Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
ASPEK MULTIDIMENSI KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MEMPEROLEH REIKI DI INDONESIA REIKI INSTITUTE JAKARTA
MULTIDIMENSIONAL ASPECTS OF QUALITY OF LIFE FOR CLIENT WITH CANCER WHO RECEIVED REIKI AT INDONESIA REIKI INSTITUTE JAKARTA
OLEH: JOHANSEN HUTAJULU1
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STIK SINT CAROLUS, JAKARTA AGUSTUS, 2014
1
Mahasiswa STIK Sint Carolus STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
1
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Johansen Hutajulu
NIM
: 201201007
Program studi
: Magister Keperawatan Medikal Bedah STIK Sint Carolus Jakarta
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain. Apabila pada masa yang akan datang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya,
saya
bersedia
menerima
sanksi
yang
diberikan
dengan
segala
konsekuensinya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta,
21 Agustus 2014
METERAI Rp 6000
(Johansen Hutajulu)
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
2
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM MAGISTER SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS Tesis, 14 Agustus 2014 JOHANSEN HUTAJULU Aspek Multidimensi Kualitas Hidup Pasien Kanker yang Memperoleh Reiki di Indonesia Reiki Institute Jakarta xxii + 201 hal + 6 tabel + 109 gambar + 12 lampiran ABSTRAK Prevalensi kanker makin meningkat setiap tahun dengan peningkatan angka mortalitas maupun morbiditas. Terapi yang diberikan dapat melalui terapi farmakologis maupun non farmakologis termasuk terapi komplementer. Penggunaan terapi komplementer belakangan ini cukup diminati oleh pasien kanker dan penggunaannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Efek dari kanker dan terapi kanker secara farmakologis mengakibatkan perubahan pada kualitas hidup pasien kanker. Terapi reiki dikatakan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi aspek multidimensi kualitas hidup pasien kanker yang memperoleh reiki di Reiki Institute Jakarta Indonesia. Penelitian ini merupakan studi kualitatif fenomenologi dengan menggunakan enam (6) partisipan yang dipilih melalui teknik snowball. Data diperoleh menggunakan wawancara mendalam terhadap enam (6) aspek multidimensi berdasarkan WHOQOL. Data dianalisis menggunakan pendekatan Collaizy dan kuasi statistik dengan penggunaan software Nvivo Versi 10.0. Hasil penelitian menunjukkan pasien kanker mengalami peningkatan paling dominan pada dimensi fisik dengan berkurangnya keluhan kanker, meningkatnya kenyamanan fisik, energi, kualitas tidur serta istirahat dengan subtema yaitu penurunan keluhan penyakit kanker. Dimensi selanjutnya adalah dimensi tingkat kemandirian dimana pasien menjadi lebih mandiri dalam aktifitas harian serta meningkatkan kemampuan bekerja dan mengurangi ketergantungan terhadap obat. Dimensi ketiga yaitu psikologis dimana terjadi peningkatan kemampuan berpikir positif, kepercayaan diri, konsentrasi, semangat hidup dan harga diri serta menurunkan perasaan negatif. Subtema disini adalah peningkatan semangat hidup. Dimensi keempat yaitu spiritual terjadi peningkatan kepercayaan kepada Tuhan melalui ibadah, lebih tenang dan bersyukur pada Tuhan. Subtema disini adalah suasana hati lebih tenang. Dimensi kelima yaitu sosial dimana terjadi peningkatan kualitas hubungan sosial baik interpersonal, keluarga ataupun masyarakat; termasuk juga keharmonisan pola hubungan seksual dan keinginan untuk berbagi dengan sesama. Dimensi terakhir adalah lingkungan dimana terjadi peningkatan kenyamanan lingkungan melalui kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan serta mampu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. Keenam dimensi ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Direkomendasikan bagi perawat untuk memperhatikan aspek kualitas hidup pasien kanker serta dilakukan studi kualitatif mendalam melalui FGD pada pasien kanker yang lain. Kata kunci: kualitas hidup; reiki; kanker; multidimensi Daftar Pustaka 131 (1991 – 2014) STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
3
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
MASTER OF MEDICAL SURGICAL NURSING GRADUATE PROGRAM SINT CAROLUS SCHOOL OF HEALTH SCIENCES Thesis, August, 14th 2014 JOHANSEN HUTAJULU Multidimensional Aspects of Quality of Life for Client with Cancer who Received Reiki at Indonesia Reiki Institute Jakarta xxii + 201 pages + 6 tables + 109 figures + 12 appendix ABSTRACT The prevalence of cancer is increasing recently along with the increase of mortality and morbidity rate. The cancer therapy given is pharmacology and non-pharmacology including complementary therapy which tend to be frequently used nowadays. Reiki therapy has been previously proved in improving the quality of life in cancer patient. The purpose of the study was to explore the multidimensional aspects of quality of life in cancer patients receiving reiki therapy at Reiki Institite Jakarta Indonesia. This was a qualitative study using phenomenology design with six (6) patients recruited through snowball method. The data was taken through in depth interview technique in six (6) aspects of multidimensional WHOQOL (WHO Quality of Life). The data was then analyzed through Collaizy approach and quasi-statistic using Nvivo version 10.0 software. The result of the study showed that cancer patients experienced the most dominant improvement in physical dimension manifested through the decrease in cancer manifestation complaints, improved physical comfort, energy, sleep-rest quality with subtheme of the decrease in cancer manifestation complaints. The next dimension was the independency level where the patients became more independent in activity of daily living and improved working capacity and decreased in the drug dependency. The third dimension was psichology through the improved capacity in thinking positively, self confidence, concentration, spirit of life and self-esteem while decreased on negative thinking with subtheme of the imrpovement in spirit of life. The fourth dimension was spiritual through the improvement in the believe to God through prayer, relaxation, and thankfulness to God with subtheme of a peaceful heart. The fifth dimension was social with the improvement in the quality of social engagement interpersonally, with family or in society; including the harmonious pattern of sexual engagement as well as the capacity to share with others. The last dimension was the environment with the improved environment comfort through adaptation capacity to environmental change and capability in creating a condusive environment. These six dimensions were interrelated and affect one each other. It was then recommended for nurses to keep on assess the quality of life of the cancer patients and conduct a deeper qualitative study throug Focus Group Discussion method in other cancer patients. Keywords: quality of life; reiki; cancer; multidimension References: 131 (1991 – 2014)
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
4
Magister Keperawatan Medikal Bedah
A.
2014
Pendahuluan 1.
