan dihindari factor subyektifitas peneliti. 7. Keyakinan akan hasil penelitian lebih besar jika penelitinya berpengalaman. Sehingga penelitian harus diikuti dengan banyak informasi tentang peneliti dan hasil penelitiannya. Dari definisi – definisi ini, maka dapat dipahami bahwa penelitian menggunakan metode ilmiah atau metode saintifik (scientific method) dilakukan dengan membangun satu atau lebih hipotesis – hipotesis berdasarkan suatu struktur atau kerangka teori dan kemudian mengujihipotesis atau hipotesis – hipotesis tersebut secara empiris seperti tampak pada gambar berikut ini.
Gambar 1.1. Proses Penelitian Metode Saintifik.
Struktur teori
Pengkonstruksian teori (theory construction)
Hipotesis hipotesis
Pengujian empiris
Pengujian atau verifikasi teori (theory verification)
3
Dari gambar 1.1 terlihat bahwa penelitian menggunakan metode ilmiah melibatkan theory construction dan theory verification. Pengkonstruksian teori (theory construction) adalah proses untuk membentuk struktur kerangka teori. Struktur atau kerangka teori adalah hubungan sebab – akibat (casual links) antara variabel – variabel yang akan diteliti yang didukung oleh suatu teori yang sudah ada atau hasil penelitian – penelitian sebelumnya atau oleh alasan – alasan logis atau alasan – alasan konsep (conceptual reasoning) yang dapat mengarahkan se suatu hubungan variabel – variabel. Perbedaan dari penelitian menggunakan metode saintifik atau ilmiah dengan pendekatan naturalis dapat diringkas di tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Perbedaan metode saintifik dengan metode naturalis. Pendekatan saintifik
Pendekatan naturalis
• Menggunakan struktur teori.
• Srtuktur teori digunakan membangun satu atau hipotesis – hipotesis.
• Tidak menggunakan struktur teori karena lebihbertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan keterbatasan dari suatu teori. untuk • Hipoteseis jika ada sifatnya implisit tidak eksplisit. lebih
• Pendekatan ilmiah melakukan setting artifisial misalnya dengan metode eksperimen dengan memanipulasi beberapa variabell.
• Pendekatan naturalis menolak bentuk terstruktur Penelitian. Pendekatan naturalis juga menolak pengaturan– Pengaturan Penelitian secara artifisial. Penelitian pendekatan naturalis lebih menggunakan dan menjaga setting alamiah (natural) di mana feomena atau perilaku yang akan diamati terjadi.
4
• Pendekatan sintifik menolak bahwa teori membumi (grounded) di datanya dan berargumentasi bahwa ”fact do not speak for themselves ” (Blalock, 1969).
• Sejalan dengan konsep grounded theory yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1967) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukanya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa teori grounded di datanya.
• Pendekatan saintifik membutuhkan pengukian secara kuantitatif dan statistik.
• Pengikut grounded theory termasuk yang mengembangkan metode penelitian eksplorasi (exploratory reserach) yang tidak
Pendekatan saintifik dan pendekatn naturalis masing – masing mempunyai kelemahan – kelemahan dan kebaikan – kebaikannya masing – masing. Tabel 1.2. Kelemahan – kelemahan dan kebaikan – kebaikan untuk pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (+) menilai data lebih objektif, karena tidak boleh terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan pePenelitian atau orang lain (harus value free).
Pendekatan naturalis (-) Menilai data lebih subjektif karena hasil observasi langsung pePenelitian dan pePenelitian sendiri yang menyimpulkanya.
(-) Setting tidak natural (artifisial) (+) Setting natural tidak diubah oleh dapat menurunkan validitas pePenelitian. penelitian. (-) Penelitian kurang terfokus tetapi (+) Penelitian lebih terfokus dan lebih luas, sehingga kurang mendalam. mendalam. (-) Penelitian biasanya menjelaskan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori.
(+) Penelitian lebih mendetail ke hal – hal di bawah permukaan yang belum nampak, seperti misalnya penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan teori baru.
5
(+) Dari segi kemudahan (-) Data primer harus dikumpulkan mendapatkan data, data sekunder sendiri oleh pePenelitian yang tersedia dapat digunakan. biasanya melibatkan waktu yang lama (bulanan sampai dengan tahunan) untuk mendapatkannya dengan terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat kejadian. (+) Eksternal individu lebih tinggi (-) Eksternal validiti rendah karena karena dapat melibatkan hanya melibatkan satu masalah di permasalahan yang lebih luas suatu organisasi saja karena data menggunakan waktu yang lebih primer harus diobservasi sendiri panjang dan perusahaan yang lebih yang tidak mungkin dan banyak sebagai objek penelitian membutuhkan banyak waktu unhtuk karena tersedia di data sekunder. melibatkan banyak organisasi. Keterangan: Tanda (+) menunjukan menunjukan kekurangannya.
kelebihanya
dan
tanda
(-)
PENELITIAN SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN Penelitian mempunyai nilai yang melekat , yakni membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Mungkin ada baiknya mempunyai informasi menarik mengenai konsumen, karyawan, atau pesaing. Penelitian memberikan kontribusi pihak manajemen untuk menyeleksi alternatif alternatif yang lebih efisien, kurang beresiko atau lebih menguntungkan. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN METODE ILMIAH Penelitian metode ilmiah merupakan Penelitian yang terstruktur dengan langkah – langkah yang jelas dan sistematik. Langkah – langkah dari Penelitian adalah sebagai berikut ini. 1. 2.
3. 4.
Mengidentifikasi isu atau topik dari Penelitian (dilaporkan di bab 1 laporan Penelitian). Menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut adalah menarik dan penting untuk diteliti (dilaporkan di bab 1 laporan Penelitian). Menentukan tujuan dan kontribusi dari Penelitian (bab 1 di laporan hasil Penelitian). Mengembangkan Hipotesis Untuk merancang (membangun hipotesis) diperlukan teori dan hasil 6
– hasil Penelitian sebelumnya (dilaporkan di bab 2 laporan hasil Penelitian). 5. Merancang Penelitian. Merancang Penelitian berarti merancang data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis – hipotesisnya secara empiris dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis – hipotesisnya secara statistik. Rancangan data dan model empiris dilaporkan di bab metodologi (dilaporkan di bab 3 laporan hasil Penelitian). 6. Mengumpulkan data. Proses dan metode pengumpulan data dilakukan setelah mengetahui data apa yang dibutuhkan. Beberapa metode pengumpulan data di antarannya adalah metode pengumpulan data dari arsip (data sekunder), wawancara (data primer) dan eksperimen (data primer). Proses ini juga diolaporkan di bab 3 di hasil Penelitian. 7. Menganalisis data dan menguji hipotesis (dilaporkan di bab 4 laporan hasil Penelitian). 8. Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta menyimpulkan hasilnya (dilaporkan di bab 5 laporan hasil Penelitian). 9. Menunjukan keterbatasan dan halangan – halangan Penelitian (dilaporkan di bab 5 laporan hasil Penelitian). 10. Mengusulkan perbaikan – perbaikan Penelitian berikutnya (dilaporkan di bab 5 laporan hasil Penelitian). Beberapa peneliti menerangkan langkah penelitian terdiri dari sebelas langkah yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6
: Memilih masalah : Studi pendahuluan : Merumuskan masalah : Merumuskan anggapan dasar (Hipotesis) : Memilih pendekatan : a. Menentukan variabel b. Menentukan sumber data 7. Langkah 7 : Menentukan dan menyusun instrumen 8. Langkah 8 : Memilih masalah 9. Langkah 9 : Analisis data 10. Langkah 10 : Memilih kesimpulan 11. Langkah 11 : Menyusun Laporan
7
Langkah 1 Memilih masalah Langkah 2 Studi Pendahuluan Langkah 3 Merumuskan masalah
Langkah 4 Merumuskan Anggapan dasar Langkah 4a Hipotesis Langkah 5 Memilih Pendekatan Langkah 6b Menentukan sumber data
Langkah 6a Menentukan variabel
Langkah 7 Menentukan dan menyusun Instrumen Langkah 8 Memilih Masalah Langkah 9 Analisis Data
Langkah 10 Menarik Kesimpulan Langkah 11 Menyusun Laporan
Gambar 1.2. Langkah langkah penelitian bisnis 8
Gambar 1.3. BAGAN ALUR PROSES PENELITIAN EKONOMIKA DAN BISNIS Konsep Teoritis Pengamatan Awal - Fenomena - Teori Gap
MASALAH
Konsep Teoritis - Dasar Teori - Jurnal/ Pen.Terdahulu
Kontruk/Variabel - Hubungan variable - Indikator -Kerangka Konseptua
Hipotesis
? Keadaan Empiris ---- Desain Penelitian 1. Sumber Data 2. Metode 3. Alat/Intrumen 4. Ukuran/skala
Validitas Reliabilitas
Pengumpulan DATA Deskriptif
Analisa DATA - alat analisis - uji Statistik
Simpulan - Pengaruh -Signifikan
Menguji ‘PENGARUH’ dengan Analisis Regresi Linier h - prasyarat : asumsi klasik, uji linieritas Menguji ‘SIGNIFIKAN’ dengan Uji t dan Uji F Model sesuai dengan Kerangka Konseptual teoritis 9
BAB 2 ISU, MOTIVASI, TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN ISU PENELITIAN Mengidentifikasi isu Penelitian merupakan hal yang penting, karena urutan – urutan Penelitian selanjutnya tergantung dari ini. Suatu isu (issue) dari Penelitian dapat berupa sebagai berikut ini. 1. Permasalahan (problem) yang terjadi yang perlu solusi perbaikan. 2. Oportuniti (Opportunity) Peluang yang akan ditangkap . 3. Fenomena yang akan dijelaskan atau diverifikasi dengan suatu teori yang sudah ada. 4. Fenomena yang akan diuji untuk menemukan teori baru. Sekaran (2003) menegaskan bahwa isu dari Penelitian perlu diindentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas. Abdel-khalik dan Ajinky (1979) menyatakan beberapa hal tentang pengidentifikasian permasalahan Penelitian sebagai berikut ini. 1.
Faktor terpenting didalam mengidentifikasian permasalahan Penelitian tergantung dari lingkungan pePenelitian, termasuk latar belakang, mata kuiah yang dipelajari dan diambil, kolega – kolega yang terlibat, dan lain – lain. 2. Faktor terpenting kedua adalah tujuan Penelitiannya. Apakah pePenelitian ingin melakukan Penelitian dengan pandangan jauh ke depan atau hanya permasalahan saat ini. 3. Faktor ketiga dari topik Penelitian adalah terletak pada kepentingan pePenelitian sekarang, apakah yang sedang dibaca dan dipelajari sekarang, pernyataan – pernyataan sekarang oleh penguasa atau regulator atau yang mungkin sederhana adalah kepercayaan atau nilai – nilai yang dapat mengarahkan pePenelitian ke suatu ide. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Latar belakang permasalahan merupakan gejala (symptom) dari permasalahan yang akan diteliti. Symptom merupakan tanda – tanda terjadinya permasalahan. Untuk Penelitian yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada, mengidentifikai symptom 10
merupakan hal yang terpenting dan pertama kali harus dilakukan. Gejala permasalahan (symptom) berbeda dengan permasalahanya (problem). Gejala permasalahan merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan identifikasi adanya suatu permasalahan. KRITERIA KONTEK Latar belakang permasalahan merupakan gejala (symptom) dari permasalahan yang akan diteliti. Symptom merupakan tanda – tanda terjadinya permasalahan. Latar belakang permasalahan menjelaskan timbulnya isu atau topik yang akan diteliti. Latar belakang permasalahan dapat digunakan sebagai cerita kontek yang menarik merupakan Penelitian yang menarik. Penelitian yang tidak mempunyai ceritera kontek hanya merupakan Penelitian yang menunjukan hubungan variabel – variabel saja dan dicurigai sebagai suatu latihan – latihan statistik saja (statistical exercises). MOTIVASI PENELITIAN Beberapa Penelitian dilakukan dengan dukungan dana dari sponsor dan kadangkala melibatkan dana yang tidak sedikit. Untuk Penelitian semacam ini, sponsor ingin meyakinkan dirinya bahwa dana yang diberikan akan bermanfaat jika dignakan untuk mendukung Penelitian tersebut. PePenelitian harus dapat meyakinkan seponsor bahwa isu yang diteliti merupakan isu yang penting dan perlu untuk diteliti. PePenelitian harus dapat ”menjual” idenya kepada seponsor sehingga sponsor dapat ”membelinnya.” Sering kita mendengar perkataan ”Sorry, we can not buy it!” yang berarti sponsor tidak dapat ”membeli” isu Penelitian tersebut. Demikian juga untuk Penelitian akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi. PePenelitian hraus dapat meyakinkan pembimbing Penelitian bahwa pembimbing tidak akan membuang waktunnya untuk membimbing Penelitian yang isunya tidak penting dan tidak menarik. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari Penelitian adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan penelitiannya. Secara umum, tujuan dari Penelitian adalah untuk mencapai sasaran dari isu Penelitian. Mengacu pada sub bab sebelumnya, isu penelitian terdiri dari 4 hal yaitu memecahkan masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dengan teori yang ada dan menemukan teori yang baru. Dengan demikian tujuan dari Penelitian seharusnnya mengacu pada isunnya, yaitu untuk mencapai sasaran untuk memecahan masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dan menemukan teori baru. 11
KONTRIBUSI PENELITIAN Penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil Penelitian. Pemakai Penelitian dapat berkisar dari akademik, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah. Tergantung siapa pemakai hasil dari Penelitian. Kontribusi Penelitian dapat berupa kontibusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan. Kontribusi rise juga harus berhubungan dengan isu yang diteliti. Dengan demikian Kontribusi Penelitian dapat didefinisikan sebagai manafaat yang diteliti berupa kontribusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan dari isu yang diteliti kepada pemakai Penelitian.
