ASSESSMENT OF SECONDARY CARBON FOOTPRINT FROM ACADEMIC ACTIVITIES AT ITS SURABAYA KAJIAN TAPAK KARBON SEKUNDER DARI KEGIATAN AKADEMIK di ITS SURABAYA Sandi Dwi Yanto Environmental Engineering Study Program Faculty of Civil Engineering And Planning Sepuluh Nopember Institute Of Technology Surabaya Abstrak : Carbon footprint in ITS is a greenhouse gas produced by ITS based on their activity. Carbon footprint in ITS was divided into two namely primary and secondary. The example of primary carbon footprint is the result of burning fossil fuels. While the example of secondary carbon footprint is a result of electricity consumption. Reduction electricity in ITS can calculate by calculating the amount of electrical energy that ITS produce everyday then make a plan to reduce its usage. The reduction can be done in the environment around ITS in this case the academic sector. To get the amount of carbon emissions produced by ITS is to get the data amount of electricity generated and multiplied by emission factors. Emission factors were obtained by determining an electrical generator sources that supply the electricity for ITS, in this case Pembangkit Jawa Bali (PJB). PJB has 11 plants. The amount of carbon emissions were obtained by multiplying emission factor and electrical usage. then, the reduction alternative of electrical usage were designed in three methods, namely the reduction of duration of use power tools, replacement lamps, and merging the two methods. The results obtained from the calculation of carbon emissions generated ITS amounted to 4,691,239.2 kg CO2/year. From the data emitted, carried out the reduction of CO2 emissions by reduction electricity consumption. Reduction is done by replacing the light from 40 Watt to 14 Watt energy reduction lamps and perform the reduction of time usage of power tools. These reduction could reduce carbon emissions by 31,9%. Key words: academic activities, carbon footprint, CO2, electricity. Absrak : Tapak karbon di ITS adalah jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh ITS dari aktifitasnya. Tapak karbon di ITS terbagi 2 yaitu tapak karbon primer dan sekunder. Tapak karbon primer contohnya dari hasil dari pembakaran bahan bakar fosil. Sedangkan tapak karbon sekunder contohnya hasil dari pemakaian listrik. Penghematan listrik di ITS dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah energi listrik yang sehari-hari dihasilkan kemudian membuat rencana untuk mengurangi pemakaiannya. Penghematan bisa dilakukan di lingkungan ITS dalam hal ini sektor akademik. Untuk mendapatkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan ITS adalah dengan mendapatkan data jumlah pemakaian listrik yang dihasilkan dan dikalikan dengan faktor emisi. Faktor emisi didapatkan dengan mengetahui pembangkit yang menyalurkan listrik di ITS, dalam hal ini Pembangkit Jawa Bali (PJB). PJB ini mempunyai 11 pembangkit. Jumlah emisi karbon yang diperoleh dengan mengalikan faktor emisi dan penggunaan listrik. kemudian, alternatif pengurangan penggunaan listrik dirancang dalam tiga metode, yaitu pengurangan lama pemakaian alat listrik, penggantian lampu, dan penggabungan kedua metode tersebut. Hasil yang didapatkan dari hasil perhitungan didapatkan emisi karbon yang dihasilkan ITS adalah sebesar 4.691.239,2 kg CO2/tahun. Dari data emisi yang dikeluarkan, dilakukan reduksi emisi CO2 dengan cara penghematan pemakaian listrik. Penghematan ini dilakukan dengan cara mengganti lampu dari 40 Watt menjadi lampu hemat energi 14 Watt dan melakukan pengurangan waktu pemakaian alatalat listrik. Penghematan tersebut dapat mengurangi emisi karbon sebesar 31,9%. Kata kunci : CO2, kegiatan akademik, listrik, tapak karbon.
PENDAHULUAN Carbon Footprint adalah jejak karbon atau gas rumah kaca (green house gases) yang dihasilkan oleh suatu aktifitas (Wiedmann dan Minx, 2008). Hal ini terkait dengan jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dalam kehidupan kita sehari-hari melalui pembakaran bahan bakar fosil untuk listrik, pemanasan, transportasi dan lain-lain. Karbon footprint sendiri terbagi 2 yaitu karbon footprint primer dan karbon footprint sekunder. Karbon footprint primer merupakan ukuran dari emisi CO2 dari pembakaran secara langsung. Contoh dari karbon footprint primer ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Karbon footprint sekunder adalah ukuran jumlah emisi CO2 secara tidak langsung contohnya pemakaian listrik. Fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer telah melampaui batas yang seharusnya. Gas CO2 ini semakin hari jumlah dan konsentrasinya terus naik dan ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di Bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk institusi/kantor/rumah sakit/sekolah/kampus), industri, transportasi, dan lain-lain. Akibat dari jumlah CO2 yang berlebih antara lain dapat menyebabkan pemanasan global yang dapat mengganggu iklim dan juga kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Perubahan iklim adalah sebuah isu global yang mempengaruhi semua aspek masyarakat. Karbondioksida sebagai kunci dari gas rumah kaca yang menimbulkan masalah ini. Dengan menghitung emisi karbon atau karbon footprint, maka pemerintah atau pemilik bisnis dapat mengkaji strategi untuk menangani perubahan iklim dan memberikan solusi untuk mengurangi pemanasan global (Small Firms Assosiation, 2007). Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu institut di Indonesia juga berperan penting dalam menghasilkan emisi CO2 yang berasal dari penggunaan listriknya. Penggunaan listrik ini berasal dari kegiatan-kegiatan dalam hal menunjang proses belajar mengajar. Menurut data dari BAUK ITS, sebagai contoh, pada tahun 2009, pemakaian alat lisrik berupa air conditioner di seluruh bagian akademik (seluruh fakultas di ITS) pada satu hari adalah rata-rata sebesar 3,12 MW dan pada bulan Desember 2009 pemakaian listrik di ITS sebesar 367,280 MW (BAUK, 2009). Penggunaan listrik ini harus direduksi agar emisi CO2 yang dihasilkan tidak terlalu besar. Untuk dapat mengurangi karbon footprint dari pemakaian listrik di ITS, pertama-tama harus menghetahui jumlah pemakaian listrik yang ada di ITS, kemudian setelah itu, menghitung karbon footprint dari pemakaian listrik tersebut. Kemudian setelah mendapatkan karbon footprint, langkah selanjutnya dapat menentukan strategi dalam mengurangi jumlah karbon footprint yang dihasilkan (Anonim, 2011). Menghemat penggunaan listrik, mengganti lampu atau peralatan listrik lainnya dengan watt yang lebih rendah dan ekonomis dan menggunakan listrik secara seperlunya saja telah membantu mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan akibat penggunaan listrik dan tentu saja menghemat biaya yang dikeluarkan ITS untuk penggunaan listriknya. ITS, contohnya di bagian BAUK, telah menerapkan perilaku hemat energi. Ini dibuktikan dengan mengambil salah satu dari 2 lampu penerangan di ruangannya dan mematikan lampu ruangan pada siang hari. Penerangan diganti dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. METODOLOGI Dengan membaca berbagai literatur di buku maupun browsing di internet, didapat permasalahan di atas. Setelah itu mengumpulkan data-data untuk mendukung analisis. Analisis ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari bagian BAUK ITS dan selanjutnya dilakukan survei terhadap setiap bangunan di dalam ruang lingkup untuk menghetahui jumlah peralatan listrik dan pemakaian listrik secara rinci. Setelah data dari setiap bangunan terkumpul maka dilakukan analisis perhitungan terhadap jumlah emisi CO2 dari pemakaian listrik tersebut. Setelah didapatkan jumlah emisi CO2, maka dilakukan reduksi jumlah emisi CO2 dengan cara mengganti peralatan listrik yang lebih hemat dan efisien contohnya lampu hemat energi atau mengurangi aktivitas kampus di malam hari pada saat puncak pemakaian listrik. Kemudian dilakukan perhitungan jumlah emisi CO2 setelah dilakukannya reduksi pemakaian atau penggantian alat listrik tersebut. Setelah itu didapatkan jumlah reduksi emisi CO2 dengan mengurangi antara jumlah emisi CO2 sebelum di reduksi dengan jumlah emisi CO2 setelah dilakukan reduksi pemakaian listrik.
