TUGAS AKHIR PW09-1333
ARAHAN PENGENDALIAN KONVERSI HUTAN LINDUNG MENJADI KEGIATAN BUDIDAYA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO KABUPATEN PELALAWAN-RIAU
NASRUDDIN NRP 3606 100 024
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITS SURABAYA 2010
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL & PEMBAHASAN KESIMPULAN & REKOMENDASI
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN BATASAN MASALAH MANFAAT PETA LOKASI PENELITIAN
Membentang di dua wilayah yaitu di Kab. Pelalawan dan Kab. Indragiri Hulu Merupakan bekas lahan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) PT. Dwi Marta dengan masa habis izinnya pada tahun 2001. Kemudian lahan tersebut diserahkan dan diberikan izin kepada Inhutani IV dengan masa habis izin pada tahun 2003. Taman Nasional Tesso Nilo dibentuk bukan dari hutan alam murni melainkan 50% sudah hasil tebangan Konversi berawal dari kegiatan perambahan, adanya akses, dan klem dari masyarakat adat, imeng-imeng modal dengan cara membentuk kelompok tani.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN DAN SASARAN RUANG LINGKUP MANFAAT PETA LOKASI STUDI Kawasan hutan lindung TN Tesso Nilo & sekitarnya saat ini telah terjadi konversi menjadi kawasan kegiatan budidaya yaitu perkebunan kelapa sawit, karet, dan sebagainya Mengalami perubahan yang pesat sehingga berimplikasi negatif terhadap kerusakan terutama menyebabkan degradasi lahan serta kerusakan lingkungan, deforestasi, dan terganggunya kehidupan satwa seperti habitat gajah dan harimau
Upaya pengendalian yang ada belum maksimal, dikarenakan masih terjadinya pelanggaran dan bertentangan terhadap peraturan dan kebijakan pemerintah tentang kawasan lindung. Bagaimana karakteristik konversi dan faktor-faktor penyebab konversi?????
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN DAN SASARAN RUANG LINGKUP MANFAAT PETA LOKASI PENELITIAN Tujuan : Merumuskan arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan. Sasaran : 1. Mengidentifikasi karakteristik konversi berdasarkan luas, jenis pemanfaatan dan laju konversi di kawasan TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan? 2. Menentukan faktor-faktor penyebab konversi di kawasan TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan ? 3. Mengidentifikasi dampak konversi di kawasan TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan? 4. Menyusun arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan?
Ruang lingkup wilayah Terletak di Kec.Ukui dengan luas wilayah 130.200 Ha yang memiliki 11 desa. Sebelah Utara : (Kec. Pkl Lesung), : (Kab.Kuantan Sengingi), Sebelah Barat Sebelah Timur : (Kab. Indragiri Hulu), Sebelah Selatan : (Kec. Pkl Kuras).
Ruang lingkup pembahasan Karakteristik konversi, yaitu luas, jenis , dan laju. Faktor-faktor penyebab dan dampak konversi Aspek landuse, dan manajemen lahan, terkait teknik pengendalian pemanfaatan ruang
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN DAN SASARAN RUANG LINGKUP MANFAAT PETA LOKASI PENELITIAN
Ruang lingkup substansi • Kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya, • Kawasan budidaya yaitu perkebunan masyarakat, dan • Teori-teori yang mengkaji landuse kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya serta teori terkait.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN PERMASALAHAN TUJUAN DAN SASARAN RUANG LINGKUP MANFAAT PETA LOKASI PENELITIAN Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota yang nanti nya dapat diterapkan sesuai dengan ranah perencanaan. Dapat memberikan suatu gambaran mengenai keadaan pemanfaatan kawasan hutan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya. Rekomendasi dalam arahan pengendalian lahan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan pemerintah Kabupaten Pelalawan (Kota Pangkalan Kerinci) dan pemerintah Propinsi Riau
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN BATASAN MASALAH MANFAAT PETA LOKASI STUDI
Lokasi studi
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL & PEMBAHASAN KESIMPULAN & REKOMENDASI
untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan konversi tersebut yang dapat disintesakan dari teori karakteristik pembentuk penggunaan lahan, konversi lahan, proses konversi, dan dampak konversi. Sehingga indikator yang didapat yaitu lapangan pekerjaan, dan kerusakan lingkungan. Selanjutnya dalam menyusun arahan pengendalian konversi dapat disintesakan dari teori-teori karakteristik pembentuk penggunaan lahan, konversi lahan dan pengendalian penggunaan lahan yang terdiri dari konsep pengendalian penggunaan lahan, dasar pertimbangan dan lingkup pengendalian konversi lahan, dan perangkat pengendalian konversi lahan. Dari teori tersebut didapatkan indikator penelitian yaitu instrument pengendalian konversi yang terdiri dari instrument insentif dan disinsentif berdasarkan preventif dan kuratif.
