APLIKASI METODE TUTOR SEBAYA DALAM EKSTRAKURIKULER TARI MELALUI SENDRATARI RAMAYANA DAN MAHABHARATA DI SMA PGRI 2 KAYEN KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh Nama : Novi Nurvita Sari NIM : 2501411020 Program Studi : Pendidikan Seni Tari Jurusan : Pendidikan Sendratasik
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: “Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya.” (99 Cahaya di Langit Eropa) “Perang terpenting dalam kehidupan adalah mengalahkan rasa takut untuk mencoba.” (Robert H. Schuller) “Jangan menunggu percaya diri dulu sebelum bertindak. Minder tapi bertindak, itu percaya diri yang sebenarnya.” (Mario Teguh)
Persembahan: Karya ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua saya Bapak Sudiran dan Ibu Asminah, yang telah mendoakan dan memberi semangat Adik-adik saya Abdul Rozak, Tri Cahyono, Choirul Romandhon yang telah memberi semangat Dosen Pembimbing saya Bapak Bintang Hanggoro Putra yang telah membimbing dan memberi motivasi Narasumber saya Ibu Anita Kusumawati dan warga SMA PGRI 2 Kayen yang telah memberikan data Khoerun Niam yang telah memberi semangat Teman-teman Kost Nirwana Keluarga besar Jurusan Pendidikan Sendratasik Angkatan 2011
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati” sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari. Keberhasilan dan kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan dari pihak yang terkait. Penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh kuliah di Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian. 3. Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum., Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan dan saran-saran selama proses penyusunan skripsi ini.
vi
5. Veronica Eny Iryanti, S.Pd., M.Pd., Dosen wali yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi selama menempuh perkuliahan. 6. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan bekal ilmu yang berguna dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Anita Kusumawati, S.Pd., yang telah membantu sebagai narasumber dan objek dalam penelitian ini. 8. Bapak, Ibu, Adik, dan keluarga besar tercinta, sahabat-sahabatku yang memberikan dukungan dan semangat. 9. Teman-teman Seni Tari Angkatan 2011 yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 10. Pihak-pihak terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Mei 2015 Penulis
vii
SARI Nurvita Sari, Novi. 2015. Aplikasi Metode Tutur Sebaya dalam Ekstrakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dengan Pembimbing Drs. Bintang Hanggoro Putra, M.Hum. Kata Kunci: Metode Tutor Sebaya, Ekstrakurikuler Tari Ekstrakurikuler Seni Tari di SMA PGRI 2 Kayen berbeda dengan sekolahsekolah lainnya karena setiap tahunnya menggelar pentas sendratari. Rasa ingin tahu dan daya kreatif setiap siswa berbeda. Mereka saling membantu dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen. Siswa yang memiliki kemampuan di atas siswa lainya, turut serta membantu guru mengajarkan kepada teman sebayanya sehingga proses pembelajaran dan pemanfaatan waktu bisa berjalan dengan baik. Permasalahan yang dikaji: (1) Bagaimana pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen, (2) Bagaimana strategi tutor dalam proses pembelajaran tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan (1) Pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen (2) Strategi tutor dalam proses pembelajaran tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan holistik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dam verifikasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Pembelajaran ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan hari selasa setelah pulang sekolah pukul 14.00-16.00 WIB, pada setiap minggunya. Komponen pembelajaran ada guru, siswa, dan sekolah. Metode yang digunakan dalam ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen pada tahun 2005 sampai tahun 2010 adalah metode imitasi. Mulai tahun 2010, guru mengubah metode pembelajaran menjadi metode tutor sebaya dimana siswa yang sudah dianggap mampu menguasai materi, ditunjuk menjadi tutor untuk mengajarkan kepada teman sebayanya. Pemilihan tutor menggunakan 2 tahap, tahap pertama yaitu penyaringan bakat, siswa yang sudah mempunyai dasar tari ditunjuk menjadi tutor. Tahap kedua siswa yang sudah menjadi tutor ditempatkan pada kelompok-kelompok kecil. Strategi tutor dalam mengembangkan gerak dengan cara mengapresiasi video tari, mengeksplorasi gerak dan mengkreasikan gerak-gerak yang sudah ada. Ada dua macam evaluasi yang diterapkan pada proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen yaitu evaluasi harian dan evaluasi akhir semester. Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dari penulis yaitu pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan sejak tahun 2010. Proses pelaksanaannya dimulai dari pemilihan materi, pemilihan tutor, strategi tutor, dan hasil dari ekstrakurikuler tersebut yang nantinya akan dipentaskan.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................... vi SARI ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. ix DAFTAR FOTO ........................................................................................ xv DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xix BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 1.5 Sistematika Skripsi ............................................................................... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS ......... 8 2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8 2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 12
ix
2.2.1 Pembelajaran ..................................................................................... 12 2.2.2 Strategi Pembelajaran ........................................................................ 13 2.2.3 Belajar ............................................................................................... 14 2.2.4 Subjek Belajar ................................................................................... 15 2.2.4.1 Siswa .............................................................................................. 16 2.2.4.2 Guru ............................................................................................... 16 2.2.5 Bahan Materi Pembelajaran .............................................................. 16 2.2.6 Metode .............................................................................................. 17 2.2.6.1 Metode Proyek ............................................................................... 18 2.2.6.2 Metode Eksperimen ....................................................................... 18 2.2.6.3 Metode Diskusi .............................................................................. 19 2.2.6.4 Metode Sosiodrama ........................................................................ 19 2.2.6.5 Metode Demonstrasi ...................................................................... 20 2.2.6.6 Metode Karyawisata ...................................................................... 20 2.2.6.7 Metode Tanya Jawab ..................................................................... 21 2.2.6.8 Metode Latihan .............................................................................. 21 2.2.6.9 Metode Ceramah ............................................................................ 22 2.2.6.10 Metode Tutor Sebaya ................................................................... 22 2.2.7 Evaluasi ............................................................................................. 24 2.2.8 Ekstrakurikuler .................................................................................. 25 2.2.9 Tari .................................................................................................... 27 2.2.9.1 Bentuk ............................................................................................ 28 2.2.9.2 Gerak .............................................................................................. 29
x
2.2.10 Koreografi ....................................................................................... 29 2.2.10.1 Eksplorasi ..................................................................................... 30 2.2.10.2 Improvisasi ................................................................................... 31 2.2.10.3 Komposisi .................................................................................... 31 2.2.11 Musik Tari ....................................................................................... 31 2.2.11.1 Iringan (Musik) ............................................................................ 31 2.2.11.2 Musik sebagai Pengikat Tari ........................................................ 32 2.2.11.3 Musik sebagai Ilustrasi Tari ......................................................... 32 2.2.12 Tata Rias dan Busana ...................................................................... 33 2.2.12.1 Tata Rias ....................................................................................... 33 2.2.12.2 Busana .......................................................................................... 34 2.2.13 Sendratari ........................................................................................ 35 2.2.14 Sejarah Sendratari ........................................................................... 35 2.2.15 Ramayana ........................................................................................ 36 2.2.16 Mahabharata .................................................................................... 37 2.2.17 Kreativitas ....................................................................................... 39 2.2.18 Stretegi 4P dalam Pengembangan Kreativitas ................................ 40 2.2.18.1 Pribadi .......................................................................................... 41 2.2.18.2 Pendorong .................................................................................... 41 2.2.18.3 Proses ........................................................................................... 42 2.2.18.4 Produk .......................................................................................... 42 2.2.19 Pencipta ........................................................................................... 43 2.2.20 Karya Tari ....................................................................................... 44
xi
2.2.21 Penari .............................................................................................. 44 2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................. 46 BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 48 3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 49 3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian .............................................................. 49 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 49 3.2.2 Sasaran Penelitian ............................................................................. 49 3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49 3.3.1 Observasi ........................................................................................... 50 3.3.2 Wawancara ........................................................................................ 51 3.3.3 Dokumentasi ..................................................................................... 53 3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................ 53 3.4.1 Data Reduction (Reduksi Data) ......................................................... 54 3.4.2 Data Display (Penyajian Data) .......................................................... 54 3.4.3 Conclusion Drawing / Verification ................................................... 55 3.5 Keabsahan Data .................................................................................... 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 58 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 58 4.1.1 Letak Geografis SMA PGRI 2 Kayen ............................................... 58 4.1.2 Sejarah Singkat SMA PGRI 2 Kayen ............................................... 59 4.1.3 Visi dan Misi SMA PGRI 2 Kayen ................................................... 61 4.1.4 Struktur Organisasi SMA PGRI 2 Kayen ......................................... 61 4.1.5 Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta Didik ................................... 61
xii
4.1.5.1 Jumlah Guru dan Karyawan ........................................................... 61 4.1.5.2 Jumlah Peserta Didik ..................................................................... 62 4.1.6 Prestasi Sekolah di Bidang Seni ........................................................ 63 4.1.7 Sarana dan Prasarana ......................................................................... 65 4.1.7.1 Ruang Praktek Menari ................................................................... 66 4.2 Pelaksanaan Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen ........ 66 4.2.1 Komponen Pembelajaran .................................................................. 67 4.2.1.1 Guru ............................................................................................... 68 4.2.1.2 Siswa .............................................................................................. 69 4.2.1.3 Sekolah ........................................................................................... 70 4.2.2 Materi atau Bahan Ajar ..................................................................... 71 4.2.3 Musik Pengiring ................................................................................ 71 4.2.4 Metode .............................................................................................. 72 4.2.5 Tahapan dalam Pemilihan Tutor Sebaya .......................................... 74 4.2.5.1 Tahap Pertama ................................................................................ 74 4.2.5.2 Tahap Kedua .................................................................................. 75 4.3 Strategi Tutor dalam Proses Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen ........ 75 4.3.1 Evaluasi ............................................................................................. 77 4.3.1.1 Evaluasi Harian .............................................................................. 77 4.3.1.2 Evaluasi Akhir Semester ................................................................ 77 4.3.2 Hasil Pementasan .............................................................................. 78
xiii
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 80 5.1 Simpulan .............................................................................................. 80 5.2 Saran ..................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82 LAMPIRAN .............................................................................................. 85
xiv
DAFTAR FOTO
Halaman Foto 4.1.1 Lokasi SMA PGRI 2 Kayen Tampak dari Depan .......................... 59 Foto 4.1.2 Lokasi SMA PGRI 2 Kayen Tampak dari Dalam .......................... 60 Foto 4.1.6 Piala SMA PGRI 2 Kayen ............................................................. 64 Foto 4.1.7.1 Ruang Praktek Menari/Aula ....................................................... 66 Foto 4.2.1.1 Guru memberi Pengarahan pada Siswa ...................................... 69 Foto 4.2.3 Latihan Musik Pengiring Sendratari .............................................. 72 Foto 4.2.4 Wawancara dengan Ibu Anita Kusumawati ................................... 74 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata .................................................... 120 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 120 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 121 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 121 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 122 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 122 Foto Proses latihan Sendratari Mahabharata ................................................... 123 Foto Pementasan Sendratari Ramayana 2011 .................................................. 123 Foto Pementasan Sendratari Ramayana 2012 .................................................. 124
xv
Foto Pementasan Sendratari Ramayana 2012 ................................................. 124 Foto Pemusik Sendratari Ramayana 2012 ....................................................... 125 Foto Pementasan Sendratari Ramayana 2013 ................................................. 125 Foto Pementasan Sendratari Ramayana 2013 di Kecamatan Kayen .............. 126 Foto Pementasan Sendratari Ramayana Acara Parade Budaya di Pati ........... 126 Foto Persiapan sebelum Pementasan Sendratari Mahabharata ....................... 127 Foto Pementasan Sendratari Mahabharata 2015 ............................................. 127 Foto Pementasan Sendratari Mahabharata 2015 ............................................. 128 Foto Pemusik Sendratari Mahabharata 2015 .................................................. 128 Foto Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah ............................................ 129 Foto Wawancara dengan siswa ....................................................................... 129
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian lain ..................... 11 Tabel 4.1.4 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA PGRI 2 Kayen .............. 101 Tabel 4.1.5.1 Daftar Keadaan Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 104 Tabel 4.1.5.2 Data Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA PGRI 2 Kayen ......... 106 Tabel 4.1.5.3 Prestasi Siswa SMA PGRI 2 Kayen Cabang Seni .................. 107
xvii
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.3 Kerangka Berfikir ........................................................................ 46 Bagan 4.1.4 Struktur Organisasi SMA PGRI 2 Kayen ................................. 99 Bagan 4.1.4.1 Struktur Organisasi Komite SMA PGRI 2 Kayen ................. 100
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian ......................................................... 85 Lampiran 2 Hasil Wawancara .............................................................. 90 Lampiran 3 Struktur Organisasi SMA PGRI 2 Kayen ......................... 99 Lampiran 4 Struktur Organisasi Komite SMA PGRI 2 Kayen ............ 100 Lampiran 5 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA PGRI 2 Kayen ..... 101 Lampiran 6 Daftar Keadaan Jumlah Siswa Tahun 2014/2015 ............. 104 Lampiran 7 Data Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA PGRI 2 Kayen ... 106 Lampiran 8 Prestasi Siswa SMA PGRI 2 Kayen Cabang Seni ............ 107 Lampiran 9 Sinopsis Sinta Boyong ...................................................... 112 Lampiran 10 Sinopsis Kumbakarna Gugur .......................................... 113 Lampiran 11 Sinopsis Abimanyu Muksa ............................................. 114 Lampiran 12 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ............................. 115 Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................. 116 Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian di SMA PGRI 2 Kayen ..... 117 Lampiran 15 Biodata Peneliti .............................................................. 118 Lampiran 16 Biodata Narasumber ....................................................... 119 Lampiran 17 Lampiran Foto ................................................................ 120 xix
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persaingan negara semakin pesat. Oleh karena itu sumber daya manusia yang handal dan profesional sangat diperlukan dengan didukung oleh lembaga pendidikan yang handal pula. Lembaga yang handal harus bisa menciptakan suasana belajar yang aktif, efektif dan komunikatif. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2010: 6). Pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran dituntut memahami proses belajar peserta didik. Masalah yang sering dihadapi oleh pendidik berkenaan dengan proses belajar itu adalah ketika pendidik merancang pembelajaran dengan memadukan cara-cara belajar peserta didik. Pendidik juga harus memahami tentang cara-cara memotivasi peserta didik. Apabila tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan proses belajar telah dikuasai oleh pendidik, setiap pendidik juga dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran. Masalah yang sering dihadapi oleh pendidik adalah tentang penggunaan strategi pembelajaran: ceramah, diskusi, tutorial, membaca, tugas kelompok,
1
2
diskaveri, inkuiri, ataukah peserta didik belajar mandiri (Rifa’i dan Anni 2011:4). Kewajiban pendidik sebagai pelaku pendidikan adalah mencari solusi terbaik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Masalah ini tentu harus ada juga faktor lain yang bisa mendukung terciptanya kualitas pembelajaran yang baik, baik itu eksternal maupun internal. Kegiatan yang ada di SMA PGRI 2 Kayen pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib adalah ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa, contohnya
adalah
kegiatan
pramuka.
Kegiatan
Pramuka
sebagai
ekstrakurikuler, wajib diikuti. Sementara itu untuk ekstrakurikuler pilihan di SMA PGRI 2 Kayen meliputi bidang kesenian, keagamaan, bidang olahraga dan lain-lain. Selanjutnya para siswa bebas memilih ekstrakurikuler pilihan sesuai minat dan bakatnya. Hasil survei dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA PGRI 2 Kayen yaitu terdapatnya kegiatan ekstrakurikuler tari di sekolah tersebut. Ekstrakurikuler yang ada di SMA PGRI 2 Kayen ini berbeda dengan sekolahsekolah lainnya di Kabupaten Pati karena setiap tahunnya selalu menggelar pertunjukkan Sendratari pada acara pelepasan kelas XII. Kisah yang diceritakan pada sendratari di SMA PGRI 2 Kayen ini mengangkat dari cerita Ramayana dan Mahabharata. Yang menarik dalam proses pembelajaran Ekstrakurikuler seni tari di sekolah tersebut, yaitu materi yang dipilih oleh guru
3
mengenai sendratari Ramayana dan Mahabharata dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Daya ingat dan daya kreatif setiap siswa berbeda, mereka saling membantu dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen. Siswa yang memiliki kemampuan di atas siswa lainya, turut serta membantu guru mengajarkan kepada teman sebayanya sehingga proses pembelajaran dan pemanfaatan waktu bisa berjalan dengan baik. Ekstrakurikuler seni tari dengan metode tutor sebaya mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai pelaksanaan tutor sebaya dan strategi yang digunakan tutor dalam ekstrakurikuler tari melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Aplikasi Metode Tutor Sebaya dalam Ekstakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.2.1
Bagaimana pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen?
4
1.2.2
Bagaimana strategi tutor dalam proses pembelajaran tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen?
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian yaitu: 1.3.1
Ingin mendeskripsikan pelaksanaan metode tutor sebaya dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen.
