ARTIKEL KKN PERIODE VII KABUPATEN KELUNGKUNG Pengolahan Bakso dari Ikan dan Rumput Laut di Desa Batununggul
Keberadaan
potensi
hasil laut yang berada di Nusa Penida
khususnya Desa Batununggul sudah tersentuh oleh pihak
intah
dalam pengembangan, namun belum terkelola dengan maksimal terutama dalam pengolahan. Pengolahan ikan dan rumput produk baru yang memiliki nilai tambah, dalam hal ini contohn
menjadi yaitu
sosis dan bakso. Hal ini didukung oleh bahan baku rumput laut dan ikan yang cukup mudah diperoleh dan dikembangkan langsung oleh anggota
Gambar 1 : Bakso Ikan dan rumput laut
kelompok. Dengan adanya upaya pengelolaan dan pengembangan hasil laut diharapkan dapat membantu masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik dari sebelumnya, karena lebih kreatif dalam mengolah hasil lautnya. Program pengolahan bakso dari ikan dan rumput laut yang kami lakukan pada program ini mendapatkan respons yang positif dari masyarakat Batununggul terutama dari kelompok wanita petani rumput laut dan nelayan di Dusu
Batumulapan. Pada demo yang dilakukan di dusun ini Gambar 2 : Demo Masak
kelompok wanita petani rumput laut khususnya memiliki
antusiasme yang sangat besar dalam mengikuti program dan demo masak yang lalu. Begitu pula pada program pemasaran yang kami lakukan. Realisasi program pemasaran bertepatan dengan acara Simakrama Gubernur Bali dengan masyarakat Nusa Penida di Balai Desa Batununggul yang mana merupakan posko KKN PPM UNUD Periode VII Desa Batununggul. Acara ini melibatkan para aparat pemerintahan dan masyarakat Nusa Penida. Untuk itu kami merasa acara ini sangat cocok untuk memasarkan produk hasil program kami. Tujuan utama kami begitu acara Simakrama ini berakhir yaitu memasarkan hasil produksi
Gambar 3 : Ibu Mangku Pastika membeli semua bakso ikan dan rumput laut
bakso dari ikan dan rumput laut kami agar mendapatkan
ons yang positif dari masyarakat.
Dengan berakhirnya acara Simakrama Gubernur Bali, kami mampu memasarkan hasil produksi dari program kami kepada seluruh peserta Simakrama. Kami juga mendapatkan respons yang positif dari pihak pemerintahan, pihak pers dan jurnal
ik, serta masyarakat Nusa Penida secara
umum. Secara umum target pemasaran produk kami mencapai target dan juga mendapatkan banyak promosi serta dukungan.
Desa Ped MENGENAL SISI LAIN BALI DARI PROGRAM KKN PPM Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, kembali menjadi desa Universitas Udayana dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Pada KKN PPM periode ketujuh tahun 2013 ini, 25 mahasiswa dari berbagai fakultas menyelenggarakan sejumlah program edukatif dan kreatif baik yang lintas disiplin ilmu maupun monodisipliner. Mereka ditempatkan selama sebulan (Juli-Agustus) di daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan Selat Badung tersebut. Didasari tema “Pengembangan Komoditi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat secara Terpadu di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung”, mahasiswa menjalankan lima program pokok, tiga program bantu dan tambahan. Kegiatan pokok tersebut seperti Penyuluhan Edukatif terkait Tanah dan Rencana Tata Ruang dalam Perspektif Hukum. Program ini dipilih menimbang sebagian Desa Ped termasuk kawasan Ruang Terbuka Hijau sekaligus daerah pariwisata yang rentan akan alih fungsi lahan yang ilegal. “Sosialisasi tentang Ruang Terbuka Hijau kurang di sini, adanya cuma papan -papan (pemberitahuan) yang dipasang pemerintah dan banyak yang hilang.” Ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Ped ketika sesi tanya jawab berlangsung. Terkait pengembangan kepariwisataan, mahasiswa mengadakan program pembuatan website desaped.wordpress.com yang memuat profil, informasi serta berbagai aktivitas di Desa Ped sebagai media dokumentasi dan publikasi kepada khalayak luas. Program ini disertai dengan penyuluhan pengelolaan website kepada OSIS SMAN 1 Nusa Penida sehingga situs dapat dikelola berkelanjutan. . Potensi komoditi lokal Desa Ped lainnya yang diangkat sebagai program pokok yakni peternakan sapi dan babi serta pengolahan minyak kelapa. Ternak di Nusa Penida khususny a sapi memang terkenal berkualitas dibanding di Bali daratan. Untuk pengembangan komoditi tersebut mahasiswa menyelenggarakan Penyuluhan Pembuatan Silase sebagai Pakan Ternak Alternatif di Musim Kemarau dan Perkandangan Babi serta Penyuluhan Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Masyarakat tampak antusias menyimak informasi serta pengetahuan yang disampaikan mahasiswa, kendati tidak semuanya dapat segera diaplikasikan. Misalnya saja pembuatan VCO yang ke depan memerlukan penyuluhan lebih lanjut terutama dalam hal strategi pemasaran, kewirausahaan, serta pembuatan organisasi atau kelompok pembuat VCO di Desa Ped.
Berbicara mengenai potensi desa, salah satu yang khas di Provinsi Bali yakni keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dicetuskan pertama kali oleh Gubernur Prof. Dr. Ida Bagus Mantra tahun 1980-an. Pada KKN PPM VII Desa Ped ini, mahasiswa khusus mendatangkan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana untuk memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan kinerja tiga LPD di Desa Ped. Selain lima program pokok di atas, diselenggarakan pula program bantu dan tambahan antara lain: Gotong Royong Pembersihan Setra Nyuhkukuh di Desa Ped ; Pembersihan dan Perbaikan Sarana di Kantor Perbekel; Pengajaran Bahasa Jepang di SD 1 Ped, Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat ; serta Outbond untuk melatih kepribadian anak. Kegiatan lainnya adalah Program Pendampingan Keluarga, di mana setiap mahasiswa wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong keluarga pra sejahtera atau Rumah Tangga Miskin (RTM). Program ini m endorong mahasiswa semakin memiliki kepekaan sosial. “Sebulan di Nusa Penida khususnya Desa Ped sangat memberi kesan bagi kami. Pelajaran berharga dalam mengenal sisi lain Bali di seberang lautan. Nusa Penida adalah aset yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah” ujar I Gede Anom Sastrawan, Koordinator Mahasiswa Desa Ped, dari Fakultas Pariwisata Unud. (oleh : mahasiswa peserta KKN PPM VII Desa Ped, Nusa Penida)
Pengembangan Produktifitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam serta Lingkungan di Desa Bunga Mekar Desa Bunga Mekar terletak di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Letak geografis Desa Bunga Mekar adalah sebelah utara berbatasan dengan desa Klumpu, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Batumadeg, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sakti. Pada awalnya Desa Bunga Mekar merupakan bagian dari desa Sakti, namun sekitar tahun 1991 Bunga Mekar memisahkan diri menjadi Desa Mandiri dengan nama Desa Pakraman Bunga Mekar. Keadaan alam desa Bunga Mekar secara umum bertanah kapur dengan tanaman dominannya adalah umbi – umbian, pohon kelapa dan pohon perdu. Desa Bunga Mekar memiliki tujuh dusun , yaitu Dusun Pundukaha Kaja, Dusun Pundukaha Kelod, Dusun Sompang, Dusun Karangdawa, Dusun Batugaing, Dusun Sebuluh Kawan dan Dusun Penangkidan. Desa Bunga Mekar memiliki potensi alam yang sangat indah dan bisa dijadikan sebagai tempat wisata yang terletak di Dusun Sompang, Po tensi alam tersebut adalah Pasih Uwug, Pasih Andus, dan Pantai Paluwang. Pada Kesempatan ini mahasiswa KKN PPM UNUD Periode VII di Desa Bunga Mekar bertemakan “ Pengembangan Peroduktifitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam serta Lingkungan di Desa Bunga Mekar”. Tema diambil karena menyesuaikan dengan potensi di Desa Bunga Mekar agar perekonomian Desa Bunga Mekar menjadi ke arah