TINJAUAN PUSTAKA SINTESA TINJAUAN TEORITIK KONSEPTUALISASI TEORI
Untuk mengidentifikasikan karakteristik konversi kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya dapat disintesakan dari teori-teori tentang lahan, faktor pembentuk penggunaan lahan, karakteristik penggunaan sumberdaya lahan, dan pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Sehingga dapat diperoleh indikator penelitian yaitu kondisi fisik lahan. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab konversi yang dapat disintesakan dari teori faktor pembentuk penggunaan lahan, konversi lahan, proses konversi lahan, dan faktor-faktor penyebab konversi. Dari teori tersebut didapatkan indikator yaitu lapangan pekerjaan, pertumbuhan penduduk, aksesibilitas, dan aturan kebijakan.
Secara Konseptualisasi Teoritik Penelitian dari keseluruhan tinjauan pustaka dapat dilihat pada Gambar 2.1.
TINJAUAN PUSTAKA SINTESA TINJAUAN TEORITIK KONSEPTUALISASI TEORI Konversi
Kawasan Hutan Lindung
Karakteristik Konversi: Kondisi fisik lahan
Faktor Penyebab Konversi: Lapangan pekerjaan, Pertumbuhan penduduk, Aksesibilitas, dan Aturan kebijakan.
Prinsip Pengendalian: Preventif-insentif Preventif-disinsentif Kuratif-insentif Kuratif-disinsentif Gambar 2.1 Kerangka Konseptualisasi Teori
Dampak Konversi: Lapangan pekerjaan, dan Kerusakan lingkungan
Kawasan Kegiatan Budidaya
Instrument pengendalian konversi kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya
METODOLOGI PENDEKATAN PENELITIAN JENIS PENELITIAN METODE PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN
Pendekatan rasionalisme merupakan semua ilmu berasal dari pemaknaan intelektual yang dibangun atas kemampuan berargumentasi secara logik dalam merumuskan konsep teoritik sebagai konsep dasar penelitian yang berkaitan dengan konversi lahan kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya beserta karakteristik konversi , faktor-faktor penyebab dampak konversi serta arahan pengendalian konversi kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab.Pelalawan Deskriptif dengan model penelitian studi kasus (case study). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Selain itu, ada juga yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
METODOLOGI PENDEKATAN PENELITIAN JENIS PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN METODE PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN Variabel penelitian adalah faktor atau hal yang diteliti mempunyai ukuran, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
No
Sasaran yang ingin dicapai 1. Identifikasi karakteristik konversi berdasarkan karakteristik konversi kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya pertanian
Indikator
Kondisi fisik lahan
Variabel
Jenis konversi lahan
Luas konversi lahan Laju konversi lahan 2. Identifikasi faktor-faktor penyebab konversi kawasan lindung menjadi konversi budidaya pertanian
Lapangan Pekerjaan
Lapangan Pekerjaan
Aksesibilitas
Aturan kebijakan
3. Identifikasi dampak konversi berdasarkan kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya pertanian
Lapangan pekejaan
4. Menyusun arahan pengendalian konversi kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya pertanian
Instrument pengendali an konversi
Sumber : Analisis Penulis, 2010
Kerusakan lingkungan
Kebijakan Kurangnya informasi
Defenisi operasional
Jenis konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya berupa Perkebunan rakyat (kelapa sawit, karet, tanaman pangan dan lainnya). Luasan yang dimiliki oleh kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kawasan budidaya Tingkat konversi penggunaan kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kawasan budidaya Tingkat kontribusi struktur ekonomi baik potensi penyerapan tenaga kerja dan potensi pertanian kehutanan di Kabupaten Pelalawan Ada/tidak adanya akses di kawasan konversi hutan lindung Adanya aturan kebijakan yang berlaku.
