ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA NAGARI TUO PARIANGAN KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR Yoga Amarta Wijaya, Haryani, Harne Julianti Tou Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected] ABSTRAK Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar banyak menyimpan benda-benda cagar budaya dan nilai-nilai sejarah lainnya, namun potensi ini tidak dikelola dan dijaga dengan baik. Studi ini bertujuan merumuskan arahan pengembangan kawasan wisata agar potensinya terjaga dan terkelola dengan baik. Penulisan ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif. Proses pengumpulan data melalui survey primer dan survey sekunder dan analalisa yang digunakan antara lain ; analisis fase kawasan pengembangan dengan variabel fungsi lahan, sejarah dan batasan administrasi, analisa potensi dan permasalahan dari tiap-tiap fase dengan variabel potensi fisik kawasan, potensi aktifitas dan potensi objek, dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana pendukung wisata. Dari analisa diatas didapatkan bahwa Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan terbagi atas tujuh fase yang terdiri dari lima fase pemukiman, satu fase peribadatan dan satu fase sawah dan ladang. Arahan pengembangan fase sesuai dengan potensi dan permasalahan masing-masing. Dimana arahan pengembangan kawasan studi berdasarkan analisa antara lain konservasi kawasan, preservasi dan rekontruksi bangunan-bangunan tua dan bersejarah, mengembangkan potensi aktifitas, budaya dan kesenian yang ada, dan membuat aturan dalam pembangunan. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung untuk wisatawan sangat perlu dilakukan. Perhatian pemerintahan setempat dan kerjasama masyarakat sangat dibutuhkan demi kamajuan Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan ini. Kata Kunci : Wisata Sejarah Dan Budaya, Arahan Pengembangan
Pembimbing I
Ir. Haryani, MT
Pembimbing II
Harne Julianti Tou, ST, MT
1
pengembangan Kawasan Wisata Nagari
Pendahuluan Sebagai kawasan wisata, Nagari Tuo
Tuo Pariangan Kecamatan Pariangan
Pariangan tepatnya Jorong Pariangan
Kabupaten
Kenagarian
meningkatkan kualitas kawasan wisata
Pariangan
Kecamatan
Tanah
dalam
Pariangan Kabupaten Tanah Datar banyak
dan
menyimpan benda-benda cagar budaya
karena itu melalui studi ini tujuan yang
dan nilai-nilai sejarah lainnya yang bisa
diharapakan adalah dapat merumuskan
dijual melalui pariwisata. Namun saat ini
arahan pengembangan Kawasan Nagari
potensi ini tidak dikelola dan dijaga
Tuo
dengan baik banyak bangunan-bangunan
kualitas kawasan wisata dan kuantitas
tua yang lapuk dimakan usia sehingga
pengunjungnya dengan mengembangkan
banyak
kawasan wisata serta sarana dan prasarana
ditinggal
pergi
penghuninya
bahkan pekarangannya sudah tampak
kuantitas
Datar
pengunjungnya?
Pariangan
dalam
Oleh
meningkatkan
pendukungnya.
ditumbuhi tanaman liar serta minimnya sarana
dan
prasarana
wisata
juga
Metodelogi
membuat rendahnya jumlah wisatawan
Dalam penulisan ini menggunakan
yang datang ke Nagari Tuo Pariangan.
pendekatan Kualitatif dengan metode
Selain itu jika kita tidak memperhatikan
deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah
daerah-daerah tradisional yang ada di
penelitian
sumatera barat ini maka dikhawatirkan
pendekatan ini berorientasi pada gejala-
ciri khas masyarakat Minangkabau seperti
gejala yang bersifat alamiah, mendasar
Rumah Gadang,adat istiadat dan kesenian
dan tidak bisa dilakukan di laboratorium
daerah kan hilang. Oleh karena itu untuk
melainkan harus terjun ke lapangan
mengatasi masalah diatas perlu dilakukan
dengan mempergunakan pemikiran yg
upaya pengembangan terhadap Kawasan
logis
Wisata Nagari Tuo Pariangan ini karena
Penelitian, 1986 dan Drs.Tatang M.
peninggalan
sejarah
Amirin, 1995).
merupakan
hubungan
dan
pariwisata
yang
saling
yang
bersifat
(Muhammad
Nazir,
kualitatif,
Metode
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam
menguntungkan dan dapat menjadi alat
merumuskan
yang baik untuk membantu keberlanjutan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan seperti
peninggalan sejarah.
