APLIKASI DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) KPR BERBASIS WEB (STUDI KASUS : BANK BTN, BANDUNG) Ichsan Riswandi Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Telkom, Bandung
[email protected]
Abstrak Proyek akhir ini dibangun dalam beberapa tahap, yaitu tahap analisis, desain, coding, pengujian, dan penerapan aplikasi. Desain aplikasi menggunakan desain system dengan Data Flow Diagram. Sedangkan pada tahap coding, aplikasi ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman HTML (Hypertext Markup Language) dengan database MySQL. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan, khususnya yang bergerak dalam bidang perbankan, yaitu bank, membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu komite kredit dalam memilih keputusan yang akan diambil. Menjawab hal ini, maka dibuatlah Aplikasi Decision Support System (DSS) KPR Berbasis Web yang dapat memberikan alternatif keputusan untuk dijadikan keputusan akhir.
Kata kunci: keputusan, alternative, KPR, Web, Bank Abstract The final project is built in several stages, namely analysis phase, design, coding, testing, and implementation of applications. Design applications using the design system with the Data Flow Diagram. While at the coding stage, these applications are built using a programming language HTML (Hypertext Markup Language) with a MySQL database. Along with the development of information technology, the company, particularly those engaged in banking, the bank, requires an application that can assist in choosing a credit committee decisions will be taken. Answer that thing, then i made Application Decision Support System (DSS) Web-based Mortgage that can provide an alternative decision to be made a final decision. Keywords: decisions, alternative, mortgage, Web, Bank.
1.
Pendahuluan 1. Di era globalisasi ini, manusia menuntut untuk mendapatkan berbagai fasilitas dan kemudahan dalam setiap aktivitas mereka. Melihat peluang ini, maka berbagai cara akan diusahakan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan manusia tersebut. Berbagai fasilitas terus disediakan untuk mempermudah konsumen sekaligus untuk meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan. Layanan teknologi informasi pun terus ditingkatkan untuk mempermudah para konsumen. 2. Hal ini juga yang ingin dilakukan oleh setiap perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, khususnya di pengambilan
3.
keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Bandung. BTN adalah perusahaan dibawah naungan pemerintah yang bergerak di bidang perbankan, BTN memiliki visi untuk menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Pada proses berjalan saat ini, pengambilan keputusan dinilai oleh komite pemutus kredit maupun petugas yang melakukan wawancara, yaitu dengan cara melakukan rapat yang dihadiri oleh komite pemutus kredit di kantor pusat pada suatu kota tertentu. Untuk itu dibutuhkan sebuah aplikasi Decision Support Systems (DSS).
4.
5.
Adapun masalah yang saat ini ada di rapat komite pemutus kredit. Sulitnya mengumpulkan anggota komite dan seringnya keinginan pemohon kredit dalam lama jangka waktu yang tidak sesuai dengan kemampuan pemohon. DSS adalah sistem yang didesain untuk membantu pengambilan keputusan manajerial dalam masalah yang tidak terstruktur. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara logika dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas konsistensi keputusan. Penggunaan DSS KPR ini dapat mempercepat pangambilan keputusan pemberian kredit oleh komite pemutus kredit.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Teknologi Informasi Untuk Perbankan Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi kebijakan dan strategi dunia usaha perbankan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi dan persaingan di bidang layanan terutama jasa layanan pembayaran melalui bank. Inovasi jasa layanan perbankan yang berbasis teknologi tersebut terus berkembang mengikuti pola kebutuhan nasabah bank. Transaksi perbankan berbasis elektronik, termasuk internet dan menggunakan handphone merupakan bentuk perkembangan penyedia jasa layanan bank yang memberikan peluang usaha baru bagi bank yang kerakibat pada perubahan strategi usaha perbankan, dari yang berbasis manusia (tradisional) menjadi berbasis teknologi informasi yang lebih efisien dan praktis bagi bank. Pada perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagainya. (Teknik Informatika 2009) 2.2 Biro Aplikasi Kredit Tugas utama Biro Informasi Kredit adalah menghimpun dan menyimpan data penyediaan dana/pembiayaan, dan pada akhirnya mendistribusikannya sebagai informasi kredit yang selanjutnya disebut dengan Informasi Debitur Individual (IDI) Historis. IDI Historis dapat dimanfaatkan oleh lembaga keuangan anggota Biro Informasi Kredit (perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank), serta masyarakat baik perorangan maupun badan usaha. Bagi lembaga keuangan, IDI Historis yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan antara lain untuk mengetahui kredibilitas (kelayakan) calon penerima fasilitas penyediaan dana (debitur) dan untuk mengetahui calon debitur dimaksud sedang menerima fasilitas penyediaan dana dari lembaga lain atau tidak. Informasi tersebut akan membantu lembaga keuangan dalam:
1.
