p-ISSN : 2303-307X, e-ISSN 2541-5468
155
ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH DASAR Rika Mellyaning Khoiriya1, Indah Setyo Wardani2, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRACT The purpose of this article is to describe authentic assessment of integrated learning in accordance with the 2013 curriculum. Characteristics of elementary school children are at the stage of concrete operational thinking skills. Operational thinking means, learners are able to understand the concept of knowledge from the results of understanding of the objects that exist in the environment. At this stage, children learn concretely, integratively, and hierarchically. Therefore an appropriate learning approach to be applied to primary school children is an integrated learning approach. An integrated learning model that is in line with the 2013 curriculum is a webbed and integrated learning model. Both of these learning models are assessed to provide learners experience in learning more meaningful and Learning objectives will be achieved well. The learning objectives will be achieved well if the teacher can present a form of assessment appropriate to the characteristics of primary school children and can measure cognitive, affective, and psychomotor abilities. Authentic assessment / assessment on integrated learning based on the 2013 curriculum at the primary level assessed can directly measure significant different learners' activities: assessment in the form of tests and projects, non-test assessments (observation sheets and self-assessment) And assessment in the form of performance. Keywords: Authentic Assessment, Integrated Learning, Elementary School.
ABSTRAK Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan asesmen autentik pada pembelajaran terpadu yang sesuai dengan kurikulum 2013. Karakteristik anak sekolah dasar berada pada tahap kemampuan berpikir operasional konkrit. Berpikir operasional artinya, peserta didik mampu memahami konsep pengetahuan dari hasil pemahaman terhadap objek yang ada di dalam lingkungannya. Pada tahap ini, anak belajar secara konkret, integratif, dan hierarkis. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada anak sekolah dasar adalah pendekatan pembelajaran terpadu.. Model pembelajaran terpadu yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah model pembelajaran webbed dan integrated.. Kedua model pembelajaran tersebut dinilai dapat memberikan pengalaman peserta didik dalam belajar lebih bermakna dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik apabila guru dapat menyajikan bentuk penilaian yang sesuai dengan dengan karakteristik anak sekolah dasar serta dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian/asesmen autentik pada pembelajaran terpadu berdasarkan kurikulum 2013 di tingkat sekolah dasar yang dinilai dapat mengukur berbagai aktivitas peserta didik secara langsung yang bermakna yaitu antara lain: asesmen dalam bentuk tes dan proyek, asesmen dalam bentuk non tes (lembar observasi dan penilaian diri) , dan asesmen dalam bentuk unjuk kerja. Kata Kunci: Asesmen Autentik, Pembelajaran Terpadu, Sekolah Dasar.
156
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
aspek
PENDAHULUAN
kognitif,
dan
kadang-kadang
Perubahan kurikulum KTSP 2006
direduksi sedemikian rupa melalui bentuk
menjadi Kurikulum 2013 telah membawa
tes seperti pilihan ganda, benar atau
dampak perubahan sistem pendidikan
salah, menjodohkan yang telah gagal
nasional.
berupa
mengetahui kinerja peserta didik yang
pendekatan, kompetensi lulusan, dan
sesungguhnya. Tes tersebut belum bisa
penilaian.
mengetahui
Perubahan
Ketiga
berpengaruh
tersebut
domain
terhadap
pembelajaran
di
tersebut
pelaksanaan
sekolah
dasar.
mengenai
gambaran sikap,
pengetahuan
yang
keterampilan,
peserta
didik
utuh dan
dikaitkan
Pendekaatan pembelajaran menjadi cara
dengan kehidupan nyata mereka di luar
pandang
dalam
sekolah atau masyarakat. Aspek afektif
tujuan
dan
seorang
menentukan
pendidik
arah
pembelajaran
dan
yang
dilaksanakan.
psikomotorik
juga
diabaikan.
Berbeda dengan pembelajaran berbasis
berupa
konstruktivisme, penilaian pembelajaran
pendekatan kognitif, behavioristik, dan
tidak hanya ditujukan untuk mengukur
konstruktivistik.
tingkat kemampuan kognitif semata,
Pendekatan
tersebut
Perubahan
dapat
paradigma
pendidikan
tetapi
mencakup
aspek
didik,
seperti
dari behavioristik ke konstruktivistik
kepribadian
tidak hanya menuntut adanya perubahan
perkembangan
dalam proses pembelajaran, tetapi juga
emosional, perkembangan sosial dan
perubahan
aspek-aspek
dalam
melaksanakan
peserta
seluruh
moral,
perkembangan
kepribadian
individu
penilaian. Paradigma lama, penilaian
lainnya. Demikian pula, penilaian tidak
pembelajaran lebih ditekankan pada hasil
hanya bertumpu pada penilaian produk,
yang cenderung
menilai kemampuan
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
tetapi
juga
mempertimbangkan
segi
proses.
yakni
dari
penilaian
(berdasarkan
Berdasarkan Permendikbud Nomor
penilaian
157
hasil
autentik
melalui saja),
menuju
(mengukur
sikap,
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
keterampilan,
Pendidikan, mengatakan bahwa penilaian
berdasarkan proses dan hasil)”. Penilaian
autentik menjadi karakteristik pencapaian
ini mampu menggambarkan peningkatan
kurikulum
2013.
hasil belajar peserta didik, baik dalam
kurikulum
2013
Standar
penilaian
bertujuan
untuk
dan
tes
pengetahuan
rangka
mengobservasi,
menalar,
menjamin perencanaan penilaian peserta
mencoba,
dan
jejaring.
didik sesuai dengan kompetensi yang
Penilaian autentik dilakukan oleh guru
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-
dalam bentuk penilaian kelas melalui
prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian
penilaian kinerja, portofolio, produk,
peserta didik secara profesional, terbuka,
proyek, tertulis, dan penilaian diri.
