ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN
“PURWARUPA APLIKASI ANDROID KAMUS VISUAL UNTUK TUNARUNGU USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERNA REFLEKSI “
Disusun Oleh :
Nama
: Ivan Damme
NIM
: A11.2008.03954
Program Studi
: Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013
PURWARUPA APLIKASI ANDROID KAMUS VISUAL UNTUK TUNARUNGU USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERNA REFLEKSI IVAN DAMME Program Studi Teknik Informatika - S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL : http://dinus.ac.id/ Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang suatu bentuk media bantu belajar yang dapat digunakan oleh penyandang tunarungu khususnya yang masih di usia dini pada saat di luar jam sekolah. Untuk menambah perbendaharaan kata yang dimiliki, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan belajar dengan menggunakan kamus. Pada penyandang tunarungu yang masih berusia dini tentunya kemampuan untuk membacanya belum optimal bahkan belum bisa membaca. Mereka cenderung berlatih untuk berbicara dari melihat dan menirukan cara orang lain berbicara. Metode Materna Refleksi (MMR) merupakan suatu metode pengajaran yang diangkat dari upaya bagaimana seorang ibu mengajarkan atau merefleksikan bahasa pada anaknya yang belum berbahasa sampai anak menguasai bahasa. Salah satu alternatif media yang dapat digunakan sebagai media bantu belajar bagi penyandang tunarungu yang masih berusia dini adalah suatu piranti bergerak seperti smartphone, pc tablet dll. Hasil dari penelitian ini berbentuk sebuah aplikasi kamus visual yang diterapkan pada suatu piranti bergerak berbasis Android dengan menerapkan metode materna refleksi yang di dalamnya terdapat gambar, video pengucapan, dan video isyarat tangan dari tiap – tiap kata. Dari aplikasi tersebut anak tunarungu diharapkan untuk dapat menirukan bagaimana cara mengucapkan suatu kata baik dalam wujud lisan ataupun isyarat tangan yang terdapat dalam video di aplikasi tersebut. Dari hasil tersebut diharapkan dapat menambah perbendaharaan kata pada penyandang tunarungu khususnya yang masih berusia dini. Kata Kunci = Kamus Visual, Materna Refleksi, MMR, Tunarungu, Android 1. PENDAHULUAN
GERKATIN
(Gerakan
Untuk
1.1 Latar Belakang
Kesejahteraan Tunarungu Indonesia)
Tunarungu merupakan salah satu
bahwa jumlah penyandang cacat adalah
jenis cacat yang cukup banyak terdapat
6% dari jumlah penduduk Indonesia dan
di Indonesia, baik yang mengalaminya
sebanyak 2,9 juta atau sekitar 1,25 %
secara bawaan sejak lahir ataupun
dari
karena faktor lain. Berdasarkan data dari
total
keseluruhan
penduduk
Indonesia adalah penyandang tunarungu
swasta dan negri yang tersebar di tingkat
(GERKATIN, 2008).
kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Di
.Menurut data Sensus Nasional Biro Pusat Statistik tahun 2003, jumlah
kota Semarang, hanya terdapat ± 8 SLB yang meliputi SLB swasta dan negeri.
penyandang cacat di Indonesia sebesar
Dengan
indera
penglihatannya
0,7% dari jumlah penduduk 211.428.572
mereka
atau sebanyak 1.480.000 jiwa. Dari
pengalaman dengan lambang bahasa
jumlah itu sebesar 21,42 % atau 317.016
yang
anak diantaranya adalah anak cacat usia
penglihatannya, begitu pula dalam hal
sekolah
siswa
berkomunikasi dengan lawan bicaranya.
penyandang cacat yang tersebar di SLB
Bagi anak tunarungu tetap memiliki
menurut
potensi untuk belajar berbicara dan
(5-18
tahun).
