Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA MANDIRI PAKAN TERNAK Technology Application of Bio Cubed Hay to Independent Ration Village Hutwan Syarifuddin dan Dodi Devitriano dan M. Ridwan Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi ABSTRAK Pengabdian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Mandiri Maju dan Tunas Muda Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi. Pelaksanaan pengabdian selama 6 bulan dari bulan Mei sampai Oktober 2013. Tujuan pengabdian untuk mengaplikasikan teknologi bio cubed hay yang berasal dari limbah jerami padi menuju desa mandiri pakan ternak. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa animo masyarakat yang tinggi untuk memanfaatkan cubed hay pada saat pecaklik hijauan pakan. Hal ini disebabkan pada saat pecaklik, peternak sulit mencari hijauan pakan dan biaya pembelian hijauan pakan menjadi meningkat. Pembuatan cubed hay yang berasal dari jerami padi mudah didapat, mudah dilakukan dan harganya relatif murah, sehingga dengan penggunaan cubed hay maka akan memberikan keuntungan bagi peternak, terutama penghematan biaya untuk pembelian hijauan pakan. Teknologi cubed hay dapat diaplikasikan secara sederhana, agar hasil cubed hay dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama maka diperlukan manajemen penyimpanan yang baik. Kata kunci: Cubed hay; jerami padi; pakan ternak. PENDAHULUAN Perkembangan ternak ruminansia seperti sapi potong, kerbau, kambing dan domba sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan swasembada daging tahun 2016. Kondisi saat ini lahan yang dapat digunakan sebagai padang pengembalaan ternak semakin terbatas, hal ini akan berdampak pada penyediaan hijauan pakan baik kualitas, kuntitas dan kontinutas. Rendahnya tingkat produktivitas ternak antara lain disebabkan rendahnya kualitas bahan pakan. Rendahnya nilai nutrisi bahan pakan tersebut ditunjukkan dengan rendahnya nilai protein, tingginya kandungan serat kasar dan rendahnya nilai biologis bahan makanan tersebut. Hal ini mengakibatkan tingkat produksi yang dicapai tidak sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki ternak tersebut, di sisi lain penambahan pakan tambahan berupa konsentrat akan meningkatkan biaya produksi, sehingga kurang ekonomis. Di sisi lain faktor iklim dan cuaca juga mempengaruhi produktivitas hijauan pakan, pada musim hujan akan terjadi
regrowth dari hijauan pakan sehingga produksi berlimpah sedangkan pada musim kemarau atau pecaklik dimana persediaan air semakin menurun maka produksi hijauan pakan juga berkurang. Kekurangan hijauan pakan pada saat pecaklik dapat di atasi dengan penerapan teknologi hay dan silase. Untuk daerah tropis aplikasi pembuatan hay sangat baik dan menguntungkan karena pengeringan hijauan pakan dapat dilakukan secara alami dengan menggunakan sinar matahari. Untuk mendapatkan bahan pakan yang murah, mudah didapat, berkualitas serta tersedia secara berkesinambungan. Salah satu alternatif yakni dengan membuat cubed hay yang berasal dari hijauan pakan yang tumbuh disekitar pemukiman penduduk. Hay sebagai hijauan pakan memiliki beberapa bentuk seperti; long hay, cubed hay, baled hay, shredded hay. Cubed (cubing: kubus) merupakan modifikasi proses pembentukan wafer di tahun 1950-an, yaitu hay yang masih panjang dichopper dengan ukuran 1,5 inchi, lalu ditekan melalui die (cetakan) sehingga menghasilkan kubus-kubus kecil
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
24
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