Latar Belakang Penelitian Kanker adalah pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tanpa batas, cenderung menginvasi jaringan sekitarnya dan menyebar ke organ lain. Prevalensi kanker semakin meningkat setiap tahun dan diperkirakan tahun 2030 morbiditas kanker mencapai 75 juta dan mortalitas kanker mencapai 17 juta. Dari 75 juta jiwa tersebut, 70 persennya hidup di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, kanker menempati urutan keenam dari pola penyakit nasional dan mempunyai angka kematian yang tinggi (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2007). Kanker mempunyai efek yang sangat penting terhadap kualitas hidup penderita. Drake (2012) menyampaikan bahwa kualitas hidup pada penderita kanker mulai terganggu sejak saat pertama kali penderita tersebut terdiagnosis kanker. Penderita akan mulai merasakan perubahan dalam dirinya baik sebagai efek pengobatan atau efek penyakit kanker sendiri. Hal ini akan berdampak pada kualitas hidup penderita kanker yang semakin menurun dan memerlukan perawatan secara intensif. Pengobatan kanker bertujuan menyembuhkan penyakit atau sebatas memperpanjang hidup sambil meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengobatan kanker memerlukan pilihan dari beberapa terapi seperti operasi, radioterapi, kemoterapi, dan terapi komplementer (Rubin, 2001). Reiki merupakan salah satu terapi komplementer yang paling banyak diminati oleh penderita kanker (Black, 2010) dan penggunaannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Burden, 2005, dan Gross, 2007). Reiki dikatakan mempunyai efek terhadap peningkatan kualitas hidup. Berdasar penelitian yang dilakukan Tsang, et al pada tahun 2007 menunjukkan bahwa kualitas hidup secara signifikan meningkat dengan sesi Reiki dibandingkan dengan istirahat (dikutip dari Demir, et al, 2013). Reiki mulai masuk di Indonesia sekitar tahun 1990 dan berkembang sampai dengan sekarang. Indonesia Reiki Institute (IRI) merupakan salah satu kelompok yang mempelajari terapi reiki bagi berbagai penyembuhan penyakit termasuk kanker. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan,
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
5
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
sebagian besar penderita kanker memilih terapi reiki karena bosan dengan pengobatan kanker yang dilakukan, kesulitan biaya pengobatan, dan takut dengan risiko pengobatan. Efek reiki terhadap peningkatan kualitas hidup perlu digali lebih lanjut khususnya terkait pengalaman penderita kanker setelah menggunakan reiki. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam bagaimana pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap kualitas hidupnya. Peneliti akan melihat kualitas hidup penderita kanker secara multidimensi menurut WHO, yaitu dimensi fisik, psikologis, tingkat kemandirian, sosial, lingkungan dan spiritual. 2. Perumusan Masalah Rumusan pertanyaan: bagaimana pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap kualitas hidup secara multidimensi?” 3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap kualitas hidup secara multidimensi. b. Tujuan Khusus 1)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi fisik kualitas hidup
2)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi psikologis kualitas hidup
3)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi tingkat kemandirian kualitas hidup
4)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi sosial kualitas hidup
5)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi lingkungan kualitas hidup
6)
Mengekpslorasi pengalaman penderita kanker yang memperoleh reiki terhadap dimensi spiritual kualitas hidup
7)
Membandingkan pengaruh reiki terhadap enam dimensi
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
6
Magister Keperawatan Medikal Bedah
B.
2014
Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong dalam Iskandar, 2009). Sedangkan pendekatan deskriptif fenomenologi merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
2.
Populasi dan Partisipan a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker yang mendapatkan terapi reiki di Indonesia Reiki Institute dan praktisi reiki di Indonesia Reiki Institute. b. Partisipan Jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif relatif lebih sedikit karena tujuan penelitian ini lebih pada menarik makna dari satu kelompok khusus dan bukan melakukan generalisasi. Partisipan dalam penelitian ini dibedakan menjadi partisipan kunci dan partisipan pendukung. Partisipan kunci dalam penelitian ini adalah penderita kanker yang memperoleh reiki sejumlah empat orang, dan partisipan pendukung dalam penelitian ini adalah praktisi reiki di Indonesia Reiki Institute. Partisipan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang awalnya jumlahnya sedikit, kemudian sampel ini memilih temannya untuk dijadikan sampel berikutnya, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak (Kasjono, 2009). Penelitian berhenti jika peneliti menganggap bahwa informasi sudah cukup dan jumlah sampel sudah memadai atau tercapai saturasi data.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
7
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Peneliti sudah mendapatkan saturasi data pada partisipan keenam. Hal ini sesuai dengan pendapat Creswell (dalam Mason, 2010) yang menyampaikan bahwa jumlah partisipan pada penelitian kualitatif sekitar 5 – 25 orang, sedangkan Morse (dalam Holloway, 1996) menyampaikan bahwa minimal 6 partisipan dalam penelitian kualitatif fenomenologi. Partisipan kunci dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria: 1)
2)
Kriteria Inklusi : a)
Penderita kanker yang bersedia menjadi subjek penelitian.
b)
Penderita kanker yang memperoleh terapi reiki.
Kriteria Eksklusi : a)
Penderita
kanker
yang
tidak
mampu
melakukan
komunikasi verbal dengan baik. b)
Penderita kanker yang baru memperoleh reiki kurang dari tiga sesi.
Partisipan pendukung dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria: 1)
Kriteria Inklusi a)
Praktis reiki yang memberikan terapi reiki pada penderita kanker.
b) 2)
Praktisi reiki minimal pada tingkat Reiki II
Kriteria Eksklusi Praktisi reiki diluar Indonesia Reiki Institute.
3.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan a. Tempat Pelaksanaan Lokasi penelitian dilakukan di Indonesia Reiki Institute. Peneliti memilih tempat penelitian di Indonesia Reiki Institute karena Indonesia Reiki Institute mempunyai banyak praktisi reiki yang memberikan terapi pada penderita kanker, memiliki pengalaman dalam praktik reiki selama 24 tahun, dan memiliki jangkauan tempat yang luas.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
8
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
b. Waktu Pelaksanaan Waktu penelitian dimulai dengan pengajuan judul, penyusunan proposal dan bimbingan, ujian proposal, perbaikan proposal, komite etik, pengumpulan data, analisis data dan bimbingan, seminar hasil penelitian, sidang tesis, perbaikan tesis, pengumpulan laporan, dan publikasi yang dimulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan Agustus 2014. Penyusunan proposal dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan April 2014, field research pada bulan Mei dan Juni 2014, dan penyusunan laporan penelitian pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. 4.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penilitan ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan pengumpulan data, tahap pelaksanaan pengumpulan dan tahap pengecekan data. a. Persiapan 1)
Peneliti mendapat surat pengantar untuk ijin penelitian dari Ketua STIK Sint Carolus.