1.3.2
Ingin mendeskripsikan dan mengetahui strategi tutor dalam proses pembelajaran tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1.4.1
Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Hasil penelitian untuk sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi Universitas Negeri Semarang khususnya mahasiswa jurusan seni tari untuk lebih mengenal proses pembelajaran yang baik dan benar. 1.4.1.2 Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian berikutnya 1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi guru Manfaat penelitian bagi guru adalah dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pengembangan keterampilan melalui strategi
5
pembelajaran bagi siswa, sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam mengajar. 1.4.2.2 Bagi kepala sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada sekolah lain, agar proses pembelajaran seni tari bisa meningkatkan dan bertambahnya minat siswa dalam bidang seni tari. 1.4.2.3 Bagi siswa Memberikan pengalaman yang baru dan menyenangkan dalam bidang seni tari pada siswa, sehingga dapat mengembangkan pemikiran kreatif yang baik bagi siswa, selain itu juga dapat membantu keberanian siswa untuk mengeksplorasi imajinasinya, dan untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya tampil didepan umum. 1.4.2.4 Bagi Peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan dalam bidang pembelajaran tari bagi siswa SMA. 1.5 Sistematika Skripsi 1.5.1
Bagian awal skripsi ini berisi tentang: Halaman judul, surat pernyataan, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi, daftar foto dan gambar, daftar tebel, daftar bagan, dan lampiran.
1.5.2
Bagian isi skripsi berisi tentang:
6
BAB 1 : Pendahuluan Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 : Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoritis Berisis tentang tinjauan pustaka dan dalam bab ini akan diuraikan tentang konsep-konsep yang digunakan sebagai landasan teori. BAB 3 : Metode Penelitian Berisi tentang lokasi penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang penjabaran dari data penelitian yang sesuai dengan sasaran kajian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, dan strategi tutor dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. BAB 5 : Penutup Berisi tentang simpulan dan saran, simpulan yaitu tentang rangkuman hasil penelitian secara singkat yang ditarik dari analisa data dan pembahasan data, sedangkan saran berisi tentang pendapat peneliti.
7
1.5.3
Bagian akhir skripsi tentang: Daftar Pustaka yang digunakan sebagai bahan referensi penelitian, dan lampiran kelengkapan surat-surat penelitian.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1
Tinjauan Pustaka Skripsi yang berjudul Aplikasi Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakulikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati belum pernah diteliti, namun penelitian sejenis pernah dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:
2.1.1 Penelitian Yunianto Penelitian tentang metode tutor sebaya sebelumnya sudah dilakukan oleh Yunianto pada tahun 2013 ditulis dalam skripsi, penelitian Yunianto mengenai “Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan”. Rumusan masalah yang diangkat yaitu (1) Apakah dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar keterampilan alat musik pianika pada siswa kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan dan (2) Apakah dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan memainkan alat musik pianika pada siswa kelas VIIC di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Hasil yang didapat dari penelitian Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan yaitu tentang Pemanfaatan tutor sebaya untuk membantu memberikan penjelasan,
8
9
bimbingan, dan arahan kepada siswa yang kurang pandai atau lambat dalam penguasaan materi pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari sikap perhatian siswa terhadap penjelasan guru, keceriaan dalam mengikuti pembelajaran, keseriusan dalam berlatih, keaktifan bertanya, dan semangat belajar. Penerapan metode tutor sebaya juga mampu meningkatkan hasil belajar keterampilan bermain pianika dari teknik penjarian, teknik artikulasi, ketepatan nada, ketepatan tempo, dan penjiwaan dalam memainkan lagu. Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan meneliti tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran ansambel alat musik pianika, sedangkan penelitian Aplikasi Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakulikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati meneliti tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata. Kesamaannya adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan metode tutor sebaya dalam pelaksanaan pembelajaran. 2.1.2 Penelitian Sunardi Penelitian tentang metode tutor sebaya sebelumnya sudah dilakukan oleh Sunardi pada tahun 2013 ditulis dalam skripsi, penelitian Sunardi mengenai “Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran
10
2012/2013”. Rumusan masalah yang diangkat yaitu (1) Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar bermain rekorder pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo (2) Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar bermain pianika pada pembelajaran ansambel di kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo dan (3) Seberapa banyak kelebihan metode tutor sebaya memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode klasikal dalam pembelajaran. Hasil yang didapat dari penelitian Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu tentang metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran ansambel pada alat musik pianika dan alat musik recorder. Metode tutor sebaya lebih efektif digunakan dibanding dengan metode klasikal dalam pembelajaran musik ansambel. Hal ini terbukti karena pembelajaran dengan tutor sebaya dapat dilakukan diluar kelas atau diluar jam tatap muka. Perbedaan penelitian Meningkatan Hasil Belajar Bermain Musik Ansambel Melalui Metode Tutor Sebaya Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 meneliti tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran ansambel alat musik pianika dan alat musik recorder, sedangkan penelitian Aplikasi Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakulikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati meneliti tentang metode tutor sebaya dalam pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan
11
Mahabharata. Kesamaannya adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan metode tutor sebaya dalam pelaksanaan pembelajaran. Tabel 2.1.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Lain No. Nama dan Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1.
Model
1. Desain
Yunianto (Peningkatan
Hasil
Belajar Pembelajaran
Keterampilan
Bermain
Alat
Penelitian 2. Fokus
Musik Pianika dengan Metode
Penelitian
Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan) 2.
Sunardi
Model
(Meningkatan Bermain
Hasil
Musik
Belajar Pembelajaran Ansambel
Melalui Metode Tutor Sebaya
1. Desain Penelitian 2. Fokus Penelitian
Kelas VIID SMP Negeri 14 Purworejo
Tahun
Pelajaran
2012/2013)
Berdasarkan kajian pustaka di atas, penelitian aplikasi metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata sudah banyak dilakukan sebelumnya. Namun, pada penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini mengambil objek kajian
12
pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata dengan metode tutor sebaya. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dan dapat digunakan sebagai pijakan untuk penelitian yang akan datang dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sudjana 2001:6). Perubahan dari hasil proses belajar mengajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan, pengetahuan, sikap, tingkah laku, kecekapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sutikno 2007:6). Ciri-ciri pembelajaran yaitu: (1) Pembelajaran bertujuan untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu,dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar dan pendukung, (2) Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar tercapainya tujuan secara optimal, maka diperlukan langkah-langkah sistematika dan relevan, (3) Ditandai dengan aktifitas anak didik baik secara fisik maupun mental yang aktif. Anak didik menampakkan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, (4) Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batas waktu memliki ciri yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, karena evaluasi merupakan bagian terpenting yang tidak bisa
13
diabaikan. Setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tercapainya suatu tujuan dari pembelajaran yang sudah ditentukan (Tim MKDK dalam Dyah Pramastuti 2011:12). Pembelajaran seni adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan sikap dan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman berkesenian dan berinteraksi dengan budaya lingkungan untuk mencapaintujuan tertentu (Jazuli 2008:140). 2.2.2 Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran
yang
diyakini
efektivitasnya
untuk
mencapai
tujuan
pembelejaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran pendidik perlu memilih, model-model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar (Rifa’i 2011:196). Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah gariskan (Djamarah 2010:5). Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: 2.2.2.1 Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
14
2.2.2.2 Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. 2.2.2.3 Memlilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. 2.2.2.4 Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Uraian di atas memberikan gambaran bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai yang diharapkan yaitu (1) Mengidentifikasi sasaran yang proses belajar mengajar, (2) Pemilihan pendekatan belajar mengajar, (3) Menetapkan metode belajar mengajar, dan (4) Menerapkan norma-norma untuk evaluasi hasil belajar mengajar. 2.2.3 Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar,
15
menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan (Djamarah 2010:10-11). Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior throught experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan secara otomatis dan seterusnya (Hamalik 2013: 27-28). 2.2.4 Subjek Belajar Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena siswa adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu dari pihak siswa diperlukan partisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek belajar dalam proses
pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan yang telah dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari, oleh karena itu untuk
16
kepentingan perencaan pembelajaran yang efektif diperlukan pengetahuan guru tentang diagnosis kegiatan belajar dan analisis tugas. 2.2.4.1 Siswa Peserta didik adalah komponen masukan dalam proses pendidikan sebagai suatu organisasi yang hidup memiliki potensi untuk berkembang yang memerlukan lingkungan dan arah tertentu sehingga membutuhkan bimbingan dan pembelajaran (Hamalik 2001:17). Siswa tidak cukup hanya mendengarkan penjelasan guru atau menyaksikan pertunjukkan yang dilakukan oleh guru, siswa harus bisa merasakan seni gerak yang terkandung didalam tari yang sedang diajarkan. 2.2.4.2 Guru Guru adalah salah satu faktor kunci keberhasilan proses belajar mengajar. Guru menjadi panutan yang ditiru dan dicontoh sekaligus menjadi sumber belajar, maka segala gerak-geriknya akan menjadi pedoman bagi murid. Guru yang kreatif memilki dorongan keras untuk mewujudkan ide-ide yang telah diperolehnya agar menjadi kenyataan (Sungkowo 2004:52). Menurut Nasution (2004:92) guru dalam mendidik dan mengajar murid dalam kelas, harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya karena pendidikan, kewibawaan merupakan syarat mutlak. 2.2.5 Bahan Materi Pengajaran Bahan merupakan salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sumber pengajaran adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Bahan pengajaran merupakan materi pelajaran yang diolah
17
oleh guru untuk disampaikan kepada siswa dan disesuaikan dengan tuntutan agar tetap memenuhi kebutuhan siswa, mengandung nilai fungsional, praktis serta disesuaikan dengan lingkungan siswa (Sudirman 1991:23). Menurut Hamalik (2001:68) sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar yaitu: Buku pelajaran yang sengaja disiapkan dan berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. 2.2.5.1 Pribadi guru sendiri pada dasarnya merupakan sumber tak tertulis dan sangat penting serta sangat kaya dan luas yang perlu dimanfaatkan secara maksimal. 2.2.5.2 Sumber masyarakat yang merupakan sumber yang paling kaya bagi bahan belajar siswa. 2.2.6 Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaiamana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang (Djamarah 2010:72).
18
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran (Djamarah 2010:76). Metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kelebihannya maupun mengenai kekurangannya. Berikut ini beberapa jenis metode dengan penjelasan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 2.2.6.1 Metode Proyek Metode Proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar. Kelebihan dari metode proyek yaitu anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari sedangkan kekurangannya yaitu harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan (Djamarah 2010:83). 2.2.6.2 Metode Eksperimen Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
19
sendiri sesuatu yang dipelajari. Kelebihan metode eksperimen yaitu dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kekurangan metode eksperimen yaitu metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi (Djamarah 2010:84) 2.2.6.3 Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Kelebihan metode diskusi yaitu dapat merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. Kelemahan metode diskusi yaitu pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang dan dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri (Djamarah 2010:87). 2.2.6.4 Metode Sosiodrama Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering silih berganti. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Kelebihan metode sosiodrama yaitu siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Kelemahan metode sosiodrama yaitu sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif (Djamarah 2010:89).
20
2.2.6.5 Metode Demontrasi Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Kelebihan metode demontrasi yaitu dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat). Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri. Kelemahan metode demonstrasi yaitu demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain (Djamarah 2010:90). 2.2.6.6 Metode Karyawisata Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya
dengan
karyawisata
yaitu
melihat
memiliki
kenyataannya. prinsip
Kelebihan
pengajaran
modern
metode yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. Kelemahan metode karyawisata yaitu fasilitas yang diperlukan dan biaya dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah. Karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan (Djamarah 2010:93).
21
2.2.6.7 Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Kelebihan metode tanya jawab yaitu pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya. Kelemahan metode tanya jawab yaitu siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab (Djamarah 2010:94). 2.2.6.8 Metode Latihan Metode Latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Kelebihan metode latihan
untuk
menghafalkan
memperoleh huruf,
kecakapan
kata-kata
atau
motorik, kalimat,
seperti
menulis,
membuat
alat-alat
menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan terampil menggunakan peralatan olahraga. Kelemahan metode latihan yaitu latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan (Djamarah 2010:95).
22
2.2.6.9 Metode ceramah Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Kelebihan metode ceramah yaitu guru mudah mempersiapkan dan menguasai kelas. Kelemahan metode ceramah yaitu monoton sehingga membosankan (Djamarah 2010:97). 2.2.6.10 Tutor Sebaya Menurut Zaini (2008:62) Peer Lessons (Belajar dari Teman), strategi ini baik digunakan menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Jika selama ini ada yang menyatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain, maka strategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas. Menurut Djamarah dan Zain (2010:25-27), untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor, diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu seorang siswa yang paling pandai. Yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor tersebut, adalah: (1)Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat perbaikan sehingga siswa tidak merasa takut atau enggan bertanya kepadanya, (2) Dapat menerangkan bahan perbaikan yang diperlukan oleh siswa yang menerima program perbaikan, (3)Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan, (4) Mempunyai daya
23
kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 2.2.6.10.1 Kelebihan pekerjaan tutoring: 2.2.6.10.1.1 Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. 2.2.6.10.1.2 Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. 2.2.6.10.1.3 Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 2.2.6.10.1.4 Memperkuat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. 2.2.6.10.2 Kelemahan pekerjaan tutoring: 2.2.6.10.2.1 Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2.2.6.10.2.2 Ada beberapa anak yang malu bertanya, karena takut rahasianya diketahui kawannya. 2.2.6.10.2.3 Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antar tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan. 2.2.6.10.2.4 Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atu beberapa orang siswa yang harus di bimbing.
24
2.2.6.10.2.5 Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada kawan-kawannya. Menurut Soeprodjo, (2008:294-298) metode tutor sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham. Pemakaian tutor dari teman mereka memungkinkan siswa tidak merasa enggan untuk bertanya. Adanya tutor dapat meringankan guru dalam memberikan contoh soal atau latihan. 2.2.7 Evaluasi Evaluasi merupakan suatu komponen dalam kurilkulum, karena kurilkulum adalah pedoman dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya evaluasi dalam pembelajaran guru akan memperoleh informasi yang akurat dengan keberhasilan belajar siswa (Hamalik 2008:29). Evaluasi menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi evluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka mencari balikan atau memperbaiki proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka menetukan perkembangan hasil belajar selama proses pendidikan tertentu (Sugandi 2004: 93). Menurut Hamalik (2008:157-159) penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi syarat diantaranya sebagai berikut: 2.2.7.1 Memiliki validitas yaitu suatu evaluasi bisa dikatakan sahih bilamana evaluasi tepat sesuai dengan tujuan evaluasi.
25
2.2.7.2 Memiliki reliabilitas (keterandalan), dalam evaluasi keterandalan berada pada kestabilan alat evaluasi, alat ukur dalam melaporkan hasil ukurannya. Alat ukur yang konsisten, bila melaporkan hasil ukur sama biarpun dari pengukuran dan situasi yang berbeda. Objektivitas, suatu evaluasi harus jujur tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam menentukan nilai. 2.2.7.3 Efisiensi, evaluasi harus tepat baik cara maupun waktunya. 2.2.7.4 Kegunaan atau kepraktisan, alat evaluasi harus dapat digunakan dalam arti mudah dilaksanakan oleh siapa saja, tidak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaannya. 2.2.8 Esktrakurikuler Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:291), ekstrakurikuler mempunyai arti kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih prestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam sekolah yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kegiatan ini disamping dilaksanakan di sekolah, dapat juga dilaksanakan di luar sekolah guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau kemampuan meningkatkan nilai sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan
26
keterampilan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dan kurikulum sekolah (http://kafeilmu.com/2010/11/definisi -kegiatan-ekstrakurikuler.html). 2.2.8.1 Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. 2.2.8.2 Misi ekstrakurikuler adalah menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minta mereka. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok (http://ariefyuri.blogspotcom). 2.2.8.3 Fungsi kegiatan ekstrakurikuler antara lain: 2.2.8.3.1 Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka. 2.2.8.3.2 Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan\ kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. 2.2.8.3.3 Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. 2.2.8.3.4 Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
27
2.2.9 Tari Tari mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena dapat memberikan berbagai manfaat, seperti sebagai hiburan dan sarana komunikasi. Dengan kata lain, bahwa perkembangan maupun perubahan yang terjadi pada tari sangat ditentukan oleh kepentingan dan kebutuhan masyarakat pendukungnya. Tari sebagai karya seni merupakan alat ekspresi dan
sarana
komunikasi
seorang
seniman
kepada
orang
lain
(penonton/penikmat). Sebagai alat ekspresi, tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya (Jazuli, 2008:4). Beberapa definisi tari menurut para ahli yang dikemukakan oleh Jazuli (2008:6), antara lain: Tari adalah gerak yang ritmis, dikemukakan oleh Curt Sachs seorang ahli sejarah dan musik dari Jerman dalam bukunya World History of the Dance. Tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang, dikemukakan oleh seorang Belanda bernama Corrie Hartong dalam buku Danskunst. Buku Dance Composition yang ditulis oleh La Mery dikatakan, bahwa tari adalah ekspresi subjektif yang diberi bentuk objektif. B.P.A. Soerjodiningrat, seorang ahli tari Jawa dalam Babad Lan Mekaring Djoget Djawi mengatakan, bahwa tari adalah gerakgerak dari seluruh anggota tubuh/badan yang selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam tari. Soedarsono mengemukakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yag diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah.