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai
Penilaian autentik sesuai diterapkan di
dengan konteks sosial budaya; dan
jenjang sekolah dasar karena sesuai
pelaporan hasil penilaian peserta didik
dengan karakteristik peserta didik.
secara objektif, akuntabel, dan informatif. Penilaian
membangun
Karakteristik anak usia sekolah
autentik
memiliki
dasar (7-11 tahun) berada pada tahap
terhadap
pendekatan
kemampuan berpikir operasional konkrit.
ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
Piaget mengatakan bahwa, pada tahap ini
tuntutan Kurikulum
anak sudah mulai berpikir operasional
relevansi
(2013:36)
kuat
2013.
mengemukakan
Kunandar bahwa
yang
mampu
memahami
konsep
“kurikulum 2013 mempertegas adanya
pengetahuan
pergeseran dalam melakukan penilaian,
terhadap objek yang ada di dalam
dari
hasil
pemahaman
158
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
lingkungannya. Pada tahap ini, anak
lainnya. Kedua pendekatan tersebut akan
belajar secara konkret, integratif, dan
menghasilkan
hierarkis. Dewey mengatakan bahwa
memiliki
kemampuan
masih
sikap, dan keterampilan dengan harapan
dapat
mampu menghadapi berbagai tantangan
berpikirnya
menyeluruh
(holistik)
belum
melihat konsep dengan cara terpisah.
peserta
didik
kemampuan
yang
pengetahuan,
global dan pendidikan pada abad 21.
Oleh karena itu pendekatan pembelajaran
Pembelajaran
dengan
yang sesuai untuk diterapkan pada anak
menggunakan pendekatan terpadu dapat
sekolah
membantu perkembangan peserta didik
dasar
adalah
pendekatan
pembelajaran terpadu atau tematik. Seiring kurikulum
dengan
2013
pembelajaran adalah
perkembangan
bahwa
pada
dan
karakteristik
kurikulum
menggunakan
scientific
baik dalam ranah kognitif, afektif, dan
2013
psikomotor. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran pengalaman
terpadu belajar
memberikan bermakna
pendekatan
mampu
mengembangkan
tematik-integratif.
peserta
didik
secara
kemampuan
nyata.
pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran
dengan cara mengaitkan tema dengan
melalui
Sedangkan
mata pelajaran yang memiliki rumpun
merupakan
sama. Selain itu guru dapat memilih dan
pendekatan pembelajaran yang dibuat
menentukan model pembelajaran terpadu
setiap
sesuai
pendekatan
tema
ilmiah. tematik
dengan
mengacu
pada
karakteristik peserda didik sekolah dasar yang dilaksanakan secara integratif antara tema yang satu dengan mata pelajaran
dengan
dilakukan
Bentuk
Pendekatan scientific adalah pendekatan
proses
yang
dan
karakteristik
guru
mata
pelajaran dan tema yang telah ditentukan. Keberhasilan tematik
terintegratif
pembelajaran juga
ditentukan
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
dalam
hal
penilaian.
Penilaian
kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah
pembelajaran harus autentik dan sesuai
Dasar.
dengan
PEMBAHASAN
kebutuhan
peserta
didik.
Penilaian autentik ini harus dipahami
159
guru-guru
Pembelajaran Terpadu pada Sekolah Dasar Pembelajaran di tingkat Sekolah
mengingat bahwa setiap pengukuran
Dasar pada Kurikulum 2013 disajikan
kompetensi peserta didik tidak cukup
menggunakan
hanya dengan tes objektif saja, karena tes
integratif. Mata pelajaran, yang kemudian
tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh
disebut muatan pelajaran, di dalamnya
kompetensi yang dikuasai peserta didik.
terdiri dari: 1) Pendidikan Agama dan
Penilaian autentik merupakan penilaian
Budi Pekerti, 2) Pendidikan Pancasila
yang secara langsung bermakna, dalam
dan Kewarganegaraan, 3) Matematika, 4)
arti bahwa apa yang dinilai adalah
Bahasa Indonesia, 5) Ilmu Pengetahuan
merupakan sesuatu yang benar-benar
Alam, 6) Ilmu Pengetahuan Sosial, 7)
diperlukan peserta didik dalam kehidupan
Seni Budaya dan Prakarya (Termasuk
nyata sehari-hari.