Kementerian
Data
Pendidikan
menghubungkan
diperoleh
Oleh
antara
melalui
karena
indera
Nasional Republik Indonesia pada tahun
berbahasa.
itu
anak
2009 pada SLB tunarungu/tunawicara
tunarungu memerlukan layanan atau
sebesar 5.610 orang (Depkes, 2010).
media khusus untuk mengembangkan
Menurut data statistik dari BPS
kemampuan berbahasa dan berbicara,
Kota Semarang tahun 2006, Kota
sehingga dapat meminimalisir dampak
Semarang adalah salah satu kota di
dari ketunarunguan yang dialaminya.
Propinsi Jawa Tengah terdapat penderita
Adanya
cacat dengan jumlah mencapai 1257
menyertai
orang dan terus meningkat. Dari jumlah
banyak peneliti dan pendidik yang
tersebut 25 persennya adalah penderita
menyarankan agar para guru membuat
tuna rungu dan 75 persen menderita
lingkungan belajar yang kaya akan
cacat fisik. Dari jumlah tersebut hanya
visual
538 penyandang cacat yang sudah
khususnya yg masih usia dini. Para ahli
tertampung di sekolah luar biasa dan
dalam
yayasan pembinaan anak cacat, selain
menggunakan isyarat, ejaan jari, dan
itu
yang
membaca bibir yaitu memandang wajah
menyelenggaran pendidikan luar biasa
orang lain dan mulutnya ketika dia
di kota Semarang masih kurang dalam
membuat huruf.
jumlah
sekolah
keterbatasan auditori yang hilangnya
bagi
pendengaran,
anak-anak
lingkungan
tunarungu
tersebut
hal fasilitasnya dan belum menggunakan
Ketunarunguan dapat terjadi pada
alat-alat modern. Jumlah SLB yang
masa prabahasa (usia dini) atau bahkan
secara khusus menangani penyandang
bawaan dari lahir. Bagi penyandang
cacat di Jawa Tengah tercatat 47 SLB
tunarungu yang masih berusia dini
terdapat kendala dalam hal komunikasi
tunarungu terdapat hambatan dalam hal
verbal baik secara ekspresif (berbicara)
auditory. Jadi perlu adanya sebuah
maupun
kamus yang bersifat visual untuk
reseptif
pembicaraan
orang
(memahami lain).
mengakibatkan
Hal
itu
terhambatnya
menunjang anak tunarungu usia dini untuk belajar berbahasa.
perkembangan anak, sehingga keadaan tersebut
mempengaruhi
Metode
Materna
Refleksi
pada
diterapkan oleh pengajar di beberapa
perkembangan intelegensi, bicara, emosi
sekolah bagi anak berkebutuhan khusus
dan sosial si anak maupun pada
(tunarungu) untuk mengajarkan bahasa
kepribadiannya.
pada anak tunarungu dengan menyuruh
pendidikan
Diperlukan
dan
anak agar mengamati dan menirukan apa
media belajar penunjang semenjak usia
yang diperlihatkan atau dicontohkan
dini.
dari Dengan
komunikasi
adanya
verbal
di
sekolah.
Penulis
waktu
menerapkan metode ini pada aplikasi
pelajaran di sekolah, anak tunarungu
kamus visual yang dibuat dengan
diharapkan untuk tetap dapat belajar
harapan pemakai dapat mempelajari dan
setelah jam sekolah usai. Peran serta
menirukan video baik gerak isyarat
orang
anak
tangan maupun pengucapan yang ada
tunarungu sangat dibutuhkan. Namun
pada aplikasi. Pada aplikasi juga disertai
terdapat suatu kendala yaitu tidak semua
dengan gambar sebagai penjelas kata
orang tua dapat menyajikan suatu cara
yang dipelajari khususnya pada kata
mengajar yang menarik dari segi visual
benda.
tua
terbatasnya
guru
dalam
mendidik
seperti pada saat belajar di sekolah. Oleh
Saat ini terjadi perkembangan yang
karena itu maka perlu adanya sebuah
sangat pesat pada gadget khususnya
media penunjang belajar yang bersifat
smartphone. Menurut lembaga survey
visual dan bisa digunakan di luar jam
IDC pada kuartal kedua tahun 2012, OS
sekolah juga bersifat mobile yang dapat
Android
membantu orang tua dalam mengajarkan
menyokong 104,8 juta unit smartphone
berbahasa pada anak tunarungu.
atau 68,1% pasar smartphone di dunia
besutan
Google
Inc.
