PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
APLIKASI SISTEM PAKAR DALAM MENGANALISA TINGKAT STRESS SISWA SMAN 23 KABUPATEN TANGERANG Ahmad Rais Ruli AMIK BSI Tangerang Bumi Serpong Damai Sektor XIV Blok C1/1, Jl. Letnan Sutopo BSD Serpong, Tangerang Selatan
ABSTRAK Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar untuk kelangsungaan kehidupan manusia yang bertujuan untuk mengembangan potensi yang dimiliki yang pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Namun dalam kenyataannya pendidikan yang dilakukan terus menerus dilaksanakan dengan teralu serius dapat membuat jenuh pikiran siswa yang kemudian menyebabkan stres belajar pada siswa. tingkat stres belajar setiap siswa pun berbeda – beda tergantung dari pengalaman dan situasi yang sedang mereka alami. Untuk itu, telah dilakukan sebuah penelitian terhadap siswa SMAN 23 Kabupaten Tangerang untuk mengetahui tingkat stres siswa Penelitian ini masih dilakukan secara manual,maka dari itu saya merancang sebuah sistem pakar yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat stres pada siswa SMA. Dari rancangan tersebut, dapat diambil judul “Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tingkat Stres Siswa SMAN 23 Kabupaten Tangerang”. Aplikasi sederhana ini selain untuk media pembelajaran juga dapat dimanfaatkan oleh para konselor untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres yang sedang dialami oleh siswa. Sehingga siswa-siswa yang memiliki nilai stres tinggi dapat diberi penanganan khusus oleh konselor untuk mengurangi nilai stres pada siswa tersebut agar ia dapat meningkatkan lagi semangat belajarnya guna mendapatkan prestasi yang meningkat. Kata Kunci : Siswa SMA, Stres, Analisis
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar untuk kelangsungaan kehidupan manusia yang bertujuan untuk mengembangan potensi yang dimiliki. Pendidikan adalah suatu gejala manusiawi dan sekaligus upaya sadar, di dalamnya tidak terlepas dari keterbatasan – keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidikan, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan. Pendidikan menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 64
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 23 Kabupaten Tangerang merupakan perubahan dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kelapa Dua, perubahan tersebut disahkan oleh Surat Keputusan Bupati Kabupaten Tangerang tanggal 12 April 2010. SMAN 23 Kabupaten Tangerang saat ini terus meningkatkan mutu pendidikan bagi para siswa, yang dimulai dari memperhatikan proses belajar mengajar hingga lingkungan pergaulan siswa di SMAN 23 Kabupaten Tangerang. Salah satu kendala dalam peningkatan mutu pendidikan
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
adalah menghadapi tingkah laku para siswa yang cenderung negatif sehingga siswa sering merasakan stres di dalam lingkungan sekolah. Menurut Ayu Meiatri Windine Sari dan Rina Harimurti (2013) “Pendidikan yang dilakukan terus menerus dilaksanakan dengan teralu serius dapat membuat jenuh pikiran siswa yang kemudian menyebabkan stres belajar pada siswa. Tingkat stres belajar setiap siswa pun berbeda – beda tergantung dari pengalaman dan situasi yang sedang mereka alami.” Adapun pengertian Stres menurut Charles D, Spielberger dalam Handoyo (2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan – tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek – obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga dapat diartikan sebagai reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan).
II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam menghadapi permasalahan stres ini diperlukan perhatian dan bimbingan dari para Guru terutama Guru Bimbingan Konseling (BK), yang bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa kepada potensi yang dimiliki. Namun terkadang tugas dari seorang Guru BK ini pun dirasa oleh para siswa menjadi tempat konsultasi yang kurang nyaman di karenakan sikap Guru BK yang keras dan kurang komunikatif, sehingga bimbingan yang dilakukan Guru BK lebih banyak dijauhi oleh siswa. Berdasarkan dari permasalahan tersebut Penulis merasa perlu untuk berkontribusi dalam mencari jalan keluar agar bisa mengakomodir siswa yang tidak ingin berkonsultasi dengan Guru BK dikarenakan alasan diatas dengan membangun sistem pakar sehingga bimbingan akan tetap berjalan dan perhatian guru BK masih bisa berlanjut untuk menindak lanjuti hasil dari sistem pakar tersebut. 1.