yang lebih baik lagi. Adapun beberapa program kegiatan mahasiswa KKN PPM UNUD Periode VII, yaitu penyuluhan mengenai pola makan sehat dan bergizi, penyuluhan mengenai IMS dan HIV/AIDS, penyuluhan mengenai sampah organik dan non organik, pembuatan MOL dan pupuk Bokashi Cair, pemberian obat sapi, penyuluhan bimbingan teknis pemasaran kepada kelompok seni ukir serta beberapa program lainnya seperti bimbingan belajar, membantu kegiatan Posyandu, membantu membuat surat di kantor desa dan gotong royong di lingkungan desa Bunga Mekar. Program – program tersebut memiliki tujuannya masing –masing dan tentunya berhubungan dengan tema KKN PPM UNUD Periode VII ini. i program utama yaitu pembuatan MOL dan pupuk Bokashi Cair memiliki tujuan untuk memaksimalkan potensi lokal yang selama ini belum bisa digarap dan dimanfaatkan, sehingga kami memberi ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan potensi alam yang bisa dibuat menjadi pupuk yang berguna untuk menunjang sektor pertanian dan peternakan yang nantinya dapat menciptakan sistem pertanian yang mandiri, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan demikian kesejahteraan petani menjadi meningkat.
KUTAMPI MENGAJAR “Siapa saja bisa menjadi guru, siapa saja bisa mendidik, karena mendidik adalah tugas semua orang yang terdidik” itulah sepenggalan quote yang pernah diucapkan oleh ba
Anies
Bawedan yaitu penggagas Indonesia Mengajar, dimana sebuah program yang bergerak di bidang pendidikan, sarjana – sarjana terbaik dari seluruh Indonesia yang telah lolos tahap seleksi dikirim di beberapa daerah terpencil dan ditugaskan untuk mengajar siswa – siswi Sekolah Dasar
selama satu tahun, sungguh pengalaman yang menarik. Kalau Kutampi Mengajar apa itu? sepertinya belum pernah terdengar sebelumnya iya kan? Kutampi Mengajar adalah salah satu program yang dilakukan oleh peserta Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN – PPM) Periode VII, Universitas Udayana, di Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida. Tim yang terdiri dari 19 orang dan berasal dari jurusan yang berbeda – beda ini, mengangkat program mengajar tambahan di Sekolah Dasar selama 2 minggu. Program mengajar tambahan ini diusulkan dari B idang Sosial dan Budaya, dan kemudian difokuskan untuk mengajar di kelas 4, 5, dan 6. Program mengajar
ini dilakukan di tiga sekolah yang berada di Desa Kutampi Kaler, yaitu SD 1 Kutampi yang berada di Dusun Kutampi, SD 6 Kutampi yang berada di Dusun Telaga, dan SD 4 Kutampi yang berada di Dusun Limo. Mengajar tambahan dilakukan pada pukul 15.00 – 17.00 seperti
memberikan les dan materi yang diberikan diprioritaskan kepada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Untuk menjalankan program tersebut agar lebih efektif, tim yang berjumlah 19 orang dibagi menjadi 9 kelompok, di mana tiap kelompok akan terdiri dari dua atau tiga orang, dan ditugaskan mengajar di salah satu kelas selama 2 minggu. Semangat antusias yang ditunjukkan siswa – siswi SD sangat luar biasa, kelas yang harusnya di mulai pukul 15.00 tapi kebanyakan
murid sudah menunggu 30 menit sebelumnya di halaman sekolah , dan setiap mahasiswa yang datang untuk mengajar akan disam but dengan teriak semangat siswa – siswi memanggil nama guru – guru mereka. Metode dan materi mengajar yang diterapkan tim disusun oleh Bidang Sosial dan Budaya melalui silabus, dimana silabus tersebut disesuaikan dengan materi – materi yang saat ini sedang dipelajari di sekolah, untuk membangun situasi mengajar tidak monoton, di akhir pemberian materi pelajaran di berikan sentuhan games yang membahas seputar materi yang telah diajarkan pada tiap pertemuan, serta untuk menambah semangat murid di dalam kelas untuk belajar, kadang – kadang diselip kan juga dengan bernyanyi bersama sambil mengucapkan yel – yel
