b. Sektor pertambangan Peran sektor pertambangan masih belum menonjol, masih terbatas pada hasil tambang galian g olongan C ber upa bat u dan p asir. P engusaha y ang berkecimpung dalam usaha pertambangan masih sangat terbatas pada usaha kecil,. dan khususnya galian golongan B , se perti timah dan bau ksit belum di eksplorasi se cara komersial, masih sebatas studi atau survey. c. Sektor industri Seperti hal nya se ktor p ertambangan, kontribusi se ktor terhadap P DRB j uga masih sa ngat kecil ( 1,46%). Je nis industri y ang ber kembang se luruhnya m erupakan industri kecil. B eberapa i ndustri r umah t angga. Ju mlahnya ce nderung m eningkat, diantaranya adalah : roti/kue 396 buah, tahu tempe 14 unit, minyak nabati 66 buah, penggaraman 77 unit, kacang bawang dan gula merah masing-masing 16 unit dan 8 unit, mebel kayu 36 bu ah, any aman ba mbu 17 7 buah, any aman pand an/lontar 570 buah, tenun ikat 2.741 buah, batako 16 unit, penjahit 75 unit, tambal ban 115 unit, dan pande besi 4 unit. d. Sektor perdagangan, hotel dan restoran Sektor ini memberikan kontribusi rerata sebesar 17,78%/tahun terhadap PDRB Kabupaten S umba Timur. P erkembangan sektor perdagangan sangat bergantung pada per kembangan su bsektor per dagangan besa r dan ece ran di mana su bsektor i ni juga sangat bergantung pada perkembangan usaha produksi dan usaha perdagangan antar pul au. P ada tahun 2011 K abupaten S umba Timur memiliki 22 0 per usahaan perdagangan, yang terdiri dari 1 perusahaan besar, 35 perusahaan menengah dan 184 perusahaan k ecil. Kabupaten Sumba T imur m empunyai 7 hot el/losmen deng an 12 8 kamar tidur dan 247 tempat tidur. S elain i tu, u ntuk m enunjang kegiatan par iwisata khususnya dan pembangunan pada umumnya di Kabupaten Sumba Timur terdapat juga 102 r umah makan belum termasuk warung makan yang belum terdaftar. Sarana perdagangan lainnya yang tersedia adalah pasar desa sebanyak 40 unit dan toko/kios sebanyak 2.139 yang tersebar di semua kecamatan, sebanyak 469 toko/kios terdapat di K ota Waingapu, 321 di K ecamatan Lew a, dan 239 uni t t erdapat di K ecamatan Kambera. e. Sektor pengangkutan dan komunikasi Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 6,24% kepada PDRB Kabupaten Sumba T imur. P ada t ahun 2011, t erdapat 18.316 uni t k endaraan ber motor di Kabupaten Sumba Timur, rata-rata kenaikan sebesar 16% per tahun selama lima tahun t erakhir. Peningkatan i ni di imbangi deng an peni ngkatan kondisi j alan dan mengindikasikan se makin m embaiknya kondisi per ekonomian se hingga m asyarakat memiliki kemampuan u ntuk m embeli k endaraan bar u t erutama sp eda m otor. U ntuk perhubungan udara, pada tahun 2011 terjadi 712 penerbangan yang dilayani oleh dua maskapai penerbangan yaitu Merpati dan Trans Nusa. Kabupaten S umba T imur bar u m empunyai 1 kantor pos dan 2 k antor pos pembantu y ang m elayani k egiatan komunikasi ( pengiriman su rat dan bar ang) masyarakat. Untuk komunikasi melalui telepon, dilayani oleh PT Telkom, PT Telkomsel dan P T I ndosat. Ju mlah pel anggan y ang terdapat pada P T Telkom,tbk, C abang Waingapu sebanyak 2.351 pelanggan. 162
1.6.
Perbankan dan UMKM
1.6.1. Perbankan Sektor keuangan, per sewaan dan j asa per usahaan m emberikan kontribusi yang r elatif rendah y akni r ata-rata 3, 52 pe rsen per t ahun t erhadap ni lai P DRB Kabupaten Sumba Timur. Sampai tahun 2011, Kabupaten Sumba Timur mempunyai tiga bank, yaitu BNI, BRI dan Bank NTT. Khusus Bank NTT sudah melakukan ekspansi atau pembukaan kantor cabang pembantu hampir di semua kecamatan di Kabupaten Sumba Timur. Total penabun g per t ahun 2011 mencapai 58.655 nasa bah den gan ni lai tabungan mencapai Rp 485.641.277 juta. Sementara itu pada sisi lain, nilai kredit yang disalurkan pada per iode yang sama sebesar Rp 554.496 juta yang diperuntukan bagi sektor pe rtanian,sebesar 1% , i ndustri 0, 002%, per dagangan 28% , konsumsi/lainnya sebesar 61% , se dangkan K redit I nvestasi K ecil m encapai 0,004% dan Kredit M odal Kerja Permanen sebesar 8%. Bank yang beroperasi di wilayah ini adalah bank umum yang terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Pemerintah Daerah serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Ada tiga Bank P emerintah y ang ber operasi di w ilayah S umba Timur, yakni Bank Rakyat Indonesia ( BRI) yang m empunyai sa tu k antor c abang pem bantu di Waingapu dan 2 kantor unit di 2 kecamatan, sa tu kantor cabang Bank Negara Indonesia dan Bank Pemerintah Daerah, yakni Bank NTT, mempunyai satu kantor cabang di Waingapu serta 2 kantor cabang pembantu di kecamatan Melolo dan Lewa. 1.6.2. Koperasi dan UKM Koperasi di Kabupaten Sumba Timur sebanyak 86 buah, terdiri dari 13 KUD dan 73 koperasi lainnya. KUD mempunyai jumlah anggota sebanyak 7.134 orang, sedangkan koperasi lainnya sebanyak 4.659 orang. Perkembangan usaha kecil dan m enengah setiap tahun cenderung meningkat. Jika pada tahun 2000 terdapat 79 unit usaha, maka pada tahun 2005 berkembang menjadi 140 uni t usaha, selanjutnya pada t ahun 2011 t ercatat 4.533 unit usaha pada sektor perdagangan dan industri, belum termasuk jasa-jasa. Penyerapan tenaga kerja pada dua sektor tersebut sebanyak 7.387 orang di laur sektor pertanian. 1.6.3. Posisi Perkembangan Giro, Tabungan dan Deposito serta Realisasi Kredit Konsumsi, Modal Kerja dan Investasi Dana yang dihimpun dari masyarakat oleh perbankan yang ada di Kabupaten Sumba T imur dal am bentuk g iro, t abungan b erjangka ( deposito) da n t abungan. Gambaran posi si dana y ang di himpun dar i masyarakat di Kabupaten S umba T imur oleh setiap Bank yang ada selama tiga tahun (periode tahun 2009-2011) seperti tersaji pada Tabel 10.
163
Tabel 10. Jumlah Dana Yang Dihimpun Dari Masyarakat Oleh Perbankan di Kabupaten Sumba Timur, Periode Tahun 2009 – 2011. Nasabah (Orang) Nilai Simpanan (Juta Rp) Jenis Simpanan 2010 2011 2012 2010 2011 2012 Giro 970 1158 1164 63178 96793 150378 Deposito 484 542 634 69164 74323 72060 Tabungan 52023 59493 70739 259578 320375 347151 Jumlah/Total Sumber: Sumba Timur dalam Angka, 2012 Menurut T abel 10 tersebut, se tiap ban k di pastikan dapa t menghimpun dana dari m asyarakat dal am jumlah cu kup besa r da n se makin meningkat d ari t ahun ke tahun yang kemudian diharapkan dapat dialokasikan untuk menjadi modal usaha pada berbagai sektor ekonomi masyarakat melalui kredit yang disalurkan. Oleh karenanya, kemampuan ban k menghimpun dana saja t idak cukup tanpa dibarengi dengan kemampuan m enyalurkan kredit, baik itu kredit modal usaha, kredit investasi, kredit konsumsi, dan l ain-lain. Semakin besar bank menyalurkan kredit maka semakin besar pula su rplus yang a kan di terima ol eh B ank t ersebut. B ila kemampuan bank dal am menyalurkan kredit rendah, dipastikan akan menjadi beban bag i bank dan pem erintah untuk membiayai beban bunga atas dana yang dihimpun dari masyarakat. Tercatat sampai pada bulan juli tahun 2012, jumlah kredit yang tersalurkan di Kabupaten S umba Timur m elalui B ank y ang ada se nilai Rp. 1.063.164.000.000,(dimulai pada tahun 2011). Dengan pendistribusian jenis kredit untuk kriteria usaha mikro senilaiRp. 154.876.000.000,-; kredi tusaha kecil R p. 783.561.000.000,- ; dan menengah senilai Rp. 124.724.000.000,-.
164
BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN SUMBA TIMUR 2.1. Bobot S ektor- Sub Sektor da lam pe ngembangan U MKM Kabupaten Sumba Timur Hasil anal isis dengan m enggunakan M etode P erbandingan E ksponensial (MPE) ber dasarkan 4 (empat) kriteria dan bobo t kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan unt uk se tiap se ktor usa ha U MKM d i se tiap k ecamatan (Tabel 12 ). Ha sil penetapan KPJu unggulan tingkat kecamatan di Kabupaten Sumba Timur . Berdasarkan KPJu unggulan pada se tiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi un tuk menentukan ca lon K PJu unggul an per se ktor usaha unt uk tingkat Kabupaten Sumba Timur. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, di tetapkan maksimum 10 kandidat K PJu ungg ulan K abupaten S umba Timur yang mempunyai nilai skor tertinggi. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi unt uk setiap t ujuan penet apan K PJu ung gulan, serta sk or t erbobot total/gabungan da ri m asing-masing se ktor usa ha se perti di sajikan pa da T abel 11 . Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kabupaten Sumba Timur adalah sektor Peternakan, sedangkan sektor usaha Tanaman Pangan memiliki skor t erbobot t ertinggi untuk t ujuan penci ptaan l apangan kerja, se dangkan se ktor Pertambangan untuk tujuan peningkatan daya saing produk. D engan memperhatikan bobot k epentingan dar i m asing-masing tujuan, se cara keseluruhan dalam rangka mencapai t ujuan penet apan K PJu ungg ulan U MKM m aka sektor usa ha Peternakan merupakan p rioritas pertama. S ektor usa ha l ain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adal ah s ektor usa ha tanaman pang an, Perikanan, perdagangan, angkutan,jasa, pariwisata, perkebunan, kehutanan, dan perindustrian. Tabel 11. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Sumba Timur Sektor Usaha Peternakan Tanaman Pangan Perikanan Perdagangan Angkutan Jasa Pariwisata Perkebunan Kehutanan Perindustrian
Pertumbuhan Ekonomi (0.2691) 0.1368 0.1352 0.1587 0.1265 0.0922 0.1036 0.0717 0.0470 0.0503 0.0405
Tujuan (Skor Terbobot) Penciptaan Peningkatan Daya Lapangan Kerja Saing Produk (0.3614) (0.3693) 0.1189 0.2155 0.1524 0.1459 0.1524 0.1532 0.0852 0.0757 0.0828 0.0530 0.0353 0.0471
0.1084 0.0763 0.0785 0.0786 0.0693 0.0636 0.0666 0.0548
Skor Terbobot Gabungan
Rangking
0.15936 0.1352
1 2
0.13782 0.11761 0.08462 0.0843 0.07481 0.0553 0.05088 0.04816
3 4 5 6 7 8 9 10
165
2.2 KPJu Unggulan UMKM Per Sektor di Kabupaten Sumba Timur Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan Sumba Timur ( Tabel 11), anal isis AHP m enghasilkan K PJu ungg ulan se tiap se ktor e konomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 12 Tabel 12. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Sumba Timur No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Sektor Usaha/ SkorKPJu Unggulan Terbobot Padi dan Palawija Padi Sawah 0.2378 Jagung 0.1915 Kacang Hijau 0.1081 Ubi Kayu 0.1065 Kacang Tanah 0.1060 Buah-Buahan Pisang 0.1781 Pepaya 0.1147 Mangga 0.1139 Alpukat 0.0971 Sirsak 0.0943 Peternakan Kerbau 0.1953 Sapi 0.1786 Ayam Ras Pedaging 0.1343 Babi 0.0917 Burung Puyuh 0.0838 Pertambangan Batu bangunan 0.3942 Tanah urukan 0.3646 Pasir 0.1276
1 2 3 4 5
Perdagangan Ternak dan hasil-hasilnya Hasil pertanian/Hortikultura Bahan bakar Bahan bangunan Elektronik Kehutanan Bambu Asam Kemiri Cendana (Pohon) Budidaya Kutu lak
1 2 3 4 5
Pariwisata Warung makan Pondok wisata (home stay) Jasa boga Penyediaan makanan keliling hotel melati
1 2 3 4 5
Sumber : Data Primer (diolah)
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
0.1981 0.1490 0.1138 0.0983 0.0979
1 2 3 4 5
0.1806 0.1723 0.1529 0.0898 0.0813
1 2 3 4 5
Sektor Usaha/ KPJu Unggulan Sayuran Kangkung Sawi Bayam Tomat Terong Perkebunan Kemiri Jambu Mete Kopi Pinang Kelapa Perikanan Usaha Penangkapan ikan di laut Usaha budidaya rumput laut Tambak garam Usaha Budidaya ikan di laut Usaha Penangkapan nener Industri Industri kain tenun ikat Penggilingan padi Industri tahu industri gula lontar pengolahan dan pengawetan biota air lainnya Jasa-Jasa Salon Servis perbaikan elektronik Wartel/warnet Perbengkelan Jasa pramuwisata Angkutan Angkutan bus dalam kota Angkutan bus perbatasan Angkutan ojek motor Angkutan bus antar kota Angkutan laut domestik penumpang (dalam kabupaten)
SkorTerbobot 0.2434 0.1581 0.1496 0.1291 0.1002 0.1615 0.1564 0.1478 0.1155 0.1149 0.2216 0.2136 0.1144 0.1014 0.1011 0.2613 0.1347 0.1219 0.1017 0.0862 0.1899 0.1099 0.1094 0.1023 0.1020 0.1840 0.1623 0.1097 0.0994 0.0856
0.1938 0.1468 0.1444 0.1250 0.0822
166
2.3. KPJu unggulan UMKM lintas sektor di Kabupaten Sumba Timur Dalam r angka memenuhi k ebutuhan i nformasi t entang penet apan kompetensi inti daer ah di lakukan penet apan K PJu ungg ulan Li ntas sektor. D engan mempertimbangkan bob ot k epentingan at au pr ioritas setiap se ktor usa ha ( Tabel 1 1) serta hasi l s kor K PJu u nggulan se tiap se ktor u saha y ang t elah di peroleh ( Tabel 1 2) dilakukan anal isa deng an m enggunakan M etoda B ayes. B erdasarkan hasil anal isis, diperoleh 10 ( sepuluh) KPJu ungg ulan l intas s ektor ber dasarkan urutan ni lai sk or terbobot K PJu y ang ber sangkutan, se perti di sajikan pada T abel 1 3. P ada T abel 13. dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Sumba Timur adalah budi daya Kerbau dan Sapi, perdagangan t ernak dan hasi lnya, usa ha penangkapan ikan di laut, dan pet ernakan ayam ras pedaging. H asil lengkap berupa rangking at au u rutan KPJu ungg ulan l intas sektor usa ha be rdasarkan ni lai s kor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 13 Tabel 13. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sumba Timur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJu
Kerbau Sapi Ternak dan hasil-hasilnya Usaha Penangkapan ikan di laut Ayam Ras Pedaging Usaha budidaya rumput laut Hasil pertanian/Hortikultura Salon Angkutan bus dalam kota Bambu
Skor Terbobot 0.0455 0.0416 0.0355 0.0325 0.0313 0.0313 0.0267 0.0261 0.0243 0.0238
Sektor Usaha Peternakan Peternakan Perdagangan Perikanan Peternakan Perikanan Perdagangan Jasa-Jasa Angkutan Hutan
Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor adalah usaha budidaya rumput laut, perdagangan hasil pertanian/hortikultura, jasa salon, usaha angkutan bus dalam k ota dan budidaya bambu. Apabila di telaah l ebih lanjut dari 10 K PJu unggulan lintas sektor, maka sektor perdagangan menempatkan 4 KPJu, di ikuti pet ernakan 2 K PJu ( 2 level t eratas), dan si sanya dar i se ktor pertambangan, perkebunan, perikanan dan tanaman pangan.
