Arahan Pengembangan RTH Berdasarkan Fungsi Ekologis di Kota Blitar Arlingga Tirta S 3607.100.024
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
OUTLINE PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA METODELOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan suhu kota tropis yang panas terik.
Saat ini luas RTH yang ada di Kota Blitar adalah masih sebesar 13% dari luas kota atau sekitar 561,473 Ha, yang terdiri dari RTH privat sebesar 10% dan RTH publik sebesar 3% (Erna Santi, Kabid Pertamanan,2011). Selain itu, ruang terbuka hijau Kota Blitar apabila ditinjau dari tipologi ruang terbuka hijau kota belum memperhatikan fungsi utama RTH, yaitu fungsi kawasan sebagai paruparu kota dan penunjang kualitas lingkungan. Ruang terbuka yang berada di Kota Blitar lebih banyak sebagai fungsi estetika. Belum optimalnya fungsi RTH sebagai fungsi ekologis juga dapat dilihat dari kualitas air dan udara di Kota Blitar. Menurut Kepala KLHD kota Blitar, mengacu pada hasil pantauan yang dilakukan oleh BLH Provinsi Jawa Timur, diketahui bahwa kualitas udara dan air di Kota Blitar masih berada dibawah standar (www.blitarkota.net, 2011)
LATARBELAKANG
Kurang optimalnya penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar menyebabkan adanya isu-isu lingkungan perkotaan seperti pencemaran sungai, ancaman matinya sumber mata air yang nantinya dapat menurunkan kenyamanan warga kota. Pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi isu – isu lingkungan perkotaan tersebut. Dalam upaya untuk membuat sebuah arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar, maka ditemukan sebuah pertanyaan yaitu “apakah fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar?”
RUMUSANMASALAH Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar 2. Menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di kota Blitar 3. Menyusun arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar
SASARAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Kurang optimalnya penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi ekologis Adanya isu lingkungan berupa menurunnya kualitas udara danair Diperlukan adanya arahan pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar
TUJUAN
Mengidentifikasi fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar
HASIL
Menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di kota Blitar
Menyusun pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar
Arahan pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi ekologis di kota Blitar
KERANGKAPENELITIAN
OUTLINE PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA METODELOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Tabel Kajian Fungsi Ekologis RTH Purnomohadi
1. Mencegah banjir 2. Dapat meningkatkan kualitas air tanah 3. Mengendalika n suhu, cahaya, kelembaban dan aliran udara 4. Sebagai penyeimbang ekosistem perkotaan
Lokakarya RTH
Rustam Hakim
1. Meningkatkan 1. Sebagai kawasan kandungan air tanah resapan air 2. Menurunkan 2. Sebagai tingkat sarana pencemaran pengaman udara lingkungan perkotaan 3. Sebagai daya dukung ekosistem kawasan perkotaan
Eko Budihardjo
1. Penyegara n udara 2. Menyerap air hujan 3. Pengedalia n banjir 4. Memelihar a ekosistem 5. Pelembut arsitektur
Moniaga (2008)
RTH memiliki fungsi secara ekologi dalam ameliorasi iklim.
Sumber: Hasil kajian dari berbagai sumber,penulis,2011
SINTESATINJAUANTEORI
Tabel Hasil sintesa indikator dan variabel fungsi ekologis RTH Indikator Isu Lingkungan
Tipologi RTH
Variabel Pencemaran udara Keberadaan air tanah Perubahan suhu perkotaan Bentuk RTH Luas RTH
Sumber: Hasil sintesa dari kajian pustaka, penulis, 2011
SINTESATINJAUANTEORI
Tabel Kajian teori pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis berdasarkan teori Aspek Vegetasi
Bentuk RTH
Putri (2010) Mengembangkan jenis vegetasi penyusunnya sesuai dengan kebutuhannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan Hutan Kota, RTH sempadan sungai & mata air
Luas RTH
Menambahkan luasan proporsi ruang terbuka hijau kota pada area-area permukiman, sempadan, dll.