2.
mempermudah analisa untuk pemberian kredit/pembiayaan, sehingga dapat memperlancar proses penyediaan dana; dan penerapan manajemen risiko antara lain untuk menghindari kegagalan membayar pinjaman yang telah diberikan dan mencegah penipuan. (Bank Indonesia, 2011)
2.3 Kredit Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 pasal 1 nomor 5 mengatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga termasuk: 1. cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari; 2. pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang; 3. pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain. (Bank Indonesia, 2011). 2.4 Kreditur Peminjam adalah nasabah perorangan atau perusahaan/badan yang memperoleh Penyediaan Dana dari Bank, termasuk: 1. debitur, untuk penyediaan dana berupa kredit; 2. penerbit surat berharga, pihak yang menjual surat berharga, manajer investasi kontrak investasi kolektif, dan atau reference entity, untuk penyediaan dana berupa surat berharga; 3. pihak yang mengalihkan risiko kredit (protection buyer) dan atau reference entity, untuk penyediaan dana berupa derivatif kredit (credit derivative); 4. pemohon (applicant), untuk penyediaan dana berupa jaminan (guarantee), letter of credit (l/c), standby letter of credit (SBLC), atau instrument serupa lainnya; 5. pihak tempat bank melakukan penyertaan modal (investee), untuk penyediaan dana berupa penyertaan modal; 6. bank atau debitur, untuk penyediaan dana berupa tagihan akseptasi; 7. pihak lawan transaksi (counterparty), untuk penyediaan dana berupa penempatan dan transaksi derivatif; 8. pihak lain yang wajib melunasi tagihan kepada bank. (Bank Indonesia, 2011) 2.5 Unsur Kredit Menurut Kasmir (2010:98), unsur-unsur pemberian kredit adalah: “unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko dan balas jasa.” Adapun penjelasan dari kutipan tersebut adalah : 1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang. 2. Kesepakatan, dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka waktu, mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 4. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit, semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. 5. Balas jasa, merpukan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.” (Kasmir 2010) Berdasarkan permohonan kredit dan data pendukung petugas Bank melakukan analisis kelayakan kredit atas kelayakan untuk calon debitur menggunakan kriteria 5C, yang terdiri dari : 1.
2.
3.
Character Sifat-sifat positif calon debitur (perusahaan/perorangan), yang tercermin dalam kemauan (willingness) dan bertanggung jawab atas kewajibannya. Sifatsifat tersebut adalah integrasi antara keterbukaa, kejujuran, kemauan keras, rasa tanggung jawab, bermoral baik, tekun, tidak berjudi, hemat/efisien, sabar, konsultif, dan sebagainya. Capacity Kemampuan manajemen mengkombinasikan factor-faktor sumber daya, memproduksi barang/jasa yang dibutuhkan masyarakat dan menghasilkan pendapatan. Dalam cakupan kemampuan calon debitur untuk mengkalkulasi/menghitung penghasilan sebagai gambaran kemampuannya untuk melunasi kredit. Capital Analisis modal untuk dapat menggambarkan struktur kapital, dengan demikian bank dapat melihat besar/kecil rasa tanggung jawab calon debitur (risiko). Modal terdiri dari modal saham, pinjaman bank dan pinjaman pihak ketiga lainnya. Hal ini dapat dilihat
4.
