Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
ISSN 2088-9321 pp. 215 - 224
ASSESMEN AKTUAL KAPASITAS JALAN PADA SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIS DENGAN PENDEKATAN METODE SIMULASI Sugiarto1 dan Zianul Furqan2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:
[email protected] 2 Mahasiswa (alumni) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala email:
[email protected] 1
Abstract: Increasing the demand of travelers and limited of road supplies are the main crucial problem which is produced transportation related impact such as congestion and crashes. Congestion mainly occurs along urban corridors not only at junctions but also at potential bottlenecks which are temporal capacity of the road diminishing in most cases. The aims of this work is to assess the actual capacity and travel speed at the location of systematic bottleneck by governing simulation approach so called VISSIM 5.40. A selected area of study was at Jalan T. Nyak Arief in particular at the position of Lamnyong intersection, Banda Aceh (KM.6). It found that the assessment of the bottleneck capacity at the highest value of 1455 PCU/h (dropped 9-12 per cent) compared to normal condition. Equally patterns, travel speed reduced to 11 km/h or deteriorated to 4-9 per cent. As for the bound of accuracy, validation was conducted by comparing the MOEs value between observed and obtained from the simulator. The validation error was point out 9%, 9%, and 10% for hourly flow rate, travel speed, and travel time respectively, and the validation error denoted that less than 15%. It means that the MOEs value resulted from VISSIM 5.40 simulator is considerably acceptable in particular for practical purposes. Keywords : congestion, capacity reduction, bottleneck, VISSIM 5.40, MOEs, Validation. Abstrak: Tingginya permintaan perjalanan (demand) dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur jalan menyebabkan permasalahan serius seperti kemacetan dan kecelakaan. Lokasi kemacetan pada jaringan jalan perkotaan tidak hanya terjadi di persimpangan (intersection) namun juga sering terjadi pada lokasi-lokasi yang memiliki potensi terjadinya penyempitan kapasitas (bottleneck). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan assesmen terhadap aktual kapasitas dan kecepatan aliran lalu lintas pada segmen bottleneck sistematis dengan pendekatan metode simulasi menggunakan VISSIM 5.40. Lokasi penelitian dilakukan di Jalan T. Nyak Arief tepatnya di ruas penyempitan jalan simpang Lamnyong, Banda Aceh (KM.6). Hasil assesmen menunjukkan bahwa pada segmen bottleneck kapasitas terprediksi adalah 1455 smp/jam (terjadi penurunan kapasitas sebasar 9-12%) dari kondisi normal, dan kecepatan pada bottleneck teramati menjadi 11 km/jam, atau terjadi penurunan kecepatan sebesar 4-9%. Hasil validasi menunjukkan deviasi antara teramati dan hasil simulasi untuk volume lalu lintas 9 %, kecepatan 9 % dan waktu perjalanan 10 %. Ketiga parameter tersebut memperlihatkan deviasi hasil validasi dibawah 15%. Maka Measurement Of Effectiveness (MOEs) dengan simulasi VISSIM 5.40 dapat diterima terutama untuk tujuan praktis. Kata kunci : Kemacetan, penurunan kapasitas, bottlenecks, VISSIM 5.40, MOEs, validasi.
Banda Aceh, demikian juga kota-kota yang
sedang
mengalami
percepatan
dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur jalan
menyebabkan
permasalahan
serius
kepemilikan kendaraan menghadapi masalah
seperti kemacetan, kecelakaan dan isu-isu
serius dengan pengoperasian lalu lintas
lingkungan seperti kebsingan dan emisi.
terutama pada jaringan jalan perkotaan.