2.4. Hasil Analisis Potensi dan Prospek KPJu Unggulan Kabupaten Sumba Timur Kedudukan K PJu U nggulan di K abupaten Sumba T imur berdasarkan hasi l penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:
167
Tabel 13. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Sumba Timur No
KPJu Unggulan
1 2 3 4
Kerbau Sapi Ternak dan hasil-hasilnya Usaha Penangkapan ikan di laut Ayam Ras Pedaging Usaha budidaya rumput laut Hasil pertanian/ Hortikultura Salon Angkutan bus dalam kota Bambu Hasil Olahan Data primer
5 6 7 8 9 10
Skor Kriteria Potensi Prospek Potensi Prospek 4,60 3,40 Sangat Sesuai Sesuai 4,40 3,40 Sangat Sesuai Sangat Sesuai 3,20 2,80 Sesuai Sesuai 3,20 3,80 Sangat Sesuai Sangat Sesuai
Kuadran I I I I
3,00 3,00 2,60
2,80 Sangat Sesuai 2,80 Sesuai 2,60 Cukup Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai
I III IV
3,60 2,60 2,80
2,80 Sesuai 2,00 Cukup Sesuai 2,00 Cukup Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai
III IV IV
Seperti dapat di lihat pada T abel 13 di a tas, t erdapat 5 K PJu U nggulan l intas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik, yaitu Usaha Ternak Kerbaui, Usaha Ternak Sapi, perdagangan ternak dan ha silnya, dan Usaha Penangkapan ikan di laut.
168
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1.
Kesimpulan
3.1.1. Pada t ataran tujuan, unt uk pen gembangan U MKM, t erpenting adal ah unt uk tujuan “peningkatan daya saing produk” diikuti berturut turut oleh “penyerapan tenaga kerja” kemudian “ pertumbuhan e konomi. K ondisi dem ikian, menunjukkan bahwa para pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi pengembangan U MKM di K abupaten S umba T imur sa ngat m enyadari pentingnya daya saing produk dalam pengembangan UMKM di Sumba Timur, karena tanpa daya saing, output dari UMKM akan sulit bersaing di pasar. Ketidak mampuan bersaing di pasar akan berakibat pada rendahnya ketahanan dan keberlanjutan UMKM. 3.1.2. Kriteria penen tuan K PJU U nggulan terpenting ( ranking kepentingan) be rturutturut adal ah 1) ketersediaan t eknologi, 2) ketersediaan pasa r, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sa rana pr oduksi, 7) a ksesibilitas terhadap/ kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan bak u dan y ang t erakhir adal ah 11) aspek sosial budaya. 3.1.3. Untuk pengembangan UMKM, sektor utama di Kabupaten Sumba Timur adalah sektor Peternakan merupakan pr ioritas pertama. S ektor usa ha l ain berdasarkan t ingkat ke pentingannya berturut-turut adal ah se ktor usa ha tanaman pan gan, perikanan, per dagangan, angkutan, j asa-jasa, pariwisata, perkebunan, kehutanan, dan perindustrian. 3.1.4. Sepuluh K PJU U nggulan l intas sektor unt uk penegmbangan U MKM di Kabupaten S umba Timur ber turut-turut adal ah : 1) kerbau, 2 ) sa pi, 3) Ternak dan hasil-hasilnya, 4) Usaha Penangkapan ikan di laut, 5) Ayam Ras Pedaging, 6) Usaha budidaya rumput laut, 7) Hasil pertanian/ Hortikultura, 8) salon, 9) Angkutan bus dalam kota, dan 10) babu. 3.1.5. Jenis usaha/komoditi y ang dipandang po tensi dan pr ospek deng an kategori baik sa mpai sa ngat bai k adal ah: 1) k erbau, 2) sapi, 3) Perdagangan Ternak dan hasil-hasilnya, dan 4) Usaha Penangkapan ikan di laut.
3.2. Rekomendasi 3.2.1. Upaya ber bagai pi hak dalam peng embangan U MKM d i N TT termasuk Kabupaten Sumba Timur mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 ( lima) hal pen ting s ebagai necessery condition (syarat k eharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan m enegemen usa ha, peny erapan t enaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, t etapi l ebih m erupakan suffisien condition (syarat k ecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT.
169
3.2.2. Dalam r uang l ingkup rekomendasi ( 1), di harapkan ber bagai pi hak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Sumba Timur disarankan untuk m engembangkan U KM di bi dang K PJU Unggulan y ang se cara po tensi dan pr ospek t ergolong baik dan sa ngat bai k, yaitu: Usaha T ernak K erbaui, Usaha Ternak Sapi, per dagangan t ernak dan hasi lnya, dan U saha Penangkapan ikan di laut. 3.2.3. Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan b erkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari t erjadinya k etimpangan pr ogram, di sarankan ag ar di bentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pem berdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah. 3.2.4. Lembaga perbankan – terutama BUMN – diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan se hingga memungkinkan pa ra pelaku U MKM l ebih mudah mengakses pembiayaan y ang ber asal dar i pe rbankan. P erlu di pertimbangkan untuk m embentuk se buah badan k oordinasi per bankan di t ingkat l okal y ang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi se babagi forum komunikasi dan konsultasi ant ara pi hak per bankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Sumba Timur dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah.
170
BAB I KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN SUMBA TENGAH 1.1. Kondisi Fisik Wilayah 1.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu dari 21 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibu kota berkedudukan di Waibakul di Kecamatan Katikutana. Kabupaten Sumba Tengah resmi dimekarkan dari Kabupaten Sumba Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2007 dan diresmikan tanggal 22 Mei 2007. Secara astronomis terletak pada 20’-9050’ Lintang Selatan (LS) dan 1190 22’ – 1190 55’ Bujur Timur (BT). Kabupaten Sumba Tengah terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Mamboro, Katikutana, katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay Barat (U.R. Nggay Barat) dan Kecamatan Umbu Ratu Nggay. Kabupaten Sumba Tengah memiliki batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumba; b. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sumba Timur; c. sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; dan d. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat. Luas wilayah daratan Kabupaten Sumba Tengah seluas 1.869,18 km2 atau 186.918 ha yaitu 3,95% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perincian kecamatan dan luas setiap kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah adalah sebagai berikut. Tabel 1.
No 1 2 3 4 5
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012
Kecamatan
Ibu Kota
Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatam Jumlah
Mananga Waibakul Rita Lendi Wacu Waikabeti
Luas Wilayah (Km2) 358,59 447,17 272,05 791,37 78,83 1.869,18
Persentas e (%) 19,18 23,92 14,55 42,34 19,71 100,00
Jumlah Desa/Kelurahan
Ketinggian Rata-rata dpl (m)
13 7 18 18 9 65
0-450 0-800 0-800 0-800 0-720
Sumber: Kabupaten Sumba Tengah Dalam Angka, 2012
Gambar 1. Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah 171
Banyaknya desa berdasarkan perkembangan desa di Kabupaten Sumba Tengah sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah Desa di Kabupaten Sumba Tengah No 1 2 3 4 5
Kecamatan Ibu Kota Mamboro Mananga Katikutana Waibakul U. R. Nggay Barat Maderi Umbu Ratu Nggay Lendi Wacu Katikutana Selatan Waikabeti Sumba Tengah Waibakul Sumber: Sumba Tengah dalam Angka, 2012
1.1.2.
Desa 13 7 18 18 9 65
Swadaya 8 1 13 14 3 39
Swakarya 4 4 5 4 4 21
Swasembada 1 2 2 5
Topografi dan iklim
Keadaan topografi Kabupaten Sumba Tengah umumnya berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan tingkat kemiringan dengan kisaran 140-400 atau rata-rata mencapai 400. Wilayahnya berada pada ketinggian dari permukaan laut 0 - 800 meter, terutama di daerah Umbu Ratu Nggay. Kabupaten Sumba Tengah memiliki iklim tropis dengan temperatur udara minimum berkisar antara 21OC sampai 23OC dan temperatur maksimum sampai 34OC. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2006 sebesar 78%. Banyaknya hari hujan setahun disetiap kecamatan bervariasi antara 17 – 85 hari dalam setahun. Pada tahun 2011 jumlah curah hujan di wilayah ini bervarias antara 500 – 1.700 mm. Curah hujan tertinggi biasa terjadi pada bulan Januari sedangkan curah hujan terendah pada bulan Juni. Tabel 3. Banyaknya hari Hujan dan Jumlah Curah Hujan Setahun Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Kecamatan Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan
Banyaknya Hari Hujan/tahun 57 85 17 -
Curah Hujan (mm) 817 1.784 996 -
Sumber: Sumba Tengah Dalam Angka, 2012 c. Lahan dan penggunaannya Total lahannya seluas 1.869,18 km2 atau 186.918 ha yang berada pada ketinggian 0 hingga lebih 800 m diatas permukaan laut. Pemanfaatan lahan terdiri dari lahan pertanian berupa lahan sawah 7.832 ha (4,18%) dan lahan kering seluas 179.039 ha (95,81%). Lahan kering dimanfaatkan sebagai lahan kebun, kawasan hutan, ladang/tegalan, pemukiman, lahan pertambangan, kolam, tambak, dan lainnya. Perincian penggunaan lahan disajikan pada Tabel 4.
172
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012 No Penggunaan Lahan Luas (ha) A Lahan Kering 1 Pekarangan untuk Bangunan dan Halaman Sekitarnya 3.273 2 Lahan Tegal/Kebun 7.858 3 Lahan Ladang/Huma 6.146 4 Lahan Pengembalaan/Padang rumput 35.394 5 Rawa-Rawa yang Tidak Ditanami Padi 50 6 Kolam/Empang 54 7 Lahan Sementara Tidak Diusahakan 26.023 8 Lahan Tanaman Kayu-Kayuan/Hutan Rakyat 23.078 9 Perkebunan Negara/Swasta 1.508 10 Hutan Negara 58.720 11 Tanah Kering Lainnya 16.935 Jumlah A 179.039 B Lahan Sawah 1 Berpengairan 2.158 2 Tidak Berpengairan 5.674 Jumlah B 7.832 TOTAL 186.871
Persentase 1,75 4,21 3,29 18,94 0,03 0,03 13,93 12,35 0,81 31,42 9,06 95,81 1,15 3,04 4,19 100,00
Sumber: Sumba Tengah Dalam Angka, 2012 (diolah)
1.2. Demografi Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduknya ( sebelum pemekaran dari Sumba Barat) sebanyak 49.749 jiwa, kemudian hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk sudah mengalami peningkatan menjadi 62.475 jiwa dan selanjutnya pada tahun 2011 mencapai 63.722 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 30.777 jiwa dan perempuan sebanyak 33.141 jiwa yang tersebar pada lima kecamatan dengan kepadatan 34 jiwa/km2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah kecamatan Katikutana yang mencapai 126 jiwa/km2 dan yang terjarang adalah kecamatan Umbu Ratu Nggay dengan rata-rata 15 jiwa/km2(Tabel 5). Laju pertumbuhan penduduknya selama 11 tahun terakhir rerata mencapai 2,31%/per tahun. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Kecamatan Mamboro Katikutana U. R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Sumba Tengah
KK 7.399 5.144 8.646 6.435 5.321 32.945
Laki-laki 7.054 4.793 7.848 6.054 5.028 30.777
Perempuan 7.138 4.776 8.456 7.389 5.382 33.141
Jumlah 14.192 9.569 16.304 13.443 10.410 63.918
Kepadatan 40 126 60 15 28 34
% 23 16 26 20 16 100
Sumber: Sumba Barat Dalam Angka, 2012 Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa penyebaran penduduknya relatif merata. Sebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan U.R. Nggay Barat (26%), diikuti Kecamatan Mamboro (23%), Kecamatan U.R.Nggay (20%), dan terkecil di Katikutana dan Katukutana Selatan yang masing-masingnya 16%. Perkembangan jumlah penduduknya sejak tahun 2000 sampai dengan 2011 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut: 173
Gambar 2. Perkembangan Penduduk Kabupaten Sumba Tengah
1.3.
Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia
1.3.1. Sumber Daya Alam Kabupaten Sumba Tengah memiliki beberapa potensi sumberdaya alam meliputi sumberdaya alam tambang, pertanian, perkebunan, sumberdaya dibidang kehutan, dan sumberdaya perairan yang meliputi laut dan perairan darat. Potensi sumberdaya tambang di Kabupaten Sumba Tengah diantaranya adalah berbagai jenis batuan, mineral dan galian C seperti pasir, batu, dan tanah liat Di wilayah ini juga diprediksi memiliki potensi sumber daya alam pasir besi di pantai Kamaru Jangga Kecamatan Mamboro dan di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat. Kabupaten Sumba Tengah memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Luas areal pertanian sekitar 7.832 ha dan luas potensi perkebunan 9.366 ha. Hasil pertanian yang utama adalah ubi kayu, padi dan jagung. Hasil kebun yang utama adalah kelapa, pinang kopi, dan jambu mete. Sumberdaya hutan Kabupaten Sumba Tengah memiliki luas wilayah hutan 81.798 ha. Dari luasan tersebut sebahagian besar berupa hutan negara 58.720 ha diantaranya berupa hutan lindung dan hutan produksi, serta hutan rakyat seluas 23.078 ha. Produksi kehutanan berupa kayu dari berbagai jenis kayu dan yang terutama adalah kayu cendana dan rimba campuran. Hasil hutan bukan kayu berupa madu dan hasil hewan buruan. Dibidang perikanan Kabupaten Sumba Tengah memiliki sumberdaya perairan dimana sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut. Selain sumberdaya alam tersebut diatas, Kabupaten Sumba Tengah kaya akan potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Wilayahnya memiliki lahan pengembalaan/padang rumput yang luas mencapai luasan 35.394 ha, kaya akan hijauan sumber pakan ternak. Kabupaten Sumba Tengah juga memiliki sumberdaya alam sebagai obyek wisata, baik wisata alam, sejarah maupun wisata budaya. 1.3.2. Sumberdaya Manusia Pembangunan sumberdaya manusia di suatu wilayah dapat dilihat berdasarkan indikator Indeks pembangunan manusia (IPM) yang dapat dibandingkan dengan wilayah lainnya. IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat 174
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2005, nilai IPM Kabupaten Sumba Tengah adalah 61,04. Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka nilai IPM Kabupaten Sumba Tengah termasuk sangat rendah berada pada posisi ke 20 (dua puluh) diantara 21 kabupaten/kota saat itu. Hal ini mengindikasikan perlunya program peningkatan mutu SDM yang lebih cerdas dan berkesinambungan di Kabupaten Sumba Tengah. Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup (62,93 tahun), indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah ( 5,32) penduduknya dan angka melek huruf (75,57%), serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk ( Rp609,72 ribu rupiah). Berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional tahun 2011 tingkat harapan hidup penduduk Kabupaten Sumba Tengah adalah adalah 69,93 yang mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang hanya sebessar 62,74 tahun..Angka tingkat harapan hidup ini masih berada di bawah rata-rata provinsi NTT yaitu 62,88 untuk laki-laki dan 67,23 untuk perempuan. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah angka partisipasi sekolah. Tabel 6. Persentase Penduduk 7-24 Tahun menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Partisipasi Sekolah Tahun 2012 Jenis Kelamin dan Kelompopk Usia
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Laki-laki 7 - 12 3,41 13 – 15 1,56 16 – 18 4,63 19 – 24 6,84 Perempuan 7 - 12 0,61 13 – 15 0 16 – 18 1,74 19 – 24 0 Laki-laki dan Perempuan 7 - 12 2,04 13 – 15 0,75 16 – 18 2,97 19 – 24 3,59 Sumber: Sumba Tengah dalam Angka, 2012
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Total
96,01 89,21 60,44 13,68
0,58 9,23 34,93 79,48
100 100 100 100
98,2 94,31 72,41 3,02
1,19 5,69 25,85 96,98
100 100 100 100
97,08 91,85 67,33 8,64
0,88 7,4 29,7 87,77
100 100 100 100
175
Hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dari pemeritah Kabupaten Sumba Tengah adalah upaya mendorong bahkan meningkatkan partisipasi penduduk usia 19-24 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas, karena rerata 87,77% penduduk usia 19-24 tahun tidak bersekolah lagi. Dengan berbagai upaya melalui program dan kegiatan pemerintah mestinya diupayakan untuk meningkatkan mutu SDM melalui pendidikan pada jenjang akademi dan Universitas sehingga dalam jangka panjang cukup tersedia tenaga kerja yang bermutu untuk membangun Kabupaten Sumba Tengah. Data menunjukkan bahwa hanya 3,45% penduduk usia 10 tahun ke atas yang berijazah Diploma dan Sarjana, sementara itu pada sisi lain diperlukan tenaga kerja yang memiliki ijazah Sarjana dan Magister. Sedangkan berdasarkan perolehan ijazah terakhir yang dimilki bagi penduduk yang telah berumur 10 tahun ke atas, dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ijazah Tertinggi yg Dimiliki Laki-laki Tidak Punya Ijazah 47,15 SD/MI 28,26 SLTP/Sederajat 11,85 SLTA /Sederajat 7,62 SMK/Sederajat 1,9 Diploma I/II 0,29 Diploma III/Akademi 1,61 Diploma IV/S1 1,32 S2 0 Sumba Tengah 100 Sumber: Sumba Tengah Dalam Angka, 2012
1.4.
Perempuan 40,64 35,68 10,24 7,04 2,72 1,76 0,8 1,12 0 100
Total 44,04 31,8 11,08 7,34 2,29 1,00 1,23 1,22 0 100
Infrastruktur Wilayah
1.4.1. Prasarana Jalan Panjang jalan di wilayah Kabupaten Sumba Tengah dengan mengacu data tahun 2011 setelah pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat tahun 2007 adalah sepanjang 700,50 km. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang negara sepanjang 58,0 km, di bawah wewenang Provinsi sepanjang 27 km dan sisanya di bawah wewenang kabupaten sepanjang 615,50 km. Pemukaan jalan jalan yang diaspal sebanyak 45,22 % dari total panjang jalan yang ada, selebihnya 28,75% jalan kerikil dan 26,02% berupa jalan dengan permukaan tanah. Prasarana angkutan laut masih merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibu kota kecamatan dan daerah lainnya. Salah satu pelabuhan penting ke wilayah ini melalui Sumba Barat Daya yaitu pelabuhan laut Waikelo sebagai sarana pendaratan penumpang dan barang melalui transportasi laut. Prasarana transportasi udara berupa pelabuhan udara di wilyah ini juga belum ada sehingga harus melalui pelabuhan udara Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya. Sarana transportasi orang dan barang yang tersedia di Kabupaten Sumba Tengah dapat dirinci sebagai berikut: mobil penumpang sebanyak 35 unit, mobil barang sebanyak 44 unit, Micro Bus (Bus Mini) sebanyak 3 unit dan speda motor tetapi tidak tersedia data jumlah speda motor di wilayah Sumba Tengah.
176
1.4.2. Prasarana Listrik dan Air Minum Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Sumba Tengah dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik Negara melalui jaringan interkoneksi unit pembangkit ranting Sumba Barat dengan Sub Ranting Mamboro, Wanokaka, Walakaka, dan Katikuntana. Pada tahun 2011 Kabupaten Sumba Barat, dan juga termasuk di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah tercatat jumlah listrik yang diproduksi sebesar 10.556.376 kwh, jumlah pelanggan listrik tercatat sejumlah 5.718 pelanggan dengan jumlah tenaga listrik yang disalurkan sebanyak 10.311.252 Kwh dan daya terpakai sebanyak 9.745.474 kwh atau senilai Rp 7.288.733.210. Berdasarkan data yang dikutip dari Sumba Tengah Dalam Angka, 2012 tidak tersedia data pembangkit listrik pada sub ranting Katikutana, sedangkan Sub Ranting Mamboro memproduksi tenaga listrik di wilayah ini sebesar 341.621 kwh, dengan jumlah pelanggan listrik tahun 2011 tercatat 1.190 Sub Ranting Katikutana pelanggan, dan 389 pelanggan Sub Ranting Mamboro dengan jumlah daya terpakai sebanyak 1.623.920 kwh atau senilai Rp 1.105.820.070. Masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari dari berbagai sumber. Sebahagian besar rumah tanga di Kabupaten ini memanfaatkan sumur sebagai sumber air, diikuti dari mata air, ledeng dan air sungai. Sumber pengolahan air bersih dikelola melalui 1 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten, yaitu di Katikutuna. Data tentang jumlah air yang diproduksi, disalurkan dan nilai pemakaian serta jumlah pelanggan belum tersedia data dalam dokumen Sumba Tengah dalam Angka 2012. 1.4.3. Prasarana Komunikasi Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayananpelayanan berkenaan semakin meningkatnya permintaan akan jasa komunikasi. Salah satunya dengan pembangunan kantor pos. Sejak pemekaran Kabupaten Sumba Barat tahun 2007 menjadi tiga kabupaten, satu diantaranya adalah Sumba Tengah, telah dibangun satu kontor pos di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat ( Sumba Tengah Dalam Angka, 2012) selain Kantor Pos di Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat. Produksi jasa pos selama tahun 2012 adalah 14 surat biasa dan 41 surat kilat., tidak ada data tentang paket pos yang dikirim atau diterima melalui kantor pos Umbu Ratu Nggay Barat selama periode 2012. Kehadiran kantor pos di wilayah ini juga selain melayani jasa komunikasi juga melayani pembayaran gaji pensiunan, rekening listrik,air dan telpon. Prasarana komunikasi melalui telepon kabel yang disediakan oleh PT Telkom,tbk tidak tersedia data Satuan Sambungan Terpasang (SST) berikut pelanggannya (Sumba Tengah dalam Angka, 2012). Selain prasarana komunikasi telpon kabel, data tentang prasarana komunikasi telpon nirkabel juga tidak tersedia, walaupuan dalam kenyataannya masyarakat atau penduduk Kabupaten Sumba Tengah sudah menggunakan sarana telpon nirkabel dalam berkomunikasi sehari-hari. 1.4.4. Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA sejak masih bergabung dengan Kabupaten Sumba Barat. Berdasarkan data yang diperoleh hingga tahun 2012 diketahui bahwa semua jenjang pendidikan mulai dari pra sekolah, SD hingga SMP ada di semua kecamatan, kecuali 177
SMA/sederajat hanya terdapat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Katikutana, dan Katikutana Selatan. Sementara itu, SMK terdapat di Kecamatan Mamboro dan Umbu Ratu Nggay. Jumlah sekolah, Murid dan Guru sekolah negeri dan swasta adalah: Tabel 8.
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K /PAUD 14 82 565 2.552 2. S D 40 32 6.841 6.215 3.SDLB 1 0 60 4. SLTP 21 4 2.755 875 5. SMU 2 1 387 641 6. SMK 2 0 938 0 Sumba Tengah 80 119 11546 10283 Sumber : Kabupaten Sumba Tengah Dalam Angka, 2012 Sekolah
Guru Negeri Swasta 58 187 444 372 10 299 68 36 35 57 0 904 662
Jumlah Sekolah 96 72 1 25 3 2 199
1.4.5. Prasarana kesehatan Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah telah tersedia puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang ketersediaanya hampir merata di seluruh kecamatan. Jumlah Tenaga Kesehatan pada tahun 2012 terdiri dari 13 orang dokter umum, 38 bidan dan 157 perawat serta ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis dan nopn paramedis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya dokter sudah tersedia di setiap kecamatan kecuali Katikutana karena belum ada Pusekesmas. Selain pelayanan kesehatan rawat jalan, pada sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) juga disediakan layanan kesehatan rawat inap untuk mengatasi belum tersedianya rumah sakit di wilayah ini. Jumlah Puskesmas dan kapasitas temapt tidur yang tersedia untuk memberikanlayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.
1.5.
Ekonomi wilayah
1.5.5. Konsumsi domestik Ciri negara berkembang tergambar jelas dari hasil SUSENAS 2011 yang menunjukkan porsi pengeluaran untuk makanan di Sumba Tengah yang lebih besar dari pada pengeluaran untuk bukan makanan. Pengeluaran untuk makanan mencapai 67,9 % sedangkan untuk bukan makanan sebesar 32,1%. Hasil SUSENAS 2011 menunjukkan bahwa sekitar 73,06% penduduk tergolong sebagai penduduk dengan rata-rata pengeluaran konsumsi sebesar < Rp. 100.000 – Rp. 499.999.- per kapita per bulan. Tidak ada rumah tangga dengan pengeluaran di bawah Rp. 100.000,- sedangkan sisanya di atas Rp. 499.999.Gambar 3. Persentasi Pengeluaran per Kapita Sebulan menurut Jenis Pengeluaran 178
Tabel 9. Golongan Pengeluaran per Kapita dalam Sebulan Kabupaten Sumba Tengah, 2011 Golongan
Pengeluaran 0,40 12,46 28,74 34,81 16,79 6,81 100,00
< 10.0000 100.000-149.999 150.000-199.999 200.000-299.999 300.000-499.999 500.000 ≥ Jumlah
Sumber: Sumba Tengah dalam Angka, 2011 1.5.6. Struktur Ekonomi Wilayah a. Produk Domestik Regional Bruto Nilai PDRB Kabupaten Sumba Tengah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan sejak setelah pemekaran khususnya selama periode Tahun 2009-2011 terus meningkat. Nilai PDRB Kabupaten Sumba Tengah senilai 257.465,61 juta pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 333.830,76 juta rupiah pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 29,66 % dibanding tahun 2009 (Tabel 10.) Tabel 10. Perkembangan PDRB Kabupaten Sumba Tengah Menurut Sektor Tahun 2009-2011 No
Sektor
1
Pertanian 1. Tanaman Pangan 2. Tanaman Perkebunan 3. Peternakan 4. Kehutanan 5. Perikanan Pertambangan a.Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih 1. Listrik 2. Air Bersih Bangunan Konstruksi Perdagangan, Resto dan Hotel 1. Perdagangan 3. Restoran Pengangkutan dan Telekomunikasi a. A n g k u t a n 1. Jalan Raya b. K o m u n i k a s i Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan a.Bank b.Lembaga Keuangan Non Bank c. Sewa Bangunan d. Jasa Perusahaan Jasa-Jasa a. Pemerintahan Umum b. Swasta/Private 1. Sosial & Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB Kabupaten Sumba Tengah
2 3 4 5 6 7
8
9
2009(juta) Berlaku Konstan 131.651,24 59.659,38 81.667,98 33.760,47 12.940,95 5.634,19 30.779,87 17.651,66 216,96 143,32 6.045,48 2.460,74 5.305,55 2.452,96 5.305,55 2452,96 1.803,43 861,77 151,60 84,07 106,61 51,21 44,99 32,86 17.441,80 7.498,44 17.660,25 7.606,65 17.607,53 7.581,98 52,71 24,66 1.588,02 1.195,74
2011 (juta) Berlaku Konstan 163.636,20 62.097,38 100.983,72 34.931,59 16.024,73 5.988,42 38.732,72 18.373,79 284,61 149,52 7.610,41 2.654,06 7.075,80 2.854,17 7.075,80 2854,17 2.316,34 974,17 204,73 96,94 138,77 61,74 65,96 35,2 24.347,70 8.468,76 25.762,20 9.127,43 25.693,64 9.099,23 68,56 28,2 2.282,90 1.406,56
Perkembangan % Berlaku Konstan 24% 4% 24% 3% 24% 6% 26% 4% 31% 4% 26% 8% 33% 16% 33% 16% 28% 13% 35% 15% 30% 21% 47% 7% 40% 13% 46% 20% 46% 20% 30% 14% 44% 18%
1.553,33 1.553,33 34,69 4.872,65
1.181,33 1.181,33 14,42 1.989,77
2.235,72 2.325,72 47,18 6.154,91
1.388,63 1.388,63 17,92 2.268,45
44% 50% 36% 26%
18% 18% 24% 14%
2.713,18 314,13 1.845,33 0 76.991,09 72.095,38 4.895,71 3.126,99 0 1.768,72 257.465,63
1.068,99 176,96 743,82 0 17.062,69 14.636,48 2.426,21 1.615,84 0 810,37 98.411,47
3.476,57 399,29 2.279,05 0 102.049,98 96.130,84 5.919,14 3.875,30 0 2.043,84 333.803,76
1.288,74 190,12 789,59 0 20.312,17 17.764,38 2.547,80 1.682,22 0 865,58 107.606,03
28% 27% 24% 0% 33% 33% 21% 24% 0% 16% 30%
21% 7% 6% 19% 21% 5% 4% 7% 9%
Sumber: Kabupaten Tengah Dalam Angka, 2012
179
Struktur Perekonomiannya bila dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011, didominasi oleh sektor pertanian (49,02%) khususnya dari subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan . Sektor jasa-jasa merupakan sektor kedua terbesar yang memberi kontribusi sebesar 30,57% terhadap total PDRB. Selanjutnya diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (7,72%), bangunan dan kosntruksi (7,10%). Sedangakn kontribusi sektor lainnya berada di bawah lima persen. Laju perkembangan berbagai sektor usaha di luar migas, di Kabupaten Sumba Tengah dilihat berdasarkan perkembangan nilai PDRB-nya atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan sebesar 4,39% dalam kurun waktu 2009-2011. Pada periode yang sama pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor perdagangan, restoran dan perhotelan (9,35%) diikuti sektor jasa-jasa (8,57%), pengangkutan dan telekomunikasi (8,33%), pertambangan/penggalian (7,44%), industri pengolahan (6,41%) dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan (6,24%) (tabel 11) Tabel 11. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Kabupaten Sumba Tengah, 2011 (ADHK) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha 2009 2010 2011 Pertanian 2,07 2,04 2,02 Pertambangan dan Galian 6,59 7,52 8,21 Industri Pengolahan 6,59 6,39 6,26 Listrik, Gas dan Air Minum 6,72 7,23 7,54 Bangunan/Konstruksi 5,31 5,63 6,92 Perdagangan, Hotel & Restoran 8,97 9,38 9,7 Pengangkutan dan Komunikasi 8,08 8,38 8,54 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,18 6,65 6,9 Jasa-Jasa 7,5 8,5 9,72 PDRB Sumba Barat Daya 4,02 4,35 4,79 Sumber: Diolah dari PDRB Sumba Tengah, Sumba Tengah dalam Angka, 2012
Rerata 2,04 7,44 6,41 7,16 5,95 9,35 8,33 6,24 8,57 4,39
b. Kondisi Produksi b.1. Sektor pertanian Subsektor tanaman pangan Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama perekonomian di Kabupaten Sumba Tengah. Pada Tahun 2011 subsektor tanaman pangan memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB wilayah ini, yaitu mencapai 30,25% atau sebesar Rp 100.983,72 juta. Nilai PDRB subsektor tanaman pangan tersebut rata-rata mengalami penaikan sebesar 4% selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011 total luas areal panen tanaman pangan adalah 16.836 ha dengan total produksi 40.246 ton (Tabel 12).