28
Beberapa definisi di atas, bila dikaji dan diteliti dapat ditemukan bahan baku tari atau sering disebut elemen dasar tari adalah gerak (bersumber dari tenaga), ruang (pola yang dibentuk oleh gerakan), waktu (irama dalam gerakan) yang indah. Rumusan yang dapat dikemukakan dari beberapa definisi tari maupun penjelasan singkat di atas sebagai berikut ini. Tari adalah bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Rumusan ini bila dianalisis akan ditemukan beberapa aspek dari pengertian tari yaitu: bentuk, gerak, tubuh, irama, jiwa, maksud dan tujuan tari. 2.2.9.1 Bentuk Bentuk tidak terlepas dari keberadaan struktur, yaitu susunan dari unsur atau aspek (bahan/material baku dan aspek pendukung lainnya) sehingga mewujudkan suatu bentuk. Anggota tubuh kita merupakan struktur yang terdiri atas kepala, badan, lengan, tangan, jari-jari tangan dan kaki, dan sebagainya yang menghasilkan suatu bentuk gerak yang indah dan menarik bila ditata, dirangkai dan disatupadukan ke dalam sebuah kesatuan susunan gerak yang utuh serta selaras dengan unsur-unsur pendukung penampilan tari. Bentuk dalam tari memiliki elemen waktu. Elemen waktu dalam tari mewujud pada gerakan yang memerlukan durasi waktu, panjang pendek selama proses tarian berlangsung dari awal sampai akhir. Sepanjang waktu tarian itulah struktur tari terbentuk. Jadi, kehadiran bentuk tari akan tampak pada desain gerak dan pola kesinambungan gerak yang berlangsung dalam ruang dan waktu. Kata lain,
29
bahwa bentuk tari terlihat dari keseluruhan penyajian tari, yang mencakup paduan antara elemen tari (gerak, ruang, waktu) maupun berbagai unsur pendukung penyajian tari yaitu: Iringan, Tema, Tata busana, Rias, Tempat, dan Tata cahaya (Jazuli 2008:7). 2.2.9.2 Gerak Gerak adalah bahasa komunikasi yang luas dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya terdiri dari beribu-ribu “kata” gerak, juga dalam konteks tari, gerak sebaiknya dimengerti sehingga bermakna dalam kedudukan dengan yang lainnya (Murgiyanto 1983:20). Rokhyatmo (1986:74) menyatakan bahwa, gerak merupakan unsur pokok pada diri manusia dan gerak merupakan alat bantu yang paling tua di dalam kehidupan manusia, untuk mengemukakan keinginan atau menyatakan refleksi spontan di dalam jiwa manusia. Gerak didalam tarian merupakan medium untuk ekspresi dan bukan sebagai suatu aktifitas yang diungkapkan dengan peragaan dan berfungsi pemeran tubuh dan kekuatan-kekuatannya seperti pada olahraga (Parani, 1986:66). Selain itu menurut Jazuli (1994:9) menambahkan bahwa gerak pada tari harus mempunyai tenaga atau energi yang menyangkut ruang dan waktu. Terungkapnya gerak tari dapat terdiri dari tiga elemen yaitu tenaga, ruang, dan waktu. 2.2.10 Koreografi Koreografi diambil dari bahasa Inggris yaitu choreography. Dua kata yang berasal dari Yunani yaitu choros yang memiliki arti tarian
30
bersama atau koor dan graho yang memiliki arti tulisan atau catatan. Pengertian secara harfiah, koreografi berarti penulisan tari kelompok (Jazuli, 2007:69) Menurut Murgiyanto(2002:23) tugas dari seorang penata tari atau koreografer adalah menyusun dan menampilkan karya tari yang memuat makna didalam karya yang disajikan. Secara konseptual koreogarafi merupakan proses penyeleksi atau pembentuk gerak menjadi wujud tarian. Tujuan dari koreografi adalah mengembangkan aspek-aspek ruang, waktu dan tenaga. Proses penyatuan atau pembentukan gerak menjadi bentuk tarian disebut dengan komposis tari. Proses penggarapan merupakan tahapan-tahaapan yang perlu dilalui dalam proses koreografi atau menyusun atau menata gerak. Proses penggarapan merupakan pengembangan kreativitas yaitu gejala dasar yang merasakan, membuat tari sampai selesai (Indriyanto 2010:12) Murgiyanto dalam Indriyanto (2010:12-21) menjelaskan bahwa proses penggarapan tari melalui tahapan sebagai berikut: 2.2.10.1 Eksplorasi Eksplorasi merupakan suatu proses penjajagan yaitu sebagai pengalaman untuk menanggapi objek dari luar. Eksplorasi meliputi berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon. Eksplorasi merupakan pengalaman pertama bagi seorang penari atau penata tari untuk menjaga ide-ide, rangsangan dari luar. Tahapan eksplorasi dapat dipersiapkan atau distrukturkan lebih dahulu, atau sama sekali bebas belum terencana.
31
Distruktur berarti koreografi sudah mempunyai rencana-rencana tari, ideide serta rangsangan-rangsangan apa yang akan dibutuhkan dalam penggarapan tari. 2.2.10.2 Improvisasi Improvisasi merupakan lanjutan dari eksplorasi. Improvisasi mengandung makna spontanitas untuk mendapatkan gerak-gerak baru. Ciri khas dari kegiatan improvisasi adalah gerkan-gerakan yang spontan. Improvisasi mempunyai kaidah tersendiri dalam kepekaan menggapai gerak, menemukan atau mencari motif-motif dari biasanya. 2.2.10.3 Komposisi Setelah melalui taraf improvisasi selanjutnya melakukan seleksi atau memlilih-milih gerakan yang mendukung penggaraparan karya tari sesuai dengan ide. Kemudian seorang pencipta tari melakukan penyusunan atau dalam bahasa tari disebut komposisi (Murgiyanto dalam Indriyanto 2010:14). 2.2.11 Musik Tari 2.2.11.1 Iringan (Musik) Musik sebagai pengiring tari adalah musik yang dibuat dan disajikan untuk mengiringi gerak tari. Biasanya dalam musik sebagai pengiring tari, gerak tari dibuat terlebih dahulu, selanjutnya musik digarap kemudian (Soedarsono, 1978:26).
32
2.2.11.2 Musik sebagai Pengikat Tari Musik sebagai pengikat tari adalah musik atau gending yang dibuat sedemikian rupa sehingga mengikat tarian. Pola dan dinamika gerak tarian disesuaikan dengan garap, pola, atau dinamika musikal gending (Soedarsono, 1978:26). 2.2.11.3 Musik sebagai Ilustrasi Tari Musik sebagai ilustrasi tari adalah musik yang dalam penyajiannya bersifat ilustratif, dalam arti berfungsi sebagai penopang suasana tari. Pola gerak tari dan pola garap musikal tidak ada saling ikat atau saling ketergantungan. Musik dan tari seakan-akan berjalan sendiri-sendiri namun bertemu dalam satu suasana. Hubungan musik dan tari terletak pada pembentukan suasana tersebut. Apabila elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, maka elemen dasar dari musik adalah ritme dan melodi. Sejak dari zaman pra sejarah sampai sekarang dapat dikatakan dimana ada tari di sana ada musik. Musik dalam tari bukan hanya sekedar iringan, tetapi musik adalah partner tari yang tidak boleh ditinggalkan (Soedarsono 1978:26). Fungsi musik dalam tarian adalah sebagai aspek untuk mempertegas maksud gerakan, membentuk suasana tari dan memberi rangsangan estetis pada penari selaras dengan ekspresi jiwa seseorang sesuai dengan maksud karya tari yang ditampilkan. Musik sebagai pengiring ada keterkaitannya antar keduanya yaitu musik sebagai pengiring tari, musik sebagai pengikat tari, dan musik sebagai ilustrasi tari.
33
2.2.12 Tata Rias dan Busana 2.2.12.1 Tata Rias Pada pertunjukan wayang wong atau tari, rias yang digunakan adalah rias watak/karakter tokoh, sebab pada dasarnya rias wayang wong atau tari, rias akan mencerminkan sosok karakter tertentu. Dibandingkan dengan wayang kulit rias pada wayang wong atau tari terletak pada alis dan kumis untuk membedaka tipe karakternya. Menurut Jazuli (2008:88), berpendapat bahwa fungsi rias dalam tariadalah untuk membantu mewujudkan ekspresi mimik penari, menambah daya tarik, dan yang lebih utama adalah merubah karakter pribadi untuk menjadi peran yang dibawakan. Jazuli (2008:23) juga menambahkan bahwa fungsi rias antara lain adalah mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan. Fungsi tata rias adalah untuk mengubah karakter pribadi untuk memperkuat ekspresi dan menambah daya tarik penampilan seorang penari. Corson (Indriyanto 2010: 22) tata rias dibagi menjadi beberapa kategori yaitu : (1) Rias Korektif adalah tata rias dengan cara mempertegas garisgaris wajah tanpa mengubah karakter orang, (2) Rias Karakter adalah tata rias untuk merubah atau membentuk karakter tokoh tertentu, (3) Rias Fantasi adalah tata rias atas dasar fantasi seseorang. Busana berfungsi sebagai pendukung isi atau tema tarian dan untuk memperjelas peran-peran tertentu dalam penyajian suatu tarian.
34
2.2.12.2 Busana Menurut Jazuli (2008:20), berpendapat fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peran-peran dalam suatu sajian tari, oleh karena itu, dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: busana tari hendaknya enak dipakai (etis) dan sedap dilihat oleh penonton, penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema tari sehingga bisa menghadirkan satu kesatuan antara tari dan busananya, penataan busana hendaknya bisa merangsang imajinasi penonton, desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak tarinya agar tidak mengganggu gerakan penari, busana hendaknya dapat memberi proyeksi kepada penarinya sehingga busana itu dapat merupakan bagian dari diri penari, keharmonisan dalam pemilihan atau memadukan warna-warna sangat penting terutama harus diperhatikan efek terhadap tata cahaya. Jazuli (2008:88) juga menambahkan bahwa peran busana dalam tari bukan hanya terletak pada nilai simbolisnya, melainkan juga pada ketepatan terhadap tokoh/peran yang dibawakan, dan tidak mengganggu gerakan penari dalam mewujudkan keutuhan tari. Busana dalam sebuah pementasan tari dapat berfungsi sebagai pendukung dalam memperjelas tema atau isi tari, selain itu busana dapat bermanfaat untuk memperjelas peran-peran dalam sebuah penyajian tari.
35
2.2.13 Sendratari Sendratari ialah gabungan antara seni drama dan seni tari, rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik, tidak ada dialog hanya kadang dibantu narasi singkat agar penonton mengetahui peristiwa yang sedang dipentaskan. Sendratari ialah drama yang menonjolkan eksposisi (http://PengertianTari,SeniTari,Sendratari,DramaTari,danDrammusikalsertaS ejarah.htm). 2.2.14 Sejarah Sendratari Pada
tahun
1960
Menteri
Perhubungan
Darat,
Pos,
dan
Telekomunikasi Pangeran Haryo Djatikoesoemo mengadakan perjalanan ke negara-negara sahabat untuk meninjau tempat-tempat yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk menyajikan kemasan pertunjukan dramatari Ramayana di dekat Candi Prambanan. Ia sempat menyaksikan pertunjukan Ballet Royale du Camboge yang dipentaskan di depan Kuil (wat = kuil) di Kambodia. Dari pengalaman menyaksikan perunjukan di depan Kuil yang megah ini, Djatikoesoemo berniat untuk membentuk sebuah pergelaran dramatari yang megah yang akan ditampilkan di depan Candi Prambanan. Bentuk pertunjukannya jelas tidak bakal menggunakan dialog bahasa Jawa seperti wayang wong , karena dramatari semacam ini bakal bisa mengkomunikasikan cerita yang dibawkan kepada para wisatawan mancanegara. Maka dari itu ditetapkan akan dicipta sebuah dramatari yang tidak menggunakan dialog verbal, seperti halnya balet di Barat serta Ballet Royale du Cumboge.
36
Istilah yang digunakan untuk menyebut genre baru ini ialah sendratari, yang secara harfiah berarti “seni drama tari”. Istilah ini diusulkan oleh seorang seniman bernama Anjar Asmara. Nama sendratari inilah yang sampai sekarang digunakan untuk menyemut dramatari Jawa tanpa dialog verbal. Bahkan kemudian daerah-daerah lain di Indonesia mengadopsi istiah ini untuk menyebut nama dramatari daerah mereka yang tidak menggunakan dialog verbal. Istilah sendratari memunculkan pada tahun 1961, ketika dramatari Jawa tanpa dialog verbal digarap bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara (Soedarsono 2011:260-261). 2.2.15 Ramayana Ramayana adalah sebuah cerita tentang riwayat perjalanan Sri Rama di dunia. Sri Rama sebagai pemeran utama dalam cerita ini sebagai penyelamat dunia dari ancaman adharma yang diperankan Rahwana. Sri Rama dikenal dalam purana sebagai ” Awatara Wisnu yang ke-7 ”. Awatara adalah wujud turunnya Dewa Wisnu untuk menyelamatkan dunia. Ramayana karya sastra yang ditulis oleh Maharsi Walmiki, terdiri dari 24.000 stansa/sloka, terbagi menjadi 7 ( tujuh) bagian dengan istilah ” Sapta Kanda”. Di India dalam bahasa Sanskerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda antara lain (1)Balakanda, (2)Ayodhyakanda, (3)Aranyakanda, (4)Kiskindhakanda, (5)Sundarakanda, (6) Yuddhakanda, dan (7) Uttarakanda (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayana). Wiracarita Ramayana dalam bahasa Jawa Kuna dalam bentuk puisi Jawa Kuna yang lazim disebut kekawin telah diterjemahkan oleh Soewito
37
Santosa berjudul Indonesia Ramayana (tiga jilid, 1980). Ramayana yang masuk ke Indonesia dari India yang berbahasa Sanskrit memang berasal dari berbagai versi, dan setelah sampai di Indonesia juga mengalami “resepsi” atau pemahaman yang disesuaikan dengan budaya setempat. Maka tak heran bila Ramayana yang semula berbahasa Sanskrit itu setelah sampai di Indonesia dan disesuaikan dengan budaya Indonesia juga menjadi beberapa versi. Versi tertua yang telah disesuaikan dengan selera penulis Indonesia adalah versi dalam bentuk puisi Jawa Kuna (kekawin) yang telah dikerjakan oleh seorang pujangga Jawa pada abad ke-10. Beberapa pakar mengatakan, bahwa versi kekawin Ramayana adalah karya Empu Yogiswara. Ramayana di Indonesia telah ditulis dengan sangat cermat oleh dua orang sarjana India, Malini Saran dan Vinot C. Khana dengan judul The Ramayana in Indonesia (2004). Versi Ramayana tertua di Jawa sering diperkirakan dikarang dalam bentuk kekawin oleh seorang pujangga bernama Yogiswara pada abad ke-10. Versi dalam bentuk kekawin ini disusun dengan metrum Sanskrit, tetapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Kuna atau Kawi. Versi ini merupakan bukti, bahwa sang pujangga tidak mengikuti versi Walmiki dari India yang berbahasa Sanskrit. Ia menggunakan model sebagai pijakan untuk mengerjakan kekawinnya ke-7 yang dikarang oleh Bhatti (Soedarsono, 2011:15-16). 2.2.16 Mahabharata Mahabharata (sansekerta) adalah sebuah karya sastra kuno yang berasal dari India. Secara tradisional , penulis Mahabharata adalah Begawan Byasa atau Vyasa. Buku ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan
38
Astadasaparwa (asta=8, dasa=10, parwa=kitab). Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum Masehi. Sejarah singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Kurawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah Negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayudha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari. Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita), Mahabharata mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sansekerta ini disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk Asia Tenggara (http://Mahabharata.wordpress.com/2010/02/22/Mahabharata/#more-1). Zaetmulder (1974: 68) mengamati, bahwa bagian-bagian (parwa) dari wiracarita Mahabharata merupakan adaptasi berbentuk prosa dari bagian-bagian wiracarita berbahasa Sanskrit serta menunjukkan keterikatan yang erat dengan kutipan-kutipan aslinya. Bagian-bagian itu mungkin telah digubah pada waktu yang berbeda, tetapi sebagian besar ditulis sekitar akhir abad ke-10. Namun demikian, seperti halnya Ramayana, cerita-cerita dari Mahabharata telah dikenal di Jawa Tengah dalam bentuk lisan lama sebelumnya.
39
Tema wiracarita Mahabharata adalah konflik yang sangat tragis antara dua keluarga keturunan Bhatara yaitu para lima bersaudara Pandawa dan para seratus bersaudara Korawa. Romesh C. Dutt dalam bukunya The Ramayana and the Mahabharata (1969 : 169) mengamati, bahwa persaingan antara Arjuna (saudara ketiga keluarga Pandawa) dengan Karna (saudara tiri Arjuna) merupakan gagasan utama dari wiracarita ini, seperti halnya persaingan antara Achilles dengan Hector yang merupakan gagasan utama dari wiracarita Iliad. Selain itu perlu diperhatikan bahwa lima Pandawa bersaudara serta Karna, seperti halnya pahlawan-pahlawan karya Homer, adalah tokoh-tokoh keturunan Dewa (Soedarsono, 2011:70). 2.2.17 Kreativitas Kreativitas menyangkut penemuan sesuatu yang “seni”nya belum pernah terwujud sebelumnya. Apa yang dimaksud seni”nya tidak mudah ditangkap, karena ini menyangkut sesuatu yang prinsipil, dan konseptual. Yang dimaksudkan bukanlah hanya wujud yang baru tetapi adanya pembaharuan dalam konsep-konsep estetikanya sendiri, atau penemuan konsep yang baru sama sekali. (Djelantik, 1999:80). Pengadaan karya seni dari “tidak ada” sampai wujud yang nyata hingga dapat dinikmati keindahannya oleh orang, disebut penciptaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1976 dalam Djelantik 1999: 74) disebut: 2.2.17.1 Cipta merupakan (pemusatan) pikiran, angan-angan. 2.2.17.2 Daya cipta merupakan kesanggupan batin (pikiran) untuk mengadakan sesuatu.