12
BAB 3 TEORI DAN HIPOTESIS TEORI Teori (theory) adalah kumpulan dari konsep, definisi dan proposisi – proposisi yang sistematis dan digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Menurut Kinney, Jr. (1986), teori menyediakan pejelasan tentatif tentang hubungan antara fakta – fakta secara umum. Kinney,Jr.(1986) menyebutkan bahwa Penelitian empiris melibatkan teori, hipotesis dan fakta. Teori dan hipotesis merupakan dua hal yang berbeda tetapi berhubungan. Untuk Penelitian yang bersifat pengujian (konfirmasi) teori, teori digunakan untuk membangun hipotesis. Untuk kasus ini, hipotesis dibangun berdasarkan teori, penjelasan logis dan hasil – hasil Penelitian sebelumnya dan akan diuji dengan fakta yang ada. Fakta (fact) menurut Kinney, Jr. (1986) adalah keadaan atau kejadian – kejadian yang dapat diamati di dunia nyata (fenomena). Sebaliknya untuk Penelitian yang akan membangun teori, hipotesis yang sudah diuji dan terbukti, dan konsisten dari waktu ke waktu maupun dari pengujian ke pengujian, hipoteses menjadi teori yang baru. Teori ini akan tetap bertahan sampai teori yang lain menggesernya. Hubungan antara teori, fakta dan hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut ini. Teori, penjelasan logis dan hasil – hasil Penelitian sebelumnya
Menjelaskan dan memprediksi
Digunakan untuk Membangun hipotesis Hipotesis
Fenomena
Mengkonfirmasi teori atau menentukan teori baru Gambar 3.1. Hubungan antara teori, fakta dan hipotesis Hipotesis berbeda dengan proposisi. Menurut Kinney, Jr. (1986) hipotesis (hypothesis) adalah perdiksi tentang fenomena. Proposisi
13
(proposition) adalah pernyataan tentang konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi. Propinsi dimaksudkan untuk tidak diuji kebenarannya. Jika proposisi dimaksudka untuk diuji dan dihubungkan dengan pengujian empiris maka disebut dengan hipotesis. Klasifikasi Hipotesis Hipotesis dapat diklasifikasikan sebagai hipotesis deskriptif (descriptive hypothesis) dan hipotesis hubungan (relational hypothesis). Hipotesis deskriptif (descriptive hypothesis) adalah pernyataan tentang keberadaan sebuah variabel tunggal.
KRITERIA HIPOTESIS YANG BAIK Hipotesis yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut ini. 1. Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil penelitian sebelumnnya. Untuk mengkonfirmasi teori, hipotesis dikembangkan dengan teori yang ada. Arah dari hubungan variabel hipotesis dikembangkan melalui hasil – hasil penelitian sebelumnya. Jika hipotesis merupakan hal yang baru yang belum ada teorinya, penjelasan logis digunakan untuk membangun hipotesis ini. 2. hipotesis menunjukan maksudnya dengan jelas. 3. Hipotesis dapat diuji. Hipotesis dapat diuji jika tersedia alat analisis untuk mengujinnya. 4. Hipotesis ini lebih baik dari hipotesis kompetisinya jika dapat menjelaskan dan memprediksi lebih baik.
14
BAB 4 RANCANGAN PENELITIAN HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayannya dengan baik. Rancangan Penelitian atau desain Penelitian adalah rencana dari struktur Penelitian yang mengarahkan proses dan hasil Penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Cooper dan schindler (2001) menyebutkan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam desain Penelitian sebagai berikut ini. • Desain Penelitian adalah perencanaan aktivitas dan waktu. • Desain Penelitian didasarkan pada pertanyaan atau topik Penelitian. • Desain Penelitian mengarahkan ke pemilihan sumber – sumber daya dan tipe informasi yang diperlukan. • Desain Penelitian merupakan suatu kerangka untuk menunjukan hubungan antara variabel – variabel yang akan diteliti. • Desain Penelitian menggariskan langkah – langkah untuk siap aktivitas Penelitian. KARAKTERISTIK – KARAKTERISTIK YANG PERLU DIRANCANG Secara umum, yang perlu ditentukan di dalam rancangan adalah karakteristik – karakteristik dari Penelitiannya sebagai berikut ini. 1. Menentukan jenis dari Penelitiannya, apakah a. Penelitian ekspolatori (expolatory research) atau b. Penelitian pengujian hipotesis (hipothesis testing) 2. Jika Penelitiannya adalah pengujian hipotesis, apakah a. Penelitian deskriptif (descriptive) atau b. Penelitian kasual (casual) 3. Menentukan dimensi waktu Penelitian, apakah a. Melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) atau b. Melibatkan urutan waktu (time series) atau c. Gabungan keduanya (panel data atau pooled data). 4. Menentukan kedalaman Penelitiannya, apakah a. Mendalam tetapi hanya melibatkan satu obyek saja (studi kasus) atau 15
5.
6.
7.
8. 9.
b. Kurang mendalam akan tetapi generalisasinya tinggi (studi statistik) Menentukan metode pengumpulan datanya, apakah : a. Kontak langsung (misalnya wawancara) atau b. Tidak langsung (misalnya observasi, arsip, analitikal). Menentukan lingkungan Penelitiannya, apakah setting-nya a. Lingkungan noncontrived setting, yaitu lingkungan rill (field setting) b. Lingkungan pengaturan artifisial, yang meliputi eksperimen di laboratorium (laboratory research), atau lewat simulasi (simulation). Menentukan unit analisa (unit of analysis) apakah a. Individual, b. Dyads, yaitu grup dari beberapa pasangan data, misalnya penelitian yang melibatkan suami istri, c. Grup, d. Organisasi, instansi, industri, pasar modal, negara. Menentukan model empiris beserta definisi variabel – variabelnya. Menentukan sumber – sumber daya Penelitian yang dibutuhkan, yaitu a. Menentukan waktu di masing – masing kegitan Penelitian, b. Menentukan biaya sampai penyelesaian Penelitian dan c. Menentukan personel – personel yang terlibat.
Setelah karakteristik Penelitian ditentukan, langkah selanjutnya dari desain Penelitian adalah merancang sampel data yang akan dikumpulkan, yaitu sebagai berikut ini. 1. Merancang pengukuran dari variabel – variabel yang akan digunakan untuk menangkap datannya . 2. Merancang metode pengambilan sampelnya dan teknik pengumpulan datanya dengan memperhatikan validitas dan reliabilitasnya. 3. Merancang model empirisnya . FAKTOR – FAKTOR MEMPENGARUHI DESAIN PENELITIAN Menurut Kinney, Jr. (1986), desain Penelitian melibatkan empat faktor yang penting. Keempat faktor ini merupakan faktor – faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan pengujian (power of the test) dari Penelitian. Keempat faktor ini adalah sebagai berikut. 1. Alpha (α). Merupakan probabilitas kesalahan tipe I (type I error), yaitu 16
secara salah menolak hipotesis nol yang benar. 2. Beta (ß). Merupakan probabilitas kealahan tipe II (type II errorr), yaitu secara salah tidak menolak hipotesis nol yag tidak benar. 3. Ukuran sampel (n). 4. Faktor desain (D). Faktor desain adalah D= δ / σ dengan δ adalah besaran dari treatment effect (X) tergantung dari teori yang mendukung dan σ adalah devaisi standar dari kesalahan residu, tergantung dari seberapa besar efek dari bias dan penggangu dapat diatasi.
17
BAB 5 PENGUKURAN DAN INTRUMEN DEFINISI PENGUKURAN Pengukuran (measurement) adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek. Dari definisi ini terlihat bahwa yang diukur adalah properti dari obyek. Obyek (object) merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek (object) dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan lainya. Properti (property) adalah karakteristik dari obyek. Properti dapat berupa properti fisik, properti psikologi dan properti sosial. Properti fisik misalnya jika obyeknya adalah manusia, maka properti fisiknya adalah tinggi badan, warna rambut, umur dan lainya. Jika obyeknya adalah perusahaan, maka properti fisiknya adalah ukuran perusahaan, lokasinya, dan lainnya. Properti psikologis misalnya adalah sikap manusia, kepintaran, motivasi dan lainnya. Properti sosial misalnya adalah status sosial, perspektif masyarakat dan lainnya. DEFINISI OPERASI Pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasi adalah menjelaskan karakteristik dari obyek (properti) kedala elemen – elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam Penelitian. Dimensi (dimension) dari suatu konsep adalah bagian – bagian dari properti yang menunjukan karakteristik – karakteristik utama dari properti tersebut. Konsep
Dimensi - Dimensi
Elemen -elemen
Gambar 5.1. Konsep, Dimensi-dimensi dan elemen-elemen 18
SKALA Suatu skala (scale) adalah suatu alat mekanisme yang dapat digunakan untuk membedakan individual – individual ke dalam variabel – variabel yang akan digunakan dalam Penelitian. Terdapat empat macam tipe dasar dari skala yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. TIPE SKALA Tipe dasar dari skala mengikuti tipe nilai datanya. Ada empat macam tipe skala atau tipe dari nilai data yaitu sebagai berikut ini. 1. Nominal, yaitu bernilai klasifikasi. Misalnya : laki, perempuan, untuk gender. 2. Ordinal, yaitu bernilai Klasifikasi dan order (ada urutannya). Misalnya : penilaian (kurang, baik, sangat baik). 3. Interval, yaitu bernilai klasifikasi, order (ada urutanya), dan berjarak (perbedaan dua nilai berarti). Misalnya skala 1 sampai dengan 5, jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai dengan 3 dan seterusnya. 4. Rasio, yaitu bernilai klasifikasi, order, distance (berjarak) dan mempunyai nila awal (orgin). Misalnya unit waktu sebesar 20 menit yang mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam pembagian
METODE DAN INSTRUMEN Metode dan instrument memiliki makna yang berbeda. Metode dalam penelitian mengandung makna “cara” yang dipakai untuk pengumpulan data , sedangkan instrument adalah “alat” yang digunakan untuk menjalankan metode yang digunakan. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa metode seperti wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Instrumen penelitian sangat tergantung kepada metode , misalkan : Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal Instrumen untuk angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner Instrumen untuk metode observasi adalah chek list Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau chek list Secara garis besar pengertian instrumen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Test Test adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau data lain yang 19
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Terdapat beberapa jenis tes antara lain tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes proyeksi, tes minat, tes prestasi. 2. Angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal hal yang seorang ketahui. Kuesioner dapat dibedakan berdasarkan sudut pandangnya. a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada : Kuesioner terbuka : memberikan kesempatan kepada responden untuk menjwab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner tertutup : yang sudah disediakan jawabannya sehingga reponden tinggal memilih b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada : Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain c. Dipandang dari bentuknya , maka ada : Kuesioner pilihan ganda (kuesioner tertutup) Kuesioner isian (kuesioner terbuka) Keuntungan kuesioner : Tidak memerlukan hadirnya peneliti Dapat dibagikan secara serempak kepada banyak responden Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan dan waktu senggang responden Dapat dibuat anonym sehingga semua responden bebas dan jujur dan tidak malu malu menjawab Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar benar sama Kelemahan kuesioner Responden sering tidak teliti dalam menjawab pertanyaan Sering sukar dicari validitasnya Kadang kadang responden tidak menjawab dengan jujur Sering tidak kembali terutama jika dikirim lewat pos atau email Waktu pengembaliaan tidak sama sehingga terjadi keterlambatan 3. Interviu / wawancara Interviu atau kuesioner lisan adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interviu digunakan peneliti untuk mengetahui keadaan seseoranh misalkan latar belakang pendidikan, perhatian, sikap terhadap 20
sesuatu. Berdasarkan pelaksanaannya dikenal ada : Intervuie bebas , dimana pewawancara bebas menanyakan apasaj , tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan, dalam hal ini pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan Interviu terpimpin , dimana pewawancara membawa sederetan lengkap dan terperinci dan pertanyaan yang akan ditanyakan Interviu bebas terpimpin , dimana merupakan kombinasi antara interviu bebas dan terpimpin. 4. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan intrumen pengamatan Obserasi sistematis, yang digunakan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedomen observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. 5. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode penelitian yang bersumber pada tulisan atau laporan baik perorangan atau kelompok organisasi. Dokumentasi dapat berupa benda benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian.
21
BAB 6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA, POPULASI dan SAMPEL ARTI PENGUMPULAN DATA Pengumpilan data adalah pekerjaan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Pengumpulan data harus mempertimbangkan beberapa hal dibawah ini seperti : Pengumpulan data harus dijauhkan dari sifat subyektifitas peneliti supaya hasilnya diperoleh data yang obyektif Pengumpulan data melibatkan orang yang tepat baik sebagai “pengumpul” atau “responden” sehingga diperoleh data yang benar benar tepat. Pengumpulan data membutuhkan tenaga , waktu yang besar untuk memperoleh data yang betul betul akurat. Sehingga pengumpulan data menjadi pekerjaan yang penting dalam suatu penelitian. POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yag terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelikteriti untuk dipelajari, diamati dan menarik kesimpulan. Populasi tidak hanya orang tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek / subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh sifat atau karakteristik obyek/ subyek. Satu orang bias menjadi populasi kalau dilihat dari karakteristinya misalkan gaya bicara, disiplin, pribadi, hobbi, cara bergaul dan lain lain. SAMPEL Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengamati semua, mengingat keterbatasan waktu, dana, tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi dengan prasyarat sampel betul betul representative (mewakili) karakteristik populasi. Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting. Proses pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak akurat dan tidak tepat akan memberikan kesimpulan Penelitian yang tidak diharapkan atau dapat 22
menghasilkan kesimpulan kesimpulan salah yang menyesatkan. KRITERIA SAMPEL 1. Akurat Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan akurasi dari sampel sebagai berikut ini. a. Pemilihan sampel berdasarkan proaksi yang tepat Misalnya akan dibuat dua buah grup, yaitu grup pertama adalah grup yang berisi perusahaan – perusahaan yang mengalami financial distress dan grup kedua berisi dengan perusahaan – perusahaan yang tidak mengalaminnya. Leverage dipilih sebagai proxy untuk financial distress dan perusahaan yang tidak distress, maka proaksi tersebut adalah tidak akurat. b. Menghindari bias di seleksi sampel Pemilihan sampel yang bias (sampel selection bias) akan membuat sampel tidak akurat. c. Menghindari bias hanya di perusahaan – perusahaan yang bertahan Pemilihan sampel yang bias yang berisi dengan perusahaan – perusahaan yang bertahan (survivorship bias) akan membuat sampel tidak akurat. 2. Presisi Sampel yang mempunyai presisi (precision) yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel (sampling error) yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error) adalah seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinnya. Presesi diukur dengan standard error of estimate. Semakin kecil standard error of estimate semakin tinggi presesi sampelnya. Presisi dapat ditingkatkan dengan jumlah sampelnya. Semakin besar sampelnya, semakin kecil kesalahan standar estimasinya. METODE PROSES PENGAMBILAN SAMPEL Ada dua metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan sampel berbasis pada prbabilitas (pemilihan secara random) atau pengambilan sampel secara nonprobabilitas (pemilihan nonrandom). Secara probabilitas, metode – metode yang dapat digunakan adalah: 1. Random sederhana (simple random) 2. Random komplek (complex random) yang dapat berupa sebagai 23
berikut ini: a. b. c. d.
