APLIKASI MOBILE COMMERCE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DAN PENJUALAN PRODUK UMKM
APLIKASI MOBILE COMMERCE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DAN PENJUALAN PRODUK UMKM Christian Lilik Henri1, Victor Gayuh Utomo2 Destinasi Pariwisata, UKSW, 2Teknik Informatika, STMIK ProVisi 1
[email protected],
[email protected]
1
Abstract UMKM have a huge impact in national economic construction because it absorbs many employments. Many products can be developed or produced by UMKM because Indonesia is very rich with raw material that can be processed into a commodity with higher economic value. Beside equity, management, production and mentality, promotion and marketing also became a major problem for UMKM. Some UMKM still practicing marketing and promotion using conventional way. Consumer responds to current product of UMKM can be enough reason to expand marketing reach and gain more selling by using promotional media that can easily be accessed anywhere anytime. With the rise of technological infrastructure towards mobile technology, nowadays people tends to utilize it in their daily life. Smartphone are not a “fancy” thing anymore, some people even consider it as an important tool. This can open an opportunity to do business in mobile setting. Doing business through mobile phone then called as mobile commerce. Mobile commerce is expected to increase selling and promotion by giving easy access to consumers by using mobile commerce website through their handheld devices such as smartphone, PDA, and other handheld devices. This research aims to develop and build mobile commerce application to promote UMKM’s products online with wider reach, to implement information technology for UMKM by designing and building mobile commerce application as online shop and utilize it as a means for promotion to add values to the products. This research was conducted using computer based engineering method, according to software engineering principal through development process of System Development Life Cycle. SDLC consist of analysis, design, implementation, testing, and evaluation. This steps can be done overlap each other and in cycle. The result of this research are mobile commerce application that can be used as a promotional selling tools to support operational of UMKM. Keywords : Mobile Commerce, Open Source, Promotion, Products, UMKM 1.
PENDAHULUAN Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan pada pasal 1 bahwa a.) usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, b.) usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, c.) usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
49
dalam Undang- Undang ini, dan d.) usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Usaha- usaha tersebut sering disingkat menjadi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM mempunyai peranan sangat besar dalam konstruksi perekonomian nasional karena yang paling banyak menyerap banyak tenaga kerja. Bahkan bisa dikatakan bahwa sektor inilah yang tidak banyak terganggu ketika krisis moneter melanda Indonesia. Orang yang terkena putus hubungan kerja juga malah banyak yang masuk ke sektor ini dan hingga kini mereka malah menuai kesuksesan. Berbagai hal bisa diproduksi oleh UMKM karena memang negara Indonesia ini masih memiliki banyak bahan dasar dan bahan mentah yang bisa dibuat barang yang bernilai ekonomi tinggi. Hanya saja kemampuan sumber daya
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 7 Nomor 2 September 2016
manusia masih kurang, dikarenakan pemanfaatan waktu yang kurang efektif atau kurikulum sekolah yang kurang efisien. Permasalahan utama di UMKM selain karena pemodalan, manajemen, produksi, mentalitas, yaitu promosi dan penjualan. Promosi dan penjualan yang mengandalkan cara-cara konvensional masih dilakukan oleh beberapa UMKM. Promosi yang dilakukan selama ini melalui pemberitahuan dari mulut ke mulut, menggunakan brosur dan membuka stand pada event atau pameran.UMKM masih menggunakan cara penjualan konvensional untuk proses penjualan yang berlangsung di toko, pelanggan datang untuk melihat dan memilih produk yang diinginkan, bahkan terkadang bertanya kepada karyawan tentang detil dari produk tersebut dan mencobanya terlebih dahulu. Pelanggan yang telah merasa cocok dengan detil produk yang dilihat, produk dibawa ke kasir untuk dilakukan pembayaran. Laporan data penjualan selama ini juga masih disusun dengan menggunakan program spreadsheet yang dilakukan oleh supervisor dan data diambil dari nota penjualan setiap harinya. Peningkatan penjualan juga diharapkan tidak hanya pada event-event tertentu saja, melainkan terjadi pada setiap bulannya. Promosi yang dilakukan selama ini masih dirasa kurang, karena masih melalui pemberitahuan dari mulut ke mulut, menggunakan brosur promosi dan membuka stand pada event yang terbatas hanya pada wilayah sekitarnya. Minat masyarakat terhadap produk UMKM yang sudah ada sekarang ini dirasa cukup menjadi alasan untuk lebih memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan jumlah penjualan dengan memanfaatkan media promosi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja, selain