Lokasi RTH
Menggunakan potensi berupa lahan yang dapat digunakan sebagai RTH
Wahyudi (2005) Vegetasi merupakan syarat utama untuk mengembangkan fungsi ruang terbuka hijau di perkotaan
Zulkarnain (2006) Pengembangan vegetasi yang mendukung ekosistem di suatu lingkungan perkotaan
Hutan Kota dengan luas tertentu yang dapat menjadi paru – paru kota
Hutan Kota dapat menjadi lingkungan ekologis alami yang dapat menyeimbangkan ekosistem kota Menambah alokasi lahan Meningkatkan Luas RTH ruang terbuka hijau minimal menjadi 20% hingga 30% sesuai agar menjadi daya dengan kebutuhan dukung ekosistem masyarakat perkotaan dan perkotaan peraturan pemerintah
-
Optimalisasi lahan – lahan perkotaan untuk dijadikan ruang terbuka hijau
Fracillia (2005) keberadaan vegetasi dapat menurunkan suhu
-
Menambah alokasi luas ruang terbuka hijau agar menjadi daya dukung bagi perkotaan
-
SINTESATINJAUANTEORI
Tabel Kajian pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis berdasarkan pengembangan di kota-kota dunia Kasus
Kota Osaka, Jepang
Kota Singapura, Singapura
Kota Canada
Curitiba,
Aspek Pengembangan Pengaturan bangunan, mengawasi agar terdapat lahan kosong cukup, mengkoordinasikan pemanfaatan bangunan, dan pemeliharaan lahan hijau dan terintegrasi pemanfaatan/ penggunaannya Rehabilitasi bangunan dapat ditanggulangi melalui intensif yang diberikan oleh pemerintah Penerapan metode konsolidasi lahan melalui sistem ’sanitary
Indikator
.
landfill’ Tsurumi Park, salah satu diantaranya, semula adalah merupakan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kota, yang dikelola dengan metode konsolidasi lahan melalui sistem ’sanitary landfill’ Penerapan kebijakan mengenai pembenahan penataan kota tropis sejalan dengan fungsi ekologis alami, dalam mengembangkan RTH di wilayahnya Rehabilitasi dan revitalisasi melalui pembangunan kota Singapura ini, merupakan contoh baik penataan RTH kota tropis. Kebijakan pemerintah yang bertekad membenahi penataan kota tropis sejalan dengan fungsi ekologis alami, sehingga tercipta lingkungan kota yang sehat, nyaman, aman dan indah bagi penduduknya. Penataan kembali dan reorientasi kota berdasarkan rencana tata ruang. Memberikan keringanan pajak dan insentif lainnya kepada para pengembang jika mereka membangun ruang terbuka hijau. Pemberian insentif bagi pengembang dan bagi anak-anak jalanan untuk menjaga dan memelihara kebersihan taman-taman kota yang ada
Instrumen tata ruang kota
Sumber: Hasil kajian dari berbagai sumber,penulis,2011
SINTESATINJAUANTEORI
Tabel Hasil Sintesa Indikator dan Variabel pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis Indikator
Variabel
Vegetasi Penyusun
Pemilihan jenis tanaman
Penyediaan RTH
Bentuk RTH Luas RTH Lokasi RTH
Kebijakan
Kebijakan pendukung
Sumber: Hasil sintesa dari kajian pustaka, penulis, 2011
SINTESATINJAUANTEORI
Tabel Inventarisasi Indikator Dan Variabel Dalam Penelitian Pustaka
Indikator Isu Lingkungan
Fungsi Ekologi RTH
Pengembangan RTH scara teori dan studi terkait
Variabel Pencemaran udara Keberadaan air tanah Perubahan suhu perkotaan
Tipologi RTH
Bentuk RTH
Vegetasi Penyusun
Penyediaan RTH
Pemilihan tanaman Bentuk RTH Luas RTH Lokasi RTH Kebijakan Pendukung
Kebijakan
jenis
Sumber: Hasil sintesa dari kajian pustaka, penulis, 2011
SINTESATINJAUANTEORI
OUTLINE PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA METODELOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Sasaran Mengidentifikasi fungsi ekologi yang penting di Kota Blitar
Menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di kota Blitar
Indikator Isu Lingkungan
Variabel
Definisi Operasional
Pencemaran udara Keberadaan air tanah Perubahan suhu perkotaan
Tipologi RTH
Bentuk RTH
Bentuk RTH yang mempunyai fungsi ekologis yang ada di Kota Blitar
Vegetasi Penyusun
Pemilihan jenis tanaman
Pemilihan jenis tanaman yang mendukung fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar
Penyediaan RTH
Bentuk RTH Luas RTH Lokasi RTH
Penyediaan bentuk RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar Penyediaan luas RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar Lahan perkotaan yang potensial yang dapat dijadikan sebagai RTH berdasarkan fungsi ekologis
Menyusun arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar
Kebijakan
Kebijakan Pendukung
Kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis
Pemilihan jenis tanaman Penyediaan bentuk RTH Peningkatan luas RTH Lokasi RTH Kebijakan pendukung
Kebijakan
Tinjauan empiri dari penelitian lain
Sumber: Analisa, 2011
Tingkat pencemaran udara yang ada di Kota Blitar Kuantitas/keberadaan air tanah Perubahan suhu yang terjadi di Kota Blitar
Perumusan kebijakan pendukung mengenai RTH berdasarkan fungsi ekologis di kota Blitar Kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis dari hasil penelitian
Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis Tinjauan berupa penelitian tentang pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di kawasan lain
VARIABELPENELITIAN
Untuk menentukan sample pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau teknik sampling bertujuan dimana langsung menunjuk responden yang berkompeten atau berpengaruh dalam pencapaian sasaran akhir penelitian dengan menggunakan alat analisa stakeholder. Setelah dilakukan analisa stakeholder, dapat diketahui bahwa sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Kepala Bappeda Kota Blitar 2. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Blitar 3. Kepala KLHD Kota Blitar 4. LSM lingkungan setempat 5. Pakar RTH
POPULASIDANSAMPEL
No 1 2 3 4
5
6
7
8
Data Keberadaan air tanah
Teknik Survey Survey instasional dan tinjauan media Tingkat pencemaran udara Survey instasional dan tinjauan media Survey instasional dan tinjauan Suhu perkotaan media Wawancara Jenis tanaman Survey instasional dan tinjauan media Bentuk RTH
Luas RTH
Lokasi RTH
Kebijakan
Sumber KLH Kota Blitar KLH Kota Blitar KLH Kota Blitar
Wawancara Survey instasional dan tinjauan media
Wawancara Survey instasional dan tinjauan media
Wawancara Survey instasional dan tinjauan media Wawancara
Responden dari para pakar/ahli di bidang RTH Direktori RTH Kota Blitar Responden dari para pakar/ahli di bidang RTH Direktori RTH Kota Blitar Responden dari para pakar/ahli di bidang RTH Direktori RTH Kota Blitar
Responden dari para pakar/ahli di bidang RTH RTRW Kota Blitar Responden dari para pakar/ahli di bidang RTH
Sumber: Analisa, 2011
TEKNIKPENGUMPULANDATA
Mengidentifikasi Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Dalam melakukan analisa identifikasi fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar digunakan analisa deskriptif karena sangat membantu untuk membandingkan antara variabel dengan kondisi eksisting di Kota Blitar. Dalam analisis ini dilakukan perbandingan antara variabel yang didapat dari kajian pustaka dengan parameter yang didapatkan dari berbagai teori-teori serta dengan kondisi eksisting sehingga didapatkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar.