Muatan lokal), 8) Pendidikan Jasmani
secara
mendalam
Berdasarkan
oleh
latar
belakang
pendekatan
tematik-
dan Kesehatan (Termasuk Muatan lokal),
tersebut, maka ada keterkaitan antara
9)
pendekatan, model pembelajaran, dan
kebijakan
bentuk asesmen autentik yang sesuai
Semuanya dipadukan dalam satu buku
dengan
didik.
yang dinamakan buku tematik, kecuali
Berikut akan diberikan contoh instrument
mata pelajaran Pendidikan Agama dan
asesmen autentik yang akan diterapkan
Budi Pekerti dan mata pelajaran Bahasa
dalam pembelajaran terpadu berdasarkan
Daerah. Pembelajaran tematik integratif
karakteristik
peserta
Bahasa
Daerah sekolah
(Sesuai
dengan
masing-masing).
160
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
merupakan
pembelajaran
sungai. Pendekatan pembelajaran terpadu
berbagai
adalah seperangkat asumsi yang berisikan
kompetensi dari berbagai mata pelajaran
wawasan dan aktifitas berfikir dalam
ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian
merencanakan
terwujud dalam dua hal, yakni: (1)
memadukan pengetahuan, pengalaman
integrasi
dan
yang
pendekatan
mengintegrasikan
sikap,
keterampilan,
dan
pembelajaran
keterampilan
sebagai
dengan
area
isi
pengetahuan dalam proses pembelajaran;
kegiatan belajar mengajar. Fogarty dalam
dan (2) integrasi berbagai konsep dasar
buku “How to Integrate the curricula”
yang terkait.
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu
Tema
merajut
makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta
merupakan:
didik tidak belajar konsep dasar secara
represents the “spiraling” curricula built
parsial.
demikian
into most text materials as, 2) The
makna
horizontal band reprsents the breadth
yang utuh kepada peserta didik seperti
and depth of learning in a given subject,
tercermin pada berbagai tema yang
3) The circle represents the integration of
tersedia.
skill, themes, concepts, and topicsaccros
Dengan
pembelajarannya
Pendekatan
memberikan
Integratif
atau
dislipines.
1)
The
vertical
Pendekatan
spiral
pembelajaran
terpadu adalah rancangan kebijaksanaan
terpadu, menurut Aminuddin (1994),
pengajaran dengan menyajikan bahan-
merupakan
bahan pelajaran secara terpadu, yaitu
pembelajaran
dengan menyatukan, menghubungkan,
menguntai tema, topik, pemahaman, dan
atau
pengalaman belajar secara terpadu.
mengaitkan
bahan
pelajaran
perencanaan yang
dan
proses
ditujukan
untuk
sehingga tidak ada yang berdiri sendiri
Ditinjau dari cara memadukan
atau terpisah-pisah. bisa juga pencemaran
konsep, keterampilan, topik, dan unit
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
161
tematisnya, menurut seorang ahli yang
pemersatu kegiatan pembelajaran yang
bernama Fogarty (1991) terdapat sepuluh
memadukan beberapa mata pelajaran
cara atau model dalam merencanakan
sekaligus dalam satu kali tatap muka,
pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara
untuk memberikan pengalaman yang
atau
(1)
bermakna bagi peserta didik. Karena
fragmented, (2) connected, (3) nested, (4)
peserta didik dalam memahami berbagai
sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7)
konsep yang mereka pelajari selalu
threaded, (8) integrated, (9) immersed,
melalui
dan (10) networked. Dalam memadukan
menghubungkannya dengan konsep lain
konsep, topik, dan unit tematisnya dilihat
yang
dari karakteristik pembelajaran terpadu.
pembelajaran tematik terpadu berawal
Karakteristik
terpadu
dari
peserta
dipilih/dikembangkan oleh guru yang
didik(student centered), 2) Memberikan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
pengalaman langsung kepada peserta
Jika dibandingkan dengan pembelajaran
didik (direct experiences), 3) Pemisahan
konvensional pembelajaran tematik ini
antar mata pelajaran tidak begitu jelas, 4)
tampak lebih menekankan pada tema
Menyajikan konsep-konsep dari mata
sebagai
pelajaran
model
meliputi:
1)
tersebut
pembelajaran Berpusat
dalam
pembelajaran,
adalah:
5)
pada
pengalaman
telah
langsung
dan
dikuasainya.Pelaksanaan
tema
yang
pemersatu
telah
berbagai
mata
suatu
proses
pelajaran yang lebih diutamakan pada
Bersifat
luwes
makna belajar dan keterkaitan berbagai
(fleksibel), 6) Hasil pembelajaran dapat
konsep
mata
berkembang sesuai dengan minat dan
peserta
didik
kebutuhan peserta didik. Pembelajaran
diprioritaskan
terpadu
bertujuan untuk mengaktifkan peserta
menggunakan
tema
sebagai
pelajaran. dalam dan
Keterlibatan belajar
lebih
pembelajaran
162
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
didik, memberikan pengalaman langsung
dan bekerja dalam kelompok sebaya, 4)
serta tidak tampak adanya pemisahan
belajar menjalankan peranan sosial sesuai
antar mata pelajaran satu dengan lainnya.
