ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Tela”ah terhadap konsep pendidikan al-Ghazali dan Kurikulum 2013)
Executive Summary
Mendapat Bantuan Dana dari DIPA-BOPTAN UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2012
Oleh: Andewi Suhartini NIP: 197104162003122002
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2013
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
1. Abstrak Keberhasilan proses belajar dan pembelajaran, salah satunya digantungkan pada kejelasan tujuan. Al-Ghazali, memiliki rumusan tujuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu, pengamalan ilmu, maupun kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah. Arah dan tujuan kurikulum 2013 pun menekankan pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Apa relevansi arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut kurikulum 2013 dengan pemikiran alGhazâlî? Dalam Permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentan Standar Kompetensi Lulusan dinyatakan bahwa Standar kompetensi lulusan itu mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam konsep Benjamin S. Bloom, kualifikasi tersebut dikenal dengan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ke tiga istilah kompetensi ini dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. Penelitian ini berbentuk kualitatif dan bersifat deskriptif-eksploratif dengan pendekatan hermeneutik dan paedagogik dengan analisis isi sebagai teknik analisis datanya. Sumber data primer, yaitu Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, Fâtihat al‘Ulûm dan Ayyuhâ al-Walad dan Permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang SKL dan sumber data sekunder, yaitu kitab-kitab al-Ghazâlî yang lain dan buku-buku lain yang berhubungan dan mendukung penelitian ini. Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut pemikiran al-Ghazali dan kurikulum 2013 memiliki relevansi yang substansial, yaitu (1) peserta didik memiliki sikap spiritual dan sosial; (2) peserta didik memiliki penguasaan pengetahuan; dan peserta didik memiliki keterampilan.
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................... i ABSTRAK ............................................................................ iii DAFTAR ISI ......................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1 B. Permasalahan ...................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ................................................ 10 D. Kegunaan Penelitian ........................................... 10 E. Hasil Penelitian Terdahulu .................................. 11
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Pustaka ................................................ 15 B. Kerangka Berpikir .............................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................. 35 B. Sumber Data .................................................... 36 C. Jenis Data ......................................................... 38 D. Teknik Pengumpulan Data .............................. 38 E. Teknik Analisis Data ....................................... 42
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
F. Sistematika Penulisan ...................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................. 49 1. Arah dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran menurut al-Ghazali ........................................ 49 2. Arah dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran menurut Kurikulum 2013 ............................... 91 B. Pembahasan ....................................................... 103 1. Peserta Didik Memiliki Sikap Spiritual ....... 2. Peserta Didik Memiliki Sikap Sosial ........... 3. Peserta Didik Memiliki Pengetahuan ........... 4. Peserta Didik Memiliki Keterampilan .........
BAB V SIMPULAN .......................................................... 164 DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 165
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
2. Pendahuluan Arah dan tujuan belajar didasarkan pada filsafat yang melandasinya. Filsafat pendidikan menjadi dasar penetapan arah dan tujuan belajar serta karakteristik komponen lainnya. Dalam penelitian disertasi penulis, ditemukan bahwa alGhazâlî adalah salah seorang tokoh pendidikan Islam yang meletakkan konsep belajar atas dasar paradigma pragmatik dan sufistik. Kecenderungan pragmatik nampak jelas dalam pendapatnya tentang nilai ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari digantungkan kepada kegunanannya bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Kecenderungan sufistik dapat dilihat dari sikapnya yang menempatkan ilmu pengetahuan agama di atas segala ilmu lainnya dan menempatkannya sebagai alat untuk mensucikan jiwa serta membersihkannya dari kekotoran kehidupan duniawi.1 Dlam konsep al-Ghazâlî, ilmu dihasilkan dengan dua cara, pertama, dengan cara ilhâm, yaitu tanpa melalui usaha dan seseorang tidak tahu dari mana dan bagaimana cara ilmu tersebut berada dalam dirinya; kedua, dengan cara i’tibâr 1
Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: Dipenogoro, 1986), h. 39
1
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
(mengambil pelajaran) dan istibshâr (melakukan pengkajian).2 Pembahasan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran dibahas dalam cara meperoleh ilmu jenis kedua, yaitu melalui belajar. Berkenaan dengan cara memperoleh ilmu dengan belajar, ia mengemukakan konsep belajar sampai menguasai pengetahuan. Misalnya, dalam kitab Ihyâ „Ulûm al-Dîn pun, ia menyatakan: اٌ اليخوض في فٍ حتي يستوفي انفٍ انرى قبهه فانٌ انلهاوو يسةبار ةسة بان ظاس زين 3
بلعهن غسيق اني بلط انًوفق يٍ زاعي ذنك انتسة ب انتدزيج
Seorang peserta didik tidak mendalami satu bidang ilmu (materi pembelajaran) sehingga ia menguasai dengan baik bidang ilmu (materi pembelajaran) sebelumnya. Sesungguhnya
ilmu
itu
bertingkat-tingkat
dengan
tingkatan yang pasti. Sebagian ilmu menjadi pengantar bagi memahami sebagian ilmu lainnya. Orang yang sukses adalah orang yang memelihara urutan dan gradasi itu. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemikiran pembelajaran al-Ghazâlî menekankan kepada penguasaan penuh terhadap materi yang dibelajarkan.