secara berulang – ulang. Mengajar di Desa Kutampi Kaler memberikan pemahaman kepada mahasiswa ternyata terdapat beberapa perbedaan yang cukup dirasakan antara pendidikan yang didapatkan di kota dengan di desa, dilihat dari jumlah murid yang ada, di Desa Kutampi Kaler di tiap kelasnya terdiri dari 15 – 29 orang murid. Beberapa murid di kelas 6 SD masih ada yang belum hapal tentang perkalian, dan ada juga murid yang bercerita pada gurunya bahwa mungkin hanya bisa
melanjutkan
pendidikannya
sampai
di
bangku SD saja. Dari sisi trasportasi murid – murid yang datang ke sekolah, masuk dengan berjalan kaki, tidak ada terlihat sepeda ataupun
orang tua yang mengantar anaknya untuk ikut belajar tambahan. Sungguh sebuah gambaran yang sangat mengharukan dimana semangat belajar yang tinggi ditunjukkan murid – murid tetapi
masih terdapat anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena keterbatasan ekonomi. Mengajar tambahan selama 2 minggu sungguh memberikan pengalaman yang berkesan bagi peserta KKN – PPM. Di pertemuan akhir, tiap guru dibebaskan untuk mengatur acara di kelasnya masing masing, ada mahasiswa yang memberikan kenang – kenangan berupa buku,
pensil warna dan foto kepada kelasnya. Pemberian kenang – kenangan kepada murid memberikan tujuan agar murid – murid akan terus tetap memiliki semangat belajar yang inggi, pantang menyerah, dan berusaha mencapai cita – cita mereka.
Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan MOL dan Silase oleh Mahasiswa KKN PPM UNUD Periode VII Desa Sakti, Nusa Penida Mata pencaharian mayoritas masyarakat Desa Sakti adalah sebagai petani dan peternak. Umumnya sapi dan babi menjadi hewan ternak masyarakat Sakti. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh petani dan peternak di Desa Sakti adalah keterbatasan pakan ternak serta pengolahan limbah kotoran sapi. Terlebih lagi kondisi i Desa Sakti yang berbukit dan cukup kering. Dengan adanya penyuluhan dan pelatihan pembuatan MOL dan Silase diharapkan masyarakat Desa Sakti mampu memanfaatkan sumber daya alam yang selama ini diabaikan seperti daun gamal yang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai MOL. MOL ini bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan silase sebagai pakan ternak alternatif selain hijauan. MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah cairan yang terbuat dari bahan -bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan -bahan organik atau sebagai dekomposer dan sebagai aktivator/ atau tambahan. Nutrisi bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di suatu tempat. Sedangkan lase merupakan hijauan makanan ternak (HMT) yang diawetkan dengan proses fermentasi. Tujuan utama pembuatan silase adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama. Kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak. Sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. Penyuluhan dan pelatihan ini dilaksanakan di Wantilan Desa Sakti pada hari Kamis, 18 Juli 2013. Kegiatan penyuluhan dan pembuatan MOL dan Silase ini dilaksanakan bekerjasama dengan kelompok Simantri dari Dusun Sebunibus, Desa Sakti dan peternak sapi yang tersebar di seluruh Desa Sakti. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan pemaparan materi mengenai MOL dan Silase berupa penjelasan secara singkat, keunggulan dalam pemanfaatannya, serta bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan MOL dan Silase. Selain memberikan pemaparan materi berupa MOL dan Silase, mahasiswa KKN PPM juga melibatkan kelompok Simantri dan peternak sapi untuk turut serta dalam pelatihan berupa praktek secara langsung pembuatan MOL dan Silase. Pelatihan pembuatan MOL dan Silase yang di secara langsung memudahkan kelompok Simantri dan peternak sapi untuk mengaplikasi secara langsung cara pembuatannya secara mandiri dalam jangka waktu ke depan. Melalui kegiatan ini, keluaran (output) yang diharapkan adalah peserta mengetahui dan dapat mempraktekkan secara langsung pembuatan MOL dan Silase dari daun gamal. Dimana para petani maupun peternak kemudian dapat memanfaatkannya dalam jangka waktu yang panjang. Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah jumlah k lompok Simantri dan peternak sapi yang hadir belum terpenuhi secara maksimal. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat Desa Sakti terutama pihak Simantri dan peternak sapi dapat memanfaatkan, serta mengaplikasikan secara langsung pembuatan MOL dan Silase dengan bahan utama daun gamal dalam kegiatan pertanian sehingga dapat meningkatkan strategi pemanfaatan bahan -bahan alami
dalam pembuatan pupuk organik yang berguna bagi tumbuhan serta pengolahan hijauan berupa pengawetan hijauan pakan secara fermentasi.
Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Lokal Guna Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tanglad, Nusa Penida Bidang peningkatan produksi memiliki tema program, “ Optimalisasi Pemanfaatan Sumber
Daya Alam Lokal Guna Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tanglad ”. Dalam tema ini terdapat empat kegiatan yang dilaksanakan yakni: a. Pengolahan singkong menjadi tepung tapioka dan kerupuk dendeng daun singkong
pada Ibu-ibu PKK di Desa Tanglad. b. Pemanfaatan daun gamal sebagai bahan baku pemuatan Mol (mikroorganisme local) di Desa Tanglad kepada SIMANTRI 130 dan GAPOKTAN Desa Tanglad. c. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik di Desa Tanglad kepada SIMANTRI 130 dan GAPOKTAN Desa Tanglad. d. Pembuatan Silase dan Hay untuk menjaga keberlangsungan pakan ternak di Desa Tanglad kepada SIMANTRI 130 dan GAPOKTAN Desa Tanglad. Kegiatan -kegiatan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat desa khusunya para petani atau yang memiliki kebun. Sosialisasi pun dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai cara pembuatan Mol (mikroorganisme local) dan Silase dan Hay untuk menjaga keberlangsungan pakan ternak.
Gambar: mahasiswa bersama para petani Desa Tanglad saat melaksanakan sosialisasi pada tanggal 17 Juli 201
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyaraka Periode VII di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung
Foto 1. Penyuluhan mengenai filtrasi air sederhana sebagai salah satu program pokok yang dilakukan. Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) adalah salah satu kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana menetapkan lokasi pelaksanaan KKN PPM hampir di seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Salah satu kabupaten tersebut ialah Kabupaten Klungkung. Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang luasnya terkecil ke-2 setelah Kota Denpasar dari sembilan Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali, dengan luas wilayah 315 km2 atau 5,59% dari luas Provinsi Bali. Secara administratif, Kabupaten Klungkung terdiri dari beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan, Kecamatan Banjarangkan dan yang terakhir Kecamatan Nusa Penida. Sebagai sebuah kecamatan, Nusa Penida pun terdiri dari 16 desa. Dari sekian banyak desa yang ada di Kecamatan Nusa Penida, Desa Klumpu merupakan salah satu lokasi dilaksanakannya KKN PPM Periode VII. Secara administratif, Desa Klumpu terdiri dari enam belas (16) banjar, diantaranya Banjar Dinas Tengaksa, Pengalusan, Subia, Tiagan, Rata, Baledan, Iseh, Sedewayah, Waru, Bila, Klumpu Kangin, Klumpu Kauh, Angas Kaja, Angas Kelod, Metaki dan Semage. Ada sebuah pepatah mengatakan “ Kalau Tak Kenal Maka Tak Sayang ”. Pepatah inilah yang dijadikan sebagai