Permasalah
Tingginya permintaan perjalanan (demand)
sekarang menjadi masalah yang paling krusial
kemacetan
dan
keselamatan
Volume 2, Nomor 3, Mei 2013 - 215
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
dan menjadi konsentrasi serius bagi para
sugiarto (2012) dan Sugiarto dkk (2012). Pada
praktisi dan peneliti yang membidangi disiplin
penelitian ini peneliti menggunakan metode
keilmuan
kapasitas dinamis. Dua metode digunakan
teknik
transportasi
terutama
rekayasa lalu lintas.
untuk mengidentifikasi pengurangan aktual
Kemacetan merupakan kondisi lalu lintas
dimana
permintaan
perjalanan
melampaui kapasitas aktual yang mampu dia-
kapasitas dan kecepatan pada aliran arus jalan arteri akibat gangguan aliran arus dari bukaan median.
komo-dasi oleh suatu infrastruktur jalan.
Sumber
lain
kemacetan
adalah
Lokasi kemacetan untuk jaringan jalan
penyempitan jalan, yang termasuk dalam kelas
perkotaan
persimpangan
bottleneck sistematis. Sejauh ini, tidak ada
(intersection) terutama simpang sebidang.
studi yang bertujuan menganalisa kondisi
Kemacetan juga sering terjadi pada lokasi-
aliran lalu lintas pada segmen bottleneck
lokasi yang memiliki potensi terjadinya
akibat penyempitan jalan, terutama dengan
penurunan kapasitas (bottleneck). Contohnya,
menggunakan metode simulasi. Sugiarto dkk
lokasi pada pembukaan u-turn, lokasi dimana
(2012) menyimpulkan bahwa metode analisa
on-street parking diizinkan, dan juga lokasi-
kapasitas oleh MKJI, 1997 tidak handal
lokasi dimana penyempitan geometrik eksis.
diaplikasikan untuk kondisi-kondisi aliran lalu
Brilon
tipe
lintas tidak lancar (unsteady flow). Hal ini
bottleneck menjadi dua, yaitu 1). bottleneck
dikarenakan kondisi aliran pada lokasi
sistematik, dimana kondisi ini benar-benar
kemacetan mengalami proses layaknya sebuah
terjadi penyempitan right of way (ROW) jalan.
gelombang (stop and go). Sehingga, pada
2). bottleneck virtual (hidden), pada kondisi ini
penelitian ini metode yang cocok digunakan
tidak terjadi penyempitan geometrik, namun
adalah metode kapasitas dinamis baik dengan
adanya pengurangan fungsi jalan, sehingga
menggunakan model-model eksisting ataupun
kapasitas jalan akan berkurang.
dengan perangkat simulasi. Untuk tujuan
dkk.
terjadi
(2007)
di
membedakan
Kemacetan yang sifatnya sementara
penelitian ini digunakan perangkat simulasi
(temporal congestion) umumnya bersumber
dengan menggunakan software VISSIM versi
dari kedua tipe bottleneck tersebut diatas. Oleh
5.40.
sebab itu, penelitian seperti mekanisasi dan
Lokasi penelitian dilakukan di Jalan T.
kwantifikasi pengurangan kapasitas jalan pada
Nyak Arief tepatnya di ruas penyempitan jalan
segmen-segmen bottleneck menjadi sangat
simpang Lamnyong, Banda Aceh (KM6).
penting dalam rangka mengoptimalkan pen-
Lokasi ini dipilih sebagai objek studi
goperasian lalu lintas. Sebelumnya, studi
dikarenakan kondisi kemacetan pada jam
mekanisasi penyempitan jalan dan effek
puncak terutama pagi sangat kritis. Secara
pengurangan kapasitas pada bukaan u-turn
geomtrik, pada bagian hulu (upstream) jalan
telah dilakukan di kota Banda Aceh oleh
terdiri dari 2 arah, 6 lajur (dengan median)
216 - Volume 2, Nomor 3, Mei 2013
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
kemudian menyempit di hilir (downstream)
konstan (single unit value). Kapasitas konstan
menjadi 2 lajur, 2 arah (permanen median).
umumnya
digunakan
untuk
keperluan
Tujuan dari penelitian ini adalah
perencanaan atau disain, secara praktis nilai
melakukan assesmen terhadap aktual kapasitas
kapasitas ini dapat dihitung atau ditentukan
yang teramati pada lokasi penelitian dengan
dengan menggunakan manual (guidelines)
menggunakan
Untuk
seperti Manual Kapasitas Jalan Indonesia
meminimalkan bias pada estimasi kapasitas,
(MKJI, 1997) ataupun US Highway Capacity
aliran pada hulu (upstream) diasumsikan
Manual (HCM, 2000). Kedua manual tersebut
karak-teristiknya mewakili kondisi aliran nor-
mendefinisikan kapasitas adalah maksimum
metode
simulasi.