2)
Peneliti meminta ijin dan menjelaskan tujuan penelitian kepada pengurus Indonesia Reiki Institute.
3)
Peneliti melakukan pendekatan dengan masing-masing calon partisipan dan memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.
4)
Jika
calon
partisipan
setuju,
mereka
dipersilahkan
menandatangani lembar informed consent. 5)
Sebelum wawancara, peneliti membuat kontrak waktu dan tempat pengadaan wawancara tersebut.
6)
Peneliti menyiapkan
tape recorder , kamera DSLR untuk
mengetahui pendapat partisipan secara lengkap.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
9
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
b. Pelaksanaan 1)
Saat wawancara berlangsung, dilakukan perekaman percakapan dengan didahului informasi tentang tanggal dilakukannya wawancara, tempat wawancara dan situasi lingkungan sekitar.
2)
Pada saat wawancara, peneliti menjalankan fungsinya : a)
Melakukan pencairan suasana.
b)
Mengajukan
pertanyaan
kepada
partisipan
setelah
partisipan dan pewawancara merasa siap dan perhatian terfokus. c)
Menciptakan situasi santai, tidak tegang dan menghindari adanya pendapat subjektif peneliti.
c. Paska Wawancara 1)
Setelah peneliti mendapat jawaban terhadap seluruh pertanyaan, peneliti mengucapkan terima kasih dan mengadakan perjanjian kembali bila masih diperlukan.
2)
Mencatat proses wawancara: lama wawancara, sikap dan penerimaan/penolakan partisipan.
3)
5.
Merapikan kembali hasil wawancara.
Instrument Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview dengan melontarkan sejumlah pertanyaan dengan panduan berupa interview guide yang berupa open-ended questions yang telah disiapkan oleh peneliti. Interview guide ini akan membantu peneliti agar hasil wawancara lebih fokus dan mendalam. Teknik wawancara menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dengan menggunakan interview guide yang dapat dimodifikasi dan dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan gejala empiris yang didapatkan di lapangan. Pertanyaan open-ended dipilih sebab dapat memberikan kebebasan bagi partisipan untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dengan kata-kata partisipan sendiri. Saat pertemuan pertama dengan partisipan, peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan mengumpulkan data awal masing-masing partisipan.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
10
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Pertemuan pertama dapat dilanjutkan dengan pengumpulan data terkait pengalaman penderita kanker setelah mendapat terapi reiki pada enam dimensi. Sarana untuk membantu proses pengumpulan data berupa kamera DSLR dan tape recorder untuk merekam percakapan selama wawancara, yang kemudian dibuat transkrip hasil wawancara. Alat recording diharapkan dapat membantu peneliti untuk merekam informasi yang disampaikan partisipan saat wawancara sampai ke hal-hal yang detail. Selain itu, alat recording juga akan membantu peneliti dalam mentransliterasi hasil rekaman (Bungin, 2004). Waktu wawancara menyesuaikan dengan kesibukan kerja partisipan dan waktu maksimal untuk setiap satu pertemuan wawancara adalah 60 menit untuk mencegah kebosanan (Field and Morse dalam dalam Holloway, 1996). Jika dalam waktu yang maksimal tersebut data dirasa belum lengkap, wawancara dapat dilakukan pada pertemuan berikutnya dengan terlebih dahulu membuat kontrak dengan partisipan.
6.
Analisis Data Analisis utama menggunakan teknik content analysis atau analisis isi dengan bantuan software NVivo versi 10.0 yang sudah teregistrasi secara online atas nama Johansen Hutajulu (
[email protected]). Analisis isi dipilih sebagai teknik analisis dalam penelitian kualitatif fenomenologi sebab merupakan teknik analisis yang objektif dan sistematis dari apa yang tampak dari isi sebuah komunikasi (Berelson dalam Bungin, 2012). Rasionalnya, bahwa setiap komunikasi pasti mempunyai isi yang akan disampaikan. Analisis isi didasarkan pada kestabilan isi komunikasi, bagaimana peneliti menangkap makna tersebut, dan membaca simbol yang terjadi selama komunikasi. Peneliti mulai melakukan analisis isi dengan menggunakan lambanglambang tertentu, menglasifikasikan lambang data tersebut dengan kriteria tertentu, mencari hubungannnya dan menyusunnya sehingga dapat diperoleh makna data. Analisis data pada penelitian kualitatif tidak selesai dalam satu
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
11
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
kali proses, dapat berulang-ulang mengalami reduksi ataupun penambahan dan analisis data untuk dapat diperoleh suatu deskripsi yang baik. Langkah-langkah melakukan analisis isi menggunakan teknik analisis Colaizzy. Teknik analisis Colaizzy merupakan salah satu model analisis data kualitatif dengan langkah-langkah (Colaizzi, 1978 dalam Streubert & Carpenter, 2003): a.
Mendeskripsikan fenomena yang diteliti. Peneliti mencoba memahami fenomena gambaran konsep kualitas hidup penderita kanker (multidimensi) yang memperoleh terapi reiki. Peneliti memperkaya informasi melalui studi literatur dengan mengulas jurnal terbaru dan hasil penelitian terkait.
b.
Mengumpulkan deskripsi fenomena melalui pendapat atau pernyataan partisipan. Peneliti melakukan indepth interview terhadap partisipan, baik pada penderita kanker yang mendapat terapi reiki maupun pada praktisi reiki yang melakukan terapi pada penderita kanker. Indepth interview direkam dengan menggunakan dua alat bantu, yaitu kamera DSLR dan tape recorder. Peneliti menggunakan dua alat bantu untuk mengantisipasi jika ada gangguan teknis selama proses perekaman. Hasil indepth interview tersebut dituliskan dalam bentuk naskah transkrip.
c.
Membaca seluruh deskripsi fenomena yang telah disampaikan oleh semua partisipan. Peneliti
memasukkan
hasil
indepth
interview
yang
sudah
ditranskripsikan kedalam NVivo Versi 10.0,dan membaca hasil transkripsi sampai mampu menarik garis besar makna pengalaman partisipan. d.