180
Tabel 12. Jumlah Luas Tanam, Panen serta Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 Luas Panen Produksi Produktivits % (Ha) (Ton) (Ton/Ha) (produksi) 1. Padi sawah 4.973 17.519 3,52 94,87 2. Padi ladang 457 947 2,07 5,13 3. Padi sawah & ladang 5.430 18.466 3,40 45,88 4. Jagung 4.139 10.107 2,42 25,11 5. Ubi kayu 758 7.340 9,68 18,24 6. Ubi jalar 456 3.706 8,12 9,21 7. Kacang tanah 268 308 1,15 0,77 8. Kacang Kedelai 103 100 0,97 0,25 9. Kacang Hijau 252 219 0,89 0,54 Jumlah 11.406 40.246 3,53 100 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Sumba Tengah, 2013 Jenis Tanaman
Produksi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sumba Tengah pada Tahun 2011 yang terbesar berasal dari padi dengan luas panen 5.340 ha dan produksi 18.466 ton atau 45% dari total produksi komoditi tanaman pangan di wilayah ini. Selanjutnya Tanamana jagung memberi kontribusi 25,11% dari total produksi tanaman bahan makanan dengan total luas areal panen seluas 4.135 ha dan tingkat produksi 10.107 ton. Selanjutnya tanaman Ubi kayu dengan luas panen 758 ha dan jumlah produksi 7,340 ton atau mencapai 18,24%. Berdasarkan data pada Tabel 14. Sebaran tanaman pangan di Kabupaten Sumba Tengah khususnya komoditi padi dihasilkan di semua kecamatan dengan produksi terbanyak terdapat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 6973 ton (37,76%) dari total produksi padi (18.466 ton), selanjutnya diikuti Kecamatan Katikutana Selatan sebanyak 3.848 ton (20,84), Katikutana (20,09) dan Mambor (18,74%). Produksi padi sawah terbanyak di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Katikutana Selatan dan Mambiro. Sementara produksi padi ladang juga terdapat di semua kecamatan dengan produksi tertinggi berada di kecamatan Katikutana sebanyak 858 ton (90,60%) dan Katikutana Selatan (4,44%), Umbu Ratu Nggay Barat (62,85%), Mamboro dan Umbu ratu Nggay masing-masingnya 1,06%. Selengkapnya jumlah produksi padi sawah dan padi ladang menurut kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah dicantumkan pada Tabel 13. Tabel 13. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Sumba Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Jumlah
Luas Panen (Ha) 920 795 2011
Padi Sawah Produksi (Ton)
Produkti vitas (Ton/Ha)
Luas Panen (Ha)
Padi Ladang Produksi (Ton)
Produkti vitas (Ton/Ha)
3.451 2.852 6.945
3,75 3,53 3,45
5 283 68
10 858 27
1,97 3,03 0,39
138
465
3,38
17
10
0,56
1.110
3.806
3,42
83
42
0,51
4.973
17.519
3,52
457
947
2,07
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Sumba Tengah, 2013
181
Luas panen dan produksi tanaman Jagung dan Ubi Kayu menuurut kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011. Luas panen jagung pada Tahun 2011 seluas 4.139 ha dengan tingkat produksi mencapai 10.107 ton. Bila dilihat menurut sebarannya, tanaman jagung terbanyak terdapat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dengan luas panen 1.540 ha dan jumlah produksi 3.114 ton atau sebesar 30,81 dari total produksi tanaman jagung di wilayah ini. Selanjutnya luas panen dan produksi ubi kayu mencapai 758 Ha dengan totoal produksi 7.340 ton. Tabel 14. Luas Panen dan Produksi Jagung dan Ubi Kayu di Kabupaten Sumba Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Jagung
Ubi Kayu Produkti Luas Kecamatan Luas Panen Produksi Produksi Produktivita vitas Panen (Ha) (Ton) (Ton) s (Ton/Ha) (Ton/Ha) (Ha) Mamboro 828 1.876 2,27 286 2.674 9,35 Katikutana 413 1.675 3,81 118 1.281 10,86 U.R. Nggay Barat 1.540 3.114 2,02 167 1.417 8,51 Umbu Ratu Nggay 781 1.547 1,98 59 555 9,36 Katikutana Sealatan 577 1.994 3,46 128 1.412 11,01 Jumlah 4139 10.107 2,42 758 7.340 9,68 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Sumba Tengah, 2013 Tanaman pangan lainnya seperti ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang
hijau relatif lebih sedikit baik dilihat dari luas panen dan tingkat produksinya pada Tahun 2011. Total produksi tanaman ini memberi kontribusi sebesar 10,77% dari total produksi bahan pangan di wilayah ini. Tabel 15. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedelai dan Kacang Hijau di Kabupaten Sumba Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kabupaten/ Kota
Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Sel. Jumlah
Ubi Jalar Luas Produksi Panen (ton) (ha) 65 923 6 76 355 2315
Kacang Tanah Luas Produksi Panen (ton) (ha) 191 81 6 18 33 104
Kacang Kedelai Luas Produksi Panen (ton) (ha) 9 16 6 7 4 13
Kacang Hijau Luas Produksi Panen (ton) (ha) 170 92 7 11 39 93
17
197
32
94
1
3
5
7
14
195
6
11
83
61
32
16
456
3706
268
308
103
100
252
219
Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumba Tengah, 2013.
(2). Subsektor perkebunan Subsektor perkebunan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011yaitu sebesar Rp5.988,42 juta atau sebesar 5,56% (ADHK). Tanaman perkebunan yang utama dan banyak diusahakan oleh Masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah adalah dari jenis komoditi tanaman Jambu mete, kelapa, kopi, pinang, dan kakao. Total luas areal perkebunan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 adalah 5.300 ha dan total produksi sebanyak 699,96 ton. Luas areal dan produksi setiap jenis tanaman perkebunan di Kabupaten Sumba Tengah dapat dilihat pada Tabel 16.
182
Tabel 16. Rekapitulasi Luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 Luas Areal Produksi/ Persentase (Ha) (Ton) (Luas area) 1. Jambu Mete 983 125,58 18,55 2. Kelapa 1416 247,53 26,72 3. Kopi 766 92,95 14,45 4. Kakao (Coklat) 214 6,68 4,04 5. Pinang 686 150,64 12,94 6. Sirih 401 69,02 7,57 7. Jarak Pagar 834 8,56 15,74 Jumlah 5.300 699,96 100 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Sumba Tengah, 2013. Jenis Tanaman
Persentase (produksi) 18,37 3,82 13,28 0,95 21,52 9,86 1,22 100
Berdasarkan data pada Tabel 16. terlihat pada tahun 2011 luas areal tanaman perkebunan terbesar adalah tanaman kelapa dengan luas areal 1.416 ha atau 26,72% dari luas areal perkebunan yang ada tetapi produksinya hanya sebesar 3,28% dari total produksi tanaman perkebunan. Jambu Mete dengan luas areal 982 Ha tetapi kontribusinya terhadap total produksi tanaman perkebunan sebesar 18,37%. Pinang dengan luas areal 686 Ha mengasilkan 150,64 ton atau 21,52% dari total produksi tanaman perkebunan periode yang sama. Produksi kelapa rakyat umumnya dalam bentuk kopra atau kelapa glondongan. Selanjutnya tanaman perkebunan dengan luas areal terbanyak berikutnya adalah jarak pagar seluas 834 Ha dengan produksi 8,56 ton atau 1, 22% dari total produksi tanaman pangan. kopi seluas 766 ha (14,458%) dengan produksi 92,95 ton (13,28%), Sirih mete memiliki luas lahan 401 ha (7,57%) dan produksinya 69,02 ton (9,86%). Tanaman perkebunan lainnya adalah Kakao seluas 214 Ha dan produksi 6,68 ton atau 0,96%. Bila dilihat sebaran tanaman perkebunan, berdasarkan luas arealnya tanaman jambu mete, kelapa, pinang dan kopi banyak terdapat di Kecamatan Katikutana, Mamboro dan Umbu Ratu Nggay. (Tabel 17). Tabel 17. Luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 Kecamatan Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Jumlah Kecamatan Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Jumlah Kecamatan
Jambu Mete Luas Produksi Lahan (Ton) 275 14,31 29 4,00 27 4,56 461,5 83,11 190 19,60 982,5 125,58 Kakao Luas Produksi Lahan 70 1,5 32 2 51 0,35 2,5 0,03 58 5 213,5 6,88 Pinang
Kelapa Luas Produksi Lahan 256 29,44 160 35 408 72,22 358 89,87 234 21 1416 247,53 Vanili Luas Produksi Lahan Sirih
Kopi Luas Produksi Lahan 231 8,5 74 27 84 15,65 78 19,8 309 21 776 91,95 Cengkeh Luas Produksi Lahan Jarak Pagar
183
Luas Luas Luas Produksi Produksi Produksi Lahan Lahan Lahan Mamboro 110 17,1 57 5,4 566 5,8 Katikutana 98 40 83 11 27 1 U.R. Nggay Barat 114 23,46 58 10,35 2 Umbu Ratu Nggay 248 53,28 139 32,68 52 5,76 Katikutana Selatan 117 16,8 110 9,59 175 6 Jumlah 687 150,64 447 69,02 822 18,56 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumba Tengah, 2013
Selain hasil perkebunan, wilayah Kabupaten Sumba Tengah juga memiliki potensi hsil hutan khususnya Kayu Cendana. Potensi Kayu Cendana di Sumba Tengah hingga tahun 2012 adalah: Tabel 18. Populasi Kayu Cendana Menurut Kecamatan dan Jenis Pohon, 2012 Kecamatan Pohon Induk Pohon Muda Mamboro 315 240 Katikutana 100 372 Umbu Ratu Nggay Barat 170 5200 Umbu Ratu Nggay 225 7348 Katikutana Selatan 411 527 Sumba Tengah 1221 13.687 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumba Tengah,2103
Total 555 472 5370 7563 938 14898
(3). Subsektor peternakan Sub sektor peternakan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah pada Tahun 2011 sebesar Rp 18.373,79 juta atau sebesar 17,08% terhadap total PDRB Sumba Tengah Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000. Bila dilihat berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan, nilai PDRB di sektor perikanan meningkat dibanding nilai PDRB tahun 2009 sebesar 4,09%. Jenis usaha ternak di Kabupaten Sumba Tengah terdiri dari ternak besar berupa ternak sapi, kerbau, dan kuda, serta ternak kecil diantarnya kambing, domba dan babi. Selain itu juga terdapat ternak unggas seperti ayam dan itik. Populasi hewan ternak besar dan kecil di Kabupaten Sumba Tengah tahun 2011 tercatat sebanyak 73.570 ekor. Populasi hewan ternak besar yang paling banyak diusahakan adalah kerbau, kuda dan sapi, sedangkan ternak kecil banyak diternakkan adalah babi dan kambing sedangkan domba hanya dua ekor (Tabel 19). Tabel 19. Populasi Hewan Ternak Besar dan Kecil Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 (ekor). Kecamatan Sapi Kerbau Mamboro 1583 2.105 Katikutana 389 1.087 Umbu Ratu Nggay Barat 552 1.433 Umbu Ratu Nggay 3449 2.495 Katikutana Selatan 614 1.318 Sumba Tengah 2011 6.587 8.438 Tahun 2010 7.258 11.553 tahun 2009 6.895 11.226 Tahun 2008 5.336 10.145 Tahun 2007 5.342 10.145 Sumber: Dinas Peternakan Sumba Tengah, 2013
Kuda 1243 400 831 4.194 391 7.059 7.980 7.625 5.650 5.650
Babi 6.374 6.835 8.333 17.423 8.558 47.523 66.100 64.765 57.265 57.265
Kambing 399 477 1247 1.279 561 3.963 7.451 6.784 6.516 6.516
184
Bila dilihat berdasarkan penyebaran hewan ternak, baik ternak besar dan ternak kecil sudah merata diusahakan disetiap kecamatan. Daerah sentra penghasil hewan ternak besar, khususnya kerbau dan sapi terdapat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay, sedangkan ternak kuda merata di seluruh kecamatan. Daerah sentra ternak kecil khususnya babi banyak terdapat di Kecamatan Umbu Ratu Nggay dan Katikutana Selatan selain Umbu Ratu Nggay Barat, sedangkan kambing banyak juga terdapat di Kecamatan Ratu Nggay dan Ratu Nggay Barat. Kabupaten Sumba Tengah juga menghasilkan ternak unggas yang sudah merata diusahakan pada setiap kecamatan. Pada Tahun 2011 total populasi ternak unggas sebanyak 148.245 ekor, terdiri dari ayam kampung sebanyak 93%, ayam ras sebesar 5% dan itik 4.479 ekor atau 3%. Kecamatan terbanyak menghasilkan ternak ungas adalah kecamatan Umbu Ratu Nggay (24,7%), berikutnya U.R. Nggay Barat, Mamboro, Katikutana dan Katikutana Selatan sebesar 13% dari total populasi unggas. Tabel 20. Populasi Ternak Unggas Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 (ekor) Kecamatan Ayam Lokal Ayam Ras Mamboro 29.030 Katikutana 17.111 6500 Umbu Ratu Nggay Barat 35.194 1400 Umbu Ratu Nggay 35.849 0 Katikutana Selatan 18.682 0 Jumlah 135.866 7.900 Tahun 2010 115.473 7.900 tahun 2009 112530 1400 Tahun 2008 298534 Tahun 2007 298534 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Tengah, 2013
Itik 579 1472 667 769 992 4.479 4108 3226 531 2
Total 29.609 25.083 37.261 36.618 19.674 148.245 127.481 117.156 299.065 298.536
Perkembangan ternak unggas terutama ayam kampung menunjukkan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap ternak unggas tinggi sehingga berpeluang untuk dibidudayakan secara intensif. (4). Subsektor perikanan Subsektor perikanan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah pada Tahun 2011 sebesar Rp 2,654,06 juta atau sebesar 2,47% terhadap total PDRB Sumba Tengah Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000. Bila dilihat berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan, nilai PDRB di sektor perikanan meningkat dibanding nilai PDRB tahun 2009 sebesar 7,68%. Produksi perikanan di Kabupaten Tengah pada tiga tahun terakhir didominasi perikanan tangkap sedangkan perikanan budidaya hanya berkisar antara 10 – 20 ton per tahun. Tabel 21. Produksi Perikanan Pada tahun 2009 dan 2011 di Kabupaten Sumba Tengah Sektor Perikanan Perikanan Laut Perikanan darat Rumput Laut Sumba Tengah 2011 Tahun 2010 Tahun 2009
Jumlah (ton) 5923,8 22 0 5.945,8 739,982 1614,77
Prosentase/ Perkembangan 99,63 0,37 0% 1 704 -0,54
Sumber: Dinas Keluatan dan Perikanan Sumba Tengah, 2013 185
Potensi usaha perikanan di Kabupaten Sumba Tengah terdiri dari usaha perikanan tangkap (di perairan laut) dan usaha perikanan budidaya. Produksi perikanan laut di Kabupaten Sumba Tengah terfokus pada 3 kecamatan yaitu di Kecamatan Mamboro, Umbu Ratu Nggay, dan Katikutana Selatan. Hasil Perikanan laut terdiri dari berbagai jenis ikan dan selain ikan seperti udang, kepiting, penyu, kerang laut, dan cumi. Bila dilihat berdasarkan jumlah armada penangkap ikan di Kabupaten Sumba Tengah menurut kecamatan, jumlah armada terbanyak berada di Kecamatan Mamboro (236 unit). Selengkapnya jumlah armada penagkap ikan menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Banyaknya Armada Penangkap Ikan Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012 Kpl Motor < 6 GT Mamboro 271 19 49 14 Katikutana 0 0 0 Umbu Ratu Nggay Barat 0 0 0 0 Umbu Ratu Nggay 96 14 0 2 Katikutana Selatan 40 7 0 1 Sumba Tengah 2011 407 40 49 17 Tahun 2010 171 0 21 20 tahun 2009 397 45 78 5 Tahun 2008 388 45 58 3 Tahun 2007 688 45 58 5 Persentase Alat 79% 8% 10% 3% Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumba Tengah, 2013 Kecamatan
Jukung
Perahu Papan
Perahu Motor
Total 353 0 0 112 48 513 212 525 494 796 100%
b. Sektor pertambangan Sektor pertambangan dan penggalian termasuk salah satu sektor ekonomi yang belum terlalu berkembang di Kabupaten Sumba Tengah. Sektor pertambangan dan penggalian pada Tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar Rp 2.854,17 juta atau 2,65% terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah. Jika diperbandingkan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Sumba Tengah Tahun 2011 dengan tahun 2009 maka terjadi peningkatan sebesar 16,36%. Produksi hasil pertambangan di Kabupaten Sumba Tengah sebagai besar berasal dari hasil tambang galian golongan C termasuk batu potong. Produksi utamanya adalah batu pecah, batu karang, pair pasang, sirtu, tanah urug dan batu kali c. Sektor perindustrian Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kabupaten Sumba Tengah tahun 2011 relatif masih kecil, terlihat dari sumbangan sektor ini terhadap PDRB sebesar Rp 974,17 juta atau sebesar 0,91% dari total PDRB. Meskipundemikian, perkembangan kontribusi sektor ini sebesar 13% dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan data Jumlah usaha industri kecil Tahun 2011 di Kabupaten Sumba Tengah sebanyak 319 unit usaha yang menyerap sebanyak 617 tenaga kerja. Bayaknya perusahan industri pengolahan yang diklasifikasi menurut golongan adalah: 23 unit peruahaan besar dan sedang, 173 unit perusahaan menengah, dan kerajinan rumah tangga sebanyak 123 unit (Tabel 23).
