FENOMENA HAIR DYING DALAM KAJIAN HADIS Arif Nursihah STAINU Tasikmalaya Email:
[email protected] Abstrak: Hadis-hadis yang menganjurkan untuk menyemir rambut yang beruban, jika ditelusuri sabab wurud-nya, berasal dari kasus Abu> Bakr al-S{iddi>q yang membawa ayahnya, Abu Quh}a>fah. Rambut dan jenggot Abu> Quh}a>fah telah memutih bak tumbuhan thaghamah yang buahnya putih menyerupai uban. Dari itu, Nabi SAW memerintahkan kepada isteri Abu> Quh}a>fah untuk mengubah warnanya, dengan tidak menggunakan warna hitam. Setelah peristiwa ini, Abu Quh}a>fah dijuluki Abu> Qata>dah sebagai orang muslim pertama yang mengecat rambutnya. Penelitian kajian teks ini bertujuan untuk memberikan garis yang jelas mengenai hukum menyemir rambut, baik yang menganjurkan menyemir uban dan yang melarang menyemir rambut dengan warna hitam hanyalah bersifat temporal dan lokalistik (tidak universal). Fenomena hair dying dikaji dengan cara mendialogkan antar pendapat atau fatwa para fuqoha dan ulama madzhab (rival explanation) sebagai corak yang ada dalam penelitian kepustakaan (library research). Data-data yang dikumpulkan diambil dari berbagai referensi; baik referensi primer, sekunder, maupun data pendukung. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan cara content analysis (analisis isi). Hasil penelitian ini bahwa tradisi mewarnai rambut dengan berbagai tujuannya, telah dilakukan ribuan tahun yang lalu semenjak peradaban Mesir Kuno sebelum Masehi. Adalah Abu> Quh}a>fah, ayah Khalifah pertama, yang melakukan praktek ini dari kalangan Muslim atas dasar perintah Nabi. Nabi dalam hadisnya banyak menyebut semir rambut, baik berupa anjuran, larangan bahkan ancaman. Hadis-hadis tersebut idealnya dibaca konteks keluarnya, untuk dipadankan dengan konteks kekinian. Pada akhirnya, ternyata hadis-hadis tersebut tepat bila tidak dipahami secara universal, melainkan temporal.
Kata Kunci: semir rambut; pewarna hitam; spirit; temporal PENDAHULUAN Fenomena hair dying (baca: semir rambut) yang semakin tren pada abad ke-21 ini, sebenarnya bukan merupakan hal baru. Sejarah merekam bahwa praktek tersebut telah dilakukan oleh umat manusia semenjak empat ribu tahun silam. Mesir Kuno sebagai sebuah bangsa berperadaban tinggi, telah memulai tradisi ini dengan menggunakan bahanbahan yang masih sangat sederhana, yakni dengan tumbuh-tumbuhan penghasil warna. Hal ini terbukti, bahwa Ratu Ses dari Dinasti II Mesir Kuno (2700-2650 SM), sering menyemir rambutnya dengan warna merah keemasan yang dihasilkan dari tanaman hinna>’. Begitupun Ratu Cleopatra, ia seringkali mempercantik rambutnya dengan warna favorit yang sering digunakannya adalah biru indogo.1 Kebiasaan mewarnai rambut ini terjaga dan lestari dari masa ke masa para utusan. Dari itu, tidak heran jika orang yang pertama kali mewarnai rambutnya menurut Ibn H{ajar 1
Bangsa Mesir Kuno menggemari warna kuning keemasan dari jenis henna, karena mereka adalah penyembah Dewa Ra, Dewa Matahari, yang notabene bersinar keemasan. Lihat Kusumadewi, Rambut Anda dan Penataannya (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 56-57.
83
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
al-Athqala>ni> adalah Fir’aun yang hidup pada masa Nabi Mu>sa> As, dengan menggunakan warna hitam. Selanjutnya dari kalangan orang Arab, adalah Abdul Mut}allib, kakek Nabi Muhammad Saw. yang pertama kali mewarnai rambutnya dengan warna hitam.2 Tren hair dying yang kembali populer di Eropa dan Amerika pada tahun 1895 ini3, baru membudaya di Indonesia pada 1978.4 Perilaku ini tidak terlalu diperdebatkan oleh kalangan pemikir Islam di Indonesia tentang kebolehannya. Hanya saja, sebagian melihat bahwa fenomena ini seolah menyalahi naturalisme warna rambut pemberian Tuhan. Di samping itu, rambut dengan warna yang tak biasa di kepala orang Indonesia, misalnya merah ataupun kuning melabelkan moral yang rendah, dianggap “brandal” dan sebagainya yang mengkonotasikan negatif. Berdasarkan alur sejarah pewarisan tradisi yang cukup panjang dan penilaian yang beraneka, sebenarnya fenomena ini lebih tepat pemahamannya jika diruntut dari teks agama yang melambangkannya. Teks tersebut tiada lain adalah hadis. Hadis Nabi banyak membicarakan tentang topik semir rambut ini dengan kandungan yang majemuk, mulai dari anjuran untuk mengubah warna rambut, larangan bahkan ancaman bagi pelakunya. Perbedaan kandungan hadis tersebut perlu didekati dengan penelitian sanad dan matan, sehingga memberikan pemahaman yang tepat. Dari itu, tulisan ini akan memuat sekelumit fenomena semir rambut berdasarkan perspektif hadis. Varian Sanad dan Matn al-H{adi>th tentang Semir Rambut Hadis-hadis yang membicarakan tentang semir rambut tergolong banyak dengan berbagai variasi jalur dan redaksi matn. Jika diklasifikasikan berdasarkan kandungannya, maka hadis-hadis tersebut terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu: Anjuran mengubah warna rambut yang beruban a.
Riwayat Muslim
ال أتِ َى ِِبَِب ق َحافَةَ أ َْو َجاءَ َع َام َ َالزبَ ِْي َع ْن َجابِر ق ُّ َخبَ َرَن أَبو َخْي ثَ َمةَ َع ْن أَِب ْ َحدَّثَنَا ََْي َي بْن ََْي َي أ ال « َغِِيوا َه َذا َ َالْ َفْت ِح أ َْو يَ ْوَم الْ َفْت ِح َوَرأْسه َو ِِلْيَ ته ِمثْل الثَّغَ ِام أَ ِو الثَّغَ َام ِة فَأََمَر أ َْو فَأ ِمَر بِِه إِ َل نِ َسائِِه ق .» بِ َش ْىء
5
2
Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H{ajar al-Athqala>ni>, Fath} al-Ba>ri> bi> Sharh} S{ah}i>h al-Bukha>ri> (Beirut: Da>r al-
Fikr), 548. 3
Awalnya, bagi umat Kristiani Eropa, semir rambut. khususnya henna, tidak begitu dikenal. Hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa Judas Eskariot, yang dalam kitab Injil dinyatakan sebagai pengkhianat Nabi Isa, memiliki rambut yang berwarna merah. Akan tetapi, pada tahun 1895dengan kemunculan berbagai penyanyi dan public figure yang menggunakan sejumlah pewarna rambut, khususnya merah, aktivitas mewarnai rambut kembali populer di Eropa dan Amerika. Perhatikan Raharjo dkk, Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Modern (Jakarta: Institut Andragogi Indonesia, 1986), 163. 4 http://pasaronlineforall.blogspot.com/2010/12/fenomena-hair-dying-menyemir-rambut.html, diakses pada 15 April 2013. 5 Abu> al-H{usayn Muslim Ibn al-H{ajja>j, S}ah}i>h} Muslim (Beirut: Da>r al-Fikr, 1993), 319. Lihat juga Muslim, S}ah}i>h} Muslim dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b fi> s}ibghi al-sha‘r wa taghyi>r al-shayb”, vol. VI, hal. 155, no. 5630.
84
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
Artinya: “Diriwayatkan dari Yah}ya Ibn Yah}ya, dari Abu> Khaythamah, dari Abu> alZubayr, dari Ja>bir, bahwa Abu> Quh}af> ah pernah dibawa menghadap kepada Rasulullah pada saat Fath} al-Makkah sementara rambut dan jenggotnya seperti thagha>mah. Kemudian Rasul memerintahkan kepada isteri-isterinya, ‘ubahlah ini dengan sesuatu’.”
ِاّلل ِ َّوح َّدثَِن أَبو الط َّ الزبَ ِْي َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد ُّ اّللِ بْن َوْهب َع ِن ابْ ِن جَريْج َع ْن أَِب َّ اه ِر أَ ْخبَ َرَن َعْبد ََ ِ ِ ِ َ َق صلى هللا عليه- ِاّلل َ اضا فَ َق َّ ال َرسول ً َال أت َى ِِبَِب ق َحافَةَ يَ ْوَم فَتْ ِح َم َّكةَ َوَرأْسه َوِلْيَ ته َكالثَّغَ َامة بَي 6.» «غِيوا هذا بِشىء واجتنِبوا السواد- وسلم َ ْ َ ْ َ َ َ َِ َ َ َّ b.
