ASPEK PENILAIAN KINERJA BPRS SALEH ARTHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: LUTHFI ARIF NIM : 104046101620
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sarjana) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M Penulis
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Sarjana) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segenap rahmat dan kasih sayang-Nya lah skripsi ini tersusun dan penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammmad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya. Semoga kelak, taatnya kita kepada ajaran dan tuntunan beliau, menjadi wasilah bagi kita dalam mendapatkan syafaat beliau kelak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini, yaitu: 1.
Ayahanda (Alm) Maman Alamsyah Martaprawira dan Ibunda tercinta Suniarsih Sukarta, hafizhahallah, atas kasih sayang dan pengorbanan yang ayah bunda curahkan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. Juga kepada
segenap
keluarga
besar
Maman
Alamsyah
Martaprawira,
hafizhahumullah, semoga Allah senantiasa mengukuhkan ukhuwwah antara kita semua. 2.
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Mu’min Rouf, M.A., Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
4.
Bapak Dr. Syahrul A'dham, M.Ag dan Ibu Dwi Nuraini Ihsan, SE, MM., sebagai pembimbing skripsi ini.
5.
Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama, juga Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Pimpinan dan Pegawai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Saleh Artha, Tambun Selatan – Bekasi.
7.
Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA., Pengasuh Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah Jakarta. Hafizhahullahu wa matta’ana bi hayatihi wa ’ulumihi fi ad-darain.
8.
Segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
9.
Rekan-rekan Perbankan Syariah B Angkatan 2004, sahabat-sahabat Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah, rekan-rekan Dhia Acapella Nasyid, rekanrekan guru MI YAPINK I Tambun Selatan – Bekasi, rekan-rekan Ikatan Remaja Masjid Al-Muttaqien Tambun, dan segenap sahabat yang senantiasa memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Hanya Allah SWT yang dapat memberikan balasan kebaikan, dan kepada Allah
SWT pula, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 22 Syawwal 1432 H 21 September 2011 M Penulis
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Penilaian Kinerja Bank yang dalam hal ini diwakili oleh beberapa Rasio CAMELS yaitu KAP, BOPO, CAR, dan FDR terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA). Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini Laporan Keuangan BPRS Saleh Artha Tambun Bekasi periode tahun 2005-2009. Jumlah sample yang digunakan adalah 20 periode triwulanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan uji hipotesis yaitu uji t dan uji F. Sebelum menggunakan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa KAP, BOPO, CAR, dan FDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas BPRS Saleh Artha dengan tingkat signifikansi 0,028. Sedangkan berdasarkan uji T diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return On Assets (ROA), adapun untuk dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR),dan Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets (ROA). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,360, artinya hanya 36% kemampuan variabel independen KAP, BOPO, CAR, dan FDR dapat menjelaskan ROA. dan sisanya 64% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini. Keyword: KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................
ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ......................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................
v
ABSTRAKSI .......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................
xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
7
D. Review Kajian Terdahulu ...........................................................
9
E. Hipotesis ......................................................................................
10
F. Kerangka Konsep .......................................................................
11
G. Sistematika Penulisan .................................................................
13
BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Penilaian Kinerja Bank ...............................................................
15
1. Aspek Permodalan (Capital) ................................................
17
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality) ...............
19
3. Aspek Manajemen (Management) ......................................
26
4. Aspek Rentabilitas (Earning) ...............................................
27
5. Aspek Likuiditas (Liquidity).................................................
30
6. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar .......................................
31
B. Profitabilitas ...............................................................................
31
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian .......................................................................
33
B. Jenis Penelitian ...........................................................................
33
C. Jenis Data dan Sumber Data .......................................................
33
D. Variabel Penelitian .....................................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
35
F. Teknik Pengolahan Data .............................................................
35
G. Teknik Analisa Data ...................................................................
35
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
41
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................
41
B. Analisis Deskriptif Variabel ........................................................
44
1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) .........................................
44
2. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) 46 3. Capital Adequacy Ratio (CAR) ...........................................
47
4. Financing to Deposit Ratio (FDR) .......................................
49
5. Return on Assets (ROA) .......................................................
50
C. Uji Asumsi Klasik .......................................................................
52
1. Uji Normalitas Data..............................................................
52
2. Uji Heteroskesdastisitas........................................................
55
3. Uji Autokorelasi ..................................................................
57
4. Uji Multikolinieritas .............................................................
58
D. Uji Hipotesis ................................................................................
58
1. Uji F (ANOVA) ....................................................................
58
2. Uji T (t-test) ..........................................................................
59
E. Uji Koefisien Determinasi ...........................................................
62
F. Uji Koefisien Regresi .................................................................
63
G. Interpretasi Data ..........................................................................
64
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
65
B. Saran ...........................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
67
LAMPIRAN ........................................................................................................
68
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR halaman 01. Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu ............................................................. 9
02. Tabel 4.1.
Perkembangan Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ............ 46
03. Tabel 4.2.
Deskriptif Kualitas Aktiva Produktif (KAP) .............................. 48
04. Tabel 4.3.
Perkembangan Nilai Rasio Return on Assets (ROA) ................. 49
05. Tabel 4.4.
Deskriptif Return on Assets (ROA) ............................................ 50
06. Tabel 4.5.
Perkembangan Nilai Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) .................................................................. 52
07. Tabel 4.6.
Deskriptif
Nilai
Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional (BOPO) .................................................................. 53 08. Tabel 4.7.
Perkembangan Nilai Rasio Net Profit Margin (NPM) ............... 55
09. Tabel 4.8.
Deskriptif Nilai Rasio Net Profit Margin (NPM) ...................... 56
10. Tabel 4.9.
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 62
11. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 63 12. Tabel 4.11 Hasil Uji F (ANOVA) ................................................................ 64 13. Tabel 4.12 Hasil Uji T .................................................................................. 65 14. Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 67 15. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Regresi ........................................................ 68 16. Gambar 1.1 Skema Kerangka Konsep ............................................................ 13 17. Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ......................................................................................... 47
18. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Nilai Rasio Return on Assets (ROA) ...... 50 19. Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Nilai Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) ................................................ 53 20. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Nilai Rasio Net Profit Margin (NPM)..... 56 21. Gambar 4.5 Kurva P-P Plot KAP .................................................................... 57 22. Gambar 4.6 Kurva P-P Plot ROA .................................................................. 58 23. Gambar 4.7 Kurva P-P Plot BOPO ................................................................ 59 24. Gambar 4.8 Kurva P-P Plot NPM .................................................................. 59 25. Gambar 4.9 Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................... 61 26. Gambar 4.10 Kurva Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ha ...................... 65 27. Gambar 4.11 Kurva Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ha ...................... 66 28. Gambar 4.12 Kurva Daerah Penolakan Ho dan Penerimaan Ha ...................... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank syariah di Indonesia sudah muncul sejak tahun 1992, namun perkembangan yang sangat pesat baru terjadi sejak tahun 1999 sejak adanya undang-undang perbankan baru yang mulai menerapkan dual banking sistem di Indonesia. Sampai Februari 2009 jumlah bank umum syariah sudah ada 5, sedangkan bank konvensional yang membuka unit usaha syariah sudah ada 12 dan BPD sebanyak 16 bank. Peningkatan jumlah yang sangat besar ini diikuti jumlah jaringan kantor cabang dan kantor kas bank syariah di seluruh Indonesia yang mencapai 749 kantor. 1 Dasar pemikiran pengembangan bank syariah adalah memberikan pelayanan jasa perbankan kepada sebagian masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilayani oleh perbankan yang sudah ada karena bank-bank tersebut menggunakan system bunga.2
Sasaran
pengembangan
perbankan
syariah
difokuskan
kepada
pertumbuhan perbankan syariah, sehingga tidak mengherankan pertumbuhan perbankan syariah mencapai 81%. Saat ini Sasaran pengembangan difokuskan untuk memperkuat struktur industri perbankan. Salah satu sasaran yang harus
1 2
h. ix-x
www.datacon.co.id/BankSyariah2.html diakses tanggal 15 Oktober 2009 M. Syafi'i Antonio, Bank Syariah suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia Institute, 2000)
dicapai adalah meningkatkan fungsi intermediasi, efisiensi, dan daya saing industri perbankan syariah Indonesia. 3 Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pada saat ini menurut Karnaen
A.
