METODE SEDERHANA DAN PRAKTIS PENGUJIAN KEBERADAAN PROTEIN A Staphylococcus aurerds ISOLAT ASAL MANUSIA DAN SAP1 PERAH SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN PERANGKAT DIAENOSTIIC
TITIEK DJANNATUN
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK TITIEK DJANNATUN. Metode Sederhana dan Praktis Pengujian Keberadaan Protein A Staphylococcus aureus Isolat Asal Manusia dan Sapi Perah Serta Aplikasinya Dalam Pembuatan Perangkat Diagnostik. Dibimbing oleh I WAYAN TEGUH WIBAWAN, MASDUKI PARTADIREDJA (Alm), FACI-IRIYAN I-IASMI PASARIBU, dan BAMBANG PONTJO PRIOSOERYANTO. Protein A merupakan komponen permukaan sebagian besar bakteri StaphyZococcus a w e u s (S. aureus), berperan sebagai faktor virulensi pada ii~feksiS. aureus. Protein A mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan fraksi Fc hampir semua subklas imunogiobulin G (IgG) berbagai spesies, kecuali IgG3 (manusia); IgGl (mencit); IgG1,IgGl,, IgGzb (tikus); dan tidak berikatan dengan fraksi Fc Ig ayam. Karena kemampuannya tersebut, protein A dimanfaatkan dalarn berbagai teknik imunologi seperti pada uji imunokimia dan teknik diagnostik laboratorium. Keberadaan protein A pada permukaan sel bakteri S. aureus telah diuji dengan teknik Serum So# Agar (SSA). Dari 33 isolat asal manusia, 22 isolat menunjukkan perubahan bentuk koloni difus menjadi kompak dengan penambahan serum kelinci normal ke dalam media soft agar. Sebagai pembanding juga ditunjukkan pada 5 isolat dari 7 isolat S. aureus asal sapi. Perubahan koloni tidak dijumpai pada semua isolat yang ditumbuhkan pada SSA dengan serum normal ayam. Protein A S. aureus telah dipurifikasi menggunakan teknik afinitas kromatografi dan dikarakterisasi dengan menggunakan Sodium Dodecyl Sulphatc Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Hasil purifikasi menunjukkan satu pita protein dengan berat molekul 42 kDa. Matriks protein A yang telah diawetkan dengan menggunakan formaldehida 0,5% dalam PBS selarna 3 j a m pada suhu kamar, diikuti dengan pemanasan pada 80°C selama 1 jam, baik yang diaktivasi dengan antibodi spesifik kelinci terkadap Strptococcus grup C 5.60 maupun yang tidak diaktivasi masih memiliki aktivitas protein A setelah disimpan selarna 1 tahun pada suhu 4 O C . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik SSA dapat dipakai sebagai metode sederhana dan praktis untuk mendeteksi keberadaan protein A.