Systematic random sampling Cluster sampling Stratified sampling Double sampling
Pengambilan sampel secara nonprobabilitas (pemilihan nonrandom) dapat dilakukan metode –metode sebagai berikut ini: 1. Convenience 2. Purpose, terdiri dari: a. Judgment. b. Quota. 3. snowball STRATEGI PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATANYA Terdapat empat strategi pengumpulan data, yaitu (lihat Bucley et al, 1976) sebagai berikut ini. 1. Strategi pengamatan lagsung (direct observation), yaitu data dikumpulkan dengan mengamati langsung di sumber datannya. Sumber data dari pengamatan langsung dapat diperoleh dari beberapa cara sebagai berikut: a. Studi kasus (case) b. Studi lapangan (field) c. Studi laboratorium (laboratory) 2. Strategi opini (opinion), yaitu data dikumpulkan melalui pendapat – pendapat responden. Sumber data dari strategi ini dapat diperoleh dari: a. Responden individu atau b. Responden group 3. Strategi arsip (archival), yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data strategi ini adalah: a. Data primer (primary data) data b. Data sekunder (secondary data) 4. Strategi analitikal (analytical). Strategi ini mengunakan data kuantitif tetapi perinsip atau hipotesis dibuktikan dengan menggunakan lojik matematik pePenelitian.
24
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Beberapa teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data tergantung dari strategi dan sumber datanya. Teknik pengumpulan data tergantung dari strategi dan sumber datanya. 1. Teknik observasi, wawancara dan studi waktu dan gerak, dilakukan secara pengamatan langsung di studi kasus dan di lapangan. 2. Teknik eksperimen dan simulasi, dilakukan secara pengamatan langsung untuk mendapatkan data laboratorium. 3. Teknik survei, dilakukan untuk mendpatkan data opini individu. 4. Teknik delphi, dilakukan untuk mendapatkan data opini grup. 5. Teknik analisis ini (contnt analysis), dilakukan untuk mendapatkan data arsip primer 6. Teknik pengambilan basis data, dilakuan untuk mendapatkan data arsip sekunder. 7. Teknik model matematik, dilakukan secara analitikal untuk mendapatkan data lojik pePenelitian. TEKNIK OBSERVASI Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan uantuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Pendekatan lainnya yang dapat digunakan untuk mendapatkan data primer adalah pendekatan komunikasi (communication approach). Klasifikasi pendekatan Observasi Pendekatan observasi dapat diklarifikasikan ke dalam observasi perilaku (behavioral observation) dan observasi nonperilaku (nonbehavioral observation). Observasi perilaku (behavioral observation) terdiri sebagai berikut ini. 1. Analisis nonverbal (nonverbal analysis) Observasi analisis nonverbal (nonverbal analysis) dapat dilakukan pada gerakan bukan ucapan, seperti misalnya observasi terhadap bahasa tubuh seseorang, ekspresi wajah dan lain sebagainya. 2. Analisis linguistik (linguistic analysis) Observasi analisis linguistik (linguistik analysis) dilakukan pada analisis bahasa yang digunakan oleh seseorang atau beberapa orang yang sedang berinteraksi. 3. Analisis linguistik ekstra (extralinguistic analysis)
25
Observasi analisis linguistik ekstra (extralinguistic analysis) dilakukan dengan meng observasi empat dimaensi, yaitu vokal (termasuk tinggi nada, kekerasan, kualitas), tempo (termasuk kecepatan bicara, durasinya dan ritmenya), interaksi (termasuk tendensi untuk menginterupsi pembicaraan, mendominasi) dan cara bicara termasuk kosa kata, dialek dan ekspresi bicara). 4. Analisis spatital (spatital analysis) Observasi analisis spatitial (spatital analysis) mengobservasi hubungan antar orang secara fisik. Contohnya adalah observasi tentang bagaimana salesman secara fisik mendekati pelanggan. Observasi nonperilaku (nonbehavioral observation) terdiri sebagai berikut ini: 1. Analisis catatan (record analysis) Observasi analisis catatan (record analysis) dapat berupa pengumpulan data baik dari catatan data sekarang atau catatan data historis. 2. Analisis kondisi fisik (physical condition analysis) Observasi analisis kondisi fisik (physical condition analysis) dilakukan terhadap data kondisi fisik seperti fisik sediaan, kondisi keamanan pabrik. 3. Analisis proses fisik (Physical process analysis) Obsevasi analisi proses fisik (Physical process analysis) dapat berupa observasi pada time and motion dari suatu proses prosedu – prosedur akuntansi dan lain sebagainya. Tabel 6.1. Perbedaan eksperimen – betulan dengan eksperimen – kuasi Eksperimen – betulan
Eksperimen - kuasi
•
Dilakukan dengan memanipulasi secara eksplisit terhadap satu atau lebih variabel independent
•
Tidak dilakukan manipulasi secara eksplisit, tetapi memanipuasi terhadap variabel independent sudah terjadi karena oleh suatu peristiwa yang tidak diintervensi oleh peneliti.
•
Data eksperimen berupa fakta yang edang terjadi di eksperimen
•
Data berupa fakta yang terjadi sebelumnya (ex-post facto)
26
•
Grup eksperimen dibentu dari subyek – subyek yang diberi treatmen atau dimanipulasi dan grup control dibentuk dari subyek yang tidak diberi treatmen
•
•
Metode randomisasi (randomization) digunakan untuk mengurangi bahka menghilangkan pengaruh variabel – variabel ekstrani (extranceous variabels)
•
Grup eksperimen dibentuk dari subyek – subyek yang sudah mendapat treatmen akibat peristiwa atau kejadian tertentu yang sudah terjadi dan grup control disbentuk dari subyek – subyek yang tidak mendapat treatmen peristiwa tersebut Menggunakan metode pair matching untuk membentuk grup kontrol
TEKNIK SURVEI Survei (survey) atau lengkapnya self-administred survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada responden individu. Survei dapat dikelompokan ked ala mail survey, computer-delivered survey dan intercept studies. Permasalahan Survei dan Cara Mengatasinya Permasalahan yang timbul di pernyataan survei umumnya adalah jumlah pertanyaan yang terlalu banyak yang membuat responden enggan untuk menjawabnya dan ketidakjelasan pertanyaan yang membuat responden tidak mengerti atau tidak yakin menjawabnya. Akibatnya adalah responden tidak mengembalikan survei atau tidak meresponnya. Survei yang dikirimkan lewat pos yang mendapatkan tingkat respons sebesar 30% sudah dianggap baik. SURVEI DIKIRIMKAN-LEWAT-KOMPUTER Survei dikirimkan-lewat-komputer (computer-delivered survey), misalnya menguankan internet untuk menyebarkan pertanyaan – pertanyaan survei mulai banyak digunakan. Biasanya pertanyaan – pertanyaan survei ini disebarkan ke grup – grup diskusi yang relevan dengan suvei yang dilakuakn. Penyebaran ini dapat lewat e-mail atau dapat lewat situs jaringan (web site).
27
BAB 7 UJI INSTRUMEN, VALIDITAS dan RELIABILITAS UJI INSTRUMEN Berbeda dengan penelitian bidang eksak, maka salah satu masalah utama dalam penelitian bisnis yang mengukur suatu obyek yang merupakan karakteristi social atau psikologis ,untuk memperoleh data yang akurat dan informatif menjadi hal yang sangat sulit. Misalkan secara eksak , mengukur obyek berat badan seseorang dapat menggunakan timbangan. Akan tetapi, dalam bidang psikologis konsep pengukuran terkadang tidak bias diukur secara fisik atau materiil, seperti loyalitas, aspek motivasi dan lain lain. Para pakar riset bidang social dan psikologis mengembangkan dimensi pengukuran yang memenuhi criteria valid, reliable dan obyektif, memberikan informasi secara logis maupun teoritis. Dalam penelitian social atau psikologis dikenal konstrak, dinama konstrak adalah suatu proses atau kejadian dari suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk konseptual dan memerlukan indicator untuk memperjelasnya, misalkan loyalitas. Loyalitas adalah fenomena psikologis yang ditampilkan oleh pelanggan atau pembeli dengan setia, konsisten, dan berkesinambungan, disertai dengan perasaan puas untuk tetap membeli pada suatu toko. Konstrak yang tidak dapat diukur disebut variabel laten , sehingga membutuhkan indikator . Indikator indikator yang memperjelas makna konstrak sering disebut variabel manifest. Dalam mendefinisikan indikator indikator yang mengukur konstrak yang diimplentasikan dalam item item pertanyaan suatu kuesioner, maka sebuah pengujian indikator tersebut sebagai kelayakan alat ukur. Suatu dimensi atau indikator dikatakan valid apabila mampu mencapai tujuan pengukuran dari konstrak laten dengan tepat. Reliabilitas diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan atau konsistensi dari suatu alat ukur. Uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas di butuhkan untuk menjamin diperolehnya data yang valid dan reliable. Data yang diperoleh berdasarkan kuesioner, yang terdiri dari item item pertanyaan perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan, data yang diperoleh dengan alat ukur yang jelas dan standar seperti berat badan , tinggi badan, volume penjualan , tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena alat ukur sudah jelas dan standar. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan uji statistic seperti cronbach alpha. 28
PERBEDAAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS Konsep validitas dan reliabilitas seringkali membingunkan. Karena kedua konsep tersebut berbeda, maka peneliti harus dapat membedakannya dengan benar. Validitas (validity) menunjukan seberapa jauh suatu tes atau set dari operasi – operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (ghiselli et al., 1981, hal 266). Azwar (2000, hal 5) mengartikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Issac dan Michael (1981, hal 120) menjelaskan bahwa validitas informasi menunjukan tingkat dari kemampuan tes untuk mencapai sasarannya. Reliabilitas (relability) suatu pengukur menunjukan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebalikan” dari suatu pengukur (sekaran, 2003). (ghiselli, 1981) mendefinisikan reliabilitas suatu pengukur sebagai seberapa besar variasi tidak sestematik dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik - karakteristik suatu individu jika individu yang sama diukur berapa kali. Isaac dan Michael (1981, hal. 123) mendefinisikan reabilitas sebagi konsistensi antar pengukuran – pengukuran secara berurutan. VALIDITAS EKSTERNAL Validitas eksternal (external validity) menunjukan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid yang dapat digeneralisasi kesemua obyek, situasi dan waktu yang berbeda. Validitas eksternal ini banyak berhubungan dengan pemilihan sampel. VALIDITAS INTERNAL Validitas internal (internal validity) menunjukan kemampuan dari instrumen Penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas internal digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah Penelitian sudah menggunakan konsep yang seharusnya (actually). Validitas internal dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok, yaitu validitas isi (content validity), validitas berhubungan dengan kriteria (criterion-related validity) dan validitas konstruk (construct validity).
29
RELIABILITAS DAN KOEFISIEN RELIABILITAS Telah dibahas sebelumnya bahwa reabilitas (reability) adalah tingakat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reabilitas ditunjukan oleh nilai koefisiensinya, yaitu koefisien reabilitas. Koefisien reliabilitas mengukur tingginnya reliabilitas suatu alat ukur. Beberapa pendekatan digunakan untuk menghitung nilai koefisien reabilitas. Pendekatan – pendekatan ini adalah sebagai berikut ini. 1. Tes-tes-ulang (tes-retest) 2. Bentuk-paralel (parallel-form) 3. separo-dipecah (split-half)
UJI INSTRUMEN SECARA EKONOMETRIKA a. Uji validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik product moment correlation (Sugiyono, 1999:182). Rumus product moment correlation adalah sebagai berikut :
rxy
n( XY ) ( X )(Y )
n X
Keterangan : rxy = X = Y = n =
2
( X )
2
nY
2
( Y )
2
(Sugiyono, 1999 : 182)
koefisien korelasi skort butir skor faktor jumlah responden
Dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar (>) dan r tabel (Sugiyono, 1999:118)
30
b. Uji reliabilitas Analisis reliabilitas menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan metode cronbach alpha. Rumus Cronbach alpha :
2 k b 1 k 1 t2
(Suharsimi Arikunto, 1998:193)
Keterangan :
r k b2 t2
= = = =
reliabilitas instrumen banyaknya butir pertanyaan jumlah varians butir varians total
Dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar (>) dan 0,60 (Sekaran, 2000:173) Data yang telah valid dan reliabel dari hasil uji instrumen (validitas dan reliabitas) dapat di analisis dengan statistik sesuai dengan model yang ditentukan dalam penelitian. Contoh hasil uji instrumen sebagai berikut : 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk setiap variabel yang diteliti. Validitas item pertanyaan (misalnya ) untuk variabel Budaya Organisasi (X1) Variabel Budaya Organisasi terdiri dari 5 item pertanyaan. Pengujian validitas menggunakan teknik one shot methods yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dan didapatkan hasil pada tabel 1.