yang telah diuraikan sebelumnya, maka
Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
permasalahan yang dapat dirumuskan
arahan
pengembangan
Iangkah-langkah pendekatan serta analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
pada studi ini adalah bagaimana arahan 1
a.Kebijakan-kebijakan
1. Metode Pengumpulan Data
kawasan studi
A. Data Primer Pada
tahap
primer
pengumpulan
data
adalah
tahap
ini
pengumpulan data yang dilakukan dalam
mengenai
bentuk
survey
lapangan
secara langsung ( observasi, dan wawancara) untuk melihat secara umum kondisi eksisting Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan. Data primer yang dibutuhkan antara lain adalah : a.Sejarah dan budaya
kawasan,
b.Sejarah Nagari Tuo Pariangan c.Objek-objek wisata Nagari Tuo Pariangan d.Sarana dan prasarana wisata e.Monografi nagari dan kecamatan f. Studi literature terhadap hal-hal yang berhubungan dengan studi g.Jumlah
wisatawan,
lama
kunjungan dan tipe kunjungan h.Peta – peta kawasan studi 2. Metode Analisis
kondisi eksisting kawasan wisata
Analisis-analisis yang dipakai antara
yang terdiri dari kondisi fisik
lain :
keagamaan, sosial dan budaya
A. Analisis
serta
sarana
dan
prasarana
pendukung yang sudah ada.
karakteristik
yang terdiri dari ; Analisa
b.Potensi dan masalah kawasan
kawasan,
Fase
Kawasan
Pengembangan
wisata yang meliputi daya tarik
Analisa
objek yang sudah ada dan daya
berdasarkan fungsi, sejarah dan
tarik yang bisa dikembangkan (
batas administrasinya, dimana
pemandangan
indikatornya adalah beberapa
bangunan,
lam,
arsitektur
peninggalan
budaya
ini
pernyaratan
dilakukan
nagari
di
dan sejarah serta artraksi kesenian
Minangkabau, syarat nagari di
masyarakat)
Minangkabau ada tujuh namun
serta
permasalahannya. B. Data Sekunder Pengumpulan
data
sekunder
merupakan pengumpulan data – data instansi.
Data
sekunder
dibutuhkan antara lain :
yang
dalam
penyusunan
hanya
di
pakai
fase tiga
ini
yakni
bakampung, basawah/baladang, dan babalai/bamusajik. Analisa potensi / daya tarik Analisis ini dilakukan
dengan
cara melihat potensi daya tarik 2
wisata lainnya yang terdapat
jelasnya dalam penilaian daya
pada kawasan studi. Dari analisa
tarik pendukungnya
ini diharapkan dapat diketahui
Apabila salah satu dari enam
potensi wisata kawasan baik
kriteria ini sudah terpenuhi maka
yang sudah ada maupun yang dapat
dikembangkan
dapat
dan
memenuhi
bersejarah dan berbudaya maka
Kemudian dilakukan penilaian
nagari
potensial
Minangkabau), potensi aktifitas dan
potensi
objek.
Tujuan
pemilihan variabel ini selain daya
tarik/objek
pemilihan
variabel
bertujuan
untuk
keaslian
kawasan
sejarah
dan
kemudian
dinilai
lagi
berdasarkan
kriteria
Dari
memiliki hubungan sejarah/budaya Sedangkan
Dari potensi di atas maka dapat diketahui atraksi yang dapat
pemanfaatan fungsi potensi yang
didapat
atraksi
dikembangkan
yang
dapat
Untuk
lebih
berdasarkan
salah satu dari kriteria di atas.
potensinya,
dapat dikembangkan sehingga
dikatakan
sebarannya jika tidak memenuhi
terhadap potensi tersebut baik
ada (eksisting), dan potensi yang
tidak
potensial
maka akan dilakukan penilaian ketersediaan
daya
3. Hanya ada saat ini dan
indikator dan kriteria tersebut
itu
dimana
(sejarah /budaya)
kemudian dibagi lagi menjadi dan
pengembangan,
2. Hanya ada dahulunya
tersebut
indikator
fase
(sejarah /budaya)
segi
beberapa
per
1. Ada saat ini dan dahulunya
budayanya.