Perwataatmadja
dan
Henri
Tandjung
menjelaskan
bahwa
perkembangan bank syariah di Indonesia mengikuti tiga tahapan; yaitu tahap perkenalan (introduction), tahap pengakuan (recognition), dan terakhir tahap pemurnian (purification).4 Di mana dalam tiap-tiap tahap tersebut ada ciri yang menandakan masing-masing tahapan. Kini, masyarakat sudah mulai cermat mencari bank syariah mana yang memiliki prospek lebih cerah antara yang satu dengan yang lain, melalui kinerjanya. Kinerja perbankan sangat terkait erat dengan profitabilitas. Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan perbankan, tentunya kita perlu mengetahui kondisi aktifitas yang dijalankan bank yang selalu berubah. Gambaran kondisi ini tertuang dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan setiap perusahaan dalam bidang jasa maupun manufaktur, yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan itu. Oleh karenanya, perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan. Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi sebuah organisasi haruslah mencerminkan peningkatan dari satu periode ke periode berikutnya. 3
www.datacon.co.id/BankSyariah2.html diakses tanggal 15 Oktober 2009 Karnaen A. Perwataatmadja dan Henri Tandjung, “Bank Syariah; Teori, Praktek, dan Peranannya” (Celestial Publishing: Jakarta, 2007) hal. 86. 4
Kinerja perusahaan adalah tingkat prestasi (karya) atau hasil yang dicapai kadangkadang digunakan untuk dicapainya suatu hasil yang positif. Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran rasio keuangan ini sangatlah bergantung kepada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat, padahal sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan atau bahkan menurun. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki kemampuan mengelola kesempatan untuk investasi dengan kemampuan memberikan tingkat pengembalian di atas tingkat pengembalian minimum yang diharapkan. Sementara pembelian nilai tambah merupakan opportunity cost (biaya kesempatan) yang hilang dari investor atas dananya. Biaya kesempatan itu timbul karena ketika investor memilih melakukan investasi atas dananya di suatu perusahaan, maka investor tersebut akan kehilangan kesempatan untuk menggunakan dananya tersebut untuk keperluan konsumsinya saat ini atau kehilangan kesempatan menanamkan dananya di perusahaan lain yang mungkin perusahaan lain tersebut dapat memberikan hasil lebih dibandingkan dengan perusahaan menanamkan modalnya saat ini. Dalam manajemen perusahaan banyak terdapat metode yang bisa digunakan untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Pada dasarnya, metode penilaian investasi bisa didasarkan atas dua hal yaitu laba akuntansi dan arus kas.
Untuk mengukur return dari investasi, dapat digunakan accounting earnings dan arus kas. Informasi arus kas juga berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi peminjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Selain itu, pengukuran kinerja juga dapat dilakukan dengan metode yang telah umum digunakan seperti analisis rasio. Dalam PBI nomor 9/1/PBI/2001, sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan metode dimana di dalamnya terdapat berbagai macam rasio yaitu capital, assets, management, earnings, liquidity, dan sensitivity to market risk yang disingkat CAMELS. Profitabilitas pada bank juga memiliki hubungan erat dengan kualitas aktiva produktif. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning assets, karena penempatan dana bank pada beberapa pos dimaksudkan untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan.5 Dengan demikian, profitabilitas bank juga diduga kuat dipengaruhi oleh kualitas aktiva produktif, yang dalam metode CAMELS diproksikan dengan rasio assets yang terdiri dari Kualitas Aktiva Produktif.
5
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004) h. 195
Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan atau lembaga keuangan dalam menghasilkan laba. Jika kinerja keuangan perusahaan atau suatu lembaga keuangan dalam menghasilkan laba meningkat, maka hal ini akan menunjukan daya tarik bagi pihak ketiga ataupun investor untuk bergabung dan berpartisipasi di dalamnya. Penilaian profitabilitas pada suatu lembaga keuangan diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio-rasio ini dilmaksudkan untuk mengukur efisiensi pengunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan, yang terkait dengan hasil yang telah diperoleh.). Salah satunya dengan menggunakan Return on Assets, yaitu Rasio yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari total asetnya. PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Saleh Artha, Tambun Selatan Bekasi yang sejak hadir tahun 1993 telah mengusung konsep BPR dengan sistem bagi hasil, senantiasa mengalami peningkatan dalam angka yang dipublikasikan setiap tiga bulan. Bahkan dalam pencapaian dana pihak ketiga per maret 2008, untuk produk Tasaka “Tabungan Saleh Artha Berjangka” tercapai angka hingga Rp 800 juta, jauh di atas target akhir tahun sebesar Rp 500 juta. Hanya pada triwulan pertama, BPRS Saleh Artha berhasil menembus angka 160 persen dari target akhir tahun yang direncanakan.6
6
www.pkesinteraktif.com diakses tanggal 15 Oktober 2009
Dari data laporan keuangan yang dipublikasikan, BPRS Syariah Saleh Artha terlihat mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Sebagai bank pembiayaan rakyat syariah yang sudah berdiri cukup lama dan terlihat mengalami pertumbuhan, maka perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai kinerja BPRS Saleh Artha Tambun Selatan Bekasi dan faktor apa saja yang mempengaruhi profitabilitasnya. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian lebih lanjut dalam sebuah skripsi dengan judul: “ASPEK PENILAIAN KINERJA
PT.
BPRS
SALEH
ARTHA TAMBUN BEKASI
DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berawal dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode CAMELS sebagai aspek penilaiannya. Namun karena fokus penelitian ini adalah pada sisi profitabilitas, maka hanya beberapa rasio terkait yang penulis gunakan sebagai alat untuk melakukan penelitian mengenai penilaian kinerja bank. Beberapa rasio keuangan yang dimaksud adalah rasio KAP, BOPO, dan CAR, dan FDR. Adapun untuk menilai profitabilitas bank, dalam skripisi ini hanya akan didasarkan pada nilai Return on Assets (ROA) saja. Selain itu, penelitian ini hanya akan menggunakan data laporan keuangan triwulan BPRS Saleh Artha sejak tahun 2005-2009.
2. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting untuk menentukan ke mana suatu penelitian diarahkan. Demikian pula dalam skripsi ini, maka perlu dirumuskan permasalahan yang nantinya akan diurai dalam bab-bab selanjutnya. Telah dijelaskan dalam latar belakang penulisan, bahwa untuk melakukan penilaian kinerja bank syariah terhadap profitabilitas dapat menggunakan beberapa rasio yang terdapat dalam metode CAMELS. Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka pembahasan yang akan dilakukan telah dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut. a.
Bagaimana kinerja BPRS Saleh Artha pada tahun 2005-2009 dengan menggunakan rasio KAP, BOPO, CAR, dan FDR?
b.
Bagaimana pengaruh antara kinerja BPRS Saleh Artha terhadap profitabilitas (ROA)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a.
Menganalisis kinerja BPRS Saleh Artha dengan menggunakan beberapa rasio CAMELS yaitu KAP, BOPO, CAR, dan FDR.
b.
Mengetahui pengaruh antara kinerja BPRS Saleh Artha terhadap profitabilitas (ROA)
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a.
Bagi penulis Untuk mengetahui lebih jauh tentang kinerja BPRS Saleh Artha melalui beberapa rasio CAMELS serta untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan ke dalam praktek yang sebenarnya.
b.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, sehingga dapat dijadikan alat ukur dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan penulisan rencana atau kebijakan masa yang akan datang agar hasil yang akan didapatkan pada masa mendatang bias lebih baik dari tahun sebelumnya.
c.
Bagi Investor Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi kepada para investor agar dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan investasi.
d.
Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran pengetahuan dan dapat dijadikan informasi tentang kinerja suatu perusahaan.