5.
dari neraca dan bukti-bukti akuntansi lainnya. Collateral Analisis terhadap jaminan kredit untuk meyakinkan bank atas kesanggupan debitur dalam melunasi kreditnya. Jaminan dapat berupa jaminan pokok yaitu jaminan yang dibiayai dengan kredit dan jaminan tambahan merupakan jaminan selain jaminan pokok. Condition Merupakan analisis terhadap suatu keadaan/kondisi yang dapat diantisipasi dampaknya atas jalannya kegiatan usaha debitur, oleh sebab-sebab perkembangan ekonomi moneter, keuangan/perbankan dan berbagai kebijaksanaan nasional maupun internasional. (Wahyu 2011)
Dapat dilihat bahwa ada hubungan antara unsur-unsur kredit dan kriteria analisis kredit. Petugas yang menganalisa permohonan kredit harus yakin bahwa collateral/jaminan yang diajukan dapat dijual kembali di masa yang akan datang. Sedangkan semua kriteria analisis kredit akan berpengaruh terhadap jangka waktu yang nantinya akan diberikan, misalnya untuk jangka waktu yang pendek setidaknya pemohon kredit tidak pernah memiliki tunggakan pada bank lain sebelumnya(character), penghasilan yang cukup, membayar uang muka sedikitnya 7,5% dari jaminan, jaminan yang dapat dijual kembali, dan kondisi pekerjaan yang stabil. Namun jika petugas memberikan kredit dalam jangka waktu yang lama, maka beresiko mendapat suatu masalah yang diakibatkan dari 5C tersebut. Misalkan kondisi perusahaan tempat kreditur bekerja yang tidak stabil sehingga kreditur diberhentikan secara mendadak. Dalam hal-hal tersebut, yang paling esensial adalah kepercayaan dari bank/kreditor terhadap nasabah peminjam/debitur. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur, antara lain jelasnya peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain. (Hermansyah 2005) Dengan kata lain, pemberian kredit oleh bank dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan keuntungan, sehingga bank hanya boleh meneruskan kredit jika dia benar-benar yakin bahwa si debitur akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syaratsyarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Hal tersebut menunjukan perlu diperhatikannya faktor kemampuan dan kemauan, sehingga tersimpul kehatihatian dengan menjaga unsur kemanan dan sekaligus unsur keuntungan dari suatu kredit. (Djumhana 2000)
Sedangkan dalam sektor perbankan yang lebih luas, unsur-unsur kredit juga meliputi organisasi dan manajemen perkreditan, dokumen dan administrasi kredit, perjanjian kredit, agunan, penyelesaian kredit macet, dan unsur lainnya. Dalam perkreditan ditemukan banyak ketentuan yang mengatur dan membatasinya, hal itu karena memang bidang perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling banyak diatur dan dibatasi ketentuan perundang-undangan. Dengan kondisi seperti itu, maka peraturan perundang-undangan merupakan salah satu unsur utama dari bidang perkreditan. (Djumhana 2000)
2.6 Fungsi Kredit Fungsi kredit untuk masyarakat, yaitu: 1. menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian; 2. memperluas lapangan kerja bagi masyarakat; 3. memperlancar arus barang dan arus uang; 4. meningkatkan hubungan internasional; 5. meningkatkan produktivitas dana yang ada; 6. meningkatkan daya guna barang; 7. meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat; 8. memperbesar modal kerja perusahaan; 9. meningkatkan income per capita masyarakat; 10. mengubah cara berpikir atau bertindak masyarak untuk lebih ekonomis. (Hasibuan Malayu, 2004) 2.7 Bunga Perbankan Suku bunga Bank Indonesia atau sering disebut BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia pada setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. (Bank Indonesia, 2011) 2.8 Syarat Kredit Secara umum persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank untuk nasabah yang akan mengambil KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari sisi penentuan kreditnya. Untuk mengajukan KPR, pemohon harus melampirkan: 1. KTP suami dan atau istri (bila sudah menikah); 2. kartu keluarga; 3. keterangan penghasilan atau slip gaji; 4. laporan keuangan (untuk wiraswasta);
5. 6. 7. 8. 9.
NPWP Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 100 juta); SPT PPh Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 50 juta); foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan (bila membelinya dari developer); foto kopi sertifikat (bila jual beli perorangan); foto kopi IMB (Izin Membangun Bangunan). (Bank Indonesia, 2011)
2.9 Agunan Agunan adalah jaminan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan. (Bank Indonesia, 2011) 2.10 Persyaratan Umum KPR Secara umum persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank untuk nasabah yang akan mengambil KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari sisi penentuan kreditnya. Untuk mengajukan KPR, pemohon harus melampirkan: 1.