TEKNIKANALISADATA
Menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di kota Blitar Untuk mengidentifikasi kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar dilakukan dengan menggunakan alat analisa delphi. Akan tetapi sebelum menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting, sebelumnya dilakukan analisa pendahuluan berupa analisa faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis berdasarkan variabel pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang didapatkan dari kajian pustaka. Untuk mendapatkan faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting, menggunakan alat analisa berupa Theoritycal Deskriptive. Setelah didapatkan faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis, akan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya yaitu fiksasi faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis dengan para responden yang telah ditetapkan melalui analisa stakeholder dengan teknik analisa Delphi. Setelah terjadi konsensus dari para responden mengenai faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis, dilanjutkan dengan tahapan terakhir yaitu penentuan kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis. Kriteria pengembangan didapatkan dari hasil eksplorasi responden yang dilakukan di tahapan fiksasi faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis. Setelah dirumuskan kriteria pengembangan secara deskriptif dari hasil eksplorasi responden, akan dilakukan fiksasi kembali mengenai kriteria pengembangan dengan teknik delphi menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden sampai terjadi konsensus jawaban antar responden.
TEKNIKANALISADATA
Menyusun arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis Untuk menentukan arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar akan dilakukan dengan menggunakan analisa triangulasi. Analisa triangulasi pada dasarnya menggunakan 3 sumber data yang nantinya akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam penentuan arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar yang implementatif. Dalam penelitian ini, sumber informasi yang akan digunakan adalah 1. Kebijakan yang berhubungan dengan penelitian 2. Pustaka lain, diluar pustaka yang dijadikan sebagai acuan penelitian, yang berhubungan dengan penelitian. Pustaka tersebut bisa berupa hasil penelitian lain yang menyerupai penelitian ini 3. Hasil penelitian
Dari ketiga sumber data tersebut dicari arahan pengembangan yang terbaik dengan menggunakan analisis triangulasi. Dengan metode ini diharapkan arahan pengembangan yang dihasilkan untuk pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar lebih implementatif.
TEKNIKANALISADATA
No
1
Sasaran/Tujuan
Input
Identifikasi fungsi ekologis RTH yang penting di Kota Blitar
2
Menganalisa kriteria pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di kota Blitar
Pencemaran udara Keberadaan air tanah Perubahan suhu perkotaan Bentuk RTH Fungsi ekologis RTH yang penting di kota Blitar
Teknik Analisa Data Analisa Teroitikal Deskriptif
Delphi
Output
Fungsi ekologis RTH yang penting di Kota Blitar
3
Menyusun arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar
Kriteria Triangulasi pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar Kebijakan Tinajaun pustaka terkait
pemilihan jenis tanaman bentuk RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting luas RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting lokasi RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting kebijakan pendukung
Arahan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar
TAHAPANPENELITIAN
OUTLINE PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA METODELOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Kota Blitar terletak di Provinsi Jawa Timur yang mempunyai kedudukan geografis pada 1120,14’ -1120,28’ Bujur Timur dan antara 80,2’- 80,8’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Blitar adalah 32, 58 Km2, dengan batas wilayah administrasi adalah: • • • •