mal (steadyflow). Untuk proses kalibrasi simulasi aliran lalu lintas, peneliti mengambil para-meter geometrik, headway dan mengadopsi konsep Monte Carlo Simulation (MCS) untuk menguji coba jumlah simulasi sehingga nilai Measurement Of Effectiveness (MOEs) yang diharapkan mendekati nilai teramati. Kapasitas, kecepatan dan waktu tempuh dipilih sebagai parameter MOEs dalam penelitian ini. KAJIAN PUSTAKA
volume per jam dimana kendaraan dapat terakomodir oleh suatu segmen jalan pada waktu dan kondisi jalan tertentu. HCM (2000) merekomendasikan waktu pengamatan 15 menitan dan kemudian diekivalenkan menjadi volume per jam atau lebih dikenal dengan sebutan hourly flow rate. Zunhwan H. dkk (2005) mengklaim bahwa kapasitas yang didefinisikan US Highway Capacity Manual (HCM, 2000) akan tidak tepat, bahkan menjauhi dari nilai aktual sesunggunya, terutama untuk kebutu-
Terminologi kapasitas adalah istilah
han operasional. Hal ini dikarenakan kondisi
dasar yang sangat berguna untuk mengukur
interaksi kendaraan, kondisi aliran lalu lintas,
kemampuan suatu infrastruktur jalan untuk
kondisi kontrol lalu lintas dan teknologi
mengakomodir permintaan perjalanan (de-
kendaraan sangat dinamis dari waktu kewaktu.
mand). Minderhoud dkk. (1997) menyebut-
Oleh karena itu Roess P Roger dkk (2004)
kan bahwa kapasitas suatu jalan merupakan
menyebutkan kapasitas jalan merupakan
parameter terpenting dalam perencanaan,
fungsi dari semua faktor dari aliran lalu lintas
disain dan pengoperasional suatu jalan. Secara
dan berkorelasi dengan fungsi ruang dan
umum, pengukuran kapasitas dapat dibedakan
waktu.
menjadi dua cara, yaitu metode kapasitas statis
Belakang ini, banyak peneliti memulai
(Conventional) dan metode kapasitas dinamis
menggunakan konsep kapasitas dinamis dalam
(Dynamic).
berbagai penelitian seperti Cassidy dkk (1995), Chung K. dkk (2007), Zunhwan dkk (2005),
Metode Kapasitas Statis dan Dinamis.
Elefteradou
dkk (2003), Minderhoud dkk
Dikatakan metode statis apabila nilai
(1997), Geistefeldt. J (2008). Mereka menye-
kapasitas yang digunakan adalah kapasitas
butkan kapasitas sebuah jalan sangat random Volume 2, Nomor 3, Mei 2013 - 217
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
dan variabelitas bukan merupakan sebuah nilai
lebih banyak digunakan, karena model ini
konstan. Hal ini memberikan kesimpulan
dapat menggambarkan karakteristik inte-
bahwa konsep kapasitas dinamis lebih mem-
raksi individual kendaraan pada suatu
berikan tingkat kehandalan (reliable) diban-
aliran lalu lintas. Boxill dan Yu (2000)
dingkan dengan metode statis.
mengungkapkan perkembangan disiplin
Metode kapasitas dinamis pada awal-
ilmu pada teori aliran lalu lintas dan juga
nya dikembangkan untuk menganalisa kondisi
perkembangan teknologi komputer mampu
aliran lalu lintas tidak stabil (unstable flow)
menghasilkan perangkat-perangkat lunak
pada segmen jalan bebas hambatan (uninter-
yang dapat membantu para praktisi dan
rupted flow). Namun dewasa ini metode ini
peneliti memodelkan dan mensimulasikan
mulai diaplikasikan pada jaringan jalan
interaksi antara kendaraan, manusia dan
perkotaan dan bahkan pada persimpangan
lingkungan dalam suatu aliran lalu lintas.