Konsep Dasar Model Pengembangan Sistem Ada banyak macam pemodelan dalam pengembangan sistem. Pemodelan dari pengembangan sistem ini berupa metode – metode, prosedur – prosedur , konsep – konsep pekerjaan dan aturan – aturan yang akan digunakan sebagai pedoman dan apa
yang harus dikerjakan selama mengerjakan selama pengembangan sistem informasi. System Development Life Cycle (SLDC) merupakan siklus yang menggambarkan perangkat lunak yang dibangun atau yang dikembangkan. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahaptahap: a. Rencana (planning); b. Analisis (analysis); c. Desain (design); d. Implementasi (implementation); e. Uji coba (testing); dan f. Pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa sistem perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: a. Siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), Berupa definisi masalah, studi kelayakan, analisa, desain, dan implementasi. b. Siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) Merupakan salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja (working model) c. Siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle). Dasar dari konsep obyek oriented adalah obyek, class, asosiasi dan inheritance menjadi kemudi dalam proses pembuatan dari tahap paling awal dan menyediakan dasar tunggal bagi daur hidup sistem. A. Model Waterfall Menurut Pressman (2010:p39) Model Waterfall merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Model pengembangan sistem Waterfall yang paling mudah dan paling sering digunakan. Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan sistem yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan sistem yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak 65
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya. Tahap-tahap yang dilakukan pada Model Waterfall ini digambarkan pada gambar berikut ini :
dalam sistem merepresentasikan aksiaksi yang harus diambil apabila terdapat suatu kondisi khusus pada item-item dalam memori kerja yang disebut himpunan aturan kondisi – aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil dan aktivitas sistem dilakukan berdasarkan siklus mengenal-beraksi (recognize-act). Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dari bagian IF dari aturan IF-THEN.
Gambar 1 Model Waterfall Kelebihan dan Kelemahan Model Waterfall Kelebihan Model Waterfall : a. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan. b. Cocok untuk sistem software berskala besar. c. Cocok untuk sistem software yang bersifat generic. d. Pengerjaan project sistem akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
2.
Kekurangan Model Waterfall : a. Persyaratan sistem harus digambarkan dengan jelas. b. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah. c. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan. B. Metode Interface Menurut Muhammad Arhami (2005:19) Metode Inference merupakan mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace serta untuk memformulasikan kesimpulan. Metode Inference ini memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dibawah ini ada 2 macam metode inference, yaitu : 1. Forward Chaining (Pelacakan Kedepan) Pendekatan yang dimotori oleh data (data driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Aturan 66
Backward Chaining (Pelacakan Kebelakang) Backward Chaining merupakan penalaran dari node tujuan dan bergerak ke belakang menuju keadaan awal, dalam penalaran ke belakang prosesnya disebut terarah, menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontadiktif) dari ekspektasi tersebut.
III. METODE PENELITIAN a.
b.
Observasi Dalam mengumpulkan data untuk penulisan skripsi ini, penulis mengadakan kunjungan langsung ke SMAN 23 Kab. Tangerang guna mendapat data lengkap serta akurat sesuai dengan kondisi terakhir. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan mengadakan pembicaraan atau tanya jawab secara lisan antara orang yang mewawancarai (pewawancara) dengan orang yang diwawancarai (terwawancara). Dalam pengembangan sistem ini, pakar atau ahli merupakan
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
c.
sumber untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang dihadapi. Pakar atau ahli yang dimaksud adalah Kepala Sekolah, Psikolog dan Guru Bimbingan Konseling. Studi Pustaka Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis melakukan studi pustaka, yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan Sistem Pakar, Bimbingan dan Konseling Siswa SMA serta Visual Basic, catatan selama kuliah dan beberapa contoh Skripsi sebagai bahan referensi penulis.