Membaca
kembali
transkrip hasil
wawancara dan mengutip
pernyataan-pernyataan yang bermakna dari semua partisipan. Setelah peneliti mampu menarik garis besar makna pengalaman partisipan, peneliti membaca kembali transkrip hasil wawancara. Peneliti memilih pernyataan-pernyataan dalam naskah tranksrip yang
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
12
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
signifikan dan sesuai dengan tujuan khusus penelitian, yaitu mengetahui kualitas hidup penderita kanker yang memperoleh terapi reiki pada dimensi fisik, dimensi psikologi, dimensi tingkat kemandirian, dimensi sosial, dimensi lingkungan dan dimensi spiritual. Peneliti memberikan tanda pada pernyataan kunci transkrip indepth interview dengan menggunakan NVivo Versi 10.0. e.
Menguraikan arti yang ada dalam pernyataan-pernyataan signifikan. Peneliti
membaca
kembali
pernyataankunci
yang
telah
diidentifikasi/diberikan tanda. Peneliti mencoba menemukan esensi atau makna dari pernyataan kunci tersebut untuk dibentuk menjadi sebuah kategori dengan bantuan NVivo Versi 10.0. f.
Mengorganisir kumpulan-kumpulan makna yang terumuskan ke dalam kelompok tema. Peneliti membaca seluruh kategori yang ada, membandingkan dan mencari persamaan diantara kategori tersebut. Peneliti mencoba menganalisis dan mencari hubungan antar kategori untuk menemukan makna/isi, dan mengeliminasi data yang tidak digunakan. Pada tahap ini sangat memungkinkan untuk melakukan reduksi data dan penambahan data. Peneliti kemudian menyatukan kategori-kategori yang serupa dan mengelompokkannya menjadi sebuah tema. Peneliti menggunakan bantuan software NVivo untuk menemukan kata kunci dari tema/nodes yang akan dipilih. Peneliti mengunakan bantuan tools Query Search Text Criteria untuk menemukan subtema dengan menggunakan satuan kata yang sama. Kata yang sama tersebut diambil dari transkrip partisipan I – VI agar peneliti lebih mudah membuat subtema yang akan dijadikan subnodes didalam NVivo.
g.
Menuliskan deskripsi yang lengkap. Peneliti merangkai tema-tema yang ditemukan selama proses analisis data dan menuliskannya menjadi sebuah deskripsi dalam bentuk hasil penelitian.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
13
Magister Keperawatan Medikal Bedah
h.
2014
Menemui partisipan untuk melakukan validasi deskripsi hasil analisis. Peneliti kembali kepada partisipan dan memperlihatkan transkrip indepth interview dan kisi-kisi hasil analisis tema. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil transkripsi dan gambaran tema yang diperoleh sebagai hasil penelitian sesuai dengan pengalaman yang dimaksud oleh partisipan. Jika sesuai, maka partisipan memberikan tanda tangan pada setiap lembar transkrip atau biasa disebut sebagai member check.
i.
Menggabungkan data hasil validasi ke dalam deskripsi hasil analisis. Peneliti menganalisis kembali data tambahan yang diperoleh selama melakukan validasi kepada partisipan dan menggabungkannya kedalam deskripsi akhir.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data Demografi (Attribute Classification ) Partisipan No
Inisial
Usia (thn)
JK
Tingkat Pendidikan
1.
Ny. S*
42
P
SMP
2.
Ny.K*
58
P
SMA
Pekerjaan IRT
riwayat penyakit kanker yang diderita/yang diberikan terapi oleh praktisi Jenis Stadium Lama Otak IV 6 th
Praktisi Rahim IV reiki 3. Ny. A* 56 P SMP Penjahit Rahim II 4. Tn. I* 38 L SMP Penjaga KGB II lahan kosong 5. Tn. 71 L S1 Pensiunan Rahim, IV S** karyawan payuswasta dara 6. Tn. J** 56 L S1 Pensiunan ParuIV karyawan paru swasta Sumber : Data Primer Atributte Classification Participant Hasil Olah NVivo Versi 10.0
2 th 6 bln 3 th
1 th
1,5 th
Keterangan : * **
: partisipan kunci : partisipan pendukung
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
14
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Tema yang ditemukan dalam penelitian ini terdiri dari dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi tingkat kemandirian, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dan dimensi spiritual. Subtema yang ditemukan dalam setiap tema sebagai berikut: a.
Dimensi Fisik
Peneliti menemukan empat subtema dalam dimensi fisik. Tiga subtema merupakan hasil temuan yang sudah ada dalam teori dan satu subtema merupakan hasil temuan baru. Subtema peningkatan kenyamanan fisik (5 partisipan), peningkatan energi (4 partisipan), dan peningkatan kualitas tidur istirahat (4 partisipan) sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (1998). Subtema yang merupakan temuan baru berdasarkan hasil wawancara adalah subtema penurunan keluhan penyakit kanker (6 partisipan). b.
Dimensi Psikologis
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
15
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Peneliti menemukan enam subtema dalam dimensi psikologis. Tiga subtema pada dimensi psikologis diatas merupakan subtema yang sudah ada dalam teori dan tiga subtema lain merupakan subtema baru. Subtema mampu berpikir positif (3 partisipan), peningkatan konsentrasi (3 partisipan) dan peningkatan gambaran diri (2 partisipan) sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (1998). Subtema yang merupakan temuan baru berdasarkan hasil wawancara adalah subtema peningkatan kepercayaan diri (3 partisipan), peningkatan semangat hidup (3 partisipan) dan penurunan kecemasan (1 partisipan). c.
Dimensi Tingkat Kemandirian
Peneliti
menemukan
empat
subtema
dalam
dimensi
tingkat
kemandirian. Subtema peningkatan kemandirian (4 partisipan), penurunan ketergantungan terhadap obat (3 partisipan), dan peningkatan kemampuan bekerja (2 partisipan) sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (1998). Subtema tidak ada perubahan pada dimensi tingkat kemandirian diangkat sebab satu partisipan menyampaikan secara eksplisit bahwa penderita kanker tidak mengalami perubahan pada dimensi tingkat kemandirian setelah memperoleh reiki. WHO (1998) menyampaikan bahwa salah satu aspek lain dari dimensi tingkat kemandirian adalah pergerakan. Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada partisipan yang menyampaikan adanya perubahan pada aspek pergerakan sehingga subtema tersebut tidak diangkat.
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
16
Magister Keperawatan Medikal Bedah
d.