KTP suami dan atau istri (bila sudah menikah); 2. kartu keluarga; 3. keterangan penghasilan atau slip gaji; 4. laporan keuangan (untuk wiraswasta); 5. NPWP Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 100 juta); 6. SPT PPh Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 50 juta); 7. foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan (bila membelinya dari developer); 8. foto kopi sertifikat (bila jual beli perorangan); foto kopi IMB (Izin Membangun Bangunan). (Bank Indonesia 2001) 3. Analisis Kebutuhan dan Perancangan 3.1 Gambaran Sistem Berjalan Sistem pengambilan keputusan yang sedang berjalan pada saat ini masih dilakukan secara musyawarah atau dirundingkan bersama-sama. Dimana komite kredit atau petugas yang melakukan wawancara menilai semua persyaratan dengan pemikiran individu. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang sedang berjalan pada saat ini kurang efektif dari segi konsistensi keputusan yang diambil. Nasabah datang ke kantor untuk mengajukan permohonan KPR, dan menerima formulir KPR dari petugas untuk kemudian diisikan persyaratan kredit. Jika persyaratan dianggap sudah lengkap maka nasabah harus menyerahkan formulir tersebut kepada petugas. Lalu petugas akan memeriksa kelengkapan syarat kredit, jika syarat tidak lengkap maka nasabah harus mengisi kelengkapan syarat lagi namun jika sudah lengkap nasabah dan petugas akan melakukan
wawancara di tempat yang ditentukan oleh petugas. Selesai wawancara petugas akan menganalisa kemampuan dan karakter nasabah yang didapat dari hasil wawancara. Jika kemampuan dan karakter nasabah dinilai tidak layak untuk kredit maka permohonan kredit nasabah ditolak, namun jika nasabah dinilai layak untuk kredit maka petugas akan memerintahkan appraisal dari pihak netral untuk melakukan penilaian terhadap jaminan. Setelah appraisal melakukan penilaian jaminan, laporannya akan diserahkan kepada komite pemutus kredit. Komite pemutus kredit akan menganalisa ualang hasil wawancara dan hasil penilaian appraisal. Jika nasabah dianggap tidak layak kredit maka permohonan nasabah akan ditolak, namun jika nasabah dianggap layak kredit maka komite akan memberi surat edaran kepada petugas untuk mencetak SP3K. Petugas akan mencetak SP3K yang akan disahkan pada serah terima kredit di waktu dan tempat yang ditentukan. 3.2 Gambaran Sistem Usulan 3.2.1 Proses Bisnis Untuk Pengajuan Kredit Usulan Sistem yang baru terdiri dari empat aktor, yaitu nasabah, aplikasi, petugas dan appraisal. Nasabah hanya dapat mengakses informasi yang telah disediakan oleh pihak bank serta mengisi formulir pengajuan kredit yang nantinya akan diolah oleh petugas bank. Sedangkan petugas dapat mengelola data masuk dan keluar yang ada pada aplikasi ini. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat perbedaan antara sistem yang lama dengan sistem yang baru. Pada sistem lama, pencatatan dilakukan secara tertulis pada kertas. Sedangkan pada sistem yang baru, pencatatan dan penghitungan rincian kredit dilakukan secara otomatis oleh sistem. Saat nasabah membuka website, nasabah akan diberikan tampilan formulir pengajuan kredit. Lalu nasabah memasukan data permohonan kredit, setelah nasabah memasukan data tersebut nasabah akan diperlihatkan kembali data yang mereka masukan untuk diperiksa kembali apakah data sudah benar. Jika nasabah sudah yakin data tersebut benar, maka aplikasi akan mengkalkulasi rincian kredit yang nantinya dapat dilihat oleh nasabah. Jika sistem menilai data yang dimasukan tidak lengkap maka nasabah harus memasukan data kembali, jika data sudah lengkap maka nasabah diminta mengirimkan formulir tersebut di aplikasi. Aplikasi akan menyimpan data permohonan kredit di database kredit yang kemudian akan dicek oleh petugas, kemudian petugas akan menilai kelayakan permohonan-permohonan yang ada di database. Jika permohonan tidak layak maka petugas akan memperbaharui data menjadi data ditolak yang akan disimpan di database kredit yang kemudian akan ditampilkan kepada nasabah, namun jika permohonan