186
Tabel 23. Jumlah Industri Kecil dan Penyerapan Tenaga Kerja menurut Golongan Industri di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis/Golongan Industri Industri Maknanan/Minuman & Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit Industri Kayu & Barang dari kayu/Perabot Rumah tangga Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batubara, Karet dan Plastik. Barang Galian Bukan Logam Kecuali Minyak Bumi dan Batubara Industri Logam Dasar Barang Dari Logam, Mesin dan Peralatan Pengolahan Lainnya Jumlah
Jumlah Industri (Unit)
Tenaga Kerja Jumlah
38 26 39 7 7
72 50 99 14 8
0 7 15 34 173
0 27 38 54 362
Sumber: Kabupaten Sumba Tengah dalam Angka, 2012
Berdasarkan data Tabel 23 terlihat bahwa kelompok jenis industri yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kelompok usaha industri kayu dan barang dari kayu atau perabotan rumah tangga dan industri makanan dan minuman dengan jumlah industri 39 dan 38 yang menyerap sebanyak 171 tenaga kerja, kemudian diikuti industri kayu & barang dari kayu / perabot rumah tangga serta industri tekstil/pakaian. d. Sektor perdagangan Sektor perdagangan. hotel. dan restoran merupakan sektor ke tiga terbesar dalam sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah setelah sektor pertanian dan jasa-jasa. Pada tahun 2011 sumbangan sektor perdagangan,hotel, dan restoran terhadap PDRB Kabupaten ini atas dasar harga konstan sebesar Rp 9.127,43 juta atau sebesar 4,48% terhadap total PDRB. Bila dilihat perkembangannya berdasarkan PDRB harga konstan tahun 2000, maka nilai PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran pada Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 20% dibanding PDRB Tahun 2009. Jumlah perusahaan perdagangan yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 37 unit usaha dengan rincian: satu unit usaha besar (pedagangan besar), dua unit usaha menengah, dan 34 unit usaha kecil atau perdagangan kecil Tabel 24. Jumlah Usaha Perdagangan Menurut Skala Usaha di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2006 Jenis Usaha Perdagangan Jumlah No Kecamatan Besar Menengah Kecil (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) 1 Mamboro 5 5 2 Katikutana 1 2 16 19 3 U.R. Nggay Barat 8 8 4 Umbu Ratu Nggay 3 3 5 Katikutana Selatan 6 6 Jumlah 1 2 34 37 Persentase 4 6 92 100 Sumber: Kabupaten Sumba Tengah dalam Angka, 2012 Komoditas yang diperdagangkan diantaranya berupa bahan kebutuhan makanan pokok, sandang dan papan, alat tulis kantor, barang elektronik, peralatan rumah tangga, bahan bangunan, hasil pertanian, peternakan dan perikanan. 187
e. Koperasi Keberadaan koperasi di Kabupaten Sumba Tengah sudah merata di setiap kecamatan. Jumlah koperasi di Kabupaten Sumba Tengah pada Tahun 2011sebanyak 25 unit Koperasi baik Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 3 unit maupun Koperasi Lainnya dengan jumlah anggota sebanyak 930 anggota. Tabel 25. Jumlah Koperasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011 No 1 2 3 4 5
Kecamatan Mamboro Katikutana U.R. Nggay Barat Umbu Ratu Nggay Katikutana Selatan Jumlah
Jumlah Koperasi 2 12 5 4 4 25
Jumlah Anggota 587 182 87 25 49 930
Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kabupaten Sumba Tengah f. Sektor pariwisata, hotel, dan restoran Usaha di bidang Pariwisata dan perhotelan turut memberikan sumbangan terhadap PDRB Kabupaten Sumba Tengah meskipun dengan persentase yang relatif kecil. Pada tahun 2011 sumbangan dari sektor usaha hotel dan restoran terhadap PDRB sebesar 0,22% dan sumbangan dari usaha hiburan dan rekreasi terhadap PDRB sebesar 0,01%. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya pengembangan sektor kepariwisataan dan promosi, dan belum memadainya sarana dan prasarana pendukung. Data spesifik jumlah wisata di Kabupaten Sumba Tengah belum tersedia. Data kunjungan wisatawan baik lokal maupun manca negara ke kabuapten Sumba Tengah belumtersedia (2013), termasuk hotel, losmen dan restoran belum tersedia. Usaha di bidang hotel dan rumah makan di Kabupaten Sumba Tengah belum berkembang, namun seiring dengan dilakukannya pengembangan pariwisata dan pembangunan disektor ekonomi lainnya peluang usaha dibidang perhotelan akan semakin terbuka. g. Sektor pengangkutan dan komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2011 menyumbang Rp 1.406,56 juta atau 13,07% dari total PDRB Kabupaten Sumba Tengah (atas harga konstan). Berdasarkan harga konstan tahun 2000 pada periode 2009-2011 sektor ini mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 8,54% per tahun. Berbagai sarana angkutan sudah tersedia di Kabupaten Sumba Tengah, angkutan darat dan angkutan air sedangkan angkutan udara melalui Tambolaka Kabuapten Sumba barat Daya. Armada angkutan darat di Kabupaten Sumba Barat pada Tahun 2011yang tercatat sebanyak 83 unit terdiri dari mobil penumpang 35 unit, mobil barang 44 unit, mobil bus 3 unit dan yang terbanyak adalah sepeda motor tetapi tidak tersedia data tentang jumlah speda motro di Kabupaten Sumba Tengah. Selain melalui perhubungan darat, kegiatan ekonomi dan arus barang serta penumpang di Kabupaten Sumba Tengah juga dilayani melalui transportasi atau sarana perhubungan laut. Kegiatan transportasi laut salah satunya dilayani melalui pelabuhan laut Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya. Sarana komunikasi di Kabupaten Sumba Tengah sudah tersedia jasa pos yang menyediakan layanan jasa pos surat, wesel pos dan paket pos. Terdapat satu kantor pos di Kecamatan Katikutuna dan Umbu Ratu Nggay Barat. 188
h. Sektor jasa dan konstruksi Sektor jasa-jasa pada tahun 2011 menyumbang Rp 8.468,76 juta atau memberi kontribusi 8% terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sumba Tengah (atas harga kontan). Periode 2009-2011 sektor ini mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13% per tahun atau dengan laju pertumbuhan sebesar 6,92%. Tingginya peran sektor jasa-jasa terhadap PDRB lebih banyak bersumber dari jasa pemerintahan umum yaitu mencapai Rp 17.764,38 juta atau sebesar 30,57% terhadap total PDRB. Adapun sektor jasa swasta menyumbang Rp 2.547,80 juta atau sebesar 2,37% terhadap PDRB. Laju pertumbuhan sektor jasa mencapai 9,72%, dimana subsektor jasa pemerintah mencapai 10,84% sedangkan jasa sasta mencapai 2,51%. 1.6.
Perbankan dan UMKM
1.6.1. Jumlah Bank, Kantor Bank dan Kantor Cabang Bank yang beroperasi di wilayah ini adalah bank umum yang terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Pemerintah Daerah serta BPR. Ada dua Bank Pemerintah yang beroperasi di wilayah Sumba Tengah, yakni BRI yang mempunyai satu kantor cabang pembantu di Waibakul dan Bank Pemerintah Daerah, yakni Bank NTT, mempunyai satu kantor cabang di Waibakul. Perkembangan jumlah UMKM Industri Pengolahan pada tahun 2011 sebanyak 319 unit usaha dimana mampu menyerap tenaga kerja sebesar 617 tenaga kerja. Tabel 26. Perkembangan Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Total Output Sektor Industri Pengolahan Menurut Golongan Industri (Periode 2009-2011). Jumlah Golongan Industri 2009 2010 2011 I. Perusahaan a. Industri sedang 17 27 b. Industri Kecil 45 74 133 c. Industri Rumah Tangga 85 82 123 II. Tenaga Kerja a. Industri sedang 44 53 b. Industri Kecil 81 329 362 c. Industri Rumah Tangga 103 353 202 Sumber: Sumba Tengah Dalam Angka, 2012 Tabel 26 di atas menunjukkan bahwa dari industri pengolahan yang ada di kabupaten Sumba Tengah, belum ada yang termasuk dalam skala industri sedang, apalagi yang berskala industri besar. Semua industri yang ada masih dalam kategori industri kecil dan industri rumah tangga dengan menyerap tenaga kerja total lebih dari 2000 tenaga kerja. 1.6.2. Posisi Perkembangan Giro, Tabungan dan Deposito serta Realisasi Kredit Konsumsi, Modal Kerja dan Investasi Dana yang dihimpun dari masyarakat oleh perbankan yang ada di Kabupaten Sumba Tengah dalam bentuk giro, tabungan berjangka (deposito) dan tabungan. Gambaran posisi dana yang dihimpun dari masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah oleh setiap Bank yang ada selama tiga tahun (periode tahun 2009-2011) seperti tersaji pada Tabel 27. 189
Tabel 27. Jumlah Dana Yang Dihimpun Dari Masyarakat Oleh Perbankan di Kabupaten Sumba Tengah, Periode Tahun 2009 – 2011. Jenis Simpanan Nasabah (Orang) Nilai Simpanan (000.Rp) 2010 2011 2012 2010 2011 2012 Giro 270 39.617 Deposito 9 272 Tabungan 6.790 19.995 Jumlah/Total 7069 59.884 Sumber: Sumba Tengah dalam Angka, 2012 Menurut Tabel 27. tersebut, setiap bank dipastikan dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam jumlah cukup besar dan semakin meningkat dari tahun ke tahun yang kemudian diharapkan dapat dialokasikan untuk menjadi modal usaha pada berbagai sektor ekonomi masyarakat melalui kredit yang disalurkan. Oleh karenanya, kemampuan bank menghimpun dana saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan kemampuan menyalurkan kredit, baik itu kredit modal usaha, kredit investasi, kredit konsumsi, dan lain-lain. Semakin besar bank menyalurkan kredit maka semakin besar pula surplus yang akan diterima oleh Bank tersebut. Bila kemampuan bank dalam menyalurkan kredit rendah, dipastikan akan menjadi beban bagi bank dan pemerintah untuk membiayai beban bunga atas dana yang dihimpun dari masyarakat. Tercatat sampai pada bulan juli tahun 2012, jumlah kredit yang tersalurkan di Kabupaten Sumba Tengah melalui Bank yang ada senilai Rp. 3.633.000.000,- (dimulai pada tahun 2011). Dengan pendistribusian jenis kredit untuk kriteria usaha mikro senilaiRp. 3.280.000.000,-; kredit usaha kecil Rp. 75.000.000,- ; dan menengah senilai Rp. 279.000.000,-.
190
BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN SUMBA TENGAH 2.1.