D. Review Kajian Terdahulu Tinjauan pustaka merupakan inspirasi penulis melakukan penelitian pada bidang ini. Atau, dengan kata lain penelitian ini berawal dari penelitian sebelumnya. Adapun tinjauan pustaka yang penulis telah kaji adalah: No 1
Identitas Penelitian
Ø Peneliti
Isi Penelitian Ø Tujuan
Perbedaan Perbedaan dengan
Fitriani
Menganalisis variabel CAR,
penelitian ini adalah tujuan
Prastyaningtyas
NPL, BOPO, LDR, NIM, dan
dari penelitian di mana
/C2A3308005/
pangsa pasar kredit dapat
dengan variabel yang
Skripsi/ Universitas
mempengaruhi profitabilitas
berbeda maka tujuan juga
Diponegoro
perbankan
berbeda. Adapun lokasi dan
Semarang/ 2007
Ø Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Publik yang Listed di Bursa Efek Jakarta)
Ø Lokasi penelitian
jumlah populasi dan
Bank yang listed di Bursa Efek
sampel juga berbeda
Jakarta
dengan tahun yang berbeda
Ø Metode penelitian • Jenis penelitian deskriptif
pula. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah ROA.
kuantitatif • Analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda Ø Hasil penelitian Pada bank umum go public BOPO dan NPL berpengaruh signifikan negative, sedangkan CAR, LDR, NIM, dan pangsa pasar kredit berpengaruh signifikan positif.
2
Ø Peneliti
Ø Tujuan
Perbedaan dengan
Syahru Syarif
Menganalisis variabel CAR,
penelitian ini adalah tujuan
/C4A0304194/
NPL, BOPO, LDR, dan ROA,
dari penelitian di mana
Universitas
terhadap NIM
dengan variabel yang
Diponegoro
Ø Lokasi penelitian
berbeda maka tujuan juga
Semarang/ Tesis/
Bank yang listed di Bursa Efek
berbeda. Adapun lokasi dan
2006
Jakarta
jumlah populasi dan
Ø Judul Analisis Pengaruh
Ø Metode penelitian • Jenis penelitian deskriptif
Rasio-Rasio CAMELS Terhadap
kuantitatif • Analisis yang digunakan
Profitabilitas
adalah regresi linier berganda Ø Hasil penelitian Variabel CAR, NPL, BOPO,
sampel juga berbeda dengan tahun yang berbeda pula. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah ROA, sedangkan dalam tesis Syahru profitabilitas diukur dengan NIM.
LDR, dan ROA, berpengaruh sebesar 46,2% terhadap NIM .
Ø Peneliti
Ø Tujuan
Perbedaan dengan
Hilman Fatoni/
Membahas penilaian kinerja
penelitian ini adalah tujuan
104046101618/ UIN
bank syariah melalui metode
dari penelitian di mana
Syarif Hidayatullah
EVA, yaitu biaya operasi
dengan variabel yang
Jakarta/ Skripsi/
(operating cost) dan biaya
berbeda maka tujuan juga
2011
modal (cost of capital)
berbeda. Adapun lokasi dan
Ø Judul
Ø Lokasi penelitian
jumlah populasi dan
Penilaian Kinerja
Bank Syariah Mega Indonesia
sampel juga berbeda
Bank Syariah
(BSMI)
dengan tahun yang berbeda
Dengan
Ø Metode penelitian
pula. Fokus penelitian
Menggunakan
• Jenis penelitian deskriptif
penulis adalah
Metode Economic
• Analisis yang digunakan
penghitungan rasio asset
Value Added (EVA)
adalah perhitungan NOPAT, WACC, dan EVA Ø Hasil penelitian Nilai EVA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh factorfaktor eksternal yang di luar kendali manajemen.
dan earnings.
E. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya adalah: Secara simultan: Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara KAP, BOPO,
CAR, dan FDR
dengan ROA. Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR, dan FDR dengan ROA.
Secara parsial: Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA.
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara BOPO dengan ROA.
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara BOPO dengan ROA
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara CAR dengan ROA.
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara CAR dengan ROA
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara FDR dengan ROA.
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara FDR dengan ROA
F. Kerangka Konsep BPRS Saleh Artha
Laporan Keuangan
Rasio CAMELS
1. 2. 3. 4.
Rasio Profitabilitas
KAP BOPO CAR FDR
ROA
Analisis Regresi Linier Berganda
Normalitas
Multikolinearitas
Autokorelasi
Uji F Simultan
Uji T Parsial
Koefisien Determinasi
Interpretasi
Heteroskedastisitas
Koefisien Regresi
G. Sistematika Penulisan Dalam skiripsi ini penulis menyusun lima bab uraian, di mana dalam tiaptiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, hipotesis, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Teoritis Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan yaitu penilaian kinerja bank dan profitabilitas.
BAB III
Metodologi Penelitian Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, yang terdiri dari metode penelitian, jenis penelitian, jenis data dan sumber data, variabel
penelitian,
teknik
pengumpulan
data,
teknik
pengolahan data, dan teknik analisis data, lokasi dan waktu penelitian.. BAB IV
Hasil Dan Pembahasan Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang Gambaran Perusahaan, hasil perkembangan rasio KAP, ROA, BOPO dan NPM pada PT. BPRS Saleh Artha, hasil uji asumsi klasik, hasil
uji hipotesis, hasil uji koefisien determinasi, hasil uji koefisien regresi dan interpretasi data. BAB V
Penutup Dalam bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skiripsi ini.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Penilaian Kinerja Bank Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan secara keseluruhan selama periode tertentu, yang dibandingkan dengan segala kemungkinan, standar hasil kerja, target, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh diri sendiri, maupun pihak lain, yang telah disepakati bersama. Dengan demikian perlu dilakukan analisis penilaian kinerja dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan secara optimum. Dan pada gilirannya, akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan. 7 Kinerja perbankan di Indonesia selalu mengalami pasang surut. Arah kebijakan perbankan cenderung bersifat sentralistis dengan regulasi dan pengarahan yang ketat. Di dalam praktiknya, walaupun telah diatur dan diawasi dengan regulasi yang ketat, beberapa bank masih kurang berhati-hati sehingga merugikan deposan, investor, dan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan kecenderungan kredit atau pembiayaan macet (non performing loan/financing) yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian secara umum. Untuk itu, dibuatlah suatu peraturan dalam rangka menjaga agar industri perbankan yang beroperasi di Indonesia mengacu pada prinsip prudential 7
Veitzhal Rifai, Performance Appraisal, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005) h. 5.
banking. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum yang menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Dalam PBI nomor 9/1/PBI/2001, sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, dirumuskan metode dimana di dalamnya terdapat berbagai macam rasio yaitu capital, assets, management, earnings, liquidity, dan sensitivity to market risk yang disingkat CAMELS. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.8 Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian faktor-faktor komponen dilakukan dengan sistem kredit (system reward) yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100.9 Hasil kuantifikatif dari komponen-komponen tersebut dinilai lebih lanjut dengan memperhatikan
8 9
Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Pasal 3 h. 5 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, tth.) h. 168.
informasi dan aspek-aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan masing-masing faktor. Tingkat kesehatan bank digolongkan dalam empat kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Sebagai pengawas bank, Bank Indonesia juga menilai performance bank dengan memperhatikan enam indikator yang disebut CAMELS. Penilaian sistem CAMELS ini mengukur apakah manajemen bank telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat. Enam indikator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aspek Permodalan (Capital) Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan kerugian. Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang yang diperlukan yang mungkin timbul dari penanaman dalam aktiva produktif yang mengandung risiko serta membagi penanaman dalam benda tetap dan investasi. Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan kepatuhan suatu bank terhadap KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum) yang saat ini berlaku sebesar 8%.10 Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sesuai yang dengan 10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, h. 169.
yang diatur dalam SK DIR BI No. 26/20/KEP/DIR tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/20/BPPP tentang Kewajiban Modal Minimum BPR masing-masing tanggal 29 Mei 1993 . Ketentuan rasio antara modal dan ATMR biasa disebut Capital Adequancy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal merupakan analisis solvabilitas untuk mendukung kegiatan bank secara efisien dan mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta apakah kekayaan bank semakin bertambah atau semakin berkurang. Analisis ini juga berguna untuk menunjukkan kemampuan BPR dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya baik berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Pembobotan bagi komponen ini ditetapkan sebesar 30% dari keseluruhan penilaian faktor CAMEL. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen: a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku. b. Komposisi permodalan. c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM. d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank. e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan).