Sebelah Utara : Kec. Nglegok dan Garum, Kabupaten Blitar Sebelah Timur : Kec. Garum dan Kanigoro, Kabupaten Blitar Sebelah Selatan : Kec. Kanigoro dan Sanankulon, Kab. Blitar Sebelah Barat : Kec. Sanankulon dan Nglegok, Kab. Blitar
Secara administratif Kota Blitar dibagi dalam 3 wilayah Kecamatan, yaitu : Kecamatan Sananwetan dengan luas wilayah 1215.16 Ha, Kepanjenkidul dengan luas wilayah 1050.23 Ha, Sukorejo dengan luas wilayah 992.47 Ha
GAMBARANUMUM
GAMBARANUMUM
KONDISI EKSISTING RTH KOTA BLITAR No 1 2 3 4
Jenis RTH RTH Jalur Kota RTH Persimpangan Jalan RTH Taman Median Jalan RTH Taman
5
RTH Lapangan Olahraga dan Makam
6
RTH Hutan Kota RTH Pengaman Jalur KA, SUTT, Sungai dan Buffer zone RTH Penyangga Air Tanah bengkok berupa sawah yang disewakan RTH Batalyon Infanteri 511 Jumlah
7 8
9 10
Luas (Ha) 15,5730 0,0891 0,0080 6,5395 62,9400 12,6000 172,7447 2,2630 123,6400 20,0700 416,4673
GAMBARANUMUM
PETA SEBARAN RTH EKSISTING KOTA BLITAR
GAMBARANUMUM
Identifikasi Fungsi Ekologis RTH yang Penting di Kota Blitar 1. Fungsi Ekologis RTH sebagai pengaman lingkungan hidrologis Fungsi ekologis RTH ini penting untuk dikembangkan karena adanya isu lingkungan yang ada di Kota Blitar, yaitu terancamnya penurunan jumlah air tanah dan belum terpenuhinya bentuk maupun struktur RTH yang mempunyai fungsi ekologis sebagai pengaman lingkungan hidrologis. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan fungsi ekologis RTH sebagai pengaman lingkungan hidrologis yang dapat mengamankan mata air dan dapat menjadi kawasan resapan air di Kota Blitar.
ANALISA
Identifikasi Fungsi Ekologis yang Penting di Kota Blitar 3. Pengendalian Pencemaran Udara Fungsi ekologis ini penting untuk dikembangkan karena adanya isu lingkungan berupa kenaikan pencemaran udara berupa Pb dari kendaraan bermotor dan belum optimalnya keberadaan RTH di Kota Blitar sebagai pengendali pencemaran udara. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengembangan fungsi ekologis RTH sebagai pengendali pencemaran udara yang berasal dari kendaraan bermotor.
ANALISA
Menganalisa Kriteria Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Analisa faktor pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Dari analisa deskriptif yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dari semua variabel pengembangan yang dibandingkan dengan kriteria tentang penyediaan RTH masih perlu ditingkatkan. Berikut ini adalah faktor pengembangan yang didapat dari hasil analisa teoritikal deskriptif. No
Variabel
1
Penyediaan bentuk RTH
2
Peningkatan luas RTH
3
Lokasi RTH
4
Instrumen Tata Ruang
5
Jenis Tanaman
Faktor Pengembangan Penyediaan bentuk ruang terbuka hijau yang dapat mengamankan lingkungan hidrologis, mengendalikan pencemaran udara Peningkatan luas RTH berdasarkan fungsi ekologis sebagai pengaman kawasan resapan air dan mata air dan pengendali pencemaran udara dari kendaraan bermotor pemanfataan lokasi-lokasi potensial yang dapat dijadikan sebagai RTH berdasarkan fungsi ekologis Perumusan kebijakan pendukung mengenai penyediaan dan pengelolaan RTH berdasarkan fungsi ekologis Penanaman jenis vegetasi yang dapat menyerap air tanah, menyerap polusi udara kendaraan bermotor
ANALISA
Menganalisa Kriteria Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Analisa faktor pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Setelah didapatkan faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar dari hasil analisa deskriptif diatas, selanjutnya dilakukan proses penjaringan pendapat mengenai faktor – faktor pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan teknik delphi. Teknik ini melibatkan responden, yang telah ditetapkan dalam analisa stakeholder sebelumnya. Para responden mengeluarkan pendapat mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap kebutuhan faktor pengembangan yang telah dirumuskan di Kota Blitar.