Bagi anak tunarungu usia dini
tidak terkecuali di Indonesia dengan
dalam memahami dan mempelajari
harga pada saat ini yang semakin
sebuah kata tidak cukup hanya berasal
terjangkau. Android berada di posisi
dari sebuah tulisan. Begitupun dalam
teratas dari kompetitor lainnya (Apple
mengajar
berbahasa
pada
anak
iOS, Blackberry, Symbian, Windows
baik permanen maupun tidak permanen.
dll).
Menurut Blackhurst (1981), tunarungu Dengan kelebihan yang dimiliki
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu tuli
oleh smartphone dengan OS Android
(deaf) dan kurang dengar (hard of
dari segi fleksibilitas, memungkinkan
hearing). Hallahan & Kauffman (1991 :
penyandang tuna rungu untuk dapat ikut
266) dan Hardman, et al (1990 : 276)
mengoperasikannya.
segi
mengemukakan bahwa orang yang tuli
tampilan antarmuka yang menarik akan
(a deaf person) adalah orang yang
lebih
tidak
mengalami
terkecuali yang masih berusia dini untuk
mendengar,
menggunakannya.
media
hambatan dalam memproses informasi
Android
bahasa melalui pendengarannya dengan
maka dapat dibuat sebuah
atau tanpa menggunakan alat bantu
aplikasi kamus visual sebagai media
dengar (hearing aid). Sedangkan orang
belajar
bagi
yang kurang dengar (a hard of hearing
penyandang tunarungu tanpa terkecuali
person) adalah seseorang yang biasanya
yang
dengan
menggunakan alat bantu dengar, sisa
menerapkan metode pengajaran materna
pendengarannya cukup memungkinkan
refleksi.
untuk
menarik
smartphone tersebut,
minat
dari
user
Melalui
dengan
penunjang
masih
Dan
OS
berbahasa
berusia
dini
ketidakmampuan sehingga
keberhasilan
mengalami
memproses
informasi bahasa, artinya apabila orang
1.2 Tujuan Berkaitan dengan hal-hal yang
yang
kurang
dengar
tersebut
telah dijelaskan di atas, maka perlunya
menggunakan hearing aid, ia masih
dibuat sebuah media bantu belajar bagi
dapat menangkap pembicaraan melalui
anak tunarungu yang dapat digunakan
pendengarannya.
untuk belajar di luar jam sekolah yang
Mangunsong, (1998 : 66)
anak
diterapkan pada piranti bergerak untuk
tunarungu
yang
memanfaatkan piranti yang ada sebagai
pendengarannya
media
sehingga
bantu
belajar
dengan
menggunakan metode materna refleksi.
pendidikan
adalah
Menurut
mereka tidak
berfungsi
membutuhkan
pelayanan
luar
biasa.”
Menurut
Moores (1987) dalam Mangunsong 2. TINJAUAN PUSTAKA
(1998 : 68) ketunarunguan adalah
2.1 Tunarungu
kondisi dimana individu tidak mampu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran
mendengar dan hal ini tampak dalam
Faktor – faktor penyebab gangguan
wicara atau bunyi-bunyian, baik dengan derajat frekuensi dan intensitas”. Dikarenakan
kelainan
pendengaran dapat terjadi pada 3 fase: yang
1.
Prenatal
didapati anak luar biasa dibanding
Ada dua faktor prenatal yaitu faktor
orang normal, mereka perlu diberikan
keturunan dan bukan keturunan .
bimbingan
dengan
dasar-dasar
memperhatikan
bimbingan
2.
Neo-natal
khusus.
Ada beberapa penyebab ketulian
Menurut Sardjono dan Samsidar (1998:
saat kelahiran, antara lain karena
22) dasar-dasar bimbingan khusus bagi
faktor rhesus, anak lahir prematur,
anak luar biasa meliputi :
anak yang lahir dengan alat bantu
1.
Dasar psikologis
(forcep)
Tiap-tiap anak mempunyai pola-
kelahiran yang lama.
pola perkembangan yang berbeda. Jarak
2.