f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. g. Akses kepada sumber permodalan. h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality) Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu11. Menurut Muhammad dalam bukunya Manajemen Dana Bank Syariah, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia12. a. Komponen Aktiva Produktif Jika disusun lebih rinci, maka komponen aktiva produktif pada bank syariah adalah sebagai berikut: 11 12
cet.2 h.118
Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.2 Muhammad, Manajemen Dana Bank Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005) ed.1
1) Pembiayaan, yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang dapat dipersamakan dengan itu, berupa: a) Transaksi investasi dalam akad Mudharabah dan/atau Musyarakah b) Transaksi sewa dalam akad Ijarah atau sewa dengan opsi perpindahan hak milik dalam akad Ijarah Muntahiyah bit Tamlik c) Transaksi jual beli dalam akad Murabahah, Salam dan Istishna’ d) Transaksi pinjam meminjam dalam akad Qardh; dan e) Transaksi multijasa dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
nasabah
pembiayaan
untuk
pembiayaan melunasi
yang
mewajibkan
nasabah
hutang/kewajibannya
dan/atau
menyelesaikan investasi Mudharabah dan/atau Musyarakah dan hasil pengelolaannya sesuai dengan akad. 13 2) Surat Berharga Syariah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan/atau pasar modal antara lain obligsasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.14 3) Penempatan adalah penanaman dana bank pada bank lainnya dan/atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah antara lain dalam bentuk giro dan/atau tabungan Mudharabah dan/atau Wadiah, deposito berjangka
13 14
Peraturan Bank Indonesia PBI No.9/9/PBI/2007, h.3 Ibid., h.5
dan/atau tabungan Mudharabah, pembiayaan yang diberikan, dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.15 4) Penyertaan Modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah.16 5) Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal bank dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang (debt to equity swap) sebagai mana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.17 6) Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontinjensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasr L/C berjangka, stanby L/C dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.18
15
Ibid., h.5 Ibid., h.5 17 Ibid., h.5 18 Ibid., h.5 16
7) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dan berjangka pendek dengan akad Wadiah. 19 b. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut20: 1) Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama 2) Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio penunjang 3) Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio penunjang 4) Kemampuan bank dalam menanganai/mengembalikan aset yang telah dihapuskanbukukan, merupakan rasio penunjang 5) Besarnya pembiayaan non performing, merupakan rasio penunjang 6) Tingkat kecukupan agunan, merupakan rasio pengamatan 7) Proyeksi/perkembangan kualitas aset produktif, merupakan rasio pengamatan 8) Perkembangan/tren aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi, merupakan rasio pengamatan. Penilaian rasio kualitas aktiva produktif (KAP), yaitu sebagai berikut : 19
Ibid., h.5 Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h.4-5 20
KAP = 1 - APYD (DPK,KL,D,M) x 100% Aktiva Produktif Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas aktiva produktif bank syariah. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif bank syariah21. Aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) adalah aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut: •
25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)
21
•
50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
•
75% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan (D)
•
100% dari aktiva produktif yang dogolongkan Macet (M)
Peringkat 1
: KAP > 0,99%
Peringkat 2
: 0,96% < KAP < 0,99%
Peringkat 3
: 0,93% < KAP < 0,96%
Peringkat 4
: 0,90% < KAP < 0,93%
Peringkat 5
: KAP < 0,90%
Ibid, h.13
c. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mempunyai risiko kerugian atas kegagalan penanaman dananya. Untuk menjaga agar bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mampu dan siap menanggung risiko kerugian penanaman dana tersebut dan untuk menjaga kelangsungan usahanya maka bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva yang selanjutnya disebut PPA adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas aktiva. Cadangan umum pada Bank Umum Syariah minimal sebesar 1% dari seluruh aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Surat Utang Pemerintah (SUP). Besarnya cadangan khusus yang dibentuk ditetapkan sama dengan sebagaimana yang dipersyaratkan bagi bank umum. Sementar itu untuk cadangan khusus piutang Ijarah yang digolongkan dalam perhatian khusus, kurang lancar dan macet ditetapkan sekurangkurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban pembentukan PPAP22.
22
Veithzal Rivai, dkk., Bank And Financing Institution Managemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h.354
Dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif, agunan memegang paranan yang penting sebagai unsur pengurang dari risiko kegagalan pengembalian penanaman dana (credit risk exposure). Untuk memperoleh nilai wajar, agunan harus dinilai secara periodik oleh penilai independen. Dengan mempertimbangkan keunikan dan keanekaragaman dari produk bank yang melakukan kegiatan usaha berdasrkan prinsip syariah dan dalam rangka mewujudkan tatacara penyisihan penghapusan aktiva produktif yang berdasarkan kepada prinsip kehati-hatian, maka perlu
diterbitkan
penghapusan
Peraturan
aktiva
Bank
produktif
bagi
Indonesia bank
tentang syariah,
penyisihan yaitu
PBI
No.9/9/PBI/200723. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia bahwa betiap bulannya wajib melaporkan kualitas aktiva produktifnya, dan harus membentuk cadangan dana pada penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). PPAP adalah cadangan dana yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet berdasarkan penggolongan aktiva produktif sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku24. Penentuan PPAP yang diklasifikasikan terdiri dari 5 (lima) kategori, yaitu; lancar (pass), dalam perhatian khusus (DPK) (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful) dan macet (loss). 23
Penjelasan Atas PBI No. 9/9/PBI/2007 Taswan, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2003) h.245 24
Cadangan dana pada PPAP terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus yang telah ditentukan sebesar persentase tertentu oleh Bank Indonesia, dan PPAP ini wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia setiap bulannya. 3. Aspek Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen, yaitu manajemen umum dan manajemen risiko.25 Juga kepatuhan Bank atau UUS terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.26 4. Aspek Rentabilitas (Earning) Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut27: a. Net operating margin (NOM), merupakan rasio utama, b. Return on assets (ROA), merupakan rasio penunjang, c. Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO)/(BOPO), merupakan rasio penunjang,
25
Muhammmad, Manajemen Dana Bank Syariah, h. 169. Peraturan Bank Indonesia PBI No. 9/1/PBI/2007 h. 6. 27 Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DpbS,2007, Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h.4 26
d. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan, merupakan rasio penunjang, e. Diversifikasi pendapatan, merupakan rasio penunjang, f. Proyeksi pendapatan bersih operasional utama (PPBO), merupakan rasio penunjang, g. Net structural operating margin, merupakan rasio penunjang, h. Return on equity (ROE), merupakan rasio pengamatan, i. Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan, merupakan rasio pengamatan, j. Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, merupakan rasio pengamatan, k. Pelaksanakan fungsi edukasi, merupakan rasio pengamatan, l. Pelaksanaan fungsi sosial, merupakan rasio pengamatan, m. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, merupakan rasio pengamatan, n. Rasio bagi hasil dana investasi, merupakan rasio pengamatan, o. Penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional, merupakan, rasio pengamatan.
Menurut Juminang, rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank28. Rasio yang digunakan adalah: 1.
NOM (Net Operational Margin), rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba29. Formulanya adalah:
N OM =
2.
Pendapatan Operasiona l Utama - Biaya Operasiona l Utama x 100% Rata - rata Aktiva Produktif
Peringkat 1
: NOM > 3%
Peringkat 2
: 2% < NOM < 3%
Peringkat 3
: 1,5% < NOM < 2%
Peringkat 4
: 1% < NOM < 1,5%
Peringkat 5
: NOM < 1%
ROA (Return On Assets), rasio ini digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya30. Formulanya adalah: ROA =
28
Laba Sebelum Pajak x 100% Rata − rataTotalAsset
Juminang, Analisis Laporan Keuangan,(Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2006) h.243 Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h.21 30 Ibid., h.22 29
3.