2014
Dimensi Sosial
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menemukan dua subtema yang sesuai dengan teori, satu subtema baru, dan subtema tidak mengalami perubahan pada dimensi sosial. Dua subtema yang sudah ada dalam teori adalah subtema peningkatan hubungan social (4 partisipan), dan pola aktivitas seksual harmonis 9 (partisipan). Subtema tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (1998). Subtema yang merupakan temuan baru berdasarkan hasil wawancara adalah subtema berbagi dengan sesama. Subtema tidak ada perubahan pada dimensi sosial diangkat sebab satu partisipan menyampaikan secara eksplisit bahwa penderita kanker tidak mengalami perubahan pada dimensi sosial setelah memperoleh reiki. e.
Dimensi Lingkungan
Peneliti menemukan satu subtema dalam dimensi lingkungan, yaitu peningkatan kenyamanan lingkungan (2 partisipan). Satu subtema diatas sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (1998). Aspek lain pada
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
17
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
dimensi lingkungan yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam wawancara adalah perasaan aman terhadap lingkungan fisik, peningkatan kesempatan untuk memperoleh informasi baru, dan peningkatan partisipasi dalam rekreasi. f. Dimensi Spiritual
Berdasarkan hasil wawancara dengan partisipan, peneliti memperoleh dua subtema yang sudah sesuai dengan teori, satu subtema baru dan satu aspek dalam dimensi spiritual yang tidak ditemukan dalam wawancara. Dua subtema yang sesuai dengan teori adalah subtema peningkatan kepercayaan kepada Tuhan (6 partisipan) dan peningkatan rasa syukur (1 partisipan). Satu subtema baru yang ditemukan dalam wawancara adalah subtema ‘hati lebih tenang’ (3 partisipan). Aspek lain dimensi spiritual yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam wawancara adalah mampu mengambil makna positif dari masalah yang dihadapi.
D.
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Simpulan a. Dimensi Fisik Dimensi fisik merupakan dimensi yang mengalami peningkatan paling tinggi dibanding lima dimensi lainnya. Semua partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki membantu menurunkan bahkan menghilangkan keluhan kanker. Perubahan lain yang disampaikan partisipan pada dimensi fisik kualitas hidup penderita
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
18
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
kanker yang memperoleh terapi reiki antara lain peningkatan kenyamanan fisik, peningkatan energi dan peningkatan kualitas tidur dan istirahat. b. Dimensi Psikologi Dimensi psikologis merupakan dimensi ketiga yang mengalami peningkatan paling tinggi setelah dimensi fisik dan dimensi tingkat kemandirian. Separuh partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki akan meningkatkan kemampuan berpikir positif, meningkatkan
kepercayaan
diri,
meningkatkan
konsentrasi,
meningkatkan semangat hidup, dan meningkatkan kepercayaan diri. Sementara salah satu partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki juga dapat menurunkan kecemasan. Beberapa peningkatan pada dimensi psikologis dipengaruhi oleh perubahan pada dimensi fisik. c. Dimensi Tingkat Kemandirian Dimensi tingkat kemandirian merupakan dimensi kedua yang mengalami peningkatan setelah dimensi fisik. Lebih dari separuh partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki mampu meningkatkan kemandirian dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan, dan lain-lain. Selain peningkatan pada tingkat kemandirian, partisipan juga menyampaikan bahwa terapi reiki juga mampu menurunkan ketergantungan terhadap pengobatan dan meningkatkan kemampuan bekerja. Peningkatan pada dimensi tingkat
kemandirian
penderita
kanker
sangat
terkait
dengan
peningkatan dimensi fisik. d. Dimensi Sosial Dimensi sosial merupakan dimensi kelima yang mengalami peningkatan setelah dimensi fisik, dimensi tingkat kemandirian, dimensi psikologis, dan dimensi spiritual. Lebih dari separuh partisipan mempunyai
pengalaman bahwa
terapi
reiki
dapat
meningkatkan kualitas hubungan sosial, baik hubungan interpersonal, hubungan dengan keluarga maupun hubungan dengan masyarakat. Perubahan lain pada dimensi sosial terkait kualitas hidup adalah pola
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
19
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
hubungan seksual yang harmonis, dan keinginan untuk berbagi dengan
sesama.
Kemampuan
penderita
kanker
dalam
mempertahankan hubungan sosial yang baik akan membantu dalam meningkatkan kualitas hidupnya. e. Dimensi Lingkungan Dimensi lingkungan merupakan dimensi yang mengalami peningkatan paling rendah dibanding lima dimensi lainnya. Partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki mempunyai pengaruh terhadap
peningkatan
menggambarkan
kenyamanan
kenyamanan
lingkungan.
lingkungan
Partisipan
tersebut
seperti
kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan lingkungan seperti kebisingan dan kemampuannya menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. f. Dimensi Spiritual Dimensi spiritual merupakan dimensi keempat yang mengalami peningkatan setelah dimensi fisik, dimensi tingkat kemandirian dan dimensi psikologis. Dimensi spiritual yang dimaksudkan dalam penelitian ini terkait dengan nilai, keyakinan, harapan dan kedekatan hubungan dengan Tuhan. Semua partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki mampu meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan. Peningkatan kepercayaan kepada Tuhan ini diwujudkan dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan lebih tekun beribadah. Selain peningkatan kepercayaan kepada Tuhan, partisipan juga mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki juga meningkatkan ketenangan hati dan meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan. 2.