dianggap kayak maka petugas akan menugaskan appraisal yang bersifat netral untuk melakukan penilaian terhadap jaminan. Penilaian akan diserahkan kepada petugas dan petugas akan memasukan data validasi dan menampilkannya kepada nasabah bahwa permohonannya diterima. 3.2.2 Proses Bisnis Untuk Analisis Kredit Usulan Melihat adanya keterb atasan pada sistem lama, maka dibuatlah sebuah aplikasi yang akan membantu dalam proses pemutusan kredit, khususnya KPR. Aplikasi ini akan membantu dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh komite pemutus kredit. Sistem yang baru terdiri dari dua aktor, yaitu aplikasi dan komite pemutus kredit. Yang dapat mengakses aplikasi ini hanya komite pemutus kredit. Dapat dilihat dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan sistem yang lama dan sistem yang baru. Pada sistem yang lama dilakukan rapat anggota komite pemutusan kredit untuk memutus pengajuan kredit, sedangkan pada sistem yang baru pemutusan kredit bisa dilakukan di luar rapat dengan menggunakan aplikasi yang baru. Tetapi aplikasi yang dibuat ini hanyalah berupa aplikasi pembantu dalam memilih keputusan, sedangkan keputusan yang mutlak tetap diberikan oleh komite. Komite pemutus kredit akan menanalisis hasil wawancara, lalu komite akan diberikan tampilan alternative pilihan yang dalam hal ini pilihan jangka waktu kredit. Setelah itu komite akan memasukan kriteria penilaian yang akan disimpan di aplikasi lalu diproses. Setelah diproses data akan disimpan di database dan parameter tersebut akan diproses. Namun jika ada yang memperbaharui parameter maka data yang ada di database akan berubah. Jika semua komite sudah memasukan kriteria maka parameter akan diproses. Jika hasil akhir tidak memenuhi maka aplikasi akan menampilkan status ditolak, namun jka hasil akhir memenuhi maka aplikasi akan menampilkan status dari jangka waktu kredit yang akan diberikan kepada nasabah. 3.3 Kebutuhan Perangkat Keras a.
Spesifikasi Tahap Pengembangan 1. Prosesor : Intel Core 2 Duo 1,8 GHz 2. RAM : 2 GB DDR2 3. Hardisk : 80 GB
b. Spesifikasi Tahap Implementasi 1. Prosesor : [DATA DI BANK] 2. RAM : [DATA DI BANK] 3. Hardisk : [DATA DI BANK]
kredit Menyimpan data nasabah yang sudah divalidasi Menyimpan data nasabah yang sudah diberikan keputusan oleh dss
Validasi 3.4 Kebutuhan Perangkat Lunak a.
DSS
Spesifikasi Tahap Pengembangan 1. Sistem Operasi Windows XP, Windows Vista atau Windows 7 2. Adobe Dreamweaver 8 3. HTML 5 dan CSS 3 4. Web browser Mozilla Firefox version 5.0 5. Apache 6. PhpMySQL
3.5.3 DFD (Data Flow Diagram) 3.5.3.1 DFD Level 0 data_validasi data_nasabah
data_parameter
b. Spesifikasi Tahap Implementasi 1. Sistem Operasi Windows XP, Windows Vista atau Windows 7 2. Web browser Mozilla Firefox version 5.0
data_nasabah Komite Kredit
pekerjaan
kode_pos
kota
alamat
tgl_lahir
jenis_kelamin
password
username
nama
Petugas data_syarat
data_alternatif
data_validasi
3.5 Perancangan Basis Data 3.5.1 ERD (Entity Relationship Diagram) Alamat_ perusahaan
Aplikasi DSS
data_parameter
data_nasabah
data_syarat data_validasi
data_nasabah #no_rekening
no_telepon
no_hp
no_ktp jabatan
Nasabah
nama_gadis_ibu_ kandung npwp
email nmr_imb
Gambar 3.5.3.1 DFD Level 0
penghasilan_ pemohon atas_nama
NASABAH kota_ perusahaan
lama_cicilan
1 alamat_agunan
telp_ perusahaan
3.5.3.2 DFD Level 1
harga_agunan scan_ penghasilan
1.0 Pengelolaan_Data _Persyaratan_Kred it
luas_ bangunan
data_syarat
scan_npwp status_ nasabah
data_syarat
luas_tanah
SYARAT
#id_syarat
syarat_kpr mendapat
data_nasabah
Kep_kom2
NASABAH
PETUGAS
data_nasabah Kep_kom3
2.0 Pengelolaan_Data _Kredit_Nasabah
data_nasabah data_nasabah
PETUGAS
Kep_kom1 #id_petugas
username
password
1 VALIDASI
n
mempunyai
n
DSS
password #id_validasi
#id_dss
nama_kmt
status_dss
#id_komite
KOMITE_DSS Status_validasi
3.0 Validasi_Data_Kre dit
data_validasi username
no_rekening
data_validasi data_validasi
data_validasi
4.0 View_Laporan_Rek apitulasi
data_validasi
Gambar 3.5.1 ERD (Entity Relationship Diagram) 3.5.2
data_parameter
Nama dan Deskripsi Tabel Tabel 3. 1 Nama dan Deskripsi Tabel
Nama Tabel Nasabah Petugas Komite_DSS Syarat
Deskripsi Menyimpan data nasabah Menyimpan data petugas Menyimpan data komite pemutus kredit Menyimpan data syarat
Komite_Kredit
data_parameter
5.0 Analisis_Penilaian_ Kredit
data_alternatif
Gambar 3.5.3.2 DFD Level 1 3.5.3.3 DFD Level 2 1.