31
Tabel 7.1. Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Budaya Organisasi Item Pertanyaan X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5
ritem
rtabel
Keterangan
0,489 0,372 0,383 0,416 0,409
0,195 0,195 0,195 0,195 0,195
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data yang diolah, 2010 Korelasi item-item pertanyaan terhadap variabel yang mempunyai nilai ritem lebih besar dari rtabel merupakan item pertanyaan yang valid dalam menjelaskan variabelnya. Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan, kesemuanya valid.
2. Uji Reliabilitas Tabel 7.2. Hasil uji reliabilitas Variabel Budaya Organisasi(X1) Kompensasi (X2) Lingkungan Kerja (X3) Kinerja (Y)
Alpha Cronbach 0,661 0,631 0,652 0,663
Kriteria
Keterangan
Alpha Cronbach> 0,60 maka reliabel
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2010
32
BAB 8 ANALISIS DATA Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, dan diketahui telah memenuhi prasyarat valid, reliabel dan obyektif, maka peneliti bertugas menganalisis data. Secara garis besar pekerjaan analisis meliputi 3 langkah : 1. Persiapan 2. Tabulasi 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian PERSIAPAN Langkah persiapan mencakup kegiatan seperti mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data dan isiannya, menyeleksi dan menyortis data. TABULASI Dalam proses tabulasi ini mencakup kegiatan antara lain : 1. Memberikan skor terhadap item item yang perlu diberi skor misalkan angket, tes 2. Memberikan kode terhadap item yang diberi skor maupun yang tidak 3. Mengubah jenis data disesuiakan dengan teknik analisis yang digunakan 4. Memberikan kode sesuai dengan pengolahan data dengan computer PENERAPAN SESUAI PENDEKATAN PENELITIAN Penerapan analisis data disesuaikan dengan pendekatan penelitian. Ada beberapa pendekatan yang sering di pakai dalam penelitian bisnis, yaitu : 1. Penelitian Deskriptif Merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian deskriptif sering dibedakan atas dua sifat yaitu : Riset deskriptif yang bersifat eksploratif Penelitian ini untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Peneliti hanya ingin mengetahui hal hal yang berhubungan dengan keadaan tertentu. Misalkan pemerintah ingin mengetahui 33
kemungkinan pendirian suatu sekolah SD di wilayah tertentu, sehingga dilakukan surve yang berkaitan dengan informasi kebutuhan SD di daerah tersebut. Riset deskriptif yang bersifat developmental Penelitian ini digunakan untuk menemukan suatu model atau prototype dan bias digunakan untuk segala jenis bidang. Misalkan penelitian untuk pilot proyek pengembangan pendidikan. 2. Penelitian Komparasi Menurut Dr.Aswani Sudjud, penelitian komparasi digunakan untuk menemukan persamaan persamaan dan perbedaan perbedaan tentang benda, orang, prosedur, kerja atau ide ide, kejadian kejadian. Dalam penelitian ini, peneliti langsung mengambil hasil proses dan membandingkan dengan hasil yang lain, termasuk menemukan sebab sebab terjadinya peristiwa. Misalkan peneliti, mengamati laporan praktek lapangan beberapa mahasiswa, dan terjadi keganjilan keganjilan, maka peneliti mencoba mencari penyebab perbedaan kedua hasil laporan tersebut. 3. Penelitian Korelasi Penelitian ini untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang berkedudukan sejajar (bukan sebab akibat). Alat statistic yang biasa digunakan untuk menyatakan korelasi antara dua variabel dan dapat menyatakan tingkat hubungan antara variabel tersebut (kuat atau lemah) disebut Koefisien Korelasi. 4. Penelitian melihat pengaruh hubungan variabel bebas dan terikat Penelitian ini untuk mencari hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan variabel bebas (independen). Alat statistic yang biasa digunakan dengan ekonometri untuk menjelaskan hubungan dengan pendekatan model matematika statistik. Statistik yang digunakan misalkan menggunakan persamaan regresi linier.
ANALISIS STATISTIK SEBAGAI ALAT ANALISIS DATA Statistik desrkiptif (descriptive statistic) merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik yang digambarkan adalah karakteristik distrbusinya. Statistik ini menyediakan nilai frekuensi, pengukur tendensi pusat (measures of cehtral tendency), 34
deskripsi dan pengukur – pengukur bentuk (measures of shape). Pengukur – pengukur tendensi pusat (measures of central tendency) atau pengukur – pengukur lokasi (measures of location) mengukur nilai – nilai pusat darri distribusi data yang meliputi mean, median dan mode. Rata – rata atau mean atau average adalah nilai total dibagi dengan jumlah kejadiannya (frekuensi). Median adalah nilai pusat dari distribusi data. Mode adalah nilai yang paling banyak terjadi. Tabel 8.1. Pengujian – pengujian statistik deskriptif Tipe Data Pengukuran
Nonmetrik Nominal
Central tendency Dispresi
• Mode -
Metrik
Ordinal
Interval & Rasio
• Median
• Mean
• Interquartile
• Standard deviation • Coefficient variation • Range
Simetri
-
-
Normalitas
-
-
Outlier
-
• •
Maksimum Minimum
of
• • • • •
Skweness Kurtosis Skweness Kurtoisis Kolmogorov Smirnov one sampel test • Liliefors test dan • Kolmogorov Smirnov test • X² goodness of fit • Maksimum • Minimum
Sumber: Andrews et al. (1981), hal. 5.
35
PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk menguji hipotesis, prosedur pengujinnya adalah sebagai berikut ini. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menyatakan hipotesisnnya Memilih pengujian statistiknya menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan menghitung nilai statistiknya Mendapatkan nilai uji kritis Menginterpretasikan hasilnya
PENGUJIAN PARAMETRIK DAN NONPARAMETRIK Pengujian parametrik lebih kuat dibandingkan dengan pengujian nonparametrik, karena pengujian parametrik menggunakan nilai (magnitude) dari data sedang pengujian nonparametrik menggunakan jarak (range) atau tanda (sign) atau urutan (rank) dari datanya. Karena pengujian parametrik menggunakan nilai (magnitude) dari data, maka pengujian ini diterapkan untuk data dengan sekala pengukuran interval dan rasio. Sedang data dengan skala pengukuran nominal dan ordnal diterapkan pengujian nonparametrik. Pengujian parametrik selain menggunakan data dengan sekala pengukuran interval dan rasio, pengujian ini harus memenuhi asumsi – asumsi berikut ini. 1. Observasi – observasi harus independen, yaitu pemilihan dari sebuah kasus tidak akan mempengaruh kesempatan kasus – kasus lain untuk dipilih di dalam sampel. 2. Observasi – observasi harus diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varian – varian yang sama.
36
STUDI KASUS : ALAT ANALISIS STATISTIK 1. ANALISA DATA DENGAN DESKRIPTIF Analisa data dengan statistik Deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden. Sebagai contoh : a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 8.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No
Frekuensi (orang)
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan Jumlah Sumber: Data Primer (Diolah 2011)
35 20 55
Prosentase (%) 63,64 36,36 100
Tabel 8.2. terlihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 responden (63,64%) dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 20 responden (36,36%). Hasil data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ini menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki. b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 8.3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir N Pendidikan Terakhir o 1 SD . 2 SLTP . 3 SLTA . 4 DIII . 5 S1 . 6 S2 . Jumlah
Frekuensi (orang) 15
Prosentase (%) 27,27
10
18,18
19
34,55
1
1,82
7
12,73
3
5,45
55
100
Sumber: Data Primer (Diolah 2011) 37
Berdasarkan Tabel 8.3.terlihat bahwa responden yang berpendidikan SD sebanyak 3 orang (27,27%), yang berpendidikan SLTP sebanyak 10 orang (18,18%), yang berpendidikan SLTA sebanyak 19 orang (34,55%), yang berpendidikan DIII sebanyak 1 orang (1,82%), yang memiliki pendidikan sarjana S1 sebanyak 7 responden (12,73%), yang memiliki pendidikan S2 sebanyak 3 responden (5,45%). Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendidikan ini menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SLTA adalah responden yang terbanyak.
2.
ANALISA KORELASI Korelasi Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi antar variabel independen maka penelitian ini juga menggunakan koefisien korelasi Pearson yang diolah melalui SPSS, sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel independen dan hubungan variabel independen dengan variabel dependen, maka dapat dinyatakan dengan fungsi linier (paling tidak mendekati) dan diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi. Menurut Supranto (2004: 205) mengemukakan nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1, jadi jika r = koefisien korelasi maka nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut: 1 ≤ r < 1, artinya:
1) Jika r = 1, hubungan X dan r sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif). Korelasi positif artinya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat searah. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan nilai X terjadi bersamasama dengan kenaikan atau penurunan nilai Y. 2) Jika r = -1 atau mendekati -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif mendekati -1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif. Korelasi negatif artinya hubungan antara variabel independen dengan dependen bersifat berlawanan. Dengan kata lain peningkatan nilai X terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai r atau sebaliknya. 3) Jika r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dikatakan sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. Dengan kata lain hubungan antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
38
Penentuan kuat lemahnya koefisien korelasi (r) atau arti harga nilai r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang dikemukakan oleh Arikunto (2003: 276) sebagai berikut:
Tabel 8.4 Interpretasi koefisien korelasi nilai r Koefisien korelasi 0,80 – 1,00 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Tafsiran Sangat kuat Kuat Cukup kuat lemah Sangat lemah
Contoh Analisis data dengan Korelasi Hasil korelasi dapat ditunjukkan pada Tabel 5 sebagai berikut: Tabel 8.5 Hasil Printout Korelasi Cor relations
Kepemimpinan
Disiplin Kerja
Motiv as i
Kepuas an Kerja
Kinerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kepemim pinan 1
Disiplin Kerja Motiv as i ,370** ,514** ,005 ,000 55 55 55 ,370** 1 ,406** ,005 ,002 55 55 55 ,514** ,406** 1 ,000 ,002 55 55 55 ,813** ,591** ,610** ,000 ,000 ,000 55 55 55 ,808** ,710** ,649** ,000 ,000 ,000 55 55 55
Kepuas an Kerja ,813** ,000 55 ,591** ,000 55 ,610** ,000 55 1 55 ,922** ,000 55
Kinerja ,808** ,000 55 ,710** ,000 55 ,649** ,000 55 ,922** ,000 55 1 55
**. Correlation is s ignif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
Sumber: Data diolah,2011
Dari Tabel 8.5 hasil korelasi dapat disimpulkan bahwa hasil korelasional atau hubungan antar variabel penelitian adalah sebagai berikut :
39
a. Korelasi antara Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Berdasarkan hasil analisis diperoleh angka korelasi antara variabel Kepemimpinan ke kepuasan kerja adalah 0,813, dapat diartikan bahwa hubungan/korelasi kedua variabel sangat kuat dan searah (karena hasil positif). Searah berarti bahwa jika kepemimpinan meningkat maka kepuasan kerja akan meningkat. Korelasi dua arah bersifat signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05. b. Korelasi antara Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil analisis diperoleh angka korelasi antara variabel Kepemimpinan ke Kinerja pegawai adalah 0,808, dapat diartikan bahwa hubungan/korelasi kedua variabel sangat kuat dan searah (karena hasil positif). Searah berarti bahwa jika kepemimpinan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat. Korelasi dua arah bersifat signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0,000 < α = 0,05.
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan persamaan matematika linier. Hasil print out dari olah data sebagai berikut: Tabel 8.6. Hasil analisis persamaan Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv as i
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
Standardized Coef f icients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent Variable: Kepuas an Kerja
Sumber:Data diolah,2011.
1) Hasil Persamaan Dari tabel 8.6 dapat dibuat persamaan regresi pertama sebagai berikut: 40
Y1 = 0,614 X1 + 0,292 X2 + 0,175 X3 + e (0,000)** (0,000)** (0,032)** Ket
: Y1 X1 X2 X3
= Kepuasan Kerja = Kepemimpinan = Disiplin Kerja = Motivasi
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 5% Penjelasan dari persamaan analisis regresi : a) b1= koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,614, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti apabila kepemimpinan semakin kuat maka semakin tinggi kepuasan kerja. b) b2= koefisien regresi variabel disiplin kerja sebesar 0,292, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin tinggi disipin kerja maka akan meningkatkan kepuasan kerja bagi pegawai. c) b3= koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,175, dengan nilai signifikansi 0,032 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin baik motivasi maka semakin tinggi kepuasan kerja.
Dalam analisis regresi yang menggunakan model Regresi Linier berganda maka koefisien regresi dilihat dari kolom Unstandardized Coefisient , sedang untuk model Path diagram koefisien regresi dilihat dari kolom Unstandardized Coefisient.
41
UJI YANG TERDAPAT DALAM ANALISIS REGRESI LINEAR 1.
Uji „t‟ atau „student‟ Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen yang dilihat dari perbandingan nilai signifikansi terhadap nilai kesalahan (). Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya apabila nilai sig > 0,05, berarti terdapat pengaruh tidak signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini digunakan untuk menjawab Hipotesis dalam penelitian yang memberikan jawab ya atau tidak. Uji t ini untuk menguji makna “signifikan” dari hubungan antar variabel dependen dan independen. Sebagai contoh data sbb : Tabel Hasil uji t pada persamaan sebagai berikut: Tabel 8.7 Hasil uji t persamaan 1 Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv as i
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
Standardized Coef f icients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent V ariable: Kepuas an Kerja
Sumber:Data diolah,2011.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan: a) Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja Dari hasil uji t persamaan 1 dapat dilihat bahwa nilai t hitung kepemimpinan adalah 7,829 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja maka hipotesis 1 yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. 42
b) Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja Dari hasil uji t persamaan 1 dapat dilihat bahwa nilai t hitung disiplin kerja adalah 3,969 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja maka hipotesis 2 yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. 2.