yang notabennya memiliki aliran terganggu
Untuk tujuan demonstrasi, evaluasi ek-
(interupted flow). Beberapa peneliti seperti
sisting dan juga evaluasi suatu improvisasi,
Rudjanakanoknad (2009) dan Sugiarto dkk
perangkat lunak sangat dibutuhkan. Dian-
(2012) merupakan peneliti yang mengawali
tara
penggunaan metode kapasitas dinamis pada
digunakan adalah CORSIM dari US dan
lokasi penyempitan kapasitas akibat bukaan u-
VISSIM dari German.
turn. Metode oblique cumulative plot (OCP)
perangkat
lunak
yang
sering
VISSIM adalah perangkat lunak
digunakan oleh Rudjanakanoknad (2009) di
berbasis
kota Bangkok, untuk mengidentifikasi param-
bangkan untuk menganalisa karakteristik
eter utama yang menyebabkan mekanisasi
lalu lintas perkotaan, pejalan kaki dan juga
penurunan kapasitas di bukaan u-turn di kota Bangkok. Sedangkan Sugiarto dkk (2012) lebih menitik beratkan pada mekanisasi pengurangan kapasitas dan kecepatan operasional aliran utama akibat gangguan aliran lalu lintas dari u-turn. Dua metode digunakan untuk memastikan hasil assesmen
handal, yaitu
mikrosimulasi
yang
dikem-
sistem angkutan umum. Lebih khusus, VISSIM
dapat
digunakan
untuk
menganalisa aliran lalu lintas, seperti konfigurasi jalur, komposisi lalu lintas, persinyalan
lalu
lintas,
pengoperasian
transportasi umum, dan lain-lain (PTV, 2012).
oblique cumulative plot (OCP) dan breakdown
METODE PENELITIAN
probability function (BPF).
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Jalan T.
Metode Simulasi Umumnya,
Nyak Arief tepatnya di ruas penyempitan jalan program
simulasi
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu makroskopik, mesoskopik dan microskopik. Dewasa ini model simulasi mikroskopik 218 - Volume 2, Nomor 3, Mei 2013
simpang Lamnyong, Banda Aceh (KM6). Lokasi ini dipilih sebagai objek studi dikarenakan kondisi kemacetan pada jam
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
puncak terutama pagi sangat kritis. Secara
kan pada pos-pos pengamatan yang telah
geomtrik, pada bagian hulu (upstream) jalan
ditentukan terlebih dahulu. Jumlah pos pen-
terdiri dari 2 arah, 6 lajur (dengan median)
gamatan terdiri dua pos, yaitu pada pada
kemudian menyempit di hilir (downstream)
bagian hulu (upstream) dan pada lokasi
menjadi 2 lajur, 2 arah (permanen median).
penyempitan di hilir (downstream).
Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan Proses Simulasi
Data pada penelitian ini dibagi dua bagian,
yaitu data
primer
dan
Data yang direkam video diekstrak
data
secara manual dengan menggunakan Timer
sekunder. Data primer adalah data yang
Free Application Software (TFAS). Dalam
didapatkan dengan cara observasi atau
hal ini, peneliti menggunakan kode untuk
pengamatan langsung di lokasi penelitian
memudahkan dalam menghitung jumlah
yang meliputi data volume lalu-lintas dan
dan waktu kedatangan kendaraan. Sebagai
kondisi geometrik. Data volume lalu-lintas
contoh, kode 1 digunakan untuk kendaraan
yang dibutuhkan adalah data dari semua
yang berada pada lajur satu, kode 2 untuk
kendaraan (kendaraan bermotor dan ken-
kendaraan yang berada pada lajur dua, dan
daraan tidak bermotor) yang
kode 3 untuk lajur tiga.