No 1 2 3 4
5
Faktor Penyediaan hutan kota, sabuk hijau, RTH jalur jalan dan RTH sempadan mata air Pemenuhan luas RTH menjadi 20% dari luas kota
Pemanfataan lokasi-lokasi potensial yang dapat dijadikan sebagai RTH berdasarkan fungsi ekologis Perumusan kebijakan pendukung mengenai penyediaan dan pengelolaan RTH berdasarkan fungsi ekologis Penanaman jenis vegetasi yang mempunyai sifat dapat menyerap air tanah dan menyerap polusi udara kendaraan bermotor
R1
R2
R3
R4
R5
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
Menganalisa Kriteria Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis Yang Penting di Kota Blitar Analisa Perumusan Kriteria Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi Ekologis yang penting di Kota Blitar Dari hasil eksplorasi pendapat pada analisa faktor pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar di tahapan delphi didapatkan berbagai uraian dari responden mengenai faktor – faktor yang berkaitan dengan pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar secara lebih rinci. Penjabaran terperinci dari faktor oleh para responden tersebut lalu dijadikan sebagai kriteria pengembangan dari RTH berdasarkan fungsi ekologis yang penting di Kota Blitar. No
Kriteria
R1
R2
R3
R4
R5
1
Mempertahankan dan menambah bentuk RTH yang sudah ada seperti hutan kota, RTH sempadan mata air, dan RTH jalur jalan serta menambah bentuk RTH berupa sabuk hijau
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
2
Penambahan luas RTH sebesar 224 Ha
3
Pemanfaatan lokasi berupa mata air, sempadan jalan, kawasan resapan air dan kawasan batas – batas kota
S
S
S
S
S
4
Perumusan kebijakan berupa Master Plan RTH yang mengatur tentang penataan dan pengelolaan RTH berdasarkan fungsi ekologis
S
S
S
S
S
5
Penggiatan penanaman pohon asam londo, mahoni, beringin dan bungur untuk menyerap polusi udara dan menyerap air tanah
S
S
S
S
S
Menganalisa Perumusan Arahan Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi ekologis
ANALISA
Menganalisa Perumusan Arahan Pengembangan RTH berdasarkan Fungsi ekologis
1.
2.
3. 4.
5.
6.
Arahan pengembangan RTH sebagai pengaman lingkungan hidrologis Mempertahankan RTH yang sudah ada yang berupa hutan kota, contohnya Kebun Rojo dan RTH sempadan mata air di Kali Wayuh sebagai kawasan resapan air dan pengaman mata air di Kota Blitar. Mengembangkan bentuk RTH seperti hutan kota/kebun bibit dan RTH sempadan mata air karena masih kurangnya bentuk RTH tersebut di Kota Blitar. Pengembangan luas hutan kota sebesar 3,4 Ha, pengembangan RTH untuk sempadan mata air sebesar 93 Ha. Pemanfaatan kawasan utara Kecamatan Kepanjenkidul sebagai lokasi RTH, karena kawasan ini diperuntukkan sebagai kawasan konservasi, yaitu kawasan resapan air. Oleh karena itu kawasan ini cocok dijadikan sebagai hutan kota dan sabuk hijau yang memang mempunyai fungsi ekologis sebagai kawasan resapan air. Pemanfaatan sempadan 25 mata air yang ada di tiga kecamatan di Kota Blitar, karena sempadan mata air merupakan kawasan konservasi yang wajib dimanfaatkan sebagai RTH sempadan mata air Penamanan jenis pohon berupa bungur, trembesi tanjung dan glodokan yang digabung dengan beberapa jenis vegetasi berupa perdu, diharapkan dapat mengoptimalkan peran hutan kota dan RTH sempadan mata air sebagai kawasan resapan air.