Bobot S ektor-Sub S ektor dalam pengembangan U MKM K abupaten Sumba Tengah
Hasil analisis dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) berdasarkan 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya menghasilkan KPJu unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan (Tabel 28). Berdasarkan KPJu unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Sumba Tengah. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Sumba Tengah yang mempunyai nilai skor tertinggi. Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 28. Pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka penetapan KPJu unggulannya adalah sektor Peternakan, sedangkan sektor usaha Tanaman Pangan memiliki skor terbobot tertinggi untuk tujuan penciptaan lapangan kerja, sedangkan sektor Pertambangan untuk tujuan peningkatan daya saing produk. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha Peternakan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor usaha tanaman pangan, pariwisata, perdagangan, perkebunan, perindustrian, jasa, angkutan,dan kehutanan. Tabel 28. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Sumba Tengah Sektor Usaha Peternakan Perkebunan Tanaman Pangan Pariwisata Perdagangan Perindustrian Jasa Perikanan Angkutan Kehutanan
Tujuan (Skor Terbobot) Penciptaan Peningkatan Pertumbuhan Lapangan Daya Saing Ekonomi Kerja Produk (0.2692) (0.3615) (0.3694) 0.1568 0.1669 0.0959 0.1044 0.1055 0.1290 0.1202 0.0989 0.0992 0.0690 0.0846 0.1418 0.1154 0.0879 0.0929 0.1087 0.0949 0.0737 0.1040 0.0774 0.0941 0.0672 0.0907 0.0992 0.0541 0.0788 0.0524 0.0544 0.0479 0.0803
Skor Terbobot Gabungan 0.13798 0.11391 0.1202 0.10151 0.09713 0.09079 0.09072 0.08752 0.06239 0.06162
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber : Data Primer (diolah)
191
2.2. KPJu unggulan UMKM Per Sektor di Kabupaten Sumba Tengah Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan bobot KPJu unggulan UMKM persektor se kabupaten Sumba Tengah (Tabel 28), analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 29 Tabel 29. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Sumba Tengah
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Sektor Usaha/ Skor-Terbobot KPJu Unggulan Padi dan Palawija Padi Sawah 0.3814 Padi Ladang 0.1243 Ubi Kayu 0.1099 Kacang Tanah 0.1076 Ubi Jalar 0.0618 Buah-Buahan Manggis 0.1728 Durian 0.1620 Alpukat 0.1480 Nangka 0.1086 Pisang 0.0839 Peternakan Ayam Ras Pedaging 0.1399 Ayam Kampung 0.1372 Kuda 0.1201 Babi 0.1153 Kerbau 0.1125 Pertambangan Batu bangunan 0.4448 Tanah urukan 0.3155 Pasir 0.1261 Perdagangan Ternak dan hasil-hasilnya Ternak dan hasil-hasilnya Ternak dan hasil-hasilnya Ternak dan hasil-hasilnya Ternak dan hasil-hasilnya Kehutanan Kemiri Bambu Gaharu Asam Cendana (Pohon) Pariwisata Pertunjukkan seni/budaya Kedai makanan Penyediaan makanan keliling hotel melati Warung makan
No.
Sektor Usaha/ KPJu Unggulan Sayuran
1 2 3 4 5
Buncis Tomat Cabai Kangkung Bawang Merah
1 2 3 4 5
Kopi Pinang Coklat Cengkeh Jambu Mete
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
0.1600 0.1562 0.1346 0.1124 0.1075
1 2 3 4 5
0.1967 0.1538 0.1115 0.1041 0.0936
1 2 3 4 5
Perkebunan
Perikanan Usaha Penangkapan ikan di laut Usaha budidaya di perairan umum Usaha budidaya rumput laut Usaha Budidaya ikan di laut Usaha budidaya tambak Industri Penggilingan padi Industri tempe Industri tahu Industri, kerupuk, keripik, peyek Industri kopra Jasa-Jasa Sewa traktor/saprodi lainnya Perbengkelan Servis perbaikan elektronik Agen perjalanan wisata Tenda/Musik/Alat masak, dll Angkutan Angkutan bus dalam kota Angkutan ojek motor Angkutan bus pariwisata Angkutan bus antar kota Angkutan sewa
Skor-Terbobot 0.1590 0.1472 0.1291 0.1025 0.0827 0.2635 0.1767 0.1208 0.1010 0.0759 0.2757 0.2271 0.1254 0.1166 0.0813 0.1793 0.1691 0.1080 0.1079 0.1011 0.1723 0.1552 0.1382 0.0982 0.0975 0.2091 0.2012 0.1247 0.1242 0.1027
0.2357 0.1361 0.1300 0.1072 0.1003
Sumber : Data Primer (diolah) 192
2.3. KPJu unggulan UMKM lintas sektor di Kabupaten Sumba Tengah Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 28) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 29) dilakukan analisa dengan menggunakan Metoda Bayes. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 30. Pada Tabel 30 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Sumba Tengah adalah perkebunan Kopi, pertunjukkan seni/budaya, peternakan ayam ras pedaging dan peternakan ayam kampong, serta perkebunan pinang. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor Kabupaten Sumba Tengah No KPJu Skor Terbobot Sektor Usaha 1 Kopi 0.0407 Perkebunan 2 Pertunjukkan seni/budaya 0.0337 Pariwisata 3 Ayam Ras Pedaging 0.0309 Peternakan 4 Ayam Kampung 0.0303 Peternakan 5 Pinang 0.0273 Perkebunan 6 Kuda 0.0265 Peternakan 7 Babi 0.0255 Peternakan 8 Kerbau 0.0248 Peternakan 9 Penggilingan padi 0.0245 Industri 10 Sewa traktor/saprodi lainnya 0.0236 Jasa-Jasa Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor adalah usaha peternakan kuda, peternakan babi, peternakan kerbau, industry penggilingan padi dan penyewaan traktor/saprodi lainnya. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka sektor peternakan menempatkan 5 KPJu, diikuti perkebunan 2 KPJu (2 level teratas), dan sisanya dari sektor industri, jasa, dan pariwisata.
2.4. Hasil A nalisis Potensi da n P rospek KPJu U nggulan Kabupaten Sumba Tengah Kedudukan KPJu Unggulan di Kabupaten Sumba Tengah berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut:
193
Tabel 31. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Sumba Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJu Unggulan
Skor Potensi Prospek
Kopi Pertunjukkan seni/budaya Ayam Ras Pedaging Ayam Kampung Pinang Kuda Babi Kerbau Penggilingan padi Sewa traktor/saprodi lainnya Hasil Olahan Data primer
4,60 4,40
3,40 3,40
Kriteria Kua-dran Potensi Prospek Sangat Sesuai Sesuai I Sangat Sesuai Sangat Sesuai I
3,20 3,20 3,00 3,00 2,60 3,60 2,60 2,80
2,80 3,80 2,80 2,80 2,60 2,80 2,00 2,00
Sangat Sesuai Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Sesuai
I I III
III IV III IV IV
Seperti dapat dilihat pada Tabel 31 di atas, terdapat 5 KPJu Unggulan lintas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik, yaitu Perkebunan kopi, pertunjukkan seni budaya, usaha ayam ras pedaging, usaha peternakan ayam kampung.
194
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1.
Kesimpulan
3.1.1. Peningkatan daya saing produk merupakan tujuan terpenting dalam pengembangan UMKM kemudian “penyerapan tenaga kerja” dan “pertumbuhan ekonomi. Kondisi demikian, menunjukkan bahwa para pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi pengembangan UMKM di Kabupaten Sumba Tengah sangat menyadari pentingnya daya saing produk dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk di TTU, karena tanpa daya saing, output dari UMKM akan sulit bersaing di pasar. Ketidak mampuan bersaing di pasar akan berakibat pada rendahnya ketahanan dan keberlanjutan UMKM. 3.1.2. Kriteria penentuan KPJU Unggulan terpenting (ranking kepentingan) berturutturut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya. 3.1.3. Untuk pengembangan UMKM, sektor utama di Kabupaten Sumba Tengah adalah sektor Peternakan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor perkebunan, usaha tanaman pangan, pariwisata, perdagangan, perindustrian, jasa-jasa, angkutan, kehutanan, dan perikanan. 3.1.4. Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk penegmbangan UMKM di Kabupaten Sumba Tengah berturut-turut adalah: 1) kopi, 2) Pertunjukkan seni/budaya, 3) Ayam Ras Pedaging, 4) ayam kampung, 5) pinang, 6) kuda, 7) babi, 8) kerbau, 9) panggilan padi, dan 10) Sewa traktor/saprodi lainnya. 3.1.5. Dari sudut pandang potensi dan prospek, masing-masing dengan kategori baik sampai sangat baik adalah: 1) kopi, 2) Pertunjukkan seni/budaya, 3) Ayam Ras Pedaging, dan 4) Ayam Kampung.
3.2. Rekomendasi 3.2.1. Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Sumba Tengah mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT. 3.2.2. Diharapkan berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Sumba Tengah disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang secara potensi dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu: Perkebunan kopi, pertunjukkan seni budaya, usaha ayam ras pedaging, usaha peternakan ayam kampung. 195
3.2.3. Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah. 3.2.4. Lembaga perbankan – terutama BUMN – diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Sumba Tengah dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah.
196
BAB I KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA 1.1. Kondisi Fisik Wilayah 1.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) yang terletak di Pulau Sumba, membentang antara 9018 - 10020 Lintang Selatan dan antara 118055 - 120023 Bujur Timur. Kabupaten Sumba Barat Daya resmi dimekarkan dari Kabupaten Sumba Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 dan diresmikan tanggal 22 Mei 2007. Kabupaten Sumba Barat Daya terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Kodi, Kodi Utara, Kodi Bangedo, Wewewa Barat, Wewewa Selatan, Wewewa Timur, Wewewa Utara, dan Kecamatan Loura. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumba; b. sebelah Timur berbatasan Kabupaten Sumba Barat; c. sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lamboya Kabupaten Sumba Barat dan Samudera Hindia; dan d. sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia Luas wilayah daratan Kabupaten Sumba Barat Daya seluas 1.445,32 km2 atau 144.532 ha yaitu 3,56% dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perincain kecamatan dan luas setiap kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sebagai berikut. Tabel 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012
Kecamatan
Ibu Kota
Luas Wilayah (Km2)
Kodi Bondo Kodi 111,05 Kodi Utara Kori 243,82 Kodi Bangedo Walla Ndimu 219,69 Wewewa Barat Waimangura 174,33 Wewewa Selatan Manola 174,14 Wewewa Timur Elopada 249,55 Wewewa Utara Palla 63,26 Loura Radamata 209,48 Jumlah 1.445,32 Sumber: Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012
Persentase (%) 7,68 16,87 15,20 12,06 12,05 17,27 4,38 14,49 100,00
Jumlah Desa/Kelu rahan 11 12 13 14 8 20 6 12 96
Ketinggian Rata-rata dpl (m) 0-300 0-300 0-300 300-750 300-500 300-850 100-600 0-300
Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Wewewa Timur dengan luas 249,55 km2 (17,27% dari luas kabupaten) kemudian Kecamatan Kodi Utara dengan luas 243,82 km2 (16,87%) dan Kecamatan Kodi Bangedo seluas 219,69 km2 (15,20%) sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Wewewa Utara dengan luas daerah 63,26 km2 (4,38%). 1.1.2. Topografi dan iklim Keadaan topografi Kabupaten Sumba Barat Daya umumnya berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan tingkat kemiringan rata-rata mencapai 450. Wilayahnya berada pada ketinggian dari permukaan laut 0 197
850 meter, terutama di daerah Wewewa Barat, Wewewa Utara dan Wewewa Timur memiliki ketinggian dari permukaan laut antara 300 – 850 m. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki iklim tropis dengan temperatur udara minimum berkisar antara 21OC sampai 23OC dan temperatur maksimum sampai 34OC. Rata-rata kelembaban udaranya tahun 2012 sebesar 78%. Banyaknya hari hujan setahun disetiap kecamatan bervariasi antara 55 – 120 hari dalam setahun Pada tahun 2012 jumlah curah hujan di wilayah ini bervarias antara 500 – 1.500 mm. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari, dan terendah pada bulan Juni. Tabel 2. Banyaknya hari Hujan dan Jumlah Curah Hujan Setahun Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012 No Kecamatan Banyaknya Hari Hujan/tahun 1 Kodi 80 2 Kodi Utara 98 3 Kodi Bangedo 155 4 Wewewa Barat 125 5 Wewewa Selatan 156 6 Wewewa Timur 182 7 Wewewa Utara 91 8 Loura 120 Sumber: Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012
Curah Hujan (mm) 1.307 3.125 11.469 2.079 3.645 3.410 1.516 2.264
1.1.3. Lahan dan penggunaannya Total lahan di Kabupaten Sumba Barat Daya seluas 1.445,32 km2 atau 144.532 ha yang berada pada ketinggian 0 hingga lebih 850 m diatas permukaan laut. Pemanfaatna lahan terdiri dari lahan pertanian berupa lahan sawah 7.463 ha (5,16%) dan lahan kering seluas 137.069 ha (94,84%). Lahan kering dimanfaatkan sebagai lahan kebun, kawasan hutan, ladang/tegalan, pemukiman, lahan pertambangan, kolam, tambak, dan lainnya. Perincian penggunaan lahan disajikan pada Tabel 3 Tabel 3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012 No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 1 2
Penggunaan Lahan Lahan Kering Pekarangan untuk Bangunan dan Halaman Sekitarnya Lahan Tegal/Kebun Lahan Ladang/Huma Lahan Pengembalaan/Padang rumput Rawa-Rawa yang Tidak Ditanami Padi Kolam/Empang Lahan Sementara Tidak Diusahakan Lahan Tanaman Kayu-Kayuan/Hutan Rakyat Perkebunan Negara/Swasta Hutan Negara Tanah Kering Lainnya Jumlah A Lahan Sawah Berpengairan Tidak Berpengairan Jumlah B TOTAL
Luas (ha) 12.279 30.549 18.695 14.099 3 12.943 12.795 21.013 6.450 8.243 137.069 4.196 3.267 7.463 144.532
Persentase 8,50 21,14 12,93 9,75 0,00 8,96 8,85 14,54 4,46 5,70 94,84 2,90 2,26 5,16 100,00
Sumber: Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012 (diolah)
198
1.2. Demografi Berdasarkan data tahun 2012 pada wilayah kecamatan dalam Kabupaten Sumba Barat Daya, tercatat jumlah penduduk yang tersebar di 8 kecamatan sebanyak 290.539 jiwa terdiri dari 149.624 jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 140.915 jiwa penduduk perempuan, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 ke tahun 2010 rata-rata sebesar 2,81%, dengan rata-rata kepadatan penduduk 201 jiwa/km2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah kecamatan Wewewa Barat yaitu rata-rata 246 orang per km2 dan terjarang di Kecamatan Wewewa Selatan dengan rata-rata 117 orang per km2 (Tabel 4) Tabel 4.
Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012
Kecamatan Kodi Kodi Utara Kodi Bangedo Wewewa Barat Wewewa Selatan Wewewa Timur Wewewa Utara Loura Jumlah
Rumah Tangga 6. 360 5. 381 8. 840 7. 675 4. 112 9. 383 1 .915 6. 344 50. 011
Laki-laki 16 .181 27. 205 19. 053 23. 784 11. 324 28 .071 5. 954 18. 052 149 .624
Penduduk Perempuan 15. 501 25. 173 17. 905 22. 390 10. 676 26. 467 5. 747 17. 056 140 .915
Jumlah 31. 682 52. 378 36. 958 46. 174 22. 000 54. 538 11. 701 35 .108 290. 539
% Penduduk 11,05 18,03 12,72 15,90 7,57 18,77 4,03 12,08 100,00
Sumber: Kabupaten Sumba Barat Dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya relatif merata. Sebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan Wewewa Timur (18,77%), diikuti Kecamatan Kodi Utara (18,03%), Kecamatan Wewewa Barat (15,90%), Kecamatan Kodi Bangedo (12,72%), Kecamatan Loura (12,08%), Kecamatan Kodi (11,05%), Kecamatan Wewewa Selatan (7,57%) dan terkecil di Kecamatan Wewewa Utara (4,03%).