melewati
segmen jalan tersebut agar dapat mengidentifikasikan kapasitas bagian jalan kondisi sekarang di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang me-
Lokasi
liputi peta lokasi penelitian. Survei lapan-
Bottleneck
gan dilakukan selama 2 hari yaitu: Rabu tanggal 23 Mei 2012 dan Kamis 24 Mei 2012 dengan asumsi dua hari pada aktivitas sibuk dan terjadi volume puncak kendaraan yang mengakses ruas jalan tersebut. Survei dilakukan pada jam-jam sibuk pagi dimulai dari pukul 07.30-08.30 WIB dan sore pukul 17.30-18.30 WIB. Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan
menggunakan
alat
Gambar 1. Proses ekstraksi data aliran lalu lintas dengan TFAS
Pengambilan data dilakukan selama dua hari pada saat jam puncak pagi dan
bantu
sore hari masing-masing satu jam penga-
handycam. Sebelum menentukan waktu
matan. Proses ekstraksi parameter aliran
survey untuk penelitian, dilakukan pilot
lalu lintas dalam dilihat pada gambar 1.
survey secara visual untuk menentukan
Data yang digunakan sebagai parameter
waktu pengamatan yang diambil.
input simulasi adalah kondisi dan property
Perekaman volume lalu lintas dilakuVolume 2, Nomor 3, Mei 2013 - 219
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
geometrik jalan, parameter aliran lalu
runs). Hasil pengkodean jaringan dan
lintas, seperti kecepatan, headway dan vol-
pembentukan asumsi pergerakan ken-
ume kendaraan yang teramati dilapang-an.
daraan (link-connectors) dapat dilihat pada gambar 2. Proses Kalibrasi Kalibrasi
adalah
proses
dimana
komponen simulasi model disesuaikan kembali sehingga model simulasi secara akurat mewakili atau mendekati dengan yang diamati. Kalibrasi pada VISSIM 5.40 ini, dilakukan dengan dua cara, pertama dengan menggandakan random seed sebanyak 5, dan juga dengan mengkalibrasi Gambar 2. Proses pengkodean jaringan dan pembentukan pergerakan kendaraan dengan VISSIM 5.40.
Pengolahan data dilakukan setelah
hasil ouput model dibandingkan dengan parameter yang teramati dilapangan (observed).
data hasil pengumpulan telah direkapitulasi
Kalibrasi yang telah dilakukan
sehingga data tersebut dapat dianalisa dan
dalam penelitian ini adalah kalibrasi pa-
mensimulasikan
rameter
dengan
menggunakan
dan
validasi
faktor
random
software VISSIM 5.40. Untuk menentukan
simulasi dengan penggandaan random
nilai
seed.
Maesurement
Of
Effectiveness
Sedangkan
validasi
pa-rameter
MOEs
adalah
(MOEs) volume, kecepatan dan waktu
perbandingan
yang
tempuh perjalanan digunakan sebagai para-
diperoleh dari lapan-gan terhadap hasil
meter input. Berikut ini adalah tahapan-
simulasi dengan meng-gunakan VISSIM
tahapan mendesain VISSIM 5.40 untuk
5.40 dapat diterima apa-bila hasil yang
menjalankan simulasi dan mendapat video
dicapai lebih kecil dari 15% seperti yang
visualisasi aliran lalu lintas, yaitu:
direkomendasikan oleh Collins (2009).
1). Pembentukan jaringan jalan (network HASIL PEMBAHASAN
coding). 2). Membangun ruas penghubung (link3). Imput parameter aliran lalu lintas jumlah
trial
simulasi
untuk
selama 3600 detik dengan jumlah runs 5
simulasi
benar-benar dapat dicapai oleh performa simulator. Parameter yang terpenting untuk
(rundom seeds). 5). Menjalankan
digunakan
kali agar duplikasi kondisi dilapangan
(default traffic). Pengaturan
5.40
menyimulasikan kondisi aliran lalu lintas
connectors).
4).