Riwayat Abu> Da>wud
َْحَد بْن َسعِيد ا ْْلَْم َد ِانُّ قَالَ َحدَّثَنَا ابْن َوْهب َحدَّثَنَا ابْن جَريْج ْ الس ْرِح َوأ ْ َحدَّثَنَا أ َّ َْحَد بْن َع ْم ِرو بْ ِن َِّ الزب ِي عن جابِ ِر ب ِن عب ِد ِال أتِى ِِبَِب قحافَةَ ي وم فَ ْت ِح م َّكةَ ورأْسه و ِِلي ته َكالثَّغَامة ْ َ ْ َ ْ َ ْ َُّ َع ْن أَِب َ َْ َ َ َْ َ َ َ َ َ َ َاّلل ق َِّ ال رسول 7 .» الس َو َاد َّ اجتَنِبوا ً َبَي ْ « َغِِيوا َه َذا بِ َش ْىء َو-صلى هللا عليه وسلم- اّلل َ َ اضا فَ َق c.
Riwayat al-Nasa>’i>
الزبَ ِْي َع ْن َجابِر َ َال َحدَّثَنَا ابْن َوْهب ق َ ََخبَ َرَن يونس بْن َعْب ِد األ َْعلَى ق ُّ َخبَ َرِن ابْن جَريْج َع ْن أَِب ْ ال أ ْأ ِ ِ ِ َ َق صلى هللا عليه- ِاّلل َ اضا فَ َق َّ ال َرسول ً َال أت َى ِِبَِب ق َحافَةَ يَ ْوَم فَتْ ِح َم َّكةَ َوَرأْسه َوِلْيَ ته َكالثَّغَ َامة بَي 8.» «غِيوا هذا بِشىء واجتنِبوا السواد- وسلم َ ْ َ ْ َ َ َ َِ َ َ َّ d.
Riwayat al-Tirmidhi>
ِال رسول هللا َ َح ََ َّدثَنَا ق تَ ْي بَة َحدَّثَنَا أَبو ع َوانَة َع ْن ع َمر بْ ِن أَِب َسلَ َمة َع ْن أَبِْيهِ َع ْن أَِب هَريْ َرة ق ْ َ َ َ ق: ال ِ ب َوَل تَ َشبَّه ْوا الْيَ ه ْوَد َ صلى هللا عليه و سلم َغ ِيْوا الشَّْي
9
6
Abu> al-H{usayn Muslim Ibn al-H{ajja>j, S}ah}i>h} Muslim (Beirut: Da>r al-Fikr, 1993), 319. Lihat juga Muslim, S}ah}i>h} Muslim dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b fi> s}ibghi al-sha‘r wa taghyi>r al-shayb”, vol. VI, hal. 155, no. 5631. 7 Abu> Da>wud al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>wud (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), vol. II, “Ba>b fi> alKhid}a>b”, 295. Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada Sunan Abi> Da>wud, vol. II, “Ba>b fi> al-Khid}a>b”, hal. 484, no. hadis 4204. 8 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b Nahy ‘an al-Khid{a>b bi al-Sawa>d”, hal. 138, no. 5076. 9 Muh}ammad Ibn ‘I<sa> Ibn Saurah al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), 291. Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada Sunan al-Tirmidhi>, vol. IV, “Ba>b al-Khid}a>b”, hal. 232, no. 1752.
85
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
Riwayat Ah}mad Ibn H{anbal .1
e.
َْحَد بن َعب ِد الْملِ ِ ال الزبَ ِْي َ ،ع ْن َجابِر ،قَ َ ك ،قَالَ َ :حدَّثَنَا زَهْي ر َ ،ع ْن أَِب ُّ َحدَّثَنَا َح َسن َ ،وأ ْ ْ ْ َ ِ اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم الزبَ ِْي َ ،ع ْن َجابِر ،قَ َ صلَّى َّ َْحَد ِف َح ِديثِ ِه َ :حدَّثَنَا أَبو ُّ أْ ال :أِتَ َرسول هللا َ ال َح َسن : ِِبَِب ق َحافَةَ ،أ َْو َجاءَ َع َام الْ َفْت ِح َ -وَرأْسه َو ِِلْيَ ته ِمثْل الثَّغَ ِام ،أ َْو ِمثْل الثَّغَ َام ِة -قَ َ فَأَمر بِِه إِ َل نِسائِِه ،قَ َ ِ الزبَ ِْي : ال َح َسن :قَ َ ب.قَ َ ال زَهْي ر :ق لْت ألَِب ُّ ال َ :غ ِيوا َه َذا الشَّْي َ َ ََ
ال:لَ. الس َو َاد ؟ قَ َ أَقَ َ ال َ :جنِِبوه َّ
10
.2
.3
.4
الرز ِ ال :أِتَ ِِبَِب الزبَ ِْي َ ،ع ْن َجابِر ،قَ َ َّاق َ ،حدَّثَنَا َم ْع َمر َ ،ع ْن لَيْث َ ،ع ْن أَِب ُّ َحدَّثَنَا َعْبد َّ ِ ِ اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْوَم الْ َفْت ِح َكأ َّ ال َ :غِِيوه ضاء ،فَ َق َ صلَّى َّ َن َرأْ َسه ثَغَ َامة بَْي َ ق َحافَةَ إِ َل َرسول هللا َ 11 الس َو َاد. َ ،و َجنِِبوه َّ
ِ ال ِ :جيءَ ِِبَِب ق َحافَةَ يَ ْوَم الزبَ ِْي َ ،ع ْن َجابِر ،قَ َ َخبَ َرَن لَْيث َ ،ع ْن أَِب ُّ َح َّدثَنَا إِ ْْسَاعيل ،أ ْ ِ اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َ ،وَكأ َّ ِ ِ اّلل َعلَْي ِه َن َرأْ َسه ثَغَ َامة ،فَ َق َ صلَّى َّ صلَّى َّ ال َرسول هللا َ َّب َ الْ َفْت ِح إ َل الن ِِ 12 َو َسلَّ َم :ا ْذ َهبوا بِِه إِ َل بَ ْع ِ الس َو َاد. ض نِ َسائِِه ،فَلْي غَِِ ْيه بِ َش ْيء َ ،و َجنِِبوه َّ
ِ ِ ِِ ِ ال :سئِ َل أَنَس بْن ين ،قَ َ َحدَّثَنَا ُمَ َّمد بْن َسلَ َمةَ ا ِْلََّرانُّ َ ،ع ْن ه َشام َ ،ع ْن ُمَ َّمد بْ ِن سي َ ال :إِ َّن رس َ ِ ِ ِ مالِك َعن ِخ َ ِ اّلل َعلَْي ِه اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ،فَ َق َ صلَّى َّ صلَّى َّ ول هللا َ ضاب َرسول هللا َ َ ْ َ وسلَّم َل يكن شاب إِلَّ ي ِسيا ،ولَ ِك َّن أَب ب ْكر وعمر ب عده خضبا ِب ِْلِن ِ َّاء َوالْ َكتَ ِ اء ج و : ال ق . م َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ََ َ ََ َ َْ ْ َ َ َ ً َ َ ول هللاِ صلَّى َّ ِ أَبو ب ْكر ِِبَبِ ِيه أَِب قحافَةَ إِ َل رس ِ ض َعه اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم يَ ْوَم فَتْ ِح َم َّكةَ ََْي ِمله َح َّّت َو َ َ َ َ َ ِ ِ ِ اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ألَِب بَ ْكر : اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ،فَ َق َ صلَّى َّ صلَّى َّ بَ ْ َ ال َرسول هللا َ ي يَ َد ْي َرسول هللا َ
Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. III, “Musnad Ja>bir Ibn ‘Abd Allah”, hal. 338, no. 14696. 11 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. III, “Musnad Ja>bir Ibn ‘Abd Allah”, hal. 322, no. 14509. 12 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. III, “Musnad Ja>bir Ibn ‘Abd Allah”, hal. 316, no. 14455. 10
86
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
ِ ِ ِِ ، اضا ً ََسلَ َم َوِلْيَ ته َوَرأْسه َكالثَّغَ َامة بَي َ لَ ْو أَقْ َرْر ْ فَأ. ألَتَْي نَاه تَ ْكرَمةً ألَِب بَ ْكر،ت الشَّْي َخ ِف بَْيته ِ 13 .اد َ فَ َق َّ صلَّى َّ َو َجنِِبوه، َغِِيوُهَا: اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َ الس َو َ ال َرسول هللا Anjuran membedakan warna rambut dengan Yahudi dan Nasrani a.