dengan
Pembelajaran
terpadu
sesuai
jenis
Mengembangkan
kelamin,
5)
keterampilan
dasar
diterapkan untuk peserta didik di Sekolah
dalam membaca, menulis, dan berhitung,
Dasar. Karakteristik anak usia SD adalah
6) agar mampu berpartisipasi dalam
senang bermain, senang bergerak, senang
masyarakat, 7)
bekerja dalam kelompok, serta senang
konsep‐konsep hidup yang perlu dalam
merasakan/ melakukan sesuatu secara
lehidupan, 8) mengembangkan kata hati,
langsung. Oleh karena itu, pendidik
moral, dan nilai‐nilai sebagai pedoman
hendaknya
perilaku,
mengembangkan
pembelajaran yang mengandung unsur
9)
Mengembangkan
mencapai
kemandirian
pribadi.
permainan, memungkinkan peserta didik
Pembelajaran
terpadu
sangat
berpindah atau bergerak dan bekerja atau
memperhatikan kebutuhan anak sesuai
belajar
serta
dengan perkembangannya yang holistik
memberikan kesempatan kepada peserta
dengan melibatkan secara aktif dalam
didik untuk terlibat langsung dalam
proses pembelajaran baik fisik maupun
pembelajaran. Menurut
emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang
dalam
kelompok,
Havighurst
(1972) tugas perkembangan anak usia SD
diberikan
adalah sebagai berikut: 1) menguasai
menggali, dan menemukan konsep serta
keterampilan fisik yang diperlukan dalam
prinsip
permainan
fisik, 2)
bermakna, dan otentik sehingga peserta
Membangun hidup sehat mengenai diri
didik dapat menerapkan perolehan belajar
sendiri dan lingkungan, 3) belajar bergaul
untuk
dan
aktivitas
meliputi
keilmuan
memecahkan
aktif
yang
mencari,
holistik,
masalah-masalah
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
163
yang nyata di dalam kehidupan sehari-
pembelajaran terpadu yang menggunakan
hari.
pendekatan
Pembelajaran
terpadu
juga
tematik.
Model
Webbed
menekankan integrasi berbagai aktivitas
menyajikan pendekatan tematik untuk
untuk mengeksplorasi objek, topik, atau
mengintegrasikan mata pelajaran. Satu
tema yang merupakan kejadian-kejadian,
tema yang subur dijaring laba-labakan
fakta,
otentik.
untuk isi kurikulum dan mata pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada
Mata pelajaran menggunakan tema untuk
dasarnya agar kurikulum itu bermakna
menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan
bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar
ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini
bahan
untuk
dan
peristiwa
ajar
tidak
yang
digunakan
secara
mengembangkan
kurikulum
terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu
dimulai dengan satu tema misalnya
kesatuan bahan yang utuh dan cara
“Benda,
belajar yang sesuai dengan kebutuhan
sekitarku”. Tema ini ditentukan guru
perkembangan
didik.
bersama peserta didik maupun guru lain.
menciptakan
Dari tema ini dikembangkan menjadi
Pembelajaran kurikulum
peserta terpadu
yang
bermakna
Hewan,
dan
Tanaman
di
cocok
sub-sub tema dengan memperhatikan
diterapkan di kurikulum K-13. Kesepuluh
kaitan antar bidang studi. Tema sentral
model
yang
dapat diambil dari kehidupan sehari-hari
ditawarkan Fogarty (1991), ada 2 model
yang menarik dan menantang kehidupan
yang cocok diterapkan dalam kurikulum
peserta didik untuk memicu minat belajar
2013. Model tersebut adalah model
peserta didik, cakupannya harus luas dan
webbed dan model integrated.
memberi bekal bagi peserta didik untuk
pembelajaran
terpadu
Model Webbed (Model Jaring
belajar lebih lanjut. Model webbed lebih
Laba-laba) merupakan salah satu model
menekankan pada keterlibatan peserta
164
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
didik dalam proses belajar secara aktif
dikembangkan aktivitas belajar yang
dalam proses pembelajaran, sehingga
dilakukan oleh peserta didik. Jadi model
peserta
webbed
didik
dapat
memperoleh
atau
jaring
laba-
pengalaman langsung dan terlatih untuk
terimplementasi
dapat
berbagai
tematik sebagai pemandu bahan dan
pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini
pengalaman langsung peserta didik akan
adalah
memahami konsep-konsep yang mereka
digunakan
pelajari dan menghubungkannya dengan
tertentu
konsep
telah
disampailan melalui beberapa bidang
model
study lain. Dalam hubungan ini, tema
yang
dapat mengikat kegiatan pembelajaran,
menggunakan
baik dalam mata pelajaran maupun lintas
menemukan
sendiri
lain
yang
dipahaminya.Webbed pembelajaran
adalah
terpadu
implementasinya pendekatan
tematik.
pengembangannya
Pendekatan dimulai
ini
melalui
laba
model
pembelajaran
untuk yang
pendekatan
yang
mengajarkan
tema
cenderung
dapat
mata pelajaran.
dengan
Model
integrated
(terpadu)
menentukan tema-tema tertentu misalnya
merupakan suatu model pembelajaran
Lingkungan.
ditentukan
yang secara sengaja mengaitkan beberapa
dengan negosiasi antara guru dengan
aspek baik dalam intra mata pelajaran
peserta didik, tetapi dapat pula dengan
maupun antar mata pelajaran. Dengan
cara diskusi sesama guru. Setelah tema
adanya pemaduan itu, peserta didik akan
disepakati, kemudian dikembangkan sub-
memperoleh
sub temanya dengan memperhatikan
keterampilan
kaitan
pembelajaran menjadi bermakna bagi
lainnya.