Variebel-veriabel
sebarannya
di fase tersebut jika ;
juga
menjaga dari
berdasarkan
tarik tersebut dikatakan potensial
wisata, ini
indikator
potensial ( di Kawasan Studi ).
tiga antara lain potensi fisik syarat
maka
tersebut dapat dikatakan tidak
variabel penilaiannya terdiri dari (
indikatornya
potensial sedangkan jika tidak
sebarannya. Sebagai kawasan
kawasan
dikatakan
dikembangkan.
Analisa permasalahan objek Dilakukan dengan mengamati permasalahan eksisting dari tiaptiap indikator daya tarik, baik itu 3
permasalahan
berdasarkan
perbandingan masa
dengan
sejarah
lampau
permasalahan sebagai objek
wisata.
sarana dan prasarana di objek dengan
teori
dan
saran
dan
maupun
prasarana
wisata
tersebut
sebuah
kemudian
disesuaikan
dengan
Sehingga
karakteristik
kawasan
studi
berdasarkan analisa ini keluaran
sebagai kawasan wisata budaya.
yang
adalah
Melalui analisis ini dihasilkan
permasalahan-permasalahan dari
kebutuhan sarana dan prasarana
objek tersebut yang digunakan
pendukung kegiatan wisata dan
sebagai
acuan dalam mengembangkannya.
diharapkan
acuan
dalam
pengembangannya.
Untuk
Dari potensi dan masalah ini juga dapat diketahui tipologi dari masing-masing fase ini. Tipologi atau karakteristik fase ini diharapkan nantinya sebagai
lokasi
pengembangan
disesuaikan dengan lokasi sebaran daya
tarik
dan
juga
sesuai
standarnya untuk arahan lokasi pengembangan
sarana
prasarananya.
acuan dalam menentukan arahan
Adapun sarana
kebijakan untuk pengembangan.
pendukung wisata antara lain ;
B. Analisis karakteristik pengunjung,
dan
prasarana
Sarana
analisa ini dilakukan berdasarkan
a.Peribadatan
lama kunjungan (menetap atau
b.Perhotelan / penginapan
tidak
c.Restoran / rumah makan
menetap)
berkunjung atau
dan
wisatawan
romongan)
cara (sendiri
d.Tempat penjualan souvenir
dengan
e.Tempat hiburan
menggunakan matrik dari kedua
f. Informasi wisata
elemen di atas. Hasil dari analisa
g.Tempat istrahat/gazebo
ini digunakan untuk pedoman
h.Toilet
dalam pengembangan sarana dan
i. Tong sampah
prasarana.
Prasarana
C. Analisis kebutuhan pengembangan sarana kawasan
dan
dan
prasarana
studi,
wisata
analisis
ini
a.Aksessibilitas b.Kondisi jalan c.Parkir
dilakukan dengan membandingkan 4
D. Arahan Pengembangan Kawasan
Babalai/Bamusajik
artinya
adanya
Wisata nagari Tuo Pariangan
tempat untuk melakukan aktifitas
Arahan pengembangan kawasan
keagamaan yaitu mesjid dan juga
dilakukan berdasarkan tiap-tiap
surau sebgai pendukungnya.
fase
berdasarkan
potensi
dan
Berdasarkan
indikator
di
atas
masalah kawasan serta kebutuhan
didapatkan tujuh fase yang terdiri dari
pengembangan
sarana
dan
lima fase bakorong/bakampung, satu
prasarananya.
Menyimpulkan
fase peribadatan dan satu fase sawah
arahan
pengembangan
dan
ladang.
Fase
berdasarkan potensi dan masalah
bakorong/bakampung antara lain fase
bertujuan untuk mempertahankan
asal pemukiman (Koto Pisang ), fase
potensi
meminimalisir
penyebaran pemukiman 1 ( Kapalo
permasalahannya agar kealamian
Koto ), fase penyebaran pemukiman 2
kawasan sebagai kawasan tua
( Ikua Koto ), fase penyebaran
yang penuh sejarah dan nilai
pemukiman 3 ( Tigo Luhak ) dan fase
budaya.