3.
perbedaan
3.
dan
karena
proses
Post-natal
pola
Beberapa faktor penyebab ketulian
perkembangan tersebut semakin
setelah anak lahir antara lain seperti
besar kalau anak didik mengalami
karena infeksi, karena penyakit,
gangguan atau kelainan dalam segi
karena otitis media atau congek,
psikis maupun fisik.
karena dapat merusak kerja selaput
Dasar didaktis
lendir untuk selamanya, sehingga
Dalam mengajar anak guru wajib
orang menjadi tuli.
memperhatikan perbedaan pola-
Klasifikasi anak tunarungu meliputi :
pola perkembangan yang bersifat
1. Berdasarkan
personal.
pendengaran yang ditunjukkan dalam
Dasar paedagogik
satuan desibel (dB), tuna rungu terbagi
Dari
dasar-dasar
pendidikan
khusus jelas bahwa anak tuna
tingkat
kehilangan
menjadi 5 kelompok : -
Hilangnya pendengaran ringan (20-
rungu wicara mempunyai kelainan
30
pendengaran
kehilangan pendengaran sebesar ini
dan
bicaranya
dB).
Orang-orang
sehingga guru dalam memberikan
mampu
bimbingan harus memperhatikan
menggunakan
keterbatasan
Gangguan ini merupakan ambang
individu.
masing
masing
berkomunikasi
yang
dengan
pendengarannya.
batas (borderline) antara orang yang sulit mendengar dengan orang normal.
-
Hilangnya pendengaran marginal
telinga bagian luar dan tengah
gangguan ini sering mengalami
mengalami
kesulitan untuk mengikuti suatu
getaran-getaran suara tidak dapat
pembicaraan pada jarak beberapa
ditangkap oleh membran tympani
meter. Pada kelompok ini, orang-
dan
orang masi bisa menggunakan
mencapai syaraf pendengaran.
untuk
mendengar
bagian dalam. -
Tuna
dapat
rungu
Hilangnya pendengaran sedang (40
sehingga
diteruskan
perseptif kerusakan
rungu
yaitu telinga
campuran
yaitu
bantuan dengar dan bantuan mata,
dikarenakan organ pendengaran
orang-orang ini masih bisa belajar
rusak baik luar, tengah maupun
berbicara dengan mengandalkan
dalam. (Sardjono, 1998: 12)
alat-alat pendengarannya.
3. Berdasarkan
Hilangnya pendengaran berat (60 –
Emon Sastro Winoto dalam Sardjono
75 dB). Orang-orang ini tidak bisa
(1998: 31) mengklasifikasikan tuna
belajar
rungu secara etiologis sebagai berikut:
berbicara
tanpa
teknik-teknik
-
etiologis,
Menurut
Tuna rungu endogen yaitu tuna
khusus. Pada gangguan ini mereka
rungu yang diturunkan oleh orang
sudah dianggap sebagai tuli secara
tuanya atau pembawaan.
edukatif. Mereka berada pada
-
Tuna rungu eksogen yaitu tuna
ambang batas sulit dengar.
rungu yang disebabkan oleh suatu
Hilangnya pendengaran parah (>
penyakit atau kecelakaan.
75 dB). Orang-orang yang dalam
4.
Berdasarkan anatomi-fisiologis
kelompok ini tidak bisa belajar
-
Tuna rungu hantaran (konduktif)
bahasa hanya semata-mata dengan
Yaitu tuna rungu yang disebabkan
mengandalkan telinga. Meskipun
oleh
dibantu dengan alat bantu dengar
berfungsinya otot-otot penghantar
sekalipun. (Mangunsong, 1998 :
gerakan telinga.
68-69) 2.
Tuna
tidak
dikarenakan
menggunakan
-
-
kerusakan
namun harus dilatih.