ABSTRACT
TlTIEK DJANNATUN. A Simple and Practice Method for Detection of the Occurrence of Protein A in Stnphyococczrs azrrez4s Isolated from Human and Dairy Cattle and Its Application for Diagnostic Kit. Under supervision of I WAYAN TEGUH WBAWAN, MASDUKI PARTADIREDJA, FACHRIYAN H A S M PASARIBU, and BAMBANG PONTJO PRIOSOERYANTO. Protein A is a cell wall constituent of most StaphyIococcz~saureus (S. aurezrs) strains, it has been postulated as a virulence factor in S. aureus infection, and it has an ability to bind to the Fc fraction of all IgG subclasses of various species except human IgG3, mice IgGl and rat IgGl, IgGz,, IgGzb; but not binds to the Fc fraction of chicken IgY. Because of this property, protein A is useful in a variety of immunological techniques as well as applications in immunochemical assay and diagnostics. The presence of protein A on the cell surface of S. aureus was examined with Serum Soft Agar (SSA) technique. From 33 human isolates, 22 isolates expressed the change of colony morphology fi-om diffuse t o compact in the presence of rabbit serum. Comparable results were also shown in 5 isolates out of 7 isolates derived from bovine. No colony morphological changes were detected in all isolates in the presence of chicken serum. Protein A of S. aurezis was purified using aff~nitychromatography technique and characterized with Sodium Dodecyl Sulphate Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). The purified protein A consists of one protein band with molecular weight of 42 kDa. Protein A matrix which previously preserved with 0,5% formaldehyde in PBS for 3 hours at room temperature, consequently with heat treatment at 80°C for 1 hour and activated with specific rabbit antibodies against group C Streptococcus 5.60 as well as without activation remained stable for at least 1 year when stored at 4°C. Result of this study indicated that SSA technique could be used as a simple and practice method for detection of protein A.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul : Metode Sederhana dan Praktis Pengujian Keberadaan Protein A Staphylucoccrrs
aureus Isolat Asal Manusia dan Sapi Perah Serta Aplikasinya Dalam Pembuatan Perangkat Diagnostik adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 3 Desember 200 1 Yang memberi pernyataan,
Titiek ~ i a n n 2 u n SVT 985 142
METODE SEDERHANA DAN PRAKTIS PENGUJIAN KEBERADAAN
nureus ISOLAT ASAL MANUSIA PROTEIN A Stap/zylococct~s DAN SAP1 PERAH SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN PERANGKAT DIAGNOSTIK.
TITIEK DJANNATUN SVT 985142
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
-tasi
:
Nama NRP Program Studi
: :
:
Metode Sederhana dan Praktis Pengujian Keberadaan Protein A Staphylococcus aureus Isolat Asal Manusia dan Sapi Perah Serta Aplikasinya Dalam Pembuatan Perangkat Diagnostik Titiek Djannatun 985142 Sains Veteriner
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Drh. I Wayan Teguh Wibawan, MS. Ketua
Prof. Drh. Masduki Partadiredia. MSc., PhD. (Alrn.1 Anggota
Anggota
Anggota
2. Ketua Program Studi Sains Veteriner
Drh. ~ambUangP. Fries Tanggal Lulus
: 17 Januari 2002
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 8 Mei 1963 dari orangtua H. M. Thamrin (Alrn.) dan Hj. Muchtadjah (Alm.) sebagai anak keempat dari sembilan bersaudara. Pada tahun 1975 penulis lulus Sekolah Dasar Negeri Blok R Pagi 111, Jakarta, tahun 1979 lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri XIII, Jakarta dan pada tahun
1982 lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 70, Jakarta. Pada tahun 1986 meraih gelar Sarjana Kedokteran IIewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dan tahun 1987 mendapatkan gelar profesi Dokter Hewan dari Fakultas yang sama. Sejak tahun 1987 sampai sekarang bekerja sebagai staf pengajar tetap pada Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta. Penulis menikah dengan Dr. Drh. Heru Setijanto, putra dari Drs. H. H. Soedjaja dan Hj. Budiharti pada tahun 1988 di Jakarta. Pada tahun 1997, penulis mengikuti pendidikan program magister di Program Studi Sains Veteriner, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan pada semester genap tahun akademik 1998/1999 penulis diperkenankan menempuh pendidikan program doktor melalui jalur alih jenjang.
UCAPAN TEFUMA KASIH
Alhzlmdulillah, atas berkat rahrnat dan karunia Allah S.W.T. disertasi ini dapat tersusun dan tidak terlepas pula dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu
sepantasnyalah penulis menyampaikan pcnghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Dr. Drh. I Wayan Teguh Wibawan, MS., Prof. Drh. Masduki Partadiredja, MSc.,
PhD. (Alm.), Dr. Drh. Fachriyan Hasmi Pasaribu dan Drh. Barnbang Pontjo Priosoeryanto, MS. PhD., selaku komisi pembimbing yang telah mewarnai dan mengarahkan pola pikir penulis selama penelitian dan penulisan disertasi ini. 2. Rektor Universitas YARSI, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI,
KepaIa d m staf Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI atas ijin dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan pascasarjana di IPB.