Tema
dengan Dari
bisa
bidang-bidang sub-sub
tema
studi ini
peserta
pengetahuan secara
didik.
utuh,
Bermakna
dan sehingga
disini
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
memberikan
arti
pada
berbagai aktivitas tertentu yang secara
pembelajaran terpadu peserta didik akan
langsung mempunyai makna pendidikan.
dapat memahami konsep konsep yang
Asesmen
mereka
kesempatan kepada peserta didik untuk
pelajari
langsung
bahwa
165
melalui
dan
pengalaman
memberikan
yang
mengeluarkan seluruh kemampuannya
menghubungkan antar konsep dalam intra
sembari memperlihatkan apa yang telah
mata
dipelajarinya (Johnson, 2002).
pelajaran
nyata
autentik
maupun
antar
mata
pelajaran. Pembelajaran terpadu tipe integrated
(keterpaduan)
tipe
autentik dapat menyangkut aktivitas yang
pembelajaran terpadu yang menggunakan
beragam seperti wawancara lisan, tugas
pendekatan
problem
antar
adalah
Menurut Hart (1994) asemen
bidang
studi,
solving
kelompok,
dan
menggabungkan bidang studi dengan cara
pembuatan portofolio. Berbeda dengan
menetapkan
dan
pendapat Sutrisno (tt: 7) bentuk asesmen
menemukan keterampilan, konsep dan
autentik dalam pembelajaran MIPA di
sikap yang saling tumpang tindih dalam
sekolah terdiri dari: (a) pertanyaan lisan,
beberapa
(b) tugas individu dan tugas kelompok,
prioritas
bidang
kurikuler
studi
(Fogarty,
1991:76).
(c) observasi, (d) open ended question, (e) jurnal belajar, (f) portofolio, (g)
Asesmen Autentik Pada Pembelajaran laporan kerja praktikum, (h) presentasi
Tematik Terpadu Menurut
Hart
(1994)
asesmen
autentik merupakan suatu penilaian yang dilakukan
melalui
penyajian
lisan, (i) unjuk kerja, dan (j) penilaian sikap.
atau
Menurut
Nurhadi
&
Senduk
penampilan oleh peserta didik dalam
(2003: 31), ciri-ciri asesmen autentik,
bentuk
yaitu:
pengerjaan
tugas-tugas
atau
(a)
mengukur
semua
aspek
166
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
pembelajaran yang terdiri dari proses,
yang diberikan kepada peserta didik
kinerja, dan produk; (b) dilaksanakan
untuk mendapat jawaban dari peserta
selama
pembelajaran
didik dalam bentuk lisan (tes lisan),
berlangsung; (c) menggunakan berbagai
bentuk tulisan (tes tulisan), atau bentuk
cara dan berbagai sumber dalam proses
perbuatan (tes perbuatan). Tes ini akan
penilaiannya;
harus
digunakan untuk mengukur kemampuan
kedalaman
peserta didik dalam ranah kognitif.
pengetahuan dan keahlian peserta didik,
Berbeda dengan Harsiati (2011: 43) tes
bukan keluasannya (kualitatif); (e) tes
merupakan alat yang digunakan untuk
hanya sebagai salah satu alat pengumpul
mengukur pengetahuan atau penguasaan
data penilaian, (f) tugas-tugas yang
objek ukur terhadap berbagai seperangkat
diberikan kepada peserta didik harus
konten atau materi secara kuantitatif.
dan
menekankan
sesudah
(d)
penilaian
pada
mencerminkan bagian-bagian kehidupan
Dengan
demikian
dapat
peserta didik sehari-hari, mereka harus
disimpulkan bahwa tes merupakan alat
dapat menceritakan pengalaman kegiatan
yang
yang mereka lakukan setiap hari.
kemampuan peserta didik baik secara
a. Tes Tertulis
kognitif
maupun
dengan
berdasarkan
Brown (2004: 5-6) menjelaskan
digunakan
untuk
secara
mengukur
psikomotor
pada
standar
bahwa tes merupakan bentuk asesmen
pengukuran yang telah ditentukan. Jenis
formal, tetapi tidak semua jenis tes
tes yang akan digunakan untuk mengukur
merupakan asesmen formal. Menurut
kemampuan kognitif adalah tes tulis
Sudjana
berbentuk uraian.
(2011:35)
mengemukakan
bahwa tes sebagai alat penilaian yang berisi
tentang
pertanyaan-pertanyaan
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
b. Asesmen
Unjuk
Kerja/Kinerja
kegiatan,atau
unjuk
167
kerja.
proses,
(Performance Assessment)
kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui
Asesmen
pengamatan terhadap peserta didik ketika
merupakan
unjuk asesmen
kerja/kinerja yang
dilakukan
melakukannya. Penilaian unjuk kerja
dengan mengamati kegiatan peserta didik
adalah
dalam
hasilpengamatan
melakukan
penilaian
berdasarkan
penilai
terhadap
sesuatu/mendemonstrasikan dari kriteria
aktivitas peserta didik sebagaimana yang
yang
terjadi.