pendatang ( biaro ). Untuk lebih
dan
jelanya lihat gambar di bawah ini ;
Hasil dan Pembahasan 1. Fase Kawasan Pengembangan Penyusunan fase kawasan studi dilakukan berdasarkan fungsi, sejarah dan batas administrasinya dimana indikatornya
adalah
pernyaratan
fisik
Minangkabau
beberapa nagari
antara
di lain
Bakorong/Bakampuang
Skema Perkembangan Pemukiman Di Pariangan Koto Pisang Asal Pemukima n
artinya
adanya sebuah perkampungan tempat penduduk Minangkabau bermukim
Biaro Pendatang
Batang Benkawas
Kapalo Koto Penyebara nI
Tigo Luhak Ikua Koto Penyebaran Penyebaran III II
intikator pembagian fasenya adalah sejarah perkembangan pemukiman, Basawah/Baladang lahan
yang
memenuhi
artinya
adanya
digunakan
untuk
kebutuhan
sehari-hari
Jalan Propinsi Sumber : Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Padang tentang Pola Pemukiman Masyarakat Minangkabau, Tahun 1999/2000, Hasil Analisa 2013
penduduknya yaitu sawah dan lading, 5
Tabel Fase Kawasan Pengembangan Indikator Bakorong/ bakampuang
Babalai/ Bamusajik Basawah/ Baladang
Fase Fase I : Asal Pemukiman (Koto Pisang ) Fase II : Daerah Penyebaran 1 (Kapalo Koto) Fase III : Daerah Penyebaran 2 (Ikua Koto) Fase IV : Daerah Penyebaran 3 (Tigo Luhak) Fase V : Daerah Pendatang (Biaro) Fase VI ( Kawasan Peribadatan ) Fase VII ( Sawah dan Ladang )
b. Potensi aktifitas Pesta atau upacara adat (upacara kelahiran, kematian, penikahan, pengangkatan
datuk,
persawahan) Atraksi
tradisional
(atraksi
kesenian dan pacu jawi) kuliner
Sumber : hasil Analisis 2013
c. Potensi objek Masjid Tuo Minangkabau
Peta Fase Pengembangan
Kuburan Panjang Prasasti Pariangan
Semua hal di atas merupakan daya tarik yang potensial untuk dikembangkan di Kawasan Studi. Hanya saja sebaran potensi ini menyebar di setiap kawasan studi, untuk itu dibawah ini akan dikaji daya tarik yang potensial berdasarkan Sumber : hasil Analisis 2013
sebarannya (ada saat ini maupun dahulu berasarkan
2. Analisa Potensi dan Masalah Secara keseluruhan potensi yang terdapat di Kawasan Wisata Nagari Tuo Pariangan antara lain ; (daerah
asal,penyebaran dan pendatang) Basawah/baladang
(rumah
gadang dan rumah tradisional) Bapandan/bakuburan Batapian
fase
pengembangan. Dikatakan
potensial
berdasarkan
sebarannya jika : /budaya) 2.Hanya ada dahulunya (sejarah /budaya) 3.Hanya ada saat ini dan memiliki
Babalai/bamusajik Barumah/batanggo
per
1.Ada saat ini dan dahulunya (sejarah
a. Potensi fisik kawasan Pemukiman
sejarahnya)
hubungan sejarah/budaya Sedangkan berdasarkan
dikatakan
tidak
sebarannya
potensial
jika
tidak
memenuhi salah satu kriteria diatas.
6
A. Analisa Potensi dan Masalah Fase I
Pandan
pakuburan
tidak
dirawat
Potensi yang memenuhi kriteria antara
dengan
lain :
informasi tentang pandan pakuburan
Potensi Fisik Kawasan
tersebut
Potensi
sebagai
daerah
asal
pemukiman
baik
serta
kurangnya
Letak fase atau kampung ini jauh dari fase lainnya.