Minimnya informasi mengenai kebijakan penggunaan lahan Kurangnya koordinasi Minimnya koordinasi antar pihak-pihak yang berkepentingan atas lahan Sistem perijinan Masih lemahnya sistem perijinan Kegiatan deforestasi Kegiatan deforestasi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya semakin meningkat Bencana alam Terjadinya bencana alam seperti kabut asap yang dilihat dari potensi titik api Degradasi/penurunan kualitas Terjadinya konversi kawasan dengan lahan jenis tanaman kegiatan budidaya yang kurang menyimpan air Terganggunya kehidupan Berkurangnya jumlah satwa gajah dan satwa harimau TN Tesso Nilo dan sekitarnya Pengendalian Insentif Kefektifitas insentif dalam mengendalikan pelanggaran pengembangan pembangunan di Kabupaten Pelalawan Pengendalian disinsentif Kefektifitas Disinsentif dalam mengendalikan pelanggaran pengembangan pembangunan di Kabupaten Pelalawan
METODOLOGI PENDEKATAN PENELITIAN JENIS PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN METODE PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data : (Survey data sekunder dan survey data primer) Teknik Sampling : (Purposif sampling, yaitu penunjukkan responden ahli/pakar secara langsung diantaranya Kepala Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang, Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Pakar /Ahli dari Universitas Lancang Kuning) . Teknik Analisis Data : (kuantitatif dan kualitatif)
Wawancara dengan ceklist transkrip
Tabel 3.2 Responden Penelitian Instansi /Lembaga BAPPEDA Kab. Pelalawan
Jabatan (ahli/pakar)
Dinas Pariwisata Kab. Pelalawan
Kepala Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang Staff Bidang Penataan Ruang Kehutanan Staff
Universitas Lancang Kuning
Pakar Kehutanan
LSM WWF Propinsi Riau
Staff HEC WWF
Dinas Kehutanan Kab.Pelalawan
Gambar 3.5 Tahapan Analisis Isi (Content Analisys)
Penemuan kategori2 faktor
Content analisis mencari arti dan makna dari tiap kategori
Identifikasi karakteristik konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Sumber : Penulis, 2010
Pemetaan Variabel Penelitian :
Literatur empirik permasalahan konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya
D2
D1
Hasil identifikasi kebijakan/teori yang digunakan
O v e r l a y
D3 D1 D2
D3
Konsesus pakar/ahli terhadap penelitian
Perumusan arahan pengendalian konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya Gambar 3.1 Analisis Triangulasi Penyusunan Arahan Pengendalian Konversi Lahan Kawasan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan Sumber : Analisis Penulis, 2010
triangulasi
Variabel Karakteristik Konversi: Luas konversi kawasan lindung Jenis konversi kawasan lindung Laju konversi kawasan lindung
Karakteristik konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Arahan Pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Gambar 3.3 Tahapan Karakteristik Konversi dengan Overlay Analisys Sumber : Penulis, 2010
METODOLOGI PENDEKATAN PENELITIAN JENIS PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN METODE PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN
Perumusan masalah merupakan identifikasi permasalahan konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya di Kabupaten Pelalawan. Studi literatur dengan tujuan mengumpulkan literatur berupa teori yang berkaitan konversi penggunaan lahan yang terkonversi, arahan penggunaan lahan konversi kawasan lindung, dan metode analisis yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Analisis Penarikan Kesimpulan akan dirumuskan rekomendasi yang berupa arahan pengendalian konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya. Alat Analisis