- 60 dB). Dengan bantuan alat
-
Tuna rungu konduktif yaitu karena
(30-40 dB). Orang-orang dengan
telinganya
-
-
-
kerusakan
atau
tidak
Tuna rungu syaraf (sensorineural)
Berdasarkan alat pendengaran yang
Yaitu tuna rungu yang disebabkan
mengalami kerusakan :
oleh
kerusakan
atau
tidak
berfungsinya alat-alat pendengaran
pada telinga dalam, sehingga tidak
Anak
tuna
rungu
kurang
dapat meneruskan rangsangan ke
mempunyai
konsep
tentang
pusat saraf.
hubungan, dan mereka lebih dekat
Ciri – ciri anak penyandang tunarungu
dengan orang lain yang sudah
menurut Sardjono, (1998: 24) adalah
dikenal.
sebagai berikut : 1.
5.
Ciri dari segi bahasa
Ciri dari segi fisik
-
Miskin dalam kosa kata
-
-
Kurang
Cara berjalan kaku dan agak membungkuk
-
-
Gerakan matanya cepat dan
-
tuna
rungu
wicara
mengalami kesukaran dalam
Gerakan tangan dan kaki cepat
imitasi bahasa -
-
Pernafasannya pendek
-
Apabila diajak berbicara selalu
Anak tuna rungu wicara sulit mengartikan ungkapan kiasan
2.2 Metode Materna Refleksi (MMR) MMR (Metode Materna Refleksi)
Ciri dari segi intelegensi
merupakan
Pada umumnya intelegensi normal,
dikembangkan oleh A. Van Uden dari
sebagian
yang
lembaga pendidikan anak tunarungu St.
memiliki bakat khusus seperti
Michielgesta Belanda (Cecilia dan Lani
melukis, menjahit, dan kerajinan
Bunawan, 2000 : 11). Secara harfiah
tangan. Ada sebagian mereka yang
materna berarti keibuan, dan refleksi
lambat berfikir, sebab terkadang
berarti memantulkan atau meninjau
ada anak tuna rungu yang disertai
kembali. Metode Materna Refleksi
dengan lemah mental.
sering
Ciri dari segi emosi
percakapan bayi dan ibu.
-
Mudah
mereka
marah
ada
dan
cepat
tersinggung -
-
4.
Anak
agak beringas
menatap wajah
3.
irama
bahasa
dan lincah
2.
menguasai
Mereka
bersifat
disebut
belajar
dengan
yang
metode
Ciri – ciri Metode Materna Refleksi : 1.
lebih
metode
Mengikuti
cara-cara
anak
mendengar
sampai
pada
egosentris
penguasaan bahasa Ibu (Metode
Mempunyai rasa takut akan
Tongue) dengan tekanan pada
hidup yang lebih besar
berlangsungnya
Ciri dari segi sosial
percakapan
antara ibu dan anak sejak bayi.
2.
Bertolak
3.
pada
minat
dan
California
Amerika
Serikat.
Para
kebutuhan komunikasi anak dan
pendiri Android Inc. bekerja pada
bukan pada program tentang
Google, di antaranya Andy Rubin, Rich
aturan bahasa yang perlu di drill.
Miner, Nick Sears, dan Chris White.
Menyajikan bahasa yang sewajar
Pada saat perilisan perdana android, 5
mungkin pada anak, baik secara
November 2007, Android bersama
ekspresif maupun reseptif.
Open Handset Alliance menyatakan
Menuntun anak secara bertahap
mendukung
mampu
terbuka pada perangkat seluler. Di lain
menemukan
sendiri
pengembangan
aturan atau bentuk bahasa melalui
pihak,
refleksi
segala
Android di bawah lisensi Apache,
berbahasanya
sebuah lisensi perangkat lunak dan
terhadap
pengalaman
(discovery learning).
Google
merilis
standar
kode–kode
standar terbuka perangkat seluler Di dunia ini terdapat dua jenis
2.3 Android Android adalah sistem operasi
distributor sistem operasi android.
untuk telepon seluler yang berbasis
Pertama yang mendapat dukungan
Linux. Android menyediakan platform
penuh dari Google atau Google Mail
terbuka bagi para pengembang buat
Services (GMS) dan kedua adalah yang
menciptakan aplikasi mereka sendiri
benar-benar bebas distribusinya tanpa
untuk
dukungan
digunakan
oleh
bermacam
langsung
peranti bergerak. Awalnya, Google Inc.
dikenal
membeli Android Inc., pendatang baru
Distribution (OHD).
yang membuat peranti lunak untuk ponsel.