Riwayat al-Bukha>ri>
ِ ال َ َال ق َ َصالِح َع ِن ابْ ِن ِش َهاب ق َ َاّللِ ق َّ َحدَّثَنَا َعْبد الْ َع ِزي ِز بْن َعْب ِد.1 َ ال َح َّدثَِن إِبْ َراهيم بْن َس ْعد َع ْن صلى هللا عليه- ِاّلل َ ال إِ َّن َرس َ َ ق- رضى هللا عنه- الر ْْحَ ِن إِ َّن أ ََب هَريْ َرَة َّ ول َّ أَبو َسلَ َمةَ بْن َعْب ِد » فَ َخالِفوه ْم، صب غو َن َ َ ق- وسلم َ ال « إِ َّن الْيَ ه ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن
14
ى َع ْن أَِب َسلَ َمةَ َوسلَْي َما َن بْ ِن يَ َسار َع ْن أَِب هَريْ َرَة ْ َحدَّثَنَا.2 ُّ ى َحدَّثَنَا س ْفيَان َحدَّثَنَا ُّ الزْه ِر ُّ اِل َمْي ِد 15»ن اليهود والنَّصارى ل يصبغون فخالِفوهم ِ ُّ ِ قَ َال الن- رضى هللا عنهْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َْ َّ «إ- صلى هللا عليه وسلم- َِّب b.
Riwayat Muslim
ال َ َ ق- َواللَّ ْفظ لِيَ ْح َي- َحدَّثَنَا ََْي َي بْن ََْي َي َوأَبو بَ ْك ِر بْن أَِب َشْي بَةَ َو َع ْمرو النَّاقِد َوزَهْي ر بْن َح ْرب ِ ى َع ْن أَِب َسلَ َمةَ َوسلَْي َما َن بْ ِن يَ َسار َع ْن أَِب َ ََْي َي أَ ْخَب َرَن َوقَ َال ِ اآلخرو َن َح َّدثَنَا س ْفيَان بْن عَيْينَةَ َع ِن ُّالزْه ِر 16 »خالِفوهم َّ ِهَريَْرَة أ ََّن الن َ قَ َال «إِ َّن الَْيه-صلى هللا عليه وسلم- َِّب ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن ْ َ َصبغو َن ف c.
Riwayat Abu> Da>wud
ِالزه ِر ِى عن أَِب سلَمةَ وسلَيما َن ب ِن يسار عن أَِب هري رَة ي ب لغ بِه َْ َ َْ ْ َ َ َ ْ َْ َ َ َ ْ َ ِ ْ ُّ َحدَّثَنَا م َسدَّد َحدَّثَنَا س ْفيَان َع ِن 17 .» صب غو َن فَ َخالِفوه ْم َ َ ق-صلى هللا عليه وسلم- َِّب َّ ِالن َ ال « إِ َّن الْيَ ه ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن 13 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. III, “Musnad Anas Ibn Ma>lik”, hal. 160, no. 12663. 14 Abu> ‘Abd Allah Ibn Isma>‘i>l al-Bukha>ri>, S}ahi}>h al-Bukha>ri> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1993). Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada S}ahi}>h al-Bukha>ri>, vol. III, Kita>b al-Anbiya>’, “Ba>b ma> dhakara ‘an Bani> Isra>’i>l”, hal. 1275, no. 3275. 15 Abu> ‘Abd Allah Ibn Isma>‘i>l al-Bukha>ri>, S}ahi}>h al-Bukha>ri> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1993), vol. II, 312. Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada S}ahi}>h al-Bukha>ri>, vol. V, “Ba>b alKhid}a>b”, hal. 2210, no. 5559. 16 Muslim, S}ah}i>h} Muslim dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b fi> mukha>lafah al-Yahu>d bi al-S{ibgh”, vol. VII, hal. 155, no. 5632. 17 Abu> Da>wud al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>wud dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. XII, “Ba>b fi> al-Khid}a>b”, hal. 301, no. hadis 4205.
87
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
d.
Riwayat al-Nasa>’i>
ي َع ْن أَِب َسلَ َمةَ َوسلَْي َما َن بْ ِن يَ َسار أَنَّه َما َ ََخبَ َرَن إِ ْس َحق بْن إِبْ َر ِاه َيم ق ُّ ال َحدَّثَنَا س ْفيَان َع ْن ْأ ِِ الزْه ِر َِّ ول ِ َِْسعا أَب هري رةَ ُيِْب َعن رس صب غو َن َ َاّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق َّ صلَّى َ ال «إِ َّن الْيَه ْ ََّص َارى َل ي َ ود َوالن َ اّلل َ ْ َ َْ َ َ 18 »فَ َخالِفوه ْم e.
Riwayat Ibn Ma>jah
ِ ُّ حدَّثَنَا أَبو ب ْكر حدَّثَنَا س ْفيان بْن عي ْي نَةَ َع ِن ى َِْس َع أ ََب َسلَ َمةَ َوسلَْي َما َن بْ َن يَ َسار ُيِْ َب ِان َع ْن َ َ َ َ َ ِ الزْه ِر ِ صب غو َن فَ َخالِفوه ْم َ َ ق-صلى هللا عليه وسلم- َِّب َّ ِأَِب هَريْ َرةَ يَْب لغ بِه الن َ ال « إِ َّن الْيَه ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن .»
19
f.
Riwayat Ah}mad Ibn H{anbal
يَْب لغ بِِه، َِْس َعا أ ََب هَريْ َرَة، َوسلَْي َما َن بْ ِن يَ َسار، َ َع ْن أَِب َسلَ َمة، ي ُّ َع ِن، َحدَّثَنَا س ْفيَان ِِ الزْه ِر ِ َّ النَِّب صلَّى 20 . فَ َخالِفوه ْم، صب غو َن َ إِ َّن الْيَ ه: اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن َ َّ ِ ِ ِ َّ صلَّى ُّ َع ِن، َع ْن َم ْع َمر، َحدَّثَنَا َعْبد األ َْعلَى َ َّب ِِ الزْه ِر ِِ َع ْن أَب هَريْ َرَة أَن الن، َ َع ْن أَب َسلَ َمة، ي 21 ِ . فَ َخالِفوا َعلَْيه ْم، صب غو َن َ َاّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق َّ َ إِ َّن الْيَ ه: ال ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن ِ َّ حدَّثَنَا عبد ، َع ْن أَِب َسلَ َم َة، ي ُّ َع ِن، َع ْن َم ْع َمر، َو َعْبد األ َْعلَى، َخبَ َرَن َم ْع َمر ْ أ، الرزَّاق َْ َ ِِ الزْه ِر ِ َّ ال رسول هللاِ صلَّى ،صب غو َن َ َ ق، َع ْن أَِب هَريْ َرَة َ إِ َّن الْيَه: اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ْ ََّص َارى لَ ي َ ود َوالن َ َ َ َ ق: ال 22 . فَ َخالِفوه ْم
.1
.2
.3
Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Amr bi> al-Khid{a>b”, hal. 569, no. 5256. 19 Ibn Ma>jah, Sunan Ibn Ma>jah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. XI, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’, hal. 140, no. 3752. 20 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b Musnad Abi> Hurayrah”, vol. II, hal. 240, no. 7272. 21 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b Musnad Abi> Hurayrah”, vol. II, hal. 260, no. 7533. 22 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b Musnad Abi> Hurayrah”, vol. II, hal. 309, no. 8069. 18
88
)Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah
.4
اق َ ،حدَّثَنَا َعْبد هللاِ َ ،حدَّثَنَا يونس َ ،ع ِن ُّ َحدَّثَنَا َعلِ ُّي بْن إِ ْس َح َ َخبَ َرِن أَبو َسلَ َمةَ ي،أْ الزْه ِر ِِ ال رسول هللاِ صلَّى َّ ِ الر ْْحَ ِن ،أ َّ ود َن أ ََب هَريْ َرَة ،قَ َ بْن َعْب ِد َّ اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم :إِ َّن الْيَه َ َ ال :قَ َ َ 23 صب غو َن ،فَ َخالِفوه ْم. َّص َارى لَ يَ ْ َوالن َ Anjuran Menyemir Rambut dengan Hinna>’ dan Katam Riwayat Abu> Da>wud
a.
ِ اِلسن بن علِى حدَّثَنَا عبد َّ ِ ِ اّللِ بْ ِن ب َريْ َد َة ى َع ْن َعْب ِد َّ َْ َحدَّثَنَا َْ َ ْ َ ِ َ الرزَّاق َحدَّثَنَا َم ْع َمر َع ْن َسعيد ا ْْلَريْ ِر ِ ال رسول َِّ عن أَِب األَسوِد ِِ َح َس َن َما الديلِ ِِى َع ْن أَِب ذَ ِر قَ َ اّلل -صلى هللا عليه وسلم « -إِ َّن أ ْ َْ ال قَ َ َ َْ 24 اِلِنَّاء َوالْ َكتَم ». غَِِي بِِه َه َذا الشَّْيب ْ >Riwayat al-Tirmidhi
b.