2 3
Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 26 Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 52
2
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Tetapi, bila memperhatikan pernyataannya di bawah ini: 4
ٌ انلهى بال عًم جنوٌ انلًم بغ س عهى اليكو:ايهن انوند
Wahai anak, ilmu tanpa amal adalah tidak waras dan amal tanpa ilmu tidak berarti apa-apa. dapat dipahami bahwa aktivitas belajar itu tidak berhenti sampai materi pembelajaran dikuasai oleh peserta didik, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan pengamalan ilmu tersebut. Sampai di sini, dapat diidentifikasi bahwa arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut al-Ghazâlî adalah „penguasaan ilmu’ dan „pengamalan ilmu’. Lebih lanjut, jika memperhatikan tujuan belajar yang menjadi pernyataannya berikut: ٍاٌ يكوٌ قصد انًتلهى في انحنل ةحه ر بنغنه ةجً هه بننفع هر في انًآل انقسب ي 5
ٍ هللا ةلنني انتسقي اني جواز انًأل األعهي يٍ انًالئكر انًقسب
(Dalam menuntut ilmu), peserta didik hendaknya bertujuan di dunia untuk menghias dan memperindah hatinya dengan keutamaan dan di akhirat untuk mendekatkan
diri
kepada
Allah,
meningkatkan
derajatnya ke tingkat yang paling tinggi (mendekati 4
Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 259 Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 53; Al-Ghazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 130; 5
3
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
tingkatan) para malaikat dan orang-orang yang dekat dengan-Nya. maka ketuntasan belajar itu juga tidak berhenti setelah penguasaan dan pengamalan ilmu, tetapi dilanjutkan dengan “upaya menghiasi hati peserta didik dengan sifat-sifat keutamaan yang dapat melahirkan sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah”. Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa menurut al-Ghazâlî, arah dan tujuan belajar dan pembelajaran itu ada tiga, yaitu: (1) penguasaan ilmu; (2) pengamalan ilmu; dan (3) sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah. Sementara ini, kurikulum 2013 menegaskan bahwa dengan proses belajar dan pembelajaran, ada tujuan yang langsung diperoleh melalui belajar dan pembelajaran, ada juga tujuan pengiring sebagai dampak dari dicapainya tujuan langsung pembelajaran. Ada empat identifikasi yang dirinci dalam kurikulum 2013 tentang arah dan tujuan pendidikan, yaitu kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Empat kompetensi ini akan dikaji dikaitkan dengan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut al-Ghazali Berdasarkan
latar
belakang
masalah
tersebut,
dipermasalahkan tentang "Apa relevansi arah dan tujuan 4
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
belajar dan pembelajaran
menurut kurikulum 2013 dengan
pemikiran al-Ghazâlî? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis relevansi arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut kurikulum 2013 dengan pemikiran al-Ghazâlî. Pada
prinsipnya,
penelitian
dilakukan
untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi peneliti khususnya, dan bagi dunia keilmuan pada umumnya. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat mengungkap relevansi arah dan tujuan pembelajaran menurut kurikulum 2013 dengan pemikiran alGhazâlî. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan memperhatikan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran yang tepat.
5
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
3. Landasan Teoritis a. Tinjauan Pustaka 1) Definisi Belajar Secara paedagogis, belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan
perilaku,
melalui
aktivitas,
praktek
pengalaman.20 Dalam pandangan psikologi,
dan
ada empat
pandangan mengenai belajar. Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik. Menurut pandangan ini, belajar
dilaksanakan
dengan
kontrol
instrumental
dari
lingkungan. Kedua, pandangan yang berasal dari psikologi humanistik. Pandangan humanistik merupakan anti tesa pandangan behavioristik. Aliran psikologi ini memandang belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu. Ketiga, pandangan yang berasal dari psikologi kognitif. Menurut psikologi kognitif, belajar dipadang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh peserta didik. Keempat adalah pandangan psikologi gestalt. Menurut pandangan psikologi gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat
20
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), cet, ke-4, h. 45
6
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
totalitas dari individu. Belajar terdiri atas hubungan stimulusrespon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses berpikir. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan-
pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.21
2) Tujuan Belajar dan Pembelajaran Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Secara pedagogis, Benjamin S. Bloom mengidentifikasi ke tiga kompetensi itu sebagai hasil belajar. Menurut Bloom dalam Suprijono (2011: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
21
W.S. Winkel, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Grasindo, 1991),
h. 36
7
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
a) Kemampuan Kognitif Menurut Sudjana (2009:22), kemampuan kognitif adalah kemampuan intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b) Kemampuan Afektif Ranah afektif (affective domain) adalah sikap, perasaan, emosi dan karakteristik moral, yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan peserta didik. David Krathwohl dan Masia, mengembangkan tujuan afektif kepada lima aspek, yaitu: 1) Penerimaan (receiving); 2) Sambutan (responding); 3) Penilaian (valuing); 4) Organisasi (organization); dan 5) Karakterisasi dengan suatu komplek nilai (characterization by a value or value complext).22 c) Kemampuan Psikomotorik Ranah psikomotor adalah kategori ketiga tujuan pembelajaran, yang menunjuk kepada gerakan-gerakan dan kontrol jasmaniah. Struktur hierarki tujuan psikomotor dikembangkan oleh Elizabeth Simpson menjadi tujuh aspek, yaitu: 1) Persepsi (perception); 2) Kesiapan (set); 3) Gerakan 22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, h. 81; M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 234
8
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
terbimbing (guided response); 4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response); 5) Gerakan yang kompleks (complex overt response); 6) Penyesuaian pola gerakan (adaption); dan 7) Kreativitas (creativity).23 b. Kerangka Berpikir Sebagaimana dikemukakan dalam tinjauan pustaka di atas, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan-
pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Hal ini senada dengan klasifikasi tujuan belajar menurut Benjamin S. Bloom, yang terdiri dari tujuan belajar (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dalam pemikiran pendidikan Abu Hamid al-Ghazali, ditemukan rumusan tujuan pendidikan selain untuk mencapai (1) penguasaan ilmu, juga (2) pengamalan ilmu dan (3) kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah. Jika ditelaah lebih dalam, dapat dikatakan bahwa tujuan penguasaan ilmu yang 23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, h. 81-83; W.S. Winkel, Psikologi Pembelajaran, h. 149-150; Menurut M. Arifin, dua tokoh pendidikan lainnya yang mengembangkan aspek psikomotor adalah Norman E. Gronlund dan R. W. de Mac Lay, lihat M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 234
9
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
dikemukakan oleh al-Ghazali senada dengan tujuan kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom; Tujuan pengamalan ilmu dalam konsep al-Ghazali senad dengan tujuan psikomotor menurut Benjamin S. Bloom; dan tujuan kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah senada dengan tujuan afektif dalam konsep Benjamin S. Bloom. Saat ini, di Indonesia sedang diimplementasikan kurikuum 2013, yang arah dan tujuannya menguatkan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom, yaitu aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, jika direlevansikan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurutal-Ghazali
dan
kurikulum
2013,
maka
dapat
diidentifikasi bahwa tampaknya ada esensi arah dan tujuan yang sama di antara keduanya, yaitu sama-sama menekankan penapaian aspek sikap, pengetahuana dan keterampilan.