Kemudian
untuk
mengembangkan Android, dibentuklah
sebagai
Diagram
Google Open
berikut
Handset
menunjukan
komponen utama dari sistem operasi Android :
Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk
Google,
HTC,
Intel,
Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada
Juli
2000,
Google
bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto,
atau
Gambar 2.1: Arsitektur Android
1. Linux Kernel
(sesuai dengan batasan keamanan
Seperti dapat dilihat pada gambar
yang didefinisikan
Linux Kernel menyediakan driver
Mekanisme
layar, kamera, keypad, Wifi, flash
memungkinkan komponen diganti
memory,
oleh pengguna.
audio,
(interprocess untuk
2.
3.
dan
IPC
communication)
mengatur
aplikasi
dan
yang
sama
5. Application Android
telah
menyertakan
keamanan. Kernel juga bertindak
aplikasi inti (native) seperti email
sebagai lapisan abstrak antara
client, map, SMS, kalender, dan
hardware dan software.
lainnya. Semua aplikasi tersebut
Libraries
ditulis
Android menyertakan libraries C /
pemrograman Java. Pada layer
C++
inilah
yang
digunakan
oeleh
menggunakan
developer
bahasa
menempatkan
berbagai komponen dari sistem
aplikasi yang dibuat.
android.
Saat ini operasi android memiliki
Android Runetime
beberapa versi, versi terbaru (sampai
Android terdiri dari satu set core
tulisan ini dibuat) adalah versi 4.3 (Jelly
libraries
Bean).
yang
menyediakan
sebagian besar fungsi yang sama
4.
framework).
3. METODE PENELITIAN
dengan yang terdapat pada core
3.1 Jenis Dan Sumber Data
libraries
3.1.1 Jenis Data
bahasa
pemrograman
Java. Setiap aplikasi menjalankan
Dalam penulisan tugas akhir ini,
prosesnya sendiri dalam android,
penulis menggunakan jenis data
dengan
kualitatif. Jenis data ini tidak
mesin
virtual
Dalvik
(Dalvik VM).
dapat diukur secara sistematis
Aplikasi Framework
sehingga tidak dapat ditentukan
Pengembang memiliki akses penuh
nilainya, dalam hal ini data yang
menuju API framework yang sama
digunakan dalam bentuk studi
dengan
oleh
kasus tentang bagaimana cara
aplikasi inti. Arsitektur aplikasi
belajar anak tunarungu untuk
dirancang agar komponen dapat
mengenal bahasa dan berbicara.
yang
digunakan
digunakan kembali (reuse) dengan mudah.
Setiap
memanfaatkan
aplikasi kemampuan
dapat ini
3.1.2 Sumber Data
Adapun jenis sumber data yang
Dalam penelitian ini narasumber
digunakan dalam penulis tugas
yang penulis wawancarai adalah
akhir ini yaitu:
Ibu Sulisnuryati, S.Pd, dan Ibu
1.
Data Primer
Innik Haniati selaku guru kelas
Data yang diperoleh secara
di SLB Negeri Semarang.
langsung dari sumber atau yang
menjadi
objek
Dalam penelitian ini penulis
dan
melakukan pembagian kuisioner
dicatat. Dalam hal ini adalah
kepada guru kelas dan beberapa
data
orang tua siswa/i tunarungu di
penelitian,
2.
3.2.3 Kuisioner
di
diamati
SLB-B
Negeri
Semarang.