حدَّثَنا سويد بن نَصر أَخب رَن ابن الْمبارِك ع ِن األَجلَ ِح عن عب ِد َِّ َس َوِد َع ْن َ َ َ ْ ْ ْ ْ ََ ْ َ َ َ ْ َ ْ َْ اّلل بْ ِن ب َريْ َد َة َع ْن أَِب األ ْ ِ ِ ِِ َح َس َن َما غَِِي بِِه الشَّْيب ا ِْلِنَّاء َوالْ َكتَم ». َِّب -صلى هللا عليه وسلم -قَ َ ال « إِ َّن أ ْ أَب َذ ِر َعن الن ِ ال أَبو ِعيسى ه َذا ح ِديث حسن ص ِحيح .وأَبو األَسوِد ِِ 25 ن. قَ َ اْسه ظَ ِال بْن َع ْم ِرو بْ ِن س ْفيَا َ الديلِ ُّى ْ ََ َ َ َ َ َ َْ >Riwayat al-Nasa>’i
c.
ال َحدَّثَنَا بِِه أَِب َع ْن َغْي ََل َن َع ْن أَِب إِ ْس َح َق ال َحدَّثَنَا ََْي َي بْن يَ ْعلَى قَ َ َخبَ َرَن ُمَ َّمد بْن م ْسلِم قَ َ .1أ ْ ِِ ِ 26 ِ ِِ ِ اِلِنَّاء َوالْ َكتَم. ط ْ َّم َ صلَّى َّاّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال أَفْ َ َّب َ ضل َما َغَّيْر ْت به الش َ َع ْن ابْن أَب لَْيلَى َع ْن أَب َذِر َع ْن الن ِِ ِ اّللِ بْ ِن ب َريْ َد َة َع ْن أَِب َخبَ َرَن يَ ْعقوب بْن إِبْ َر ِاه َيم قَ َ َجلَ ِح َع ْن َعْب ِد َّ .2أ ْ ال َحدَّثَنَا ََْي َي بْن َسعيد َع ْن ْاأل ْ اّللِ صلَّى َّ ِ َح َس َن َما َغيَّ ْر ْت بِِه ال قَ َ َس َوِد ال ِِديْلِ ِِي َع ْن أَِب َذ ِر قَ َ اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن أ ْ ْاأل ْ ال َرسول َّ َ 27 اِلِنَّاء َوالْ َكتَم. ب ْ الشَّْي َ Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), “Ba>b Musnad Abi> Hurayrah”, vol. II, hal. 401, no. 9198. 24 Abu> Da>wud al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>wud dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. II, “Ba>b fi> khid}a>b” , 485, no. 4207. 25 Muh}ammad Ibn ‘I<sa> Ibn Saurah al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), 292. Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada Sunan al-Tirmidhi>, vol. IV, “Ba>b al-Khid}a>b”, hal. 232, no. 1753. 26 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 139, no. 5077. 23
89
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
ِ ال ال َحدَّثَنَا ه َشْيم قَ َ يسى قَ َ ث قَ َ َخبَ َرَن ُمَ َّمد بْن َعْب ِد َّ الر ْْحَ ِن بْ ِن أَ ْش َع َ .3أ ْ ال َح َّدثَِن ُمَ َّمد بْن ع َ أَخب رِن ابن أَِب لَي لَى عن ْاألَجلَ ِح فَلَ ِقيت ْاألَجلَح فَح َّدثَِن عن اب ِن ب ري َد َة عن أَِب ْاألَسوِد ِِ الديْلِ ِِي ْ َْ ْ ْ ََ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َْ َ ْ َْ ِِ ِ ال َِْسعت النَِّب صلَّى َّ ِ ب َع ْن أَِب ذَ ِر قَ َ ْ اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم يَقول إِ َّن م ْن أ ْ َّ َ َح َس ِن َما َغيَّ ْر ْت به الشَّْي َ 28 اِلِنَّاءَ َوالْ َكتَ َم . ْ اّللِ ب ِن ب ري َدةَ عن أَِب ْاألَسوِد ِِ ِ الديْلِ ِِي َع ْن َخبَ َرَن ق تَ ْي بَة قَ َ .4أ ْ ال َحدَّثَنَا َعْب ثَر َع ْن ْاأل ْ َجلَ ِح َع ْن َعْبد َّ ْ َْ َ ْ َْ ِِ اّللِ صلَّى َّ ِ ب ا ِْلِنَّاء َوالْ َكتَم ال قَ َ أَِب َذ ِر قَ َ اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن أ ْ ال َرسول َّ َ َح َس َن َما َغيَّ ْر ْت به الشَّْي َ 29 ك ْهمس. َخالََفه ْ اْلَريْ ِر ُّ ي َوَ َ ال حدَّثَنَا عبد الْوا ِر ِ ال ال َحدَّثَنَا ْ اّللِ بْ ِن ب َريْ َدةَ قَ َ ث قَ َ ي َع ْن َعْب ِد َّ اْلَريْ ِر ُّ .5أ ْ َخبَ َرَن ْحَْيد بْن َم ْس َع َد َة قَ َ َ َ ْ َ ِِ اّللِ صلَّى َّ ِ 30 كتَم. ب ا ِْلِنَّاء َوالْ َ قَ َ اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن أ ْ ال َرسول َّ َ َح َس َن َما َغيَّ ْر ْت به الشَّْي َ اّللِ بْ ِن ال َحدَّثَنَا الْم ْعتَ ِمر قَ َ َخبَ َرَن ُمَ َّمد بْن َعْب ِد ْاأل َْعلَى قَ َ ال َِْس ْعت َك ْه َم ًسا َيَ ِِدث َع ْن َعْب ِد َّ .6أ ْ ول َِّ ِِ ب َريْ َد َة أَنَّه بَلَغَه أ َّ ب ا ِْلِنَّاء اّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َ َن َرس َ صلَّى َّ ال إِ َّن أ ْ اّلل َ َح َس َن َما َغيَّ ْر ْت به الشَّْي َ َوالْ َكتَم.
31
Riwayat Ibn Ma>jah
d.
اّللِ بْن إِ ْد ِ اّللِ بْ ِن ب َريْ َدةَ َع ْن أَِب ر َجلَ ِح َع ْن َعْب ِد َّ َحدَّثَنَا أَبو بَ ْكر َحدَّثَنَا َعْبد َّ يس َع ِن األ ْ َ األَسوِد ِِ اّللِ -صلى هللا عليه وسلم « -إِ َّن أَحسن ما َغيَّ رت بِهِ ال قَ َ الديلِ ِِى َع ْن أَِب َذ ِر قَ َ ال َرسول َّ ْ ََ َ ْْ َْ 32 كتَم». ب ْ اِلِنَّاء َوالْ َ الشَّْي َ Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 139, no. 5078. 28 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 139, no. 5079. 29 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 139, no. 5080. 30 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 139, no. 5081. 31 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’ wa al-Katam”, hal. 140, no. 5082. 27
90
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
e.
Riwayat Ah}mad Ibn H{anbal
ِ ِ ِ َّ حدَّثَنَا عبد.1 َع ْن، َسلَ ِم ِِي ْ َع ْن َسعِيد، َخبَ َرَن َم ْع َمر ْ أ، الرزَّاق َْ ْ َع ْن َعْبد هللا بْ ِن ب َريْ َدةَ األ، ي َ ِِ اْلَريْ ِر ِ َّ ال رسول هللاِ صلَّى َح َس َن َما غَِِي بِِه َ َ ق، َع ْن أَِب ذَ ِر، َس َوِد ْ إِ َّن أ: اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم ْ أَِب األ َ َ َ َ ق: ال 33 .اِلِنَّاء َوالْ َكتَم ْ َه َذا الشَّْيب ِِ عن أَِب األَسوِد، عن اب ِن ب ري َد َة، َِْسعت األَجلَح: ال ِ َحدَّثَنَا َعْبد هللاِ بْن إِ ْد.2 ، الديلِ ِِي ر َ َ ق، يس ْ َْ ْ ْ َ َ ْ َْ َْ َ ِِ ِ ِ َّ ال رسول هللاِ صلَّى ب َ َ ق، َع ْن أَِب َذ ِر ْ إِ َّن م ْن أ: اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم َ َ َ َ ق: ال َ َح َس ِن َما َغيَّ ْر ْت به الشَّْي 34 .اِلِنَّاءَ َوالْ َكتَ َم ْ ِِ عن أَِب األَسوِد، عن عب ِد هللاِ ب ِن ب ري َد َة، حدَّثَنا األَجلَح، حدَّثَنا ابن ُنَي َع ْن أَِب َذ ِر، الديلِ ِِي َْ ْ َْ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َْ َْ 35 ِ َّ قَا َل رسول هللاِ صلَّى: ال .َح َس َن َما غَِِي بِِه الشَّْيب ا ِْلِنَّاء َوالْ َكتَم َ َ ق، ْ إِ َّن أ: اّلل َعلَْيه َو َسلَّ َم َ َ ِ عن أَِب األ، عن عب ِد هللاِ ب ِن ب ري َد َة، عن األَجلَ ِح، حدَّثَنا ََيي ِ ِ ِ َّب َْ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ َ ْ َْ ِِ َعن الن، َع ْن أَب َذ ِر، َس َود 36 .َح َس َن َما غَِِي بِِه الشَّْيب ا ِْلِنَّاء َوالْ َكتَم َ َاّلل َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق َّ صلَّى ْ إِ َّن أ: ال َ
.3
.4
Ancaman Menyemir Rambut dengan Warna Hitam a.
