APLIKASI UNTUK PENILAIAN CEPAT BAHAYA KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA BERBASIS SPASIAL Indra Victor Gupta; Brian Trihadrianto Gotama; Danny Permana; Edy Irwansyah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9 Palmerah, Jakarta Barat 11480. 087877088170; 081318026320; 0838936633342
[email protected];
[email protected];
[email protected];
ABSTRAK Tujuan penelitian ialah mengembangkan aplikasi Mobile FEMA-154 (M-FEMA 154) berbasis sistem operasi android sebagai penilaian cepat kerusakan bangunan akibat gempabumi dan Web-GIS yang terintegrasi dengan aplikasi M-FEMA154 untuk penyajian dan visualisasi data melalui web sebagai hasil pengamatan penilaian kerusakan bangunan. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa dan perancangan dimana pada metode analisa, penulis menganalisa kebutuhan aplikasi dan melalui hasil analisa tersebut penulis merancang tahapan-tahapan yang akan dilakukan serta mengevaluasi aplikasi M-FEMA terkait tampilan, sistem, dan penyajian data di Web-GIS. Hasil yang dicapai berupa terbentuknya aplikasi M-FEMA 154 untuk penilaian cepat pada kerusakan bangunan akibat gempabumi berupa form digital dan Web-GIS yang terintegrasi dengan aplikasi M-FEMA154 untuk penyajian dan visualisasi data melalui web. Simpulan yang didapat adalah dengan menggunakan form digital dapat memudahkan dan meningkatkan kinerja ahli dan surveyor melakukan pelaporan penilaian cepat terhadap kerusakan bangunan akibat gempabumi dan tersedianya sebuah sistem yang bisa menyajikan dan memberikan visualisasi hasil penilaian melalui web yang berbasis Web-GIS.
Kata Kunci
: Penilaian Cepat, Form Digital, Mobile FEMA-154 (M-FEMA 154)
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan tingkat intensitas kegempaan yang tinggi. Katalog United States geological survey (USGS) mencatat empat kejadian gempabumi dengan magnitude besar di Indonesia yaitu gempabumi Banda tahun 1983 (8,5 Mw), gempabumi Sumatera tahun 2004 (9,1 Mw), gempabumi Nias tahun 2005 (8,6 Mw) (USGS, 2009) dan gempabumi pantai barat Sumatera tahun 2012 (8,6 Mw) (USGS, 2012). Gempabumi sebagai respon pergerakan lempeng tektonik, selain mengakibat-kan jatuhnya korban jiwa juga berdampak pada kerusakan infrastruktur fisik. Kerusakan infrastruktur fisik yang paling dominan akibat gempabumi adalah kerusakan pada unit bangunan baik yang tidak saja diakibatkan oleh buruknya kualitas konstruksi (internal) akan tetapi juga dipengaruhi oleh elemen non-struktural, umur serta perawatan bangunan (Silva dan Garcia, 2001). Angka kerusakan bangunan akibat gempabumi besar yang tercatat pernah terjadi di Indonesia yaitu dikota Banda Aceh tahun 2004 dengan angka kerusakan total bangunan mencapai 35 persen (Irwansyah, 2010), lebih dari 140.000 unit bangunan mengalami kerusakan total akibat gempabumi Yogyakarta tahun 2006 (Miura dkk, 2005), lebih dari 300.000 unit sebagai akibat gempabumi Sumatera Barat tahun 2009 (AusAID, 2012) dan 198.707 unit bangunan rusak dengan 64.413 unit rusak total sebagai akibat gempabumi Tasikmalaya tahun 2009 (ESDM, 2013). Penilaian cepat bahaya kerusakan bangunan akibat gempa dilakukan oleh ahli atau surveyor untuk menilai suatu bangunan layak ditempati atau tidak, setelah terjadinya gempa di suatu daerah. Prosedur ini terdiri dari beberapa metode dan lembar formulir yang dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi, mencatat, dan menilai apakah sebuah bangunan itu sesuai dengan standar keselamatan dan kegunaan bangunan berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh FEMA (FEMA 154, 2002). Rangkaian prosedur ini akan dijalankan secara manual dengan mengisi form penilaian kerusakan bangunan di lokasi, kemudian form tersebut akan dikirimkan ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional untuk diberikan penilaian dan hasil penilaian akan didokumentasikan. Prosedur ini juga memiliki kekurangan, yaitu proses yang memakan waktu mulai dari pengisian form data hingga penyajian hasil penilaian. Disisi lain, teknologi informatika terus berkembang semakin maju mengikuti perkembangan jaman sehingga membuat semua dapat berlangsung dengan serba cepat dan efisien (Cassavoy, 2012). Teknologi telepon selular yang dahulu hanya digunakan untuk komunikasi antar individu, sekarang sudah bisa menjadi sumber informasi dengan adanya akses internet dari telepon selular (Pew, 2012). Hal ini turut memberikan kemudahan dalam proses penyebaran informasi yang sebelumnya bersifat manual menjadi otomatis tanpa harus membuang banyak waktu. Perkembangan teknologi selular menjadi signifikan setelah adanya sistem operasi android, dimana sebagian besargadget yang tersedia di pasaran menggunakan sistem operasi ini (Android Open Source Project, 2011). Tren aplikasi sistem informasi geografis juga sudah berkembang ke arah Digital Mapping dalam beberapa dekade yang lalu, sesuai dengan perkembangan perangkat komputer dan perangkat lunak mengenai Mapping. Perangkat lunak yang dimaksud banyak menunjang pekerjaan di bidang informasi geografis yang sebelumnya menggunakan metode kartografi (United Nations, 1998) termasuk aplikasi sistem informasi geografis untuk penilaian kerusakan bangunan akibat gempabumi. Maka dari itu, pembuatan aplikasi penilaian cepat bahaya kerusakan bangunan akibat gempa yang bersifat spasial dengan sistem digital berbasis android akan sangat membantu pekerjaan surveyor lapangan karena sistem ini memang dibutuhkan oleh para ahli untuk proses penilaian cepat. Metode yang dilakukan dengan cara manual, dinilai tidak efisien karena : (1) waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data relatif lama
dan (2) proses input dan validasi data ke pusat membutuhkan waktu sendiri karena surveyor harus kembali ke pusat dan membutuhkan resource eksternal seperti scanner untuk input gambar. Dengan teknologi berbasis android dan ketersediaan fasilitas seperti Geo-tagging, kekurangan dari metode pengisian form secara manual bisa diselesaikan. Solusi yang akan dibuat adalah mengubah form manual menjadi form digital yang bisa diakses dengan mudah, sehingga dampat-dampak positif yang dapat dirasakan oleh para surveyor antara lain: (1) waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data bisa dua kali lebih cepat pada kondisi terburuk, (2) proses input dan validasi data ke pusat bisa langsung dilakukan di tempat survei dan (3) hasil bisa langsung dilihat di web-GIS setelah proses input dilakukan.
METODE PENELITIAN
1.
Metode Analisa 1.Studi Pustaka Dalam perancangan aplikasi ini dibutuhkan dasar teori dari sistem informasi geografis berbasis web dan standar penilaian dari kerusakan bangunan yang dibuat oleh FEMA. Untuk itu dibutuhkan sumber informasi seperti buku, artikel, jurnal nasional maupun jurnal internasional. Metode ini dilakukan dengan membaca buku-buku elektronik. Buku-buku elektronik yang digunakan berasal dari FEMA. Buku-buku elektronik tersebut bersifat gratis dan dapat diunduh siapa saja. 2.Perbandingan Aplikasi Sejenis Mencari dan melakukan perbandingan aplikasi yang sejenis dengan M-FEMA 154, untuk mengetahui fungsi dasar yang diperlukan dan prosedur kerja aplikasi.
2.
Metode Perancangan 1.
Metode Perancangan Database
Dalam skripsi ini, metode perancangan database yang digunakan adalah metode DBLC (Database Life Cycle) yang meliputi : • Perancangan conceptual database, meliputi penentuan entitas, hubungan antara entitas, dan atributnya • Perancangan logical database, meliputi pembuatan normalisasi • Perancangan physical database, meliputi perancangan basis data kedalam sistem database 2.