Uji Simultan/ serempak/Bersama/F Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahui nilai F test dapat diketahui dari nilai signifikansi pada tabel ANOVAb dalam output regression SPSS versi 10 for windows. Semua pengolahan dan analisis data tersebut menggunakan program SPSS, apabila nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya apabila nilai sig > 0,05, berarti terdapat pengaruh tidak signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebagai contoh hasil pengolahan data : Tabel 8.8. Hasil uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 588,444 49,265 637,709
df 4 50 54
Mean Square 147,111 ,985
F 149,306
Sig. ,000 a
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Disiplin Kerja, Motiv asi, Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber:Data diolah,2011
Hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai F = 149,306 signifikansi 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersamasama variabel bebas ( Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja ) mempengaruhi Kinerja Pegawai. 3. Uji Model (Koefisien Determinasi) Koefisien ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi Xn terhadap variabel Y, dan juga untuk mengetahui ketepatan 43
pendekatan atas alat analisis (Gujarati, 1997). Adapun tingkat ketepatan regresi ditunjukkan oleh R2 yang besarnya berkisar antara 0 < R2 < 1. Makin besar nilai R2 berarti makin tepat suatu garis regresi linear yang digunakan sebagai pendekatan. Apabila nilai R2 sama dengan 1 maka pendekatan itu benar-benar sempurna. Sebagai contoh pengolahan data SPSS sbb : Hasil pengolahan data untuk Uji Determinasi Persamaan sebagai berikut : Tabel 8.9. Uji determinasi persamaan b M o d el Su m m ary
Model 1
R ,883 a
R Square ,779
A djusted R Square ,766
Std. Error of the Estimate 1,956
a. Predictors: (Constant), Motiv asi, Dis iplin Kerja, Kepemimpinan b. Dependent V ariable: Kepuasan Kerja
Sumber: Data diolah,2011
Dari tabel IV.22 Uji R2 (Adjusted R Square) didapatkan hasil sebesar 0,766. Koefisien determinasi persamaan tersebut maka nilai R2 total adalah sebesar 0,766 atau 76,6%. Ini berarti bahwa kinerja pegawai dijelaskan oleh kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi dan kepuasan kerja sebesar 76,6% dan sisanya sebesar 23% dijelaskan variabel lain diluar model penelitian, misalnya budaya kerja, lingkungan kerja, pendidikan, komitmen organisasi, kompensasi, dan lain-lain.
44
BAB 9 MODEL KONSEPTUAL DAN EMPIRIS MENEMUKAN BENTUK MODEL Penelitian dengan pendekatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sering kali hubungan antar variabel dinyatakan dengan model. Model kausal , menurut Hair et al.(1995) adalah hubungan dependen diatara dua atau lebih variabel agar peneliti dapat memperjelas bahwa satu atau lebih variabel itu berhubungan atau menciptakan sebuah hasil yang direpresentasikan oleh salah satu variabel. Bagaimana merumuskan suatu model yang menyatakan hubungan antar variabel menjadi permasalahan utama dalam suatu penelitian. Model dirumuskan berdasarkan konseptual teoritis, yang menunjukan bagaimana variabel berhubungan sebab akibat. Dalam penelitian bisnis, dengan pendekatan secara ekonometri pada umumnya merumuskan model dalam bentuk 3 macam yaitu : a. Model dengan hubungan variabel secara langsung b. Model dengan variabel mediator atau intervening c. Model dengan variabel moderasi atau moderating
BENTUK MODEL EMPIRIS Bentuk model empiris dapat dikelompokan berdasarkan nilai data atau nilai skalanya. Nilai data di variabel dapat diklasifikasikan sebagai data metrik (metric) dan data nonmetri (nonmetric). Data metrik (metric) berisi nilai kuantitatif dan yang termasuk data metrik tipe data interval dan rasio. Data nonmetrik (nonmetric) adalah data kualitatif yang dapat berbentuk suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi. Yang termasuk data nonmetrik adalah tipe data nominal dan ordinal. Dari tipe datanya, metrik atau nonmetrik, maka bentuk model empirisnya dapat ditentukan. MODEL DENGAN HUBUNGAN VARIABEL LANGSUNG Suatu model yang menggambarkan hubungan variabel dependen/ terikat dengan variabel independen secara langsung. Model ini dapat disajikan dengan gambar dibawah ini, dengan X sebagai variabel bebas dan Y sebagai varaibel terikat :
45
X1 Y X2 Model regresi untuk bentuk tersebut adalah : Y = α+β1X1+β2X2 +e Efek Utama
Efek Utama
MODEL DENGAN VARIABEL MODERASI/ MODERATING Suatu variasi moderasi (moderating variabel) atau (X2) adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukan ke dalam model karena mempunyai efek kontingensi dari hubungan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X2) sebelumnya. Variabel moderasi dapat digambarkan sebagai berikut ini. X2
X1
Y Gambar 9.1. Variabel moderasi
Efek Moderasi dan Efek Utama. Model empiris untu moderasi ini dapat disajikan dengn interaksi variabel – variabel di model analisis regresi moderasian (moderated regression analysis) sebagai berikut: Y = α+β1X1+β2X2+β3X1*X2+e Efek utama
Efek utama
Efek Interaksi
46
Notasi: Y X1 X2 e
= Variabel dependen. = Variabel independen = Variabel moderasi = Kesalahan residu
Persamaan regresi di atas mengandung bentuk interaksi. Bentuk interaksi ini mewakili efek moderasi (moderating effect) dari variabel X2 terhadap hubungan antara X dengan Y. Bentuk lain di persamaan regresi yaitu X1 dan X 2 mewakili efek – efek utama (main effects) dari variabel X1 dan X2 ke Y.
Grafik dari Efek Moderasi Efek moderasi dapat digambarkan sebagai variasi dari slop garis regresi hubungan antara X1 (variabel independen) dengan Y (variabel dependen) sebagai fungsi dari X2 (variabel moderasi). Untuk nilai variabel moderasi yang lebih tinggi slop garis regresi hubungan antara X1 dengan Y akan lebih tajam. Sebaliknya juga benar bahwa slop garis regresi hubungan antara X1 dengan Y akan kurang tajam untuk nilai X2 yang lebih kecil. Hubungan slop ini dapat digambarkan sebagai berikut ini, Y
Slop lebih tinggi untuk nilai VMO yang lebih tinggi Slop kurang tajam utu nilai VMO lebih rendah
X Gambar 9.2. Grafik dari efek moderasi Dari slop grafik efek moderasi terlihat bahwa nilai X2 mempengaruhi besarnya slop hubungan X1 terhadap Y . Efek moderasi ini juga disebut dengan efek kontingensi (contingency effect), yaitu hubungan X1 terhadap Y tergantung (contingent) dari nilai X2. 47
MODEL DENGAN VARIABEL MEDIATOR/ INTERVENING Suatu variasi Mediator (intervening variabel) atau (X2) adalah suatu variabel perantara atau mediator yang dimasukan ke dalam model karena mempunyai efek perantara atau mediator dari hubungan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1) sebelumnya. Variabel mediator dapat digambarkan sebagai berikut ini.
β1 11
X1
X2
β3 11
β2 11 Gambar 9.3. Variabel Intervening
Y
Efek Mediator atau intervening Model empiris untuk mediator/ intervening ini dapat disajikan dengan interaksi variabel – variabel di model analisis regresi mediator (intervening regression analysis) sebagai berikut: Persamaan I : Y = α+β1X1 + e Efek utama Persamaan II : Y = α+β2X1+ β3X2 + e Efek
Efek
Model ini dengan pendekatan yang disebut diagram jalur (Path Diagram). Model ini menunjukan : 1. Pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung 2. Peran variabel intervening ada atau tidak
48
Notasi: Y X VI e
= Variabel dependen. = Variabel independen = Variabel mediasi = Kesalahan residu
Berikut ini ditampilkan contoh memahami hasil pengolahan data untuk model Intervening yaitu : STUDI KASUS : MODEL DENGAN VARIABEL INTERVENING
Model Konseptual Kepemimpinan
Disiplin Kerja
Kinerja
Kepuasan Kerja
Motivasi
Gambar 9.4. Model Konseptual Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan 2 (dua) persamaan. Hasil print out dari olah data sebagai berikut: Tabel 9.1 Hasil analisis jalur persamaan 1 Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv as i
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
Standardized Coef f icients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent V ariable: Kepuas an Kerja
Sumber:Data diolah,2011.
49
1) Hasil Persamaan 1 Dari tabel IV.17 dapat dibuat persamaan regresi pertama sebagai berikut: Y1 =
0,614 X1 + 0,292 X2 + 0,175 X3 + e (0,000)** (0,000)** (0,032)**
Ket : Y1 = Kepuasan Kerja X1 = Kepemimpinan X2 = Disiplin Kerja X3 = Motivasi Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1% Penjelasan dari persamaan 1 analisis regresi jalur: a) b1= koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,614, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti apabila kepemimpinan semakin kuat maka semakin tinggi kepuasan kerja. b) b2= koefisien regresi variabel disiplin kerja sebesar 0,292, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin tinggi disipin kerja maka akan meningkatkan kepuasan kerja bagi pegawai. c) b3= koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,175, dengan nilai signifikansi 0,032 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin baik motivasi maka semakin tinggi kepuasan kerja.
50
2) Hasil Persamaan 2 Tabel 9.2 hasil analisis jalur persamaan 2 Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv asi Kepuasan Kerja
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 9,055 1,538 ,304 ,080 ,222 ,038 ,101 ,046 ,399 ,071
Standardized Coef f icients Beta ,263 ,292 ,109 ,470
t 5,889 3,778 5,800 2,185 5,617
Sig. ,000 ,000 ,000 ,034 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber:Data diolah,2011
Dari tabel di atas dapat dibuat persamaan ke dua sebagai berikut: Y2 =
0,263 X1 + 0,292 X2 + 0,109 X3 + 0,470 X4 + e (0,000)**
(0,378)
(0,034)**
(0,002)**
Ket : Y2
= Kinerja Pegawai
X1
= Kepemimpinan
X2
= Disiplin Kerja
X3
= Motivasi
X4
= Kepuasan Kerja
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1% Penjelasan dari persamaan 2 analisis regresi jalur: a) b1= koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 0,263, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti apabila kepemimpinan semakin kuat maka semakin baik kinerja pegawai. b) b2= koefisien regresi variabel disiplin kerja sebesar 0,292, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja 51
pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin tinggi disiplin kerja pegawai maka semakin baik kinerja pegawai. c) b3= koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,109, dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Ini berarti semakin tinggi motivasi maka semakin baik kinerja pegawai. d) b4= koefisien regresi variabel kepuasan kerja sebesar 0,470, dengan nilai signifikansi 0,034 < 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. Ini berarti semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin baik kinerja pegawai. b. Uji t 1) Uji t Persamaan 1 Hasil uji t pada persamaan 1 sebagai berikut: Tabel 9.3 Hasil uji t persamaan 1 Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv as i
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
Standardized Coef f icients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent Variable: Kepuas an Kerja
Sumber:Data diolah,2011.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan: a) Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja Dari hasil uji t persamaan 1 dapat dilihat bahwa nilai t hitung kepemimpinan adalah 7,829 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan 52
terhadap kepuasan kerja maka hipotesis 1 yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. b) Pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja Dari hasil uji t persamaan 1 dapat dilihat bahwa nilai t hitung disiplin kerja adalah 3,969 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja maka hipotesis 2 yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. c) Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja Dari hasil uji t persamaan 1 dapat dilihat bahwa nilai t hitung motivasi adalah 2,200 dengan nilai signifikansi 0,032 < 0,05, berarti bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja maka hipotesis 3 yang menyatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. 2) Uji t Persamaan 2 Hasil uji t pada persamaan 2 sebagai berikut: Tabel 9.4 Hasil uji t persamaan 2 Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv asi Kepuasan Kerja
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 9,055 1,538 ,304 ,080 ,222 ,038 ,101 ,046 ,399 ,071
Standardized Coef f icients Beta ,263 ,292 ,109 ,470
t 5,889 3,778 5,800 2,185 5,617
Sig. ,000 ,000 ,000 ,034 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber:Data diolah,2011
53
Dari tabel di atas dapat disimpulkan: a) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dari hasil uji t persamaan 2 dapat dilihat bahwa nilai t hitung kepemimpinan adalah 3,778 dengan nilai signikansi (0,000) < 0,05, berarti bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai maka hipotesis 4 yang menyatakan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. b) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dari hasil uji t persamaan 2 dapat dilihat bahwa nilai t hitung disiplin kerja adalah 5,800 dengan nilai signikansi (0,000) < 0,05, berarti bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja maka hipotesis 5 yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. c) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Dari hasil uji t persamaan 2 dapat dilihat bahwa nilai t hitung motivasi adalah 2,185 dengan nilai signikansi (0,034) < 0,05, berarti bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai maka hipotesis 6 yang menyatakan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. d) Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dari hasil uji t persamaan 2 dapat dilihat bahwa nilai t hitung kepuasan kerja adalah sebesar 5,617 dengan nilai signikan (0,000) < 0,05, berarti bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai maka hipotesis 7 yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo terbukti. c. Uji F Uji F pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: 54
Tabel 9.5 Hasil uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 588,444 49,265 637,709
df 4 50 54
Mean Square 147,111 ,985
F 149,306
Sig. ,000 a
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Disiplin Kerja, Motiv asi, Kepemimpinan b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber:Data diolah,2011
Hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai F = 149,306 signifikansi 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel bebas ( Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja ) mempengaruhi Kinerja Pegawai. d. Koefisien Determinasi 1) Koefisien Determinasi Persamaan 1 Hasil pengolahan data untuk Uji Determinasi Persamaan 1 sebagai berikut : Tabel 9.6. Uji determinasi persamaan 1 b M odel Sum m ary
Model 1
R ,883 a
R Square ,779
A djusted R Square ,766
Std. Error of the Estimate 1,956
a. Predictors: (Constant), Motiv asi, Dis iplin Kerja, Kepemimpinan b. Dependent V ariable: Kepuasan Kerja
Sumber: Data diolah,2011
Dari tabel IV.22 Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0,779. Koefisien determinasi persamaan 1 2
e1 = 1 R1
55
e1 = 1 0,779 e1 =
0,221
e1 = 0,47 Berdasarkan Tabel IV.22 Uji determinasi persamaan 1, maka penetapan determinasi dalam analisis jalur dilakukan dengan melihat besarnya varian yang dilambangkan dengan e1, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian untuk e1 = 0,47. 2) Koefisien Determinasi Persamaan 2 Hasil pengolahan data untuk Uji Determinasi Persamaan 2 sebagai berikut : Tabel 9.7. Uji determinasi persamaan 2 b Model Sum m ary
Model 1
R ,961 a
R Square ,923
A djusted R Square ,917
Std. Error of the Estimate ,993
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Disiplin Kerja, Motivas i, Kepemimpinan b. Dependent V ariable: Kinerja
Sumber: Data diolah,2011
Dari tabel IV.23 Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0,923. Koefisien determinasi persamaan 1 2
e2 = 1 R2 e2 = 1 0,923 e2 =
0,077
e2 = 0,277 Berdasarkan Tabel 9.7 Uji determinasi persamaan 2, maka penetapan determinasi dalam analisis jalur dilakukan dengan melihat besarnya varian yang dilambangkan dengan e2, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian untuk e2 = 0,277. 56
3) Nilai Koefisien Determinasi Total (R2) R2 = 1 – (e1 ) 2 (e2 ) 2
= 1 – (0,47 ) 2 (0,277 ) 2
= 1 – 0,221 0,077 = 1 – 0,017 = 0,983 Berdasarkan nilai e1 dan nilai e2 , maka nilai R2 total adalah sebesar 0,983 atau 98,3%. Ini berarti bahwa kinerja pegawai dijelaskan oleh kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi dan kepuasan kerja sebesar 98,3% dan sisanya sebesar 1,7% dijelaskan variabel lain diluar model penelitian, misalnya budaya kerja, lingkungan kerja, pendidikan, komitmen organisasi, kompensasi, dan lain-lain. a. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total (Total Effect) Analisis jalur memperhitungkan pengaruh langsung dan tidak langsung maupun pengaruh total. Adapun hasil pengaruh langsung dan tidak langsung maupun pengaruh total dapat dilihat pada tabel berikut: 1) Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
57
H4 Kepemimpinan H5 H1 Disiplin Kerja
Kinerja
Kepuasan Kerja
H2
H7
Motivasi
H3
H6
Gambar 9.5. Kerangka Pemikiran Sumber : Hessel (2007: 180), Mangkunegara (2007: 13), Trisnaningsih (2001), Surya dan Haedar (2005), Hernowo dan Farid (2008), Binawan dan Gunarsih (2008), Erlining (2008), Brahmasari dan Suprayetno (2008), Siti Choiriyah (2009)
2) Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono,2000: 151), sedangkan pendapat lain mendefinisikan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Arikunto, 2003: 67). Berdasar atas landasan teori dan jurnal yang telah dikemukakan di atas, maka dugaan sementara dalam penulisan tesis ini adalah: H1. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo H2. Disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. H3. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo.