Riwayat al-Nasa>’i>
ِ ِاّللِ وهو ابن عمرو عن عب ِد الْ َك ِرِي عن سع ِ يد بْ ِن ْ ِاّلل َّ الر ْْحَ ِن بْن عبَ ْي ِد َّ َخبَ َرَن َعْبد ُّ َِاِلَل ْأ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ب َع ْن عبَ ْيد َ َْ ِ ِ َّ ضبو َن ِِب َذا ِ ان َكحو ِ الزم ِ ْال قَوم َُي اص ِل ا ِْلَ َم ِام َل يَِرَيو َن َ َ َّ الس َواد آخَر ْ َ َجبَ ْي َع ْن ابْ ِن َعبَّاس َرفَ َعه أَنَّه ق ََ 37 ِ .اْلَنَّة ْ ََرائِ َحة Ibn Ma>jah, Sunan Ibn Ma>jah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. XI, “Ba>b al-Khid{a>b bi al-H{inna>’, hal. 141, no. 3753. 33 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. V, hal. 147, no. 21632. 34 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. V, hal. 150, no. 21633. 35 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. V, hal. 154, no. 21690. 36 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. V, hal. 156, no. 21714. 37 Ah}mad Ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>, Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VIII, “Ba>b Nahy ‘an al-Khid{a>b bi al-Sawa>d”, 138, no. 5075. 32
91
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
b.
Riwayat Abu> Da>wud
ِ ِاّللِ عن عب ِد الْ َك ِرِي ا ْْلزِر ِى عن سع يد بْ ِن جبَ ْي َع ِن ابْ ِن َعبَّاس ْ َ ْ َ َّ َحدَّثَنَا أَبو تَ ْوبَةَ َحدَّثَنَا عبَ ْيد َ ْ َ ِ ََ َِّ ال رسول ِ ِ الزم ِ لس َو ِاد َ َق َّ ان ِب َ َّ « يَكون قَ ْوم َُيْضبو َن ِف آخ ِر-صلى هللا عليه وسلم- اّلل َ َ َال ق ِ اْلن ِ 38 ِ َكحو ِ ْ اص ِل .» َّة َْ َاِلَ َمام لَ يَِرَيو َن َرائ َحة ََ c.
Riwayat Ah}mad Ibn H{anbal
ِ َِْحَد بن َعب ِد الْمل َع ْن َعْب ِد، يَ ْع ِن ابْ َن َع ْمرو، ِ َحدَّثَنَا عبَ ْيد هللا: قَال، ك َ ْ ْ ْ َوأ، َحدَّثَنَا ح َس ْي ِ ِ عن سع، َْحد اّلل ِِ ِ َع ِن الن، َع ِن ابْ ِن َعبَّاس، يد بْ ِن جبَ ْي َ َ ق، َع ِن ابْ ِن جبَ ْي، الْ َك ِرِي َّ صلَّى َ َّب َ ْ َ َ ْ أ: ال ِ َّ ضبو َن ِِب َذا ِ ِ ال حسي َكحو ِ ْان َُي ِ الزم اِلَ َم ِام ْ اص ِل َ ََعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق َ َ َّ يَكون قَ ْوم ِف آخ ِر: ال َ َ ْ َ َ َ ق- الس َواد 39 ِ .اْلَنَّة ْ َ لَ يَِرَيو َن َرائِ َحةMETODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi teks, mengkaji dari segi sanad, matn, sabab wurud serta pendapat para Ulama, berkaitan hadis-hadis tentang semir rambut, baik yang menganjurkan menyemir uban dan yang melarang menyemir rambut dengan warna hitam hanyalah bersifat temporal dan lokalistik (tidak universal). Permasalahan yang ada dijawab melalui penelitian kepustakaan (library research). Datadata dikumpulkan dari berbagai referensi; baik primer, sekunder,maupun data pendukung. Data-data yang ada dianalisis dengan pendekatan pendidikan dengan cara content analysis (analisis isi). Data dalam penelitian ini diambil dari sumber primer dan sekunder. Adapun sumber data primer yaitu hadis-hadis Nabi SAW yang berkaitan dengan hukum menyemir rambut yang beruban. Sedangkan data sekunder diambil dari fatwa-fatwa ulama yang diperoleh dari buku-buku, jurnal dan artikel yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memberikan inferensi duduk hukum menyemir rambut secara mendalam dan kontekstual.
Abu> Da>wud al-Sijista>ni>, Sunan Abi> Da>wud dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. II, “Ba>b ma> ja>’a fi> khid}a>b al-sawa>d” , 486, no. 4212. 39 Ah}mad Ibn H{anbal, Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. VI, “Musnad ‘Abd Allah Ibn’Abba>s”, hal. 40, no. 2470. 38
92
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kritik Sanad Hadis-hadis dalam kelompok pertama yang berisi anjuran mewarnai rambut yang beruban dan di-takhri>j oleh Muslim, Abu> Da>wud, al-Nasa>’i>, Al-Tirmidhi dan Ah}mad Ibn H{anbal, seluruh jalurnya berhulu pada sahabat Ja>bir Ibn ‘Abd Alla>h, kecuali riwayat alTirmidhi> dari Abu> Hurayrah dan satu jalur pada riwayat Ah}mad Ibn H{anbal dari Anas Ibn Malik, semuanya tersambung dan sampai kepada Rasulullah (muttas}il marfu>’). Jika dilihat dari kuantitas periwayatnya, hadis ini bisa dikategorikan ke dalam hadis mashur, karena pada tingkatan sahabat saja sudah diriwayatkan lebih dari dua orang.40 AlTirmidhi> menilai bahwa sanad hadis tersebut berkualitas h}asan s}ah}i>h}.41 Ini berarti, bahwa hadis tersebut salah satu jalurnya s}ah}i>h} dan yang lainnya h}asan. Adapun hadis dengan redaksi ghayyiru> al-shayb wa la> tashabbahu> al-yahu>d dari jalur Abu> Hurayrah, para perawinya dalam pandangan Na>s}ir al-Di>n al-Alba>ni> berpredikat thiqat.42 Al-Mubarakfuri menambahkan, pada redaksi yang memiliki tambahan “wa ijtanibu> al-sawa>d” seperti satu riwayat dalam Muslim, Ah}mad dan lainnya, terdapat dua perawi yang dinilai thiqat, yaitu Ibn Jurayj dan al-Layth Ibn Sa’d, bahkan Ibn Jurayj termasuk pelaku semir rambut dengan warna hitam.43 Kemudian, hadis-hadis dalam kelompok ke-2 yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak menyemir rambut, sehingga dianjurkan untuk tidak menyerupainya, memiliki jalur tunggal, yakni hanya dari Abu> Hurayrah. Ini menujukkan bahwa hadis-hadis ini tergolong ah}ad dari segi kuantitas periwayatnya.44 Walau demikian, keseluruhan para perawi dalam sanad-sanadnya tersambung sampai kepada Rasulullah (muttas}il marfu>’). Hanya saja, Abu> Salamah Ibn ‘Abd al-Rah}man yang bernama asli ‘Ubayd dinilai Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni> sebagai shaykh yang berarti tua dan sudah mulai berkurang kekuatan hafalannya.45 Selanjutnya, hadis-hadis dalam kelompok ke-3 yang mengutarakan bahwa sebaikbaik pewarna rambut adalah h}inna>’ dan katam, yang diriwayatkan oleh Abu> Da>wud, alTirmidhi>, al-Nasa>’i>, Ibn Ma>jah, dan Ah}mad Ibn H\{anbal, keseluruhan sanad-nya bersumber dari Abu> Dharr dan berpredikat muttas}il marfu>’, kecuali dua jalur pada riwayat al-Nasa>’i>
Muh}ammad ‘Ajja>j al-Kha>t}ib mengutip pendapat Ibn H{ajar ketika mendefinisikan hadis mashur, yaitu hadis yang memiliki jalur lebih dari dua perawi, namun tidak mencapai batas mutawattir. Lihat M. ‘Ajja>j al-Kha>t}ib, Us}u>l al-H{adi>th, terj. HM. Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 272-273. 41 ‘Abd al-Ra’u>f al-Mana>wi>, Fayd al-Qadi>r Sharh al-Ja>mi‘ al-S{aghi>r min Ah{a>di>th al-Bashi>r al-Naz}i>r (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001), vol. IV, 536-537. 42 Muh}ammad Na>s}ir al-Di>n al-Alba>ni>, Silsilah al-Ah}adi>th al-S{ah}i>h}ah, no. 836. 43 Abu> al-‘Ali> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}man Ibn ‘Abd al-Rah}i>m al-Mubarakfuri, Tuh}fah al-Ahwadhi> bi> Sharh Jami>’ al-Tirmidhi> (Cairo: al-Fajalah al-Jadi>dah, 1965), 440. 44 Lihat M. ‘Ajja>j al-Kha>t}ib, Us}u>l al-H{adi>th, terj. HM. Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 273. 45 Ibn H{ajar al-‘Asqala>ni>, Lisa>n al-Mi>za>n dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. III, 161. 40