VISSIM
(simulation
220 - Volume 2, Nomor 3, Mei 2013
mewakili kapasitas operasional pada jam-
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
jam puncak pengamatan adalah volume per
dan hilir (downstream), ini menunjukkan
jam (hourly flow rate). Meskipun VISSIM
bahwa
5.40 dikembangkan dengan model aliran
signifikan pada lokasi tersebut.
pengurangan
kapasitas
sangat
lalu lintas berkonsep mikrosimulasi, na-
Parameter lain perlu dikaji adalah
mun VISSIM 5.40 juga mampu meng-
kecepatan dan waktu perjalanan. Kecepa-
hasilkan paramater makroskopik. Untuk
tan operasional sangat diperlukan guna
mengevaluasi kondisi aliran lalu lintas di
meninjau berapa persen kecepatan menga-
lokasi pengamatan, parameter makrosko-
lami deviasi dari kecepatan operasional.
pik, seperti volume lalu lintas, kecepatan
Meskipun kecepatan operasional sering
kendaraan dalam aliran dan waktu tempuh
diabaikan oleh pengguna jalan. Hasil rep-
perjalan (travel time) dipilih sebagai varia-
likasi kecepatan aktual dari 5 runs oleh
bel yang menjelaskan kwalitas aliran lalu
software VISSIM 5.40 dapat dilihat pada
lintas di lokasi tinjauan. Berdasarkan hasil
grafik 2. Grafik 2 menunjukkan bahwa
replikasi sejumlah 5 runs volume lalu
pada kondisi kemacetan, penurunan kece-
lintas (SMP/jam) pada hulu (upstream) dan
patan juga terjadi akibat kendaraan terjeb-
hilir (downstream) dapat dilihat pada
ak dalam antrian di segmen bottleneck. 40
grafik 1.
Kecepatan-upstream (bottleneck)
Kecepatan (Km/jam)
1,600
Volume (SMP/jam)
Volume-upstream (bottleneck)
1,550
Volume-downstream (bottleneck)
1,500
1,450
Kecepatan-downstream (bottleneck)
30
20
10
0
1
1,400
2
3
4
5
6
Number of Random Seed
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 2. Replikasi Kecepatan (Km/jam)
Grafik 1. Replikasi volume lalu lintas (SMP/jam)
Gambar 1 memperlihatkan bahwa, aliran lalu lintas pada segmen bottleneck menunjukkan
mekanisasi
dinamika
kapasitas terhadap fungsi waktu. Idealnya,
Volume (SMP/jam)
Number of Random Seed
2,000 1,900 1,800 1,700 1,600 1,500 1,400 1,300 1,200 1,100 1,000
Teramati (observed)
Terprediksi (predicted)
Deviasi (%)
Upstream (bottleneck)
1,660
1,592
12
downstream (bottleneck)
1,455
1,447
9
kapasitas sangat dipengaruhi oleh fungsi waktu dan ruang, bukan sebuah nilai konstan. Plotting grafik menunjukkan adanya deviasi yang signifikan antar volume lalu lintas pada hulu (upstream)
Grafik 3. Validasi volume lalu lintas (SMP/jam)
Penurunan
kecepatan
sebanding
dengan penurunan kapasitas jalan, dalam Volume 2, Nomor 3, Mei 2013 - 221
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
hal ini diwakili oleh parameter volume per
teramati dan terprediksi lebih kecil dari
jam dalam smp/jam. Grafik 1 dan 2
15%. Asumsi ini berdasarkan rekomendasi
menunjukan bahwa fluktuasi volume lalu
dari Collins ( 2009). Berdasarkan kondisi eksisting saat
stabil. Sehingga, dalam proses kalibrasi
ini dari pusat Kota Banda Aceh menuju ke
hasil diperlukan penambahan replikasi
Darussalam, pada kondisi normal ruas
sebanyak 5 runs (total menjadi 10 runs)
jalan 6/2 D dengan lebar geometrik 9,60
dengan 10 random seed.