Pengumpulan Data Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari bagian BAUK ITS dan data dari tata usaha setiap jurusan. Data yang akan diambil meliputi data peralatan listrik di jurusan, daya setiap peralatan listrik tersebut dan berapa jam lama pemakaian peralatan tersebut per harinya. Data Primer Data primer didapatkan dengan mensurvey setiap jurusan yang ada di ITS dan mewawancarai bagian tata usaha dari setiap jurusan tersebut agar data sekunder yang telah didapatkan dari bagian BAUK dan di setiap jurusan lebih lengkap dan sesuai dengan yang ada di lapangan. Wawancara ini tentang apa saja alat listrik yang ada, apa merek dan tipe nya, berapa daya dari merek atau tipe tersebut dan berapa lama pemakaian dari peralatan tersebut. Wawancara ini bersifat pertanyaan dan ditujukan kepada bagian tata usaha atau bila di laboratorium, maka sebagai tambahan akan diwawancara orang yang menjaga atau bertanggung jawab di laboratorium tersebut. Analisis data Setelah mendapatkan data yang didapatkan dari BAUK dan setiap jurusan ITS dalam ruang lingkup yaitu bagian akademik, baik data primer berupa wawancara maupun data sekunder berupa data alat listrik, data itu kemudian diolah. Pengolahan data penggunaan listrik di lingkungan ITS yaitu berdasarkan Carbon Footprint dimana membutuhkan faktor emisi. Rumus untuk mencari emisi faktor adalah sebagai berikut EF EF NCV CEF Oxid SFC
44
= SFC.NCV.CEF.Oxid. …………………(3) 12
= Emission Factor (massa/MWh) = nilai Net Calorific Volume (energy content) per unit massa atau volume bahan bakar (TJ/ton fuel) = Carbon Emission Factor (ton C/TJ) = Oxidation Factor = Spesific Fuel Consumption yang merupakan data spesifik konsumsi bahan bakar.
Nilai SFC masing-masing bahan bakar adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Spesific Fuel Consumption Pembangkit Listrik Jenis SFC Dalam MWh SFC Batubara OC (ton) 0.465 SFC PLTU MFO OC (Kl) 0.23 SFC PLTU Gas OC (mmscf) 0.0085 SFC PLTGU HSD CC (Kl) 0.194 SFC PLTGU HSD CC (mmscf) 0.00826 SFC PLTGU HSD OC (Kl) 0.23 SFC PLTGU Gas OC (mmscf) 0.0085 SFC PLTG HSD OC (Kl) 0.23 Sumber : UNFCCC CDM-PDD-Version 02, dalam Gusman, 2009 Nilai NCV, CEF dan Oxidation Number untuk pemakaian batubara sebagai bahan bakar adalah : Tabel 3.2 IPCC Indonesia-Spesifik NCVs Fuel Batubara Crude Oil Gas/Diesel Oil
NCV
Satuan 23 TJ/Kt Zfuel 42.66 TJ/Kt Zfuel 42.66 TJ/Kt Zfuel
Natural Gas 42.77 TJ/Kt Zfuel Sumber : Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories, Reference Manual Table 1-2 Tabel 3.3 IPCC Referensi CEFs Fuel CEF Satuan Batubara 26.2 tC/TJ Crude Oil 20 tC/TJ Gas/Diesel Oil 20.2 tC/TJ Natural Gas 15.3 tC/TJ Sumber : Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories, Reference Manual Table 1-4 Tabel 3.4 IPCC Referensi Oxidation Factors Fuel Oxid Satuan Batubara 0.98 Gas 0.995 Oil 0.99 Sumber : Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories, Reference Manual Table 1-6 Tabel 3.5 Konversi massa karbon per unit dari konsumsi bahan bakar Faktor Fuel Konversi Satuan Batubara 0.98 Kt fuel/KT fuel Crude Oil 0.0009 Kt fuel/kiloliter Gas/Diesel Oil 0.0009 Kt fuel/kiloliter Natural Gas 0.019922 Kt fuel/mmscf Sumber : UNFCCC CDM-PDD-Version 02, dalam Gusman, 2009 Selain itu juga diperlukan nama-nama pembangkit yang merupakan pemasok listrik di Jawa (Tabel 3.6). Tabel 3.6. Nama Pembangkit Listrik di Jawa Nama Unit Pembangkit
Jenis Pembangkit
Bahan Bakar
PLTG
HSD/gas
PLTGU
HSD/gas
PLTU
MFO/gas
PLTG Gili
HSD
Unit pembangkit Paiton
PLTU
Batubara
800
Unit pembangkit Paiton Baru
PLTU
Batubara
1 x 660 MW
PLTU unit 1-2-3
MFO/HSD
PLTU 4-5
campuran gas dan minyak
Unit pembangkit Gresik
Unit pembangkit Muara Karang
Produksi listrik (MW)
2259,18
1.208,58
Nama Unit Pembangkit
Unit pembangkit Muara Tawar
Jenis Pembangkit
Bahan Bakar
PLTG
Gas
PLTG
Gas
PLTGU
Gas dan uap
Produksi listrik (MW)
920
Sumber : (PT. PJB, 2010) Setelah faktor emisi ditemukan, selanjutnya, menghitung besarnya emisi CO2 sekunder. Sumber datanya adalah data konsumsi listrik dengan menggunakan persamaan 4. kg CO2 = EF . pemakaian listrik…………….(4) Keterangan : Konsumsi Listrik EF Emisi CO2
= Listrik yang dipakai (KWh) = Emission Factor (massa/KWh) = jumlah emisi CO2 (massa)
Jumlah emisi CO2 telah didapatkan selanjutnya listrik direduksi untuk mengurangi jumlah emisi CO2 yang dihasilkan. Penghematan listrik terhadap alat-alat listrik dilakukan pada semua alat yang bisa dilakukan reduksi. Apabila tidak dimungkinkan dilakukan reduksi, maka tidak akan dilakukan reduksi. Reduksi meliputi reduksi dengan mengganti lampu yang terpasang dengan lampu yang hemat energi. Selain itu dapat mengurangi jam pemakaian suatu alat listrik apabila alat tersebut tidak terlalu dipakai atau bisa dimatikan. Kemudian dihitung jumlah reduksinya yaitu dengan menggunakan persamaan 5. Reduksi = jumlah emisi CO2 sebelum reduksi – jumlah emisi CO2 reduksi…………………(5)
setelah
Jumlah reduksi ditemukan, selanjutnya kita menghitung biaya untuk penghematan tersebut dengan cara penggantian lampu. Penggantian ini meliputi pembelian lampu hemat energi, pembelian tempat lampu yang akan dipasang dan biaya tukang yang akan memasangnya. Pembelian lampu dan lainlain tersebut mengakibatkan keluarnya biaya untuk penggantian lampu. ANALISA DAN PEMBAHASAN Data Jumlah Peralatan Listrik di ITS (Akademik) Setelah melakukan survey serta wawancara dan mengumpulkan data primer dan data sekunder pada jurusan di dalam ruang lingkup, maka akan ditampilkan jumlah peralatan listrik dari setiap jurusan di ITS. Berikut ini adalah contoh perhitungan data jumlah daya perjurusan. Jurusan Arsitektur mempunyai : Alat listrik = 1 unit OHP Daya = 225 Watt Lama pemakaian = 6 jam perhari Wh = 225 Watt x 1 unit x 6 jam/hari = 1350 Wh/hari Pada jurusan Arsitektur mempunyai alat listrik berupa OHP, AC, Ceiling Fan dan lampu listrik. Tabel 4.1 berikut merupakan hasil dari perhitungan data jumlah daya listrik di Arsitektur.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Jumlah Daya Listrik di Arsitektur/hari Nama Ruang
Nama Barang
Daya (watt)
Jumlah Barang (Unit)
Lama Pemakaian (Jam)
Jumlah Wh/hari
SG.101
OHP
225
1
6
1350
Ac split
375
2
9
6750
Ceiling Fan 103 Lampu 80 Listrik Sumber : Hasil Perhitungan
2
6
1236
10
9
7200
Ruang Kuliah