Peringkat 1
: ROA > 1,5%
Peringkat 2
: 1,25% < ROA <1,5%
Peringkat 3
: 0,5% < ROA < 1,25%
Peringkat 4
: 0% < ROA < 0,5%
Peringkat 5
: ROA < 0%
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) merupakan rasio efisiensi biaya yang sering dipakai oleh bank dalam penilaian kesehatan bank. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
adalah
rasio
yang
mengukur
seberapa
besar
suatu
perusahaan/suatu bank mampu mngendalikan biaya-biaya yang terdapat dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah31. Formulanya adalah:
BOPO =
31
Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional
Peringkat 1
: BOPO < 83%
Peringkat 2
: 83% < BOPO <85%
Peringkat 3
: 85% < BOPO < 87%
Peringkat 4
: 87% < BOPO < 89%
Peringkat 5
: BOPO > 89%
Ibid., h.23
5. Aspek Likuiditas (Liquidity) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen: a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid kurang dari 1 bulan. b. 1-month maturity mismatch ratio. c. Loan to Deposit Ratio (LDR). d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang. e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti. f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liabilities Management/ ALMA) g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya. h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK). 6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen: a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga.
b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. B. Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas merupakan penjelasan mengenai efektivitas manajemen suatu perusahaan32, dimana dalam perbankan profitabilitas menjadi rasio penggambaran tingkat keuntungan yang diperoleh bank atas operasionalnya. Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.33 ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva. Rasio ini mengukur operasional manajemen perusahaan atau bank. Analisis ROA dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisis ROA ini sudah merupakan teknik analisis yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan dan untuk dapat mengukur kemampuan 32
J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992) edisi kedelapan, h. 232 33 Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, h. 56
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk
operasi
perusahaan
atau
bank
dalam
menghasilkan
keuntungan.34 ROA =
34
Laba Sebelum Pajak x 100% TotalAsset
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2002). Edisi 4. h. 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif, di mana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah Saleh Artha, khususnya mengenai rasio KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai rasio rasio KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA data akan dikumpulkan, dianalisis dan diterapkan dengan teori yang ada dengan menggunakan alat analisis regresi berganda dan kemudian akan diambil suatu kesimpulan. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasi di kantor PT. BPRS Saleh Artha Tambun Selatan Bekasi dan merupakan penelitian pustaka dengan meneliti laporan keuangan triwulan bank yang diterbitkan antara tahun 2005 sampai dengan 2009. C. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkannya atau menggunakannya. Data primer bersumber
dari pihak PT. BPRS Saleh Artha berupa laporan yang diterbitkan secara berkala. Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh bukan pengolahnya, dalam hal iniadalah sumber-sumber bacaan seperti buku-buku referensi, jurnal, bahan bacaan yang diperoleh dari internet, dan lain sebagainya. D. Variabel Penelitian 1. Variabel X (Variabel Independen atau Variabel Bebas) Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab variabel lainnya. Variabel X dalam penelitian ini adalah Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) 2. Variabel Y (Variabel Dependen atau Variabel Terikat) Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Variabel Y dalam penelitian ini adalah rasio Return on Assets (ROA). Paradigma Penelitian: KAP BOPO CAR FDR
ROA
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini diambil dari Laporan Keuangan Publikasi, yaitu
laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, yang terdiri dari, neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva produktif, laporan perubahan modal, laporan perhitungan rasio keuangan. Data yang ada dipilih berdasarkan rasio yang diperlukan saja yang mendukung penelitian ini. F. Teknik Pengolahan Data 1. Tabulasi Proses penghitungan data yang terbilang di dalam masing-masing tabel. Dengan tabulasi data akan tampak dan bersifat rangkuman, sehingga mudah untuk diolah selanjutnya. Data yang ada dipilih berdasarkan rasio yang diperlukan saja, yaitu KAP, BOPO, CAR, FDR, dan ROA yang direkapitulasi ke dalam lima kelompok tabel, dan masing-masing tabel terdiri dari 20 data. 2. Verifikasi Verifikasi adalah pemeriksaan benar tidaknya hasil yang telah didapatkan dengan cara penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan (bias) yang mungkin ada dalam penelitian dan evaluasi tentang tingkap akseptabilitas hasil, baik atas dasar teoritis ataupun empiris. G. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan melihat normality probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.35 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamata yang lain tetap, hal tersebut dinamakan homokesdastisitas. Dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.36 Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model regresi, maka dapat dilihat pada pola Scatterplot model tersebut. Dengan ketentuan sebagai berikut: • 35
Titik-titik (data) menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.
Singgih Santoso,Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik,(Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,2000), h.214 36 Ibid., h.208
•
Titik-titik (data) tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
•
Penyebaran
titik-titik
(data)
tidak
boleh
membentuk
pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. •
Penyebaran titik-titik (data) sebaiknya tidak berpola.37
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut: •
Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.
•
Angka D-W dibawah -2, maka terjadi autokorelasi positif.
•
Angka D-W diatas +2, maka terjadi autokorelasi negatif38.
d. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
37
Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), h.63 38 Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, h.219
korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.39 Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas pada model regresi, dapat dilihat beberapa hal, diantaranya: •
Jika nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih dari 10, maka model regresi bebas dari multikolonieritas.
•
Nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model regresi bebas dari multikolonieritas.40
2. Uji Hipotesis a. Uji simultan dengan F-Test (Anova) Uji simultan dengan F-Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Jika p-value (pada kolom signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau f hitung (pada kolom f) lebih besar dari f table, maka dapat dikatakan adanya pengaruh yang signifikan.41 b. Uji parsial dengan T-test Uji parsial dengan T-test bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen. Nilai uji T-test dapat dilihat dari p39 40
Ibid, h.203 Nugruho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan Menggunakan SPSS,
h.58 41
Ibid, h.53
value (pada kolom signifikan) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau thitung (pada kolom t) lebih besar dari t table, maka dapat dikatakan adanya pengaruh yang signifikan.42 3. Uji koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determanisi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Squuare yang baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan 1.43 4. Uji koefisien regresi Bentuk persamaan regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut: Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 Dimana:
42 43
Y
= NPM
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
Ibid, h.54 Ibid, h.51
X1
= KAP
X2
= BOPO
X3
= CAR
X4
= FDR
Untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi didasarkan pada nilai p-value sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Secara simultan: Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR dan FDR dengan ROA.
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara KAP, BOPO, CAR dan FDR dengan ROA.
Secara parsial: Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh antara KAP dengan ROA
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh BOPO dengan ROA.
.Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh BOPO dengan ROA.
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh CAR dengan ROA
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh CAR dengan ROA.
Ho : β = 0,
tidak terdapat pengaruh FDR dengan ROA
Ha : β ≠ 0,
terdapat pengaruh FDR dengan ROA.
b. Menentukan tingkat signifikan:
Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5% atau α = 0,05. c. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho. Jika p-value > 0,05, Ho diterima. Jika p-value < 0,05, Ho ditolak. H. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakuahkan di PT. BPRS Saleh Artha, yang beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 60 Tambun Selatan-Bekasi. Pemilihan lokasi karena sudah bertahan 19 tahun lebih dengan nasabah menengah ke bawah dan dekat dengan rumah tinggal penulis untuk memudahkan penelitian dari segi waktu, tenaga, biaya, dan jarak. Waktu penelitian dilakukan pada rentang waktu April sampai Juli 2011.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya BPRS Saleh Artha Pembangunan BPRS Saleh Artha berangkat dari keprihatinan seorang ulama dan aktifis muslim, Dr. Sebki Abdul Kadir, terhadap menjamurnya praktek-praktek ribawi yang semakin mengikis moral umat Islam. Kemirisan hatinya melihat kondisi umat kerap kali dituangkan dalam setiap ceramahnya di berbagai tempat. Kegundahan hatinya akan nasib umat yang kian terpuruk ditepisnya dengan merealisasikan lembaga ekonomi umat. Keinginan yang kuat dalam memajukan ekonomi umat tersebut pada akhirnya dapat terwujud dengan berdirinya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Saleh Artha. Seiring dengan dikeluarkannya kebijakan Bank Indonesia tentang operasional bank berlandaskan prinsip Syariah, maka pada tanggal 4 Juni 1993 berdirilah Bank Syariah Saleh Artha di Kabupaten Bekasi. Perjalanan panjang Bank Syariah Saleh Artha menjadi suatu kekuatan manajemen dalam memandang masa depan umat dengan menjalankan konsep bisnis Rasulullah SAW dan para shahabatnya.
2. Visi dan Misi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Saleh Artha memiliki visi Menjadi pilar ekonomi masyarakat Bekasi dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat Bekasi 2. Menjadi bank syariah yang dikenal secara luas, baik di Kabupaten maupun di Kotamadya Bekasi Sedangkan misi dari BPRS Saleh Artha adalah: 1.
Menjadi institusi perekat dan mediasi sistem ekonomi
2.
Mengembangkan sumber daya yang profesional
3.
Memperkokoh usaha-usaha masyarakat bekasi
4.
Memberikan keuntungan yang maksimum
5.