40
2.2.17.3 Mencipta yaitu memusatkan pikiran (angan-angan) untuk mengadakan sesuatu. 2.2.17.4 Menciptakan yaitu menjadikan, membuat sesuatu tidak dengan bahan, mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin, membuat sesuatu yang belum pernah ada (dalam kesenian) Kreativitas sangat penting sekali bagi perkembangan siswa. Kreativitas akan terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran tari, kreativitas dapat terbentuk melalui pendekatan ekspresi bebas. Pendekatan ekspresi bebas dalam pembelajaran seni tari dilakukan dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa seluas-luasnya untuk mengembangkan gerakangerakan yang dilakukannya. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kreativitas siswa, adalah melalui rangsang melihat, cerita dan musik. Dengan melalui melihat sebuah obyek, mendengarkan sebuah cerita dan mendengarkan musik, diharapkan imajinasi siswa akan berkembang sesuai dengan pribadi masing-masing (Kusumastuti 2010:166). 2.2.18 Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk (4P). Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Yang terutama penting bagi dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan.
41
Sehubungan dengan pengembahan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat aspek kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, press, proses atau, dan produk (Munandar 2009:45-46). 2.2.18.1 Pribadi Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah apat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produkproduk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakatbakatnya dan menghargainya (Munandar 2009:45). 2.2.18.2 Pendorong (Press) Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya ataupun jika ada dorongan kuat dalam diri sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu (Munandar 2009:46).
42
2.2.18.3 Proses Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kraatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang yang terpenting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu sealu atau terlalu cepat nenuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna . hal itu akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima dan menghargai. Perlu pula diingat bahwa kurikulum sekolah yang yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif (Munandar 2009:46). 2.2.18.3 Produk Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (“press”) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna
dengan
sendirinya
akan
timbul. Hendaknya
pendidik
43
menghargai produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi (Munandar 2009:46). 2.2.19 Pencipta H.B. Sutopo dalam Haryono (2010: 42), pencipta adalah seorang yang mengekspresikan makna dari pengalaman batinnya, memiliki kemampuan imajiner dan daya kreativitas tinggi serta wawasan yang luas. Kerja kreatif dengan melalui proses cukup panjang sangat menentukan kualitas hasil karya seninya. Kerja kreatif seorang seniman, menurut Sal Murgiyanto (1993:14) kerja seorang pencipta tari, dimulai dengan improvisasi yang dilakukan untuk memperoleh gerakan-gerakan baru yang segar dan spontan. Maka penataan tari dimulai pada eksplorasi atau penjelajahan gerak, yaitu pencarian secara sadar kemungkinan-kemungkinan gerak baru atau yang sudah ada dengan mengembangkan dan mengolah ketiga elemen dasar gerak , waktu, ruang, dan tenaga. Oleh karena itu keberhasilan seorang penata tari disamping menuntut ketrampilan menggarap bentuk, juga ditentukan oleh luasnya pandangan dan kekayaan pengalaman jiwanya. Bekal yang harus dimilikinya yaitu : spontanitas dan daya intuisi, keterampilan, dan menata bentuk, pemahaman prinsip-prinsip dan kemampuan untuk merumuskan makna-makna. Seniman pencipta sebaiknya memiliki kemampuan idealisasi, yaitu kemampuan imajinasi kreatif dan inventif untuk membangun sesuatu yang baru dari bahan-bahan inderawi yang tersedia.
44
2.2.20 Karya tari Karya tari merupakan wujud ekspresi kreatif yang salah satu fungsinya mengkomunikasikan pengalaman batin yang kompleks dari Seniman menurut Sutopo dalam Haryono (2006:2). Apapun wujud, bentuk, karakter dan jenis kesenian di muka bumi ini, kesenian selalu saja menjadi bagian dari kehidupan manusia, karena ia memang sangat dibutuhkan oleh manusia : sebagai alat menyatakan diri seseorang (kelompok) manusia atau menjadi sarana menyejahterakan kehidupan (batin atau rohani) manusia lewat ekspresi “keindahan”. Sesungguhnyalah kesenian juga merupakan sarana komunikasi (imbal balik) dari seorang atau sekelompok orang (masyarakat) terhadap orang (sekelompok) lain dengan menggunakan bahasa dan idiomnya sendiri, memiliki bentuk dan sifatnya yang estetik (Rahayu Supanggah, 2002:2). Kesenian memiliki dunia tersendiri yang keberadaannya dan jasanya sangat dibutuhkan oleh manusia. Mulai dari rumah, perabotan rumah, pakaian, penyajian makanan, pendidikan sampai hiburan, semuanya membutuhkan sentuhan seni. Seorang filsuf Jerman Goethe dan Herder selalu menegaskan bahwa tujuan seni yang utama tidak lain hanyalah masalah “keindahan” (Sumandiyo Hadi dalam Haryono 2010: 42-43). 2.2.21 Penari Penari adalah seseorang yang dapat menguasai dan memadukan tiga unsur pokok, antara lain : (1) wiraga (gerak); wirama (irama); dan (3) wirasa (isi/rasa) (Sukidjo 1986:198). Wiraga (gerak), titik penekanannya terletak pada gerak tubuh manusia. Tubuh manusia merupakan media pokok dalam
45
melakukan gerak tari, pada tubuh manusia terdapat dua unsur pokok yaitu : (1) berupa “zat” yang hanya dapat dirasakan dan (2) yang berupa bentuk (kelihatan). Wirama (irama), maksudnya adalah terpusat pada kemampuan untuk menafsirkan kekuatan irama yang sangat terkait dengan musik sebagai iringannya. Cepat lambat pengaturan gerak disesuaikan dengan karakter tari yang disajikan atau tingkat emosional karakter. Wirasa (isi/rasa/kualitas), bahwa kemampuan mengungkapkan karakter tari yang disajikan melalui bentuk-bentuk fisik, hanya mungkin terlaksana lewat kesadaran sempurna akan tubuh penari itu sendiri. Langer dalam Haryono, 2010:43-44) penari adalah seorang yang mengobjektifkan seubjektivitas karya koreografer. Bahwa seorang penari merupakan media ungkap dalam berbagai cita dari penciptanya (koreografer), apa yang dirasakan serta gejolak emosinya. Atas dasar pijakan sebuah komposisi tari dari gaya-gaya tegang dan resolusinya, balans dan inbalans, hubungan ritmik, serta kesatuan dari kesinambungan yang tidak kekal.
46
2.3 Kerangka Berfikir APLIKASI TUTOR SEBAYA
PELAKSANAAN
STATEGI TUTOR
IMPLEMENTASI
KREATIVITAS
PERENCANAAN - PEMBELAJARAN - STRATEGI PEMBELAJARAN - BAHAN MATERI PENGAJARAN - METODE - TUTOR SEBAYA - EVALUASI
PELAKSANAAN
- EKSTRAKULIKULER - SENDRATARI - RAMAYANA - MAHABHARATA
HASIL
PEMENTASAN
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Sumber: Novi Nurvita Sari (2015) Aplikasi Tutor Sebaya dalam Ekstrakurikuler Tari melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen membahas tentang pelaksanaan,strategi tutor, dan hasil. Pelaksanaan metode tutor sebaya terdiri dari perencanaan dan pelaksanaan. Perencananaan meliputi pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan materi pengajaran, metode, tutor sebaya dan evaluasi. Semua komponen tersebut masuk ke dalam pelaksanaan ekstrakurikuler sendratari Ramayana dan Mahabharata. Hasil perencanaan dan pelaksanaannya yaitu keberhasilan metode tutor sebaya tersebut yaitu berupa hasil pementasan.
47
Strategi Tutor dalam pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata ada dua yaitu kreativitas seorang tutor dan implementasi dari hasil kreativitas tersebut kepada teman sebayanya.
48
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Bogdan dan Taylor (dalam Sumaryanto, 2007: 75) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara utuh (holistik) tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode tutor sebaya dan mengetahui strategi tutor dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. Dilihat dari permasalahan yang telah dirumuskan, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan holistik. Holistik adalah suatu filsafat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, tujuan dan makna hidup melalui hubungannya dengan lingkungan. Peneliti mensinkronkan tata hubungan unit atau komponen yang satu dengan yang lain, tetapi dalam satu konteks keseluruhan. Hal itu bertujuan agar metode atau teknik penelitian yang digunakan mampu memberikan arah yang jelas bagi kegiatan pengumpulan data, agar peneliti terpusat pada
48
49
penemuan data yang jelas kualitasnya, dengan masalah pokok yang akan diteliti dan dianalisa guna tercapainya tujuan penelitian. 3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. SMA PGRI 2 Kayen ini memiliki suatu inovasi dalam memberi materi praktek pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari yaitu sendratari Ramayana dan Mahabharata dengan menggunakan metode tutor sebaya dalam proses pembelajarannya. 3.2.2 Sasaran Penelitian Sasaran dalam penelitian adalah pembelajaran ekstrakurikuler seni tari yang meliputi pelaksanaan metode tutor sebaya dan strategi tutor dalam ekstrakurikuler seni tari melaui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen, Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pngumpulan data adalah suatu cara atau usaha untuk memperoleh bahan-bahan informasi atau fakta, keterangan atau kenyataan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan (Moleong 2000:121). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat settingnya, data dapat disimpulkan pada setting alamiah (natural setting), di sekolah dengan berbagai tenaga pendidikan dan kependidikan. Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
50
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Menurut Sugiyono (2010:309), bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. 3.3.1
Observasi Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Teknik observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek dan subjek peneliti (Rahman 1993:71). Peneliti melakukan observasi secara langsung ke SMA PGRI 2 Kayen untuk mendapatkan data-data yang lengkap. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui gambaran umum SMA PGRI 2 Kayen, meliputi setting sekolah, keadaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, serta proses pelaksanaan metode tutor sebaya dan strategi tutor dalam ektrakulikuler seni Tari melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen, peneliti menggunakan observasi non partisipasi. Berikut observasi yang akan dilakukan peneliti yaitu mengenai pembelajaran ekstrakurikuler seni tari, pelaksanaan metode tutor sebaya dan
51
strategi tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. Penelitian ini melakukan pengamtan secara sistematis dalam bentuk catatan di lapangan dengan penunjang antara lain kamera foto. 3.3.2
Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Meleong, 2000 dalam Sumaryanto, 2007:101). Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu antara pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang mewawancarai (interviewee) yang menjawab pertanyaan. Wawancara dilakukan secara langsung dengan kepala sekolah, guru dan siswa di SMA PGRI 2 Kayen. Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan metode tutor sebaya dan strategi tutor dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah yaitu Bapak Surata tentang : (1) minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari (2) manfaat yang didapat oleh siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler. Wawancara kepada Ibu Anita Kusumawati selaku pembimbing atau guru ekstrakurikuler seni tari mengenai : (1) materi pembelajaran, (2 )kondisi siswa, (3) metode yang digunakan, (4) evaluasi pembelajaran, dan (5) penerapan metode tutor sebaya. Wawancara siswa dilakukan kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tentang (1) bagaimana strategi tutor
52
dalam mengembangkan gerak, dan (2) kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari Wawancara kepada kepala sekolah dilaksanakan pada jam kerja di sekolah di sela waktu tenggangnya agar tidak mengganggu jam kerja kepala sekolah. Wawancara kepada kepala sekolah dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang berkaitan minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari dan manfaat apa yang didapat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari. Wawancara kepada guru dilaksanakan ketika ada waktu senggang dan setelah pembelajaran ekstrakurikuler seni tari selesai agar tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Wawancara kepada guru dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata, serta untuk memperoleh data yang mendukung proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari. Wawancara kepada siswa dilakukan waktu istirahat agar tidak menganggu kegiatan belajar. Wawancara kepada siswa dilakukan dengan tujuan memperoleh data mengenai proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat mengikuti ekstrakurikuler seni tari. Metode pencatatan dalam penelitian ini menggunakan beberapa media, media yang paling sering digunakan adalah media perekam suara (tape recorder) dan media perekam gambar (kamera foto). Menggunakan media tersebut diharapkan dapat menghadirkan data yang valid sebagai
53
bukti autentik dari pelaksanaan penelitian tentang aplikasi metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. 3.3.3
Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah metode atau cara efektif yang digunakam untuk memperoleh keterangan yang berwujud data, catatan penting, buku atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti (Arikunto, 2002:206). Dengan demikian teknik dokumentasi dilakukan bertujuan untuk mencari dan melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian, data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini antara lain : kondisi sekolah, letak dan bentuk kondisi bangunan tempat belajar mengajar, data keadaan siswa, data guru dan karyawan, sarana dan prasarana, foto-foto yang berhubungan dengan proses pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Data ini digunakan untuk menunjang peneliti mengetahui proses pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen.
3.4 Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah
54
tertulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya (Sumaryanto 2007:105). Penelitian kualitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir yang dilakukan (Sugiyono 2012:207). 3.4.1
Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono 2012:338). Peneliti merangkum dan memilih hal-hal pokok yang diperoleh di lapangan mengenai gambaran umum SMA PGRI 2 Kayen, pelaksanaan metode tutor sebaya dan stretegi tutor dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen
3.4.2
Data Display (Penyajian Data) Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
55
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori flowcharth dan sejenisnya dalam hal ini Milles and Huberman dalam Sugiyono (2012:341) menyatakan “ the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penelti menyajiakan data dalam bentuk naratif mengenai pelaksanaan metode tutor sebaya dan strategi tutor dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen. 3.4.3
Conclusion Drawing / Verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Data-data yang sudah disajikan, kemudian ditarik suatu kesimpulan terkait dengan pelaksanaan metode tutor sebaya dan strategi tutor dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen.
56
3.5 Keabsahan Data Penelitian kualitatif agar menjadi penelitian yang ilmiah dan hasil penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi, maka data yang diperoleh perlu diperiksa keabsahannya. Untuk memeriksa keabsahan data perlu dilakukan beberapa kegiatan. Salah satu diantara kegiatan tersebut adalah melakukan triangulasi data. Metode triangulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti akan mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh, kemudian dipilah berdasarkan jenisnya. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang dengan cara mencocokan kembali informasi yang diperoleh dengan hasil wawancara dari sumber data yang telah ditentukan (Sugiyono 2012:330). Triangulasi data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 3.5.1 Peneliti membandingkan data hasil pengamatan atau observasi di lapangan dengan hasil wawancara. Pengamatan terhadap siswa SMA PGRI 2 Kayen yang mengikuti ekstrakurikuler dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata. 3.5.2 Peneliti membandingkan data yang didapat dari informan utama peneliti dengan data dari informan lainnya yaitu siswa yang ditunjuk sebagai tutor. Peneltitian ini merupakan kunci yaitu guru pengampu ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen. Data yang diperoleh dari hasil wawancara
57
kepada informan tentang proses pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen 3.5.3 Membandingkan apa yang disampaikan oleh informan peneliti tentang situasi penelitian dengan apa yang terjadi di lapangan serta melihat keadaan dan menggali informasi lain dari sumber-sumber informasi. Hal ini dilakukan dengan cara melihat secara langsung pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen dari awal sampai akhir lalu melihat dokumentasi video dan foto-foto pada karya yang sudah pernah dipentaskan. Pengumpulan dari berbagai sumber data diperoleh data yang sama yaitu dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dihasilkan data yang sama.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan secara terpisah. Dalam menguraikan
hasil
penelitian
aplikasi
metode
tutor
sebaya
dalam
ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, didahului dengan uraian tentang letak geografis SMA PGRI 2 Kayen, sejarah SMA PGRI 2 Kayen, Visi dan Misi SMA PGRI 2 Kayen, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, dan peserta didik, prestasi yang sudah diraih, sarana dan prasarana dan pembahasan meliputi aplikasi metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. 4.1.1 Letak Geografis SMA PGRI 2 Kayen Secara umum letak SMA PGRI 2 Kayen terletak di di Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, tepatnya pada jalan Raya Kayen – Jatiroto km. 1. Sekalipun SMA PGRI 2 Kayen pada mulanya berada di lingkungan persawahan, namun saat ini telah menjadi lingkungan yang ramai karena telah didirikan sejumlah bangunan sehingga letak geografis SMA PGRI 2 Kayen cukup strategis, diantaranya tidak jauh dari pasar, lapangan, pusat kota Kayen dan dilalui kendaraan umum, meskipun masih sangat terbatas.
58
59
Foto 4.1.1 : Lokasi SMA PGRI 2 Kayen tampak dari depan (Foto: Novi Nurvita Sari, tgl 16 februari 2015) 4.1.2 Sejarah singkat SMA PGRI 2 Kayen SMA PGRI 2 Kayen berdiri pada tahun 1981 dengan ijin membuka SMA PGRI Kayen nomor: 82/123/VI/’81 yang saat itu menempati gedung SD Kayen 05 dan terus berpindah-pindah dari SD satu ke SD lainnya, karena pada saat itu belum mempunyai tanah dan gedung sendiri dengan status terdaftar. Dengan tujuan untuk menampung siswa tamatan SLTP yang tidak dapat melanjutkan sekolah di kota. Pada saat itu SMA PGRI 2 Kayen adalah satu-satunya SLTA yang ada di kawedanan Kayen. Pada tahun 1987 sekolah mampu membeli sebidang tanah seluas kurang lebih 1.872 m² yang berlokasi di Desa Jatiroto Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Di tempat inilah didirikan gedung SMA PGRI 2 Kayen hingga sekarang. Dan sejak tahun pelajaran 1988/1989 telah mendapat status “diakui” untuk melaksanakan ujian sendiri.