10
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
3. Metode Penelitian a. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Ditinjau dari masalah yang penulis teliti, jenis penelitian ini termasuk kepada penelitian pendidikan. Dilihat dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk menemukan, menelaah, menganalisis, memaparkan dan merelevansikan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut pemikiran al-Ghazâlî dan kurikulum 2013, maka penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif-eksploratif-komparatif. Didasarkan kepada tempat dan sumber data penelitian, yaitu perpustakaan dan buku-buku karya al-Ghazâlî yang berkaitan dengan belajar, jenis penelitian ini digolongkan kepada penelitian kepustakaan (Library Research).32
32
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Cet. V, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM: 1977), h. 4
11
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
b. Sumber Data Sumber primer dalam penelitian ini adalah Ihyâ ‘Ulûm 33
al-Dîn,
Fâtihat al-’Ulûm34 dan Ayyuhâ al-Walad
35
dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sedangkan sumber data sekundernya adalah yang merupakan sumber penunjang dan pembanding data yang berkaitan dengan permasalahan.
c. Jenis Data Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang berkenaan dengan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut al-Ghazali dan menurut kurikulum 2013.
d. Teknik Pengumpulan Data
33
Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 1-58 34 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 1-174 35 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâl, Ayyuhâ al-Walad, dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm al-Ghazâlî, h. 256-267
12
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan historik, hermeneutik dan paedagogik. . e. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis).36 Proses analisis data pada penelitian ini melalui tiga fase kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
36
Analisis ini dipergunakan untuk meneliti isi komunikasi sebagai bagian dari who says what to hwom, how, with what effect (Siapa, berkata apa, kepada siapa, bagaimana, dan apa pengaruhnya). Langkah teknis penulisan penelitian ini adalah: (1) mencatat semua kata yang relevan dengan objek penelitian, demikian pula semua kalimatnya; (2) setiap kata atau kalimat dikelompokkan ke dalam satuan makna (meaning units); (3) setiap satuan makna kemudian diklasifikasikan; dan (4) system klasifikasi tersebut pada 3 dianalisis hubungannya dengan tujuan, aktivitas dan arti dari kegiatan objek penelitian di atas. Konsep-konsep yang biasa dipergunakan content analisys adalah recording units, contect units, time units, space units, manifest contect of communication dan latent content (isi laten). lihat Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 18-19
13
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan a. Hasil Penelitian 1) Arah dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran menurut al-Ghazali Al-Ghazâlî adalah salah seorang tokoh pendidikan Islam yang meletakkan konsep belajar atas dasar paradigma pragmatik dan sufistik. Kecenderungan pragmatik nampak jelas dalam pendapatnya tentang nilai ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari digantungkan kepada kegunanannya bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Kecenderungan sufistik dapat dilihat dari sikapnya yang menempatkan ilmu pengetahuan agama di atas segala ilmu lainnya dan menempatkannya sebagai alat untuk mensucikan jiwa serta membersihkannya dari kekotoran kehidupan duniawi.56 Dalam konsep al-Ghazâlî, ilmu dihasilkan dengan dua cara, pertama, dengan cara ilhâm, yaitu tanpa melalui usaha dan seseorang tidak tahu dari mana dan bagaimana cara ilmu tersebut berada dalam dirinya; kedua, dengan cara i’tibâr
56
Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: Dipenogoro, 1986), h. 39
15
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
(mengambil pelajaran) dan istibshâr (melakukan pengkajian).57 Pembahasan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran dibahas dalam cara meperoleh ilmu jenis kedua, yaitu melalui belajar. Berkenaan dengan cara memperoleh ilmu dengan belajar, ia mengemukakan konsep belajar sampai menguasai pengetahuan. Misalnya, dalam kitab Ihyâ „Ulûm al-Dîn pun, ia menyatakan: اٌ اليخٕض فٗ فٍ حتٗ يستٕفي انفٍ انزٖ قبهّ فانٌ انلهإو يشةبات ةشة بان ظاشٔسين 58
ٔبلعٓن غشيق انٗ بلط ٔانًٕفق يٍ ساعٗ رنك انتشة ب ٔانتذسيح
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemikiran pembelajaran al-Ghazâlî menekankan kepada penguasaan penuh terhadap materi yang dibelajarkan. Tetapi, bila memperhatikan pernyataannya di bawah ini: 59
ٌٕ انلهى بال عًم خٌُٕ ٔانلًم بغ ش عهى اليك:ايٓن انٕنذ
dapat dipahami bahwa aktivitas belajar itu tidak berhenti sampai materi pembelajaran dikuasai oleh peserta didik, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan pengamalan ilmu tersebut. Sampai di sini, dapat diidentifikasi bahwa arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut al-Ghazâlî adalah „penguasaan ilmu’ dan „pengamalan ilmu’. 57
Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 26 Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 52 59 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 259 58
16