93
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
(nomor 5 dan 6) yang langsung melalui ‘Abd Allah Ibn Burdah pada rawi pertamanya yang berarti munqati‘ karena terpotong, tidak melalui Abu> Dharr sebagaimana jalur yang lain. Dengan begitu, diluar dari dua jalur yang terpotong tadi, hadis ini tergolong hadis ah}ad. Al-Shawka>ni> menilai hadis-hadis tersebut termasuk hadis h}asan.46 Hampir sependapat dengannya, al-Tirmidhi> menilai hadis tersebut h}asan s}ah}i>h}, sebagaimana komentarnya secara langsung setelah menyebutkan redaksinya. Ia-pun memberikan keterangan bahwa Abu> al-Aswad al-Di>li> memiliki nama asli Z{ala>m Ibn ‘Amr Ibn S{ufya>n,47 yang menurut Al-Alba>ni> adalah perawi yang thiqat, dan hadisnya s}ah}i>h}. Pendapat ini disetujui oleh ‘Abd Allah Buraydah.48 Adapun hadis-hadis dalam kelompok ke-4 yang menyatakan ancaman dan celaan terhadap pelaku semir rambut dengan warna hitam, yang diriwayatkan oleh al-Nasa>’i>, Abu> Da>wud dan Ah}mad Ibn H{anbal, dinilai al-Alba>ni> s}ah}i>h}.49 Namun, dalam sanad hadis ah}ad yang hanya bersumber dari Ibn ‘Abbas tersebut terdapat perawi yang menjadi perdebatan para Ulama hadis, yaitu ‘Abd al-Kari>m. Al-Jawzi> mengatakan bahwa ia adalah ‘Abd al-Kari>m Ibn Abi> al-Mah}ar> iq, yang dianggap d}a‘i>f dan tidak dapat dijadikan h}ujjah. Pendapat ini dibantah oleh Ibn H{ajar, bahwa ‘Abd al-Kari>m tersebut adalah ‘Abd alKari>m al-Jazari, yang termasuk perawi thiqat. Pendapat ini disetujui oleh al-Mundhiri>, dengan menyatakan bahwa al-Bukhari> dan Muslim meriwayatkan hadis darinya.50 Pemahaman Matn Hadis-hadis yang menganjurkan untuk menyemir rambut yang beruban, jika ditelusuri sabab wurud-nya, berasal dari kasus Abu> Bakr al-S{iddi>q yang membawa ayahnya, Abu Quh}af> ah51 untuk masuk Islam dan dibai’at oleh Nabi bertepatan dengan fath} Makkah. Pada saat dihadapkan kepada Nabi, rambut dan jenggot Abu> Quh}af> ah telah memutih bak tumbuhan thaghamah yang buahnya putih menyerupai uban. Dari itu, Rasul memerintahkan melalui hadis tersebut kepada isteri Abu> Quh}af> ah untuk mengubah
46
Muh}ammad Ibn ‘Ali> al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r: Sharh Muntaqa> al-Akhba>r (Cairo: Da>r alWafa>’, 2003), 174. 47 Muh}ammad Ibn ‘I<sa> Ibn Saurah al-Tirmidhi>, Sunan al-Tirmidhi> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), 292. Dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah, terdapat pada Sunan al-Tirmidhi>, vol. IV, “Ba>b al-Khid}a>b”, hal. 232, no. 1753. 48 Muh}ammad Na>s}ir al-Di>n al-Alba>ni>, Silsilah al-S{ah}i>h}ah, no. 1509. 49 Muh}ammad Na>s}ir al-Di>n al-Alba>ni>, S{ah}i>h} wa D{a’i>f al-Jami>’ al-S{aghi>r, no. 14113. 50 Abu> al-‘Ali> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}man Ibn ‘Abd al-Rah}i>m al-Mubarakfuri, Tuh}fah al-Ahwadhi> bi> Sharh Ja>mi‘ al-Tirmidhi> (Cairo: al-Fajalah al-Jadi>dah, 1965), 440-441. 51 Abu> Quh}a>fah atau ‘Uthma>n yang meninggal pada tahun 14 H masa pemerintahan ‘Umar Ibn alKhat}t}a>b ini termasuk orang tua yang sangat dihormati Nabi. Rasa ta‘dhim Nabi terhadap orang yang tutup usia lebih lama dari anaknya ini yakni pada 97 tahun, terlihat ketika ia menghadap Nabi seketika itu dipersilahkan dan dielus-elus dadanya. Kemudian oleh Nabi ditanya, apakah sudah siap untuk menerima Islam, dan ia menyatakan dirinya siap masuk Islam. Lihat Ibn ‘Abd al-Bar, al-Isti‘a>b fi> Ma‘rifah al-As}h}a>b dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. I, 318., bandingkan dengan Muh}ammad H{usayn Haykal, Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), 477.
94
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
warnanya, dengan tidak menggunakan warna hitam. Setelah peristiwa ini, Abu Quh}af> ah dijuluki oleh Abu> Qata>dah sebagai orang muslim pertama yang mengecat rambutnya.52 Al-Suyut}i> memahami redaksi غيوا هذاadalah perintah untuk menyemir rambut jika kondisinya sudah memutih serta berantakan (tidak enak dipandang). Sehingga, menjadi lebih baik jika rambut yang telah beruban tersebut diubah warnanya. Namun, karena di beberapa riwayat ada yang menyertakan ( وجنبوه السوادkecuali Muslim dan Ah}mad Ibn H{anbal), maka tidak dibolehkan terhadap semua warna. Penggunaan warna hitam mendapat larangan melalui hadis ini, walaupun larangannya belum secara keras. Sebagian Ulama berpendapat bahwa menyemir rambut dengan warna hitam diperbolehkan dalam kondisi perang, agar menimbulkan rasa takut kepada musuh karena tentara muslim terlihat masih muda dan kuat.53 Hadis kedua memerintahkan menyemir rambut untuk membedakan dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang tidak pernah merawat dan mewarnai rambutnya. Mereka tidak memperkenankan menyemir rambut atau merombaknya, karena menganggap bahwa berhias dan mempercantik diri itu dapat menghilangkan arti beribadah dan beragama, seperti yang dikerjakan oleh para rahib dan ahli-ahli Zuhud yang berlebih-lebihan. Dengan kata lain, di zaman Rasulullah SAW dulu, orang Yahudi dan Nasrani cenderung ‘cuek’ dengan rambutnya. Mereka tidak mengurus rambutnya dengan baik. Namun Rasulullah SAW melarang taqlid pada suatu kaum dan mengikuti jejak mereka, apalagi mengikuti adat kebiasaan orang Yahudi dan Nasrani, melainkan supaya selamanya kepribadian umat Islam itu berbeda, lahir dan batin. 54 Sehingga, Imam al-Jauzi> mengabarkan bahwa sekelompok sahabat dan tabi’i>n menyemir rambut mereka.55 Hadis ketiga menyebutkan bahwa bahan terbaik yang digunakan untuk menyemir rambut adalah hinna>’ dan katam. Sekalipun secara redaksional hadis ini merupakan kabar berita (khabari>), tetapi secara fungsional bermakna anjuran (insha>’i>). Hadis ini-pun dianggap penjelas terhadap hadis-hadis sebelumnya. Hadis sebelumnya memerintahkan untuk mengecat rambut yang beruban, kecuali dengan warna hitam, maka hadis ini merekomendasikan bahan-bahan terbaik yang biasa digunakan para Sahabat untuk menyemir rambut, yaitu hinna>’ dan katam.