yang berukuran permukaan 1,25 inchi dan panjang 2 -3 inchi. Ukuran tersebut dipadatkan menjadi 30-32 lb/feet3 atau 13,5-14,4 kg/30 cm3. Pemberian cubed hay dalam ransum sapi muda akan menurunkan digestible energy (DE/W0,75) dengan meningkatnya proporsi konsentrat dalam dari 23% sampai 41% (Hironaka et al.1986). Keunggulan dari cubed hay menurut Coleman and Lawrence (2000) adalah; mengurangi limbah pakan, kontrol konsumsi pakan, konsisten dalam kandungan nutrisi, mengurangi debu, mudah dalam penanganan, mengurangi tempat penyimpanan, mengurangi biaya transportasi dan mudah dalam pengangkutan/transport. Kabupaten Muaro Jambi memiliki luas wilayah 6.147 km2 dengan jumlah penduduk 306.754 jiwa dan kepadatan penduduk 50 jiwa/km2. Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Muaro Jambi sebagai sentra pengembangan ternak besar seperti sapi. Potensi wilayah untuk pemeliharaan ternak sapi di tunjang dengan kondisi lingkungan. Populasi ternak besar di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 21.603 ekor, sedangkan di Kecamatan Kumpeh Ulu terdapat 4.303 ekor yang terdiri dari 3.557 ekor sapi potong dan 746 ekor kerbau. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani yang bekerja di lahan pertanian maupun perkebunan sawit (Bappeda Jambi , 2010 dan Dinas Peternakan Provinsi Jambi 2011). Desa Pudak termasuk di Wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, Desa ini terletak ± 20 km dari ibukota Propinsi Jambi. Di desa ini terdapat lahan pertanian/sawah tadah hujan, kebun sawit, perikanan (kolam ikan) dan usaha peternakan sapi potong, sehingga desa ini dijadikan lokasi tani terpadu. Hijauan pakan yang tumbuh di sekitar sawah, kolam-kolam ikan dan di lahan perkebunan sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak dan dijadikan cubed hay, terutama untuk memanfaatkan
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
hijauan yang berlebih pada musim hujan dan terjadi kondisi sebaliknya pada musim kemarau atau pecaklik. Desa Pudak memiliki potensi dalam pengembangan ternak sapi. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok tani Tunas Muda dan Mandiri Maju, adalah dari perkebunan sawit, peternakan, perikanan dan pertanian. Limbah ternak sapi (feses dan urin) dapat dipergunakan sebagai pupuk organik bagi perkebunan sawit dan lahan pertanian, sedangkan limbah pertani berupa jerami padi dan hijauan yang tumbuh di sekitar sawah, kolam ikan dan lahan perkebunan sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak. Dengan demikian pengembangan cubed hay merupakan peluang besar untuk menyediakan cadangan pakan ternak, mengurangi pengeluaran peternak untuk membeli hijauan pada saat pecaklik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, pada sisi lain terdapat beberapa kendala dalam pengembangan cubed hay, yaitu hambatan teknis seperti pengembangan teknologi pengolahan hijauan pakan, hambatan finansial untuk pengembangan cubed hay, hambatan kebijakan, hambatan sosial seperti kepedulian dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan cubed hay ketika dilakukan substitusi dari hijauan segar kepada cubed hay. Hasil akhir kegiatan ini dapat dimanfaatkan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk peningkatan produktifitas hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami padi sebagai pakan ternak sapi dan peningkatan kesejahteraan petani peternak. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di selenggarakan pada Kelompok Tani “Mandiri Maju dan Tunas Muda” Kecamatan Kumpeh Ulu. Khalayak sasaran yang ikut terlibat dan menunjang kegiatan ini adalah kelompok tani “Mandiri Maju dan Tunas Muda”. Pemilihan kelompok sasaran tersebut didasarkan atas pertimbangan kepentingan
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
25
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