diinginkan
(Puskur
Balitbang,
2006). Asesmen unjuk kerja/kinerja yaitu
Asesmen
kinerja
tidak
hanya
proses perolehan penerapan pengetahuan
bergantung pada jawaban benar atau
dan keterampilan melalui pembelajaran
salah.Sebagaimana
yang menunjukan kemampuan peserta
asesmen bentuk essay, observasi yang
didik dalam proses dan produk. Asesmen
dilakukan
oleh
Kinerja yaitu penilaian terhadap proses
melakukan
pertimbangan-pertimbangan
perolehan
dan
subyektif berkenaan dengan levelprestasi
proses
yang dicapai peserta didik. Evaluasi ini
menunjukan
didasarkan pada perbandingan kinerja
kemampuan peserta didik dalam proses
peserta didikdalam mencapai standar
dan produk. Asesmen kinerja pada
excellent (keunggulan, prestasi) yang
prinsipnya lebihditekankan pada proses
telah dicapai sebelumnya.Sebagaimana
keterampilan
dalam
tes essay, pertimbangan guru digunakan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
sebagai dasar penempatan kinerjapeserta
Asesmen ini sangat cocok digunakan
didik
untuk
tingkatan-tingkatan
penerapanpengetahuan
keterampilan pembelajaran
melalui yang
dan
kecakapan
menggambarkan
proses,
pada
suatu
halnya
gurudalam
dengan
rangka
kesatuan/kontinum prestasi
yang
168
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
terentang mulaidari tingkatan yang sangat
dilakukan dengan menggunakan rubrik
rendah sampai tingkatan yang sangat
penilaian.
tinggi.
digunakan dalam bentuk skala rentang. Asesmen
memiliki
unjuk
kelebihan
dan
kerja/kinerja kelemahan.
Pada
Rubrik
penilaian
penilaian
unjuk
kerja
yang
yang
menggunakan daftar cek, peserta didik
Iskandar (2011) menyatakan kelebihan
mendapat
asesmen kinerja adalah (1) guru dapat
penguasaan kemampuan tertentu dapat
secara langsung mengukur keterampilan-
diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
keterampilan dari peserta didik dan bukan
diamati, peserta didik tidak memperoleh
hanya
dapat
nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
mempengaruhi cara belajar peserta didik
hanya mempunyai dua pilihan mutlak,
yang sekedar menghafal, dan (3) guru
misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat mengukur proses kinerja peserta
dapat diamati. Dengan demikian nilai
didik langkah demi langkah. Kelemahan
tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja
asesmen
yang
dengan
menuntut
kinerja
yaitu
waktu
dan
pertimbangan sifatnya
tes,
dan
lebih
(2)
(1)
usaha,
penskoran
subjektif,
sangat
(3)
(2)
nilaia
pabila
menggunakan
kriteria
skala
rentang
memungkinkan penilai memberi nilai
yang
tengah
terhadap
lebih
kompetensitertentu
karena
penguasaan pemberian
membebani guru, dan (4) reabilitas yang
nilai secara kontinuum di mana pilihan
cukup rendah.
kategori nilai lebih dari dua.
Teknik penilaian yang digunakan untuk
asesmen
unjuk
kerja/kinerja
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
CONTOH INSTRUMEN ASESMEN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR Tema
: Sehat Itu Penting
Sub Tema
: Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan
Kelas/Semester
: V/2
Sub Tema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan
IPS Kompetensi Dasar 4.3 Menyajikan pemahaman tentang manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia. Indikator Menyusun sebuah laporan tertulis tentang aktivitas manusia yang menunjukkan adanya keterikatan dengan kondisi georgafis di lingkungannya. Tujuan Pembelajaran Melalui wawancara tentang aktivitas manusia, siswa dapat membuat laporan tentang aktivitas manusia di daerah Bangkalan dengan kreatif.
1.
SBdP Kompetensi Dasar 4.11 Merangkaikan gerak tari bertema berdasarkan gagasan dan imajinasi dengan menggunakan properti dan iringan. Indikator Melakukan eksplorasi gerak tari bertema sesuai dengan gagasan dan imajinasi dengan menggunakan properti. Tujuan Pembelajaran - Melalui pengamatan aktivitas masyarakat daerah pesisir Bangkalan, siswa dapat menyusun koreografi tari nelayan dengan kreatif. - Melalui latihan, siswa dapat melakukan gerakan tari nelayan dengan benar.
PKn Kompetensi Dasar 4.2 Melaksanakan kewajiban dan menegakkan aturan di lingkungan rumah, dan sekolah. Indikator Berperilaku sesuai dengan kewajiban terhadap Tuhan dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Tujuan Pembelajaran Melalui penugasan, siswa dapat mempraktikkan perilaku yang termasuk kewajiban di rumah dengan percaya diri.
Instrumen Asesmen dalam Bentuk Tes SOAL URAIAN Berdasarkan hasil wawancara tentang aktivitas manusia yang sudah kamu lakukan, maka: 1. Mengapa sebagian besar warga bermata pencaharian sebagai nelayan? 2. Uraikan aktivitas manusia yang ada di daerah tempat tinggalmu! 3. Sebutkan 4 properti yang digunakan dalam tari nelayan! 4. Tuliskan 4 bentuk kewajiban anggota keluargamu di rumah! 5. Apabila salah satu anggota keluargamu tidak melakukan kewajiban di rumah, maka apa akibat yang harus diterima? 6. Bagaimana cara yang harus dilakukan agar kewajiban tersebut dapat dilakukan dengan baik?