Proses 1.0
1.1 Input_Syarat
data_syarat
ADMIN
data_syarat
CALON KREDITUR
data_syarat
2.
3.6 Kamus Data 1. Data Nasabah
1.2 Hapus_Syarat
File_Syarat
1.3 View_Data_S yarat
Proses 2.0
CALON KREDITUR
data_calon_kreditur
ADMIN
data_calon_kreditur
2.1 Input_Data_ Kredit_Calon_ Kreditur
2.2 View_Data_ Kredit_Calon_ Kreditur
File_Member
2.3 Hapus_Data_ Kredit_Calon_ Kreditur
data_calon_kreditur
3. Proses 3.0 3.1 Input_Data_ Validasi
data_validasi
data_validasi data_validasi
ADMIN
3.2 Update_Data_ Validasi
File_validasi
3.4 View_Data_ Validasi
DataNasabah=no_rekening+nama+username+pas sword+no_ktp+npwp+jenis_kelamin+tgl_lahir+al amat+kota+kode_pos+email+no_hp+no_telepon +nama_gadis_ibu_kandung+pekerjaan+alamat_p erusahaan+kota_perusahaan+telp_perusahaan+ja batan+penghasilan_pemohon+lama_cicilan+alam at_agunan+harga_agunan+atas_nama+nmr_imb+ luas_tanah+luas_bangunan+status_nasabah+scan _npwp+scan_penghasilan+status_dss no_rekening
= 1{character}15
nama
= 1{character}50
username
= 1{character}15
password
= 1{character}15
no_ktp
= 1{character}16
npwp
= 1{character}20
jenis_kelamin
= 1{character}9
tgl_lahir
= date
alamat
= 1{character}50
kota
= 1{character}15
kode_pos
= 1{character}10
email
= 1{character}50
no_hp
= 1{character}12
no_telepon
= 1{character}12
data_validasi 3.3 Delete_Data_ Validasi
data_validasi
CALON KREDITUR
pekerjaan
4. Proses 5.0 Data_parameter
nama_gadis_ibu_kandung = 1{character}50
5.1 input_data_ parameter
= 1{character}25
alamat_perusahaan= 1{character}50 Data_ parameter
kota_perusahaan = 1{character}15 telp_perusahaan = 1{character}12
5.2 Kalkulasi_ data_ parameter
KOMITE KREDIT
jabatan
Data_parameter
penghasilan_pemohon 5.3 View_data_ parameter
Data_alternatif
= 1{character}30
Data_ alternatif
= 1{number}13
lama_cicilan
= 1{number}2
alamat_agunan
= 1{character}50
harga_agunan
= 1{character}12
atas_nama
= 1{character}13
nmr_imb
= 1{character}20
luas_tanah
= 1{number}10
luas_bangunan
= 1{number}10
status_nasabah
= 1{character}20
scan_npwp
= 1{character}50
scan_penghasilan = 1{character}50
Implementasi Dan Pengujian 4.1 Implementasi Implementasi di bawah ini merupakan implementasi dari aplikasi yang sudah dirancang. Berikut gambar dari implementasi antarmuka yang digunakan pada Aplikasi Decision Support System(DSS)KPR Berbasis Web (Studi kasus : BTN Bandung).
status_dss
1.
=1{character}20
4.