Potensi barumah (rumah gadang dan rumah tradisional)
B. Analisa Potensi dan Masalah Fase II
Potensi pandan pakuburan
Potensi yang memenuhi kriteria antara
Potensi tapian
lain :
Potensi Aktifitas
Potensi Fisik Kawasan
Potensi upacara kelahiran
Potensi sebagai daerah penyebaran
Potensi upacara kematian
pemukiman
Potensi upacara pernikahan Potensi
upacara
Potensi barumah (rumah gadang
penganggakan
datuk
Potensi pandan pakuburan
Dari beberapa potensi di atas maka permasalahan
dari
potensi-potensi
tersebut antara lain : Banyak bangunan yang tidak bisa digunakan karena dimakan usia baik itu bangunan rumah gadang maupun bangunan tempat tinggal lainnya Tidak ada media informasi dalam edukasi
sejarah
perkembangan
pemukiman dan kebudayaan tidak terawat dengan baik mendapatkan
Potensi Aktifitas Potensi upacara kelahiran Potensi upacara kematian Potensi upacara pernikahan Potensi
upacara
penganggakan
datuk Potensi kuliner Adapun permasalahan-permasalahan dari potensi di atas antara lain : Banyak bagian dari rumah gadang
Kondisi tapian atau tempat pemandian Sulitnya
dan rumah tradisional)
yang lapuk dimakan usia Begitu juga dengan bangunan tempat
waktu
berwisata untuk upacara-upacara adat ( upacara kelahiran, upacara kematian,
tinggal tradisional yang juga banyak dimakan lapuk dimakan usia Tidak ada media informasi dalam
pernikahan dan upacara pengangkatan
edukasi
datuk )
pemukiman dan kebudayaan
sejarah
perkembangan
7
Sulitnya
mendapatkan
waktu
berwisata untuk upacara-upacara adat (
upacara
kelahiran,
kematian,
Adapun permasalahan-permasalahan dari potensi di atas antara lain : Bagian dari bangunan rumah gadang
pernikahan dan upacara pengangkatan
dan
datuk )
banyak yang rusak dimakan usia
Mulai tumbuh bangunan permanen yang
menghilangkan
ciri
khas
bangunan Minangkabau Pandan
pakuburan
dengan
baik
rumah
tradisionalnya
sudah
Banyak tumbuh bangunan permanen yang
menghilangkan
ciri
khas
bangunan Minangkabau
tidak
serta
dirawat
kurangnya
informasi tentang pandan pakuburan tersebut
Tidak ada media informasi dalam edukasi
sejarah
perkembangan
pemukiman dan kebudayaan Medan nan bapaneh sudah tidak ada
Tidak adanya tempat khusus untuk menikmati kuliner setempat C. Analisa Potensi dan Masalah Fase III
lagi kerena sudah beralih fungsi menjadi sekolah dasar Pandan
pakuburan
dengan
lain :
informasi tentang pandan pakuburan
Potensi Fisik Kawasan
tersebut
pemukiman
Kurangnya
serta
dirawat
Potensi yang memenuhi kriteria antara
Potensi sebagai daerah penyebaran
baik
tidak
minat
kurangnya
masyarakat
(pemuda/pemudi) terhadap kesenian
Potensi barumah (rumah gadang dan rumah tradisional) Potensi pandan pakuburan Potensi Aktifitas
setempat sehingga regenerasi kesenian tidak ada Sulitnya
mendapatkan
waktu
berwisata untuk upacara-upacara adat
Potensi upacara kelahiran
(
Potensi upacara kematian
pernikahan dan upacara pengangkatan
Potensi upacara pernikahan
datuk )
Potensi
upacara
upacara
kelahiran,
kematian,
penganggakan
datuk Potensi Atraksi Kesenian Potensi Objek Kuburan Panjang DT. Tanteno
D. Analisa Potensi dan Masalah Fase IV Potensi yang memenuhi kriteria antara lain : Potensi Fisik Kawasan
Gurano 8
Potensi sebagai daerah penyebaran pemukiman Potensi
Potensi upacara kelahiran barumah
(rumah
tradisional)
potensi di atas antara lain :
Potensi upacara kelahiran
Banyak muncul bangunan-bangunan
Potensi upacara kematian
permanen yang memudarkan
Adapun permasalahan-permasalahan dari potensi di atas antara lain : menghilangkan
ciri
khas
bangunan Minangkabau perkembangan
pemukiman dan kebudayaan Pandan
pakuburan
dengan
baik
tidak
serta
edukasi
sejarah
perkembangan
pemukiman dan kebudayaan Pandan
Tidak ada media informasi dalam sejarah
arsitektural tradisional minangkabau Tidak ada media informasi dalam
Banyak tumbuh bangunan permanen
edukasi
Potensi upacara kematian Adapun permasalahan-permasalahan dari
Potensi Aktifitas
yang
Potensi Aktifitas
dengan
pakuburan baik
tidak
serta
dirawat
kurangnya
informasi tentang pandan pakuburan tersebut
dirawat
kurangnya
informasi tentang pandan pakuburan
Gapura pintu masuk tidak dirawat dengan baik sehingga sekarang kondisinya tidak baik.