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Lebih lanjut, jika memperhatikan tujuan belajar yang menjadi pernyataannya berikut: ٍاٌ يكٌٕ قصذ انًتلهى فٗ انحنل ةحه ت بنغُّ ٔةدً هّ بننفع هت ٔفٗ انًآل انقشب ي 60
ٍ هللا ةلننٗ ٔانتشقٗ انٗ خٕاس انًأل األعهٗ يٍ انًالئكت ٔانًقشب
maka ketuntasan belajar itu juga tidak berhenti setelah penguasaan dan pengamalan ilmu, tetapi dilanjutkan dengan “upaya menghiasi hati peserta didik dengan sifat-sifat keutamaan yang dapat melahirkan sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah”. Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa menurut al-Ghazâlî, arah dan tujuan belajar dan pembelajaran itu ada tiga, yaitu: (1) penguasaan ilmu; (2) pengamalan ilmu; dan (3) sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah. Ke tiganya dikemukakan di bawah ini: a. Penguasaan ilmu Menurut al-Ghazâlî, setelah peserta didik melakukan upaya untuk mencari ilmu (thalab dan iktisâb), ia sampai kepada tahap memperoleh ilmu (tahshîl), yaitu mengetahui tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari. Dalam
60
Al-Ghazâlî, Ihyâ „Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 53; Al-Ghazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 130;
17
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
istilah Benjamin S. Bloom, tahap ini disebut tahap memperoleh pengetahuan (knowledge).61 Dalam pandangan al-Ghazâlî, mendapatkan ilmu menjadi target pendidikan, karena nilai yang terkandung dalam ilmu itu sendiri, dan karena manusia dapat memperoleh kelezatan dan kepuasan yang ada pada ilmu tersebut. Pencapaian ilmu merupakan tujuan pembelajaran. Ilmu mempunyai nilai-nilai, dan dengan ilmu seseorang akan mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, dunia dan akhirat.62 Tahap awal dari penguasaan ilmu adalah perolehan ilmu. Ilmu yang sudah diperoleh melalui belajar itu dijaga dengan cara dihapalkan, dan dikembangkan dengan melakukan penelitian dan pengkajian terhadap ilmu tersebut untuk kemudian diamalkan dan dimanfaatkan dalam kehidupan 61
Istilah kata kerja untuk indikator pengetahuan (knowledge) adalah mendefinisikan, melukiskan, mengidentifikasi, memberi nama, mencocokkan, menamakan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan, dan menyebutkan. Lihat Kenneth D. Moore, Effective Instructional Strategies: from Theory to Practice, (London: Sage Publication, 2005), h. 93; lihat pula Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada press, 2005), cet.ke- 3, h. 4546 62 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda Al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: Dipenogoro, 1986), h. 32; Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, h. 87
18
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
sehari-hari, yang oleh al-Ghazâlî disebut dengan istibshâr. Dalam istilah Bloom, tahap ini disebut level analysis.63 Hasil dari upaya penelitian dan pengkajian adalah pemahaman, yang dalam teori belajar kognitif, istilah ini disebut insight. b. Pengamalan Ilmu Ilmu dan amal memiliki hubungan kualitatif. Ilmu bermanfaat ketika diamalkan dan amal bernilai ketika didasari oleh ilmu. Belajar adalah upaya seseorang untuk memperoleh ilmu dan melatih diri untuk memiliki keterampilan beramal. Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan pengamalan ilmu yang dipelajari dalam proses pembelajaran. Penguasaan seseorang terhadap satu disiplin ilmu, dapat dibuktikan dengan pengamalan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam setiap penjelasan mengenai ilmu, al-Ghazâlî senantiasa mengiringi dengan penekanan masalah amal. Ilmu dan amal menurutnya merupakan dua sifat yang saling mengisi. Ilmu tidak dapat eksis tanpa amal dan sebaliknya.64 63
Istilah kata kerja untuk indikator analisis adalah memecahkan, mengurang, membuat diagram, membeda-bedakan, memisal-misalkan, mengidentifikasikan, menggambarkan, menarik kesimpulan, membuat garis besar, menunjuk, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan memerinci. Lihat Kenneth D. Moore, Effective Instructional Strategies, h. 94; lihat pula Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, h. 47-48 64 Thaha Abdul Baqi Surur, Imam al-Ghazali Hujjatul Islam, h. 155-156
19
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Ia mengatakan bahwa ilmu tanpa amal itu tidak waras, yaitu: 65
ٌٕ انلهى بال عًم خٌُٕ ٔانلًم بغ ش عهى اليك:ايٓن انٕنذ
Ia menyatakan demikian karena peran ilmu yang asasi itu adalah pada saat aktivitas beramal. Amal akan benar dan bermanfaat jika dituntun oleh ilmu yang dimiliki seseorang. Jika ilmu tidak diamalkan, maka dengan ilmu tersebut seseorang hanya memperoleh hati yang dengki, fisik yang sakit, dan waktu yang tersia-siakan, tanpa memberikan manfaat baginya. Oleh karena itu, ia menyebut orang yang berilmu dan tidak mengamalkan ilmunya seperti orang yang tidak waras.66 Pendapat ini pun sejalan dengan pendapat Abu Hanifah67 yang dikutip oleh al-Zarnûjî sebagai berikut: 65
Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 259 'Abd al-Ghinâ 'Abûd, al-Fikr al-Tarbawiyy 'inda Al-Ghazâlî kamâ Yabdû min Risâlatihi (Ayyuhâ al-Walad), h. 115 67 Abu Hanifah al-Nu'man lahir tahun 699 M dan wafat tahun 767 M. Ia adalah pendiri mazhab Hanafi, salah satu mazhab Ahlu al-Sunah yang empat (Maliki, Hanafi, Syafi'i dan Hambali). Ia sering menggunakan ijtihad dan dalil akalnya. Dalam menyikapi hal-hal yang belum ada penjelasannya dalam al-Qur'an atau hadits yang shahih, ia menggunakan ijtihad dan istihsan. Ia berpendapat bahwa pengunaan akal boleh dilakukan manakala dalam satu masalah muncul dua pendapat atau lebih dari para sahabat. Pendapat yang dipilih adalah yang paling sesuai dan paling dekat dengan kaidah-kaidah umum (al-ushul al-'ammah) dan tidak diperpanjang dengan pendapat tabi'in kecuali pendapat itu dapat diterima oleh akal. lihat Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, cet. ke-7 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 45-46 66
20
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
68
ّين انلهى اال نهلًم ب
Bagi al-Ghazâlî, ilmu tidak dinamai ilmu kecuali pada prinsipnya menjadi penuntun bagi amal perbuatannya.69 Ia menyatakan bahwa ilmu semata-mata, tidak dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat di dunia ini; juga tidak dapat membawa seseorang kepada ta'at terhadap aturan Allah, dan kelak di akhirat, tidak dapat menghindarkan seseorang dari ancaman api nereka jahanam. Jika di dunia ini seseorang tidak beramal dan tidak mengganti kelalaiannya di masa lalu, nanti di akhirat orang itu berkata, "O Tuhan! Kembalikan kami ke dunia, kami akan berbuat amal yang shaleh". Permohonan itu akan dijawab oleh Allah, "Hai dungu! bukankah engkau datang dari sana!"70 Al-Ghazâlî pun menegaskan bahwa apabila ilmu telah ada pada diri seseorang, jika tidak diamalkan, maka alasan pemberatannya lebih kuat. Rasulullah SAW., bersabda: "Orang yang berat sekali menanggung siksa di hari kiamat adalah orang yang berilmu yang oleh Allah tidak diberi anugerah dari
68
Al-Zarnûjî, Ta'lîm al-Muta'allim, h. 9 Ahmad 'Arafat al-Qâdlî, Al-Fikr al-tarbawiy, 'inda alMutakallimîn al-muslimîn wa Dauruhû fî Binâ' al-Fard wa al-mujtamâ', (Al-Hai'ah al-Mishriyah al-'Âmmah al-Kitâb, 1996), h. 440 70 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 259 69
21
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
ilmunya".71 Sedikit ilmu pengetahuan yang baik adalah lebih baik daripada limpahan jenis pelajaran yang banyak yang tidak berguna dan pada akhirnya menimbulkan akibat fatal bagi pendidik dan peserta didik. Bahkan ilmu pengetahuan yang baik bagaimana pun banyaknya tidak akan berfaedah apabila tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.72 Ia menyeru kepada semua peserta didik sebagai berikut: ْم: نٕ كنٌ انلهى انًدشد كنف ن نك ٔال ةحتنج انٗ عًم سٕاِ نكنٌ َذاء:ايٓن انٕنذ 73
بال فنئذة, ْم يٍ ةنئب ظنئلن, ْم يٍ يستغفش, يٍ سنئم
Hubungan ilmu dengan amal itu dua hal yang saling mengisi dan membutuhkan.74 Dalam kitab Ayyuhâ al-Walad, ia menyatakan: ال ةكٍ يٍ األعًنل يفهسن ٔال يٍ األحٕال خنن ن ٔة قٍ أٌ انلهى انًدشد:ايٓن انٕنذ 75
ال يؤخز ان ذ
Menurut al-Ghazâlî, jika 100 tahun seseorang duduk membaca, menuntut ilmu dan menghimpun 1000 buku, yang bersangkutan tidak dapat menerima rahmat Allah, melainkan 71
Ibid., h. 257 Shafique Ali Khan, Filsafat Pendidikan al-Ghazali: Gagasan, Konsep, Teori, dan Filsafat Ghazali mengenai Pendidikan, pengetahuan dan Belajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 90 73 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad h. 259 74 'Abd al-Ghinâ 'Abûd, al-Fikr al-Tarbawiyy 'inda Al-Ghazâlî kamâ Yabdû min Risâlatihi (Ayyuhâ al-Walad), h. 120-121 75 Ibid., h. 258 72
22
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
dengan amal. Ia berpegang kepada beberapa firman Allah sebagai berikut: )93 : نٌ إِالَّ َين َس َلٗ (انُدى َ ََٔأَ ٌْ ن ِ ْل َْ َس ِ ْ ِْس ن Menurut
penafsiran
al-Zamakhsyary,
ayat
ini
menyatakan bahwa seseorang baru akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan upaya yang telah dilakukannya.76 Oleh karena itu, al-Ghazâlî
menyatakan
bahwa
demikian penting amal shaleh itu, sampai-sampai seseorang dianggap tidak baik mengatakan atau memberi peringatan kepada orang lain sesuatu hal yang ia sendiri belum melaksanakannya. Ia menyatakan: يًن ةذع ْٕٔ اٌ ةحزس يٍ اٌ ةكٌٕ ٔاعظن ٔيزكشا ألٌ ف ّ آفت كث شة اال أٌ ةلًم بًن ةقٕل أال ثى ةلظ بّ انُنس فتفكش ف ًن ق م نل سٗ عه ّ انسالو ين ابٍ يشيى عظ 77
َفسك فنٌ اةلظت فلظ انُنس ٔاال فنستحي يٍ سبك
Ia berpendapat demikian karena menurutnya, betapa besar perbedaan antara pengetahuan tentang definisi dan syarat-syarat sehat dan kenyang dengan merasakan langsung kesehatan dan kekenyangan. Betapa besar pula perbedaan antara pengetahuan tentang definisi mabuk dengan benar-benar menjadi mabuk. Begitu pula terdapat perbedaan antara
76 77
Al-Zamakhsyary, al-Kasysyâf, Jilid IV, h. 33 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 265
23
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
pengetahuan seseorang tentang hakikat, syarat dan sebab-sebab zuhud dengan ia melaksanakan sendiri kehidupan zuhud dan secara pribadi menjauhi segala sesuatu di dunia ini. Dengan demikian, para sufi merupakan para "guru rasa" bukan pengobral kata-kata. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung dan benar-benar terlibat didalamnya.78 Menurutnya,
ada
manfaat
yang
besar
dari
“mengamalkan ilmu yang telah dipelajari”, yaitu menjadi perantara dari dimilikinya ilmu, sebagaimana ungkapannya berikut: ٔانبنقٗ يٍ يسنئهك بلعٓن يسطٕس فٗ يصُفي فنغهبّ يُّ ٔكتنبت:ايٓن انٕنذ 79
اعًم اَت بًن ةلهى ن كشف نك يننى ةلهى,بلعٓن حشاو