Gambar1. Perkembangan Penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya selama tahun 2008- 2011 Sumber : SBD dalam Angka, 2012
Perkembangan atau pertambahan penduduk cenderung meningkat terutama penduduk yang berjenis kelamin laki-laki menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi yakni sebanyak 6.937 jiwa dibandingkan dengan perempuan yang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 939 jiwa kemudian meningkat lagi pada tahun 2011 sebanyak 2.734 jiwa.
199
1.3 Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia 1.3.1. Sumberdaya Alam Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki beberapa potensi sumber daya alam meliputi sumerdaya alam tambang, pertanian, perkebunan, sumberdaya dibidang kehutan, dan sumberdaya perairan yang meliputi laut dan perairan darat. Potensi sumberdaya tambang di Kabupaten Sumba Barat Daya diantaranya adalah berbagai jenis batuan, mineral dan galian C seperti pasir, batu, dan tanah liat. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Luas areal pertanian sekitar 7.463 ha dan luas potensi perkebunan 51.562 ha. Hasil pertanian yang utamanya adalah jagung, padi dan ubi kayu. Hasil kebun utama adalah jambu mete, kopi, kelapa, dan pinang. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki luas wilayah hutan 19.245 ha. Dari luasan tersebut sebahagian besar berupa hutan rakyat (12.795 ha) dan hutan negara 6.450 ha meliputi hutan lindung dan hutan produksi. Produksi kehutanan berupa kayu dari berbagai jenis kayu dan yang terutama adalah kayu cendana dan rimba campuran. Hasil hutan bukan kayu berupa madu dan hasil hewan buruan. Dibidang perikanan Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki sumberdaya perairan dimana sebagian wilayahnya berbatasan dengan laut. Selain sumberdaya alam tersebut diatas, Kabupaten Sumba Barat Daya kaya akan potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Wilayahnya memiliki Lahan Pengembalaan/ Padang rumput yang luasnya mencapai 14.100 ha dan kaya akan hijauan sumber pakan ternak. Kabupaten Sumba Barat Daya juga memiliki sumberdaya alam sebagai objek wisata, baik dari segi sejarah maupun sosial budayanya. 1.3.2. Sumberdaya Manusia Pembangunan sumberdaya manusia di suatu wilayah dapat dilihat berdasarkan indikator Indeks pembangunan manusia (IPM) yang dapat dibandingkan dengan wilayah lainnya. IPM merupakan indikator gabungan dari beberapa indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk/ purchasing power parity/PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu wilayah/negara dan mempublikasikannya dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Berdasarkan data Indeks pembangunan manusia (IPM) provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2007, nilai IPM Kabupaten Sumba Barat Daya adalah 59,29 dan berada dibawah rata-rata provinsi 65,36. Bila dibandingkan dengan nilai IPM Kabupaten/ Kota se Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nilai IPM-nya termasuk sangat rendah berada pada posisi ke 19 (sembilan belas) diantara 21 kabupaten/kota saat itu, hal ini mengindikasikan perlunya program peningkatan mutu SDM di Kabupaten Sumba Barat Daya. Berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional, diketahui bahwa pada tahun2011 tingkat harapan hidup penduduk Kabupaten Sumba Barat Daya adalah 63,89 dimana 61,38 untuk laki-laki dan 65,89 untuk perempuan. Angka tingkat harapan 200
hidup ini masih berada di bawah rata-rata provinsi NTT yaitu 62,88 untuk laki-laki dan 67,23 untuk perempuan. Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah angka partisipasi sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Hasil Susenas 2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 25,26% penduduk berusia 10 tahun keatas yang masih buta huruf. Penduduk yang berumur 10 tahun keatas (2011) dengan status masih sekolah sebesar 25,51%. dengan persentase terbanyak sekolah di SD (15,72%) dan yang tidak bersekolah lagi sebesar 55,92%. Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah mencapai 16,58%. Berdasarkan perolehan ijazah terakhir yang dimilki bagi penduduk yang telah berumur 10 tahun ke atas, sebahagian besar (48,30%) belum memiliki ijzasah, sedangkan bagi yang telah memiliki ijazah terbanyak berijazah setingkat Sekolah Dasar (21,03%) seperti tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Ijazah Tertinggi Tidak Punya Ijazah SD/MI sederajat SLTP/Sederajat
Persentase 48,30 27,53 11,07
Ijazah Tertinggi SLTA/Sederajat Diploma I/II Diploma III/DIV dan S1
Persentase 9,68 0,59 1,92
Sumber: Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012
1.4.
Infrastruktur Wilayah
1.4.1. Jalan dan Transportasi Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2012 mencapai 959,70 km, yang terdiri dari jalan negara sepanjang 37,20 km, jalan provinsi sepanjang 63,20 km, dan jalan kabupaten sepanjang 859,30 km. Sedangkan menurut permukaan sebanyak 47,13%, kerikil 33,80% dan tanah 183 Km dari total 959,70 Km. Kondisi kerusakan berat mencapai 37,78%, rusak 15,61, sedang 21,59% dan baik sepanjang 25,02%. Sarana angkutan darat yang tersedia di daerah ini untuk melayani mobilitas orang dan barang sebanyak 463 unit dengan rincian: truck barang sebanyak 167 unit, pick up sebanyak 155 unit, kendaraan berat sebanyak satu unit, ambulan sebanyak dua unit, mini bus sebanyak 47 unit, dan mikrolet sebanyak 91 unit. Arus kunjungan kapal laut di pelabuhan Waikelo selama tahun 2011 menurut jenis pelayaran sebagai berikut: lokal sebanyak 119; Ferry 79 kali; pelayaran perintis sebanyak 22 kali, dan pelayaran rakyat sebanyak 117 kali. Jumlah penunpang yang naik dan turun masing-masing sebanyak 5.485 orang dan 7.444 orang. Selama periode 2011 jumlah barang yang dibongkar dan dimuat masing-masing sebanyak 68.597 ton dan 26.863 ton, sedangkan hewan yang dimuat sebanyak 350 ekor. Selama tahun 2011 penerbangan ke dan dari pelabuhan udara Tambolaka sebanyak 1.238 kali kedatangan dan 1.238 kali pemberangkatan dengan jumlah penumpang yang datang sebanyak 38.373 orang dan yang berangkat sebanyak 40.267 orang. Barang kargo yang bongkar dan dimuat masing-masingnya sebanyak 73.161 ton dan 36.431 ton sedangkan bagasi bongkar sebanyak 538.749 ton dan muat sebanyak 343.794 ton. 201
1.4.2. Prasarana listrik dan air minum Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Sumba Barat Daya dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik Negara, jumlah tenaga listrik yang diproduksi sebesar 10.844.832 kwh, dan jumlah tenaga listrik yang disalurkan sebanyak 10.224.725 Kwh dan daya terpakai sebanyak 13.555 kwh. Fasilitas air minum pribadi sebanyak 32,81%, bersama sebanyak 30,31%, umum sebanyak 35,33%, dan tidak memiliki fasilitas air minum sebanyak 1,68%. Sebagian besar rumah tangga memanfaatkan sumur sebagai sumber air dari mata air (34,20%), sumur (12,41%), sumur bor/pompa sebanyak 14,58%, ledeng sebanyak 7,10%, air minum dalam kemasan sebanyak 1,25%, air isi ulang sebanyak 9,58%, air sungai sebanyak 2,16%, dan air hujan serta lainnya sebanyak 8,52%. Sumber pengolahan air bersih khususnya ledeng di Kabupaten Sumba Barat Daya dikelola melalui 3 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sumba Barat Daya, yaitu di Kodi, Wewewa Barat, Wewewa Timur. 1.4.3. Prasarana Komunikasi Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayananpelayanan berkenaan semakin meningkatnya permintaan akan jasa komunikasi termasuk pembangunan Kantor Pos namun sejak pemekaran Kabupaten Sumba Barat (2007), belum ada kantor Pos di Sumba Barat Daya, yang ada hanya dua unit Pos Pembantu di Wewewa Timur dan Loura, dan dua rumah pos masing-masing Wewewa Barat dan Kodi. Produksi kantor Pos Pembantu selama tahun 2011 adalah sebanyak 14.715 unit surat dengan jenis surat biasa sebanyak 7.741 unit dan surat kilat sebanyak 4.262 unit, dan surat tercatat sebanyak 2.713 pucuk surat, serta paket sebanyak 197 kilogram. Prasarana komunikasi melalui telepon tersedia sebanyak 34 Satuan Sambungan Telepon (SST) pemerintah, bisnis sebanyak 78 SST, dan Rumah Tangga sebanyak 121 unit (Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012). 1.4.4. Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya sudah tersedia mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Berdasarkan data tahun 2006 untuk wilayah Sumba Barat Daya tercatat jumlah sekolah TK sebanyak 31 unit yang tersebar di 8 kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2006 sebanyak 1.793 orang. Sekolah dasar (SD) terdapat sebanyak 191 unit tersebar disetiap kecamatan. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 37 unit SMP terdiri 17 SMP Negeri dan 20 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 9 unit dan SMK 2 unit dengan jumlah siswa 3.314 orang. Tabel 6. Sekolah
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2012
Jumlah Sekolah Murid Negeri Swasta Negeri Swasta 1. T K 0 43 1.843 2. S D 109 97 33.603 34.857 3. SLTP 35 20 10.031 5.720 4. SMU 5 4 2.537 1.581 5. SMK 3 1 905 2.396 Jumlah 152 165 47.076 46.397 Sumber : Kabupaten Sumba Barat Daya Dalam Angka, 2012
Guru Swasta 123 538 591 379 110 158 45 39 23 1.114 892
Negeri
Jumlah Sekolah 43 206 55 9 4 317
202
1.4.5. Prasarana Kesehatan Pelayanan kesehatan bagi masyarakat dipenuhi oleh 1 unit rumah sakit umum di Kecamatan Loura dengan kapasitas 121 tempat tidur. Prasarana lain seperti Puskesmas (10 unit), Pustu (35 unit), Poskesdes (21 unit), Polindes (56 unit), Balai Pengobatan (4 unit), BKIA (3 unit), Puskesling (21 unit), dan Pos Pelayanan Terpadu (356 unit) yang tersebar diseluruh kecamatan. Jumlah Tenaga Kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 533 orang yang terdiri dari 21 orang dokter umum, 98 bidan dan 303 perawat serta 111 tenaga non paramedis lainnya. Seluruhnya terdisitribusi diseluruh kecamatan namun lebih banyak berada di Kecamatan Loura karena terdapat satu unit Rumah Sakit.
1.5.
Struktur Ekonomi Wilayah
1.5.1. Konsumsi Domestik Ciri negara berkembang tergambar jelas dari hasil SUSENAS 2011 yang menunjukkan porsi pengeluaran untuk makanan di Sumba Timur yang lebih besar dari pada pengeluaran untuk bukan makanan. Pengeluaran untuk makanan mencapai 59,15 % sedangkan untuk bukan makanan sebesar 40,85%. Hasil SUSENAS 2011 menunjukkan bahwa sekitar 97.46 % penduduk tergolong sebagai penduduk dengan rata-rata pengeluaran konsumsi sebesar < Rp. 100.000 – Rp. 999.999.- per kapita per bulan. Tidak ada rumah tangga dengan pengeluaran di bawah Rp. 100.000,- sedangkan sisanya di atas Rp. 999.999.-
Gambar 2. Porsi Pengeluaran Rumah Tangga di Sumba Timur Tabel 7.