dan tujuan pengembangan teknologi cubed hay serta tingginya tingkat kooperasi dari kelompok tani untuk mengadopsi teknologi. Berdasarkan pengalaman mereka yang dominan, diharapkan mereka merupakan sasaran antara yang memiliki fungsi strategis dalam penyebaran inovasi baru bagi sasaran (masyarakat) yang lebih luas. Metode pendekatan yang dilaksanakan adalah melalui pendekatan on farm. Pelaksanaannya memperhatikan konsep efisiensi dan efektifitas penggunaan sumberdaya lokal dan peningkatan sumberdaya manusia (human resource). Dengan demikian upaya peningkatan produktivitas ternak melalui penerapan teknologi pakan (cubed hay) untuk mengatasi kekurangan pakan pada musim kemarau dan musim hujan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan program pengembangan desa mandiri pakan ternak. Selain itu, pengembangan program didasarkan pada adanya kebutuhan peningkatan pendapatan peternak dan menurunkan tingkat pengeluaran untuk pembelian hijauan pakan pada saat terjadinya pecaklik pakan, dan memanfaatkan peluang pemanfaatan limbah jerami padi sebagai sumber pakan altematif. Kegiatan ini dilakukan dengan penekanan pada metode partisipasi aktif kelompok sasaran. Kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peternak yang tergabung dalam dua kelompok tani. Pendekatan pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat menguasai proses pembuatan dan penggunaan cubed hay. Mekanisme kegiatan ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu : penetapan kelompok sasaran, penyuluhan, kegiatan lapangan, pembinaan dan monitoring serta evaluasi kemajuan program. Dampak perubahan dalam pemeliharaan ternak sangat terasa terutama yang berkaitan dengan penggunaan cubed hay pada musim hujan. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan penggunaan cubed hay, diperlukan
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
beberapa langkah proaktif berupa penyediaan jerami padi yang berasal dari limbah padi sawah, pembuatan mesin press untuk pembuatan cubed hay dan perawatan alat, kegiatan penyimpanan cubed hay, menjaga kebersihan ternak dan kandang sebagai upaya menjaga kesehatan ternak dan lingkungan, serta pencegahan penyakit ternak Disamping itu, kita juga harus mampu menyediakan pakan ternak secara kontinu, dengan melakukan penyesuaian kegiatan pertanian, peternakan dan kegiatan lainnya dan memperhatikan perubahan musim baik musim hujan maupun musim kemarau. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan secara purposive kepada ketua kelompok tani, hal ini dilakukan karena ketua kelompok tani lebih berperan aktif dalam budidaya ternak yang ada Desa Pudak. Tahapan kegiatan sebagai berikut: Sosialisasi rencana kegiatan, Persiapan teknis untuk pembuatan cubed hay, Pengadaan peralatan/unit pengolahan hijauan dengan mesin potong dan mesin pres hijauan, Pelatihan teknik pembuatan cubed hay, Proses pembuatan dan aplikasi pemanfaatan cubed hay di rumah tangga peternak, - Mempersiapkan tempat pakan ternak - Memasang mesin potong dan mesin pres hijauan, - Membangun tempat penyimpanan (storage) hijauan pakan, - Memotong/memperkecil ukuran hijauan pakan yang akan dijadikan cubed hay , agar kualitas cubed hay tetap baik maka diberi amoniak cair, - Hijauan yang telah dipotong kecilkecil kemudian di pres dan dibentuk segi empat (cubed hay ). Setelah itu disimpan ditempat yang tidak lembab dan tidak menimbulkan panas fermentasi,
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
26
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
-
Setelah proses pembuatan cubed hay selesai maka dapat diberikan pada ternak sapi. - Setiap 1 ekor ternak sapi dapat diberikan cubed hay 2,5%-3% bahan kering dari bobot badan. Keberlanjutan kegiatan melalui perluasan ke peternak lain disekitar Desa Pudak.
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
Evaluasi dan pengendalian kualitas cubed hay. Model yang dibangun secara terintegrasi antara pertanian padi sawah dengan pemeliharaan ternak sapi seperti yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model pemanfaatan limbah dari tanaman padi sebagai pakan ternak.