Peduli terhadap lingkungan masyarakat Bekasi
3. Produk dan Jasa BPRS Syariah Saleh Artha a. Penghimpunan Dana Simpanan pihak ketiga yang akan diproduktifkan secara syariah oleh BPRS Saleh Artha di mana nasabah pihak ketiga akan mendapatkan bonus atau bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh BPRS Saleh Artha. 1) Tabungan a) Tabungan wadiah Saleh Artha b) Tabungan Mudharabah c) Tabungan IB Qurban d) Tabungan IB Haji
e) Tabungan IB Saleh Artha Berjangka (TASAKA) f) Tabungan Pelajar Saleh Artha 2) Deposito Mudharabah Saleh Artha 3) Pembiayaan a) Al-Murabahah (jual beli) Pembiayaan dengan prinsip jual beli yaitu bank akan bertindak sebagai pembeli atas barang yang dibutuhkan dan menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga jual yang disepakati. b) Al-Mudharabah (bagi hasil) Pembiayaan dengan prinsip kerjasama, bank bertindak sebagai pemberi modal (shahibul maal) kepada nasabah (mudharib) untuk modal kerja usaha. Keuntungan yang diperoleh dibagi dengan kesepakatan c) Al-Musyarakah (bagi hasil) Pembiayaan dengan prinsip kerjasama. Bank sebagai partner kerjasama permodalan atas usaha nasabah. Keuntgungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan dan penyertaan modalnya. d) Al-Ijarah (sewa) Pembiayaan dengan prinsip sewa menyewa suatu barang atau jasa antara pemilik barang dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan berupa sewa atau upah bagi pemilik obyek atau barang.
b. Jasa pelayanan perbankan 1. Transfer ke rekening bank lainnya 2. pembayaran rekening listrik, telepon 3. pembayaran tagihan handphone dan ponsel 4. pembayaran cicilan kendaraan 5. pembayaran tagihan kartu kredit B. Analisis Deskriptif Variabel Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan keuangan triwulan PT. BPRS Saleh Artha dimulai dari Maret 2005 sampai dengan Desember 2009. Dari hasil olahan data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 15.0 dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat pada model regresi yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini: a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Perkembangan nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Secara grafik Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Gambar 4.1. Perkembangan Nilai Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Kualitas Aktiva Produktif
KAP
1.00 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.94 0.93 0.92 0.91 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
Triw ulan
Sumber data diolah Tabel 4.1. Deskriptif Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Descriptive Statistics N KAP Valid N (listwise)
20 20
Minimum .94
Maximum .99
Mean .9755
Std. Deviation .01504
Secara umum, kualitas Aktiva Produktif (KAP) dari tahun 2005 sampai Desember 2009 mengalami fluktuasi dilihat dalam skala triwulanan, dengan kisaran terendah 94% dan kisaran tertinggi 99%. Jika dihitung dalam skala tahunan, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) pada tahun 2007 memiliki rata-rata sebesar 97%. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata Kualitas Aktiva Produktif (KAP) naik menjadi 99% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2006 tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dimiliki oleh PT. BPRS Saleh Artha mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 rata-rata Kualitas Aktiva Produktif (KAP) kembali
mengalami penurunan yaitu sebesar 97%, dan tetap stabil di dua tahun berikutnya yaitu sebesar 98%. Total selama 5 tahun, KAP BPRS Saleh Artha memiliki rata-rata 97,6%. Besaran persentase ini menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. BPRS Saleh Artha berada pada peringkat 2, di mana masih terdapat beberapa aktiva yang masih dalam kategori tidak menghasilkan (DPK, KL, D, dan M), namun belum sampai mengkhawatirkan atau merusak operasional bank itu sendiri. Dalam tabel data statistik deskriptif di atas dijelaskan bahwa standar deviasi sebesar 0.01504, yang menunjukkan bahwa data KAP sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio KAP. b. Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Perkembangan
nilai
rasio
biaya
(beban)
terhadap
pendapatan
operasional (BOPO) BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Gambar 4.2. Perkembangan Nilai Rasio BOPO 72 70 68
BOPO
66 64 62 60 58 56 54 52 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Triw ulan
Tabel 4.2. Deskriptif Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Descriptive Statistics N BOPO Valid N (listwise)
20 20
Minimum 59.44
Maximum 71.07
Mean 65.7150
Std. Deviation 3.97888
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio yang mengukur seberapa besar suatu perusahaan/suatu bank mampu mngendalikan biaya-biaya yang terdapat dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah44 Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio BOPO BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan 2009 juga mengalami fluktuasi dari kisaran terendah 59,44% sampai kisaran tertinggi 71,07%. Namun, persentase BOPO berbanding terbalik. Semakin kecil hasil BOPO, maka efisiensi semakin besar. Seluruh rasio BOPO BPRS Saleh Artha termasuk dalam kategori peringkat 1 yaitu BOPO < 83%. Ini menunjukkan bahwa BPRS Saleh Artha cukup efisien dalam kegiatan operasional perusahaannya. Berdasarkan pada tabel deskriptif di atas, standar deviasi adalah sebesar 3,97888 yang menunjukkan bahwa data BOPO sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio BOPO.
44
Ibid., h.23
c. Capital Adequacy Ratio (CAR) Perkembangan nilai rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio PT. BPRS Saleh Artha sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut: Gambar 4.3. Perkembangan Nilai Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) 16 14 12
CAR
10 8 6 4 2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 triw ulan
Tabel 4.3. Perkembangan Nilai Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Descriptive Statistics N car Valid N (listwise)
20 20
Minimum 9.65
Maximum 13.76
Mean 11.6235
Std. Deviation 1.25152
Dari gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio CAR BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi dari kisaran terendah 9,65% sampai kisaran tertinggi 13,76%. Secara rata-rata, dalam kurun waktu 5 tahun PT. BPRS Saleh Artha memiliki kecukupan modal 11,6%.
Dari data deskriptif pada tabel di atas, standar deviasi sebesar 1,25152 menunjukkan bahwa data CAR sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio. d. Financing to Deposit Ratio (FDR) Perkembangan nilai rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga adalah sebagai berikut: Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) 180.00 160.00 140.00
fdr
120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 triw ulan
Tabel 4.4. Perkembangan Nilai Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) Descriptive Statistics N fdr Valid N (listwise)
20 20
Minimum 90.37
Maximum 165.70
Mean 133.0815
Std. Deviation 22.38960
Dari gambar 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio FDR BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi dari kisaran terendah 90,37% sampai kisaran tertinggi 165,70%. Secara rata-rata,
dalam kurun waktu 5 tahun PT. BPRS Saleh Artha pembiayaan BPRS Saleh Artha sebesar 133,1%. FDR lebih dari 100% masuk dalam kategori tidak sehat. Dalam laporan keuangan, terlihat bahwa BPRS Saleh Artha menggunakan pinjaman dari bank lain untuk memenuhi penyaluran pembiayaan. Dari data deskriptif pada tabel di atas, standar deviasi sebesar 22,38960 menunjukkan bahwa data FDR sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 befluktuasi dan memiliki gap yang cukup jauh antara nilai min dan max. e. Return on Assets (ROA) Perkembangan nilai rasio Return on Assets (ROA) PT. BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Secara grafik Return on Assets (ROA) PT. BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat dalam grafik di bawah ini: Gambar 4.5. Perkembangan Nilai Rasio Return on Assets (ROA) 4.50 4.00 3.50
ROA
3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
Triw ulan
Sumber data diolah
Tabel 4.5. Deskriptif Return on Assets (ROA) Descriptive Statistics N ROA Valid N (listwise)
20 20
Minimum .70
Maximum 3.98
Mean 2.3910
Std. Deviation 1.01964
Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.45 Dari gambar 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rasio ROA PT. BPRS Saleh Artha dari tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi dari kisaran terendah 0,70% sampai kisaran tertinggi 3,98%. Rendahnya nilai ROA banyak terjadi di triwulan pertama (bulan Maret) dalam tiap tahunnya, namun mengalami peningkatan pada triwulan berikutnya. Pada tabel deskriptif di atas, standar deviasi sebesar 1,01964 menunjukkan bahwa data ROA sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 mengelompok di sekitar rata-rata rasio ROA. Dari hasil penghitungan nilai rasio ROA BPRS Saleh Artha, 15 dari 20 laporan keuangan triwulan, menunjukkan bahwa ROA BPRS Saleh Artha berada pada peringkat satu yaitu ROA > 1,5%. Adapun 5 lainnya berada pada kisaran peringkat 2 dan 3 yaitu 0,5% - 1,5%.
