Warta Kebun Raya 11(1), Mei 2011
Sonneratia caseo/aris : JENIS MANGROVE YANG HI OUP 0 1 KE BUN RAYA BOGaR
Sahromi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LlPI, JI. Ir.H. Juanda 13, Bogor 16003 e-mail:
[email protected]
One of mangrove species which tolerant to low salinity is Sonneratia caseo/aris. Th is species grows in Bogor Botanical Garden with a good survival. One individua l planted in 1970 as the first collection, and two individuals planted in 2006. Those species grow well in ex situ habitat (out of their natural habitat), due to the suitable environment resemble to their natural habitat. This species tolerant to low salinity, has function to prevent abrasion in their natural habitat. Out of natura l habitat, it can be used to prevent erosion in a river bank or lakes and slope lands with high erosion class.
Pendahuluan
mangrove berbatasan dengan darat dan jangkauan air pasang tertinggi sehingga ekosistem i n i
Mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jen is tumbuhan yang membentuk
merupakan daerah transis i d a n karenanya dipengaruh i oleh faktor-faktor laut da n darat.
komunitas tersebut di daerah pasang surut. -Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruh i oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat surut. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang sali ng berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove. Me nu rut LlP I dan Perhutan i {1984} ekos istem
22
Hutan mangrove mempunyai fungsi yang kompleks. Menurut Saenger et 01. {1981} dalam Irwan {1992L fungsi hutan mangrove dapat dikelom pokkan menjadi fungsi fisik, fungsi biologi, dan fungs i ekonomi yang pot ensial. Fungsi f isik hutan mangrove adalah untuk menjaga garis pantai agar tetap sta bU, mempercepat pe rluasan lahan, melindungi pantai dan tebing sunga i.
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
a/., 1999). Jenis ini dapat ditemukan
Fungsi biologi mangrove antara lain sebagai tempat
(Haehinohe et
benih-benih ikan, udang dan ke rang-kerang dari lepas
pada zonasi ke arah d: lam dari zonasi yang paling
pantai, tempat bersarangnya burung-burung besar,
dekat dengan laut. Tetapi, menu rut Bengen (2003)
dan sebagai habitat alami bagi banyak jenis biota.
Jenis ini bersama-sama Avicennia spp menempati
Sedangkan fungsi ekonomi potensial hutan mangrove
zonasi paling depan yaitu daerah yang paling dekat
antara lain dapat digunakan sebagai lahan untuk
dengan laut pada salah satu tipe zonasi hutan
tambak, tempat pembuatan garam, tempat rekreasi,
mangrove di Indonesia (Bengen,2003). Diperkirakan
dan penghasil kayu.
jenis ini toleran terhadap tingkat salinitas yang
Bengen (2003) mengelompokkan struktur vegetasi hutan mangrove atas dua belas genera tumbuhan
beragam; tawar, payau, dan saline.
KarakteristikSonneratia caseo/aris
berbunga yang termasuk kedalam delapan famili meliputi pohon-pohon dan semak (Avicennia,
Sonneratia caseo/aris dikenal dengan
Sonneratia,
Ceriops,
pedada/pidada merah atau mangrove apple. Pedada
Lumnitzera, Laguncu/aria, Aegiceras,
merupakan salah satu jenis mangrove yang tumbuh
Xy/ocarpus,
Rhizophora,
Bruguiera,
nama
pada bagian yang kurang asin, pada tanah lumpur
Aegiati/is, Snaeda, dan Conocarpus).
Vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, dengan jumlah jenis tereatat sebanyak 202 jenis yang terdiri atas 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis Itana, 44 jenis epifit, dan 1 jenis sikas. Namun demikian hanya terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove. Paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati
yang dalam, seringkali sepanjang sungai keeil dengan air yang mengalir pelan dan terpengaruh pasang surut. Jenis ini tidak pernah tumbuh pada pematang atau daerah berkarang. Pedada berbentuk pohon dengan ketinggian meneapai 15
m,
memiliki akar
napas seperti kerueut yang banyak dan sangat kuat. Ujung eabang/ranting terkulai dan berbentuk segi empat pada saat muda (Haehinohe ata/., 1999).
penting/dominan yang termasuk ke dalam empat
Ciri jenis ini diantaranya yaitu tipe buah yang normal
famili : Rhizophoraeeae (Rhizophora, Bruguiera, dan
yaitu untuk memperbesa r peluang hidup di lapangan
Ceriops), Avieenniaeeae (Avicennia), Sonneratiaeeae
harus dilakukan penaburan (semai keeambah). Jenis
(Sonneratia) dan Meliaeeae (Xy/ocarpus).