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
27
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari Kegiatan pengabdian ini dapat dilihat pada peningkatan animo peternak dalam menggunakan jerami padi yang akan dijadikan cubed hay sebagai pakan cadangan pada saat pecaklik. Peternak yang tergabung dalam kelompok tani Mandiri Maju dan Tunas Muda menginginkan adanya pemantauan, pembinaan dan pengawasan serta evaluasi dari kegiatan yang dilakukan. Pembinaan diarahkan pada ketrampilan kelompok sasaran dalam pembuatan, pemanfaatan cubed hay dan perawatan mesin press. Pemantauan dan pembinaan kegiatan ini dilakukan secara berkala setiap bulan setelah kegiatan penyuluhan dan kegiatan lapangan. Dalam mengevaluasi perubahan sikap petani dan peternak setelah menerima penyuluhan dan demontrasi dalam waktu yang relatif lebih singkat diperlukan tindakan berkelanjutan. Untuk mengadopsi suatu teknologi baru di bidang peternakan khususnya petani dan peternak lokal sangat diperlukan suatu program lanjutan dan berkesinambungan dari waktu ke waktu terutama tentang strategi dan pemanfaatan jerami padi sebagai cubed hay, dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia di Desa Pudak secara optimal. Walaupun demikian dengan adanya penyuluhan dan aplikasi penggunaan limbah pertanian telah menambah wawasan dan partisipasi petani peternak untuk memanfaakan jerami padi sebagai cubed hay yang ramah lingkungan sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan peternak. Evaluasi dirancang untuk mengetahui pencapaian dari setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan evaluasi ini dapat diketahui faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pengabdian. Rancangan evaluasi terdiri atas penilaian motivasi khalayak sasaran, kemampuan dan ketrampilan kelompok dan keberlangsungan kegiatan. Evaluasi tahap pertama dilakukan pada kegiatan penyuluhan dan kegiatan lapangan,
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
sedangkan pada tahap kedua dilakukan terhadap keberlangsungan penerapan teknologi yang diintroduksi. Indikator yang digunakan untuk penilaian pencapaian tujuan penerapan ini adalah perubahan sikap kelompok sasaran selama mengikuti kegiatan. Tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan ini adalah peternak sudah dapat menggunakan cubed hay sebagai pakan ternak baik pada masa pecaklik maupun tidak, kemudian pengurangan pengeluaran untuk membeli hijauan segar pada saat pecaklik pakan ternak dan menjaga kebersihan lingkungan. Saat ini karena peralatan mesin press jerami padi masih terbatas jumlahnya maka petani peternak yang mendapat bantuan juga masih sedikit. Kedepan harapan dari anggota kelompok tani (Mandiri Maju dan Tunas Muda) agar setiap anggota kelompok tani mendapat bantuan mesin press. Dampak dari penggunaan cubed hay sudah dirasakan oleh sebagian anggota kelompok tani dengan demikian untuk pemerataan dan desiminasi teknologi cubed hay pada masa yang akan supaya mendapat dukungan dari program pemerintah atau stakeholder. Kegiatan pemanfaatan limbah pertanian harus terus dicanangkan mengingat limbah pertanian yang berlimpah dan belum banyak digunakan oleh peternak, sedangkan jerami padi dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia, hal ini berdasarkan kemampuan ternak ruminansia memiliki kemampuan dalam mencerna serat kasar. Keuntungan ekonomis yang diperoleh dari penggunaan cubed hay adalah peternak dapat mengurangi biaya untuk pembelian hijauan pakan pada saat terjadi kekurangan pakan karena sudah bisa terpenuhi dari cadangan pakan berupa cubed hay yang dibuat dari limbah pertanian (jerami padi), sedangkan jerami padi yang terdapat di Desa Pudak masih belum banyak dimanfaatkan, hal ini berarti dapat melakukan penghematan atau efisiensi dalam penyediaan pakan.