Pernyataan di atas mengandung pengertian bahwa dalam proses belajar, seorang peserta didik dikondisikan untuk mengupayakan
diri
mempelajari
ilmu
sebagai
materi
pembelajaran sampai menguasai penuh. Ilmu yang sudah dikuasainya dijadikan penuntun untuk bertindak dan beramal; dan dengan mengamalkan ilmu tersebut yang bersangkutan
78
Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, al-Munqizh min al-Dlalâl,dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm alGhazâlî, (Beirût, Dâr al-Fikr, 1996), h. 266 h. 180 79 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 263
24
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
akan memperoleh ilmu lebih dalam. Hal ini tergambar dalam skema beikut ini : Belajar
Ilmu
amal
ilmu
Di bawah ini, ia menyatakan bahwa tanpa beramal, seseorang tidak dapat memperoleh ganjaran. 80
ين نى ةلًم نى ةدذ األخش:ايٓن انٕنذ
c. Sikap Batin yang Baik dan Dekat kepada Allah Al-Ghazâlî beranggapan bahwa penyebaran ilmu dan pendidikan merupakan sarana untuk menyiarkan keutamaan, memelihara jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Indikator ketuntasan belajar yang ketiga menurut al-Ghazâlî adalah „sikap batin yang baik dan dekat kepada Allah‟, sebagaimana dapat dilihat dari pernyataannya beikut: ٍاٌ يكٌٕ قصذ انًتلهى فٗ انحنل ةحه ت بنغُّ ٔةدً هّ بننفع هت ٔفٗ انًآل انقشب ي 81
ٍ هللا ةلننٗ ٔانتشقٗ انٗ خٕاس انًأل األعهٗ يٍ انًالئكت ٔانًقشب
Al-Ghazâlî menegaskan bahwa proses belajar dan pembelajaran itu dilakukan karena Allah dan ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam kitab Ihyâ 'Ulûm alDîn, Fâtihat al-'Ulûm dan Ayyuhâ al-Walad, ia menyatakan: 82
80 81
ٗاٌ انًطهب يٍ انلهى انقشب يٍ هللا ةلنن
Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 258 Ibid., h. 130
25
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
83
ٗٔيششذِ انٗ سب م هللا ةلنن...
Lebih komprehensif ia menyatakan: 84
ٗانلهى عبندة انقهب ٔصالة انسش ٔقشبت انبنغٍ انٗ هللا ةلنن
Dalam pandangan al-Ghazâlî, sikap bathin yang baik dan dekat kepada Allah adalah sikap yang perlu diupayakan, ditumbuhkan dan ditingkatkan dalam proses belajar dan pembelajaran dan menjadi indikator ketuntasan belajar.
b. Arah dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran menurut Kurikulum 2013 Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. a. Kompetensi Lulusan SD/MI/Paket A 1) Dimensi Sikap, yaitu kualifikasi kemampuan yang mencerminkan sikap orang beriman, 82
Al-Ghazâlî, Fâtihat al-'Ulûm,h.135 Al-Ghazâlî, Ayyuhâ al-Walad, h. 262 84 Al-Ghazâlî, Ihyâ 'Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 49; lihat pula AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h.124 83
26
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain. 2) Dimensi
Pengetahuan,
yaitu
memiliki
pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah,
sekolah,
dan
tempat
bermain. 3) Dimensi
Keterampilan,
yaitu
emiliki
kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya. b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs./SMPLB/Paket B 1) Dimensi Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan 27
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 2) Dimensi
Pengetahuan,
yaitu
memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata; 3) Dimensi
Keterampilan,
yaitu
memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/Paket C Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/Paket C 1) Dimensi Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
28
dan
alam serta dalam
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2) Dimensi
Pengetahuan,
yaitu
memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. 3) Dimensi
Keterampilan,
yaitu
memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri85
A. Pembahasan Berdasarkan temuan di atas, dapat diidentifikasi bahwa menurut al-Ghazali, arah dan tujuan belajar dan pembelajaran itu ada tiga, yaitu (1) penguasaan ilmu; (2) pengamalan ilmu; dan (3) kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah. Senada dengan itu, dalam kurikulum 2013, yakni dalam 85
Permendikbud Nomor 54 tahun 2013
29
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
permendikbud nomor 54 tahun 2013 tentang SKL dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan
yang
mencakup:
(1)
sikap,
(2)
pengetahuan, dan (3) keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa ada kesamaan arah dan tujuan belajar dan pembelajaran antara pemikikiran al-Ghazali dengan kurikulum 2013.
Jika
diklasifikasikan
keduanya bahwa
diuraikan arah
dan
lebih
rinci,
tujuan
belajar
dapat dan
pembelajaran menurut al-Ghazali dan kurikulum 2013 itu ada empat, yaitu: (1) Peserta Didik Memiliki Sikap Spiritual; (2) Peserta Didik Memiliki Sikap Sosial; (3) Peserta Didik Memiliki Pengetahuan; dan (4) Peserta Didik Memiliki Keterampilan. 1) Peserta Didik Memiliki Sikap Spiritual Kata spiritual berarti berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani atau batin).86 Menurut istilah bahasa, kata Spiritual adalah sebuah kata yang dapat dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat kejiwaan (rohani, batin), perawatan atau rawatan batin, dunia tarikat dan filsafat, mimbar keagamaan 86
http://kamusbahasaindonesia.org/spiritual/mirip
30
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
dan ceramah agama, dimensi supranatural dan paranormal, fisik,
kekudusan,
Menurt
MT.
sesuatu
Misbah
yang
Yazdi,
suci, sebagian
keagamaan, ahli
dll.