ini bertipe biji rekalsitran yaitu akan tumbuh seeara
Seeara umum karakteristik vegetasi mangrove banyak dipengaruhi oleh kadar garam yang tinggi. Namun, ada pula jenis-jenis mangrove yang dapat beradaptasi terhadap kadar garam rendah. Salah satu jenis mangrove dapat tum,puh dengan baik pada air dengan salinitas rendah/tawar adalah jenis
kontinyu tanpa dormansi. Daun tunggal, berhadapan, bundar telur terbalik atau memanjang, dengan pangkal bentuk baji dan ujung membulat atau tumpul. Tangkai daun pendek dan seringkali kemerahan. Sonneratia caseo/aris memiliki bunga berwarna merah
famili
dan mahkotanya berwarna hijau biru. Perbungaan
Sonneratiaeeae yang merupakan salah satu suku
sendirian atau berkelompok hingga 3 kuntum di ujung
dominan yang membentuk struktur vegetasi
ranting. Benangsari sangat banyak, panjang 2,5-3,5
mangrove . Jenis lain dari mangrove yang toleran
em, putih dengan pangkal kemerahan, lekas rontok .
terhadap air tawar adalah Duabanga grandi/lora dan
Tangkai putik besar dan panjang, tetap tinggal sampai
Duabanga mo/uccana B/ume (Sonneratiaeeae), dua
lama. Bunga pidada merah mekar di malam hari.
jenis ini tumbuh di Kebun Raya Bogor sebagai koleksi.
Bunga ini mengandung banyak nektar, yang disukai
Sonneratia
caseo/aris,
termasuk
Sonneratia caseo/aris merupakan salah satu jenis
mangrove yang tumbuh pada bagian yang kurang asin
oleh
kelelawar dan
menyerbukinya (Giesen
ngengat, yang datang
et a/,2006)
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
umber: Bengan, 2003.
Jenis Sonneratia ini mempunyai ciri khas mempunyai
Juni dan bulan September sampai November. Dalam
perakaran yang berbentuk eakar ayam yang tumbuh
penentuan buah matang, berdasarkan
ekstensif menyamping (horizontal) serta memiliki
pengalamannya,
akar napas seperti kerueut/pasak yang banyak dan
berpendapat ba h wa
kuat, sehingga dapat berfungsi sebagai sabuk hijau
berdasarkan warna buah pada jenis S. caseo/aris
pengaman (green belt) bagi daratan dari abrasi pantai
sangat tidak jelas, seh ingga kemungkinan dapat
dan perembesan air laut. Disamping itu akarnya
diperkirakan dari ukuran buah nya, dimana buah yang
berfungsi untuk mendukung atau memperkokoh
berbentuk bola gepeng dan ke ras beru kuran
berdirinya pohon tersebut dan berfungsi juga untuk
diameter 6-8 em dia nggap sudah eukup matang. Buah
mengambil unsur hara dan menahan sedimen.
yang matang akan terlepas dari kelopak dengan
Haehinohe at 01. indikasi
buah
hasil
(1999)
masak
sendirinya dan jatuh ke tanah , buah tersebut
Pembungaan dan Perkembangan Kemasakan Buah Jen is
s. caseolaris
pada habitatnya mengalami dua
periode pembuahan yaitu pada bulan April sampai
mengapung di air dan buah tersebut mudah dihaneurkan dengan air maupun tangan . Buah matang setelah 3 atau 4 bulan set elah berbunga (Anwar,1997)
Gambar 2. Buah S. caseo/aris yang telah Masa k
24
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
Hasil pengamatan di Kebun Raya Bogor buah S.
mangrove) karena sistem perakarannya. Departemen
caseo/aris yang masak dicirikan dengan warna hijau
Kehutanan
kekuning-kuningan, mengalami masa pembungaan
karakteristik fisik hutan mangrove membantu
dan pembuahan antara September -
menekan terjadinya
Desember.