3. Badan Pelaksana Harian Yayasan YARSI yang telah rnen~bantubiaya pendidikan, penelitian dan penulisan disertasi. 4. Seluruh keluarga besar H.M. Thamrin (Alrn.) dan Drs. H. H. Soedjaja atas doa dan
dukungannya serta yang tersayang dan terhormat Suamiku Dr. Drh. Heru Setijanto sebagai pendukung, pendorong dan penasehat selama ini. 5 . Direktur Program Pascasarjana IPB beserta seluruh staf dan pegawai serta Ketua
Program Studi Sains Veteriner dan staf atas layanannya selama penulis menempuh pendidikan. 6. Direksi dan staf PT. Bio Farma (persero) Bandung, terutama Dr. Drh. Kamaluddin
Zarkasie dan Drh. Lia Siti Halimah, MSi. atas kesempatan, fasiIitas dan segala
bantuannya selama penulis menyelesaikan penelitian di Unit Pengujian Mutu Serum PT. Bio Farma (persero) Bandung.
7. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB beserta sivitas akademika atas pelayanan dan keramah-tamahannya yang rnemberikan suasana akademis yang kondusif bagi perjalanan pendidikan, penelitian sampai penulisan disertasi ini. 8 . Mbak Wahyuni, mbak Sri Estuningsih, mbak Eva Harlina, mbak Dini, pak Mahdi Abrar, I Nyoman Suartha, pak Fadrial Karmil, Hera Maheshwari dan adik-adiic Suhartila, Rik-Rik, siska, Nunu serta para teknisi di Laboratorium Diagnostik Bakteriologi, Agus Somantri, Taufik, atas segala bantuan dan dukungannya selama ini.
Khusus kepada Udin, Denny dan Ratih atas bantuannya dalam persiapan
presentasi penelitian ini.
9. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis. Akhirnya disertasi ini kupersembahkan kepada Umi tercinta, Hj. Muchtadjah Thamrin (Alm.) yang semasa hidupnya tak henti-hentinya memberikan dorongan semangat d m doa restunya. Semoga Allah S.W.T. senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunia kepada kita semua. Amin ya Rabbal alamin.
PRAKATA Protein A merupakan reagen penting dalarn imunologi dan teknik diagnostik laboratorium.
Secara biologis protein A berperan sebagai faktor virulensi bakteri,
yaitu mampu berikatan kuat pada bagian Fc dari hampir semua subklas imunoglobulin G (IgG).
Untuk mendeteksi keberadaan protein A selama ini digunakan beberapa metode yang sangat rumit, memerlukan peralatan dan reagen khusus yang mahal serta tidak praktis.
Dengan demikian perlu dicari cara alternatif untuk mendeteksi
keberadaan protein A yang sederhana dan praktis serta pengawetan protein A yang tepat, sehingga dapat disimpan untuk kurun waktu tertentu dan dimanfaatkan pada waktu diperlukan. Serangkaian percobaan telah dilakukan d m hasil serta pembahasannya dipaparkan dalam disertasi ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan diagnostik dalarn uji serologis terhadap berbagai antigen (Ag). nisadari dengan sepenuh hati, bahwa penyajian disertasi ini masih banyak kelemahan-kelemahan.
Untuk itu kritik dan saran pembaca senantiasa diharapkan.
Akhirnya dengan segala keterbatasan, semoga disertasi ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Januari 2002
DAFTAR lS1
Halaman
DAFTAR IS1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xi
...
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
XIII
DAFTAR GAMBAR
xiv
.....................................................................