Tabel 1. Use Case atau Siswa Login
A. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuannya membangun aplikasi sebagai sarana konsultasi yang dapat membantu Guru BK sebagai konselor dalam mengetahui stres belajar yang dialami siswanya. B. HASIL PENELITIAN 1.
Gambar 5. Use Case Form Pakar
Analisa Kebutuhan Software Halaman admin atau pakar dapat mengakses kegiatan sebagai berikut :
A.1. Admin atau pakar dapat menambah, menghapus dan mengedit data pakar. A.2. Admin atau pakar dapat menambah, menghapus dan mengedit data siswa. A.3. Admin atau pakar dapat mengedit data pertanyaan. A.4. Admin atau pakar dapat melihat hasil konsultasi dan mencetak sebagai data hasil konsultasi siswa.
Table 2. Use case Form Pakar
2.
Database
3.
Activity Diagram
Halaman user atau siswa dapat mengakses kegiatan sebagai berikut : B.1. user atau siswa dapat melakukan konsultasi tingkat stres dengan menjawab pertanyaan yang tersedia B.2. setelah selesai menjawab pertanyaan yang tersedia user atau siswa dapat mencetak atau menyimpan hasil konsultasi.
67
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
Gambar 15 Form Data Pengguna
Gambar 16 Form Data Pakar IV. A.
4.
User Interface
KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang ada pada Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tingkat Stres Siswa Sman 23 Kabupaten Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dapat memberikan konseling yang nyaman dan mudah dengan menggunakan penelusuran berbasis Depth – first search dan mesin inferensi Forward Chaining. 2. Dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat stres yang dialami. 3. Dapat memberikan konseling atas permasalahan yang dihadapinya, konseling secara individu atau konseling kelompok. B.
Gambar 14. Form Login
68
Saran Saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil yang telah didapatkan. Berikut beberapa saran yang disampaikan oleh penulis : 1. Antar muka dapat dibuat lebih menarik dan lebih user friendly. 2. Dikemudian hari agar ada riset lebih lanjut dan mendapatkan pakar yang lebih kompeten untuk menunjang sistem pakar ini agar lebih diterima diberbagai kalangan siswa dan sekolah.
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
V.
DAFTAR PUSTAKA
uploads/2009/10/perbedaan_tingkat_s tres.pdf.(2 Oktober 2013)
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi. Dharwiyanti, Sri. 2003. Pengantar Unified Modeling language (UML). Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Dunia Komputer Fauzijah, Ami dan Feri Fahrur Rohman,.2018.Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Ganguan Perkembangan Pada Anak .ISSN:08544743.Yogyakarta:Jurnal Media Informatika Universitas Islam Indonesia Vol 6 No 1 Juni 2008. Firdaus, Rangga dan Chandra Wijaya K.2006.Penerapan Sistem Pakar Dalam Menganalisis Pengaruh Relaksasi Manajemen Stres.ISSN:19075022.Jurnal Teknologi Informasi. Green, Chris W dan Hertin Setyowati. 2004. Terapi Alternatif . Diambil dari http://www.aidsindonesia.or.id/repo/p erpustakaan/TerapiPenunjang.pdf . (2 Oktober 2013) Hawari D, 2001. Manajemen Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Herlawati dan Widodo, Prabowo Pudjo. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika. Hidayat, Rahmat dan Nita Merlina,2012. Perancangan Sistem Pakar. Cetakan Pertama. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Ladjamudin, A.B. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu Meiatri Windine Sari, Ayu 2013.Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Belajar Pada Siswa SMA.Surabaya:Jurnal Manajemen Informatika UNESA Vol 01 No 2 Tahun 2013. Rarry, Roy. 2012. Jurus Kilat Mahir Visual Basic. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Dunia Komputer. Rahmawati Irma, HartiahHaroen dan Neti Juniarti. 2008. Perbedaan Tingkat Stres Sebelum dan Sesudah terapi Musik Pada Kelompok Remaja di Panti Asuhan Yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang. Diambil dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/ 69