Setelah mendapatkan data jumlah pemakaian maka kita akan mendapatkan jumlah daya setiap alat yang ada di jurusan ITS. Selanjutnya akan di kelompokkan alat-alat tersebut menurut jumlah dayanya. Misalnya di dalam 1 jurusan, semua komputer di jurusan itu dayanya digabungkan sehingga didapatkan berapa daya yang dikeluarkan untuk semua komputer yang ada di jurusan tersebut. Demikian juga untuk alat-alat yang lain. Berikut ini adalah jumlah alat dan besar daya yang dikonsumsi oleh berbagai jurusan di ITS. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) FTSP mempunyai jurusan-jurusan seperti jurusan Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Perencanaan Wilayah dan Kota, Geomatika, dan Desain Produk. Pada setiap jurusan di FTSP ini, rata-rata mempunyai ruangan kelas, laboratorium dan sekretariat jurusan. Pemborosan yang paling sering terjadi adalah pemborosan dalam pemakaian AC, lampu dan LCD. Alat-alat tersebut merupakan penunjang proses belajar mengajar. Alat ini seharusnya digunakan pada saat belajar, tetapi alat tersebut masih menyala pada saat tidak digunakan lagi. Ini termasuk pemborosan. Hal ini terbukti pada saat survey hampir di setiap jurusan terdapat kelas yang kosong tetapi lampu, AC dan LCD masih menyala. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran I. Jurusan Teknik Geomatika dan PWK memiliki alat laboratorium yang tidak memerlukan listrik sehingga listrik yang di pakai di laboratoriumnya hanya untuk AC, lampu dan komputer. Pada jurusan Teknik Sipil mempunyai alat-alat laboratorium yang cukup besar dayanya. Hal ini tidak termasuk pemborosan karena pemakaian alat ini sudah terjadwal dan pemakaiannya sesuai dengan kebutuhannya untuk proses belajar mengajar. Demikian juga dengan alat-alat laboratorium di jurusan lainnya. Fakultas Matematika dan Ilmu Penghetahuan Alam (FMIPA) FMIPA mempunyai jurusan-jurusan seperti jurusan Fisika, Matematika, Biologi, Statisika, Kimia. Pada jurusan-jurusan di FMIPA memiliki ruang kelas, sekretariat jurusan dan laboratorium. Potensi pemborosan terjadi pada pemakaian AC, lampu dan LCD. Pemborosan ada pada ruangan kelas yang sudah tidak dipakai tetapi lampu, AC dan LCD masih menyala. Hal ini ditemukan pada hampir setiap kelas pada jurusan di FMIPA. Ini kemungkinan terjadi setiap hari setelah pelajaran selesai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I. Alat-alat laboratorium pada jurusan di FMIPA ini cukup banyak yang menggunakan listrik sehingga pemakaian listriknya juga cukup besar. Ada juga alat yang dihudupkan terus misalnya oven. Penggunaan ini tidak termasuk pemborosan karena pemakaiannya sesuai jadwal dan dan digunakan pada saat praktikum atau penggunaan pada saat pengerjaan tugas akhir. Potensi pemborosan di laboratorium terjadi di penggunaan lampu yang hidup di saat tidak ada kegiatan praktikum di laboratorium. Fakultas Teknologi Industri (FTI) FTI mempunyai jurusan-jurusan seperti jurusan Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Material, Teknik Industri dan Teknik Elektronika.
Pada jurusan-jurusan di FTI terdapat ruang kelas, sekretariat, dan laboratorium. Potensi pemborosan rerjadi pada pemakaian AC, lampu dan LCD. Alat-alat tersebut dipakai di ruang kelas. Pemborosan terjadi pada saat kelas tidak dipakai atau kosong tetapi alat-alat terebut masih menyala. Kondisi ini terjadi pada saat pergantian pelajaran dan diindikasikan terjadi setiap hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I. FTI memiliki banyak laboratorium dan tentunya banyak juga alat-alat laboratorium yang memakai daya listrik. Penggunaan alat-alat listrik untuk peralatan laboratorium tidak termasuk pemborosan karena dipakai untuk tujuan proses belajar mengajar. potensi pemborosan terjadi pada saat laboratorium dipakai melebihi jam yang diperbolehkan atau sampai pagi. Hal ini tidak dianjurkan karena beban antara pemakaian listrik di siang hari dan malam hari berbeda. Bila sangat mendesak untuk melakukan praktikum, maka hal ini diperbolehkan tetapi jangan setiap hari. Penggunaan kelas juga ada yang sampai malam hari. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan mengingat beban listrik yang berbeda dan daya konsentrasi mahasiswa yang sudah berkurang sehingga dirasa tidak efektif. Fakultas Teknik Kelautan (FTK) FTK mempunyai jurusan-jurusan seperti jurusan Teknik Perkapalan, Teknik Kelautan dan Sistem Perkapalan. Semua jurusan di FTK mempunyai ruang kelas, laboratorium dan sekretariat jurusan. Potensi pemborosan ada pada pemakaian AC, lampu dan LCD. Potensi ini terjadi pada saat survey dan terlihat pemakaian kelas yang telah berakhir untuk perkuliahan, tetapi alat-alat tersebut masih menyala dan ruangan telah kosong. Keadaan ini terjadi biasanya pada saat pergantian pelajaran dan diindikasi terjadi setiap hari. keterangan yang lebih jelas ada pada lampiran I. Alat-alat laboratorium di FTK ada yang mempunyai daya yang besar dan pemakaiannya lama, misalnya mesin CNC. Alat ini berdaya besar dan dipakai terus-menerus. Akan tetapi, walaupun dayanya besar dan dipakai lama, hal ini bukan merupakan pemborosan karena dipakai sesuai keperluan dan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk proses belajar. Ruang kelas di FTK juga dipakai sampai malam. Biasanya pemakaian sampai malam ini bila ada pelajaran tambahan dan kelas di siang hari sudah penuh. Keadaan ini keadaan yang terpaksa dan tidak setiap hari terjadi. Walaupun demikian, hal ini perlu dihindari mengingat beban daya antara siang dan malam berbeda. Fakultas Teknik Informatika (FTIf) FTIf mempunyai jurusan-jurusan seperti jurusan Teknik Informatika dan Program Studi Sistem Informasi. Pada FIIf, terdapat ruang kelas, laboratorium berupa lab komputer, dan ruang sekretariat. Potensi pemborosan ada di pemakaian lampu, AC dan LCD. Hal ini terlihat saat survey terdapat beberapa ruang kelas yang kosong tetapi beberapa lampu dan lampu menyala. Di ruangan sekretariat terdapat komputer yang tidak dipergunakan untuk urusan pendidikan. Selain itu juga terdapat komputer yang hanya stand by dan orang yang memakainya pergi. Alat-alat laboratorium di FTIf ini berupa ruang komputer. Biasanya mahasiswa menginap di laboratorium ini. Keperluannya bermacam-macam. Ada yang memang untuk tujuan belajar, ada yang untuk tujuan main-main saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I. Perhitungan faktor emisi Faktor emisi merupakan nilai rata-rata suatu parameter pencemar udara yang dikeluarkan sumber spesifik. Sumber yang dimaksudkan disini adalah pembangkit yang memasok kebutuhan listrik di Jawa dan Bali yang dikenal dengan nama Pembangkit Jawa Bali (PJB). Perhitungan faktor emisi ini dilakukan karena listrik yang dipakai ITS ini merupakan listrik yang dihasilkan oleh beberapa pembangkit. Sehingga faktor emisi yang dipakai adalah faktor emisi rata-rata dari tiap pembangkit. Adapun pembangkit yang termasuk dalam PJB ini dapat dilihat pada tabel 4.12.