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Hipotesis Penellt~an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............................... Analisa Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Morfologi dan Identifikasi Stnphykococcus nureus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Faktor Virulensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Protein A Staphylucocc~r.~ nftrrzrs . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ................. Penggunaan Protein A dalam Diagnostik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Interaksi Shphylococc~rsnzrretrs denyan cairan tubuh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Uji keberadaan protein A S. czrlrerrs . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Teknik Sofi Agar dan Ser~rnlSofi Apt. (SA dan SSA) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAHAN DAN METODE . . . . . Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Bahan Penelltlan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Isolat Bakteri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hewan Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Media Brakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bahan Reidentifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bahan-bahan lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Alat Penelltlan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Metode Penelitian .................................................................. A . Reidentifikasi bakteri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B . Penentuan Kandidat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Salt Aggregation Test ( S A T ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Dot Blot . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C . Purifikasi dan Karakterisasi Protein A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . Afinitas kromatografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .............. 2 . Ekstraksi Protein A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... . . . . . . . . . . . . .. . . ............
I
2 3 3
4 5 5 8 13 18
21 24 25
3. Presipitasi arnoniurn sulfat .............................................. 4 . Isolasi Protein A dengan matriks nitroselulose aktif .................. 5 . EIektroforesis SDS-PAGE ............................................... D . Penentuan awal keberadaan Protein A ..................................... 1. Pernumian Ig Kelinci ..................................................... Pemumian serum dengan amonium suIfat ......................... Pernumian dengan Ion Exchange Chromatography DEAE Sephacel ................................. . . ........................... Pengujian dengan menggunakan Spektrofotometer .............. 2 . Melihat pertwnbuhan bakteri pada soft agar (SA) .................... 3 . Pertumbuhan bakteri pada serum soft agar (SSA) .................... 4 . Pertumbuhan bakteri pada soft agar yang diberi Ig .................. E . Screening keberadaan protein A dengan SA dan SSA ................... F . Metode Pengawetan 1. Pengawetan dengan pemanasan 80°C selama 1 jam .................. 2 . Pengawetan dengan formaldehida 0,5% ............................... 3 . Pengawetan dengan formaldehida 0,5% dan pemanasan 80°C selarna 1 jam ............................................................... G. Aplikasi protein A untuk pengembangan kit diagnostik ................. 1 . Preparasi Ag vaksin SGC 5.60 ........................................... 2 . Produksi Ab terhadap SGC 5.60 ......................................... 3 . Pembuatan ekstrak autoclave antigen ................................... 4 . Pengujian Ab dengan teknik Agar Gel Precipifation Test (AGPT) .. 5 . Metode koaglutinasi .......................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... Reidentifikasi Bakteri ................................................................ Penentuan Kandidat .................................................................. Salt Aggregation Test (SAT) ................................................... Uji Dot Blot ....................................................................... Purifikasi. Karakterisasi dan Penentuan Keberadaan Protein A ................ Pelacakan protein A pada isolat lapang menggunakan teknik SA dan SSA ... Sensitifitas dan Spesifisitas ......................................................... Metode Pengawetan .................................................................. Aplikasi protein A untuk pengembangan kit diagnostik ........................ ICESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... Kesimpulan ........................................................................... Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
....................................................................
DAFTAR TABEL
.......................................
Tabel 1.
Faktor virulensi potensial S. aureus
Tabel 2.
Komposisi asam amino protein A mumi dari strain S. aureus Cowan 1 dan strain metisilin resisten S. aureus .................................
11 14
Kemampuan pengikatan protein A terhadap imunoglobulin dari beberapa spesies ............................................................ 16 Uji biokimia terhadap isolat Staphylococcus sp. asal manusia dan sapi ...........................................................................
47
............
48
Uji SAT terhadap isolat S. aureus asal manusia dan sapi
Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12.
Uji keberadaan protein A S. aureus asal manusia dan sapi dengan Dot Blot ....................................................................... 5 1 Uji keberadaan protein A terhadap isolat kandidat S. aureus asal manusia dan sapi dengan Dot Blot ........................................ 5 3 Uji keberadaan protein A terhadap isolat kandidat S. aureus asal manusia dan sapi dengan SA dan SSA ................................... 55 Hasil Pemeriksaan Imunoglobulin G dan Penentuan Kandungan Protein dengan Menggunakan Spektrofotometer .......................