No. 1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 3.1 Alat Analisis yang digunakan dalam Penelitian Jenis Analisis Tujuan Analisis Analisis penentuan stakeholders ahli atau pakar Menentukan stakeholders ahli sebagai responden penelitian atau pakar dalam penentuan arahan pengendalian konversi kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab.Pelalawan Analisis pola konversi kawasan lindung TN Teridentifikasinya karakteristik Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan konversi dan pola konversi budidaya berdasarkan karakteristik konversi kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab. Pelalawan Analisis perumusan faktor-faktor penyebab konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya
Analisis perumusan dampak konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab. Pelalawan Analisis perumusan arahan pengendalian konversi kawasan lindung TN Tesso Nilo dan sekitarnya menjadi kegiatan budidaya
Sumber : Hasil Kajian Penulis, 2010
Teridentifikasinya faktor-faktor penyebab konversi kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab. Pelalawan Mendapatkan rumusan dampak konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab. Pelalawan Mendapatkan rumusan arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo Kab. Pelalawan
Alat Analisis
Teknik Purposif Sampling
Analisis deskriptif overlay analisys
content analisys
content analisys
Analisis triangulasi Analisis deskriptif
Terjadinya konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, terjadinya degradasi lingkungan, munculnya beberapa bencana alam dan kerusakan lingkungan, serta adanya perijinan kegiatan
Tahap perumusan masalah
Landasan Teori
Penggunaan Lahan
Kawasan lindung TN Tesso Nilo Tahap studi literatur
Variabel Penelitian
Observasi lapangan Pengelompokan variabel
Data sekunder: Data Instansional Literatur buku Tinjauan media Tahap analisis
Overlay analisys Penentuankarakteristik konversi berdasarkan karakteristik hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Analisis Triangulasi
Identifikasi dampak konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Identifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten PelalawanRiau
Menyusun arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Gambar 3.6 Kerangka Penelitian Sumber, Analisis penulis, 2010
Arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan-Riau
Content analisys Tahap Penarikan kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN KARAKTERISTIK KONVERSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
KARAKTERISTIK KONVERSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN Kawasan TN Tesso Nilo diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No 255/Menhut-II/2004 bertanggal 15 Maret 2004 seluas 38.576 hektar. Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) terletak di Kabupaten Pelalawan seluas 36.872 Ha, sedangkan luas di Kabupaten Indragiri Hulu seluas 1.702 Ha. Namun, untuk orientasi wilayah penelitian adalah Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) terletak di Kabupaten Pelalawan yang terdapat di Kecamatan Ukui. Secara geografis Kecamatan Ukui terletak antara 1°25” LU dan 0°,20” LS serta antara 100°,42” – 103°,28” BT.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Luas Kawasan Lindung TN Tesso Nillo Dan Kawasan Sekitarnya Kawasan Luas (Ha) TN Tesso Nillo
36.872
PT. Nanjak Makmur
52.580
PT. Hutani Sola Lestari
18.874
PT. Siak Raya Timber
37.638
PT. Nusa Wana Raya
17.140
Jumlah 163.104 Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
Luas Kawasan Lindung TN Tesso Nillo Dan Kawasan Sekitarnya TN Tesso Nillo
10% 23%
GAMBARAN UMUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
KARAKTERISTIK KONVERSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN Adapun batas-batas Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan kawasan sekitarnya secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Pangkalan Lesung Sebelah Barat : Kabupaten Kuantan Sengingi Sebelah Timur : Kabupaten Indragiri Hulu Sebelah Selatan : Kecamatan Pangkalan Kuras