Arahan pengembangan RTH sebagai pengendali pencemaran udara 1. Mempertahankan dan mengoptimalkan RTH jalur jalan yang ada di Jalan Suidanco Supriyadi dan Jalan Imam Bonjol agar dapat berfungsi sebagai penyerap polusi dari kendaraan bermotor 2. Mengembangkan RTH berbentuk sabuk hijau karena sabuk hijau mempunyai fungsi ekologis sebagai penyerap polusi yang baik. Selain itu pengembangan bentuk sabuk hijau dilakukan karena bentuk RTH tersebut belum ada di Kota Blitar 3. Pengembangan luas RTH RTH jalur jalan sebesar 5 Ha 4. Memanfaatkan sempadan jalan provinsi dan arteri sekunder yaitu Jalan Suidanco Supriyadi, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Merdeka untuk dijadikan sebagai RTH jalan karena sempadan jalan tersebut memiliki lebar 2-3m yang dapat dimanfaatkan sebagai RTH Jalan 5. Penanaman jenis pohon yang dapat menyerap polusi udara dari kendaraan bermotor dan dapat menjadi ciri khas kawasan, seperti pohon asam londo, mahoni, jati dan trembesi. Penanaman pohon sono kembang tidak dianjurkan karena daunnya sering diambil oleh warga untuk pakan ternak, sehingga fungsi pohon sebagai penyerap polusi menjadi tidak optimal.
ANALISA
ANALISA
OUTLINE PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA METODELOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
•
• •
Mempertahankan RTH yang sudah ada yang berupa hutan kota, contohnya Kebun Rojo dan RTH sempadan mata air di Kali Wayuh sebagai kawasan resapan air dan pengaman mata air di Kota Blitar. Serta mempertahankan dan mengoptimalkan RTH jalur jalan yang ada di Jalan Suidanco Supriyadi dan Jalan Imam Bonjol agar dapat berfungsi sebagai penyerap polusi dari kendaraan bermotor. Mengembangkan bentuk RTH seperti hutan kota/kebun bibit, RTH berbentuk sabuk hijau dan RTH sempadan mata air karena masih kurangnya bentuk RTH tersebut di Kota Blitar. Penambahan luas RTH di Kota Blitar sebesar 224 Ha sampai tahun 2017 agar sesuai dengan RTRW Kota Blitar, bahwa luas RTH minimal adalah sekitar 20% dari luas kota. Pengembangan luas hutan kota sebesar 3,4 Ha, pengembangan luas RTH RTH jalur jalan sebesar 5 Ha, pengembangan RTH untuk sempadan mata air sebesar 93 Ha. Pengembangan luas ini dilakukan selain agar luas RTH sesuai dengan RTRW Kota Blitar, tetapi juga agar RTH berdasarkan fungsi ekologis dapat berjalan maksimal di Kota Blitar
KESIMPULAN
•
• •
Pemanfaatan kawasan utara Kecamatan Kepanjenkidul sebagai lokasi RTH, karena kawasan ini diperuntukkan sebagai kawasan konservasi, yaitu kawasan resapan air. Memanfaatkan sempadan jalan provinsi dan arteri sekunder yaitu Jalan Suidanco Supriyadi, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Merdeka untuk dijadikan sebagai RTH jalan karena sempadan jalan tersebut memiliki lebar 2-3m yang dapat dimanfaatkan sebagai RTH Jalan. Serta pemanfaatan sempadan 25 mata air yang ada di tiga kecamatan di Kota Blitar, karena sempadan mata air merupakan kawasan konservasi yang wajib dimanfaatkan sebagai RTH sempadan mata air. Perumusan peraturan daerah berupa Masterplan RTH, perda pengelolaan RTH dan pedoman pengelolaan RTH yang mengatur tentang penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsi ekologis. Penanaman jenis pohon yang dapat menyerap polusi udara dari kendaraan bermotor dan dapat menjadi ciri khas kawasan, seperti pohon asam londo, mahoni, jati dan trembesi. Penamanan jenis pohon berupa bungur, trembesi tanjung dan glodokan yang digabung dengan beberapa jenis vegetasi berupa perdu, diharapkan dapat mengoptimalkan peran hutan kota dan RTH sempadan mata air sebagai kawasan resapan air.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan, rekomendasi yang diusulkan adalah : • Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk menentukan konsep pengembangan RTH berdasarkan fungsi ekologis di Kota Blitar yang lebih terintegrasi dengan perkembangan kota. • Perlunya peneltian lanjutan mengenai keterkaitan antara keberadaan ruang terbuka hijau dengan isu lingkungan kota Blitar
SARAN
Terima kasih