Saran Bagi Pelayanan Keperawatan Medikal Bedah a. Pelatihan terapi reiki bagi perawat sehingga lebih banyak perawat yang mampu menerapkan reiki pada penderita kanker. b. Penyusunan
kebijakan
terkait
pemberian
terapi
komplementer
khsususnya terapi reiki sehingga perawat mampu menjalankan praktik reiki secara mandiri. STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
20
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
DAFTAR PUSTAKA
Abeles, P. D. (2007). Measuring Patient Dependency in Child and Adolescent Mental Health. British Journal of Nursing Vol 16 , 1064-1072. American Cancer Society. (2013, September 29). What are the key statistics about nasopharyngeal cancer. Retrieved Juni 2, 2014, from nasopharyngeal cancer: http://www.cancer.org/cancer/nasopharyngealcancer/detailedguide/nasopharyngea l-cancer-key-statistics American Cancer Society. (2013, 9 23). Nasopharyngeal Cancer. Retrieved 5 25, 2014, from http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/ 003124pdf.pdf Arifin, S. (2010, Februari 25). Psychology Concept and Education Psychology. Retrieved Maret 10, 2014, from http:// www. slideshare. net/ nurafeefaalisha/ psychology- concept-and-education-psychology Arikunto, S., (2010), ProsedurPenelitian, PenerbitRinekaCipta, Jakarta. Ariwibowo, H. (2013). Faktor Risiko Karsinoma Nasofaring. CDK-204/Vol.40 no, 5 , 348 - 351. Avis, Nancy.E., et al (2005). Assessing Quality of Life in Adult Cancer Survivors (QLACS). New England Research Institutes., http :// www. psy. miami. edu/ faculty/ ccarver/documents/p05QOLR.pdf. Diperoleh 26 Februari 2014 Baird, S.B., McCorkle, R. & Grant, M. (1991). Cancer Nursing, A Comprehensive Textbook. Philadelphia: WB Saunders Company Barcala, G. (2012). Factors associated with health-related quality of life in adults with asthma. A cross-sectional study. Multidisciplinary Respiratory Medicine Journal, 32 – 42 Barwais, F. (2011, Februari 28). Definitions of Wellbeing, Qualitiy of Life and Wellness. Retrieved Maret 9, 2014, from http:// nwia. idwellness. org/ 2011/ 02/28/ definitions-of-wellbeing-quality-of-life-and-wellness/ Bennett, S. (2007). Published research into reiki healing,http://www.soothes.co.uk/USERIMAGES/reiki_published_research. pdf, Diperoleh23 Desember 2013 Black, Joyce. (2009). Medical – Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Outcomes. Singapore: Saunders Elsevier
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
21
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Bray, F. H. (2008). Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention: Age-Incidence Curves of Nasopharyngeal Carcinoma Worldwide: Bimodality in Low-Risk Populations and Aetiologic Implications. AACR Journal , 2356 - 2365. Bungin, Burhan, H.M. (2012). Penelitian Kualitatif Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Burden, B. H.-M. (2005, Mei 11). The Increasing Use of Reiki as a Complementary Therapy in Specialist Palliative Care. Retrieved Agustus 8, 2014, from PubMed US National Library of Medicine National Institute of Health: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15944500 Cash, K. (2006). Making Sense of Spiritualaity in Nursing and Health Care Practice. Philadelphia: Wilfred McSherry. Collier, Z. (2009, Oktober 6). Health Psychology Home Page. Retrieved Agustus 1, 2014, from The Impact of Reiki in Controlling Stress and Depression: http://healthpsych.psy.vanderbilt.edu/2009/Reiki.htm Conn, I.G. (2001). http://www.kompas.com Diperoleh27 Februari 2014 Corwin, E. J. (2001). BukuSakuPatofisiologi. Alih Bahasa Pendit, B. U. Jakarta : EGC Craven, R.F. &Hirnle, C.J. (2007). Fundamental of nursing: Human health andfunction, Ed6, New York: Lippincott Williams & Wilkins Demir, Melike, et al (2013). Effect of Reiki on Symptom Management in Oncology. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 14. http: // www. apocpcontrol. org/ paper_ file/ issue_ abs/ Volume14_ No8/ 4931- 4933%204. 15%20Melike%20Demira%20%28COMMENTARY%29. pdf. Diperoleh 03 Maret 2014 DiNucci, E. M. (2005). Energy healing: A complementary treatment for orthopaedic andother conditions,http://proquest.umi.com/pqdweb? index=5&did=1280191961&SrchMode=1&sid=5&Fmt=3&VInst=PROD&VTyp e=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1202445233&clientId=45625, Diperoleh8 Februari 2014 Dossey, B.M., Keegan, &Guzzetta, C.E. (2005). Holistic nursing: a handbook forpractice. London: Jones and BarletPubliser Drake, K. (2012). Quality of Life for Cancer Patient: from Diagnosis to Treatment and Beyond. In R. Scott, Nursing Management (pp. 20-25). Lippincott Williams and Wilkins Drummond, F. K. (2013, November 6). Time since diagnosis and health related quality of life in prostate cancer survivors in Ireland. Retrieved Maret 11, 2014, from National Cancer Research Institute: http://conference.ncri.org.uk/abstracts/2013/abstracts/ A175.htm
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
22
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Effendi, T. (2004). Aplikasi reiki dalam mencapai tingkat master, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Egyptianreiki. (2005). Clinical Trials and Studies on the Effectiveness of Reiki in Health Related Problems. Retrieved Agustus 1, 2014, from Clinical Studies on Reiki: http://www.egyptianreiki.com/clinical-studies-on-reiki-and-its-effectiveness.html Federation, U. R. (2013, Februari 12). Reiki. Retrieved from Cancer Research UK: http://www.cancerresearchuk.org/cancer-help/about-cancer/treatment/ complementary-alternative/therapies/reiki Fitriana, Nimas Ayu & Ambarini, Tri Kurniati (2012). Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker Serviks Yang Menjalani Pengobatan Radioterapi., Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental., http:// journal. unair. ac. id/ filerPDF/ 110810265_11v.pdf
Galloway, S. (2006). Quality of Life and Well-Being: Measuring the Benefits of Culture and Sport. Scottish Executive Social Research, 4-97 Garison, N.L. (2005). The effect of reiki on the level radicals,http://www.holosuniversity.net/pdf/garrisonDissertation.pdf, Diperoleh27Januari 2014
of
free
Gourman, A. (2005). The seven major chakras. http://www.thehealingpages.com/Articles/The7MajorChakras.html, Diperoleh 23 Desember 2013 Gross, A. (2007). Prevalence and Predictors of Complementary Therapy Use in Advanced-Stage Breast Cancer Patients. Journal of Oncology Practice , 292 295. Guyton, A.C. (1996). Human physiology AlihbahasaAndrianto, P., Jakarta: EGC
and
mechanism
of
disease.