PT. Nanjak Makmur 23% PT. Hutani Sola Lestari PT. Siak Raya Timber 12%
32% PT. Nusa Wana Raya
Gambar 4.1 Luas Kawasan Lindung TN Tesso Nillo dan Sekitarnya Tahun 2008
Lokasi wilayah Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Kawasan Lindung
SK Penetapan
Taman Nasional Tesso Nilo
Menhut No. 255/MenhutII/2004 tanggal 19 Juli 2004
38.576
36.872
PERATURAN DAN KEBIJAKAN
SM Kerumutan
Mentan No. 350/kpts/Um/6/1979 tanggal 14 Maret 1979 Menhut No. 173/kptsII/1986 tanggal 6 Juni 1986
120.000
18.607
KARAKTERISTIK KONVERSI
3.200
3.200
Menhut No. 173/kptsII/1986 tanggal 6 Juni 1986
6.900
6.900
168.676
65.679
SM Tasik BesarTasik Metas SM Tasik SerkapTasik Sarang Burung
Jumlah
Luas (Ha)
Luas Yang Masuk Kabupaten Pelalawan (Ha)
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
Kawasan Lindung di Kabupaten Pelalawan Taman Nasional Tesso Nilo
11%
5%
SM Kerumutan
28%
56%
SM Tasik Besar-Tasik Metas SM Tasik Serkap-Tasik Sarang Burung
Gambar 4.3 Kawasan Lindung di Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
GAMBARAN UMUM
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN Berdasarkan survey lapangan di Sungai Kerumutan kondisi penutupan lahan SM Kerumutan masih berupa hutan lebat dengan kondisi tegakan hutan yang masih baik. Begitu juga kondisi SM Tasik BesarTasik Metas dan kondisi penutupan lahan SM Tasik Serkap-Tasik Sarang Burung dengan kondisi tegakan hutan yang masih baik. Penutupan lahan berupa pohon-pohon dan pandan. Namun, kondisi Taman Nasional Tesso Nilo sendiri tidak seperti kondisi yang sesuai dengan fungsinya. Kawasan ini telah terjadi konversi yang dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan okupasi berupa kebun kelapa sawit dan coklat (baru ditanam) dan tanah terbuka. Kawasan lindung yang terluas adalah kawasan lindung Taman Nasional Tesso Nilo yang masuk di wilayah Kabupaten Pelalawan seluas 36.872 Ha atau (56%) dan merupakan wilayah penelitian.
Tabel 4.3 Luas Perambahan Hutan Dan Konversi Kawasan Lindung TN Tesso Nillo Dan Kawasan Sekitarnya Luas Luas Perambahan Kawasan Kawasan Luas (Ha) Hutan dan yang tersisa Konversi (Ha) Lahan (Ha) TN Tesso Nillo 36.872 8.427 28.445 PT. Nanjak Makmur
52.580
7.198
45.382
PT. Hutani Sola Lestari
18.874
6.806
12.068
PT. Siak Raya Timber
37.638
12.374
25.264
PT. Nusa Wana Raya
17.140
-
-
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan Tahun 2008
Gambar 4.4 Luas Perambahan Areal Hutan TN Tesso Nilo dan Sekitarnya Tahun 2007
HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
KARAKTERISTIK KONVERSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN Konversi Kawasan Lindung Taman Nasional Tesso Nilo dan Kawasan sekitarnya Kabupaten Pelalawan terjadi di areal kawasan lindung dan sekitarnya yang terjadi melalui kegiatan perambahan hutan. Luas perambahan hutan yang bertujuan sebagai alih fungsi kawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Disamping hutan tanaman, areal Taman Nasional Tesso Nilo telah diokupasi oleh masyarakat menjadi perkebunan kelapa sawit. Upaya konversi areal Taman Nasional Tesso Nilo dilakukan oleh masyarakat pendatang dengan ijin diberikan oleh pimpinan adat (disinyalir) dengan membayar ganti rugi 1 juta dan masyarakat mendapatkan Surat Keterangan Tanah (SKT) dengan ukuran luas 30 x 50 m.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.5 Rencana Perluasan Hutan Lindung TN Tesso Nilo
GAMBARAN UMUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
Rencana Perluasan No.
Pemegang Konsesi HPH
Luas Perizinan (hektar)
TN Tesso Nilo
Hutan Tanaman (HTI)
KARAKTERISTIK KONVERSI
1.
HPH PT. Hutani Sola Lestari
33.100
4.174
28.926
2.
HPH PT. Nanjak Makmur
48.700
44.978
3.722
3.