60
Sebagai lembaga pendidikan swasta SMA PGRI 2 Kayen mengalami pasang surut. Sehingga sulit bagi sekolah untuk mempercepat pembangunan sarana pendidikan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya orang tua siswa kurang mampu ekonominya dan juga belum tumbuhnya kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Dan disamping itu belum ada perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk mengakui sekolah swasta merupakan bagian dari seluruh pembangunan bangsa. 2 tahun terakhir ini SMA PGRI 2 Kayen mengalami kemajuan yang cukup signifikan baik dilihat dari manajemen, pengembangan fisik, sarana, dan jumlah siswanya. Hal ini merupakan tantangan bagi setiap warga sekolah untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya sehingga menjadi sekolah yang kehadirannya benar-benar ditunggu dan diharapkan masyarakat dan para lulusannya dapat berkiprah baik yang melanjutkan ke perguruan tinggi maupun yang terjun bekerja di masyarakat.
4.1.2 : Lokasi SMA PGRI 2 Kayen yang tampak dari dalam (dok. Novi Nurvita Sari, tgl 16 februari 2015)
61
4.1.3
Visi dan Misi SMA PGRI 2 Kayen Visi SMA PGRI 2 Kayen adalah terwujudnya insan yang beriman, bertaqwa, santun dalam perilaku dan bersaing dalam mutu. Sedangkan Misi SMA PGRI 2 Kayen adalah (1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Mengembangkan kesetiakawanan
sosial,
(3)
Mengembangkan
kemampuan
dan
keterampilan, (4) Mendorong minat dan kesadaran belajar, dan (5) Mewujudkan budaya tertib dan beretika. 4.1.4
Struktur Organisasi SMA PGRI 2 Kayen Struktur organisasi SMA PGRI 2 Kayen tersusun dengan rapi sesuai dengan tugas/jabatannya masing-masing. SMA PGRI 2 Kayen memiliki struktur organisasi yang membedakan tugas kewajiban dari masing-masing personal, sesuai Bagan 4.1.4 struktur organisasi SMA PGRI 2 Kayen. Adapun struktur organisasi satuan pendidikan dan struktur organisasi komite SMA PGRI 2 Kayen terdapat pada Bagan 4.1.4 Struktur Organisasi SMA PGRI 2 Kayen. Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2015 (dilampirkan).
4.1.5 Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta Didik 4.1.5.1 Jumlah guru dan karyawan Guru SMA PGRI 2 Kayen berjumlah 61 orang, yang memiliki latar belakang pendidikan lulus akademi atau perguruan tinggi. Selain tenaga pendidik terdapat juga tenaga pendukung. Staf Tata Usaga berjumlah 7 orang, tenaga pustakawan 1 orang, dan untuk laboran masih diampu oleh
62
guru mata pelajaran. Baik tenaga pendidik maupun tenaga pendukung berupaya memberikan yang terbaik demi peningkatan mutu dan kualitas SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Peran guru dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai pendidik, contoh atau teladan bagi siswa, pengajar, administrator. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam mengajar hendaknya guru memiliki metode-metode tertentu karena sangat penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun data jumlah guru dan karyawan SMA PGRI 2 Kayen tahun 2015 terdapat pada Tabel 4.1.5.1 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA PGRI 2 Kayen. Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2014/2015 (dilampirkan). 4.1.5.2 Jumlah Peserta Didik Siswa merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya proses pembelajaran
di
dalam
kelas,
baik
intrakulikuler
maupun
ekstrakurikuler.berbeda dengan intrakulikuler, kegiatan ekstrakurikuler cenderung lebih membebaskan siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dimiliki siswa. Siswa bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, bahkan siswa boleh mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler dengan catatan siswa dapat membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Jumlah siswa SMA PGRI 2 Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati dari tahun ke tahun meningkat. Keberhasilan SMA PGRI 2 Kayen
63
dalam megukir prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik sudah diketahui oleh masyarakat sekitar dan masyarakat luar sehingga banyak dari masyarakat yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya di SMA PGRI 2 Kayen. Berikut adalah data keadaan jumlah siswa tahun pelajaran 2014/2015. Adapun data keadaan jumlah siswa SMA PGRI 2 Kayen tahun 2015 terdapat pada Tabel 4.1.5.2 Data Keadaan Jumlah Siswa Tahun 2014/2015. Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2015 (dilampirkan). Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk menyegarkan pikiran siswa. Bagi siswa yang memiliki bakat dan minat yang tinggi, kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi kegiatan yang menghasilkan potensi bernilai tinggi yang dapat mengukir sebuah prestasi. Adapun data kegiatan ekstrakurikuler di SMA PGRI 2 Kayen terdapat pada Tabel 4.1.5.3 Data Kegiatan Ekstrakurikuler arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2015 (dilampirkan). 4.1.6 Prestasi Sekolah di Bidang Seni Kegiatan belajar informal maupun nonformal di SMA PGRI 2 Kayen berlangsung lancar dan siswa aktif dalam proses pembelajarannya. Ekstrakurikuler seni tari sering mengikuti lomba porseni, karnaval, dan pentas-pentas di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Pada prestasi di bidang seni, SMA PGRI 2 Kayen pernah mewakili Kabupaten Pati dalam parade budaya di Provinsi Jawa Tengah meskipun belum mendapat juara.
64
SMA PGRI 2 Kayen memberikan banyak kontribusi dalam bidang seni tari, seperti perayaan hari kemerdekaan di tingkat Kecamatan Kayen, perayaan hari ulang tahun PGRI, perayaan Hari ulang tahun Kabupaten Pati, Perwakilan Kabupaten Pati dalam parade budaya di Semarang. Sekolah sering mengirimkan beberapa siswa untuk mewakili SMA dalam mengharumkan nama dan meraih prestasi. Berikut ini gambar yang menunjukkan prestasi siswa SMA PGRI 2 Kayen.
Foto 4.1.6 Piala di SMA PGRI 2 Kayen Foto: Novi Nurvita Sari, tgl 16 februari 2015 Guru memiliki peran yang penting dalam mendukung siswa berprestasi di bidang seni, olahragam seni dan berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. Guru merupakan sarana agar siswa dapat menerima materi dengan baik, disamping itu seperti prasarana tempat, alat, dan bahan juga menunjang terjadinya pembelajaran yang efektif.
65
Dibawah ini prestasi yang diraih oleh siswa-siswi dalam perlombaan dibidang kesenian yang hasilnya sangat membanggakan dan membawa nama baik sekolah. Adapun data prestasi siswa SMA PGRI 2 Kayen cabang seni terdapat pada Tabel 4.1.6 Prestasi siswa SMA PGRI 2 Kayen Cabang Seni. Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen 2015 (dilampirkan). Prestasi yang pernah diraih siswa-siswi SMA PGRI 2 Kayen dalam perlombaan bidang kesenian. Data diatas merupakan arsip SMA PGRI 2 Kayen dalam prestasi dibidang seni. Pada kenyataan di lapangan, siswa SMA PGRI 2 Kayen sering ikut serta dalam penyambutan, pembukaan, maupun perayaan di sekitar Kabupaten Pati. Hal ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan juga bagi SMA PGRI 2 Kayen seperti yang dituturkan oleh Bapak Surata selaku kepala sekolah. 4.1.7
Sarana dan Prasarana SMA PGRI 2 Kayen mempunyai sarana dibidang seni, olahraga, ilmu pengetahuan dan bahasa. Dalam seni musik SMA PGRI 2 Kayen memliki satu set peralatan band dan gamelan. Sedangkan untuk seni tari, sekolah belum bisa menyediakan kostum dan properti. Sarana ruang di SMA PGRI 2 Kayen yang membuktikan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh sekolah memadai dan selalu berupaya untuk bertambah menjadi lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa SMA PGRI 2 Kayen mengutamakan fasilitas ruangan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.
66
Proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen ini berlangsung di aula. Aula atau panggung ini digunakan untuk praktek menari juga sebagai panggung pementasan sendratari Ramayana dan Mahabharata. 4.1.7.1 Ruang Praktek Menari
Foto 4.1.7.1 : Ruang Praktek Menari/Aula Foto Novi Nurvita Sari, tgl 17 februari 2015
4.2 Pelaksanaan Metode Tutor Sebaya dalam Ekstrakurikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Pembelajaran seni tari yang diselenggarakan di SMA PGRI 2 Kayen meliputi kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Untuk intrakulikuler mendapat penjatahan waktu dua jam pelajaran dalam satu minggu, sedangkan ekstrakurikuler
dilaksanakan
diluar
jam
pelajaran.
Pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan hari Selasa setelah pulang sekolah pukul 14.00-16.00 WIB, pada setiap minggunya. Dilaksanakan ekstrakurikuler seni
67
tari untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. Disamping itu, pihak sekolah memberi kesempatan untuk mengikuti setiap perlombaan, pentas seni pelajar. Dari hal-hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah berusaha keras untuk dapat mempromosikan nama SMA PGRI 2 Kayen ke masyarakat lain. Ekstrakurikuler seni tari dimulai dari tahun ajaran 2005/2006, dulu yang berminat dengan seni tari hanya sedikit dan potensi siswa juga masih lemah karena pada umumnya mereka masih awam dengan seni tari. Seiring berkembangnya SMA PGRI 2 Kayen, semakin banyak siswa yang masuk ke SMA PGRI 2 Kayen juga semakin banyak yang minat masuk ke ekstrakulilkuler seni tari. Mulai tahun ajaran 2014/2015 di SMA PGRI 2 Kayen menemukan banyak potensi dari siswa putra, yang tertarik dalam seni tari tidak hanya dari siswa putri tetapi siswa putra juga antusiasnya tinggi untuk mengikuti ekstrakurikuler seni tari. Awalnya, untuk siswa putra memang karena ditunjuk oleh guru, karena saat pementasan sendratari Ramayana Tahun 2011 membutuhkan peran putra. Saat itu hanya ada lima siswa putra yang mau ikut, dari itu siswa yang lain berantusias ikut ekstrakurikuler seni tari. Akhirnya guru mendapat bakat-bakat yang terpendam dan kemudian menggali bakat-bakat tersebut dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen hingga sekarang ini. 4.2.1 Komponen Pembelajaran Pembelajaran seni tari dalam ekstrakurikuler seni tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen dilihat dari:
68
4.2.1.1 Guru Guru pembina dalam esktrakulikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen yaitu Ibu Anita Kusumawati, S.Pd, berlatar belakang pendidikan S1 Seni Tari, lulus tahun 2004 alumni IKIP Semarang yang sekarang namanya berganti menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES). Mulai mengajar di SMA PGRI 2 Kayen sejak bulan juli 2004 sampai tahun 2015. Ibu Anita Kusumawati mengampu pelajaran Seni Budaya meliputi seni tari, seri drama dan seni musik. Selain mengampu pelajaran seni budaya pada jam KBM, Ibu Anita juga mengampu ekstrakurikuler seni tari. Ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen dimulai dari tahun pelajaran 2005/2006 sampai saat ini masih aktif bahkan minat dan potensi siswa bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Guru memberikan pengertian kepada siswa tentang manfaat seni tari dapat dirasakan baik oleh siswa itu sendiri, orang tua, maupun masyarakat. Manfaat bagi diri sendiri, dapat meningkatkan daya ekspresi dan kreatifitas dalam bidang tari, manfaat untuk orang tua dapat menjadi kebanggaan tersendiri karena sang anak memiliki keterampilan menari, dan manfaat bagi masyarakat bisa menikmati pementasan saat siswa dipentaskan dalam acara tertentu. Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari, guru bersikap adil dan bijaksana dalam menghadapi siswa dengan bermacam-macam karakter. Kedekatan guru terhadap siswa sangat perlu sekali. Sikap guru dalam menghadapi masalah-masalah individu siswa juga sangat penting.
69
Misalnya, ada anak yang pemalu, guru harus bisa memberi perhatian dalam mengatasi masalah tersebut. Guru juga dituntut memiliki kemampuan menari yang baik dan harus dapat mengelola proses kegiatan dengan baik sehingga tujuan ekstrakurikuler seni tari dapat tercapai seperti yang diharapkan. Guru juga harus mempunyai motivasi yang tinggi, sebab motivasi yang dimiliki itu nantinya akan bisa menularkan kemampuannya pada orang lain.
Foto 4.2.1.1 Guru memberi pengarahan pada siswa Novi Nurvita Sari, 15 februari 2015
4.2.1.2 Siswa Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 65 siswa terdiri dari 30 putri dan 35 putra. Minat siswa terhadap ekstrakurikuler sangat tinggi, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi tari yang diajarkan juga tinggi dan berhasil baik. Hal tersebut dapat dilihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan antusiasnya siswa mengikuti, memperhatikan dan mempraktekkan materi tari yang diajarkan. Berdasarkan hasil
70
wawancara dengan siswa, mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari karena memang mereka sudah mempunyai bakat dan minat dari kecil jadi mereka ingin mengembangkan bakatnya dan menambah pengalaman dibidang tari melalui kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Dengan mengikuti ekstrakurikuler seni tari mereka jadi lebih terampil, mahir dan tambah pengalaman mengenai seni tari. 4.2.1.3 Sekolah Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SMA PGRI 2 Kayen, Bapak Surata diperoleh beberapa alasan yang mendasari kebijaksanaan tersebut, yaitu sekolah melihat pada sisi kebutuhan siswa untuk dapat berkembang dan berprestasi dibidang seni melalui kegiatan ekstrakurikuler seni, artinya ekstrakurikuler yang diselenggarakan benar-benar dapat digunakan sebagai tempat untuk berekspresi dan berkreasi mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Sekolah menampung bagi siswa yang mampu dibidang seni tari untuk dilatih dan dibina dengan serius sehingga semaksimal mungkin bisa menghasilkan yang terbaik dan berprestasi. Kegiatan ekstrakurikuler pihak sekolah memberi kesempatan bagi siswa yang memiliki bakat dalam bidang tari untuk mengembangkan bakat tarinya. Motivasi yang diberikan sekolah pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler, dengan menyediakan sarana perlengkapan seperti kased tari, tape recorder, dan tempat untuk latihan tari di Aula sekolahan. Sarana yang diberikan sekolah pada siswa harus diimbangi dengan peningkatan belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan
71
maksimal. Prestasi yang dicapai siswa di sekolah sangat berpengaruh pada orang tua karena dukungan orang tua untuk memotivasi siswa agar prestasi belajar siswa tercapai. Di SMA PGRI 2 Kayen sekarang ini apabila ada acara-acara di sekolah maupun diluar sekolah misal di Kecamatan tidak kesulitan mencari penari, karena bila ada acara menggunakan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari. 4.2.2 Materi atau Bahan ajar Sejak tahun 2005, bekal yang guru peroleh selama belajar 4 tahun di IKIP Semarang yang sekarang namanya menjadi Universitas Negeri Semarang kemudian dikembangkan dan diajarkan pada siswa-siswanya. Seiring berkembangnya jaman, materi tentang tari banyak ditemui di internet, bukubuku bacaan, video tari, dan kembangan ragam gerak diri guru itu sendiri. Untuk ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen diberi materi sendratari Ramayana dan Mahabharata materi yang sudah diajarkan pada siswa antara lain cerita dari Epos Ramayana dan Mahabharata. Kalau dari epos Ramayana, cerita yang pernah dibawakan adalah lakon Sinta Boyong, Kumbakarna Gugur dan dari epos Mahabharata yaitu lakon Abimanyu Muksa. 4.2.3 Musik Pengiring Alat musik tradisional atau gamelan Jawa yang dimiliki SMA PGRI 2 Kayen belum sepenuhnya lengkap sehingga hanya menggunakan beberapa gamelan untuk mengiringi sendratari di SMA PGRI 2 Kayen ini. Alat musik modern juga digabungkan dalam proses penggarapan musik pengiring sendratari SMA PGRI 2 Kayen karena memang menggunakan alat yang
72
seadanya. Alat musik yang digunakan diantaranya adalah kendang, balungan hanya 2, saron, kethuk 1, kempul hanya 1, gong besar 1, sedangkan untuk alat musik modern menggunakan drum, bass, dan terompet.
Foto 4.2.3 Latihan Musik Pengiring Sendratari Foto: Dokumentasi Novi, 6 april 2015
4.2.4 Metode Metode yang digunakan dalam ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen ini dari tahun 2005-2010 menggunakan metode imitasi, yang mana siswa hanya menirukan guru dalam menari. Mulai memasuki tahun 2010, siswa dalam menirukan gerakan guru, guru menemukan beberapa anak yang bisa dijadikan contoh untuk teman-temannya. Teman yang sudah dianggap bisa, ditunjuk guru untuk mengajari temannya, sambil diamati oleh guru, ternyata ada beberapa anak yang lebih bisa menerima penjelasan dari temannya daripada dijelaskan oleh gurunya. Sejak saat itu guru mengubah metode pembelajaran ekstrakurikuler seni tari dari metode imitasi menjadi metode tutor sebaya.