(1992)
(fl engemukakan
bahwa
pengikisan (abrasi) dan
Menurut Hachinohe et at. (1999) buah S. caseo/aris
pengrusakan pantai. Akar-akar beragam pohon yang
yang sudah masak fisiologis akan terdiri dari
kokoh dapat meredam pengaruh gelombang serta
beberapa bagian, yaitu : tangkai buah berfungsi
tahan perendaman dengan kadar garam yang
sebagai tempat menempelnya buah, kel opa k buah
bermacam-macam. Selain itu akar-akar mangrove
berfungsi sebagai penghubung buah dengan
dapat menahan lumpur sehingga lahan mangrove
tangkainya dan buah berfungsi sebagai tempat
semakin luas keluar, mempercepat terbentuknya
berkembangnya benih.
tanah timbul. Fungsi untuk perlindungan ini dapat diterapkan di
Pemanfaatan
luar habitatnya yaitu untuk perlindungan sempadan Buahnya dapat dimakan, demikian pula daunnya yang
sungai, sempadan danau, lahan yang mengalami
muda, untuk dilalap. Buah ini pun sering dimakan
gangguan, lahan yang bebas gangguan, lahan dengan
mentah, atau dimasak sebagai campuran ikan. Buah
kemiringan tinggi dan lahan dengan kelas erosi yang
rambai (pidada merah) dijadikan sebagai bahan
tinggi.
ramuan bedak dingin di Kalimantan Selatan (Heyne,1987) . Daging buah kekuningan rasanya I
masam asin, buah yang matang masih dalam keadaan segar berbau wangi, tetapi ketika buah mulai busuk menimbulkan bau tak sedap.
Koleksi Sonneratia caseo/aris di Kebun Raya Bogor Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor yang secara umum mempunya i tugas dan fungsi untuk
Nilai ekonomi dari jenis ini rendah dibandingkan
melakukan inventarisasi dan konservasi tumbuhan
dengan nilai ekologinya. Kayunya berkualitas rendah ,
tropika dalam bentuk kebun raya telah melakukan
dan hanya kadang-kadang digunakan sebagai kayu
pengoleksian jenis Sonneratia caseo/aris . Satu
api. Akar napasnya relatif lunak dan banyak
individu merupakan koleksi pertama yang ditanam
mengandung rongga renik di dalamnya, sehingga
pada tahun 1970, asal tanaman berasal dari Jawa,
kerap digunakan sebagai pengganti gabus untuk
terletak di lokasi vak 11.0.64., di tanam di pinggir
membuat tutup botol, bola cock, dan juga bagian
sempadan kolam.
dalam sol sepatu (Heyne,1987; Giesen et a/,2006)
Koleksi
pertama
hanya
satu
i ndividu,
Buah pedada merupakan sumber pakan untuk
memperlihatkan profil fisik nampak tua, dan belum
monyet ekor panjang ("1.acaca jascicu/aris) di Suaka
diketahui umur fisiologis dari jenis ini, maka pada
Marga Sa twa Muara Angke Jakarta. Dahan, ranting,
tahun 2006 dilakukan penambahan koleksi sebanyak
daun, dan buahnya yang jatuh ke perairan sekitarnya
dua individu. Asal tanaman untuk koleksi kedua ini
merupakan serasah yang subur untuk pakan ikan dan
merupakan bibit hasil percobaan perkecambahan
biota air lainnya.
dan transplanting yang dilakukan di Kebun Raya,
Di habitatnya jenis ini mempunyai fungsi utama untuk menahan abrasi air laut, perembesan air laut, dan mempercepat tanah timbul (memperluas lahan
sumber biji/benih berasal dari Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta Utara, ditanam di pinggir aliran air saluran kecil, terletak di lokasi vak XXIV.A.
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
Gambar 3. Koleksi Sonneratia caseo/aris yang ditanam pada tahun 2006
Kondisi koleksi pertama memperlihatkan batang
Pada tahap perkeeambahan digunakan eara sungkup
utama dan batang pereabangan nampak kering
pada bak perkeeambahannya dan "diberi penyiraman
memungkinkan karena umurnya yang di atas 40
yang teratur, kondisi in i akan menghasilkan suhu dan
tahun, tetapi masih memperlihatan kesintasan yang
kelembaban yang tinggi yaitu suhu 31°( dan
baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kelembaban 90,5%. Kondisi ini sesuai dengan habitat
kesintasannya ini karena jenis ini toleran terhadap
aslinya bersuhu relatif panas yaitu daerah sekitar
tingkat salinitas yang berbeda-beda. Kondisi koleksi
pesisir pantai dan udara sekitar lantai tanahnya
kedua yang terdiri dari dua individu memperlihatkan
mempunyai kelembaban tinggi karena pengaruh
kemampuan tumbuh (vigor) dan kesintasan yang
genangan air. Pada tahap transplanting digunakan
tinggi, tinggi pohon meneapai 13 meter, dan akar
eara perendaman, karena pada habitatnya jenis ini
pasak yang tumbuh ke samping (horizontal) sudah
tumbuh pada daerah yang mengalami genangan yang
meneapai sekitar 5 meter. Adaptasi dari koleksi
teratur. Untuk penanaman di lapangan yaitu di pinggir
Sonneratia caseo/aris yang baik ini diperkirakan
sungai kecil dengan tanah berlumpur seperti pada
karena kondisi lingkungan yang menyerupai habitat
habitat aslinya.