HPH PT. Siak Raya Timber
38.600
18.812
19.788
120.400
67.964
52.436
4.
Luas TN Tesso Nilo
38.576
32.036
-
100.000
52.436
Sub-total Total Sumber: Dokumentasi Dephut, 2007
Gambar 4.5 Rencana Perluasan Hutan Lindung TN Tesso Nilo
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAMPAK KONVERSI ARAHAN PENGENDALIAN Sedangkan untuk rencana perluasan sekitar 100.000 Ha untuk kawasan hutan lindung TN Tesso Nilo yang alokasi perluasannya melalui kawasan HPH perusahaan yang berada di sekitar TN Tesso Nilo tersebut. Adapun rencana perluasan areal hutan lindung TN Tesso Nilo disajikan pada Tabel 4.5.
Kondisi Kawasan Lindung TN Tesso Nilo
Keterangan
Kondisi jalan masuk ke kawasan lindung TN Tesso Nilo di Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan
Kondisi hutan yang masih ada dengan berbagai jenis tanaman hutan alam
Kondisi jalan utama yang merupakan salah satu akses utama bagi pihak perusahaan dalam distribusi hasil kayu (akasia) dari jenis HTI
Kondisi pos penjaga kawasan lindung TN Tesso Nilo yang dibangun oleh pihak lembaga dari WWF-Indonesia Gambar 4.10 Kondisi di TN Tesso Nilo Sumber: Survey Primer, 2010
Tabel 4.11 Kondisi Status Kawasan Hutan Lindung TN Tesso Nilo dan Kawasan Sekitarnya Tahun 2007 No.
1.
Kawasan
Luas Konversi dan Luas (Ha) Perambahan (Ha)
TN Tesso Nilo
36.872
2.
HPH PT. Nanjak Makmur 52.580
3.
7.198
HPH PT. Hutani Sola Lestari 18.874
4.
8.427
6.806
HPH PT. Siak Raya Timber 37.638
Sumber : analisis penulis, 2010
12.374
Jenis Pemanfaatan
Kelapa sawit Karet Tanaman pangan dan sebagainya Belum ditanami/semak belukar/terlantar Kelapa sawit Karet Tanaman pangan dan sebagainya Belum ditanami/semak belukar/terlantar
Kelapa sawit Karet Tanaman pangan dan sebagainya Belum ditanami/semak belukar/terlantar
Kelapa sawit Karet Tanaman pangan dan sebagainya Belum ditanami/semak belukar/terlantar
Laju Konversi dan Status Kepemilikan Kelompok Perambahan dan Perambahan Lahan Konversi (%)
22,85
13,68
36,06
32,87
Status Pemanfaatan Lahan
Legal (miliki Negara dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Pusat)
Perbekalan Bina Warga Sejahtera Simpang Silau Bagan Limau Pondok Kempas
Illegal (dilakukan oleh kelompok perambah)
Legal (kawasan HPH yang memiliki perijinan melalui IUPHHKHA hingga tahun 2019)
Kuala Onangan Toro Jaya Toro Maksum Air Sawah 1 Air Sawah 2 Mamahan Subur Mamahan 12 Mandiri Indah
Illegal berdasarkan pemanfaatan lahan (tidak ada perijinan, hanya dapat perijinan dari disenyelir atau pemangku adat setempat)
Legal (kawasan HPH yang memiliki perijinan melalui IUPHHKHA hingga tahun 2019)
Sepakat Langsat Bersatu Gunung Sahilan
Illegal berdasarkan pemanfaatan lahan (tidak ada perijinan, hanya dapat perijinan dari disenyelir atau pemangku adat setempat)
Legal (kawasan HPH yang memiliki perijinan melalui IUPHHKHA hingga tahun 2019)
Km 60 HPH PT Siak Raya Timber, Bukit Kusuma dan Sepanjang Koridor RAPP sektor Ukui Km 47 HPH PT Siak Raya Timber Koperasi Segati Jaya
Illegal berdasarkan pemanfaatan lahan (tidak ada perijinan, hanya dapat perijinan dari disenyelir atau pemangku adat setempat)