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
28
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Potensi ekonomis cubed hay adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa pada saat kekurangan pakan hijauan peternak harus membeli hijauan/rumput 1 gulung atau 15 kg seharga Rp 8000,- sedangkan kebutuhan satu ekor sapi sebanyak 2 gulung per ekor per hari dengan harga Rp. 16000,- Apabila terdapat 41 ekor sapi maka biaya yang diperlukan untuk membeli hijauan pakan sebanyak Rp 656000,- per hari. Penggunaan cubed hay dapat menghemat pengeluaran petanipeternak, hal ini disebabkan jerami padi yang digunakan sebagai cubed hay pada saat ini tidak diperjual belikan, artinya peternak dapat memanfaatkan jerami padi sebanyak mungkin untuk dijadikan cubed hay tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku. Biaya yang dibutuhkan untuk pembelian hijauan bagi 41 ekor sapi selama satu bulan adalah Rp 19.680.000, Saat kekurangan hijauan pakan biasanya sekitar 2 bulan dalam satu tahun, sehingga biaya yang harus dikeluarkan sebanyak Rp 39.360.000,- sehingga dengan pemanfaatan cubed hay maka peternak bisa menghemat biaya sebesar Rp 39.360.000,- Keuntungan lain dari pemanfaatan cubed hay adalah menciptakan usahatani yang ramah lingkungan melalui model usahatani yang terintegrasi. Berdasarkan hasil yang telah dirasakan oleh anggota kelompok tani MandiriMaju dan Tunas Muda, maka kelompok tani lain menginginkan agar program pemanfaatan jerami padi yang dibuat menjadi cubed hay ini terus berlanjut. Keinginan ini didukung oleh kemauan peternak yang tinggi dan jumlah limbah pertanian berupa jerami padi yang cukup memadai dalam menghasilkan cubed hay. Keuntungan lain yang diperoleh petani peternak selain dari cubed hay, mereka juga menggunakan kotoran ternak untuk dijadikan biogas dan pupuk kompos yang akan digunakan kembali sebagai bahan organik untuk pupuk tanaman padi. Penggunaan pupuk organik selain dapat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
meningkatkan unsur hara dalam tanah juga dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk pembelian pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil diskusi berupa penyuluhan dan demontrasi secara langsung kepada peternak dan kelompok tani “Mandiri Maju dan Tunas Muda” yang ada di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu mengenai pemanfaatan cubed hay yang ramah lingkungan telah menambah wawasan dan animo masyarakat untuk beternak yang lebih baik. Sehingga sebagian peternak sudah mulai dapat memanfaatkan jerami padi sebagai cubed hay, dan penghematan dalam pembelian hijauan pakan pada saat pecaklik serta berupaya untuk melakukan kegiatan dalam menjaga, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak. B. Saran Mengingat masih banyaknya kelompok tani yang belum memanfaatkan jerami padi untuk dijadikan cubed hay ramah lingkungan dan tingginya animo masyarakat untuk beternak maka perlu diadakan suatu pengabdian yang lebih lanjut kepada petani peternak dengan objek yang lebih luas, sehingga seluruh peternak dapat memanfaatkan limbah pertanian berupa jerami padi dan peternak dapat memperoleh pengetahuan serta keuntungan yang lebih besar. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Rektor Universitas Jambi dan Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Ketua Kelompok Tani yang telah memberikan bantuan dana dan menyediakan fasilitas sehingga pengabdian ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Bappeda Jambi , 2010. Jambi Dalam Angka Provinsi Jambi. Jambi.
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
29
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
Coleman , R.J and L. M. Lawrence. 2000 Alfalfa Cubes for Horses. Department of Animal Sciences; Jimmy C. Henning, Department of Agronomy Dinas Peternakan Propinsi Jambi. 2011. Statistik Peternakan Propinsi Jambi. Jambi Djajanegara, A.1983. Tinjauan ulang mengenai evaluasi suplemen pada jerami. Proseeding seminar pemanfaatan limbah pangan dan limbah pertanian untuk makanan ternak . Bandung: Lembaga Kimia Nasional LIPI. Hironaka, R., G. A. Grigat, and G. C. Kozub. 1986. The voluntary intake of diets differing in digestible energy concentration and form of hay. Can. J. Anim. Sci. 66:735742. Komar, A. 1984. Teknologi Penggolahan Jerami Sebagai Bahan Makanan Ternak. Bandung: Dian Grahita. Ranjhan, S.K.1977. Animal Nutrition and Feeding Practice in India. New Delhi: Vikan Pub.House PVT Ltd
Aplikasi Teknologi Bio Cubed Hay Menuju Desa Mandiri Pakan Ternak Technology Aplication Of Bio Cubed Hay To Independent Ration Village
30