45
Slamet Riyadi, Bangking Assets and Liability Management, h. 56
Jika di rata-rata secara tahunan, ROA menunjukkan nilai yang baik, yaitu berada dalam kisaran terendah 1,94 pada tahun 2007 dan tertinggi 2,89 pada tahun 2009. Ini artinya, ROA tahunan masih berada pada peringkat pertama (ROA > 1,5%) yang menunjukkan bahwa BPRS Saleh Artha memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Data-data diolah untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal, atau mendekati normal, atau bahkan tidak normal. Jenis pengujian distribusi data menggunakan kurva P-P Plot, dimana data dikatakan normal atau mendekati normal apabila berada di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.46 Gambar kurva P-P Plot untuk masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
46
h.24.
Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS,
a.
Kualitas Aktiva Produktif Gambar 4.6. Kurva P-P Plot KAP
Normal P-P Plot of KAP
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Hasil dari kurva P-P plot untuk KAP dapat dikatakan normal karena berada disekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal sebagaimana terlihat dari gambar diatas. Biaya dan Pendapatan Operasional (BOPO) Gambar 4.6. Kurva P-P Plot BOPO Normal P-P Plot of BOPO
1.0
0.8
Expected Cum Prob
b.
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Hasil dari kurva p-plot untuk BOPO dapat dikatakan normal karena berada disekitar garis diagonal dan penyebarannya searah dengan garis diagonal. c.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Gambar 4.7. Kurva P-P Plot FDR Normal P-P Plot of car
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Hasil dari kurva P-P plot untuk CAR dapat dikatakan normal karena berada di sekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal sebagaimana terlihat dari gambar diatas. Financing to Deposit Ratio (FDR) Gambar 4.8. Kurva P-P Plot FDR Normal P-P Plot of fdr
1.0
0.8
Expected Cum Prob
d.
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Hasil dari kurva p-plot untuk FDR dapat dikatakan normal karena seluruh titik data berada disekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal. e. Return on Assets (ROA) Gambar 4.9. Kurva P-P Plot ROA Normal P-P Plot of ROA
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Hasil dari kurva p-plot untuk ROA dapat dikatakan normal karena berada disekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal sebagaimana terlihat dari gambar diatas. Dari hasil uji normalitas di atas, di mana pada grafik tersebut hasil uji normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh rasio penilaian kinerja bank (KAP, ROA, CAR, dan FDR) terhadap profitabilitas (ROA). 2. Uji Heteroskesdasititas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, hal tersebut dinamakan homoskedastisitas.
Dan
jika
heteroskedastisitas.
Model
varians
regresi
yang
berbeda baik
disebut
adalah
tidak
sebagai terjadi
heteroskesdastisitas. Gambar 4.10. Hasil Uji Heteroskesdastisitas Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Dari hasil uji heteroskesdastisitas di atas, dimana pada gambar grafik tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskesdastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi pengaruh penilaian kerja bank (KAP, BOPO, CAR, dan FDR) terhadap profitabilitas (ROA). 3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dan model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut : • Angka D-W di antara -2 sampai dengan +2, maka tidak ada autokorelasi. • Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. • Angka D-W di atas +2, berarti terjadi autokorelasi negatif Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)
Model 1
R .703(a)
R Square .495
Adjusted R Square .360
Std. Error of the Estimate .81585
Durbin-Watson 1.016
a Predictors: (Constant), fdr, KAP, car, BOPO b Dependent Variable: ROA
Terlihat pada tabel di atas bahwa nilai Durbin-Watson yang diperoleh adalah sebesar 1,016. Hal ini menunjukkan bahwa angka DW diantara -2 < DW < +2 yaitu model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan. Hal ini mempengaruhi pada nilai F. Jika F signifikan, maka menunjukkan regresi ini layak. Namun sebaliknya, jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelasi maka hasil uji F yang signifikan, menjadi tidak layak untuk digunakan. 4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Di mana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di anatar variabel independen. Pada model regresi ini, dapat dilihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 1, maka model bebas dari multikolinieritas Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model 1
KAP BOPO car fdr
Collinearity Statistics Tolerance VIF .630 1.588 .526 1.900 .817 1.224 .672 1.488
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka tolerance tidak mencapai 1 dan VIF tidak lebih dari 10, maka dapat dikatakan model regresi ini layak untuk dipakai untuk memprediksi pengaruh penilaian kerja bank (KAP, CAR, BOPO, dan FDR) terhadap profitabilitas (ROA). D. Uji Hipotesis 1. Uji F (Anova)
Uji simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama (simultan) antara variabel KAP, CAR, BOPO, dan FDR terhadap ROA. Tabel 4.8. Hasil Uji F (ANOVA) ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 9.769 9.984 19.754
df 4 15 19
Mean Square 2.442 .666
F 3.669
Sig. .028a
a. Predictors: (Constant), fdr, KAP, car, BOPO b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.8 hasil uji F (ANOVA), menunjukkan p-value 0,028 < 0,05, artinya signifikan. Sedangkan F hitung 3,669 > F tabel 3.055568, artinya signifikan. Signifikan berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, rasio KAP, CAR, BOPO, dan FDR, secara simultan berpengaruh terhadap ROA. 2. Uji T (T-test) Uji parsial dengan T-Test ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9. Hasil Uji T
Coefficientsa
Model 1
(Constant) KAP BOPO car fdr
Unstandardized Coefficients B Std. Error -47.094 12.975 57.638 15.687 -.059 .065 -.204 .165 -.003 .010
Standardized Coefficients Beta .850 -.232 -.251 -.076
t -3.629 3.674 -.917 -1.236 -.339
Sig. .002 .002 .374 .236 .739
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.9 menunjukan hasil uji t di mana : a. Terlihat bahwa t hitung KAP sebesar 3,674 > t table 1.740, dengan tingkat probabilitas 0,002 < 0.05, artinya signifikan. Signifikan berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa variabel KAP berpengaruh secara parsial terhadap ROA
Gambar 4.11. Daerah Penolakan dan Penrimaan Ho Uji Dua Sisi
Menolak Ho
Menerima Ha tidak ada hubungan
hubungan (-)
Menolak Ho hubungan (+)
T tabel -1,740
T tabel 1,740 T hitung 3,674
b. Terlihat bahwa t hitung BOPO sebesar -0,917 < t table 1,740, dengan tingkat probabilitas 0,374 > 0,05, artinya tidak signifikan. Tidak signifikan
berarti Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa variabel BOPO tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Gambar 4.12. Daerah Penolakan dan Penrimaan Ho Uji Dua Sisi
Menolak Ho
Menerima Ha tidak ada hubungan
hubungan (-)
Menolak Ho hubungan (+)
T tabel -1,740
T hitung -0,917
T tabel 1,740
c. Terlihat bahwa t hitung CAR sebesar -1,236 < t table 1,740, dengan tingkat probabilitas 0,236 > 0,05, artinya tidak signifikan. Tidak signifikan berarti Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Gambar 4.12. Daerah Penolakan dan Penrimaan Ho Uji Dua Sisi Menolak Ho hubungan (-)
Menerima Ha tidak ada hubungan
Menolak Ho hubungan (+)
T tabel -1,740 T hitung -1,236 T tabel 1,740 d. Terlihat bahwa t hitung FDR sebesar -0,339 < t table 1,740, dengan tingkat probabilitas 0,739 > 0,05, artinya tidak signifikan. Tidak signifikan
berarti Ho diterima dan Ha ditolak, hal ini menunjukkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Gambar 4.13. Daerah Penolakan dan Penrimaan Ho Uji Dua Sisi Menolak Ho
Menerima Ha tidak ada hubungan
hubungan (-)
Menolak Ho hubungan (+)
T tabel -1,740
T hitung -0,339
T tabel 1,740
E. Uji Koefisien Determinasi (R²) Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary(b)
Adjusted R R R Square Square .703(a) .495 .360 a Predictors: (Constant), fdr, KAP, car, BOPO b Dependent Variable: ROA