H{inna>’ yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pohon inai, yaitu pohon yang biasa digunakan untuk mewarnai rambut, dikenal juga dengan sebutan pacar. Hinna>’ mampu menghasilkan warna merah pada rambut. Pada beberapa literatur ditemukan kandungan tannin serta materi seperti perekat pada hinna’, yang memiliki efek menghentikan perdarahan dan antiseptik. Konon dengan mengoleskan bubuk daun hinna>’ Ibn ‘Abd al-Bar, al-Isti‘a>b fi> Ma‘rifah al-As}h}a>b dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah (Solo: Ridwana Press, 2005), vol. I, 318. 53 Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}i>, Sharh Sunan al-Nasa>’i> (Beirut: Da>r al-Fikr, 1930), vol. VII, 138. 54 http://pasaronlineforall.blogspot.com/2010/12/fenomena-hair-dying-menyemir-rambut.html, diakses pada 15 April 2013. 55 Muh}ammad Ibn ‘Ali> al-Shawka>ni>, Nayl al-Awt}a>r: Sharh Muntaqa> al-Akhba>r (Cairo: Da>r alWafa>’, 2003), 177-178. 52
95
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
pada luka maka perdarahan dapat berhenti dengan sendirinya. Hinna’ juga tidak mengandung ammonia, zat kimia yang bersifat basa, yang biasa terdapat dalam perwarna rambut, yang berperan sebagai pembuka cuticle dan membiarkan pewarna rambut masuk ke dalam bagian cortex rambut. Sedangkan katam merupakan pohon Yaman yang mengeluarkan zat pewarna hitam kemerah-merahan, yang dapat digunakan untuk mewarnai rambut. Akan tetapi, tumbuhan ini hanya tumbuh di dataran tinggi padang pasir, sehingga sangat sedikit dan sulit untuk mendapatkannya. Konon, jika kedua tersebut dicampurkan, warna yang dihasilkan adalah hitam, jika komposisi katam lebih banyak dari hinna’. Jika sebaliknya, maka warna kemerahanlah yang akan muncul. Abu> Bakr adalah sahabt yang dikabarkan menyemir rambutnya dengan mecampurkan hinna>’ dan katam. Sementara ‘Umar hanya menggunakan hinna>’ saja.56 Hadis keempat merupakan celaan dan ancaman bagi pelaku semir warna hitam dengan tidak akan mencium bau surga. Melalui hadis ini, Nabi seperti melarang keras penggunaan warna hitam untuk mewarnai rambut. Namun, dalam kitab Baya>n Mushkil Athar al-T{ah}a>wi> dijelaskan bahwa larangan pewarnaan rambut hitam tidak terlepas dari pengetahuan Nabi. Pada saat itu salah satu perbuatan kaum yang tercela adalah mengecat rambut mereka dengan warna hitam. Kemudian, warna rambut hitam pada saat itu identik dengan Fir’aun. Sehingga, pada dasarnya larangan semir hitam bukanlah dikarenakan semir hitam itu sendiri, tetapi larangan itu disebabkan perbuatan itu dianggap rutinitas orang-orang yang tercela terlebih Fir’aun.57 Hal yang menarik dari hadis diatas adalah perumpamaan semir rambut hitam dengan ِ ام ِِ ل ِ ْال َح َم ِِ اص ِ َح َوyang artinya seperti tembolok burung merpati. Pengibaratan seorang berambut hitam dengan tembolok burung merpati yang berwarna hitam, dianggap jelek dan tidak sedap dipandang, menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang yang rambutnya tidak tertata rapi. Secara nalar logis, jika seseorang yang tidak dapat menjaga kerapian dan kebersihan rambutnya maka dia dapat diidentifikasi sebagai seorang yang tidak memperdulikan agama. Dari itu, menurut penulis yang dimaksud dari perumpamaan hadis diatas adalah orang-orang yang tidak memperdulikan agama. Pendapat hampir sama diungkapkan Sa‘d Ibn Abi> Waqas} dan sahabat lain yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam, bahwa pernyataan tersebut tidak menunjukkan dilarangnya pewarnaan rambut dengan warna hitam. Akan tetapi, ungkapan tersebut menunjukkan sifat dan perilaku kaum pada akhir zaman nanti. Sedangkan, untuk hadis yang berbunyi ِ َواجْ تَنِبُوا ِالس ََّواد-lanjutnya- itu hanya berlaku bagi orang-orang yang rambutnya sudah beruban, sehingga hadis tersebut tidak berlaku bagi semua orang secara keseluruhan.58 Al-Zuhri pernah berkata, “Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda, tetapi jika wajah sudah mengerut dan gigipun telah Abu> al-‘Ali> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}man Ibn ‘Abd al-Rah}i>m al-Mubarakfuri, Tuh}fah al-Ahwadhi> bi> Sharh Ja>mi‘ al-Tirmidhi> (Cairo: al-Fajalah al-Jadi>dah, 1965), vol. IV, 450. 57 Al-T{ah}a>wi>, Baya>n Mushkil al-‘Athar, (Beirut: Dar al-Makrifah,tt), No. 3699 58 Abu al-Tayyib Muhammad Syam al-Haq al-Adhim, ‘Aun al-Ma‘bu>d Sharh} Sunan Abi> DA>wud, bab. Ma> Ja>’a fi> Khid}a>b al-Sawa>d, no. 3679. 56
96
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut.”59 Pernyataan ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang masih muda dan beruban tidaklah berdosa baginya jika menyemir rambut dengan warna hitam. Sedang bagi orang yang sudah tua, ubannya sudah merata baik di kepalanya ataupun jenggotnya, tidaklah layak menyemir dengan warna hitam. Kontekstualisasi Kandungan Hadis Dari penghimpunan berbagai analisis di atas, spirit yang bisa diambil adalah signifikansi menjaga kerapian dan kebersihan rambut, serta untuk membedakan identitas orang Islam dengan umat Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana tergambar pada masa Nabi, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah memperhatikan dan merawat rambutnya sehingga nampak berantakan dan tidak tertata. Namun, ketika melihat kondisi masyarakat yang sudah berubah, dimana saat ini orang-orang Yahudi dan Nasrani tak lagi berpenampilan seperti itu, telah banyak dari mereka yang menyemir rambutnya, baik itu dengan warna kuning, merah, hitam, hijau, dan lain-lain. Selain itu, menyemir rambut dengan warna-warna yang mencolok sudah menjadi identitas bagi sekelompok orang yang cenderung perilaku dan perbuatannya tidak mencerminkan orang-orang yang memahami ajaran agama Islam. Oleh karena itu, pengamalannya tidak harus dengan praktek yang murni dalam teks, tetapi dengan menerapkan semangat teks hadis tersebut untuk memelihara kebersihan rambut dan membedakan identitas muslim dengan non muslim dalam berpenampilan, kecuali ada keadaan yang terjadi persis seperti kenoteks teks saat itu yang mengharuskan mengaplikasikannya secara tekstual.60 Adapun kaitannya dengan bahan yang digunakan untuk menyemir, terdapat beberapa perbedaan antara bahan semir yang ada pada masa Nabi ( hinna>’ dan katam) dengan bahan pewarna pada masa sekarang ini, umumnya, bahan yang digunakan untuk menyemir rambut pada saat ini telah dicampur dengan berbagai macam bahan kimia, sehingga kiranya perlu dipertimbangkan akan dampak dan efek samping yang dapat timbul dari penggunaan bahan semir tersebut. Pada tahun 1910, terdapat banyak sekali alergi yang ditimbulkan dari penggunaan semir rambut dengan campuran bahan kimia, diantaranya adalah paraphenylenediamine (PPD).61 Kondisi semacam ini sangat jauh berbeda dengan budaya Arab (khususnya zaman Nabi), hadis yang memperbolehkan semir rambut dengan warna selain hitam berlaku pada masyarakat arab pada waktu itu. Tetapi, akan sulit direalisasikan di Indonesia terlebih 59
Abu> al-‘Ali> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}man Ibn ‘Abd al-Rah}i>m al-Mubarakfuri, Tuh}fah al-Ahwadhi>
bi> Sharh Ja>mi‘ al-Tirmidhi> (Cairo: al-Fajalah al-Jadi>dah, 1965), vol. IV, 450. 60
Muhammad Khairul Anam, “Hadis-Hadis tentang Menyemir Rambut: Studi Ma‘a>ni> al-H{adi>th” (Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), 102. (tidak diterbitkan)
http://pasaronlineforall.blogspot.com/2010/12/fenomena-hair-dying-menyemir-rambut.html, diakses pada 15 April 2013 61
97
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