73
Metode tutor sebaya meringankan tugas guru juga menghemat waktu belajar karena guru dibantu siswa untuk mengajarkan siswa yang belum bisa. Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang dipelajarinya. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak
segan-segan
untuk
mengungkapkan
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapinya. Menurut Ibu Anita selaku pengampu ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen metode tutor sebaya lebih ampuh daripada menggunakan imitasi atau metode imam (menirukan). Seperti yang dituturkan beliau, Ibu Anita Kusumawati, S.Pd selaku pengampu ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen. (wawancara tanggal 16 februari 2015) “...awalnya ketika menirukan saya, itu anak sulit sekali. Tetapi setelah saya suruh belajari temannya, “e.. ayo ta nyoba kamu mengajari temannya, wong kamu kan sudah bisa”. Awalnya itu, kemudian si A bisa memberikan contoh kepada temannya, dan saya amati, saya juga ikut melihat si A mengajari temannya, ternyata ketika diajari temannya itu lebih mudah menerima daripada ketika menirukan saya. Saya kemudian berfikiran, oh ternyata kalau diberikan contoh temannya itu lebih mudah dicerna, daripada dengan saya, ada beberapa siswa yang seperti itu, karena mungkin satu, mau tanya ewuh, rikuh, pakewuh, takut. Kalau sama temannya mungkin tidak rikuh, tidak takut, akhirnya metode saya, saya ubah. Murid yang memang bisa saya pegang kemudian saya gunakan untuk tutor sebaya, jadi saya gunakan untuk membelajari temannya yang belum bisa. Dari tutor sebaya ini saya menemukan beberapa anak kemudian
74
perkembangan siswa, motivasi siswa untuk ikut itu semakin gigih. Dan saya menemukan banyak-banyak bakat dan banyak-banyak tutor sebaya yang mau dan mampu mengajari temannya ketika sudah saya beri gerak. Malah yang membuat gembira adalah mereka bisa mengembangkan ragam gerak yang sudah saya berikan.”
Foto 4.2.4 wawancara dengan Ibu Anita Kusumawati (Foto Naeli Mardiana, tanggal 16 februari 2015) 4.2.5 Tahapan dalam Pemilihan Tutor Sebaya 4.2.5.1 Tahap Pertama Tahap pertama penyaringan bakat yang sudah dimiliki sebelumnya. Sebelum masuk di SMA PGRI 2 Kayen, siswa dari SMP yang baru mendaftar ada tes wawancara, salah satu pertanyaannya mengenai bakat tentang seni tari, seni musik dan seni drama. Dari situ kemudian disaring, jadi anak yang sudah pernah ikut pentas, pernah ikut ekstrakurikuler seni tari itu di catat oleh guru. Kemudian ketika ada pemilihan bakat dalam bentuk ekstrakurikuler khususnya seni tari, seorang guru seni tari sudah mempunyai data nama-nama siswa yang sudah pernah menari. Anak yang sudah pernah ikut menari pada
75
saat di SMP, saat ikut ekstrakurikuler seni tari ditunjuk guru untuk latihan menjadi tutor. Ikut membantu mengajari temannya yang belum bisa. 4.2.5.2 Tahap kedua Tahap kedua yaitu penyebaran atau penempatan seorang tutor pada kelompok-kelompok kecil yang sudah dibagi oleh guru. Anak-anak yang sudah punya bakat, dijadikan tutor sebaya untuk teman-temanya yang memang baru belajar tari. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil, dari kelompok tersebut masing-masing diberi satu tutor dari teman sebayanya. Tugas seorang tutor dari masing-masing kelompok tersebut membantu mengajari teman sebayanya. . Tutor, mula-mula diberi gerak dasar kemudian guru memberi tugas untuk mengeksplorasi gerak tersebut dengan cara mengapresiasi video tari dari guru. Gerakan-gerakan yang sudah dikumpulkan dari hasil melihat video tersebut di kreativitaskan sendiri berdasarkan kemampuan masing-masing tutor, jadi tutor yang sudah diberi materi dasar dari guru bisa mengembangkan gerakannya dengan berbagai referensi mulai dari mengkombinasikan dengan tarian lain, mendapatkan gerakan dari teman lainnya atau mempunyai ide/inisiatif sendiri berdasarkan kemampuan dan budaya lokal yang di miliki di masyarakat tersebut. 4.3
Strategi Tutor dalam Proses Pembelajaran Ekstrakulikuler Tari Melalui Sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen Seorang tutor yang sudah dipilih oleh guru, diberi gerakan dasar oleh guru kemudian dieksplorasi sendiri. Guru mengajarkan beberapa ragam gerak
76
yang baru kemudian guru memberikan video tari untuk diapresiasi. Seorang tutor mempunyai strategi untuk menambah perbendaharaan gerak yaitu dengan cara mencari referensi tambahan dari internet, juga dengan cara mengeksplorasi gerak dan mengkreasikan gerak-gerak yang sudah ada. Dalam hal ini tutor mempunyai strategi untuk mengajarkan kepada masing-masing anggota, ada yang berlatih sendiri di rumah seorang kawan sambil silaturahmi ada juga yang latihan di sekolah. Antara tutor dengan anggota harus mempunyai kedekatan karena untuk membuat suatu kelompok yang bagus harus mempunyai kedekatan maka ada juga yang berkumpul perkelompok hanya sekedar berbincang untuk menciptakan kekompakan. Seperti yang disampaikan Riska salah satu dari siswa yang ditunjuk sebagai tutor dalam penyampaiannya melalaui wawancara pada tanggal 23 maret 2015. “Strategi dalam mengembangkan gerak, saya mencari di internet, mencari gerakan sendiri atau saya minta bantuan dari guru tari. Setelah itu saya ajarkan ke teman-teman. Agar lebih efektif saya ajak teman-teman untuk mengobrol, bercanda terlebih dahulu, setelah itu baru saya ajarkan ke teman-teman. Saya lakukan itu di sekolah atau di rumah setelah pulang sekolah.” Seorang tutor mempunyai tugas mengajarkan kepada teman sebayanya tentang gerak yang sudah diberikan oleh guru. Tutor juga ditugaskan untuk mencari referensi gerak sendiri dari berbagai sumber seperti internet dan video tari. Tutor mengeksplorasi gerak kemudian mengajarkan kepada teman sebayanya dengan cara mengakrabkan kelompok terlebih dahulu.
77
4.3.1 Evaluasi Semua kegiatan proses pembelajaran perlu dievaluasi untuk mengetahui prestasi kemajuan siswa, sehingga guru dapat bertindak cepat apabila anak mengalami kesulitan belajar. Evaluasi juga dapat memberi motivasi bagi guru dan siswa sehingga meningkatkan kemampuannya dalam proses belajar. Ada dua macam evaluasi yang diterapkan pada proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kedua macam evaluasi tersebut adalah: 4.3.1.1 Evaluasi Harian Evaluasi harian dilaksanakan setiap kali tatap muka, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi tari yang diberikan pada satu kali tatap muka. Guru memperhatikan setiap ragam gerak yang sudah diajarkan kepada siswanya. Kemudian membenarkan setiap ragam gerak yang sudah dipraktekkan. 4.3.1.2 Evaluasi Akhir Semester Evaluasi akhir semester pada pelaksanaannya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Materi yang di evaluasi adalah semua ragam gerak dari sendratari Ramayana maupun Mahabharata yang telah dikuasai oleh siswa selama 3 bulan, hal ini disesuaikan dengan kemampuan anak. Aspek yang dinilai dalam evaluasi tersebut adalah wiraga, wirama, dan wirasa. Wiraga adalah ketepatan dan keharmonisan ragam gerak yang selaras dengan pancatnya yang sudah ditentukan oleh elemen-elemen gerak tari
78
seluruh organ gerak tubuh dan yang mengandung makna tertentu yaitu gerakan tersebut gerak murni atau gerak maknawi. Apakah siswa bisa melakukan gerakan yang sudah memiliki patokan pada tarian tersebut. Wirama, sesuatu yang berkaitan dengan pengungkapan ragam gerak tubuh yang teratur yang penjiwaannya selaras dengan dinamika irama iringan lambat, sedang, cepat maupun lemah dan kuatnya ketukan atau bunyi. Irama yang mengiringi tarian berfungsi sebagai pengiring dapat membantu siswa untuk mempermudah penghayatan gerak tari dan irama juga akan memberikan nafas sendiri untuk tarian tersebut. Wirasa, adalah rasa yang merupakan pengungkapan ragam gerak organ anggota tubuh yang penjiwaannya luluh dengan isi dan temanya dalam wujud mimik ekspresi muka sesuai dengan irama dan maknanya. Apakah siswa dapat menyelaraskan antara isi atau tema dengan gerak dan iringan. Sistem penilaian dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata ini yaitu dengan keberhasilan pementasan pada akhir tahun dalam acara pelepasan kelas XII siswa SMA PGRI 2 Kayen. 4.3.2 Hasil Pementasan Hasil pementasan dari sendratari Ramayana dan Mahabharata yang disajikan dari ekstrakurikuler seni tari SMA PGRI 2 Kayen ini berbeda dengan sendratari yang ada di Prambanan. Jika di sendratari yang ada di Prambanan semua menggunakan gerakan tari, kalau di SMA PGRI 2 Kayen ini ada tambahan dialog dari pemain untuk memperjelas maksud dari tarian
79
tersebut. Masyarakat pada umumnya masih awam tentang tarian bercerita, jadi ditambahkan dialog pada gerakan agar memperjelas alur cerita dan para penonton bisa paham apa maksud dari cerita yang dibawakan. Sendratari Ramayana dan Mahabharata ini dipentaskan wajib setiap satu tahun sekali dalam acara pelepasan siswa kelas XII di SMA PGRI 2 Kayen. Sendratari Ramayana dan Mahabharata SMA PPGRI 2 Kayen juga sudah sering di minta pentas dari desa ke desa untuk mengisi acara seperti peringatan hari kemerdekaan Indonesia baik di desa dan di Kecamatan. Pernah dipentaskan di Desa Duren Sawit acara perayaan Hari Kemerdekan Republik Indonesia, juga pernah dipentaskan di Kecamatan Kayen tempatnya di lapangan desa Kayen acara perayaaan Hari Kemerdekan Republik Indonesia. Dipentaskan dalam acara parade Budaya juga di Kabupaten Pati dalam acara Hari Jadi Kota Pati. Kemudian mewakili Kabupaten Pati, mengikuti Parade Budaya di Semarang dalam acara Hari Jadi Kota Semarang. Masih sama sebagai perwakilan dari Kabupaten Pati mengikuti acara parade budaya di Jepara dan Rembang.
80
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan permasalahan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2010. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 65 siswa. Ekstrakurikuler seni tari diadakan setiap hari Selasa mulai pukul 14.00-16.00 WIB. Kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen terprogram sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu aplikasi metode tutor sebaya pada ekstrakurikuler seni tari. Proses pelaksanaannya dimulai dari pemilihan materi, pemilihan tutor, strategi tutor, dan hasil dari ekstrakurikuler tersebut yang nantinya akan dipentaskan. Hasil dari pembelajaran ini dipergunakan untuk mengisi acara pelepasan siswa kelas XII rutin setiap satu tahun sekali, mengisi acara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat kecamatan Kayen, Parade budaya di Kabupaten Pati dan luar Kabupaten seperti Semarang, Jepara dan Rembang, serta dipentaskan untuk sarana promosi sekolah. Strategi tutor dalam proses pembelajaran tutor sebaya dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari Ramayana dan Mahabharata di SMA PGRI 2 Kayen dengan cara seorang guru memilih siswa menjadi tutor. Seorang tutor diberikan gerak dasar
80
81
oleh guru. Tutor bertugas mengeksplorasi sendiri gerakan tersebut dengan cara apresiasi melaui video tari kemudian tutor mengajarkan kepada teman sebayanya. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan masalah maka penulis menyarankan sebagai berikut: Bagi guru seni tari SMA PGRI 2 Kayen hendaknya dapat mengembangkan kegiatan apresiasi mengenai gerak tari kepada semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari melalui video tari atau melihat pertunjukan tari secara langsung. Jadi bukan hanya tutor saja yang mengapresiasi video kemudian ditularkan kepada teman sebayanya melainkan semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari juga dapat apresiasi.
82
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjakan Indonesia Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdaasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara _____________. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT. Bumi Aksara _____________. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Haryono, Sutarno. 2010. Kajian Pragmatik (Seni Pertunjukan Opera Jawa). Solo: ISI Press Indriyanto. 2010. Analisis Tari. Semarang: UNNES Semarang Jazuli, Muhammad. 1996. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Prees _______________. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: UNNES Press ______________. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: UNNES Press Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007 . Jakarta : Balai Pustaka Kusumastuti, Eny. 2010. “Pendidikan Seni Tari Melalui Pendekatan Ekspresi Bebas, Disiplin Ilmu, dan Multikultural sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa”. dalam Harmonia, Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol X, No.2. Semarang: Jurusan Sendratasik FBS Unnes Lisdiana. 2008. Pembelajaran Kooperatif dengan Bantuan Tutor Sebaya sebagai Alternatif Mengatasi Kesulitan “Membaca” Preparat Mikroanatomi pada Mata Kuliah Struktur Jaringan Hewan. Jurnal jurusan Biologi FMIPA Unnes Moleong, J.Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 82
83
Muijis, Daniel dan David Reynold. 2008. Effective Teaching (Teori dan Aplikasi) Yogyakarta: Pustaka Belajar Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PTRINEKA CIPTA Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan _____________. 2002. Kritik Tari. Jakarta: Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia Rahman, Maman.1993. Metode Penelitian Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan Dan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia Soedarsono, R.M dan Tati Narawari. 2011. Dramatari “di Indonesia, Kontinuitas dan Perubahan”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Soeprodjo dkk. 2008. “Komparasi Hasil Belajar dengan Metode Tutor Sebaya dan Team Work Learning dalam Pembelajaran Kimia”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 2, No.2. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA Unnes Sugandi, Ahmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta _______. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sumaryanto, Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang : UNNES PRESS Sunardi. 2013. Meningkatkan hasil belajar musik ansambel melalui metode tutor sebaya kelas VII D SMP N 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Negeri Semarang Yunianto. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Alat Musik Pianika dengan Metode Tutor Sebaya pada Siswa Kelas VII C di SMP 2 Tirto Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
84
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta Definisi Ekstrakurikuler dalam http://kafeilmu.com/2010/11/definisi -kegiatanekstrakurikuler.html (30 Desember 2014) Visi Misi Eksrakurikuler dalm http://ariefyuri.blogspotcom (30 Desember 2014) PengertianSendrataridalam http://PengertianTari,SeniTari,Sendratari,DramaTari,danDrammusikalsertaSejarah .htm (20 Januari 2015) Sejarah Ramayana dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Ramayana (26 Februari 2015) SejarahMahabharatadalam http://Mahabharata.wordpress.com/2010/02/22/Mahabharata/#more-1 (26Februari 2015)
85
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN A. Pedoman Observasi 1. Tujuan Penelitian melakukan observasi mengenai lokasi bertujuan untuk memahami bagaimana efektivitas metode tutor sebaya pada ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen, Pati. Lokasi sekolah diobservasi untuk mendapatkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan lokasi, kondisi, fasilitas dan sarana prasarana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat pembelajaran, inventaris dan hasil karya dari kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen, Pati. 2. Pokok-pokok Penelitian a. Pelaku, yaitu guru dan siswa b. Tindakan, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari, waktu atau jadwal rutin latihan kegiatan ekstrakurikuler seni tari. 3. Objek Observasi a. Sarana atau alat yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen b. Materi yang diberikan oleh guru c. Sikap siswa dalam menerima pelajaran d. Bukti fisik tentang hasil dari kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
86
B. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara mengenai pelaksanaan metode tutor sebaya dalam ekstrakurikuler seni tari yang telah disusun oleh peneliti. 1. Tujuan, peneliti membuat pedoman wawancara supaya mendapatkan data yang valid dari hsil studi lapangan. 2. Pokok-pokok, daftar pertanyaan yang ditujukan untuk responden.
a. Kepala Sekolah 1. Bagaimana sejarah berdirinya SMA PGRI 2 Kayen? 2. Bagaimana keadaan siswa-siswi SMA PGRI 2 Kayen? 3. Sejak tahun berapa kegiatan Ekstrakurikuler seni tari berdiri? 4. Siapa sajakah yang pernah mengajar ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? 5. Bagaimana sarana dan prasarana di SMA PGRI 2 Kayen? 6. Menurut Bapak, manfaat apa saja yang dapat diperoleh oleh siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari? 7. Menurut Bapak, bagaimana minat siswa dengan kegiatan yang berhubungan dengan seni tarsi? 8. Apakah SMA PGRI 2 Kayen pernah menjuarai lomba seni tari?
b. Guru 1. Siapakah nama Ibu? 2. Dulu ibu alumni dari Universitas apa?
87
3. Adakah pengalaman Ibu mengajarkan seni tari? 4. Ibu mengampu mata pelajaran apa saja? 5. Bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? 6. Adakah persiapan sebelum mengajar? Apakah Ibu membuat perangkat mengajar? 7. Metode-metode
apa
yang
Ibu
terapkan
dalam
pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? 8. Dari manakah Ibu mencari sumber bahan/materi ajar untuk ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? 9. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? 10. Berapa tahapan pembelajaran yang Ibu lakukan? 11. Bagaimanakah cara Ibu memotivasi siswa supaya mau mempelajari seni tari? 12. Adakah evaluasi dalam setiap tahun? 13. Sendratari Ramayana dan Mahabharata yang disajikan dari ekstrakurikuler seni tari ini sudah dipentaskan dimana saja?
c. Siswa 1. Siapakah nama kamu? 2. Kelas berapa? 3. Dimanakah alamatmu?