Contoh perhitungan dari faktor emisi ini adalah sebagai berikut.
Unit Pembangkit Gresik jenis PLTG yang berjenis Open Cycle dengan berbahan bakar gas. SFC = 0,0085 mmsfc/MWh = 0,0085 mmsfc/MWh x 0,019922 KT Fuel/mmsfc = 0,000169 KT fuel/MWh NCV = 42,77 TJ/kton fuel CEF = 15,3 tC/TJ Oxid = 0,995 44
EF = 0,000169 x 42,77 x 15,3 x 0,995 x 12 = 0,40427 ton CO2/MWh Tabel 4.10 berikut merupakan faktor emisi dari masing-masing unit pembangkit.
Tabel 4.10 Faktor Emisi dari Tiap Pembangkit Emisi Faktor Tiap Jenis Bahan NCV CEF Oxid Nama SFC (1) Pembangkit (2) (3) (4) Pembangkit Pembangkit Bakar ton CO2/MWh 0.40 PLTG Gas 0.00017 42.77 15.30 0.995 Unit PLTGU Gas 0.00017 42.77 15.30 0.995 0.40 Pembangkit PLTU Gas 0.00017 42.77 15.30 0.995 0.40 Gresik PLTG Gili HSD 0.00017 42.66 20.20 0.990 0.54 Unit Pembangkit PLTU Paiton
Batubara 0.00046
23.00
26.20
0.980
0.98
Unit Pembangkit PLTU Paiton
Batubara 0.00046
23.00
26.20
0.980
0.98
PLTU PLTU
MFO Gas
0.00021 0.00017
42.66 42.77
20.00 15.30
0.990 0.995
0.64 0.40
PLTGU
Gas
0.00017
42.77
15.30
0.995
0.40
PLTG
Gas
0.00017
42.77
15.30
0.995
0.40
PLTGU
Gas
0.00017
42.77
15.30
0.995
0.40
Unit Pembangkit Muara Karang Unit Pembangkit Muara Tawar Total
5.99
Tabel 4.10 diatas adalah merupakan faktor emisi untuk tiap jenis pembangkit, sedangkan PJB ada 11 pembangkit, karena itu harus dicari faktor emisi rata-rata. Untuk mencari faktor emisi rata-rata, langkah pertama, dihitung emisi dari tiap pembangkit dengan cara tiap faktor emisi pembangkit dikali dengan produksi listrik dari tiap pembangkit di dalam PJB. Tabel 4.11 Jumlah Produksi Listrik Masing-Masing Unit Nama Pembangkit
Jenis Pembangkit
Bahan Bakar
Produksi Listrik MWh
Unit Pembangkit Gresik
PLTG PLTGU PLTU PLTG Gili
Gas Gas Gas HSD
80.4 1575 600 20.1
PLTU
Batubara
800
PLTU
Batubara
600
PLTU PLTU
MFO Gas
300 400
PLTGU
Gas
508.58
Unit Pembangkit Paiton Unit Pembangkit Paiton Unit Pembangkit Muara Karang
Nama Pembangkit Unit Pembangkit Muara Karang
Jenis Pembangkit
Bahan Bakar
Produksi Listrik MWh
PLTG
Gas
280
PLTGU
Gas
640 5804.08
Total Produksi
Setelah mendapatkan jumlah produksi listrik dari tiap pembangkit, maka dilakukan perhitungan emisi faktor rata-rata. Contoh perhitungan : Unit Pembangkit Gresik dengan faktor emisi 0,40 tCO2/MWh dan produksi listrik 80,4 MW. Maka emisinya adalah Emisi = 0,40 tCO2/MWh x 80,4 MWh = 32,504 tCO2. Hasil perhitungan selengkapnya ada pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Jumlah Emisi dari Tiap Pembangkit Nama Pembangkit
Jenis Pembangkit
Bahan Bakar
Emisi (tCO2)
Unit Pembangkit Gresik
PLTG PLTGU PLTU PLTG Gili
Gas Gas Gas HSD
32.50 636.73 242.56 10.97
Unit Pembangkit Paiton
PLTU
Batubara
789.39
Unit Pembangkit Paiton
PLTU
Batubara
592.04
PLTU PLTU
MFO Gas
256.44 161.71
PLTGU
Gas
161.71
PLTG
Gas
113.19
PLTGU
Gas
113.19
Unit Pembangkit Muara Karang Unit Pembangkit Muara Tawar
Total Emisi
3110.48
Langkah kedua, setelah diketahui emisi dari tiap pembangkit, maka dihitung faktor emisi rata-rata dengan cara membagi jumlah emisi dengan jumlah produksi listrik PJB. EFrata-rata
= ݅ݏ݅݉ܧ ܪ݈ܽ݉ݑܬൗܶ݅ݏ݇ݑ݀ݎܲ ݈ܽݐ 3100,48 ܱܥݐ2 ൗ5804,08ܹܯℎ =
= 0,5359 tCO2/MWh = 0,54 kg CO2/KWh Maka nilai faktor emisi rata-ratanya adalah 0,54 kg CO2/KWh. Nilai faktor emisi ini yang akan dipakai dalam perhitungan emisi karbon. Perhitungan Jumlah Emisi Karbon dari Tiap Jurusan Nilai faktor emisi sudah didapatkan, maka perhitungan selanjutnya adalah menghitung jumlah emisi karbon dari daya yang digunakan oleh ITS. Pada tabel 2.1, pemakaian daya di ITS sebesar 8.687.480 KWh. Maka karbon footprint yang dihasilkan adalah : Emisi CO2 = EF (kg CO2) x jumlah pemakaian listrik (KWh) Perhitungan jumlah emisi karbon di ITS : Emisi = 0,54 kg CO2/KWh x 8.687.480 KWh = 4.691.239,2 kg CO2 Setelah itu dihitung emisi karbon di setiap jurusan dalam ruang lingkup. Ini bertujuan untuk menghetahui seberapa besar sumbangan emisi karbon ke udara. Contoh perhitungan pada jurusan Teknik Fisika Emisi = 0,54 kg CO2/KWh x 185781.45 KWh = 99.562,66 kg CO2/tahun Tabel 4.13 memperlihatkan jumlah pemakaian listrik dan emisi karbonnya di tiap jurusan. Tabel 4.13 Jumlah Pemakaian Listrik dan Emisi Karbon di Setiap Jurusan di ITS Surabaya Jumlah Jumlah Emisi Jumlah Karbon Jumlah Emisi Faktor Pemakaian Pemakaian Karbon per tahun Emisi (kg Jurusan Listrik (kg Listrik per hari CO2/kWh) (kWh/hari) (kWh/tahun) (kg CO2) CO2) Sebelum Reduksi Teknik 2075.6 430313.6 0.54 1112.4 230610.6 Sipil Arsitektur 550.8 114454.9 0.54 295.2 61337.8 Teknik 479.4 99499.7 0.54 256.9 53323.2 Lingkungan Teknik 379.1 78655.0 0.54 203.2 42152.2 Geomatika Desain 751.9 155897.8 0.54 403.0 83547.6 Produk PWK 474.5 98401.1 0.54 254.3 52734.4 Fisika Matematika Statistika Kimia Biologi Teknik Mesin Teknik
1243.1 417.2 674.3 535.4 449.9
257668.1 86880.5 140016.0 111129.2 93565.1
0.54 0.54 0.54 0.54 0.54
666.2 223.6 361.4 286.9 241.1
138087.6 46560.4 75036.4 59555.5 50142.7
1744.9
361716.3
0.54
935.1
193848.4
1446.0
299850.4
0.54
774.9
160693.6
Jurusan
Jumlah Pemakaian Listrik (kWh/hari)
Elektronika Teknik 1915.8 Kimia Teknik 895.0 Fisika Teknik 554.7 Industri Teknik 317.7 Material Teknik 1957.8 Perkapalan Teknik 1077.2 Kelautan Sistem 1806.9 Perkapalan Teknik 2684.4 Informatika Sistem 745.8 Informasi Sumber : Hasil Perhitungan
Jumlah Emisi Karbon per tahun (kg CO2) Sebelum Reduksi
Jumlah Pemakaian Listrik (kWh/tahun)
Faktor Emisi (kg CO2/kWh)
Jumlah Emisi Karbon per hari (kg CO2)
397089.2
0.54
1026.7
212805.2
185781.5
0.54
479.6
99562.7
115265.9
0.54
297.3
61772.5
66074.6
0.54
170.3
35410.2
405795.6
0.54