Metode perancangan aplikasi
Metode perancangan aplikasi ini menggunakan Metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan model Waterfall yang melewati tahapan-tahapan seperti requirements, planning, design, construction, dan deployment
PERANCANGAN APLIKASI
Use Case Diagram M-FEMA 154
Class Diagram M-FEMA 154
Activity Diagram M-FEMA 154
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. M-FEMA 154 Sebelum user menggunakan aplikasi ini, user harus melakukan instalasi aplikasi M-FEMA 154. Untuk menggunakan aplikasi M-FEMA 154, user harus masuk ke dalam aplikasi terlebih dahulu. Setelah masuk ke dalam aplikasi, sistem akan langsung menampilkan form pengisian data sebagai tampilan awal. User harus mengisi data bangunan pada kolom yang tersedia pada form.
2. WEB-GIS Pada Web-GIS, pengguna bisa melihat keseluruhan data yang telah disubmit melalui aplikasi MFEMA 154. Data yang ditampilkan berupa peta lokasi, alamat, foto, sketsa, kode pos, other identifier, jumlah tingkat, tahun pembuatan, screener name, tanggal pencatatan, nama bangunan, penggunaan, occupancy, number of person, tipe tanah, falling hazard, tipe bangunan, basic score, mid rise, high rise, vertical irregularity, plan irregularity, pre-code, post benchmark, soil type c, soil type d, soil type e, final score, comments, dan evaluation.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh beberapa saran yaitu (1) metode untuk memasukan skor penilaian diubah menjadi pilihan, bukan lagi dengan cara ketik manual, dan (2) pengembangan pada user interface.
SIMPULAN Berdasarkan analisa dan evaluasi mengenai aplikasi untuk penilaian cepat bahaya kerusakan bangunan akibat gempa berbasis spasial, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : Implementasi aplikasi sistem informasi geografis berbasis sistem operasi android yang terintegrasi dengan aplikasi M-FEMA 154 untuk menyajikan data form digital yang dapat meningkatkan kinerja para ahli dan surveyor melakukan penilaian dan analisis pengamatan kerusakan bangunan akibat gempabumi dilapangan. Berikut adalah perbandingan kinerja metode penilaian manual dengan form digital. Tabel Perbandingan Kinerja Metode Penilaian
Proses
Rapid Visual Screening Manual
Aplikasi Form Digital
Pengumpulan Data
Dapat memakan waktu kurang lebih seminggu.
Dapat diselesaikan pada hari tersebut dan langsung di lakukan validasi.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan hasil data yang di kumpulkan dan sudah di validasi ke dalam form manual.
Pengolahan data bisa langsung di lakukan setelah validasi selesai.
Penyajian Data
Dapat di lihat setelah dilakukan proses pengolahan data.
Dapat di akses melalui Web-GIS.
Implementasi Web-GIS yang terintegrasi dengan aplikasi M-FEMA 154 untuk penyajian data, sehingga memudahkan para ahli dan surveyor melihat hasil penilaian dan analisis kerusakan bangunan, serta melakukan evaluasi lebih lanjut jika diperlukan.