88
4. Bagaimana pendapat kalian tentang ekstrakurikuler seni tari? 5. Bagaimana
penyampaian
guru
selama
proses
pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari? 6. Kesulitan apa yang kalian hadapi selama proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari? 7. Adakah manfaat yang kalian dapat dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler seni tari? 8. Apa motivasi kalian mengikuti ekstrakurikuler seni tari? 9. Apakah waktu latihan yang mengganggu waktu belajar siswa? 10. Pernahkah adanya pementasan di luar sekolah? 11. Bagaimana strategi kalian sebagai tutor dalam mengembangkan gerak dan penyampaian kepada teman sebaya? 12. Bagaimana harapan kalian terhadap pembelajaran ekstrakurikuler seni tari?
C. Pedoman Dokumentasi Pedoman dokumentasi yang benar-benar terjadi di lapangan. 1. Tujuan, untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen, Peneliti membuat dokumentasi tempat, kegiatan, pelaku kegiatan 2. Pokok-pokok, untuk mengetahui proses metode tutor sebaya pada ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen, peneliti membuat dokumentasi sebagai berikut:
89
a. Dokumentasi tempat atau setting lokasi SMA PGRI 2 Kayen, yang meliputi dokumentasi ruang latihan, fasilitas, dan alat-alat yang digunakan di SMA PGRI 2 Kayen. b. Dokumentasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Bagaimana strategi yang digunakan oleh guru untuk mengajar ekstrakurikuler seni tari, metode yang digunakan guru, dan materi yang diajarkan. c. Dokumentasi pelaku kegiatan, yaitu guru dan siswa (peserta kegiatan ekstrakurikuler seni tari).
90
Lampiran 2 Hasil Wawancara Kepala Sekolah 1. Bagaimana sejarah berdirinya SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: SMA PGRI 2 Kayen berdiri pada tahun 1981 dengan ijin membuka SMA PGRI Kayen nomor: 82/123/VI/’81 yang saat itu menempati gedung SD Kayen 05 dan terus berpindah-pindah dari SD satu ke SD lainnya, karena pada saat itu belum mempunyai tanah dan gedung sendiri dengan status terdaftar. Dengan tujuan untuk menampung siswa tamatan SLTP yang tidak dapat melanjutkan sekolah di kota. Pada saat itu SMA PGRI 2 Kayen adalah satu-satunya SLTA yang ada di kawedanan Kayen. Pada tahun 1987 sekolah mampu membeli sebidang tanah seluas kurang lebih 1.872 m² yang berlokasi di Desa Jatiroto Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Di tempat inilah didirikan gedung SMA PGRI 2 Kayen hingga sekarang. Dan sejak tahun pelajaran 1988/1989 telah mendapat status “DIAKUI” untuk melaksanakan ujian sendiri. 2. Bagaimana keadaan siswa-siswi SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: keadaan siswa-siswi SMA PGRI 2 Kayen dimulai dari awal yang dulunya nakal-nakal, tidak tertib dan cenderung tidak kondusif. Kemudian seiring berjalannya waktu akhirnya sekolah ini berupaya menjadi baik, setahap demi tahap menjadi baik. Mulai tahun 2003 sekolah sudah membuat aturan, dari guru, siswa, orang tua dan komite berkomitmen untuk membawa maju sekolah akhirnya peraturan ditegakkan. Anak-anak yang
91
nakal terpaksa dikeluarkan. Pada awalnya hanya memprioritaskan prestasi pada non akademik seperti cabang olahraga dan cabang seni baru kemudian pada bidang akademik. Alhamdulillah sudah baik secara umum. 3. Sejak tahun berapa kegiatan Ekstrakurikuler seni berdiri? Jawaban: ekstrakurikuler seni tari sudah lama sebetulnya hanya saja kurang efektif pada awal-awalnya namun dengan berjalannya waktu mulai digalakkan semua ekstrakurikuler termasuk seni tari, pada awalnya ekstrakurikuler seni tari hanya diberikan menjelang acara perpisahan tetapi akhir-akhir ini bagi anak-anak yang memliki bakat tari, dikembangkan setiap hari selasa. 4. Siapa sajakah yang pernah mengajar ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: pengampu ekstrakurikuler seni tari dulu bernama Ibu Dewi, kemudian yang saat ini Ibu Anita Kusumawati. 5. Bagaimana sarana dan prasarana di SMA PGRI 2 Kayen? Sarana primer, upaya kita penuhi. Untuk sarana sekunder memang kurang. Untuk LCD setiap ruang kita sediakan semua dan termasuk akses internet sudah kami penuhi untuk menunjang prestasi. Juga lab. Komputer, perpustakaan, dan labolatorium. 6. Menurut Bapak, manfaat apa saja yang dapat diperoleh oleh siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: Menurut saya, manfaatnya banyak. Disini seni tari ada seni tari modern dan tradisional. Untuk seni tari tradisional dalam rangka untuk
92
memelihara budaya kita. Sedangkan seni tari modern untuk mengikuti perkembangan zaman sehingga kita tetap bergerak untuk berkembang ingin maju tetapi tidak terlepas dari akar budaya kita. Jadi kita tetap menjadi warga negara Indonesia yang bangga terhadap berbagai budaya yang kita miliki. Dan tetap kita lestarikan untuk generasi-generasi penerus. 7. Menurut Bapak, bagaimana minat siswa dengan kegiatan yang berhubungan dengan seni tari? Jawaban: untuk seni tari anak masih terbatas, khususnya untuk anka lakilaki itu jarang, tetapi akhir-akhir ini sudah mulai berkembang, jadi tari itu identik dengan anak perempuan padahal laki-laki pun bisa. kemudian saya himbau kepada pembimbing untuk menggali bakat dan minat siswa lakilaki. Alhamdulillah banyak yang minat. 8. Apakah SMA PGRI 2 Kayen pernah menjuarai lomba seni tari? Jawaban: kegiatan ini untuk menguri-nguri budaya jadi tidak dilombakan. Karena sangat jarang sekali sekolah yang mempelihara jenis tarian Ramayana maupun Mahabharata. Pada awalnya saya mengajak seluruh bapak ibu guru untuk menyaksikan sendratari di Prambanan. Kemudian saya mengevaluasi para guru apa yang dapat kita petik dari hasil melihat tarian di Prambanan. Jadi saya menghimbau kalau bisa kita jangan hanya menonton, bagaimana kalau kita membuat sendiri sendratari di SMA PGRI 2 Kayen. Akhirnya kita bisa memilih anak-anak dan memilih karakter yang dibutuhkan dan kita dapat menyajikan sendratari di SMA PGRI 2 Kayen sendiri. Awalnya hanya dipentaskan di sekolah saja, kemudian disajikan
93
diluar sekolah pada acara hari kemerdekaan dan di Desa untuk mengisi acara seperti bersih desa. Alhamdulillah masyarakat menerima dengan baik. Guru 1. Siapakah nama Ibu? Jawaban: Anita Kusumawati 2. Dari Universitas apa dulu Ibu belajar? Jawaban: alhamdulillah dengan bangga saya sudah belajar selama 4 tahun dari Universitas Negeri Semarang 3. Adakah pengalaman Ibu mengajarkan seni tari? Jawaban: mulai mengajar pada Juli 2004, jadi kira-kira kalau dihitung sampai sekarang sudah 10 tahun saya mengajar disini mbak. 4. Ibu mengampu mata pelajaran apa saja? Jawaban: di SMA PGRI 2 Kayen khususnya dibidang seni, ekstrakurikuler banyak sekali mbak diantaranya ada drama, musik, kemudian saya sendiri mengampu seni tari klasik dan modern. Sesuai dengan SIM saya, karena saya jurusan seni tari jadi saya mengampu seni budaya. Seni budaya meliputi dari seni rupa, seni tari dan seni musik tetapi saya lebih spesifik seni tari. 5. Bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: walaupun siswa saya itu dari Desa pinggiran. Saya melihat potensi dan kemampuan. Kalau saya lihat potensi anak desa berbeda dengan potensi anak kota. Awalnya saya mengajukan usul kepada kepala
94
sekolah agar diadakan ekstrakurikuler seni tari, akhirmya saya mulai mengampu ekstra mulai tahun 2005. Dulu awalnya dengan kemampuan yang terbatas dan siswa yang terbatas. Ternyata dengan keterbatasan siswa yang masih sedikit dan bakat yang sedikit. Pertama saya memiliki 15 siswa kemudian pada latihan berikutnya hanya tinggal 5 siswa kemudian 5 siswa itu saya mantapkan. Di SMA PGRI akhirnya saya menemukan banyak bakat apalagi tahun ajaran 2014/2015 saya menemukan banyak minat siswa laki-laki. Pada saat itu ada siswa laki-laki yang ikut main sendratari, kala itu ada 5 siswa laki-laki pada tahun pelajaran 2008/2009 dari situ menambah banyak motivasi dari siswa lain. Akhirnya semakin banyak saya menemukan bakat yang terpendam. Kemudian saya kembangkan dalam ekstrakurikuler tari melalui sendratari. 6. Adakah persiapan sebelum mengajar? Apakah Ibu membuat perangkat mengajar? Jawaban: saya hanya membuat program tahunan mbak, program kerja jangka pendek dan jangka panjang. Untuk RPP pada ekstrakurikuler saya tidak membuat mbak. 7. Metode-metode
apa
yang
Ibu
terapkan
dalam
pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: Awalnya saya menggunakan metode imitasi dari tahun 2005 sampai tahun 2010 mereka hanya menirukan saja. Kemudian dari menirukan, saya menemukan beberapa anak yang saya jadikan contoh untuk teman-temannya. Ternyata lebih bisa menerima kalau dijelaskan
95
oleh teman sebayanya. Saya kemudian berfikiran, oh ternyata kalau dijelaskan teman lebih bisa diterima daripada saya yang menjelaskan. Mungkin karena kalau sama saya takut bertanya atau rikuh. 8. Dari manakah Ibu mencari sumber bahan/materi ajar untuk ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: kalau materi sekarang ini sudah banyak sekali mbak, karena dunianya sudah dunia internet. Jadi kita bisa ambil materi apa saja di internet. Kalau dulu saya hanya berbekal dari apa yang pernah saya peroleh saat kuliah. 9. Bagaimana respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SMA PGRI 2 Kayen? Jawaban: respon siswa alhamdulillah cukup baik apalagi untuk tahun ini banyak yang dari siswa laki-laki mengikuti ekstrakurikuler seni tari. 10. Berapa tahapan pembelajaran yang Ibu lakukan? Jawaban:
kalau tahapannya biasanya anak
yang masuk SMA
diwawancarai dulu, mempunyai bakat apa. Kemudian saya saring, saya punya catatan. Saat saya mengadakan ekstrakurikuler, siswa yang sudah saya data saya suruh ikut walaupun awalnya dengan cara dipaksa. Tahap yang kedua ketika saya mengampu ekstra, anak-anak yang sudah mempelajari waktu SMP saya jadikan tutor untuk temannya. Proses yang selanjutnya saya sebar kemudian saya beri materi. 11. Bagaimanakah cara Ibu memotivasi siswa supaya mau mempelajari seni tari?
96
Jawaban: motivasi bisa dari dalam dan luar, saya selalu memotivasi siswasiswa saya untuk tidak malu menguri-nguri budaya Indonesia. 12. Adakah evaluasi dalam setiap tahun? Jawaban: ada yaitu evaluasi harian dan evaluasi akhir semester. 13. Sendratari Ramayana dan Mahabharata yang disajikan dari ekstrakurikuler seni tari ini sudah dipentaskan dimana saja? Jawaban: sendratari bu anita ini cukup laris mbak, awalnya saya pesimis karena sendratari yang saya ajarkan berbeda dengan yang ada di Prambanan. Karena saya hidup di desa, sendratari saya beri dialog agar jelas alurnya. Kemarin pentas ke Jepara, kemudian di Rembang, pentas di Kabupaten dan Kecamatan, pernah juga di Balaidesa. Siswa 1. Siapakah nama kamu? Jawaban: Nama saya Rizka Evitia 2. Kelas berapa? Jawaban: kelas XII IPA 1 3. Dimanakah alamatmu? Jawaban: Desa Tambak Agung RT 02/ RW 04, Kecamatan Tambakromo 4. Bagaimana pendapat kalian tentang ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: Ekstrakurikuler seni tari merupakan ekstrakurikuler yang sangat bermanfaat karena dapat melatih kita dan mengembangkan bakat kita. 5. Bagaimana penyampaian guru selama proses pembelajaran ekstrakurikuler seni tari?
97
Jawaban: dalam melatih, guru sangat detail dalam mengoreksi gerakan dan tidak menegangkan saat melatihnya. 6. Kesulitan
apa
yang
kalian
hadapi
selama
proses
pembelajaran
ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: kesulitannya saat iramanya atau gerakannya cepat. 7. Adakah manfaat yang kalian dapat dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: manfaat yang kita dapatkan dalam seni tari ini adalah kita bisa mengenal budaya yang ada disekitar kita. 8. Apa motivasi kalian mengikuti ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: ingin mengetahui budaya-budaya yang ada di Indonesia lebih dalam. 9. Apakah waktu latihan yang mengganggu waktu belajar siswa? Jawaban: tidak, karena latihan tari dilakukan setelah KBM jadi tidak mengganggu siswa. 10. Pernahkah adanya pementasan di luar sekolah? Jawaban: pernah, contohnya pementasan karnaval Hari Jadi Kabupaten Pati, karnaval di Semarang, dan lain-lain. 11. Bagaimana strategi kalian sebagai tutor dalam mengembangkan gerak dan penyampaian kepada teman sebaya? Jawaban: strategi dalam mengembangkan gerak, saya mencari di internet, mencari gerakan sendiri atau saya minta bantuan dari guru tari. Setelah itu saya ajarkan ke teman-teman. Agar lebih efektif saya ajak teman-teman
98
untuk mengobrol, bercanda terlebih dahulu, setelah itu baru saya ajarkan ke teman-teman. Saya lakukan itu di sekolah atau di rumah setelah pulang sekolah. 12. Bagaimana harapan kalian terhadap pembelajaran ekstrakurikuler seni tari? Jawaban: harapan saya agar siswa-siswi lebih kreatif dan semangat dengan adanya ekstrakurikuler seni tari.
99
Lampiran 3
100
Lampiran 4
101
Lampiran 5 DAFTAR NAMA GURU DAN PEGAWAI SMA PGRI 2 KAYEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NAMA SURATA, S.Pd, M.Pd. SHOLIHIN ARIF, S.Pd.I. MUH. SOFYAN, S.Pd.I. Drs. PURNOMO FITRI MARIA ULFAH, S.Pd EKA WULANDARI, S. Pd DINA ARCAISTIN, S.Pd MOHAMAD ROUF, S.Pd. M.Si. TINI, SE HARSONO, S.Pd. SUDAR, S.Ag SUPARDI, A.Ma SUPRIYADI, S.Pd. UMBAR, S.Pd, M.Si. SUKIS, S. Pd WINARNO, S.Si. SITI JAENAB, S.S. SITI HALIMAH, S.Pd. NINING UTAMI, S.E ANITA KUSUMA WATI, S.Pd AMBARSARI, S.Pd. HENI SRIMURWATI, S. Pd YOSO HERI PURWANDI, S.Pd. HAJAR PAMUJI, S.Pd. MUH. IKMAL MINA, S.Pd. JOKO TRI LEKSONO, S.Pd. FENTY INDRAYANTI, S.Pd. HERU PURNOMO, S.Pd TEGUH WIJIARTO, S.Pd SUTRIMO, S.Pd. HADI PRAYITNO, S.Pd. MARYADI, S.Pd.
JABATAN KEPALA SEKOLAH WAKA SARPRAS WAKA HUMAS WAKA KESISWAAN/KETUA LIFE SKILL WAKA KURIKULUM KA. LAB. IPA / AS. KUR. BID.LOMBA AS. KUR. BID. PENIL / PERWALIAN AS. KUR. BID. LITBANG BENDAHARA KOMITE KOORDINATOR BK BK BK BK PEMBINA OSIS ASISTEN KESISWAAN KOORD. LIFE SKILL / PEMB.PRAMUKA WALI KELAS X-1 WALI KELAS X-2 WALI KELAS X-3 WALI KELAS X-4 WALI KELAS X-5 WALI KELAS X-6 WALI KELAS X-7 WALI KELAS X-8 WALI KELAS X-9 WALI KELAS XI IPA 1 WALI KELAS XI IPA 2 WALI KELAS XI IPA 3 WALI KELAS XI IPS 1 WALI KELAS XI IPS 2 WALI KELAS XI IPS 3 WALI KELAS XI IPS 4
102
33 34 35 36
EDI SUTRISTIYANTO, S.Pd.Si. ENDANG PURWANI, S.Pd LESTARININGSIH, S.Pd ARIDA HARYANI, S. Pd
37
DIAN ISMEI ERAWATI, S. Pd
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Dra. TURYATI MOH. SHOLIHIN, S.Pd. RUMINAH, S.Pd MUHAMMAD HASAN, S. Com. SINUNG HADI P., S. Pd BAMBANG MUNADI, S. Pd DWI WIDIASTUTI, S.Pd ABDUL AZIZ, S.Pd MUSLICHAH, S.Pd NUR HIDAYATI, S.Pd SUJIDMAN, S.Pd. HARI SUGIYONO, S.Ag. ULIL ALBAB, Lc. St. ULYA HEMAWATI, S.Pd. MOHAMAD ZAENURI DIDIK HARIYADI SITI NUR AINI MOCHAMMAD SUGITO SUKIMAN MURTI ANDAYANI, S.Pd.SD. OKTYANTO, S.Pd SITI ASIAH, M.Ph. WAHYU SISWIATI HANIK PUJI LESTARI MUNASIR SRI WAHYUNI LARTORI TITIK ROHMAH SUNGKONO SURASIYANTO
WALI KELAS XII IPA 1 WALI KELAS XII IPA 2 WALI KELAS XII IPA 3 WALI KELAS XII IPS 1 WALI KELAS XII IPS 2 / PEMB.PRAMUKA KEPALA PERPUSTAKAAN PETUGAS LAB.KOMPUTER GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL GURU LIFE SKILL KEPALA TATA USAHA BENDAHARA PENANGGUNG JAWAB IT STAF TATA USAHA STAF TATA USAHA STAF TATA USAHA
103
68 69 70 71 72 73
SIE PERPUSTAKAAN RIDA FARIDA SATPAM SUGITO STAF KOPERASI NGATINI PENANGGUNG JAWAB KEBERSIHAN SUBADI STAF KEBERSIHAN ASMINAH PENJAGA SUDIRAN Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2014/2015
104
Lampiran 6 DAFTAR KEADAAN JUMLAH SISWA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No.