58
H4. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. H5. Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. H6. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. H7. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo. 3) Persamaan dalam model Persamaan I Y1 = 0,614 X1 + 0,292 X2 + 0,175 X3 + e (0,000)** (0,000)**
(0,032)**
Ket : Y1
= Kepuasan Kerja
X1
= Kepemimpinan
X2
= Disiplin Kerja
X3
= Motivasi
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1% Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv as i
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
Standardized Coef f icients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent V ariable: Kepuas an Kerja
59
Persamaan II Y2 = 0,263 X1 + 0,292 X2 + 0,109 X3 + 0,470 X4 + e (0,000)**
(0,378)
(0,034)**
(0,002)**
Ket : Y2
= Kinerja Pegawai
X1
= Kepemimpinan
X2
= Disiplin Kerja
X3
= Motivasi
X4
= Kepuasan Kerja
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1% Coe fficientsa
Model 1
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 9,055 1,538 ,304 ,080 ,222 ,038 ,101 ,046 ,399 ,071
(Cons tant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Motiv asi Kepuasan Kerja
Standardized Coef f icients Beta ,263 ,292 ,109 ,470
t 5,889 3,778 5,800 2,185 5,617
Sig. ,000 ,000 ,000 ,034 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Tabel 9.8 Hasil analisis jalur N o
Arah Hubungan
1 2 3 4 5 6 7
Kepemimpinan → Kepuasan kerja Disiplin Kerja → Kepuasan kerja Motivasi → Kepuasan kerja Kepemimpinan → Kinerja Disiplin Kerja → Kinerja Motivasi → Kinerja Kepuasan kerja → Kinerja
Regresi
e1
Beta
Sig
0,614 0,292 0,175 0,263 0,292 0,109 0,470
0,000 0,000 0,032 0,000 0,000 0,034 0,000
0,470
0,277
Sumber: Data di olah , 2011
Tabel 9.8, menunjukkan nilai koefisien regresi dan nilai korelasi pada arah hubungan antar variabel yang dapat menunjukkan pengaruh langsung dan 60
pengaruh tidak langsung dan total pengaruh (total effect), yang disajikan pada tabel 9.9. sebagai berikut: Tabel 9.9.Hasil pengaruh langsung, pengaruh tak langsung dan pengaruh total NO
Arah Hubungan
1
Kepemimpinan → Kinerja Kepemimpinan → Kepuasan kerja → Kinerja Disiplin Kerja → Kinerja Disiplin Kerja → Kepuasan Kerja → Kinerja Motivasi → Kinerja Motivasi → Kepuasan Kerja → Kinerja
2
3
Pengaruh Langsung 0,263
0,292
0,109
Pengaruh Tak Langsung = 0,614 x 0,470 = 0,288 = 0,292 x 0,470 = 0,137 = 0,175 x 0,470 = 0,082
Total Pengaruh = 0,263 + 0,288 = 0,551 = 0,292 + 0,137 = 0,429 = 0,109 + 0,082 = 0,191
Sumber: Data di olah , 2011 a. Pengaruh Langsung ( Direct Effect ) Pengaruh langsung adalah pengaruh dari satu variabel independen ke variabel dependen, tanpa melalui variabel dependen lainnya. 1) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, dengan besarnya pengaruh langsung = 0,263 dan memiliki hubungan/korelasi (0,808) yang sangat kuat terhadap kinerja pegawai. 2) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan besarnya pengaruh langsung = 0,292 dan memiliki hubungan/korelasi (0,710) yang kuat terhadap kinerja pegawai. 3) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan besarnya pengaruh langsung = 0,109 dan memiliki hubungan/korelasi (0,649) yang kuat terhadap kinerja pegawai.
61
b. Pengaruh Tidak Langsung ( Indirect Effect ) Pengaruh tidak langsung adalah situasi dimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen melalui variabel lain yang disebut variabel intervening (intermediary). 1) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan melalui kepuasan kerja, dengan koefisien sebesar = 0,614 x 0,470 = 0,288, lebih besar daripada pengaruh langsung. 2) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja melalui kepuasan kerja Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja, dengan koefisien = 0,292 x 0,470 = 0,137, lebih kecil daripada pengaruh langsung. 3) Pengaruh motivasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja Berdasarkan Tabel 9.8 dan Tabel 9.9 diketahui bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja melalui kepuasan kerja, dengan koefisien = 0,175 x 0,470 = 0,082, lebih kecil daripada pengaruh langsung. c. Pengaruh Total ( Total Effect ) 1) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja Pengaruh langsung kepemimpinan ke kinerja pegawai = 0,263, dan pengaruh tidak langsung kepemimpinan ke kinerja pegawai melalui variabel intervening kepuasan kerja = (0,288), sehingga pengaruh total (Total Effect) = 0,263 + 0,288 = 0,551 2) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja Pengaruh langsung disiplin kerja ke kinerja pegawai = 0,292 dan pengaruh tidak langsung disiplin kerja ke kinerja pegawai melalui variabel intervening kepuasan kerja = (0,137), sehingga pengaruh total (Total Effect) = 0,292 + 0,137 = 0,429
62
3) Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja Pengaruh langsung motivasi ke kinerja = 0,109 dan pengaruh tidak langsung motivasi ke kinerja pegawai melalui variabel intervening kepuasan kerja= 0,082 sehingga pengaruh total (Total Effect) = 0,109 + 0,082 = 0,191 d. Kesimpulan Analisis Jalur terhadap Penggunaan Intervening Variabel 1) Kesimpulan dari analisis jalur ini menunjukkan bahwa penggunaan variabel intervening kepuasan kerja dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kepemimpinan menunjukkan pengaruh yang efektif, karena pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui variabel intervening menghasilkan pengaruh yang lebih besar (0,288) dari pada pengaruh langsung variabel kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yaitu (0,263). Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja sebaiknya dilakukan melalui variabel intervening kepuasan kerja. Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan perlu mendapat perhatian yang tinggi, sehingga akan meningkatkan kepuasan pegawai dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja. 2) Penggunaan variabel intervening kepuasan kerja dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, untuk variabel disiplin kerja menunjukkan tidak efektif, karena pengaruh langsung disiplin kerja terhadap kinerja pegawai menghasilkan pengaruh yang lebih besar (0,292) dari pada melalui variabel intervening kepuasan kerja yaitu (0,137). Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai sebaiknya disiplin kerja tidak membutuhkan variabel intervening kepuasan kerja, ini berarti bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, dilakukan langsung pada variabel disiplin kerja. Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja perlu mendapat perhatian yang tinggi, maka untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu sekali memperbaiki disiplin kerja. 3) Penggunaan variabel intervening kepuasan kerja dalam rangka peningkatan kinerja pegawai pegawai, untuk variabel motivasi menunjukkan tidak efektif, karena pengaruh langsung motivasi terhadap kinerja pegawai pegawai menghasilkan pengaruh yang lebih besar (0,109) dari pada melalui variabel intervening kepuasan kerja yaitu (0,082). Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai sebaiknya motivasi tidak membutuhkan variabel intervening kepuasan kerja, ini berarti bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, dilakukan langsung pada variabel motivasi. 63
Faktor yang mempengaruhi motivasi perlu mendapat perhatian yang tinggi, maka untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu sekali memperbaiki motivasi. 4) Variabel yang dipilih dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan meningkatkan disiplin kerja, karena merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dengan koefisien regresi = 0,292. Secara lengkap hasil analisis jalur dalam penelitian ini dapat disusun kesimpulan analisis secara menyeluruh pengaruh dan hubungan antar variabel penelitian pada gambar di bawah ini: e1 = 0,470 Kepemimpinan (X1)
e2 = 0,277
0,263 0,614
0,292 Kinerja pergawai
Disiplin Kerja 1,006 (X2)
Kepuasan Kerja (Y1)
0,292
(Y2)
0,470
0,175 Motivasi (X3)
0,109
Gambar 9.6. Hasil analisis jalur (Empiris) Prasyarat penggunaan Path Diagram maka persamaan regresi harus memenuhi uji linieritas. Hasil uji linieritas kasus diatas misalkan sbb : Uji linieritas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji linieritas 64
merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier. Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis regresi yang akan digunakan non linier. Uji linieritas yang akan dilakukan adalah dengan uji Lagrange Multiplivariat. Estimasi dengan uji ini bertujuan untuk mendapatkan nilai C2 hitung atau ( n x R2 ). Tabel 9.10 Uji linieritas Model Summaryb
Model 1
R ,031 a
R Square ,001
Adjusted R Square -,079
Std. Error of the Estimate ,99213643
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber:Data diolah,2011.
Dari tabel diatas menunjukkan nilai R2 sebesar 0,001 dengan jumlah sampel 55, besarnya nilai c2 hitung = 55 x 0,001 = 0 sedangkan nilai c2 tabel sebesar 67,50. Nilai c2 hitung < c2 tabel jadi dapat disimpulkan bahwa model yang benar adalah model linier.