1049.2
217471.1
223424.8
0.54
577.3
119736.2
374470.9
0.54
968.4
200683.8
556584.3
0.54
1438.6
298280.6
154826.3
0.54
399.7
82973.4
Berikut ini grafik yang menunujukkan jumlah emisi karbon tiap jurusan di ITS
Jumlah Emisi Karbon per tahun (kg CO2) Sebelum Reduksi 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Jumlah Emisi Karbon per tahun (kg CO2) Sebelum Reduksi
Gambar 4.1 Jumlah Emisi Karbon Per Tahun pada Setiap Jurusan di ITS
Evaluasi Setelah mendapatkan jumlah pemakaian listrik dan jumlah emisi karbon per tahun yang dikeluarkan oleh setiap tempat dalam ruang lingkup, terlihat bahwa hasil tersebut cukup besar dan akan dilakukan upaya reduksinya dalam hal pemakaian listrik. Reduksi ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian listrik sehingga dari penghematan listrik ini berkurang juga emisi karbon yang dihasilkan. Reduksi ini juga menghemat biaya yang dikeluarkan ITS untuk membayar listriknya. Penghematan yang akan dilakukan meliputi dua hal, yaitu: a. Penghematan dengan mengganti alat listrik yang lebih efisien. Penghematan ini merupakan penghematan yang mengganti lampu TL 2x40 watt menjadi 1 lampu hemat energi 14 watt. Pengantian ini dikarenakan intensitas cahaya dari lampu hemat energi berdaya 14 watt setara dengan 2 buah lampu TL berdaya 40 watt. Maka penghematan ini sangat membantu untuk pengurangan daya yang dipakai dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan. Penghematan ini ditujukan untuk seluruh jurusan yang masih memakai lampu TL 40 watt. Penggantian lampu ini membutuhkan biaya. Perhitungan biaya akan dijelaskan di subbab berikutnya. b. Penghematan dengan cara mengurangi jam pemakaian. Penghematan ini dengan cara mematikan alat-alat listrik bila tidak dipakai lagi. Tujuannya agar tidak ada daya yang terbuang sia-sia. Biasanya hal ini diterapkan kea lat-alat listrik berupa AC, lampu dan LCD yang sering digunakan. Jumlah reduksi dan apa saja alat yang direduksi dapat dilihat pada lampiran III. Berikut ini adalah penjelasan dari cara penghematan pada masing-masing fakultas/jurusan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Pada FTSP, penghematan dapat dilakukan pada AC dan lampu. AC ini dipakai terus menerus walaupun kelas tidak dipakai. Lampu juga demikian perlakuannya sehingga ada pemborosan energi. Penghematan yang bisa dilakukan adalah dengan mengefektifkan pemakaian AC dan lampu. Pada pemakaian AC seharusnya dipakai hanya jika dipakai kelasnya dan bisa tidak semua AC yang menyala. Cukup 1 AC yang tidak menyala atau lebih sesuai dengan kenyamanan kelas yang dipakai dan waktu kelas dipakai. Contohnya bila kelas dipakai siang hari, bisa menghidupkan semua AC bila diperlukan, tetapi pada pagi hari cukup memakai 1 AC karena pagi hari kondisi udara masih dingin. Setelah kelas berakhir, maka AC harus tetap dimatikan atau pintu kelas ditutup supaya hawa dingin AC tidak keluar. Pada pemakaian lampu juga demikian. Lampu bisa diefektifkan pemakaiannya dengan tidak menyalakan semua lampu pada kondisi yang terang. Contohnya pada siang hari dimana matahari bersinar terang. Kita bisa tidak menghidupkan 2 lampu atau lebih untuk kondisi itu. Ini dikarenakan cahaya matahari mampu menyinari isi kelas sehingga dapat terjadi penghematan. Peghematan lainnya dapat mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt yang setara terangnya dengan lampu 75 Watt. Penggunaan kipas angin dapat meminimalkan pemakaiannya dengan tidak menggunakan kipas angin bila AC menyala karena itu akan memboroskan energi. Hawa dingin dari AC sudah cukup dan kipas angin tidak begitu perlu dihidupkan bila AC telah dihidupkan. Penggunaan komputer juga dapat diefektifkan dengan mematikan komputer bila istirahat dan tidak diperlukan lagi. Komputer seharusnya dimatikan bila tidak diperlukan dan jangan dalam posisi stand by karena posisi itu juga memakan listrik walaupun tidak dalam jumlah yang besar. Dari penghematan yang dilakukan, yaitu meminimalkan pemakaian alat-alat listrik dan melakukan penggantian alat listrik ini, maka dapat direduksi energi sebesar 35,6% untuk Teknik Sipil, Arsitektur 58%, Teknik Lingkungan 17,3%, Teknik Geomatika 35,7%, Desain Produk 34,4%, PWK 40,7%. Fakultas Matematika dan Ilmu Penghetahuan Alam Pada jurusan FMIPA, penggunaan AC dapat dihemat dengan cara mematikan 1 AC di ruangan yang mempunyai 2 AC atau lebih. Penggunaan lampu juga dapat dihemat dengan cara mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt yang setara dengan 75 Watt. Penggunaan
dapat dihemat lagi dengan cara mematikan lampu di siang hari dengan anggapan sinar matahari telah cukup menerangi isi ruangan. Pemakaian kipas dapat diminimalkan dengan mematikan kipas apabila AC menyala. Pada alat-alat laboratorium tidak bisa dikurangi walaupun alatnya banyak dan daya yang dipakai juga banyak. Ini dikarenakan lama pemakaian alat-alat laboratorium sudah dijadwalkan oleh pihak jurusan dan sudah dipakai sesuai dengan tujuannya. Penggunaan komputer dapat diatur dengan mematikannya apabila tidak dipakai lagi. Misalnya istirahat. Jangan di-stand by. Penghematan ini dapat mengurangi pemakaian listrik sebesar 32,5% pada jurusan Fisika, 37,1% di Matematika, 30,9% di Statiska, 22,5% di Kimia dan 22,7% di Biologi. Fakultas Teknologi Industri Pada FTI penghematan yang bisa dilakukan adalah dengan mematikan 1 AC di kelas maupun kantor yang mempunyai 2 AC atau lebih. Menurut data, jumlah AC di kelas, misalnya Teknik Mesin berjumlah 3 atau 2 AC. Ini dapat dimatikan salah satu. Penghematan lampu juga bisa dilakukan dengan mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt yang setara dengan 75 Watt dan mematikan lampu bila keadaan di luar sudah terang. Penggunaan komputer sebaiknya dihemat dengan mematikan komputer bila sudah tidak digunakan lagi dan jangan pada posisi stand by. Penggunaan kelas pada saat malam juga sebaiknya dihindari. Ini dikarenakan beban listrik malam lebih besar. Selain itu daya konsentrasi para mahasiswa sudah menurun karena kelelahan. Pemakaian kelas malam ini dapat disiasati dengan meminjam kelas jurusan terdekat yang masih kosong. Menurut bagian inventaris BAUK, semua kelas di ITS dapat dipergunakan oleh seluruh jurusan. Hal ini dapat mengatasi penggunaan kelas pada malam hari bila masalahnya adalah kelas jurusan yang penuh. Penggunaan alat laboratorium sulit untuk di lakukan penghematan dikarenakan jadwal praktikum yang sudah terjadwal. Alat-alat tersebut memiliki daya yang besar dan waktu pemakaian yang lama, tetapi penggunaanna jelas dan tujuan pemakaian untuk proses belajar. Penghematan bisa dilakukan dengan mematikan alat-alat tersebut bila tidak digunakan lagi dan laboratorium buka hanya pada jam-jam belajar saja. Sering sekali penggunaan lab sampai malam atau pagi hari. Sebaiknya dihindari apabila tidak terlalu penting. Penghematan tersebut akan mengurangi pemakaian daya sebesar 27% di Teknik Mesin, 27,9% di Teknik Elektronika, 25% di Teknik Kimia, 54,4% di Teknik Fisika, 28,9% di Teknik Industri dan 17,6% di Teknik Material. Fakultas Teknik Kelautan Pada FTK penghematan yang bisa dilakukan adalah mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt yang setara dengan 75 Watt. Selain itu dapat mematikan lampu yang sudah tidak dipakai lagi atau mematikannya bila di luar sudah terang sehingga matahari dianggap cukup menerangi seisi kelas. Pemakaian AC dapat dihemat dengan mematikan salah 1 AC di ruangan yang memiliki 2 AC atau lebih. Komputer juga dapat diresuksi pemakaiannya dengan mematikannya apabila tidak dipakai lagi. Tidak boleh di stand by karena akan memakai listrik terus walaupun dayanya sedikit. Selain itu, adanya kecendrungan pemakaian kelas pada malam hari. Ini terjadi karena ada tambahan kelas di lain hari sehingga penggunaan kelas menumpuk. Hal ini membuat kelas tidak cukup pada siang hari karena kelas sudah terjadwal pada siang harinya untuk perkuliahan. Maka di buatlah kelas malam. Hal ini perlu dihindari karena biaya beban pada malam hari lebih besar. Solusi yang bisa direkomendasikan adalah penggunaan kelas jurusan lain yang terdekat apabila kelas tersebut kosong. Rekomendasi ini bisa dilakukan karena menurut bagian inventaris, sebenarnya semua kelas di ITS bisa dipakai dan milik bersama. Maka kelas bisa dipakai semaksimal mungkin. Penggunaan alat-alat laboratorium tidak bisa direduksi karena jadwal praktikumnya sudah di atur. Walaupun dayanya besar dan pemakaiannya yang lama, alat tersebut digunakan sebagaimana mestinya dan cara penghematannya adalah dengan mematikannya apabila sudah tidak digunakan lagi. Penghematan yang dilakukan akan mengurangi daya sebesar 63.4% di Teknik Perkapalan, 11,4% di Teknik Kelautan dan 11,1% di Sistem Perkapalan.
Fakultas Teknik Informatika Pada FTIF penghematan AC dilakukan dengan cara mematikan 1 AC di ruangan yang memiliki 2 atau lebih AC. Penghematan juga dapat dilakukan dengan cara mematikan AC bila keadaan ruangan cukup dingin misalnya waktu pagi hari. Penggunaan lampu dapat dihemat dengan cara mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt yang setara dengan 75 Watt dan mematikan lampu bila keadaan dalam ruangan cukup terang. Penggunaan komputer juga bisa dihemat dengan memakainya seperlunya dan sesuai dengan tujuannya yaitu penunjang kegiatan kampus dan proses belajar mengajar. Laboratorium sering dijadikan rumah kedua bagi mahasiswa. Banyak yang menginap di laboratorium. Sebaiknya ini dihindari mengingat beban listrik yang berbeda pada siang dan malam hari. Penggunaan laboratorium juga sebaiknya digunakan dengan tujuan belajar. Untuk tujuan lain sebaiknya tidak digunakan. Penghematan yang bisa dilakukan dapat menghemat pemakaian listrik sebesar 29,7% di Teknik Informatika dan 30,1% di Sistem Informasi. Tabel 4.14 merupakan penjelasan tentang besar daya dan emisi karbon yang dapat direduksi per tahun. Tabel 4.14 menunjukkan bahwa di setiap jurusan terjadi pengurangan pemakaian daya listrik dan emisi CO2. Penurunan pada jurusan ada yang banyak, ada yang sedikit. Penghematan ini adalah penghematan yang bisa dilakukan pada setiap jurusan. Bila tidak dapat dilakukan penghematan, kita tidak melakukan penghematan dan berarti jurusan tersebut telah memakai listrik secara efektif dan efisien. Pada grafik 4.2 dijelaskan penurunan emisi karbon di setiap jurusan. Total emisi yang bisa direduksi untuk gedung akademis menurut tabel 4.14 adalah 31,7%. Penghematan ini merupakan penghematan yang bisa dilakukan di jurusan tersebut.
Jurusan Teknik Sipil Arsitektur
Tabel 4.14 Jumlah Daya Listrik per Tahun Pengurangan Penggantian Penggantian Pemakaian Jam Lampu dan Lampu Listrik Pemakaian Pengurangan (kWh/tahun) (kWh/tahun) (kWh/tahun) Jam(kWh/tahun) 430313.6
289195.2
351266.7
275751.8
114454.9
57716.4
79838.3
46128.9
Teknik Lingkungan
99499.7
81910.7
91790.0
81484.7
Teknik Geomatika
78655.0
68691.2
71031.1
49825.0
Desain Produk
155897.8
110278.5
140928.5
95563.3
PWK Fisika
98401.1 257668.1
62680.3 180158.0
85396.2 249756.0
57826.2 173594.4
Matematika
86880.5
62419.2
80257.5
54299.8
Statistika Kimia Biologi
140016.0 111129.2 93565.1
103963.2 96369.0 80463.8
129905.3 99698.8 82588.3