Model 1
Std. Error of the Estimate .81585
Durbin-Watson 1.016
Tabel 4.10 diatas menunjukkan koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0,360 atau 36%, yang berarti bahwa 36% tingkat ROA dapat
dijelaskan oleh KAP, BOPO, FDR, dan CAR. Adapun sisanya 64% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis ini. F. Uji Koefisien Regresi Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara variabel independent terhadap variabel dependen. Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Regresi a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) -47.094 12.975 KAP 57.638 15.687 .850 BOPO -.059 .065 -.232 car -.204 .165 -.251 fdr -.003 .010 -.076
t -3.629 3.674 -.917 -1.236 -.339
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .002 .002 .630 1.588 .374 .526 1.900 .236 .817 1.224 .739 .672 1.488
a. Dependent Variable: ROA
Pada tabel 4.14 dapat dilihat persamaannya: Y = -47,094 + 57,638(KAP)X1 + -0,059(BOPO)X2 + -0,204(CAR)X3 + 0,003(FDR)X4 1. Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut di atas dapat dilihat nilai konstanta -47,094, hal ini mengindikasikan bahwa ROA mempunyai nilai sebesar -47,094 jika tidak dipengaruhi oleh variabel independen KAP, BOPO, CAR dan FDR. 2. Nilai elastisitas KAP sebesar 57,638 mengindikasikan bahwa kenaikan KAP 1% maka akan menaikan ROA sebesar 57,6%
3. Nilai elastisitas BOPO sebesar -0,059 menunjukkan bahwa peningkatan BOPO sebesar 1% akan menurunkan ROA sebesar 0,06%. 4. Nilai elastisitas CAR sebesar -0,204 mengindikasikan bahwa peningkatan CAR sebesar 1% akan menurunkan ROA sebesar 0,2%. 5. Nilai elastisitas FDR sebesar -0,003 mengindikasikan bahwa peningkatan FDR sebesar 1% akan menurunkan ROA sebesar 0,003%. G. Interpretasi Data Nilai elastisitas dan koefisien regresi KAP, BOPO, CAR, dan FDR yang positif menyatakan bahwa setiap peningkatan KAP, BOPO, CAR, dan FDR dapat meningkatkan ROA. Dan sebaliknya, apabila nilai elastisitas dan koefisien regresi KAP, BOPO, CAR, dan FDR negatif, maka setiap penurunan KAP, BOPO, CAR, dan FDR maka akan menurunkan ROA.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan uji F diketahui bahwa F hitung sebesar 1,426 dengan tingkat signifikansi 0,028 < 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen KAP, BOPO, CAR, dan FDR terhadap Return on assets (ROA) 2. Berdasarkan uji T diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return On Assets (ROA), adapun untuk dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR),dan Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets (ROA) 3. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,360, artinya hanya 36% kemampuan variabel independen KAP, BOPO, CAR, dan FDR dapat menjelaskan ROA. dan sisanya 64% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi ini. 4. Berdasarkan pengujian Koefisien Regresi diketahui bahwa KAP menunjukkan pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan ROA, yaitu peningkatan KAP sebesar 1 % akan menaikan NPM sebesar 57,6%, Adapun BOPO, CAR,
dan FDR masing-masing memiliki pengaruh negatif dengan persentase yang tidak terlalu besar. B. Saran 1. Hendaknya BPRS Saleh Artha dapat meningkatkan kinerjanya dengan cara agar kestabilan kondisi yang ada tetap terjaga, dan terus memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul. Nilai FDR yang melebihi 100% merupakan kategori tidak sehat, di mana BPRS Saleh Artha juga memanfaatkan pinjaman dari bank lain untuk menyalurkan pembiayaan. Namun, diimbangi dengan manajemen pembiayaan yang baik sehingga kualitas aktiva produktif tetap terjaga. 2. Hendaknya BPRS Saleh Artha, memperhatikan kualitas aktiva produktif terutama pembiayaan-pembiayaan agar dapat tetap berada dalam kondisi lancar, sebab memiliki andil cukup besar dalam meningkatkan Return on Assets (ROA)
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi'i. Bank Syariah suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute, 2000. Juminang. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Jusuf, Jopie. Analisis Kredit untuk Account Officer, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995. Muhammad. Manajemen Dana Bank Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2005. Muljono, Teguh Pudjo. Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan, 1999. Munawir, S., Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 1986 Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan Menggunakan SPSS. Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Perwataatmadja, Karnaen A. dan Tandjung, Henri. Bank Syariah; Teori, Praktek, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing: Jakarta, 2007. Rivai, Veithzal. dkk. Bank And Financing Institution Managemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000. Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Taswan. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006. _______________, Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Yogyakarta: UPP YKPN, 2003. Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992.
LAMPIRAN Tabel Rasio CAR, BOPO, KAP, FDR, dan NPM BPRS Saleh Artha Tambun Selatan – Bekasi Berdasarkan Laporan Keuangan Triwulanan Periode 2005-2009 Bulan
Tahun
CAR
BOPO
KAP
FDR
NPM
Maret
2005
10.23
60.76
0.96
164.95
13.45
Juni
2005
12.46
59.44
0.97
165.70
16.57
September
2005
12.43
62.74
0.96
146.97
13.3
Desember
2005
11.88
67.71
0.99
110.98
10.58
Maret
2006
12.66
70.87
0.99
144.25
12.22
Juni
2006
13.28
69.66
0.99
157.54
13.74
September
2006
10.52
69.37
0.98
150.98
12.52
Desember
2006
11.56
66.20
0.98
133.21
10.92
Maret
2007
9.78
59.75
0.94
129.53
10.42
Juni
2007
10.14
61.39
0.96
147.33
15.02
September
2007
12.22
61.54
0.99
131.84
12.03
Desember
2007
13.76
68.55
0.98
91.18
6.7
Maret
2008
10.34
71.07
0.95
90.37
10.69
Juni
2008
12.56
68.85
0.98
116.52
13.63
September
2008
12.55
67.40
0.99
110.54
15.47
Desember
2008
9.65
68.53
0.99
126.53
14.11
Maret
2009
12.42
63.97
0.97
124.16
21.53
Juni
2009
11.65
61.80
0.97
160.78
22.42
September
2009
10.06
64.56
0.99
139.62
18.32
Desember
2009
12.32
70.14
0.98
118.65
13.16
Sumber data diolah.
Lampiran Output SPSS.15.0 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N KAP Valid N (listwise)
20 20
Minimum .94
Maximum .99
Mean .9755
Std. Deviation .01504
Descriptive Statistics N BOPO Valid N (listwise)
20 20
Minimum 59.44
Maximum 71.07
Mean 65.7150
Std. Deviation 3.97888
Descriptive Statistics N car Valid N (listwise)
20 20
Minimum 9.65
Maximum 13.76
Mean 11.6235
Std. Deviation 1.25152
Mean 133.0815
Std. Deviation 22.38960
Descriptive Statistics N fdr Valid N (listwise)
20 20
Minimum 90.37
Maximum 165.70
Descriptive Statistics N ROA Valid N (listwise)
20 20
Minimum .70
Maximum 3.98
Mean 2.3910
Std. Deviation 1.01964
Kurva P-Plot Normal P-P Plot of KAP
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Normal P-P Plot of BOPO
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Normal P-P Plot of car
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Normal P-P Plot of fdr
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Normal P-P Plot of ROA
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: ROA
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinasi
2
Model Summary(b)
Model 1
R .703(a)
R Square .495
Adjusted R Square .360
Std. Error of the Estimate .81585
Durbin-Watson 1.016
a Predictors: (Constant), fdr, KAP, car, BOPO b Dependent Variable: ROA
Uji Mulitikolinieritas a Coefficients
Collinearity Statistics Tolerance VIF .630 1.588 .526 1.900 .817 1.224 .672 1.488
Model 1 KAP BOPO car fdr
a. Dependent Variable: ROA
Uji F (ANOVA) ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 9.769 9.984 19.754
df 4 15 19
Mean Square 2.442 .666
F 3.669
Sig. .028a
a. Predictors: (Constant), fdr, KAP, car, BOPO b. Dependent Variable: ROA
Uji T-test dan Koefisien Regresi Coefficientsa
Model 1
(Constant) KAP BOPO car fdr
Unstandardized Coefficients B Std. Error -47.094 12.975 57.638 15.687 -.059 .065 -.204 .165 -.003 .010
a. Dependent Variable: ROA
Standardized Coefficients Beta .850 -.232 -.251 -.076
t -3.629 3.674 -.917 -1.236 -.339
Sig. .002 .002 .374 .236 .739