tersebut Sulitnya
mendapatkan
waktu
F. Analisa Potensi dan Masalah Fase VI
berwisata untuk upacara-upacara adat
Potensi yang memenuhi kriteria antara
( upacara
lain :
kematian, kelahiran dan
pernikahan )
Potensi Fisik Kawasan Potensi Bamusajik, Surau
E. Analisa Potensi dan Masalah Fase V Potensi yang memenuhi kriteria antara lain :
Potensi Pakuburan Potensi Aktifitas
Potensi Fisik Kawasan
Potensi upacara kelahiran
Potensi sebagai daerah pemukiman pendatang Potensi
Potensi Batapian
Potensi Objek Masjid Tuo Minangkabau
barumah
(rumah
Prasasti Pariangan
tradisional) Potensi Pakuburan 9
Adapun
permasalahan
dari
potensi-
potensi di atas antara lain :
( upacara pertanian/persawahan dan kelahiran )
Bangunan-bangunan yang ada di fase
Seiring perkembangan pembangunan
ini (surau) umumnya banyak yang
karena
dimakan usia sehingga banyak yang
membuat sawah dan ladang akan
tidak bisa lagi digunakan sehari-hari.
berkurang.
Fungi surau tidak lagi berjalan sebagai mana mesti nya dengan
bangunan
baik
sehingga
pemandiaannya
tidak
terawat. tentang
Prasasti
Pariangan Sulitnya
mendapatkan
waktu
berwisata untuk upacara-upacara adat ( upacara kelahiran ) G. Analisa Potensi dan Masalah Fase VII Potensi yang memenuhi kriteria antara lain : Potensi Fisik Kawasan Potensi Basawah Baladang
rumah
sarana
melakukan
yang aktifitas
wisata di fase ini seperti gazebo dan sebagainya. Kondisi tapian atau tempat pemandian
Potensi Pakuburan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini ; Tabel Tipologi Fase Fase
Tipologi
Fase I Asal Pemukiman Fase II Daerah Penyebaran Pemukiman I Fase III Daerah Penyebaran Pemukiman II Fase IV Daerah Penyebaran Pemukiman III Fase V Daerah Pendatang Fase VI Kawasan Peribadatan Fase VII Sawah dan Ladang
Pusat Edukasi Kebudayaan dan Arsitekturar Pusat wisata rumah gadang dan Kuliner Pusat Atraksi Kebudayaan,Kesenian dan Bela Diri Pusat Edukasi Kebudayaan Melalui Museum Pusat Pemukiman Pendatang Pusat Peribadatan dan Peninggalan Sejarah Pusat Atraksi Persawahan (Pertanian) dan Pemandangan Alam
3. Analisa Karakteristik Pengunjung
Potensi Aktifitas
Matrik Karakteristik Pengunjung
Potensi upacara kelahiran
Cara Berkunjung
Potensi upacara pertanian Adapun permasalahan dari potensi di atas antara lain : mendapatkan
Adapun tipologi dari fase-fase tersebut
Sumber : Hasil Analisis, 2014
Potensi Batapian
Sulitnya
adanya
akan
tidak terawat dengan baik
Kurangnya informasi yang di dapat pengunjung
Belum
mendukung
Pemandiaan air panas / tapian kurang dikelola
kebutuhan
waktu
berwisata untuk upacara-upacara adat
Sendiri (S)
Lama Kunjungan Menetap SM (M) Tidak Menetap SN (N) Sumber : analisis, 2013
Rombongan (R) RM RN
10
Berdasarkan matrik di atas maka karekateristik pengunjung di kawasan
kawasan dan tersebat di kawasan Rumah Tradisional
Makan
Satu unit ampera/rumah makan sangat tidak mencukupi dan letaknya juga tidak mendukung kegiatan wisata karena sangat jauh dari pusat kegiatan Dapat mengurangi atraksi wisata “ what to buy “ oleh karena itu harus disediakan dekat dengan pintu gerbang utama (fase III) Sangat dibutuhkan untuk wisatawan karena selain digunakan sebagai tempat istirahat, tempat ini juga dapat digunakan untuk menikmati daya tarik yang ada. Terutama di fase VI (persawahan) Sangat dibutuhkan terutama di Fase II dan III karena di fase ini belum terdapat satu unit pun.