SLB N Semarang. Kuisioner ini
Data Sekunder
mengacu tentang pencarian minat
Data yang diperoleh penulis
orang tua dan guru terhadap
dalam bentuk yang sudah jadi
media
yang bersifat informasi, baik
digunakan untuk mengajarkan
dari internet maupun literatur
kata – kata terhadap penyandang
yang
tunarungu. Kuisioner ini juga
berhubugan
dengan
belajar
yang
dapat
tema yang diambil penulis.
bertujuan mencari tahu seberapa
3.2 Metode Pengumpulan Data
besar minat guru dan orang tua
Dalam penyusunan laporan tugas akhir
siswa terhadap aplikasi yang telah
ini,
penulis ujikan.
penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data sebagai berikut :
3.2.4 Studi Pustaka Metode studi pustaka ini penulis
3.2.1 Observasi Dalam penelitian ini penulis
gunakan untuk mendapatkan data
melakukan pengamatan terhadap
dengan
siswa tunarungu dan pengajar
perpustakaan
disaat
toko-toko buku dengan membaca
proses
berlangsung
di
belajar
yang
dalam
kelas.
cara
mengunjungi
universitas,
buku-buku,
dan
jurnal-jurnal
Penulis mengamati bagaimana
penelitian
cara pengajar dalam mengajar
referensi yang terkait dengan
siswa tunarungu yang masih
tunarungu
berusia dini.
android.
3.2.2 Wawancara
serta
dan
referensi-
pemrograman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
benda yang ditampung dalam sebuah
4.1 Pendefinisian Masalah
database. Pengguna pada saat membuka
Bagi penyandang tunarungu yang
aplikasi akan masuk pada halaman
masih berusia dini tentunya sangatlah
homescreen. Setelah menyentuh layar
perlu upaya untuk menambah kosakata
pada homescreen maka pengguna akan
yang dimilikinya. Salah satu alternatif
masuk ke halaman menu yang menunya
cara
menggunakan
antara lain adalah Materi, Tentang, dan
media kamus yang bersifat visual
Keluar. Ketika pengguna menekan
sebagai
dengan
tombol Materi, maka muncul berbagai
menggunakan video untuk mengajari
kategori kata benda pada halaman baru.
bagaimana cara pelafalan atau gerakan
Setelah memilih salah satu kategori,
isyarat tangan dari sebuah kata dan
maka muncul macam – macam kata
menggunakan
benda pada halaman baru sesuai dengan
adalah
dengan
contoh
yaitu
gambar
sebagai
penggambaran bentuk asli dari kata
kategori
tersebut.
pengguna memilih salah satu kata
Salah satu metode pengajaran yang sering
digunakan
tunarungu Materna
untuk
adalah
dipilih.
Kemudian
benda, maka akan muncul gambar pada
mengajar
halaman baru yang menggambarkan
metode
bentuk dari kata benda tersebut. Pada
dengan
Refleksi.
yang
Aplikasi
ini
halaman gambar terdapat tiga tombol
merupakan alat bantu belajar bagi
yaitu dua tombol yang berfungsi
penyandang tunarungu khususnya yang
menampilkan/memainkan video isyarat
masih
dengan
tangan dan video pengucapan yang
menggunakan metode Materna Refleksi
dipilih sesuai dengan kata yang dipilih
yang diterapkan pada piranti bergerak
pada halaman kata dan tombol yang
berbasis
Android.
berfungsi untuk kembali ke halaman
aplikasi
Kamus
berusia
dini
Batasan Visual
dalam berbasis
Android ini adalah aplikasi hanya menampilkan
gambar
dan
video
menu. 4.3 Analisa Kebutuhan User Dalam pembangunan aplikasi Kamus
pengucapan serta video isyarat tangan
Visual
dari berbagai macam kata benda.
Refleksi yang diterapkan pada ponsel
4.2 Perancangan Sistem
dengan
metode
Materna
berbasis Android tentunya diperlukan
Aplikasi Kamus Visual ini berupa
analisa
mengenai
apa
saja
yang
aplikasi edukasi berbasis Android yang
dibutuhkan oleh pengguna dalam hal ini
menampilkan berbagai macam kata
penyandang tunarungu khususnya yang
masih berusia dini yang menggunakan aplikasi ini. Pengguna memerlukan suatu sistem yang mencakup : 1.
Deskripsi visual berupa gambar dari berbagai kata benda dalam bahasa Indonesia.
2.
Menampilkan video pengucapan dari berbagai kata benda dalam
Gambar 4.3 : Halaman Kategori
bahasa Indonesia. 3.