aslinya yaitu di ping~ir kolam/ sungai keeil dengan jenis tanahnya berlumpur dan pH 6,2, disampingjenis ini toleran terhadap air tawar (Haehinohe at a/., 1999). Pada habitat aslinya jenis ini tumbuh pada jenis tanah berlumpur, berlempung atau berpasir.
26
Penutup Sonneratia caseo/aris merupakan jenis yang toleran
terhadap beragam tingkat salinitas (tawar, payau, saline) dan tumbuh dengan kesintasan yang baik di
Faktor yang menentukan keberhasilan kesintasan
luar habitatnya. Jenis ini mempunyai tipe buah
atau
dari
normal dan berukuran kecil, untuk memperbesar
perkeeambahan, transplanting, penanaman di
peluang hidupnya perlu dilakukan penaburan (semai
lapangan sampai jenis ini tumbuh mandiri adalah
keeambah). Jenis ini dapat diperbanyak di luar
membuat memodifikasi kondisi lingkungannya
habitatnya untuk mefl dukung rehabilitasi vegetas i
seperti habitat aslinya (Sahromi,2006).
hutan mangrove.
adaptasinya
dari jenis
mulai
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
Upaya
rehabilitasi
da n konser vasi
ini akan
Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren and L. Scholten,
mengembalikan fungsi ekologis bagi keseimbangan
2006. Mangrove Guidebook for Southeast
ekosistem dan dapat mengembalikan pemberdayaan
Asia. RAP Publication 2006/07. FAa and
fungsi ekonomi potensial dari hutan mangrove.
Wetlands
Menurut Kusmana (1995) dengan melakukan
Http://id. wikipedia.org/wiki/Pidada merah.
rehabilitasi komponen vegetasi ini, akan mencakup
Diakses 17 Maret 2011 .
pula rehabilitasi komponen daratan (tanah), perairan (air), dan fauna.
~
International . pp.256-257.
Hachinohe, H., Suko a dan Ida A. 1999. Nursery Manual For Mangrove Species. Ministry of
Kebun Raya Bogor sebagai Pusat Konservasi
Forestry and Estate Crops, Indonesian and
Tumbuhan mempunyai peran untuk mendukung
Japan International Cooperation Agency.
upaya rehabilitasi dan konsevasi hutan mangrove . Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat budidaya perbanyakan (permudaan buatan) Sonneratia caseo/aris. Permudaan buatan ini
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta.HaI1475-1476.
Http://id. wikipedia.org/wiki/Pidada merah. Diakses 17 Maret 2011 .
merupakan faktor pendukung untuk keberhasilan atau kemapanan penanaman untuk rehabilitasi dan
Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan arganisasi
konservasi hutan mangrove.
Ekosistem
Komunitas dan
Lingkungan. Buni Aksa ra. Jakarta.
Daftar Pustaka Anwar. 1997. Pengaruh Pemberian Naungan di Persemaian Terhadap Pertumbuhan Semai Mangrove.
Kusmana, C. 1995. Teknik Rehabilitasi Kerusakan Ekosistem Mangrove.Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Buletin Teknologi Pengelolaan
MAB-LlPI dan Perum Perhutani. 1984. Laporan Telaah
DAS nomor IV volume I. Balai Teknologi
Tata Guna Ekosistem Mangrove Pantai Utara
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Surakarta.
Jawa Barat. Tidak diterbitkan. 28 hal.
Surakarta. Sahromi. 2006. Bengen, . D.G. 2003. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPPL-IPB. Bogor.
Pengaru h Media Semai dan
Penambahan NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Vegetasi
Mangrove Sonneratia
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1992.
caseo/aris.Skripsi. Departemen Konservasi
Indonesia. Departemen
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas
Hutan Bakau di
Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.
Kehutanan -IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.