psikologi
menyatakan bahwa beragama dan beribadah kepada Allah itu satu kecenderungan fitrah tersendiri yang basisnya disebut sebagai rasaberagama, mereka menempatkan rasa beragama sebagai naluri keempat manusia, di samping rasa ingin tahu, rasa ingin berbuat baik, dan rasa ingin keindahan. Para sejarawan dan arkeolog menemukan fakta bahwa rasa beragama dan berinadah kepada Allah adalah fenomena yang merata dan umum pada setiap generasi manusia pada sepanjang sejarah. Fenomena ini adalah salah satu bukti kuat bahwa religiusitas adalah fitrah yang bersifat universal.87 Manusia memiliki bukti makhluk yang memiliki potensi hidup beragama, bukti tersebut dapat kita lihat melalui bukti histories dan antropologis. Melalui bukti-bukti tersebut kita bisa mengetahui bahwa manusia zaman batu dulu yang tidak mengenal informasi mengenai Tuhan, mereka benarbenar mempercayai Tuhan walaupun itu hanya sebatas khayalan. Tuhan yang mereka gambarkan adalah bersifat 87
http://www.ikmalonline.com/index.php?option=com_content&vi ew=article&id=108:beragama-sebagai-fitrah-manusia&catid=48:jurnalhawzah2&Itemid=45
31
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
wujud atau benda seperti batu, pohon, matahari, patung. Benda-benda tersebut menggambarkan kekuatan spiritual bagi mereka, bisa disebut dinamisme. Sedangkan yang mereka anggap suci lainnya seperti ruh dan jiwa disebut animisme. Dari sekian penjelasan di atas kita dapat menguraikan dugaan sementara bahwa agama itu adalah rasa takut, bisa disebut agama itu seperti jiwa atau ruh manusia yang memiliki rasa takut yang tinggi. Dan saat ini kita juga bisa mempelajari faktor-faktor
manusia
beragama.
Ada
3
faktor
yang
mempengaruhi manusia beragama. Dari 3 faktor yang saya uraikan masih ada 2 faktor lagi, karena menurut saya 3 faktor tesebut menjadi landasan manusia untuk beragama. b. Peserta Didik Memiliki Sikap Sosial Pengakuan atas individualitas serta sosialitas pada insan peserta didik menuntut penetapan tujuan pendidikan yang mengembangkan integritas individu dan sosial yang dapat mengarahkan seseorang tunduk dan taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.88 Prinsip itu setidaknya mewujud dalam tujuan pendidikan Islam yakni ada tujuan yang berkaitan dengan individu dan ada tujuan yang berkaitan dengan sosial. Ahmad 88
Abdurrahman An Nahlawi, h. 41
32
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Tafsir menyatakan bahwa tujuan yang berkaitan dengan indiidu mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani rohani, dan kecakapan-kecakapan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan tujuan yang berkaitan masyarakat,
dengan
masyarakat
perubahan
mencakup
kehidupan
tingkah
laku
masyarakat
dan
memperkaya pengalaman masyarakat.89 c. Peserta Didik Memiliki Pengetahuan “Memiliki pengetahuan” merupakan salah satu orientasi yang dituju dengan upaya pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Alasan logis tujuan ini demikian penting, karena ada kaitannya dengan kodrat manusia. Kodrat manusia adalah ingin tahu, demikian pernyataan Aristoteles ketika mengawali karyanya yang berjudul Metapsysica.90 Bahkan keingintahuan manusia itu tidak mengenal titik terminasi. Bagaimanapun bentuk pengetahuannya tentang realitas, manusia tetap tidak akan merasa puas secara mutlak. Jika pada suatu ketika manusia mengetahui tentang sesuatu, maka segera akan 89
Ahmad Tafsir, h. 49 C. Verhaak & Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Gramedia, 1997, h. 4; lihat pula Hardono Hadi, Epistemologi Filsafat Ilmu, Kanisius, 1994, h. 13 90
33
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
disusulnya dengan kecenderugan untuk mengetahui yang lebih jauh lagi.
d. Peserta Didik Memiliki Keterampilan Untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, tak lepas dari penguasaan terhadap keterampilan. Keterampilan adalah perwujudan perilaku belajar. Oleh karena itu, dijadikan orientasi dalam upaya pendidikan Indonesia. Terampil berarti cakap dalam menyelesaikan tugas; mampudan cekatan. Keterampilaln
sendiri
bermakna
menyelesaikan
tugas.91
Dalam
kecakapan
terminology
untuk
psikologi,
keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan uraturat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Di samping itu, menurut Robber, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya merupakan gerakan motoric, melainkan juga
91
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasan Indonesia, h. 104
34
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
pengejawantahan
funsi
mental
yang
bersifat
kognitif.
Konotasinya pun luas sehingga sampai pada mengetahui atau mendayagunakan orang lain. Artinya, orang yang mampu mendayagunakan orang lain secara tepat juga ianggp sebagai orang yang terampil.92 Oleh karena itu, belajar keterampilan berarti belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motoric, yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot neuromuscular. Tujuannay adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
92
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja ROsdakarya, Bndung, 1995, h. 118
35
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
5. Simpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa arah dan tujuan belajar dan pembelajaran menurut pemikiran al-Ghazali dan kurikulum 2013 memiliki relevansi yang substansial, yaitu (1) tujuan pendidikan aspek sikap; (2) tujuan pendidikan aspek pengetahuan; dan (3) tujuan pendidikan aspek keterampilan. Hal ini ditunjukkan dengan konsep tujuan dalam pemikiran al-Ghazali yang berkaitan dengan “penguasaan ilmu”, identik dengan tujuan pendidikan dalam kurikuum 2013 pada aspek kompetensi pengetahuan; konsep tujuan dalam pemikiran al-Ghazali yang bekaitan dengan “pengamalan ilmu” demikian halnya identic dengan “kompetensi ketarampilan” dalam kurikulum 2013; dan konsep tujuan dalam pemikiran al-Ghazali yang berkaitan dengan “kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah” identik dengan “kompetensi afektif” dalam kurikulum 2013.