96400.3 85911.7 71963.5
Teknik Mesin
361716.3
291257.4
322820.3
263599.8
Teknik Elektronika
299850.4
231799.7
281305.8
215888.8
Teknik Kimia
397089.2
315519.6
374269.2
297524.2
Pengurangan Penggantian Penggantian Jam Lampu dan Lampu Pemakaian Pengurangan (kWh/tahun) (kWh/tahun) Jam(kWh/tahun)
Jurusan
Pemakaian Listrik (kWh/tahun)
Teknik Fisika
185781.5
97331.9
167194.7
84454.9
Teknik Industri
115265.9
83582.1
107442.1
81622.2
Teknik Material
66074.6
55667.8
64112.0
54218.8
Teknik Perkapalan
405795.6
384661.1
392482.4
148141.3
Teknik Kelautan
223424.8
211762.7
210500.5
197502.1
Sistem Perkapalan
374470.9
348723.4
358672.7
332464.6
Teknik Informatika
556584.3
411815.1
526840.1
390211.7
Sistem Informasi
154826.3
116451.5
144740.0
107841.5
Total 4807360.5 Sumber : Hasil Perhitungan
3742417.7
4412836.8
3262219.6
Tabel 4.14 menunujukkan jumlah pemakaian listrik antara kondisi sebelum reduksi, saat dilakukan pengurangan jam pemakaian alat listrik dan pada saat dilakukan penggantian lampu saja. Misalnya di Teknik Sipil pemakaian listrik sebelum reduksi sebesar 430313.6 kWh/tahun. Saat dilakukan pengurangan jam pemakaian alat listrik pemakaian listrik menjadi 289195.2 kWh/tahun. Saat dilakukan penggantian lampu saja, pemakaian listrik menjadi 351266.7 kWh/tahun dan saat dilakukan penggantian lampu dan pengurangan jam pemakaian, maka pemakaian listrik menjadi 275751.8 kWh/tahun. Pemakaian listrik yang berkurang menyebabkan emisi karbon yang berkurang juga. Tabel 4.15 menunujukkan emisi karbon yang dihasilkan oleh setiap jurusan di ITS pada saat sebelum pengurangan, pengurangan jam pemakaian alat listrik, penggantian lampu saja dan pengurangan jam pemakaian dan penggantian lampu. Tabel 4.15 Jumlah Emisi Karbon di Setiap Jurusan di ITS Penggantian Pengurangan Jumlah Emisi Jam Penggantian Lampu dan Karbon per Pemakaian Lampu (kg Pengurangan Jurusan tahun (kg (kg CO2/tahun) Jam(kg CO2) CO2/tahun) CO2/tahun) Teknik 230610.6 155335.5 188600.4 148131.0 Sipil Arsitektur 61337.8 31165.7 43021.1 24955.8 Teknik Lingkungan
53323.2
44033.2
49327.6
43804.8
Teknik Geomatika
42152.2
36906.4
38160.4
26795.7
Desain Produk
83547.6
59235.8
75661.6
51349.7
Pengurangan Jam Penggantian Pemakaian Lampu (kg (kg CO2/tahun) CO2/tahun) 33682.7 45856.5 96736.7 134035.2 33732.9 43292.7 55950.0 69852.6 51809.7 53594.2 43356.3 44494.8
Penggantian Lampu dan Pengurangan Jam(kg CO2/tahun) 31081.3 93219.2 29381.7 51896.9 46205.5 38800.9
Jurusan
Jumlah Emisi Karbon per tahun (kg CO2)
PWK Fisika Matematika Statistika Kimia Biologi
52734.4 138087.6 46560.4 75036.4 59555.5 50142.7
Teknik Mesin
193848.4
156370.3
173285.2
141548.2
Teknik Elektronika
160693.6
124506.1
151037.1
115979.3
Teknik Kimia
212805.2
169372.7
200857.4
159728.7
Teknik Fisika
99562.7
52443.1
89883.4
45542.1
Teknik Industri
61772.5
45027.5
57814.4
43977.1
Teknik Material
35410.2
29997.4
34522.8
29220.8
Teknik Perkapalan
217471.1
206426.5
210618.0
79672.5
Teknik Kelautan
119736.2
113721.1
113044.7
106078.6
Sistem Perkapalan
200683.8
187120.1
192452.0
178406.8
Teknik Informatika
298280.6
221189.9
282833.3
209612.4
Sistem Informasi
82973.4
62642.6
77802.8
58028.4
2010761.9
2370048.1
1753417.6
Total 2576326.1 Sumber : Hasil Perhitungan
Grafik Emisi Karbon Tiap Jurusan per Tahun 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Jumlah Emisi Karbon per tahun (kg CO2)
Pengurangan Jam Pemakaian (CO2/tahun)
Penggantian Lampu (CO2/tahun)
Penggantian lampu dan Pengurangan Jam(CO2/tahun)
Gambar 4.2 Penurunan Emisi CO2 pada Setiap Jurusan di ITS
Penghematan yang telah dilakukan kemudian ditentukan persentase penghematannya. Tabel 4.16 merupakan persentase reduksi yang dihasilkan dari penghematan dengan cara penghematan jam pemakaian, penggantian lampu dan dengan cara penggantian lampu serta pengurangan lama pemakaian. Tabel 4.16 Persentase Reduksi yang Dihasilkan
Jurusan
Teknik Sipil Arsitektur Teknik Lingkungan Teknik Geomatika Desain Produk PWK Fisika Matematika Statistika Kimia Biologi Teknik Mesin Teknik Elektronika Teknik Kimia Teknik Fisika Teknik Industri Teknik Material Teknik Perkapalan Teknik Kelautan Sistem Perkapalan Teknik Informatika Sistem Informasi Total
Pengurangan Penggantian Jam Lampu Pemakaian (%) (%)
Pengurangan Jam dan Penggantian Lampu (%)
32.6
18.2
35.8
49.2
29.9
59.3
17.4
7.5
17.9
12.4
9.5
36.4
29.1
9.4
38.5
36.1 29.9 27.6 25.4 13.0 13.5
13.0 2.9 7.0 6.9 10.0 11.3
41.1 32.5 36.9 30.8 22.4 22.6
19.3
10.6
27.0
22.5
6.0
27.8
20.4
5.6
24.9
47.3
9.7
54.3
27.1
6.4
28.8
15.3
2.5
17.5
5.1
3.2
63.4
5.0
5.6
11.4
6.8
4.1
11.1
25.8
5.2
29.7
24.5
6.2
30.1
22.0
8.0
31.9
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa penghematan dengan cara pengurangan jam pemakaian lebih besar penghematannya dibandingkan
Biaya Biaya Hasil Reduksi Listrik Biaya listrik yang dihasilkan ITS dapat dihemat dari biaya penghematan yang dihasilkan dari reduksi yang dilakukan. Listrik yang dihasilkan per tahun terlebih dahulu dijadikan per bulan karena biaya listrik yang didapat dari BAUK adalah biaya kWh per bulan. Biaya per bulan yang didapat adalah 651 rupiah/kWh. Contoh perhitungan : Teknik Sipil Kondisi penghematan dengan pengurangan jam pemakaian. Pemakaian lisrik per tahun = 430313.6 kWh/tahun Listrik setelah penghematan = 289195.2 kWh/tahun Reduksi listrik = 141118.3 kWh/tahun Pemakaian listrik per bulan = 141118.3 kWh/tahun : 12 = 11759.9 kWh/bulan Biaya yang direduksi sebesar = 11759.86 kWh/bulan x 651 rupiah/kWh = Rp. 7,655,670/bulan Tabel 4.17 merupakan jumlah biaya yang dapat direduksi perbulannya di setiap jurusan.