169
170
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
PEDOMAN PENSKORAN No Soal
Bobot (a)
1
4
Skor Maksimal (b) 5
2
4
5
3 x 5 = 20 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
3
3
5
3 x 5 = 15 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
4
3
5
3 x 5 = 15 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
5
3
5
3 x 5 = 15 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
6
3
5
3 x 5 = 15 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
Nilai (a x b) 4 x 5 = 20 3x3= 9 3x1= 3 3x0= 0
Deskripsi 20 : jika jawaban siswa benar dan logis. 9 : jika separuh jawaban siswa benar dan logis. 3 : jika sebagian kecil jawaban siswa benar tetapi logis. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab. 20 : jika jawaban siswa lengkap dan benar. 9 : jika jawaban siswa kurang lengkap. 3 : jika jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab. 15 : jika 4 contoh jawaban siswa benar. 9 : jika jawaban siswa benar dan hanya menjawab 3 contoh. 3 : jika jawaban siswa hanya 1 yang benar dan lengkap. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab. 15 : jika 4 contoh jawaban siswa benar. 9 : jika jawaban siswa benar dan hanya menjawab 3 contoh. 3 : jika jawaban siswa hanya 1 yang benar dan lengkap. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab. 15 : jika jawaban siswa benar dan logis. 9 : jika separuh jawaban siswa benar dan logis. 3 : jika sebagian kecil jawaban siswa benar tetapi logis. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab. 15 : jika jawaban siswa benar dan logis. 9 : jika separuh jawaban siswa benar dan logis. 3 : jika sebagian kecil jawaban siswa benar tetapi logis. 0 : jika jawaban siswa salah semua atau tidak menjawab.
2. Instrumen Asesmen dalam Bentuk Proyek Nama Proyek : Aktivitas Manusia Berdasarkan Letak Geografisnya Alokasi Waktu : 4 x 35 menit Nama Kelompok : ……………………. No 1.
2.
3.
Aspek yang dinilai Perencanaan: a. Persiapan b. Rumusan Judul Pelaksanaan a. Sistematika Penulisan b. Keakuratan Sumber data c. Kuantitas sumber data d. Analisis Data e. Kesimpulan Laporan Proyek a. Hasil laporan b. Presentasi Total Skor
Skor (1-4)
Keterangan Skor: 1 : tidak mengerjakan proyek 2 : sebagian besar tidak sesuai 3 : separuh sesuai 4 : sebagian besar sesuai dan benar Pedoman Penskoran: Total Skor = skor diperoleh x 100 = Skor total
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
171
3. Instrumen Asesmen dalam Bentuk Unjuk Kerja (Kemampuan Melakukan Gerakan Tari Berdasarkan Aktivitas Manusia) No
No
4.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
1.
Kesesuaian Gerakan dengan Tema (A)
2.
Ketepatan gerak dengan Ketukan (B)
3.
Keterampilan menggunakan properti (C)
4.
Keindahan Gerakan (D)
5.
Ekspresi (E)
Baik Sekali (86-100) Jika ragam gerak sebagian besar mencerminkan tema dengan benar. Seluruh gerakan dilakukan sesuai dengan hitungan/ ketukan. Properti digunakan diseluruh gerakan secara tepat. Mampu melakukan seluruh gerakan dengan indah, serasi, dan lulus. Seluruh gerakan dilakukan dengan ekspresif dan penuh penghayatan.
A
Aspek yang Dinilai B C D
Kriteria Penilaian Baik Cukup (71-85) (61-70) Jika 75 % ragam Jika 50 % ragam gerak mencerminkan gerak tema dengan benar. mencerminkan tema dengan benar. 75% dilakukan sesuai dengan hitungan/ ketukan. Properti digunakan untuk melakukan gerakan 75% secara tepat. Mampu melakukan 75% gerakan dengan indah, serasi, dan lulus. 75% gerakan dilakukan dengan ekspresif dan penuh penghayatan.
50% gerakan dilakukan sesuai dengan hitungan/ ketukan. Properti digunakan untuk melakukan gerakan 50% secara tepat. Mampu melakukan 50% gerakan dengan indah, serasi, dan lulus. 50% gerakan dilakukan dengan ekspresif dan penuh penghayatan.
Instrumen Asesmen Diri Nama
: ……………………….
Kegiatan : Melaksanakan kewajiban di rumah No 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai Beribadah tepat waktu. Membersihkan tempat tidur. Belajar setiap hari dari pukul 19.00-20-00 WIB Membaca doa sebelum makan. Membaca doa sebelum belajar. Kesimpulan
Keterangan Ya
Tidak
E
Total Skor
Perlu Bimbingan (<60) Jika ragam gerak tidak mencerminkan tema dengan benar. Semua gerakan tidak memperhitungkan ketapatan ketukan/ hitungan. Mengabaikan keberadaan properti.