itu dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat menghasilkan laporan data penjualan secara otomatis. Perkembangan teknologi informasi telah membawa kepada perubahan gaya hidup seseorang, termasuk dalam mengakses sebuah informasi. Teknologi Informasi menyediakan berbagai macam media yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi. Internet merupakan salah satu media tersebut, dengan hanya terkoneksi ke sebuah jaringan internet, maka dunia seakan dalam genggaman kita. Berbagai macam informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat, termasuk informasi sebuah produk. Sebuah produk yang biasanya dipajang dalam sebuah etalase atau showroom, yang membutuhkan ruangan cukup besar, kini bisa digantikan dengan sebuah gambargambar yang disampaikan dalam sebuah website yang dapat diakses melalui internet.\ Seiring dengan perkembangan teknologi peralatan beserta infrastruktur yang semakin bersifat mobile, maka teknologi mobile semakin banyak dilirik orang. Handphone sudah bukan merupakan
50
barang mewah bagi orang-orang pada jaman sekarang, bahkan sebagian orang menganggapnya sebagai barang yang sangat dibutuhkan. Hal ini membuka peluang untuk berbisnis melalui media perangkat genggam. Kegiatan bisnis melalui media perangkat genggam inilah yang kemudian disebut dengan mobile commerce. Mobile commerce dapat dikatakan sebagai suatu tren teknologi transaksi komersial (commercial transaction) yang dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat genggam yang terhubung dengan pelayanan nirkabel yang dapat memfasilitasi penggunanya untuk menikmati layanan dari teknologi tersebut darimana saja dan kapan saja dengan syarat terhubung jaringan pendukungnya. Mobile commerce diharapkan dapat meningkatkan promosi dan penjualan yaitu memberikan kemudahan layanan kepada pembeli dengan hanya mengakses web mobile commerce melalui perangkat genggam, seperti ponsel, smartphone, PDA (Personal Digital Assistant) dan beberapa perangkat genggam lainnya. Mobile commerce mengkombinasi teknologi internet dengan teknologi mobile. Teknologi internet digunakan untuk memelihara data dan mengelola pemesanan yang masuk, sedangkan teknologi mobile digunakan untuk menampilkan data barang yang dijual sekaligus sebagai media pemesanan. Riset terbaru dari eDigital Research and Poltaltech Reply menyebutkan bahwa 64% dari pengguna smartphone kini telah memanfaatkan perangkatnya untuk mobile commerce. Sebuah studi oleh MEF The Global Community for Mobile Content and Commerce menemukan bahwa jumlah pengguna mobile internet sehari-hari di Indonesia sebesar 71%, menggunakan mobile banking sebanyak 73% responden dan 63% telah mengirim airtime atau pulsa kepada orang lain. Berdasarkan data riset terakhir dari ForeSee sebanyak 83% dari 3000 konsumen yang disurvey, menempatkan Apple di posisi pertama untuk masalah kenyamanan berbelanja online, bahkan mobile commerce mereka meraih nilai lebih tinggi dibandingkan layanan web mereka dengan nilai sebesar 85%.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : Promosi dan penjualan produk yang dilakukan oleh UMKM saat ini belum cukup menjangkau ke berbagai tempat. Diperlukan suatu aplikasi mobile commerce untuk mendukung promosi dan penjualan produk UMKM. Agar permasalahan tidak meluas, peneliti membatasi permasalahan hanya pada ruang lingkup UMKM di Kota Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun suatu aplikasi mobile commerce guna membantu mempromosikan produk UMKM secara
APLIKASI MOBILE COMMERCE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DAN PENJUALAN PRODUK UMKM online dengan jangkauan lebih luas, menerapkan teknologi informasi dalam UMKM, salah satunya dengan merancang dan membangun aplikasi mobile commerce sebagai media penjualan online, dan menciptakan suatu aplikasi mobile yang dapat digunakan sebagai media promosi dan penjualan produk sebagai nilai tambah dari suatu UMKM
200.000.000,00 dan mempunyai hasil penjualan pertahun sebanyak Rp. 1.000.000.000,00 dan berdiri sendiri.
2. USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) Perpustakaan adalah institusi/lembaga yang menyediakan koleksi bahan perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi masyarakat (Sumekar, 2002)
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 menyatakan pada pasal 1 bahwa a.) usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, b.) usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, c.) usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini, dan d.) usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Usaha- usaha tersebut sering disingkat menjadi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
Menurut Sukirno (2004:365) UMKM adalah usaha yang mempunyai modal awal yang kecil atau nilai kekayaan (aset) yang kecil dan jumlah pekerja yang kecil (terbatas), nilai modal (aset) atau jumlah pekerjaannya sesuai definisi yang diberikan oleh pemerintah atau intitusi lain dengan tujuan tertentu. Suprapti (2005:48) berpendapat UMKM adalah badan usaha baik perorangan atau badan hukum yang memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) sebanyak Rp.