Health, D. o. (2014, Maret 31). Nasopharyngeal Cancer. Retrieved Juni 2, 2014, from Center of Health Protection: http://www.chp.gov.hk/en/content/9/25/54.html Hertogs, R. (2014). Retrieved Agustus 1, 2014, from What Happens After Attunement: http://www.rachaelhertogs.co.uk/reikiafterattunement.shtml Heydarnejad, M. D. (2011). Factors affecting quality of life in cancer patients undergoing chemotherapy. African Health Sciences Journal, 266 - 270 Howard, V. (2001, Agustus 23). A Holistic Approach to Pain. Retrieved Juli 6, 2014, from Nursing Times: http://www.nursingtimes.net/a-holistic-approach-topain/200675.article
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
23
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Hsu, C. S.-C. (2006). Cancer Epidemiology, Biomarks & Prevention: Difference in the Incidence Trend of Nasopharyngeal and Oropharyngeal Carcinomas in Taiwan: Implication from Age-Period-Cohort Analysis. AACR Journal , 856 - 861. International Agency for Research on Cancer. (2013). Latest World Cancer Statistics. International Agency for Research on Cancer , 1-3. Ishaq, I.I. (2002). Mengenal usui reiki I & II intensif: Sebagai penyembuhan ilahiah, Delapratasa Publishing Janzen, K. (2012, Desember). Extending the Spirit: A Qualitative Secondary Analysis on Nurses. Retrieved Juli 6, 2014, from Trinity Western Study: http://www.twu.ca/library/theses/228884_pdf_220064_61C31320-02E8-11E3B30D-455AEF8616FA_janzen_k.pdf Jayasinghe, U. H. (2013). Gender differences in health-related quality of life of Australian chronically-ill adults: patient and physician characteristics do matter. Health and Quality of Life Outcomes, 102 - 112 Jemal, A. e. (2011). Global Cancer Statistic. CA Cancer Journal CLIN Vol. 61, No. 2 , 69 - 90. Jones, M. (2007). Using Software to Analyse Qualitative Data. Research Online , 429. Kar, AzmiSariedj (2008). Pengaruh Anemia PadaKankerTerhadapKualitasHidup Dan HasilPengobatan. Medan :Universitas Sumatera Utara Kasjono, HS.,Yasril. (2009). Teknik Sampling untukPenelitianKesehatan. Yogyakarta: GrahaIlmu Kolcaba, K. (2003). Comfort Theeory and Practice: a Vision for Holistic Health Care. New York: Springer Publishing Company. Korstjens, Irene., et al (2008). Quality of Life After Self-Management Cancer Rehabilitation: A Randomized Controlled Trial Comparing Physical and Cognitive-Behavioral Training Versus Physical Training., http:// www. researchgate. net/ publication/ 5371712_ Quality_of_ life_after_ selfmanagement_ cancer_ rehabilitation_a_ randomized_ controlled_trial_ comparing_ physical_ and_ cognitive- behavioral_ training_ versus_ physical_ training /file/ 9fcfd50942c5778bae. pdf. Diperoleh 26 Februari 2014 Lewis, S.M, Heitkemper, M.M., & Dirksen, S.R. (2004). Medical Surgical Nursing, Volume 1 dan 2. St. Louis, Missouri: Mosby Lutterbeck, B. Reiki energy therapi, masterteacher.com/What%20to%20Expect%20Brochure.pdf, Februari 2014
http://www.reikiDiperoleh23
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
24
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Marriner - Tomey and Alligood (2010), Nursing theoriests and their works, Seventh Edition, St. Louis Mosby Elsevier, Inc Masumoto, S. Y. (2013, November 22). Factors associated with health-related quality of life among pulmonary tuberculosis patients in Manila, the Philippines. Retrieved Maret 10, 2014, from http:// www. ncbi. nlm. nih. gov/pubmed/24264802 McEwen, M., & Wills, M.E. (2007). Theoretical basis for nursing (2nded.). Philadelphia: Lippincott McKenzie, E. (2006). Healing OctopusPublising Group Ltd
reiki,
alihbahasa
Alexander
S.,
London:
Meurer, W. S. (2007). Quaitative Data Collection and Analysis Methods. Academic Emergency Medicine , 1064-1071. Miwako, H. (2008). Self-Transcendence, Vulnerability, and Well-Being in Hospitalized Japanese Elders. Disertation to the Faculty of the College of Nursing Mkanta, W. C. (2007). Age-related differences in quality of life in cancer patients: a pilot study of a cancer care coordination/home-telehealth program. NCBI, 434-440 Moore, A. Reiki energy medicine: Enhancing the healing process,http:/ /www. harthosp. org/ Portals/1/ Images/38/ReikiEnergyMedicine.pdf, Diperoleh27 Februari 2014 Murti, Bisma (2010). Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press National Centers for Complementary and Alternative Medicine. (2007). An introduction reiki, http://nccam.nih.gov/health/reiki/reiki.pdf ,Diperoleh8 Pebruari 2008 Natale, G. (2010). Reconnecting to Nursing Through Reiki. Creative Nursing , 171 176. Nilsson, J. (2005). Understanding health-related quality of life in old age. A crosssectional study of elderly people in rural Bangladesh. Aging Research Center Noss, S. (2013, September 1). MAnitou Wellness Center. Retrieved Agustus 1, 2014, from 7 Health Benefits of Reiki: http://www.manitouwellness.com/what-we-do/7health-benefits-of-reiki/ Nurses Board Of Victoria. (2006). Guideline for use of complementary therapies in nursing practice. www.rnweb.com/rnweb/article. Diperoleh14 Februari 2014
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
25
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Nygren, B., Aléx, L., Jonsén, E., Gustafson, Y., Norberg, A., &Lundman, B. (2005). Resilience, sense of coherence, purpose in life and self-transcendence in relation to perceived physical and mental health among the oldest old. Aging & Mental Health, 9(4), 354-362 Olson, Karin (2003). A Phase II Trial of Reiki for the Management of Pain in Advanced Cancer Patients. Diperoleh 26 Februari 2014 Onwuebuzie, A. (2012). Qualitative Analysis Techniques for the Revier of the Literature. The Qualitative Report , 1-28. Otto, S.E. (2001). Oncology Nursing. St. Louis, Missouri: Mosby Oz, M. (2010). Reiki Classes: What's Right for You? Retrieved Agustus 8, 2014, from Reiki, Medicine, and Self Care with Pamela Miles: http://reikiinmedicine.org/popular/reiki-classes-right-for-you/ Paddock, C. (2011, Oktober 31). Measuring Quality Of Life Important In Cancer Survival Research. Retrieved Juli 20, 2014, from Medical News Today: http://www.medicalnewstoday.com/articles/236810.php Polit&Hungler. (1999). Nursing Research 5th edition. Principals and Methods. Philadelphia : JB Lippincott Polit, D. B. (2012). NUrsing Research: Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice. China: Lippincott Williams & WIlkins. Polit, D. F. & Beck, C. T. (2012) Essential of nursing research : methods appraisal and utilization, (sixt edition. Lippincott Williams & Wilkins Polit, D.F. &Hungler,B.P. (2002). Nursing Research: Pinciples and Methods6th edition.Philadelphia :Lippincot Williams & Wilkins. Porter, V. (2012). Effects of Reiki Treatment on Anxiety and Depression: A Randomized Control Trial. Wholistic Healing Publication , Vol 12, no. 2. 1 - 13. Powell, Taylor., Ellen, Renner. (2003). Analyzing Qualitative Data. Cooperative Extension.University of Wisconsin-Extension Pradono, J. (2009). Kualitas Hidup Penduduk Indonesia Menurut International Classification of Functioning, Disability and Health dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Buletin Penelitian Kesehatan RISKESDAS . Priambodo, et al (2007). Kualitas Hidup Pasien Yang Menjalani Pemasangan Stoma Usus Diwilayah Kota Bandung. FIK Universitas Padjajaran Price, S.A., & Wilson, L.M. (2005). penyakit. Jakarta: EGC