meter per jalur dan pada kondisi penyem-
Kecepatan (Km/jam)
lintas terhadap random seeds masih belum
60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 -
pitan ruas jalan menjadi 2/2 UD dengan 45
43
lebar geometrik 3,65 meter per jalur. Maka dari kondisi tersebut menunjukkan terjadi
11
10
9
segmen Jalan T.Nyak Arief Km 6 Banda Teramati (observed)
Terprediksi (predicted)
Deviasi (%)
Upstream (bottleneck)
45
43
4
downstream (bottleneck)
11
10
9
Waktu tempuh (s/400m)
Grafik 4. Validasi kecepatan (Km/jam) 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 -
penyempitan geometrik (bottleneck) pada
4
131.0
Aceh. Pada hulu (upstream) didapatkan volume lalu lintas 1660 smp/jam dan pada kondisi penyempitan geometrik (bottle-
144.0
neck) 1455 smp/jam. Pada penyempitan geometrik terjadi penurunan kapasitas
32.0
sebasar 9-12 %. Untuk kecepatan pada
34.0
hulu (upstream) didapat 45 km/jam pada Teramati (observed)
Terprediksi (predicted)
Deviasi (%)
Upstream (bottleneck)
32.0
34.0
(6)
downstream (bottleneck)
131.0
144.0
(10)
Grafik 5. Validasi waktu tempuh (s/400m)
pada kondisi penyempitan (bottleneck) terjadi penurunan kecepatan menjadi 11 km/jam, atau terjadi penurunan kecepatan sebesar 4-9%.
Grafik 3, 4, 5, menunjukkan hasil
Data ouput yang dihasilkan VISSIM
validasi dari penambahan replikasi menjadi
5.40 setelah melakukan 10 kali random
10. Masing-masing grafik menunjukkan
seed adalah volume lalu lintas didapat
proses validasi dengan membandingkan
1447 smp/jam, kecepatan 10 km/jam dan
pada hulu (upstream) dan hilir (down-
waktu perjalanan 144 detik/400m segmen.
stream). Validasi dilakukan dengan mem-
Validasi
bandingkan nilai prediksi (predicted) yang
dingkan data observasi di lapangan dengan
dihasilkan dari VISSIM 5.40 dengan nilai
hasil simulasi diperoleh volume lalu lintas
pengamatan (observed). Masing-masing
9 %, kecepatan 9 % dan waktu perjalanan
parameter yang dipilih sebagai MOEs
10 %. Ketiga parameter tersebut memper-
dapat diterima dengan nilai deviasi antara
lihatkan bahwa hasil validasi dibawah 15%.
222 - Volume 2, Nomor 3, Mei 2013
dilakukan
dengan
memban-
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Maka Measurement
Of
Effectiveness
jalan. Siiring dengan meningkatkan jumlah
(MOEs) hasil simulasi VISSIM 5.40 dapat
permintaan
perjalanan,
maka
perlu
diterima dan mewakili kondisi aliran lalu
dilakukan
kebijakan-kebijakan
guna
lintas di lapangan.
mengurangi dampak kemacetan. Seperti, melakukan pengalihan arus (diverging
SIMPULAN DAN SARAN
flow), agar pertemuan tidak terkonsentrasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan metode simulasi dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memprediksi mekanisasi aliran lalu lintas pada segmen
pada satu ruas jalan (contraflow). Sehingga diharapkan kondisi arus pada jam puncak dapat
seminimal
mungkin
terjadi
kejenuhan (oversaturated).
penyempitan jalan (bottleneck). Simulasi dengan VISSIM 5.40 menunjukkan bahwa
REFERENCES
kondisi kemacetan lalu lintas akibat bottle-
Anonim, (1997). Manual Kapasitas Jalan
neck sistematis di simpang Lamnyong
Indonesia, Direktorat Bina Marga,
perlu ditangani segera. Adapun parameter-
Bina Jalan Kota, Jakarta
parameter
yang
menunjukkan
adanya
Brilon, W., et al. (2007), Implementing the
penurunan mutu aliran lalu lintas, adalah:
concept of reliability for highway
1.
Pada segmen bottleneck kapasitas ter-
capacity
prediksi adalah 1455 smp/jam (terjadi
Research Record: Journal of the
penurunan kapasitas sebasar 9-12%).