Menampilkan video gerak isyarat tangan dari berbagai kata benda dalam bahasa Indonesia.
4.4 Tampilan Aplikasi
Gambar 4.4 : Halaman Kata
Gambar 4.2: Homescreen
Gambar 4.5 : Halaman Gambar
Gambar 4.2: Halaman Menu
Gambar 4.6 : Halaman Video
2.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan
yang
didapat
bahwa
Perbaikan tampilan pada masalah resolusi
layar
berbeda
agar
perangkat tidak
yang timbul
aplikasi Kamus Visual dapat dijadikan
kerusakan
suatu media bantu belajar alternatif di
aplikasi
luar jam sekolah. Namun dari hasil
perangkat yang berbeda resolusi.
kuisioner sebagian besar responden
3.
lebih cenderung menginginkan suatu
tampilan ini
apabila
diterapkan
pada
Perlu diperbanyak kategori kata dan kosakata baru.
media belajar yang berbentuk game
4.
Perbaikan kualitas video, untuk
untuk tunarungu yang masih berusia
video
dini. Dengan adanya aplikasi ini,
mendekat ke arah bibir agar gerak
diharapkan
lidah juga terlihat dengan jelas.
dapat
membantu
pengucapan
penyandang tunarungu khususnya yang
DAFTAR PUSTAKA
masih berusia dini untuk mengenal
[1]
agar
lebih
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi
banyak kata khususnya kata benda.
dan Pendidikan Anak Luar Biasa.
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan
Jakarta : LPSP3 UI.
dapat membantu orang tua untuk
[2]
Rungu Berkomunikasi.
mengajarkan kepada anak tunarungu [3]
berbicara dan berbahasa.
Al Awfa, Fatimah. 2011. Cara Tuna
Kus Darwanto, Putut. BELAJAR DENGAN METODE MATERNA
5.2 Saran Perbaikan dan penyempurnaan aplikasi
REFLEKTIF : Upaya Peningkatan
Kamus Visual ini sangat penting untuk
Penguasaan Bahasa Bagi Anak
lebih memaksimalkan fungsi aplikasi
Tunarungu
ini
Karanganyar.
khususnya
tunarungu.
untuk
Untuk
penyandang itu,
dalam
[4]
Suranto.
di
SLB-B
Hubungan
Pawestri
antara
perkembangannya perlu di tambahkan
kemampuan komunikasi dan rasa
beberapa poin untuk menunjang agar
percaya diri dengan sosialisasi anak
aplikasi ini dapat berjalan lebih baik.
tuna rungu wicara di SLB-B YRTRW
1.
Surakarta tahun 2005/2006.
Perlu perbaikan desain tampilan, dibuat
lebih
menarik,
dan
[5]
Nova, Sri. 2009. Sekolah Luar Biasa
sederhana tapi padat agar lebih
YPAC Di Semarang. Semarang :
meningkatkan minat belajar dan
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
mempermudah pengoperasian oleh
UNDIP.
anak tunarungu maupun orang tua.
[6]
Hernawati, Tati. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA DAN BERBICARA
ANAK
TUNARUNGU. Bandung : UPI. [7]
Mulyadi, ST. 2010. Membuat aplikasi untuk
Android.
Yogyakarta
:
Multimedia Center Publishing. [8]
Hermawan
S,
Stephanus.
2011.
Mudah Membuat Aplikasi Android. Yogyakarta : ANDI. [9]
S.
Pressman,
Roger.
Software
Engineering. [10] Dodit Suprianto & Rini Agustina, S.Kom, M.Pd. 2012. Pemrograman Aplikasi
Android.Yogyakarta
:
MediaKom. [11] I – CHAT ( I Can Hear And Talk) diakses dari http://app.i-chat.web.id/ [12] Android and iOS Surge to New Smartphone OS Record in Second Quarter,
According
to
IDC
http://www.idc.com/getdoc.jsp?contai nerId=prUS23638712
diakses pada
bulan Desember 2012 [13] Wikipedia “Android” diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Android_ %28sistem_operasi%29 pada tanggal 20 September 2013