REFERENSI
Bintarto, (1977). Pola Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM. Bronson, Karolus (2014). Bangunan yang Sehat. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan. Burnette, Ed. (2010). Hello, Android : Introducing Google`s Mobile Development Platform.. Frisco : Pragmatic Programmers, LLC. Connolly, Thomas M., Carolyn E. Begg. (2005). Database Systems : A practical approach to design, implamentation, and management,.4 (1):1 USA : Pearson Education Limited. Date, C.J. (2000).An Introduction to Database System (Edisi 7). Addison-Wesley Publishing Company,Inc. Di Napoli, Dkk. A Step Toward Personalized Sosial Geotagging. (1): 1 Duggan, Maeve, et al. (2012). Cell Phone Activities 2012, diakses 10 September 2014 dari http://www.pewinternet.org/2012/11/25/cell-phone-activities-2012/, Faizah, Restu(2014). Evaluasi Kerentangan Gedung Terhadap Gempa Bumi, diakses 9 november 2014 dari http://blog.umy.ac.id/restufaizah/evaluasi-kerentanan-gedung-terhadapgempa-bumi/, Federal Emergency Management Agency. (2002). Rapid Visual Screening of Buildings for Potential Seismic Hazards: A Handbook. Second Edition, 154. (2): 1 Fema 172. (1992), NEHRP Handbook of Techniques for the Seismic Rehabilitation of Existing building, Building Seismic Safety Council, 172 (1):1-5
Federal Emergency Management Agency. (1997). NEHRP Guidelines for the Seismic Rehabilition of Building(FEMA 273). 273 (1):1-5
Fema 302. (1997), NEHRP Recommended Provisions For seismic regulations for new building and others structures, building seismic safetycouncil, 302 (1):1-5
Fema 310. (1998), Handbook for the Seismic Evaluation of Buildings, Federal Emergency Management Agency, 310 (1):1-5 Gordon B. Davis. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta: 1991. Grigg, Neil S.(1988), Infrastructure engineering and management, john wiley and sons, N.Y., USA. Irwansyah, Edy., Faisal, Muhammad.,( January 2015). Advanced Clustering: Teori dan Aplikasi. Yokyakarta:Deepublish. Laudon, Kenneth C. dan Laudon, Jane. (2007). MIS, Managing the Digital Firm( 10th Edition). Pearson Education Inc. New Jersey. McLeod, Raymond Jr. (2001). Sistem Informasi(Edisi 7).Jil. 2. Prenhallindo: Jakarta. Miura, H., Wijeyewickrema, A dan Inoue, S (2005). Evaluation of Tsunami Damage in the Eastern Part of Sri Lanka Due to the 2004 Sumatera Earthquake Using High Resolution Satellite Images. Procceding of the 3rd. Nawazir.(2012). Pengertian dan Definisi Bangunan, diakses 5 September 2014 dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/architecture/2289651-pengertian-dan-definisi-bangunan/, O’Brien, James A. (2003). Pengantar Sistem Informasi. Introduction to Information System. Jakarta: Salemba. O'Brien, James A. (2005). Introduction to Information Systems: Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial Edisis ke-12. Jakarta: Salemba Empat. dalam Anggrainy. Pamuarip, Lutfi, et al. (2013). Alasan Penggunaan Smartphone di Kalangan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Politeknik Negeri Bandung, (1): 1 Prahasta, Eddy. (2002). Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung. Prahasta, Eddy. (2007). Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan Mapserver. Penerbit Informatika, Bandung.
Prayono, petrus. (1994). Sistem informasi Geografis. Yokyakarta : Andi Offset. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 3). Jakarta; Balai Pustaka. Radack, S. (2009) The System Development Life Cycle (SDLC). United States: NIST. Rajabidfard, Abbas, and I.P. Williamson, (2000). Spatial Data Infrastructures : Concept, SDI Hierarchy and Future Directions. Melbourne: Victoria, Spatial Data Research Group, Department of Geomatics. Rockvile. 1986. Pengertian peta dan jenis-jenis peta. Fakultas pertanian : universitas sriwijaya. Turban, Rainer dan Potter. (2003).Information Technology. USA: Wiley. United Nations Statistics Division. (1998). Principles and Recommendations for Population and Housing Censuses, (1): 1.
USGS. (2012). Historic World Earthquakes, diakses 8 desember 2014 dari http://earthquake.usgs.gov/earthquakes/world/historical_country.php#indonesia. Wardiyatmoko K. & H.R. Bintarto.(1996). Geografi Untuk SMU Kelas 1(Edisi 3) Jakarta: Erlangga.
RIWAYAT PENULIS
Indra Victor Gupta Lahir di Jakarta pada 6 mei 1992 Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika 2014.
Brian Trihadrianto Gotama Lahir di Jakarta pada 3 Januari 1992. Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika 2014.
Danny Permana Lahir di Jakarta pada 6 Maret 1992. Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika 2014.