Transportation Research Board, No.
Kecepatan pada bottleneck teramati
2027. Transportation Research Board,
menjadi 11 km/jam, atau terjadi
pp. 1-8.
2.
penurunan kecepatan sebesar 4-9%.
analysis.
Transportation
Boxil., S., A and Yu., L. (2000). An Evaluation of Traffic Simulation Model for
Hasil validasi menunjukkan deviasi
Supporting ITS Development. Center
antara teramati dan hasil simulasi untuk
of
volume lalu lintas 9 %, kecepatan 9 % dan
Research. Texas Southern University,
waktu perjalanan 10 %. Ketiga parameter
USA.
tersebut
memperlihatkan
bahwa
hasil
Transportation
Training
and
Cassidy, M. J., and Windover, J. R. (1995),
validasi dibawah 15%. Maka Measurement
Methodology for assessing dynamics of
Of
Effectiveness (MOEs) hasil simulasi
freeway traffic flow, Transportation
VISSIM 5.40 dapat diterima dan mewakili
Research Record 1484, TRB, pp. 73-79.
kondisi aliran lalu lintas di lapangan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah,
kondisi
bottleneck
dilokasi
penelitian telah menunjukkan indikasi terjadi penurunan kwalitas operasional
Cassidy, M. J. and Bertini, R. L. (1999), Some traffic
features
at
freeway
bottlenecks.Transportation
Research
Part B, Volume 33, pp. 25-42. Chung, K., Rudjanakanoknad, J., and Cassidy, Volume 2, Nomor 3, Mei 2013 - 223
Jurnal Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
M. J. (2007), Relationship between
Sugiarto, Thirayoot, L., and T., Nakatsuji.
traffic density and capacity drops at
(2012). Dropped in capacity and traffic
three
speed of urban Arterial: a case study at
freeway
Transportation
bottlenecks.
Research
Part
B,
Volume 41, pp. 82-95.
Indonesia. Aceh International Journal
Elefteradou, L., Lertworawanich, P. (2003). Defining, measuring and estimating freeway
capacity.
u-turn section in Aceh Province, of Science and Technology, 1 (3): 86-92. Sugiarto,
(2012).
Traffic
Breakdown
Transportation
Mechanism of Hidden Bottleneck: a
Research Board 2003 Annual Meeting
Case Study of U-turn Section on an
CD-ROM
Arterial Road. Jurnal Teknik Sipil, 2
Lertworawanich
P.,
Elefteriadou
(2001).
Capacity estimations for type weaving
areas
based
on
B gap
(1): 67-76. TRB. (2000). Highway Capacity Manual 2000, Transportation
Research
acceptance, Transportation Research
National
Record 1776, National Academy Press,
Washington D.C., 2000
pp. 24-34
Zhang, H.M.
Research
Board, Council,
(2001). A note on highway
Lorenz, M. R., L. Elefteriadou. (2001),
capacity. Transportation Research Part
Defining freeway capacity as function
B 35 pp. 929-937 Transportation
of
probability.
Research Record 1883, Transportation
Record:
Research Board, Washington D.C. pp
breakdown
Transportation
Research
Journal of the Transportation Research Board,
No.
1776.
122-131
Transportation
Zunhwan HWANG., Jumsan KIM, and
Research Board, National Research
Sungmo RHEE. (2005), development
Council, Washington D.C., pp. 43-51.
of a new highway capacity estimation
Minderhoud, M. M., H. Botma, and P. H. L.
method. Proceedings of the Eastern
Bovy. (1997), Assessment of roadway
Asia Society for Transportation Studies,
capacity
Vol. 5, pp. 984 - 995
estimation
Transportation
methods.
Research
Record:
Journal of the Transportation Research Board,
No.
1572.
Transportation
Research Board, National Research Council, Washington D.C., pp. 59-67. Rudjanakanoknad, J. (2009). Analysis of effecting street bottleneck capacity through oblique cummulative plots. Proceeding of the Eastern Asia Society for Transportation Study, Vol 7. 224 - Volume 2, Nomor 3, Mei 2013