jika uban orang tua harus berganti warna menjadi kuning ataupun merah, karena sebagian orang Indonesia masih mengganggap hal tersebut bagian dari tindakan tidak terpuji dan memancing kesan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa hadis tersebut lebih bersifat temporal dan bukan universal. Pandangan Beberapa Ulama terhadap Praktek Hair Dying Terhadap praktek semir rambut ini, tidak sedikit Ulama yang memberikan komentar terkaitnya. Secara legal formal, al-Nawa>wi> menilai praktek ini memiliki beberapa kriteria hukum. Mewarnai uban dengan warna kuning atau merah hukumnya sunnah, didasarkan atas ijma‘ as}h}a>b al-Sha>fi‘i> terhadap hadis Abu> Hurayrah yang menyatakan bahwa “Yahudi dan Nasrani tidak mengecat rambutnya, maka berbedalah dari mereka. Hadis ini telah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya. Masih menurutnya, jika warna yang digunakan untuk menyemir rambut ataupun jenggot adalah warna hitam, maka para Ulama sepakat mencaci pelakunya karena dikenai hukum makru>h} tanzi>h, bahkan al-Quzwayni> menegaskan hukumnya haram, berdasarkan pemahamannya terhadap redaksi fi’l nahy dalam hadis wajannibu>hu al-sawa>d, serta ancaman tidak akan masuk surga bagi pelakunya. Namun, menurut Ibn Ish}a>q Ibn Rah}wayh, keharaman tersebut dikecualikan bagi perempuan yang bertujuan bersolek dan menyenangkan suaminya.62 Selanjutnya, apabila ditinjau dari aspek tas}awwuf, Ibn Ha>shim Ba‘la>wi> menggolongkan tren semir rambut ini khususnya warna hitam, termasuk ke dalam kategori ma‘a>s} al-badan (maksiat yang dilakukan oleh anggota tubuh) sekalipun dilakukan oleh perempuan.63 Bahkan, Ibn H}ajar al-Hayta>mi> menggolongkannya termasuk dosa besar.64 Sedangkan Imam al-Ghaza>li>, di tengah hukum dibolehkan dan dilarangnya melakukan semir rambut, ia berpendapat bahwa aktivitas tersebut termasuk perbuatan tercela jika tujuannya tidak untuk menyamarkan kaum Kafir ketika berperang, tetapi untuk menyamai orang-orang yang ahli agama.65 Yang dimaksud dengan ahli agama, menurut Muh}ammad Shat}t}a al-Dimyati> adalah orang-orang s}a>lih}, para ‘Ulama dan para pengikut sunnah, yang menurutnya makruh untuk diserupai. 66 PENUTUP Setelah dikaji dari segi sanad, matn, sabab wurud serta pendapat para Ulama, dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis tentang semir rambut, baik yang menganjurkan menyemir uban dan yang melarang menyemir rambut dengan warna hitam hanyalah 62
Abu> Zakariya> Muh}y al-Di>n Ibn Sharaf al-Nawa>wi>, al-Majmu>‘ Sharh} al-Muhadhdhab (Beirut: Da>r al-Fikr, 2000), vol. I, 360-362. 63 ‘Abd Allah Ibn H{usayn Ibn T{a>hir Ibn Muh}ammad Ibn Ha>shim Ba‘la>wi>, Is‘a>d al-Ra>fiq Sharh Sullam al-Tawfi>q (Surabaya: al-Hidayah, t.th), 119-120. 64 Abu> al-‘Abba>s Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H}ajar al-Makki> al-H{ayta>mi>, al-Zawa>jir ‘an Iqtira>f al-Kaba>’ir (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th), 261. 65 Muh}ammad Ibn Muh}ammad al-H{usayni> al-Zabidi>, Ittih}a>h al-sa>dah al-Muttaqin Sharh Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1989), 672. Lihat juga Abu> H}a>mid Muh}ammad Ibn Muha}mmad al-Ghaza>li>, Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n (Beirut: Da>r al-Fikr, 1995), vol. I, 184-185. 66 Muh}ammad Shat}t}a al-Dimyati>, I‘a>nah al-T{a>libi>n Sharh Fath} al-Mu‘i>n (Semarang: Toha Putra, t.th) vol. II, 339.
98
Fenomena Hair Dying (Arif Nursihah)
bersifat temporal dan lokalistik (tidak universal). Oleh karena sifatnya yang demikian, maka hukum mengecat rambutpun tergantung kondisinya; sunnah apabila digunakan untuk membedai Yahudi dan Nasrani; dan haram apabila warna yang digunakan adalah hitam apabila tidak ada tujuan mengelabuhi lawan dalam jihad berperang. Di samping itu, “spirit” utama dari hadits tersebut adalah lebih berupa anjuran untuk menjaga kerapian dan kebersihan rambut, serta untuk membedakan identitas orang Islam dengan umat Yahudi dan Nasrani, baik dari segi tingkah laku, cara berpakaian dan berpenampilan. DAFTAR PUSTAKA Anam, Muhammad Khairul. “Hadis-Hadis tentang Menyemir Rambut: Studi Ma‘a>ni> alH{adi>th”. Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009. (tidak diterbitkan) Al-Asqala>ni>, Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H{ajar. Fath} al-Ba>ri> bi> Sharh} S{ah}i>h al-Bukha>ri>. Beirut: Da>r al-Fikr, tth. Al-‘Asqala>ni>, Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H{ajar. Lisa>n al-Mi>za>n dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Bukha>ri>, Abu> ‘Abd Allah Ibn Isma>‘i>l. S}ahi}>h al-Bukha>ri>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1993. Al-Bukha>ri>, Abu> ‘Abd Allah Ibn Isma>‘i>l. S}ahi}>h al-Bukha>ri dalam DVD ROM alMaktabah al-Sha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Dimyati>, Muh}ammad Shat}t}a. I‘a>nah al-T{a>libi>n Sharh Fath} al-Mu‘i>n. Semarang: Toha Putra, t.th. Al-Ghaza>li>, Abu> H}a>mid Muh}ammad Ibn Muha}mmad. Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n. Beirut: Da>r alFikr, 1995. Haykal, Muh}ammad H{usayn. Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007. Al-H{ayta>mi>, Abu> al-‘Abba>s Ah}mad Ibn ‘Ali> Ibn H}ajar al-Makki>. al-Zawa>jir ‘an Iqtira>f alKaba>’ir. Beirut: Da>r al-Fikr, t.th. Ibn H{anbal, Ah}mad. Musnad Ah}mad Ibn H{anbal dalam DVD ROM al-Maktabah alSha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Ibn Ma>jah. Abu> ‘Abd Allah. Sunan Ibn Ma>jah dalam DVD ROM al-Maktabah alSha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Ibn ‘Abd al-Bar, al-Isti‘a>b fi> Ma‘rifah al-As}h}ab> dalam DVD ROM al-Maktabah alSha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Ibn Ha>shim Ba‘la>wi>,‘Abd Allah Ibn H{usayn Ibn T{a>hir Ibn Muh}ammad. Is‘a>d al-Ra>fiq Sharh Sullam al-Tawfi>q. Surabaya: al-Hidayah, t.th. Al-Kha>t}ib, Muh}ammad ‘Ajja>j. Us}u>l al-H{adi>th, terj. HM. Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007. 99
Jurnal Penelitian Keislaman, Vol. 12, No. 1, Januari 2016: 83-100
Kusumadewi. Rambut Anda dan Penataannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. Al-Mana>wi>,‘Abd al-Ra’u>f. Fayd al-Qadi>r: Sharh al-Ja>mi‘ al-S{aghi>r min Ah{a>di>th al-Bashi>r al-Naz}i>r. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001. Al-Mubarakfuri, Abu> al-‘Ali> Muh}ammad ‘Abd al-Rah}man Ibn ‘Abd al-Rah}i>m. Tuh}fah alAhwadhi> bi> Sharh Ja>mi’ al-Tirmidhi>. Cairo: al-Fajalah al-Jadi>dah, 1965. Muslim, Abu> al-H{usayn. S}ah}i>h} Muslim. Beirut: Da>r al-Fikr, 1993. Muslim, Abu> al-H{usayn. S}ah}i>h} Muslim dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Nasa>’i>, Ah}mad Ibn Shu‘ayb. Sunan al-Nasa>’i> dalam DVD ROM al-Maktabah alSha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Nawa>wi>, Abu> Zakariya> Muh}y al-Di>n Ibn Sharaf. Al-Majmu>‘ Sharh} al-Muhadhdhab. Beirut: Da>r al-Fikr, 2000. Raharjo, dkk. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Modern. Jakarta: Institut Andragogi Indonesia, 1986. Al-Shawka>ni>, Muh}ammad Ibn ‘Ali>. Nayl al-Awt}a>r: Sharh Muntaqa> al-Akhba>r. Cairo: Da>r al-Wafa>’, 2003. Shihab, Alwi. Islam Inklusif . Bandung: Mizan, 1999. 62. Al-Sijista>ni>, Abu> Da>wud. Sunan Abi> Da>wud. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994. Al-Sijista>ni>, Abu> Da>wud. Sunan Abi> Da>wud dalam DVD ROM al-Maktabah al-Sha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Suyu>t}i>, Jala>l al-Di>n. Sharh Sunan al-Nasa>’i>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1930. Al-Tirmidhi>, Muh}ammad Ibn ‘I<sa> Ibn Saurah. Sunan al-Tirmidhi>. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994. Al-Tirmidhi>, Muh}ammad Ibn ‘I<sa> Ibn Saurah. Sunan al-Tirmidhi> dalam DVD ROM alMaktabah al-Sha>milah. Solo: Ridwana Press, 2005. Al-Zabidi>, Muh}ammad Ibn Muh}ammad al-H{usayni>. Ittih}a>h al-sa>dah al-Muttaqin Sharh Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1989. http://pasaronlineforall.blogspot.com/2010/12/fenomena-hair-dying-menyemirrambut.html diakses pada 15 April 2013.
100