STUDI KASUS : MODEL DENGAN VARIABEL MODERATOR
Kepemimpinan
Lingkungan Kerja
Kinerja
Disiplin Kerja
Ganbar 9.7. Model Konseptual Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan 2 (dua) persamaan. Hasil print out dari olah data sebagai berikut: 65
Persamaan I Coefficients
Model 1
(Constant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Lingkungan kerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 6,497 2,890 ,836 ,107 ,262 ,066 ,191 ,087
a
Standardized Coefficients Beta ,614 ,292 ,175
t 2,248 7,829 3,969 2,200
Sig. ,029 ,000 ,000 ,032
a. Dependent Variable: Kinerja
Y1 = 6,497
+ 0,836 X1 + 0,262 X2 + 0,191 X3
(0,029)**
(0,000)** (0,000)**
(0,032)**
Ket : Y1
= Kinerja
X1
= Kepemimpinan
X2
= Disiplin Kerja
X3
= Motivasi
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 5% Persamaan II Coefficientsa
Model 1
(Constant) Kepemimpinan Disiplin Kerja Lingkungan kerjai
LingK_Kepemin Lingli LingK_Disipiln Lingli
Unstandardized Coefficients B Std. Error 9,055 1,538
Standardized Coefficients Beta
t 5,889
Sig. ,000
,304 ,222 ,101
,080 ,038 ,046
,263 ,292 ,109
3,778 5,800 2,185
,000 ,000 ,034
,399
,071
,470
5,617
,000
,136
,019
,299
2,139
,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Y1 = 9,055 + 0,304 X1 + 0,222 X2 + 0,101X3 + 0,399 X1 X3+0,136 X2 X3 (0,00)** (0,000)** (0,000)** (0,034)** (0,000)**
(0,00)** 66
Ket : Y1
= Kinerja
X1
= Kepemimpinan
X2
= Disiplin Kerja
X3
= Lingkungan Kerja
Keterangan: ** = Signifikan pada tingkat kesalahan 5% Kesimpulan dalam model sebagai berikut : 1. Jika β4 (persamaan II) = 0 dan β3 (persamaan I) = 0 atau tidak berbeda secara signifikan maka X3 (lingkungan kerja) bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai variable independen. Dari tabel β4 = 0,399 (Signifikan) dan β3 = 0,191 (Signifikan) maka X3 (lingkungan kerja) adalah variabel moderator dalam hubungan variabel X1 (kepemimpinan) yang berpengaruh terhadap Y (kinerja) 2. Jika β4 (persamaan II) = 0 dan β3 (persamaan I) = 0 atau tidak berbeda secara signifikan maka X3 (lingkungan kerja) bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai variable independen. Dari tabel β4 = 0,136 (signifikan) dan β3 = 0,191 (signifikan) maka X3 (lingkungan kerja) adalah variabel moderator dalam hubungan variabel X2 (Disiplin) yang berpengaruh terhadap Y (kinerja) a. Persamaan II (R2 Adjusted) b M o d el Su m m ary
Model 1
R ,883 a
R Square ,779
A djusted R Square ,766
Std. Error of the Estimate 1,956
a. Predictors: (Constant), Motiv asi, Dis iplin Kerja, Kepemimpinan b. Dependent V ariable: Kepuasan Kerja
R2 Adjusted persamaan I adalah 0,766 b. Persamaan II (R2 Adjusted) b M o d el Su m m ary
Model 1
R ,961 a
R Square ,923
A djusted R Square ,917
Std. Error of the Estimate ,993
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja , Disiplin Kerja, Motivas i, Kepemimpinan b. Dependent V ariable: Kinerja
67
R2 Adjusted persamaan II adalah 0,917. Karena, adalah peningkatan nilai R2 Adjusted (koefisien determinasi) maka variabel moderator berperan memperkuat hubungan antara variabel Independen dengan variabel dependen.
Kepemimpinan 0,304 Lingkungan Kerja
0,101
Kinerja 0,222
Disiplin Kerja
Pengujian hipotesis sama dengan analisis diatas berkaitan uji t , uji F. Uji koefisien determinasi dan korelasi ditemukan seperti pada konsep diatas. Prasyarat penggunaan persamaan regresi dengan variabel moderating harus memenuhi asumsi klasik, analisis dengan asumsi klasik sbb : UJI PERSYARATAN REGRESI 1. Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari grafik normal probability plots diatas terlihat titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.
68
2. Uji Multikolinieritas Coe fficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2,292 1,722 ,414 ,069 ,284 ,080 ,179 ,083
(Constant) X1 X2 X3
Standardized Coefficients Beta ,459 ,291 ,183
t 1,331 5,988 3,543 2,172
Sig. ,186 ,000 ,001 ,032
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,774 ,674 ,642
1,292 1,483 1,557
a. Dependent Variable: Y
Hasil uji multikolinieritas diatas diketahui besarnya VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak (random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
4. Uji Otokorelasi b Model Sum m ary
Model 1
R ,751 a
R Square ,564
A djusted R Square ,550
Std. Error of the Estimate 1,17683
DurbinWats on 1,823
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent V ariable: Y
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,823 akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 100 dan jumlah variabel bebas 4, maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai dL 1,42 dan dU 1,67. Karena data penelitian bukan merupakan time series maka uji autokorelasi ini bisa diabaikan.
69
BAB 10 RINGKASAN, SIMPULAN, DISKUSI KETERBATASAN DAN SARAN PENDAHULUAN Bab akhir dari penelitian ilmiah adalah ringkasan, diskusi, simpulan, keterbatasan dan saran – saran. Bab ini akan membahasnya. RINGKASAN Setelah didapatkan hasil penelitia dari pengujian hipotesis, ringkasan (summary) dari hasi penelitian perlu dibuat. Tujuan dari ringkasan adalah untuk memberikan hasil yang padat kepada pembaca hasil Penelitian yang tidak mempunyai banyak waktu atau tidak ingin membaca keseluruhan proses dari penelitian. Pembaca Penelitian ini misalnya adalah manager – manager perusahaan yang hanya ingin mengetahui hasil dari penelitiannya tanpa ingin mengetahui proses dari penelitiannya. Ringkasan semacam ini banyak diminta di peneitian – peneitian bisnis dan biasannya disebut dengan ringkasan eksekutif (executive summary). Ringkasan dari Penelitian menunjukan hasil akhir dari pengujian hipotesis, apakah hipotesis – hipotesis nol ditolak atau tidak dapat ditolak tanpa melihat proses pengujiannya. DISKUSI Mendiskusikan Penelitian berarti menjelaskan mengapa hasilnnya dapat seperti itu. Jika hipotesis nol ditolak (hipotesis alternatif diterima), diskusi Penelitian berarti menjelaskan mengapa hipotesis nol tersebut dapat ditolak. Jika hipoteseis dikembangkan dengan teori atau logika, maka hipotesis nol yang ditolak dapat didiskusikan sesuai dengan teori atau logika yang mendukunnya. Diskusi akan menjadi sulit jika hipotesis alternatif tidak diterima. Ini berarti diskusi tidak dapat didasarkan oleh teori atau logka yang dihunakan yang ternyata tidak mendukung hasil dari Penelitian. SIMPULAN Stelah hasil Penelitian menunjukan seluruh pengujian hipotesis – hipotesisnya dan mendiskusikannya, selanjutnya pePenelitian perlu menarik kesimpulan dari hasil – hasil tersebut. Simpulan berhubungan dengan tujuan dari Penelitian yang sudah ditulis di bab 1. Simpulan menjawab apakah tujuan dari Penelitian tercapai atau tidak. 70
KETERBATASAN Tidak ada Penelitian yang sempurna. Semua Penelitian pasti mempunyai keterbatasan – keterbatasan. PePenelitian yang berpengalaman memahami keterbatasan – keterbatasan yang terjadi. Keterbatasan – keterbatasan Penelitian perlu disebutkan untuk diperbaiki di Penelitian – Penelitian mendatang. Keterbatasan – keterbatasan Penelitian berhubungan dengan suatu yang tidak dapat dilakuka di Penelitian yang seharusnya dilakukan karena adanya faktor – faktor yag tidak dapat diatasi oleh pePenelitian. Keterbatasan – keterbatasan ini misalnnya adalah keterbatasan dana, keterbatasan waktu dan keterbatasan tidak tersediannya data. Beberapa Penelitian mengaburkan antara keterbatasan dengan ketidakmauna atau kemalasan. Beberapa penelititan menyebutkan bahwa data yang digunakan hanya 2 tahun dan memberikan alasan sebagai keterbatasan Penelitian. Padahal, data yang tersedia lebih dari 12 tahun dan dapat diakses dengan mudah dan murah. Alasan keterbatasan hanya menggunakan 2 tahun ini adalah alasan yang tidak dapat diterima. Hal seperti ini bukan keterbatasan tetapi kemalasan. SARAN –SARAN Keterbatasan – keterbatasan yang ada membuat pePenelitian tidak dapat melakuan di Penelitiannya, tetapi mungkin dapat dilakukan di Penelitian – Penelitian mendatang jika keterbatasan – keterbatasan tersebut sudah tidak menjadi lagi keterbatasan – keterbatasan. Keterbatasan – keterbatasan ini dapat dijadikan sebagai saran – saran untuk Penelitian – Penelitian mendatang. Dengan demikian saran – saran untuk Penelitian mendatang adalah suatu yang penting yang tidak dapat dilakuan oleh pePenelitian sekarang, karena adannya keterbatasan – keterbatasan dan dengan berbedannya waktu, tempat atau linhkungan dapat dilakunakan oleh pePenelitian lainnya.
71
BAB 11 EVALUASI HASIL PENELITIAN
PENDAHULUAN Mengevaluasi hasil suatu Penelitian berarti menilai hasil dari Penelitian tersebut sesuai dengan kriteria yang baik. Mengevaluasi hasil Penelitian tidak hanya dilakukan oleh peneliti saja, tetapi juga merupakan kepentingan beberapa pihak. PIHAK – PIHAK YANG MENGEVALUASI HASI PENELITIAN Beberapa pihak yang berkepentingan dengan mengevaluasi hasil Penelitian adalah sebagai berikut ini. 1. Siswa Siswa yang sedang belajar metodologi Penelitian berkepentingan dengan hasil Penelitian yang baik untuk mempelajari kriteria apa saja yang harus dipelajari untuk membuat Penelitian yang berkualitas. Memahami kriteria Penelitian yang baik yang bermanfaat bagi siswa sewaktu melakukan kaji kritis (critical review) dari suatu Penelitian yang ditugaskan oleh dosen bersangkutan. 2. Peneliti Peneliti Penelitian berkepentingan dengan kualitas Penelitian, karena merupakan hasil karya besarnnya (masterpiece) yang seharusnya diperhatikan kualitasnya. 3. Pembimbing Penelitian Pembimbing Penelitian (misalnnya pembimbing skripsi, tesis atau disertasi) berkepentngan demngan kualitas Penelitian karena merupakan taggung jawabnya untuk membimbing dengan hasil Penelitian yang berkualitas. Pembimbing Penelitian juga berkepentingan dengan hasil Penelitian bimbingannya karena untuk menjaga reputasinnya. 4. sponsor sponsor Penelitian berkepentingan dengan kualitas Penelitian karena dana yang sudah diberikan dan berkepentingan dengan hasil Penelitian yang akan digunakan. 5. Penguji Penguji (misalnya penguji skripsi, tesis atau disertasi) akan meluluskan siswannya jika hasil Penelitiannya memenuhi kriteria kelulusan tertentu yang umumnya merupakan kriteria 72
penelitian yang baik. 6. Pengkaji (reviewer) simposium atau seminar Tidak semua artikel hasil penelitian yang dikirim ke suatu simposium atau seminar akan diterima untuk dipresentasikan. Banyak dari merekan yang ditolak dan dikembalikan. Mereka yang lolos untuk di presentasikan adalah mereka yang memenuhi kriteria Penelitian yang baik. 7. Pengaji (reviewer) jurnal Sama dengan di simposium atau semiar, tidak semua artikel hasil penelitian yang dikirimkan ke jurnal ilmiah akan diterima untuk dipublikasikan. Mereka yang lolos untuk dipublikasikan adalah mereka yang memenuhi kriteria Penelitian yang baik. KARAKTERISTIK PENELITIAN YANG BAIK 1. 2. 3. 4. 5.
Standard etis yang tinggi diterapkan Analisis yang cukup untuk kebutuhan pengambil keputusan Hasil – hasil Penelitian disampaikan dengan tidak ambigus Konklusi dijustifikasi Pengalaman pePenelitian terefleksikan
73
BAB 12 METODE PENULISAN ILMIAH A. FORMAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi dengan sumber – sumber bacaan yang digunakan untuk melakukan penelitian. Sumber – sumber bacaan ini dapat berupa tesis, disertasi, sipmosium, buku, artikel, jurnal, majalah atau sumber situs internet. Penulisan daftar pustaka ini mempunyai aturan formatnya. Beberapa format penulisan daftar pustaka yang banyak digunakan di Penelitian bisnis adalah format APA 5th, format Chicago Review, format Tuburian, format publikasi jurnal (misalnya Management Academy Review, Journal of Finance, MIS Quarterly dan lainnya). Format American Psychological Association (APA) 5th Berturut – turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di symposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, K. (2003). Pasar Efisien dan Perilakuya. Unpublished Tesis S2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hartono, J. (1998). Bias Beta dan Koreksinya. Paper presented at the siposium National Akuntansi 2, Universitas Brawijaya, Malang. Hartono, J.(2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM, Yogyakarta. Kahneman, D.; T., Richard. (1991). Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Copensation Policy. The American Economic Review, 81(2), 341-346. Kurniawan, A. (2002, 17 November). Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat Belajar Anak. Majalah Game Anak, 5, 1217. Ratnaningsih, D. (2004). Efek Resensi dari Informasi Akuntansi. Unpublished Disertasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Format Chicago Review Berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di simposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, Kurnia. ”Pasar Efisien dan Perilakunya.” Tesis S2, Universitas Gajah Mada, 2003. Hartono, Jogiyanto. “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2, Universitas Brawijaya, 74
Malang 1998. Kahenman, Daniel; Thaler, Richard. “Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Compensation Policy. “The American Economic Review 81, no. 2 (1991): 341-46. Kurniawan, Alvin. “Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat Belajar Anak.” Majalah Game Anak, 17 November 2002, 1217. Ratnaningsih, Dewi. “Efek Resensi dari Informasi Akuntansi.” Disertasi, Universitas Gadjah Mada, 2004. Format Turabian berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di simposium, buku, artikel, di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, Kurnia. “Pasar Efisien dan Perilakunya.” Tesis S2, Universitas Gajah Mada, 2003. Hartono, Jogiyanto. ”Bias Beta dan Koreksinya.” In Simposium Nasional Akuntansi 2. Universitas Brawijaya, Malang: IAI KAPD, 1998. Hartono, Jogianto. ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi.” BPFE UGM, 2003. Kahneman, Daniel; Thaler, Richard. “Economic Analysis and th Psyology of Utility: Application to Copensation Policy.” The American Economic Review 81, no. 2 (1991): 341-346. Kurniawan, Alvin. “Efek Permainan Komuter Terhadap Tingkat Belajar Anak.” Majalah Game Anak, 17 November 2002,12-17. Ratnaningsih, Dewi. “Efek Resensi dari Informasi Akuntansi.” Disertasi, Univeritas Gadjah Mada, 2004. Format Academy Management Review berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di symposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, K. 2003. Pasar Efisien dan Perilakunya. Unpublished Tesis S2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hartono,J. 1998. Bias Beta dan Koreksinya. Paper presented at the Simposium Nasional Akuntansi2, Universitas Brawijaya, Malang. Hartono,J. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM, Yogyakarta. Kahenman, D. T., Richard. 1991. Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Compensation Policy. The American Economic Review, 81 (2): 341-346. Kurniawan, A. 2002. Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat 75
Belajar Anak, MAjalah Game Anak, Vol.5:12-17. Ratnaningsih, D. 2004. Efek Resensi dari Informasi Akuntansi. Unpublished Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Format Academy Journal of Finance berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di symposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, kurnia, 2003, Pasar Efisien dan Perilakunya, Akuntansi (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta). Hartono, Jogiyanto, 1998, Bias Beta dan Koreksinya, Simposium Nasional Akuntansi 2 (Iai KAPD, Universitas Brawijaya, Malang). Hartono, Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, (BPFE UGM, Yogyakarta). Kahneman, daniel; Thaler, Richard, 1991, Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Compensation Policy, The American Economic Review 81, 341-346. Kurniawan, Alvin, 2002, Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat Belajar Anak, Majalah Game Anak. Ratnaningsih, Dewi, 2004, Efek Resensi dari Informasi Akuntansi, Akuntansi (Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta). Format MIS Quarterly berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di symposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Arief, K. “Pasar efisien dan Perilakuya,” in: Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2003, p. 155. Hartono, J. “Bias Beta dan Koreksinya,” Simposium Nasional Akuntansi 2, IAI KAPD, Universitas Brawijaya, Malang, 1998. Hartono, J. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi,” BPFE UGM, Yogyakarta, 2003. Kahneman, D.T., Richard “Economic Analysis and the Psychology of Utility: Application to Compensation Policy,” The American Economic Review (81:2), May 1991, pp 341-346. Kurniawan, A. “Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat Belajar Anak,” in: Majalah Game Anak, 2002, pp. 12-17. Ratnaningsih, D. “Efek Resensi dari Informasi Akuntansi,” in: Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2004, p. 75.