Patofisiologi: Konsepklinis proses-proses
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
26
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Purwanto, Budhi (2012). Herbal danKeperawtanKomplementer (Teori, Praktik, Hukum dalam Asuhan Keperawatan). Yogyakarta :NuhaMedika Rand,
W.L. (2002). Science and the human energy field,http://www.reiki.org/Download/OschmanReprint2.pdf, Diperoleh14 Januari 2014
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI Rogers, C. K. (2010, April 15). NIH Public Access. Retrieved October 2, 2013, from Roy's Adaptation Model to Promote Physical Activity: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2855388/ Rolando, R. Reiki by Rolando, http://reikibyrolando.com/Documents/ Reiki%20by%20Rolando.pdf, Diperoleh 11 Februari 2014 Rubin, Philip. (2001). Clinical Oncology: A Multidisciplinary Approach for Physicians and Students.8th edition. Philadelphia: WB Saunders Company Salbiah. (2006). Konsep Holistik Dalam Keperawatan Melalui Pendekatan Model Adaptasi Sister Callista Roy. Jurnal Kepeerawatan Rufaidah USU , http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21166/1/ruf-mei20062%20%287%29.pdf. Sarwono, S. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saryono&Anggraeni, Mekar D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Septiwi, C. (2011). Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di RS Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. UI Library . Sheldon, C. (2013). Reiki for Holistic Haalth. Retrieved Agustus 1, 2014, from Reiki Healing Health Benefits, Restore and Maintain Health Naturally: http://www.reiki-for-holistic-health.com/ Shore, A. (2004). Long-Term Effects of Energetic Healing on Symptoms of Psychological Depression and Self-Perceived Stress. Alternative Therapies , 40 47. Sipio, T. (2009). Health-Related Quality of Life Among Breast Cancer Survivor. Institute of Health and Biomedical Research, School of Public Health Queesland University of Technology. Brisbane Sjahdeini, S.R. (2005). Hidup sehat dengan reiki & energi-energi non reiki, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
27
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L. & Cheever, K.H. (2008). Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing, 11th edition. Philadelphia: Williams & Wilkins Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/ alternative therapies in nursing, 4th Ed. Springer Publising Company So, P. J. (2008, Oktober 8). Touch Therapies for Pain Relief in Adults. Retrieved from The Cochrane Library: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/ 10.1002/14651858.CD006535.pub2/abstract Society, A. C. (2013, September 29). What are the key statistics about nasopharyngeal cancer. Retrieved Juni 2, 2014, from nasopharyngeal cancer: http://www.cancer.org/cancer/nasopharyngealcancer/detailedguide/nasopharyngea l-cancer-key-statistics Soegoro, R. (2002). Hidup sehat dengan reiki, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Streubert, H. &. (2003). Qualitative reseacrh in nursing: A advicing the humanistic imperative. (3rd ed). Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta Suharsaputra, Uhar. (2012). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif Dan Tindakan. Bandung: RefikaAditama Supardi, Sudibyo&Rustika.(2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Susilo, Wilhelminus Harry &Limakrisna, Nandan (2012). Biostatistika Lanjut Aplikasi Dengan SPSS Dan Lisrel Pada Ilmu Keperawatan. Jakarta : TIM Susilo, Wilhelminus Harry (2012). Statistika & Aplikasi Untuk Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta : TIM Susniene, D. J. (2009). The concept or Quaity of Life and Happiness - Correlation and Differences. ISSN, 58 – 66 Tang, W.-R. L. (2004). Quality of Life in Hospice Patient with Terminal Illness. Western Journal of Nursing Research, 113-1128 Thabane, Lehena (2004). Sample Size Determination In Clinical Trials, HRM-733 Class Notes, Biostatistician Center For Evaluation Of Medicine St. Joseph’s Heatcare, 105 Main Street East, Level P1 Hamilton ON L8N 1G6.https: // fammedmcmaster. ca/ research/ files/ sample- size- calculations. Diperoleh 26 Februari 2014 Tomey, A.M. &Aligood, M.R. (2006). Nursing theorits and their work, 4thEd. St.Louis: Mosby
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
28
Magister Keperawatan Medikal Bedah
2014
Universitas Toronto (2004). QoL Concept. Diakses pada http://www.utoronto.ca/qolconcept. pada tanggal 28 Februari 2014
website
Vahedi, Shahrum (2010). World Health Organization Quality-of-Life Scale (WHOQOLBREF): Analyses of Their Item Response Theory Properties Based on the Graded Responses Model., Iran J Psychiatry., http: // www. ncbi. nlm. nih. gov/ pmc/ articles/ PMC3395923/ pdf/ IJPS- 5- 140. pdf. Diperoleh 26 Februari 2014 Valdezate, D. V. (2012, Agustus). Factors associated with health-related quality of life in a cohort of Spanish breast cancer patients. Retrieved Maret 10, 2014, from Springer Link: http://link.springer.com/article/ 10.1007%2Fs12282-012-0402-x Vitale, A. (2007). An integrative review of reiki touch therapy research, http://www.nursingcenter.com/pdf.asp, Diperoleh23 Februari 2014 Wardell, D.W. & Engebretson, J. (1996). Biological correlates of reiki touch. Journal of advanced nursing, 33 (4), 439-445 Waskita. (2009, Oktober 25). Sejarah Reiki dan Perkembangannya. Retrieved from Waskita Reiki: http://www.oocities.org/waskitareiki/sejar.htm WHO (2014). Cancer.,http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/#. Diperoleh 26 Februari 2014 WHO Quality of Life-BREF, (1993),http://www.who.int/substance_abuse/ research_tools/whoqolbref/en diperoleh tanggal 15 Pebruari2014 Wilkinson, J. M. (2007). Nursing diagnosis handbook with NIC interventions and NOC outcome, alih bahasa Widiawati, et al, Jakarta: EGC
STIK SC |ARTIKEL ILMIAH
29