Gerakan dilakukan tanpa memperhatikan aspek keindahan, keserasian, dan lulus. Seluruh gerakan dilakukan dengan tidak ekspresif dan kurang penghayatan.
172
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
menyajikan konsep-konsep dari mata
SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat
pelajaran
dalam
proses
bersifat
luwes
disimpulkan sebagai berikut.
pembelajaran,
1.
Pemilihan pendekatan dan model
(fleksibel), dan 6) hasil pembelajaran
pembelajaran
harus
dapat berkembang sesuai dengan
memperhatikan karakteristik peserta
minat serta kebutuhan peserta didik.
didik sehingga pembelajaran menjadi
Karakteristik pembelajaran terpadu
bermakna. Kebermaknaan ditandai
sesuai dengan karakteristik anak
dengan kegiatan pembelajaran yang
sekolah dasar yang berada pada
dirancang
tahap
2.
terpadu
guru,
sehingga
5)
suatu
kemampuan
berpikir
memungkinkan peserta didik aktif
operasional
dalam
mengatakan bahwa, pada tahap ini
belajar.
Tidak
hanya
konkrit.
pembelajaran saja, penilaian juga
anak
harus dilakukan secara langsung dan
operasional yang mampu memahami
dapat mengukur kemmapuan siswa
konsep
baik secara kognitif, afektif, maupun
pemahaman terhadap objek yang ada
psikomotor.
di dalam lingkungannya. Pada tahap
Pembelajaran
terpadu
sudah
Piaget
mulai
pengetahuan
berpikir
dari
hasil
memiliki
ini, anak belajar secara konkret,
karakteristik antara lain: 1) berpusat
integratif, dan hierarkis. Hal tersebut
pada peserta didik(student centered),
juga didukung oleh pendapat Dewey
2) memberikan pengalaman langsung
yang mengatakan bahwa kemampuan
kepada
berpikirnya
peserta
didik
(direct
masih belum
menyeluruh
experiences), 3) pemisahan antar
(holistik)
dapat
mata pelajaran tidak begitu jelas, 4)
konsep dengan cara terpisah.
melihat
Rika Mellyaning, Indah Setyo : Asesmen Autentik pada Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
3.
4.
Pembelajaran
terpadu
memperhatikan
kebutuhan
sesuai
173
sangat
2013 bertujuan untuk menjamin
anak
perencanaan penilaian peserta didik
perkembangannya
sesuai dengan kompetensi yang akan
yang holistik dengan melibatkan
dicapai dan berdasarkan prinsip-
secara
prinsip
dengan
aktif
dalam
proses
penilaian,
pembelajaran baik fisik maupun
penilaian
emosionalnya. Untuk itu aktivitas
profesional,
yang
aktif
efektif, efisien, dan sesuai dengan
mencari, menggali, dan menemukan
konteks sosial budaya; dan pelaporan
konsep serta prinsip keilmuan yang
hasil penilaian peserta didik secara
holistik,
bermakna,
dan
otentik
objektif, akuntabel, dan informatif.
sehingga
peserta
didik
dapat
diberikan
meliputi
5.
peserta
pelaksanaan didik
terbuka,
secara edukatif,
Asesmen autentik pada pembelajaran
menerapkan perolehan belajar untuk
terpadu baik model webbed atau
memecahkan masalah-masalah yang
integrated yang dapat mengukur
nyata di dalam kehidupan sehari-
kemampuan kognitif, afektif, dan
hari.
psikomotor antara lain: 1) asesmen
Permendikbud Nomor 66 Tahun
dalam
2013
Penilaian
sedangkan tes perbuatan (unjuk kerja
bahwa
dan proyek), dan 2) asesmen dalam
menjadi
bentuk non tes (lembar observasi dan
tentang
Standar
Pendidikan,
mengatakan
penilaian
autentik
karakteristik pencapaian kurikulum 2013. Standar penilaian kurikulum
bentuk
penilaian diri).
tes
tulis
(soal)
174
Widyagogik, Vol. 4. No. 2 Januari-Juli 2017
DAFTAR PUSTAKA Aminudin, 1994, Pembelajaran Terpadu Sebagai Bentuk Penerapan Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Vokal. Telaah Bahasa dan Sastra, FPBS IKIP Malang Desmita. 2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogjakarta: Aruzz Media. Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curricula. Illionis, IRI/Skylight Publishing, Inc. Havighurst, R., J., 1972. Developmental Task and Education. New York: McKay. Harsiati, Titik. 2011. Penilaian Pembelajaran. Malang: UM. Hart, D. 1994. Authentic Assessment: A Handbook for Educators. Menlo Park, CA: Addison-Wesley Pub. Co. Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogjakarta: Multi Pressindo. Kemdikbud. 2014. Sehat Itu Penting (Buku Guru). Jakarta: Kemdikbud. Kemdikbud. 2014. Sehat Itu Penting (Buku Siswa). Jakarta: Kemdikbud. Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Grup. Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendekia Utama. Khoiriya, R.M. 2013. Pengembangan Model Instrumen Asesmen Autentik pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Berbasis Pendidikan Karakter di SDN 04 Bandulan Kota Malang . Tesis tidak diterbitkan. Malang: UM. Sutrisno, tanpa tahun. Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Matematika dan Sains di Sekolah. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013, dikases tanggal 1 April 2017.