42
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
DAFTA PUSTAKA 'Abd al-Ghinâ 'Abûd, al-Fikr al-Tarbawiyy 'inda al-Ghazâlî kamâ Yabdû min Risâlatihi Ayyuhâ al-Walad), Beirut: Dâr al-Fikr al-'Arâbiy, 1982. 'Abd al-Jabbâr Majîd, Min A'lâm al-Tarbiyyah al-Islâmiyyah, Jilid III, Maktab al-Tarbiyah al-'Arabiyy li Dual alKhalîj, 1988. Abdurrahman Al Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam: Dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: Dipenogoro, 1992
Abî al-Qâsim Jâr Allah Mahmûd bin ‘Amr al-Zamakhsyary alKhawârizmy, al-Kasysyâf ‘an Haqâ’iq al-Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh al-Ta’wîl, Jilid II, Beirût: Dâr al-Fikr, t.th. Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, al-Munqizh min al-Dlalâl, dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm al-Ghazâlî, Beirût, Dâr al-Fikr, 1996). Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâlî, Ayyuhâ al-Walad, dalam Majmû'at Rasâ'il alImâm Al-Ghazâlî, Beirût, Dâr al-Fikr, 1996. Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, Suriyah: Maktabah Dâr alFajr, t.th. Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Beirût: Dâr al-Fikr, t.th. Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola hubungan GuruMurid: Studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001. Agus Suprijono, Cooperative Learning,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 43
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Ahmad 'Arafat al-Qâdlî, Al-Fikr al-tarbawiy, 'inda alMutakallimîn al-muslimîn wa Dauruhû fî Binâ' al-Fard wa al-mujtamâ', Al-Hai'ah al-Mishriyah al-'Âmmah alKitâb, 1996. Ahmad Tafsir, dkk., Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Mimbar Pustaka, 2004 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993 Aminuddin Rasyad, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, 2001. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: UHAMKA Press dan Yayasan PEP-EX 8, 2006. Anton Bakker & Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta. Bambang Rudinto, dkk., Hakikat Pengetahuan dan cara kerja ilmu-ilmu, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993 Burhânuddîn al-Islâm, Al-Zarnuzi, Ta'lîm al-Muta'allim, Surabaya: Harisma, t.th. Bobbi de Poeter, Quantum learning, unleashing the Genius In You, Dell Publishing, New York, 1992 C. Verhaak & Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Gramedia, 1997
Compact Disk Al-Maktabah al-Syâmil, Abû Bakr ‘Abdullah bin Muhammad bin Abî Syaibah, Mushannaf Ibnu Abî Syaibah, cet. ke-1, (al-Riyâdl: Maktabah al-Rusyd, 1409 H Consuelo G. Sevilla, dkk., An Introduction to Research Methods, Penerj. Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993 Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya. Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. 44
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Endang Saefudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Al-Ghazali dan Plato dalam Aspek Pendidikan (Suaatu Studi), alih Bahasa M. Mochtar Zoerni & Baihaki Shafiuddin, Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1986. Fathiyyah Hasan Sulaiman, Al-Madzâhib al-Tarbâwiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Fathur Rahman & Syamsuddin Asyrafi, Sistim Pendidikan Versi al-Ghazaly, Bandung: AlMa'arif, 1986. Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, Bandung: Dipenogoro, 1986. Fred N. Kerlinger, Fondation of Behavioral Research, New York: Holl, Rinehart and Winston, Inc. 1973. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press, 1998 Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993 Hardono Hadi, Epistemologi Filsafat Ilmu, Kanisius, 1994 Hasan Asari, The Thought of al-GhazLI: Theory and Practice.Thesis, Montreal: Institute of Islamic Studies, McGill University, 1993. Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta, 1980 Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, Bandung: Dipenogoro, 1986. http://kamusbahasaindonesia.org/spiritual/mirip http://www.microblogasia.com/forum/topic/292 http://www.ikmalonline.com/index.php?option=com_content& view=article&id=108:beragama-sebagai-fitrahmanusia&catid=48:jurnal-hawzah2&Itemid=45 45
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
http://wolfelectroboisfake1988.blog.com/2009/11/09/faktorfaktor-manusia-beragama/ Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, cet. ke-7 Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Josef Bleicher, Contemporary Hermeneutics Josef Bleicher Hermeneutics as Method, Philosophy and Critique, Routledge & Kegan Paul Ltd, 1993. Kenneth D. Moore, Effective Instructional Strategies: from Theory to Practice, London: Sage Publication, 2005 Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia,1993 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-18, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Louis Kattsoff, Pengantar Filsafat, alih Bahasa Soejono Soemargono, Tiara Waana Yogya, Yogyakarta, 1996 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005 M. Zain Djambek, O Anak!, Jakarta, Tintamas, 1994 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada press, 2005 Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, penerj. Jtejtep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Jakarta: UI Press, 1992. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Moh. Surya, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke-5, Unit Percetakan Offset IKIP Bandung, 1992 46
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Muhammad Mukhtâr Walid Ubah, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah baina al-Qadîm wa al-Hadîts, Isiko: Mansyûrât alMunadzamah al-Islâmiyah li al-Tarbiyah wa al’Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1989. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Muqawim, Sistem Pendidikan Sufi al-Ghazali, Tesis, Jogjakarta: UIN Sunan Kalijaga, 1999. Nafisul Atho' & Arif Fahrudin (Ed.), Hermeneutika Transendental: Dari Konfigurasi Filosofis menuju Praksis Islamic Studies, Yogyakarta: IRCiSoD, 2003. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitataif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004. Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 Poejawiyatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Rineka Cipta, Jakarta, 1994 Shafique Ali Khan, Filsafat Pendidikan al-Ghazali: Gagasan, Konsep, Teori, dan Filsafat Ghazali mengenai Pendidikan, pengetahuan dan Belajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2009 47
ARAH DAN TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN oleh Andewi Suhartini 2013
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta,1998 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Cet. V, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM: 1977. Syahminan Zaini, Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986. Thaha Abdul Baqi Surur, Imam al-Ghazali Hujjatul Islam, penerjemah, LPMI, Solo: Pustaka mantiq, 1988
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta, 1997 W.S. Winkel, Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Grasindo, 1991. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Whitherington, Psikologi Pendidikan, terj. M. Buchori, Rineka Cipta, Jakarta, 1991 Yooga Adiana Attarmizi & M Yazid Kalam, kamus Sufi, Bandung: Pustaka Kasidah Cinta, 2000 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004. Yusuf Emir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Inani Press, 1995 Zaky Mubarak Sy, Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan dan Manfaatnya bagi Pendidikan Islam pada Perguruan Tinggi Umum di Indonesia, Tesis, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 1990.
48