Golongan Pengeluaran per Kapita dalam Sebulan Kabupaten Sumba Timur, 2011
Golongan < 100.000 100.000 - 149.999 150.000 - 199.999 200.000 - 299.999 300.000 - 499.999 500.000 – 749.999 750.000 – 999.999 ≥ 1.000.000 Jumlah
Pengeluaran 0.39 11.46 27.73 34.21 16.87 5.03 2.54 100
1.5.2. Laju Pertumbuhan PDRB
Struktur perekonomian wilayah berdasarkan PDRB (ADHK) tahun 2000, didominasi oleh sektor pertanian (58%) khususnya dari subsektor tanaman pangan (36,95%) kemudian sektor jasajasa sebesar 19%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran (14%), bangunan dan Sumber: Sumba Timur dalam Angka, 2011 kosntruksi (3%), keuangan dan persewaan (2%), pengangkutan dan telekomunikasi (2%), industri pengolah (0,69%), pertambangan dan penggalian (0,88%), dan listrik serta air bersih (0,16%). Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tersaji dalam tabel berikut. 203
Tabel 8. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya Menurut Lapangan Usaha, 2011 Lapangan Usaha
Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB
Nilai Jutaa Rupiah 2009 2010 2011 223.980,17 227.917,73 238.022,27 3.197,02 3.564,39 3.614,81 2.706,67 2.769,33 2.835,91 483,48 533,09 672,93 12.696,89 13.351,79 13.518,38 46.608,20 50.809,50 55.518,51 6.315,79 7.931,67 8.286,92 8.166,39 8.868,06 9.617,49 64.497,81 368652,42
73.351,87 79.010,79 389097,43 411098,01
Kontri busi 58% 0,88% 0,69% 0,16% 3% 14% 2% 2% 19% 100
Sumber: Sumba Barat Daya dalam Angka, 2012 Laju perkembangan berbagai sektor usaha di luar migas terlihat berdasarkan perkembangan nilai PDRB ADHK mengalami pertumbuhan sebesar 5,31% dalam kurun waktu 2009-2011. Periode yang sama rerata pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor listrik, gas dan air minum (14,39%), sektor angkutan dan komunikasi sebesar 11,21%, dan sektor perdagangan, restoran dan perhotelan (10,30%). Berikutnya diikuti sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pertambangan dan penggalilan, sektor pertanian. Sektor industi pengolahan laju pertumbuhannya yang negatif sedangkan konstruksi/bangunan hanya mencapai 2,14% per tahun. Tabel 9. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, 2011
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Sumba Barat Daya
2009 3,07 0,56 -5,32 6,69 0 12,6 3,57 8,49 7,09 4,80
2010 1,76 11,49 2,32 10,26 5,16 9,01 25,58 8,59 13,73 5,47
2011 4,43 1,41 2,4 26,23 1,25 9,28 4,48 8,45 7,71 5,65
Rerata 3,09 4,49 -0,20 14,39 2,14 10,30 11,21 8,51 9,51 5,31
Sumber: Sumba Barat daya dalam Angka, 2012 yang diolah Jika dicermati data tabel 8 dan tabel 9 maka dapat diketengahkan bahwa walaupun secara nominal sektor pertanian, jasa-jasa dan perdagangan, perhotelan dan restoran memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2011 namun laju pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan sektor listrik, gas dan air minum dan pengakutan dan komunikasi. 1.5.3. Kondisi Produksi a. Sektor Pertanian Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu motor penggerak utama perekonomian di Kabupaten Sumba Barat Daya. Pada Tahun 2011 subsektor tanaman pangan memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB wilayah ini, yaitu mencapai 58% Nilai PDRB subsektor tanaman pangan tersebut meningkat 5,19% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 131.287,28 juta. Kondisi ini ditunjukan dengan luas 204
panen tanaman pangan mencapai 84.728 Ha, Produksi 287.341 Ton atau nilai produktifitas mencapai 3,39%. Persentase produksi terbesar adalah jagung (34%), ubikayu (32%) dan padi (28%), sedangkan sisanya terisi oleh jenis tanaman pangan lainnya. Sebaran komoditi terbesar berada di Kecamatan Wewewa Timur mencapai 56,12%, Kecamatan Wewewa Selatan sebanyak 21,10%, Kodi Bangedo (8,16%), dan Wewea Barat (6,83%) yang berbasis persawahan. Sementara hasil perladangan tanaman pangan tahun 2011, tersebar di 8 kecamatan dengan produksi tertinggi berada di Kecamatan Kodi Utara sebesar 24%, Kodi sebesar 19%, Kodi Bangedo sebesar 18%, Wewewa Barat sebesar 17% dan Wewewa Selatan sebesar 14%, dan kecamatan lainnya kurang dari 10%. Subsektor perkebunan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya pada sektor pertanian sebesar Rp 39.396,04 juta atau 17% tahun 2011 atau pada PDRB sebesar 0,34%. Tanaman perkebunan yang utama dan banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah dari jenis komoditi tanaman Jambu mete, kelapa, Kopi, Kakao, vanili, pinang, sirih dan Jarak Pagar. Luas areal tanaman perkebunan tertinggi (2011) adalah tanaman jambu mete seluas 9.015,09 Ha (37,85%) dan produksinya 6.468,84 Ton (40,62%). Produksi kelapa rakyat umumnya dalam bentuk kopra atau kelapa glondongan yang menjadi sumbangan kedua dan tanaman kopi pada urutan ketiga. Tabel 10. Produksi Tertinggi Tanaman Perkebunan di Lima Kecamatan - Sumba Barat Daya, 2011 ( dalam ton) Kecamatan Kodi Kodi Utara Kodi Bangedo Wewewa Barat Wewewa Selatan Wewewa Timur Wewewa Utara Loura Jumlah
Jmbu Mete
Kelapa
Kopi
Kakao
Vanili
1.225,98 1.742,84 1.980,55 473,19 97,85
545,19 957,47 1.514,85 776,84 768,64
5,26 822,29 24,10 1.207,48 167,71
18,55 8,67 34,48 332,45 43,79
2,37 2,74 16,00 138,91 15,93
0,26 2,61 3,50 21,04 5,53
3,52 8,51 30,49 109,27 62,96
1,50 1,50 3,09 27,02 7,42
Jarak Pagar 34,92 22,50 36,88 55,44 44,34
36,41 47,78 864,24 6468,84
468,12 98,13 156,74 5285,98
259,29 31,42 3,02 2520,57
58,49 5,74 9,86 512,03
35,53 1,89 0,3 213,67
26,92 0,23 0,04 60,13
246,18 14,97 2,82 478,72
23,19 3,07 16,73 83,52
33,9 26,82 48,17 302,97
Cengkeh
Pinang
Sirih
Sumber: Diolah dari Dinas Perkebunan Kabupaten Sumba Barat Daya, 2013 Jenis usaha ternak di Kabupaten Sumba Barat Daya terdiri dari ternak besar berupa ternak bessar: sapi, kerbau, dan kuda; dan ternak kecil : kambing, domba dan babi. Selain itu juga terdapat ternak unggas : ayam kampung (lokal), ayam pedaging, ayam petelur dan itik. Populasi hewan ternak besar di Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2011 sebanyak 24.099 ekor. Populasi hewan ternak besar yang paling banyak diusahakan adalah kerbau sedangkan ternak kecil banyak diternakan adalah babi. Populasi ternak besar pada tahun 2011secara berturut-turut dari yang terbesar adalah kerbau 14.762 ekor, kuda 6,171 ekor dan sapi 3.166 ekor. Populasi ternak kecil pada tahun 2011 sebanyak 80.265 ekor terdiri dari yang terbanyak babi 66.302 ekor, kambing 13.952 ekor dan domba hanya sebanyak 11 ekor yaitu tiga ekor di Kecamatan Kodi dan delapan ekor di Kecamatan Kodi Utara. Populasi ternak terdistribusi merata secara merata disetiap kecamatan namun daerah sentra penghasil hewan ternak besar (kerbau) di Kecamatan Wewewa Timur, 205
kuda di Wewewa Timur, sapi di Kecamatan Loura. Sedangkan sentra ternak kecil banyak terdapat di empat kecamatan yaitu : Wewewa Barat, Selatan, Timur, dan kecamatan Loura. Penghasil ternak unggas yang sudah merata diusahakan disetiap kecamatan dengan total populasi sebanyak 224.413 ekor, seperti ayam kampung 208.295 ekor (2,82%) dan ayam pedaging 376 ekor (10,17%), ayam petelur 2.853 ekor (1%), dan itik 12.931 ekor (6%). Kecamatan terbanyak menghasilkan ternak ungas adalah Kecamatan Wewewa Selatan, Wewewa Barat, Kecamatan Kodi dan Kodi Bangedo. Subsektor perikanan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sumba Barat (2011) sebesar Rp 4.316,56 juta atau sebesar 1, % terhadap total PDRB Sumba Barat Daya sedangkan kontribusinya terhadap sektor pertanian sebesar 2%. Bila dilihat berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan, nilai PDRB di sub sektor perikanan meningkat dibandingkan dengan nilai PDRB tahun 2010 sebesar 1,19%. Produksi perikanannya pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.106,44 ton, yang terdiri atas produksi perikanan laut (13%) dan 197,5 ton produksi perikanan darat (18%) serta rumput laut sebesar 69% yang merupakan kontributor terbesar terhadap subsektor perikanan. Produksi perikanan (2011) mengalami kenaikan sebesar 16% dari produksi (2010) yang mencapai 953,79 ton. Potensi hasil hutan berupa kayu rimbah dan kayu olahan seperti kayu rimbah persegi sebanyak 6.000 meter kubik, kayu rimbah indah sebanyak 2.000 meter kubik, kayu jati merah olahan sebanyak 900 meter kubik. b. Sektor Pertambangan Sektor pertambangan dan penggalian termasuk salah satu sektor ekonomi yang belum terlalu berkembang di Kabupaten Sumba Barat Daya. Sektor pertambangan dan penggalian pada Tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar Rp 3.614,81 juta atau 0,88% terhadap PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Jabuapten Sumba Barat mengalami kenaikan sebsar 1 % dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 3.564,93 juta. Produksi hasil pertambangannya sebagai besar dari hasil tambang galian golongan C. Produksi utamanya adalah batu pecah, batu karang, pair pasang, sirtu, tanah urug dan batu kali. c. Sektor Perindustrian Peran sektor perindustrian dalam perekonomian Kabupaten Sumba Barat Daya tahun 2011 relatif masih kecil, terlihat dari sumbangan sektor ini terhadap PDRB sebesar Rp 2.835,91 juta atau sebesar 0,69% dari total PDRB. Berdasarkan data Jumlah usaha industri kecil Tahun 2011 sebanyak 83 unit usaha yang menyerap sebanyak 384 tenaga kerja. Industri kerajinan rumah tangga mendominasi industri kecil dan kerajinan yakni sebesar 89% dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 78% adalah usaha industri kerajinan rumah tangga kayu dan produk dari kayu termasuk usaha mebel. Berdasarkan data Tabel 3.9.13 terlihat bahwa kelompok jenis industri yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kelompok usaha industri pengolahan lainnya dengan jumlah ndustri 195 dan menyerap sebanyak 390 tenaga kerja (26,35%) diikuti industri tekstil, pakaian jadi dan kulit yang menyerap sebanyak 310 tenaga kerja (20,95%), industri kayu & barang dari kayu/perabot rumah tangga yang menyerap sebanyak 260 tenaga kerja (17,57%), sama halnya industri makanan, minuman dan
206
tembakau menyerap 260 tenaga kerja (17,57%), Industri Logam Dasar menyerap 140 tenaga kerja (9,46%), serta kelompok usaha lainnya menyerap kurang dari 10%. Tabel 11. Jumlah Industri Kecil dan Penyerapan Tenaga Kerja menurut Golongan Industri di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2011 No
Jenis/Golongan Industri
1 2 3
Jumlah Industri (Unit) (%) 2 2,41 19 22,89 55 66,27
Tenaga Kerja Jumlah % 2 0,52 23 5,99 239 62,30
Industri Maknanan/Minuman & Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit Industri Kayu & Barang dari kayu/Perabot Rumah tangga 4 Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan 7 8,44 7 1,83 dan Penerbitan Jumlah 83 384 100.00 100.00 Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumba Barat Daya
d. Sektor Perdagangan Sumbangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (2011) sebesar Rp 55.518,51 juta (13,50%) terhadap total PDRB. Perkembangannya berdasarkan PDRB ADHK tahun 2000, maka terjadi peningkatan kontribusi sektor perdagangan dari Rp 50.809,52 juta 9,27% pada tahun 2010. Jumlah perusahaan perdagangan yang tercatat (2011) sebanyak 162 unit usaha yang terdiri atas 4 unit usaha besar (2,47%), 33 unit usaha menengah (20,17%) dan 125 unit usaha kecil (77,16%) yang tersebar di tujuh kecamatan kecuali Kecamatan Kodi Bangedo. Barang yang diantar pulaukan (keluar) adalah: hewan ternak (kuda, kambing), jambu mete, kopi, kopra, pinag, kacang hijau, jagung, kemiri dan hasil bumi lainnya. Komoditi antar pulau yang terbesar selama tahun 2011 adalah Jambu mete sebanyak 3.859,02 ton, jagung sebanyak 1.683 ton sedangkan hewan ternak adalah Kusa sebanyak 1.190 ekor dan kambing sebanyak 1.121 ekor. Bila dilihat menurut komoditas yang diperdagangkan (masuk) diantaranya berupa bahan kebutuhan makanan pokok, sandang dan papan, alat tulis kantor, barang elektronik serta peralatan rumah tangga. e. Sektor Koperasi Jumlah koperasi di Kabupaten Sumba Barat Daya pada Tahun 2012 sebanyak 65 unit Koperasi baik Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Lainnya dengan jumlah anggota sebanyak 4.479 anggota. Keberadaan koperasi sudah merata di setiap kecamatan, dan terbanyak terdapat di Kecamatan Loura (21 unit) dan di Kecamatan Wewewa Timur (13 unit) serta di Wewewa Barat sebanyak 10 koperasi. Diharapkan dengan adanya koperasi dapat meningkatkan pembangunan ekonomi disekitar wilayah kerjanya. f. Sektor Pariwisata Hotel dan Restoran Usaha di bidang Pariwisata dan perhotelan turut memberikan sumbangan terhadap PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya meskipun dengan persentase yang relatif kecil. Pada tahun 2011 sumbangan dari sektor usaha hotel dan restoran terhadap PDRB sebesar 0,25% dan sumbangan dari usaha hiburan dan rekreasi terhadap PDRB sebesar 0,01%. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya pengembangan sektor kepariwisataan dan promosi, dan belum memadainya sarana dan prasarana pendukung. 207
Data spesifik jumlah wisata di Kabupaten Sumba Barat Daya belum tersedia, sebagai gambaran dapat dilihat berdasarkan data jumlah wisatawan tahun 2011 yang berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat Daya pada berbagai objek pariwisata tahun 2010 sebanyak 1.207 wisatawan yang terdiri dari 993 wisatawan dalam negeri (82%) dan 207 wisatawan asing (18%). Jumlah wisatawan tahun 2010 tersebut mengalami peningkatan 424 bila dibanding jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2009 sebanyak 230 wisatawan. Usaha di bidang hotel dan rumah makan di Kabupaten Sumba Barat Daya belum berkembang, namun seiring dengan dilakukannya pengembangan pariwisata dan pembangunan disektor ekonomi lainnya peluang usaha dibidang perhotelan akan semakin besar. Jumlah hotel/losmen yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2011 sebanyak 6 buah hotel yang terdapat di Kecamtan Loura, memiliki 85 kamar dan tersedia 94 tempat tidur; dan satu hotel di Kodi yang memiliki 8 kamar dan 6 tempat tidur. g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2011 menyumbang Rp 8.286,92 juta atau 2% dari total PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000 pada periode 2009-2011 sektor ini mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 11,21% per tahun. Laju pertumbuhan yang relatif tinggi ini karena terjadi kenaikanyang cukup mencolok pada tahun 2010 yang mencapai 25,58%. Armada angkutan darat (2012) sebanyak 463 unit terdiri dari mobil penumpang 91 unit, mobil barang 325 unit, mobil bus 47 unit dan speda motor tetapi belum terdata. Selain melalui perhubungan darat, kegiatan ekonomi dan arus barang serta penumpang, dilayani melalui trasnportasi atau sarana perhubungan laut yang dilayani melalui pelabuhan laut Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tahun 2012 tercatat volume bongkar muat barang sebanyak 95.460 ton, terdiri dari aktivitas bongkar dengan volume 68.597 ton (72%) dari aktivitas muat barang dengan volume 26.863 ton (28%), dan hewan sebanyak 350 ekor. Pada Tahun 2012 tercatat jumlah kunjungan kapal laut kepelabuhan Waikelo sebanyak 337 kali yang melayani sebanyak 12.929 dengan rincian 5.485penumpang yang naik dan sebanyak 7.444 penumpang turun. Transportasi udara dapat diakses melalui pelabuhan udara Bandara Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat. Jumlah pesawat yang datang pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.238 unit, mengalami peningkatan sebesar 93% dibanding tahun 2010 sebanyak 806. Seiring dengan peningkatan kunjungan pesawat, jumlah penumpang yang datang juga meningkat dari 32.642 orang pada tahun 2010 menjadi 38.373 orang pada tahun 2011. Sementara penumpang yang berangkat pada tahun 2010 tercatat 32.827 orang, meningkat sekitar 22,67% dari tahun 2011 sebanyak 40.267 orang. Sarana komunikasi di Kabupaten Sumba Barat Daya sudah tersedia jasa pos yang menyediakan layanan jasa pos surat, wesel pos dan paket pos. Terdapat dua kantor pos pemabntu di Kecamatan Loura dan Wewewa Timur, dua rumah pos di Kecamatan Kodi dan Wewewa Barat. Fasilitas komunikasi lainnya yakni menggunakan telepon, dimana pada tahun 2011 tersedia jaringan telepon sebanyak 259 pelanggan yang terdiri dari kantor pemerintah, sambungan bisnis dan sambungan pelanggan rumah tangga.
208
h. Sektor Jasa dan Konstruksi Sektor jasa-jasa pada tahun 2011 menyumbang Rp 79.010,79 juta atau memberi kontribusi 19% terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000 pada periode 2009-2011 sektor ini mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 9,51% per tahun. Tingginya peran sektor jasa-jasa terhadap PDRB lebih banyak bersumber dari jasa pemerintahan umum sebesar 78% (61.781,26 juta) terhadap total PDRB sektor jasa. Adapun sub sektor jasa swasta menyumbang Rp 17.229,53 juta atau sebesar 22%% terhadap PDRB sektor jasa-jasa. Sektor jasa konstruksi pada tahun 2011 menyumbang Rp 13.518,38 juta atau memberi kontribusi 3% terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sumba Barat Daya (atas harga bkonstan). Berdasarkan harga konstan tahun 2000 pada periode 20092011 sektor ini mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,14% per tahun.
209