3. KRITERIA UMKM Definisi UMKM yang beragam tersebut memang saling melengkapi, sehingga UndangUndang No. 20 Tahun 2008 memperjelas kriteria UMKM tersebut sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b.
a.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau\
b.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Tabel 1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kriteria Ukuran Usaha
Asset
Omset
Usaha Mikro
Maksimal 50 juta
Maksimal 300 juta
Usaha Kecil
> 50 juta – 500 juta
Maksimal 300 juta
51
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 7 Nomor 2 September 2016
Usaha Menengah
> 500 juta – 10 milyar
> 2,5 – 50 milyar
Sumber :UU No 20 Tahun 2008 4. MASALAH YANG DIHADAPI UMKM Perkembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah- masalah tersebut tidak bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antar wilayah atau lokasi, antar sentra, antar sektor atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama (Tambunan, 2002). Meski demikian masalah yang sering dihadapi oleh usaha mikro dan kecil menurut Tambunan (2002) adalah sebagai berikut : 1. Kesulitan pemasaran Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan usaha mikro dan kecil. Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar domestik dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor. 2. Keterbatasan Financial Usaha mikro dan kecil, khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial : mobilitas modal awal (star- up capital) dan akses ke modal kerja, finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. 3. Keterbatasan SDM Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyakusaha mikro dan kecil di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek enterpreunership, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Keterbatasan ini menghambat usaha mikro dan kecil Indonesia untuk dapat bersaing di pasar domestik maupun pasar internasional.
teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya total factor productivity dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat. 5. MOBILE COMMERCE Mobile commerce tidak mungkin dapat terdefinisikan tanpa mendiskusikan mengenai konsep electronic commerce terlebih dahulu. Electronic commerce didefinisikan sebagai proses penggunaan teknologi elektronik untuk mengerjakan commerce. Commerce dapat didefinisikan sebagai pertukaran barang (goods) dan layanan (service) atau berbagai bentuk pembayaran (Suhendar, 2003: 187). Electronic commerce secara sederhana dapat diartikan sebagai cara untuk menyambungkan commerce dengan menggunakan teknologi elektronik, dan mobile commerce merupakan sebuah bentuk electronic commerce dengan media mobile device. Mobile Commerce (m-commerce) merupakan pengembangan dari perdagangan elektronik (e-commerce) yang secara umum merupakan suatu pertukaran elektronik (pengiriman atau transaksi) tentang informasi, barang- barang, dan pembayaran diatas jaringan telekomunikasi (Simarmata, 2006: 2). Menurut Diana dan Tjiptono (2007: 42), Mobile Commerce (m-commerce) adalah transaksi dan aktivitas e-commerce yang dilakukan sepenuhnya atau sebagian di lingkungan wireless. Sebagai contoh, konsumen bisa memesan produk atau mentransfer uang lewat ponsel atau PDA (Personal Digital Assistant). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa mobile commerce adalah segala bentuk transaksi penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui perangkat bergerak seperti telepon seluler, smartphone, atau PDA. Mobile commerce memiliki keuntungan maupun kerugian (Simarmata, 2006: 5) sebagai berikut: 1. Keuntungan mobile commerce
4. Masalah bahan baku
Beberapa keuntungan mobile commerce yaitu :
Keterbatasan bahan baku dan input-input lainnya juga sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia. Keterbatasan ini dikarenakan harga baku yang terlampau tinggi sehingga tidak terjangkau atau jumlahnya terbatas
a.
5. Keterbatasan teknologi Usaha mikro dan kecil di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi lama atau tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksiyang sifatnya manual. Keterbelakangan
52
Kepuasan pelanggan, penghematan biaya, dan munculnya peluang bisnis baru.
b. Menggunakan mobile commerce setiap waktu dan dimana saja. c.
Pemilik tunggal mempunyai pengendalian atas data sehingga mobile device dapat diselaraskan.
d. Mobile commerce dapat membawa penjual dan pembeli bersama-sama bertransaksi dengan mudah sehingga memungkinkan untuk mendapatkan laba yang lebih besar
APLIKASI MOBILE COMMERCE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DAN PENJUALAN PRODUK UMKM serta hubungan keduanya menjadi lebih dekat. 2. Kerugian mobile commerce Adapun beberapa kerugian mobile commerce yaitu : a.
Mobile device tidak bisa menawarkan grafik atau daya proses layaknya PC.