KELAS
1
JUMLAH SISWA L
P
J
X MIA - 1
20
18
38
2
X MIA - 2
21
19
40
3
X MIA - 3
22
18
40
4
X MIA - 4
23
16
39
86
71
157
JUMLAH KELAS X MIA 5
X IIS - 1
23
15
38
6
X IIS - 2
20
18
38
7
X IIS - 3
24
16
40
JUMLAH KELAS X IIS
67
49
116
JUMLAH KELAS X
153
120
273
8
XI MIA - 1
13
28
41
9
XI MIA - 2
14
27
41
10
XI MIA - 3
17
23
40
11
XI MIA - 4
17
26
43
JML KELAS XI IPA
61
104
165
12
XI IIS - 1
21
19
40
13
XI IIS - 2
20
22
42
14
XI IIS - 3
20
23
43
15
XI IIS - 4
20
22
42
JML KELAS XI IPS
81
86
167
JUMLAH KELAS XI
142
190
332
16
XII IPA - 1
13
27
40
17
XII IPA - 2
15
24
39
18
XII IPA - 3
13
20
33
JML KELAS XII IPA
41
71
112
105
19
XII IPS - 1
15
20
35
20
XII IPS - 2
15
22
37
21
XII IPS - 3
13
24
37
22
XII IPS - 4
15
22
37
JML KELAS XII IPS
58
88
146
JUMLAH KELAS XII
99
159
258
TOTAL
394
469
863
Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2014/2015
106
Lampiran 7 DATA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PESERTA PELAKSANAAN NAMA NO PEMBIMBING KEGIATAN KELAS JUMLAH HARI WAKTU 1 PRAMUKA X 379 JUM'AT 14.00 Ishak, S.Pd.I Abdul Azis, 2 TEATER X/XI 55 SENIN 15.00 S.Pd 3 JURNALISTIK X/XI 10 KAMIS 14.00 Maryadi, S.Pd Anita SENI TARI Kusumawati, 4 TRADISIONAL X/XI 65 SELASA 14.00 S.Pd SENI TARI MODERN ( Dian Ismei, 5 DANCE ) X/XI 15 SELASA 14.00 S.Pd Dian Ismei, 6 MODELING X/XI 10 RABU 14.00 S.Pd 7 PMR X/XI 32 RABU 14.00 Winarno, S.Pd 8 BAND X/XI 23 KAMIS 14.00 Oky, S.Pd 9 RENANG X/XI 15 KAMIS 14.00 Mulyono, S.Pd PENCAK 10 SILAT X/XI 20 SENIN 15.00 Sutikno, S.Pd Hadi Prayitno, 11 ATLETIK X/XI 65 KAMIS 14.30 S.Pd 12 SEPAK BOLA X/XI 12 SABTU 14.00 Bambang, SPd Arsip SMA PGRI 2 Kayen Tahun 2015
107
Lampiran 8 Tabel Prestasi siswa SMA PGRI 2 Kayen Cabang Seni
NO 1 2 3 4 5 6
KESENIAN YANG DIIKUTI
NAMA LOMBA YANG DIIKUTI
Drama (Missye Farika Damayanti) Drama (Diah Kumala Sari) Drama (Dewi Setyowati) Drama (Syaiful Rohman) Drama (AMS. Elitz Uniarty) Drama (Lina Selviana)
Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng
7
Drama (Reza Wardana)
8
Drama (Diah Kumala Sari)
9
Drama (Nor Azizatul Muawanah)
10
Drama (Syaiful Rohman)
11
Drama (Ayu Suryaningrum)
12
Drama (Ida Wahyuningsih)
13
Drama (Mega Widyawati)
TAHUN
PRESTASI YANG DIRAIH
BUKTI FISIK
2013
Juara I
Ada
2013
Juara I
Ada
2013
Juara I
Ada
2013
Juara I
Ada
2013
Juara I
Ada
2013
Juara I
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
108
14
Drama (Missye Farika Damayanti)
15
Drama (Bekti Mastiaji)
16
Drama (Lina Selviana)
17
Film Fiksi Parade Potensi Seni Budaya Kab. Pati Film ( Rizal Mocamad) Film ( Adinda Putri Pramesti) Film ( Berliana Fransisca Devi) Film ( Ahmad Nugroho) Film ( Defi Puspita Sari) Film ( Bagus Noor Aridlo) Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi
18 19 20 21 22 23 24 25
26
27
28
29
Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng Drama Penanggulangan Dampak Rokok Tingkat Jateng
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
2013
Juara II
Ada
Festival Film Dieng
2013
Juara III
Ada
Parade Potensi Seni Budaya
2013
Juara I
Ada
Festifal Film Polines
2014
Peserta
Ada
Festifal Film Polines
2014
Peserta
Ada
Festifal Film Polines
2014
Peserta
Ada
Festifal Film Polines
2014
Juara I
Ada
Festifal Film Polines
2014
Juara I
Ada
Festifal Film Polines
2014
Juara I
Ada
Drama dan Teater (Siti Nur Aeni)
2014
Juara Harapan III
Ada
Drama dan Teater (Nurul Nur Hayati)
2014
Juara Harapan III
Ada
Drama dan Teater (Moh. Abdul Khakim)
2014
Juara Harapan III
Ada
Drama dan Teater (Devi Dwi Susanti)
2014
Juara Harapan III
Ada
2014
Juara Harapan III
Ada
Drama dan Teater (Widyana Puji Astuti)
109
30
Festifal dan Lomba Seni Tingkat Provinsi
Drama dan Teater (Akes Damianto)
2014
Juara Harapan III
Ada
31
Drama(Yudi Irawan)
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
FLS2N Kab. Pati
2014
Juara I
Ada
Film Fiksi
2014
Terbaik II
Ada
2014
Juara III
Ada
2014
Juara I
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Peserta
Ada
2014
Juara I
Ada
2014
Juara I
Ada
32 33 34 35 36 37 38 39
Drama(Siti Nur Aeni) Drama(Moh. Abdil Khakim) Drama(Akes Damianto) Drama(Widiyana Puji A.) Drama(Nurul Nur Hayati) Film Pendek(Duta Irama) Film Pendek(Bagus Noor Aridlo) Film (Bagus Noor Aridlo)
40
Film
41
Film
42
Film(Devi Puspita Sari)
43
Film(Moh. Teguh)
44
Film(Bondan Senin)
45
Film(Tomi Setiawan)
46
Film(Putri Sonia)
47 48 49
Film(Riki Ardiansyah) Film(Riki Ardiansyah) Film(Moh. Teguh)
Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship Tingkat Jateng Geografi Campion Ship
110
Tingkat Jateng 50 51 52 53 54 55
Film(Devi Puspita Sari)
Geografi Campion Ship Tingkat Jateng
Film ( danang Prasetyo) Film ( Iis Naning Nur Khasanah) Film ( lely Dwi Cahyani) Film ( Ella Rahmayanti)
Film Pendek Fiksi Tingkat Jateng Film Pendek Fiksi Tingkat Jateng Film Pendek Fiksi Tingkat Jateng Film Pendek Fiksi Tingkat Jateng Festifal Film Polines Tingkat Jateng
Film
2014
Juara III
Ada
2015
Juara I
Ada
2015
Juara I
Ada
2015
Juara I
Ada
2015
Juara I
Ada
2015
Juara I
Ada
Tabel Prestasi siswa SMA PGRI 2 Kayen Sumber: Arsip SMA PGRI 2 Kayen 2015
111
Lampiran 9 Sinopsis SHINTA BOYONG Dalam hutan Dandaka Rama, Sinta dan Laksmana melakukan perjalanan, Rahwana mengintai ingin menculik Sinta. Kemudian Rahwana merubah Marica menjadi Kijang untuk menggoda Sinta. Sinta tertarik pada Kijang tersebut, dia mencoba menangkap tetapi gagal. Sinta meminta tolong kepada Rama untuk menangkap Kijang tersebut. Rama meninggalkan Sinta dan Laksmana di hutan. Kemudian terdengar teriakan Rama, Sinta yang khawatir meminta Laksmana untuk menyusul Rama. Laksmana melingkari Sinta dengan lingkaran magis. Datanglah Rahwana meraih tangan Sinta tetapi dia terjatuh. Kemudian Rahwana berubah menjadi Pertapa tua, memelas kepada Sinta. Sinta mengulurkan tangannya kemudian diraih oleh pertapa dan pertapa tersebut berubah menjadi Rahwana. Sinta dibawa terbang ke Alengka. Didalam kerajaan Alengka, Trijata kemenakaan Rahwana sedang menghibur Sinta. Tiba-tiba Rahwana datang untuk membujuk Sinta agar mau menjadi istrinya. Namun bujuk rayu Rahwana di tolak, sehingga Rahwana marah dan bermaksud membunuh Sinta, akan tetapi dicegah oleh Trijata. Trijata meminta kepada Rahwan untuk bersabar dan Trijata menyanggupi untuk menjaga Sinta. Dalam kesedihannya, Sinta dikejutkan dengan tembang yang dibawakan oleh kera putih Hanoman. Setelah kehadirannya diketahui Sinta, segera Hanoman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya sebagai utusan Rama. Setelah selesai menghadap Sinta, Hanoman segera ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka. Maka dirusaklah keindahan taman kerajaan. Akhirnya Hanoman tertangkap oleh Indrajid, putra Rahwana, kemudian dibawa menghadap Rahwana. Karena marahnya, Hanoman akan dibunuh, tetapi dicegah oleh Kumbakarna, ia tidak setuju dengan tindakan kakaknya. Karena dianggap kumbakarna menentang, maka diusirlah dari kerajaan Alengka. Akhirnya Hanoman dijatuhi hukuman dengan dibakar hidup-hidup, tetapi Hanoman tidak mati, bahkan dengan api tersebut Hanoman membakar kerajaan Alengka, setelah itu ia kembali menghadap Rama. Segera pasukan dari Rama datang ke Alengka untuk menjemput sinta. Terjadilah peperangan antara pasukan kera dari Rama dan pasukan raksasa dari Rahwana. Pasukan Rahwana kalah, kemudian Indrajid mati oleh panah Rama sehingga Rahwana maju untuk perang menghadapi Rama. Rahwana terluka oleh panah Rama tetapi Rahwana tidak bisa mati. Kemudian dipanah lagi oleh Rama, saat sudah terluka terkena panah Rama, Anoman mengangkat Gunung untuk menindih tubuh Rahwana. Akhirnya Rahwana tewas. Sinta di broyong pulang bersama Rama dan pasukannya. Sumber: Arsip Anita Kusumawati, S.Pd
112
Lampiran 10 Sinopsis KUMBAKARNA GUGUR
Gunawan Wibisana dan Kumbakarna menyadarkan abangnya, Prabu Dasamuka bahwa menculik Dewi Sinta adalah salah. Keduanya minta agar Prabu Dasamuka mau mengembalikan Sinta secara baik-baik kepada Ramawijaya. Usul itu bukan diterima baik, tetapi malahan membuat Dasamuka marah. Gunawa Wibisana diusir, sedangkan Kumbakarna karena kesal segera pulang dan tidur. Waktu bala tentara Alengka kewalahan menghadapi musuh, Prabu Dasamuka mengutus Indrajid agar membangunkan Kumbakarna. Setelah bangun dan menghadap, Dasamuka memaki-maki adiknyasebagai orang yidak tahu diri dan kerjanya hanya makan dan tidur. Karena tersinggung, Kumbakarna memuntahkan seluruh makanan yang pernah disantapnya dalam keadaan utuh dan segar. Setelah itu ia mengenakan pakaian serba putih dan berangkat ke medan laga. Kumbakarna akhirnya berhadapan dengan Ramawijaya. Ksatria itu menggunakan panah sakti Naracabala. Mula-mula dibidiknya kedua lengan Kumbakarna, setelah itu kedua kakinya. Sesudah kedua kaki dan tangan Kumbakarna buntung, Anoman mempimpin prajurit kera mengeroyok Kumbakarna. Kumbakarna gugur dengan lengan terpotong-potong. Ia gugur demi membela Negerinya dari serangan musuh. Sumber: Arsip Anita Kusumawati, S.Pd
113
Lampiran 11 Sinopsis Abimanyu Muksa Abimanyu adalah putra dari Arjuna dan Wara Subadra. Ia mendapat mandat dari Prabu Krisna untuk menjadi pemimpin di Kuru Setra. Karena pasukan dari Pandawa akan mengalami kekalalan. Abimanyu menjadi panglima perang dengan formasi yang ia pimpin dengan nama supit urang. Abimanyu menjadi ksatria muda yang gugur pertama kali di medan kuru setra, karena tipu muslihat Pandita Durna lewat adipati Karna. Hal itu dilakaukan oleh Pandita Durna karena pasukan dari bala Kurawa kewalahan menghadapi sepak terjang Abimanyu. Abimanyu terkena panah Djaya Drata yang merupakan ahli dalam menguasai senjata Gada tetapi juga sangat lihai menguasai panah. Meski Abimanyu terluka akibat terkena panah namun perjuanagannya tak hanya sampai disitu, bahkan ia mampu membunuh putra dari Duryudana yaitu Lasmana Mandrakumala. Sumber: Arsip Anita Kusumawati, S.Pd
114
Lampiran 12
115
Lampiran 13
116
Lampiran 14
117
Lampiran 15 BIODATA PENELITI
1. Nama
: Novi Nurvita Sari
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Pati, 14 Desember 1993
3. Alamat
: Desa Jatiroto, RT 02/ RW 05 Kec. Kayen Kab. Pati
3. Status
: Belum Menikah
4. Agama
: Islam
5. Jenis Kelamin
: Perempuan
6. Pendidikan A. SD
: SD Negeri 2 Jatiroto / Lulus Th. 2005
B. SMP
: SMP Negeri 1 Kayen/ Lulus Th. 2008
C. SMA/SMK
: SMA PGRI 2 Kayen / Lulus Th.2011
118
Lampiran 16 BIODATA NARASUMBER 1. Nama
: Surata, S.Pd, M.Pd.
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Karanganyar, 6 Mei 1958
3. Umur
: 57 Tahun
4. Alamat
: Desa Gadudero Kec. Sukolilo Kab. Pati
5. Pekerjaan
: Kepala SMA PGRI 2 Kayen
BIODATA NARASUMBER 1. Nama
: Anita Kusumawati, S.Pd.
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Pati, 4 September 1979
3. Umur
: 35 Tahun
4. Alamat
: Desa Jimbaran Kec. Kayen Kab. Pati
5. Pekerjaan
: Guru Pemangampu Ekstrakurikuler Seni Tari
119
BIODATA NARASUMBER 1. Nama
: Rizka Evitia
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Pati, 12 Juli 1997
3. Umur
: 17 tahun
4. Alamat
: Desa Tambahagung Kec. Tambakromo Kab. Pati
5. Pekerjaan
: siswa kelas XII Ipa 1 yang mengikuti Ekstrakurikuler Seni Tari
120
Lampiran 17 LAMPIRAN FOTO
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 30 maret 2015)
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 30 maret 2015)
121
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 30 maret 2015)
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 3 maret 2015)
122
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 7 April 2015)
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 7 April 2015)
123
Proses latihan Sendratari Mahabharata (Foto: Novi, 7 April 2015)
Pementasan Sendratari Ramayana 2011 (Foto: Arsip Sekolah tahun 2011)
124
Pementasan Sendratari Ramayana 2012 (Foto: Arsip Sekolah tahun 2012)
Pementasan Sendratari Ramayana 2012 (Foto: Arsip Sekolah tahun 2012)
125
Pemusik Sendratari Ramayana 2012 (Foto: Arsip Sekolah tahun 2012)
Pementasan Sendratari Ramayana Acara Perpisahan kelas XII (Foto: Arsip Sekolah tahun 2013)
126
Pementasan Sendratari Ramayana di Kecamatan Kayen (Foto: Arsip Sekolah tahun 2013)
8 Pementasan Sendratari Ramayana Acara Parade Budaya di Kabupaten Pati (Foto: Arsip Sekolah tahun 2013)
127
Persiapan sebelum Pementasan Sendratari Mahabharata Acara Perpisahan kelas XII (Foto: Novi, 19 mei 2015)
Pementasan Sendratari Mahabharata 2015 (Foto: Novi, 19 mei 2015)
128
Pementasan Sendratari Mahabharata 2015 (Foto: Novi, 19 mei 2015)
Pemusik Sendratari Mahabharata 2015 (Foto: Novi, 19 mei 2015)
129
Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah (Foto: Naeli, 16 Februari 2015)
Wawancara dengan siswa kelas XII ipa 1 yang Mengikuti Ekstrakurikuler Tari (Foto: Ikbal, 23 maret 2015)