salah satu acuan mahasiswa untuk mengenal lebih jauh Desa Klumpu, dengan cara mencari tahu tentang sejarah atau asal-usulnya. Sejarah atau lebih tepatnya asal-usul suatu daerah seringkali tersimpan di dalam suatu cerita prosa rakyat (bisa mitos, legenda dan dongeng) yang tersebar diantara masyarakat setempat secara lisan. Secara singkat, asal-usul mengenai Desa Klumpu telah tersebar diantara masyarakat pendukungnya, dimana kata klumpu sendiri berasal dari “ Kalumpu” yang artinya jineng . Bila diistilahkan ke dalam Bahasa Indonesia jineng memiliki arti tempat penyimpanan padi (lumbung padi). l ini diperkuat oleh pernyataan dari Bendesa Adat Bapak Wayan Sukla bahwa “berdasarkan cerita yang saya dapat dari orang tua, dimana dulu di Desa Klumpu hampir semua masyarakat memiliki lumbung padi (jineng ), oleh
karena keadaan seperti itu maka tetua/nenek moyang kami memberikan nama desa ini Desa Klumpu”. Sehubungan dengan kegiatan intrakurikuler mahasiswa, pelaksanaannya melibatkan dua puluh (20) orang, dimana delapan (8) orang laki-laki dan dua belas (12) orang perempuan. Mahasiswa yang terlibat tersebut berasal dari beberapa fakultas berada di lingkungan Universitas Udayana. Adapun tema dari kegiatan KKN PPM ini ialah “Mensejahterakan Masyarakat Desa Klumpu dengan Mengoptimalkan Potensi Masyarakat Setempat”. Tema ini dibuat dengan melihat kenyataan di lapangan, dimana Desa Klumpu merupakan desa yang memiliki berbagai potensi baik dari segi peternakan, pertanian maupun dari segi pawisata spiritualnya. Berdasarkan hal tersebut, maka mahasiswa KKN PPM UNUD periode VII tahun 2013 berinisiatif untuk membantu dalam pengembangan potensi setempat dengan mengoptimalkan potensi masyarakat setempat baik dari segi sumber daya manusia dan juga sumber daya alamnya. Ada beberapa macam program KKN PPM, diantaranya program pokok, program pokok tambahan dan program bantu. Program pokok adalah program yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa KKN PPM. Pada periode ini program pokok tema adalah penyuluhan mengenai “Sanitasi dan Filtrasi untuk Air Hujan dengan Menggunakan Metode Penyaringan Pasir Cepat dan Penyaringan Pasir Lambat”. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan, sedangkan filtrasi adalah sebuah sistem penyaringan. Selain itu, ada juga program pokok tambahan yang terdiri dari pelatihan pembukuan keuangan LPD dan BUMDES serta pengenalan Microsoft Office kepada pihak pamong desa, pengawetan pakan ternak (pembuatan silase) dan pembuatan kompos, pelatihan dokter kecil, pengembangan industri kacang mete dan singkong serta identifikasi potensi alam dan budaya Bukit Mundi. Adapun program bantu dalam pelaksanaan KKN PPM ini, diantaranya pengajaran matematika, pengajaran komputer, pengajaran bahasa inggris dan gotong royong/kerja bakti membersihkan pura serta lingkungan Desa Klumpu. Untuk menunjang program pengajaran matematika dan bahasa inggris, diadakan lomba cerdas cermat yang melibatkan siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) se Desa Klumpu. Di samping itu, dalam pelaksanaan KKN PPM ini terdapat program pokok non tema, yakni berupa program pendampingan keluarga. Program pokok non tema, yakni Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana. PPK termasuk program yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta yang bersifat individu. Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalu penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keter an, KB dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari serta mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya. Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Dalam program ini setiap mahasiswa wajib mendampingi satu keluarga yang tergolong rumah tangga miskin atau keluarga pra-sejahtera.