7. HASIL DAN PEMBAHASAN Halaman beranda adalah halaman pertama kali muncul ketika customer atau pembeli mengakses aplikasi mobile commerce pada UMKM Salatiga. Di dalam halaman beranda customer akan diperlihatkan produk – produk terbaru dari UMKM Salatiga, seperti yang ditunjukkan ada gambar 1.
b. Layar yang kecil dari mobile device membatasi kompleksitas aplikasi.
6. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode-metode yang diterapkan tahap demi tahap, meliputi : 6.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. 6.1.1 Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer terdiri dari : 1.
Teknik Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pelaku UMKM tentang tentang kebutuhan adanya media promosi dan penjualan yang hemat, praktis, dan dapat menjangkau seluruh wilayah.
2.
Observasi, yakni suatu teknik pengumpulan data yang bersifat langsung, peneliti mengamati langsung ke lapangan yaitu dalam hal ini proses promosi dan penjualan yang dilakukan oleh UMKM, sehingga peneliti dapat mengetahui informasi-informasi apa saja yang akan diidentifikasi.
Gambar 1. Halaman BerandaCustomer Halaman pembelian barang merupakan halaman yang digunakan oleh customer untuk melakukan transaksi pembelian, seperti yang pada gambar 2.
6.1.2 Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder melalui Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen (data survey), literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 6.2 Metode Pengembangan Sistem Sistem pengelolaan katalog online ini dikembangkan dengan Metode Rekayasa Sistem Berbasis Komputer berdasarkan prinsi-prinsip rekayasa perangkat lunak (Software Engineering) melalui tahapan pengembangan berdasarkan daur hidup (system Development Life Cycle = SDLC). SDLC terdiri dari Analysis, Design, Implementation, Testing, dan Evaluation. Tahapantahapan ini dapat dilakukan secara overlap dan bersiklus.
53
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 7 Nomor 2 September 2016
Gambar 4. Halaman Detail Pembelian
Gambar 2. Halaman Pembelian Barang
Halaman informasi pembayaran merupakan halaman yang berfungsi untuk menampilkan total pembayaran yang harus dibayarkan oleh customer setelah melakukan pemesanan. Pada halaman informasi pembayaran juga akan menampilkan informasi rekening bank yang dimiliki oleh UMKM Salatiga. Halaman informasi pembayaran dapat pada gambar 5.
Halaman keranjang belanja merupakan halaman yang digunakan customer untuk melihat produk – produk apa saja yang telah mereka beli. Halaman keranjang belanja dapat pada gambar 3.
Gambar 5.Halaman Informasi Pembayaran
Gambar 3. Halaman Keranjang Belanja Halaman Data pembelian merupakan halaman yang digunakan customer memberikan infornasi alamat secara engkap. Halaman detail pembelian pembelian dapat pada gambar 4.
54
Halaman konfirmasi pembayaran merupakan halaman yang dapat digunakan oleh customer untuk mengkonfirmasi bahwa pembayaran telah dilakukan atas barang yang dipesan oleh customer. Pada gambar 6 menunjukkan halaman konfirmasi pembayaran.
APLIKASI MOBILE COMMERCE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI DAN PENJUALAN PRODUK UMKM
Gambar 6. Halaman Konfirmasi Pembayaran Halaman konfirmasi terima barang merupakan halaman yang dapat digunakan oleh customer untuk melakukan konfirmasi penerimaan barang ketika barang yang dipesan telah sampai, halaman konfirmasi terima barang dapat pada gambar 7.
Gambar 8. Halaman Histori Transaksi
8. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan perancangan Aplikasi Mobile Commerce, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut : 1.
Adanya aplikasi mobile commerce ini dapat digunakan oleh UMKM untuk memperluas jangkauan pemasaran, sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan.
2.
Aplikasi mobile commerce ini membantu memudahkan pelanggan mendapatkan informasi tentang UMKM dan produk yang dijualnya dan dapat melakukan proses pemesanan dengan hanya menggunakan perangkat genggam yang mereka dimiliki tanpa harus datang ke outlet.
REFERENSI Diana, Anastasia dan Tjiptono, Fandy. 2007. EBusiness. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Gambar 7. Halaman Konfirmasi Barang Halaman histori transaksi merupakan halaman yang menampilkan daftar pembelian yang dilakukan oleh customer, seperti pada gambar 8.
Simarmata, J. 2006. Aplikasi Mobile Commerce Menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Suhendar, A. 2003. Teknologi Pemrograman Mobile Commerce. Bandung Informatika Bandung. Sukirno, Sadono. 2004, Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Grafindo Persada
55
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 7 Nomor 2 September 2016
Suprapti, Susana. 2005, Bisnis.Opini.Vol.VII No.2
Ekonomi
dan
Tambunan, Tulus. 2002, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang “Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” -
56