studi terbagi atas empat karakter antara lain :
Pusat Oleh-oleh Cendramata
SM
: Sendiri Menetap
RM
: Rombongan Menetap
/
Dangau/Tempat Istirahat
SN : Sendiri Tidak Menetap RN : Rombongan Tidak Menetap Sedangkan
berdasarkan
jumlah
wisatawan dapat disimpulkan bahwa ; SM
(Sendiri
Menetap)
<
RM
(Rombongan Menetap) SN (Sendiri Tidak Menetap) < RN (Rombongan Tidak Menetap) 4. Analisa
Sarana
dan
Prasarana
Pendukung
Tabel Analisis Kebutuhan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Variabel Sarana Penginapan
Medan Nan Bapaneh / Panggung Kesenian
Informasi Wisata
Penilaian Kebutuhan
Mencukupi karena kapasitas rumah gadang dapat menampung lebih kurang 50 pengunjung Sedangkan surau 5 pengunjung untuk satu surau karena jumlah wisatawan yang menetap hanya 2050 org/bln, Dalam satu kali datang wisatawan yg datang berjumlah 2-5 orang atau 10-20 orang. Karena dahulunya sudah ada medan nan bapaneh di fase III maka harus dibangun kembali di fase tersebut untuk mengembalikan sejarah dan keutuhan nagari - Pemanfaatan kantor wali nagari sebagai pusat informasi dapat mengganggu kegiatan administrasi nagari dan letaknya juga tidak cocok yaitu tidak dekat dengan pintu masuk atau gerbang utama. - Perlu dibangun pusat informasi karena dapat juga digunakan sebagai tempat penjualan tiket - Keadaan sign dan symbol yang kurang baik tidak memberikan informasi yang baik sehingga perlu disediakan sign dan symbol yang baik dengan desain sesuai tema
WC Umum
Keranjang Sampah
Belum mencukupi karena belum terdapat disetiap fase
Prasarana Balabuah/Jalan
Perkerasan permukaan jalan dengan hotmix dan beton dapat mengurangi kesan alami kawasan Transportasi Dalam Penggunaan ojek sebagai moda tidak Kawasan memberikan kesan khusus terdahap kawasan sebagai kawasan wisata budaya dan sejarah Parkir Pemanfaatan pekarangan objek wisata sebagai tempat parkir mengganggu wisatawan dalam menikmati daya tarik dari objek tersebut Sumber : Hasil Analisi, 2013
5. Arahan
Pengembangan
Kwasan
Studi Arahan pengembangan kawasan baik itu pengembangan potensinya maupun pengembangan
saran
dan
prasarananya adalah sebagai berikut : Konservasi keseluruhan
kawasan (lingkungan
secara serta
bangunan-bangunannya) Membuat aturan pembangunan Merekontruksi bangunan-bangunan tua (tradisiinal) baik rumah gadang maupun rumah tempat tinggal yang sudah rusak Mempertahankan keutuhan rumah gadang ( rumah gadang + rangkiang 11
) khusus untuk rumah gadang yang
pengunjung dengan memperbaiki
memiliki keutuhan tersebut.
gapura
Preservasi
dengan
Mempertahankan
memperbaiki/merekontruksi
adat
bangunan-bangunan tua yaitu surau-
kematian, pernikahan, pengangkatan
surau yang lapuk dimakan usia
datuk, dan persawahan.
Mempertahankan fungsi kawasan dengan
membuat
aturan
yang
mengikat
seperti
upacara-upacara
upacara
Mengembangkan
kelahiran,
usaha
kuliner
sehingga menjadi khas dan buah tangan bagi pengunjung.
Rehabilitasi bangunan tapian/tempat pemandian yang bercirikan sebuah bangunan Minangkabau
Mempertahankan
dan
mengembangkan atraksi pacu jawi Mengembalikan fungsi surau atau
Preservasi Masjid Tuo Pariangan, Minangkabau
tradisi kesurau di Minangkabau Perlu adanya kerja sama masyarakat
Preservasi Prasasti Pariangan
dalam menerima wisatawan dan
Rekontruksi bangunan air panas
memberikan informasi wisata.