Tabel 4.17 Jumlah Biaya yang Dapat di Reduksi Pengurangan Biaya yang Penggantian Jam Jurusan Direduksi Lampu Pemakaian (Rupiah) (kWh/bulan) (kWh/bulan) Teknik Sipil 11759.9 7,655,670 6587.2 Arsitektur 4728.2 3,078,065 2884.7
4,288,290 1,877,950
Penggantian lampu dan Pengurangan Jam(kWh/bulan) 12880.1 5693.8
Biaya yang Direduksi (Rupiah)
Biaya yang Direduksi (Rupiah) 8,384,975 3,706,684
Teknik Lingkungan
1465.8
954,204
642.5
418,255
1501.3
977,317
Teknik Geomatika
830.3
540,536
635.3
413,596
2402.5
1,564,027
Desain Produk
3801.6
2,474,847
1247.4
812,082
5027.9
3,273,147
PWK Fisika
2976.7 6459.2
1,937,850 4,204,924
1083.7 659.3
705,511 429,232
3381.2 7006.1
2,201,187 4,560,997
Matematika
2038.4
1,327,027
551.9
359,297
2715.1
1,767,502
Statistika Kimia Biologi
3004.4 1230.0 1091.8
1,955,862 800,741 710,746
842.6 952.5 914.7
548,505 620,097 595,491
3634.6 2101.5 1800.1
2,366,153 1,368,046 1,171,884
Teknik Mesin
5871.6
3,822,392
3241.3
2,110,105
8176.4
5,322,821
Teknik Elektronika
5670.9
3,691,748
1545.4
1,006,041
6996.8
4,554,912
Teknik Kimia
6797.5
4,425,151
1901.7
1,237,980
8297.1
5,401,398
7370.8
4,798,386
1548.9
1,008,332
8443.9
5,496,966
2640.3
1,718,846
652.0
424,439
2803.6
1,825,169
867.2
564,573
163.6
106,471
988.0
643,181
Teknik Fisika Teknik Industri Teknik
Pengurangan Jam Pemakaian (kWh/bulan)
Biaya yang Direduksi (Rupiah)
Penggantian Lampu (kWh/bulan)
Biaya yang Direduksi (Rupiah)
Penggantian lampu dan Pengurangan Jam(kWh/bulan)
Biaya yang Direduksi (Rupiah)
1761.2
1,146,548
1109.4
722,243
21471.2
13,977,745
971.8
632,668
1077.0
701,140
2160.2
1,406,305
Sistem Perkapalan
2145.6
1,396,804
1316.5
857,054
3500.5
2,278,842
Teknik Informatika
12064.1
7,853,728
2478.7
1,613,619
13864.4
9,025,710
Sistem Informasi
3197.9
2,081,833
840.5
547,180
3915.4
2,548,924
Total
88745.2
57,773,148
32877.0
21,402,912
128761.7
83,823,893
Jurusan Material Teknik Perkapalan Teknik Kelautan
Biaya Pembelian Lampu Salah satu cara penghematan daya yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti 2 lampu TL berdaya 40 Watt dengan 1 lampu hemat energi berdaya 14 Watt. Penggantian lampu ini membutuhkan biaya dan dilakukan secara bertahap. Apabila ada lampu yang sudah tidak bisa menyala, maka diganti dengan lampu 14 Watt. Biaya penggantian lampu meliputi biaya lampu 14 Watt, biaya tempat lampu berdaya 14 Watt dan biaya pemasangan lampu. Lampu yang sudah rusak dan diganti itu tidak dibuang melainkan disimpan karena barang tersebut merupakan inventaris negara. Tabel 4.18 menunjukkan perhitungan biaya yang di perlukan untuk mengganti lampu 40 Watt dengan lampu 14 Watt. Tabel 4.18 Perhitungan Biaya Lampu Harga Biaya Jumlah Harga Jumlah Lampu Pemasangan Jurusan Lampu Dudukan Biaya (Rp) (unit) @Rp.4100 @Rp.31500 @Rp10000 Teknik Sipil 164 672400 5166000 1640000 7,478,400 Arsitektur 522 2140200 16443000 5220000 23,803,200 Teknik 101 414100 3181500 1010000 4,605,600 Lingkungan Teknik 52 213200 1638000 520000 2,371,200 Geomatika Desain 306 1254600 9639000 3060000 13,953,600 Produk Perencanaan Wilayah 75 307500 2362500 750000 3,420,000 dan Kota Fisika 65 266500 2047500 650000 2,964,000 Matematika 81 332100 2551500 810000 3,693,600 Statistika 80 328000 2520000 800000 3,648,000 Kimia 125 512500 3937500 1250000 5,700,000 Biologi 134 549400 4221000 1340000 6,110,400 Teknik Mesin Teknik Elektronika Teknik Kimia Teknik Fisika Teknik Industri Teknik Material Teknik Perkapalan Teknik Kelautan Sistem Perkapalan Teknik Informatika Sistem Informasi
406
1664600
12789000
4060000
18,513,600
272
1115200
8568000
2720000
12,403,200
301
1234100
9481500
3010000
13,725,600
184
754400
5796000
1840000
8,390,400
55
225500
1732500
550000
2,508,000
20
82000
630000
200000
912,000
220
902000
6930000
2200000
10,032,000
175
717500
5512500
1750000
7,980,000
198
811800
6237000
1980000
9,028,800
315
1291500
9922500
3150000
14,364,000
103
422300
3244500
1030000
4,696,800
Jumlah
180,302,400
Sumber : Hasil Perhitungan Setelah dilakukan perhitungan, di dapat total biaya yang diperlukan untuk mengganti lampu berjumlah 180.302.400 rupiah. Biaya ini dapat ditutupi dengan penghematan yang dilakukan. Pembelian lampu ini dipakai untuk kondisi penghematan dengan cara penggantian lampu dan cara penghematan dengan mengurangi jam pemakaian serta penggantian lampu. Telah diketahui pada tabel 4.16 jumlah biaya yang dapat direduksi dari kedua cara tersebut yaitu 21,402,912 rupiah untuk penghematan dengan cara penggantian lampu saja dan 83,823,893 rupiah untuk penghematan dengan cara pengurangan jam pemakaian serta penggantian lampu. Bila total biaya yang digunakan untuk penggantian lampu adalah sebesar 180,302,400 rupiah, maka biaya tersebut bisa terbayar dalam waktu : Untuk penghematan dengan cara penggantian lampu saja = 180,302,400/21,402,912 = 8 bulan. Maka dapat diperkirakan biaya pembelian lampu tersebut dapat kembali dalam waktu 8 bulan dengan penghematan dengan cara penggantian lampu saja. Untuk penghematan dengan cara penggantian lampu dan pengurangan jam pemakaian = 180,302,400/83,823,893 = 3 bulan. Maka dapat diperkirakan biaya pembelian lampu tersebut dapat kembali dalam waktu 3 bulan dengan penghematan jam pemakaian serta penggantian lampu. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penghematan daya adalah : 1. Pemakaian listrik di kampus ITS dari sektor akademik dapat menyumbang emisi CO2 sebesar 2.576.326,08 kg CO2/tahun. 2. Cara mereduksi emisi CO2 yang dihasilkan adalah dengan mengganti lampu TL 40 Watt dengan lampu hemat energi 14 Watt dan melakukan peghematan penggunaan listrik berupa pengurangan waktu pemakaian alat listrik pada saat alat liistrik tidak digunakan. Jumlah prosentase reduksi CO2 yang dihasilkan ITS adalah sebesar 31,9% dengan jurusan yang paling besar reduksinya adalah Teknik Perkapalan dengan total reduksi 63,4% dan yang paling sedikit reduksinya adalah jurusan Sistem Perkapalan dengan 11,4%. 3. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti 2 lampu TL 40 Watt dengan 1 lampu hemat energi 14 Watt adalah sebesar 180.302.400 rupiah. DAFTAR PUSTAKA Armel, M., Diah, R., dan Moekti H.S. 2004. Bumi makin panas ancaman perubahan iklim di indonesia .Jakarta. Anonim. 1996. Revised 1996 Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) Guidelines for National Green house Gas. Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Anonim. 2006. Revised 2006 Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) Guidelines for National Green house Gas. Anonim. 2007. Revised 2006 Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) Guidelines for National Green house Gas. Anonim. 2009. Pemakaian listrik (KWh). BAUK, ITS. Anonim. 2010. Pembangkit Jawa Bali.
David, J.H. 2005. Konsentrasi karbon dioksida. Kantor penelitian Atmosfer di Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional AS. Greentopia. March 2010. How to Prevent the Bad Impact from Climate Change. . Hairiah, K. 2007. Perubahan Iklim Global: Penyebab Terjadinya Peningkatan GRK. Malang: Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian.
Institute for Essential Services Reforms (IESR). 2011. Kalkulator jejak karbon. . Jasmin, F. 2010. Ambang Batas CO2 di Atmosfer. . Killeen. 1996. Ozone and Greenhouse Gases in Introduction to Climate change I. Lecture Notes. University of Michigan. Schnoor, J. L. 1996. Environmental Modelling : Fate and Transport of Pollutants in Water, Air and Soil. John Wiley and Sons Inc. Sugiono, A. 2010. Peran pltn dalam mendukung komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi CO2. Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE) BPPT. Jakarta. Wiedmann, T. dan Minx, J. 2008. A Definition of 'Carbon Footprint'. In: C. C. Pertsova, Ecological Economics Research Trends: Chapter 1, pp. 1-11, Nova Science Publishers, Hauppauge NY, USA. (Italy) as a case study “.Environmental Impact Assessment Review, Vol 29, pp. 39-50.