76
B. FORMAT PROPOSAL Halaman Judul Halaman Persetujuan A. Judul Proposal B. Latar Belakang C. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian E. Landasan Teori F. Kerangka Pemikiran G. Hipotesis (jika ada) H. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Obyek Penelitian 2. Variabel dan Definisi Operasional variable 3. Populasi dan Sampel 4. Data dan Teknik Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data C. FORMAT LAPORAN Halaman Judul Halaman Pernyataan Keaslian Tesis Halaman Persetujuan Pembimbing Halaman Pengesahan Tesis Halaman Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar Abstraksi Summary Daftar Isi Daftar Tabel (bila ada) Daftar ganbar (bila ada) Daftar Lampiran BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
77
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teorian B. Penelitian Terdahulu dan Jurnal C. Kerangka Pemikiran D. Hipotesis (jika ada) BAB III.METODE PENELITAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian B. Variabel dan Definisi Operasional variable C. Populasi dan Sampel D. Data dan Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian B. Hasil dan Analisis C. Implikasi Manajerial BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan penelitian C. Saran dan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ** ) Petunjuk penyusunan penelitian lebih detailnya dapat dilihat pada Pedoman Penulisan Tesis Program Magister Manajemen STIE AUB Surakarta
TUGAS : MEMBUAT PROPOSAL PER MAHASISWA . DIKUMPULKAN BERSAMAAN MENGUMPULKAN PEKERJAAN UAS
78
79
Contoh Kuesioner Hal
: Permohonan Pengisian Angket
Lampiran
: 1 berkas
Kepada Yth, Bpk/Ibu/Sdr..................................................... Pegawai PUSAT PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO Di tempat
Dengan hormat, Dalam rangka penulisan tesis saya pada Progam Magister Manajemen di STIE-AUB Surakarta dengan judul “PENGARUH SARANA FISIK, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA SAYA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO” Dengan ini saya memohon dengan sangat kepada Bapak/Ibu/Saudara responden untuk mengisi angket yang kami sediakan. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara penting bagi kesuksesan studi ini. Hasil angket ini akan digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan maka dari itu kami berharap Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Akhirnya kami sangat berterima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam meluangkan waktu untuk mengisi angket penelitian ini
Hormat saya
Drs. Budiman Prasetyo,N NIM : M.00010001001
80
IDENTITAS RESPONDEN DAN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN a. Nama b. Umur c. Jenis Kelamin d. Lama Bekerja e. Pendidikan terakhir f. Jabatan
: …………………………………… : …………………………………… : Laki-laki/Perempuan : …………………………………… : SD/SMP/SMA/Diploma/S1/S2 : ........................................................
PETUNJUK PENGISIAN Kuesioner ini akan kami gunakan sebagai dasar dalam penyususnan tugas akhir penulis maka tidak memiliki tendensi dan pengaruh apapun dalam karier maupun pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Pilihlah salah satu jawaban atas prtanyaan yang telah disediakan sesuai dengan hati nurani dan realita yang sebenarnya Bapak/Ibu/Saudara. Silahkan memberi tanda silang ( X ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban yang dianggap paling tepat, sesuai paling mendekati. Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju R/N = Ragu-ragu/Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
KUESIONER PENELITIAN 1. Angket Pernyataan Kinerja N o . 1 2 3 4 5
6 7
Pernyataan
SS
S
R/N
TS
STS
Saya menjalankan tugas dengan ketelitian yang tinggi Target pekerjaan yang dibebankan kepada saya selalu terpenuhi Saya melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan yang saya miliki Saya selalu datang tepat waktu dan selalu mengikuti apel pagi Pekerjaan yang saya lakukan lebih profesional agar dapat dicontoh oleh rekan kerja saya Saya mampu melaksanakan tugas dengan efesien Saya melakukan evaluasi pekerjaan dan mempunyai inisiatif dalam menjalankan pekerjaan
81
2. Angket pernyataan lingkungan kerja No. Pernyataan 1 Kerjasama antar staf dan pimpinan berjalan harmonis sehingga dapat memberikan ketentraman karyawan dalam bekerja. 2 Lingkungan kerja anda sesuai dengan kondisi dan tujuan organisasi 3 Penataan ruang yang tertata dengan baik dapat meningkatkan semangat kerja 4 Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas cukup 5 Mekanisme kerja berjalan baik dan lancar 6 Saya merasa nyaman bekerja di lingkungan ia bekerja 7 Ruang ventilasi yang ada mencukupi dan berfungsi dengan baik dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja 4. Angket pernyataan kompensasi No. Pernyataan 1 Kompensasi yang diberikan sepadan dengan beban kerja saya 2 Kompensasi yang diterima sesuai dengan masa kerja saya 3 Kompensasi yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 4 Kompensasi yang diberikan dalam pemberiannya tidak pernah melewati batas pemberian 5 Kompensasi yang diberikan dalam pemberiannya tidak pernah mengalami pengurangan
SS
S
R/N
TS
STS
SS
S
R/N
TS
STS
SS
S
R/N
TS
STS
5. Angket pernyataan motivasi No. 1 2
3
4 5 6 7
Pernyataan Gaji/upah yang saya terima sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari saya Insentif yang saya terima saat ini sudah sesuai dan dalam pemberiannya berdasarkan pada kinerja masing-masing Saya diterima dan diberikan kesempatan untuk maju oleh pemimpin saya dapat menjalin hubungan baik dengan rekan kerja Sistem penilaian prestasi yang dilakukan secara berkala mendorong saya untuk bekerja lebih giat Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya selalu dikerjakan dengan baik Saya termotivasi untuk meningkatkan prestasi saya demi kemajuan tugas Saya yang berprestasi dan mempunyai dedikasi yang tinggi akan cepat mendapat promosi jabatan
82
3. Angket pernyataan Kepemimpinan No.
Pernyataan
1
Lebih menekankan pada “melakukan” daripada hanya “mengatakan” Dalam bertindak, pemimpin selalu memberi contoh
2
Pemimpin memahami keadaan bawahan dan mendalami kebutuhan yang akan dilakukannya Pemimpin memahami konflik dan bersikap adil serta menyamakan persepsi untuk menjalankan visi dan misi sekolah Pemimpin menjelaskan uraian tugas-tugas kepada guru sesuai skala prioritas Saran dan ide guru mendapat umpan balik dari pimpinan Mengembangkan sikap dan semangat bekerja secara kelompok diantara bawahan
3
4 5 6
SS
S
R/N
TS
STS
Tanda Tangan Responden
..............................................
83
YAYASAN KARYA DHARMA PANCASILA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI – AUB SURAKARTA
STIE AUB SURAKARTA Jl. Mr. Sartono 97 telp. (0271 854915 fax. 853084, Surakarta.57135 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) Matakuliah : Metodologi Penelitian Dosen Penguji : Irwan Christanto E, SSi,MSi Klas : Klas 15 – B (SKH) // Magister Manajemen
Petunjuk pengerjaan soal : 1. Sifat Buku Terbuka , Take Home, dikumpulkan paling lambat 1 minggu setelah ujian 2. Kerjakan dengan jawaan selengkap mungkin dan menurut pendapat anda sendiri ! Soal :
1. Jelaskan langkah langkah yang harus diambil sebelum menetapkan judul penelitian ! 2. Jelaskan bagaimana merumuskan penelitian ilmiah yang baik ! berikan kriteria penelitian ilmiah yang baik ! 3. Jelaskan substansi (materi) yang harus disajikan di LATAR BELAKANG dalam suatu penelitian ! 4. Jelaskan tahap tahapan dalam proses penelitian ! 5. Jelaskan bagaimana mengambil suatu permasalahan berdasarkan judul yang diambil dalam suatu penelitian dan berikan contohnya ! 6. Jelaskan apa yang dimaksud Batasan masalah ! berikan contohnya ! 7. Jelaskan apa peranan LANDASAN TEORI dalam suatu proses penelitian ! 8. Jelaskan bagaimana kita merumuskan hubungan variabel dalam suatu penelitian ! 9. Jelaskan beberapa hubungan antar variabel ! 10. Jelaskan bagaimana merumuskan suatu variabel menjadi variabel bebas atau terikat ! 11. Jelaskan dan berikan contoh hubungan kausalitas antara variabel ! 12. Jelaskan apa peranan penelitian terdahulu dalam penelitian ! 13. Jelaskan bagaimana merumuskan Daftar Pertanyaan pada Kuesioner ! 14. Jelaskan apa yang dimaksud Hipotesa ! 15. Jelaskan bagaimana merumuskan hipotesa ! 16. Jelaskan apakah perlu mencantumkan istilah SIGNIFIKAN dalam hipotesis ! 17. Jelaskan apakah makna kata SIGNIFIKAN ! 18. Jelaskan apakah perbedaan penelitian populasi dan penelitian sampel ! 19. Jelaskan batasan istilah sampel besar dan sampel kecil ! 20. Jelaskan bagaimana metode pengumpulan data untuk penelitian ! 84
YAYASAN KARYA DHARMA PANCASILA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI – AUB SURAKARTA
STIE AUB SURAKARTA Jl. Mr. Sartono 97 telp. (0271 854915 fax. 853084, Surakarta.57135 UJIAN AKHIR SEMESTER PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN Matakuliah : Metodologi Penelitian Dosen Penguji : Irwan Christanto E, SSi,MSi Klas : Klas 15- B/SKH / Magister Manajemen Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud Path Diagram dan kapan analisis tersebut digunakan dalam penelitian ? 2. Berkaitan Hasil pengolahan data SPSS di bawah ini, berikan analisis anda berkaitan ! a. Apakah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan kinerja ? b. Apakah budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan kinerja? c. Apa model bisa diterima sebagai hasil penelitian ? Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square ,568
R Square ,588
,696 a a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, budaya organisasi
Std. Error of the Estimate 3,51933
b ANOVA
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 57,008 594,512 651,520
df 1 48 49
Mean Square 57,008 12,386
F 4,603
Sig. ,037a
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan,Budaya organisasi b. Dependent Variable: Motivasi
a Coefficients
Model 1
(Constant)
Kepemimpinan Budaya orga
Unstandardized Coefficients B Std. Error 21,909 2,589
1,450 2,230
Standardized Coefficients Beta
,676
,296
.956
.136
t 8,461
Sig. ,000
2,145 4.231
,037 .024
a. Dependent Variable: Motivasi
85
Model Summary
Model 1
R ,772 a
R Square ,738
Adjusted R Square ,702
Std. Error of the Estimate 3,81680
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan,Budaya Org
ANOVAb Model 1
Regression
Sum of Squares 110,024
Residual Total
df 2
684,696 794,720
Mean Square 55,012
47 49
F 3,776
Sig. ,030 a
14,568
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan,Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja
a Coefficients
Model 1
(Constant) Kepemimpinan
Motivasi Budaya Org a.
Unstandardized Coefficients B Std. Error 23,880 4,433 1,054 ,767
,292 .564
,157 .231
Standardized Coefficients Beta ,195
t 5,387 1,374
Sig. ,000 ,176
,265 .654
1,867 2.345
,068 .002
Dependent Variable: Kinerja
3. Jelaskan perbedaan model dengan variabel intervening dan moderating ? 4. Jika kita ingin mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap motivasi yang berdampak kepada kinerja pegawai, model kerangka penelitian seperti apa yang patut di buat dan rumuskan persamaan regresi yang digunakan ? 5. Berdasarkan soal no. 4 tersebut diatas berikan a. implikasi manajerial dari hasil tersebut ! b. Apa kesimpulan hasil penelitian tersebut !
--- Selamat Mengerjakan---
86
87