baik
yang
berbentuk
pincuran
maupun kolam berenang
Membangun tempat pusat informasi,
Preservasi kuburan panjang Dt. Tantejo Gurhano
tempat penjualan tiket dan tempat parkir wisatawan serta terminal
Membangun kembali medan nan bapaneh
bendi sebagai trasnportasi dalam kawasan
Mengaktifkan Pemandian Rangek Rajo sebagai pemandian umum duduk untuk wisatawan Mendirikan
sanggar
workshop
makanan
Merekontruksi perkerasan jalan agar memberikan kesan alami kepada
seni
khas
Pariangan untuk mendukung atraksi kesenian di medan nan bapaneh Rekontruksi
Membangun
khas dan tempat penjualan sauvenir
Membangun dangau atau tempat
tapian/
tempat
pemandian Sebagai
Menyediakan tempat penginapan
wisatawan Membuat dan mendirikan sign dan symbol wisata di setiap ojek dan kawasan
yang
bertemakan
tradisional Minangkabau daerah
depan
harus
memberikan kesan pertama kepada 12
bangunan
Kesimpulan Pengembangan
bangunan
rumah
disuatu
gadang maupun bangunan rumah
daerah diharapkan dapat memberikan
tinggal laiinya sehingga tidak punah
hasil yang baik bagi daerah itu sendiri,
dan keasliaan kawasan terjaga
masyarakatnya,
wisata
baik
serta
pembangunan
mendorong
daerah
Adanya
kerjasama,
bantuan
dan
serta
perhatian antara pemerintah, swasta
memperkenalkan budaya dan keindahan
dan masyarakat dalam pengelolaan
alam yang dimiliki.
dan pengembangan dan pembangunan
Untuk pengembangan
kawasan
pariwisata ini.
wisata Pariangan ini yang lebih optimal, maka
direkomendasikan
Perlu adanya aturan untuk wisatawan
untuk
dan juga penduduk setempat tentang
pengembangan pariwisata yang lebih
cara berpakaian ( mengikuti pakaian
lanjut seperti penataan kawasan, yang
tradisional dan adat Minangkabau )
menyangkut
pengembangan
pengembangan
sarana
dan
prasarana
pendukung wisata dan atraksi
yang
menarik yang dapat dinikmati wisatawan
Daftar Pustaka
Buku Referensi
B. Datuk Nagari Basa. 1966. Tambo dan
yang berkunjung.
Silsilah
Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan
Payakumbuh
Wisata Nagari Tuo Pariangan
Eleonora.
Kawasan
Wisata
Pariangan
Nagari
Tuo
merupakan
pusat
Balai
Adat
Kajian
Minangkabau,
:
Penerbit
Sejarah
Pola
yang potensial dan harus dijaga
Minangkabau. Padang
dan
keberadaannya
di
Pemukiman
Pengembangan
Sumatera Barat luasnya.
Kabupaten
adanya
kebijakan
kepariwisataan khusus Nagari Tuo Pariangan
ini
dari
Kabupaten
Tanah
Pemerintah
datar
maupun
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat Perlu adanya perda yang melarang perubahan
bentuk
dan
fungsi
Nilai
Masyarakat
Dinas Pariwisata dan Budaya. 2007.
Kabupaten Tanah Datar khusunya dan Perlu
dan
Tradisional Padang. 1999/2000.
kunjungan wisata budaya dan sejarah keaslian
C.V
Pariwisata Tanah
Datar.
Batusangkar Kusdianto, Hadinoto. 1997. Perencanaan Pengembangan
Destinasi
Pariwisata. Jakarta :UI Press Yoeti, H Oka, 1981. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung : Penerbit Angkasa. 13
A
Terbitan Terbatas Yullianti.
Pengemangan
2008.
Pemukiman Tradisional Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kota Payakumbuh. Padang : Tugas Akhir.
Data-Data dan Peraturan
Undang- undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya Peraturan
Kabes. 2008. Perencanaan Kampung Wisata Terpadu Sebagai Bentuk Community
Tourism
Di
Kampung Skouw Yambe Distrik Muara Tami, Bogor : Tugas Akhir.
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor: 18/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan Bappeda Kabupaten Tanah Datar. RTRW Kabupaten Tanah Datar 2008 Kecamatan Pariangan Dalam Angka, 2010
Nessy Nanda Utami. 2012. Perencanaan
Monografi Nagari Pariangan 2011
Desa Wisata Industri Nagari
Data informan Sejarawan, DT. Rajo
Koto Gadang Kecamatan IV Koto
mangkuto Nan Batuah, Wali
Kabupaten
Nagari Pariangan dan Kapala
Agam.
Padang
:
Tugas Akhir, ______________, Peningkatan
Jorong Pariangan Kajian
2004. Peran
Masyarakat
serta dalam
Pengembangan Daerah Tujuan Wisata, Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata
Bekerjasama
dengan Kelompok Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan, Jakarta : LPPM ITB. ______________,
Strategi
2003.
Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan
Indonesia,
Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta.
14