56
Pertumbuhan bakteri S. aureus protein A positif pada Soft Agar dengan berbagai konsentrasi imunoglobulin kelinci ...................
56
Uji keberadaan protein AS. aureus isolat asal manusia dan sapi dengan SA dan SSA .........................................................
58
Perbandingan uji SSA dan Dot Blot terhadap keberadaan protein A S. aureus asal manusia dan sapi ...........................................
59
Resultan klasifikasi silang 40 isolat S. aureus menurut status keberadaan protein A dengan uji Dot Blot dan hasil screening keberadaan protein A menurut uji SSA ..................................
63
...........................
64
Tabel 14.
Hasil pengawetan terhadap matriks protein A
Tabel 15.
Penggunaan kandidat S. aureus sebagai pembeban antibodi untuk uji koaglutinasi ............................................................... 66
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gambar 2. Garnbar 3.
...................................... Ikatan antara Protein A dan reseptor Fc suatu antibodi ...............
19
Morfologi koloni bakteri S. aureus yang diisolasi dari manusia pada media agar darah ....................................................
45
Struktur StaphyIococcus antigenik
9
..................................... 4 9
Gambar 4.
Hasil Salt Aggregation Test (SAT)
Garnbar 5.
Metode Dot Blot dapat digunakan untuk diskriminasi bakteri yang memiliki protein A (A dan B) dan yang tidak melniliki protein A (C dan D) ................................................................... 5 1 Afirmasi protein A pada bakteri kandidat (Sa53 dan Sa2P1) dari berbagai jenis preparasi ................................................... 52
Gambar 6.
Uji keberadaan protein A pada isolat Sa53 dan Sa2P1 dari berbagai preparasi menggunakan SDS-PAGE ........................
54
Garnbar 8.
Uji kemurnian protein Ig kelinci yang telah diisolasi dengan presipitasi amonium sulfat dan DEAE-SephaceI, menggunakan scanning spektrofotometer, terlihat dengan pembentukan puncak b e a k ) fraksi 1 ( A )dan fraksi 2 (B) pada x 280 nm ..................
57
Gambar 9.
Uji Serum Soft Agar
.......................................................
60
Garnbar 10.
Uji koaglutinasi dengan menggunakan matriks protein A Sa53 yang telah diikat dengan serum spesifik terhadap SGC 5.60, direaksikan dengan antigen SGC 5.60 .................................. 66
Gambar 7.
DAPTAR SINGKATAN
Ab : Antibodi Ag : Antigen AGPT : Agar Gelt Precipitation Test Asn : Arsenin Asp : Asarn aspartat BHI : Brain Heart Infusion BM : Berat MolekuI BrCN : Bromsian CFT : Complement Fixation Test DEAE : Dietilaminoetil ELISA : Enzyme Linked Immunosorbent Assay Fab : Fragment antigen binding Fc : Fragmen crystallizable FITC : Fluoresceinisothiocyanate Fn : Fibronectin FnBP : Fibronectin bindingprotein Glu : Glutamat Gly : Glisin lg : Imunoglobulin IL : Interleukin kDa : kilo Dalton Lys : Lisin M : Molar MRSA : Methicillin resistant Staphylococcus aureus MSA : Manitol Salt Agar N : Normal PBS : Phosphate Bufler Saline PEG : Polyethylene Glycol PMN : Polymorphoneclear PMSF : Fenil metil sulfonil fluorida Pro : Prolin SA : Soft Agar SAT : Salt Agregation Test SDS-PAGE : Sodium dodesil sulfat poliakrilamida gel elektroforesis SGB : Streptococcus grup B SGC : Streptococcus grup C SSA : Serum Soft Agar TEMED : Tetra metil etilendiamin THB : Todd Hewitt Broth TSS : Toxic Shock Syndrome TSST-1 : Toxic Shock Syndrome Toxin-l