Antarmuka ini menampilkan form login ketika aplikasi pertama kali dibuka. Nasabah, petugas dan komite dapat mengisikan username dan password. Sedangkan jika nasabah belum memiliki id, dapat daftar dahulu sebagai nasabah.
character = [A-Z|a-z|0-9] number
= [0-9]
2. Data Syarat Data syarat=id_syarat+syarat_kpr Id_syarat = 1{number}2 Syarat_kpr = 1{character}50 character = [A-Z|a-z|0-9] number = [0-9] 3. Data Petugas Data petugas=id_petugas+username+password Id_petugas = 1{character}5 Username = 1{character}20 Password = 1{character}30 character = [A-Z|a-z|0-9] 4. Data Komite Data komite=id_komite+nama_kmt+username+pa ssword Id_komite = 1{character}5 Nama_kmt = 1{character}30 Username = 1{character}20 Password = 1{character}20 character = [A-Z|a-z|0-9] 5. Data Validasi Data validasi=id_validasi+no_rekening+status_val idasi Id_validasi = 1{number}11 No_rekening = 1{character}15 Status_validasi = 1{character}20 character = [A-Z|a-z|0-9] number = [0-9] 6. Data DSS Data dss=id_dss+kep_kom1+kep_kom2+kep_ko m3+status_dss Id_dss = 1{number}11 Kep_kom1 = 1{character}20 Kep_kom2 = 1{character}20 Kep_kom3 = 1{character}20 Status_dss = 1{character}20 character = [A-Z|a-z|0-9] number = [0-9]
Implementasi antarmuka login
Gambar 4.1 Implementasi antarmuka login 2.
Implementasi Antarmuka Daftar Nasabah Antarmuka ini menampilkan halaman dimana user yang baru akan mendaftar sebagai nasabah yang akan mengajuka kredit di aplikasi ini.
Gambar 4.2 Implementasi antarmuka daftar nasabah
3.
Implementasi Antarmuka Nasabah Antarmuka ini menampilkan halaman nasabah ketika aplikasi berhasil login sebagai nasabah. Nasabah dapat mengisikan formulir yang ada pada menu formulir, selain itu juga nasabah dapat melihat persyaratan dan pemberitahuan.
Gambar 4.1 Implementasi antarmuka nasabah Gambar 4.4 Implementasi antarmuka formulir
4.
Implementasi Antarmuka Persyaratan 7. Antarmuka ini menampilkan persyaratan pada halaman nasabah.
Implementasi Antarmuka Petugas
menu Antarmuka ini menampilkan halaman petugas ketika aplikasi berhasil login sebagai petugas. Petugas dapat memvalidasi data nasabah yang sudah mengajukan kredit dengan memilih menu form validasi. Jika petugas ingin melihat daftar nasabah yang diterima dan ditolak maka dapat langsung memilih menu diterima atau menu ditolak. Petugas dapat mengelola syarat pada menu kelola syarat dan petugas dapat melihat laporan yang disetujui ataupun tidak pada menu report.
Gambar 4.2 Implementasi antarmuka persyaratan
5.
Implementasi Antarmuka Pemberitahuan Antarmuka ini menampilkan menu pemberitahuan pada halaman nasabah.
Gambar Error! No text of specified style in document..5 Implementasi antarmuka petugas
8.
Implementasi Antarmuka Form Validasi Petugas Antarmuka ini menampilkan menu form validasi pada halaman petugas.
Gambar 4.3 Implementasi antarmuka pemberitahuan
6.
Implementasi Antarmuka Formulir Antarmuka ini menampilkan menu formulir pada halaman nasabah.
Gambar Error! No text of specified style in document..6 Implementasi antarmuka form validasi petugas Gambar 4.9 Implementasi antarmuka kelola syarat
9.
Implementasi Antarmuka Diterima 12. Implementasi Antarmuka Report Petugas Antarmuka ini menampilkan menu diterima pada halaman petugas.
Antarmuka ini menampilkan menu report pada halaman petugas.
Gambar 4.10 Implementasi antarmuka report petugas Gambar 4.7 Implementasi antarmuka diterima
10. Implementasi Antarmuka Ditolak Antarmuka ini menampilkan menu ditolak pada halaman petugas.
Gambar Error! No text of specified style in document..8 Implementasi antarmuka ditolak
13. Implementasi Antarmuka Komite Antarmuka ini menampilkan halaman komite ketika aplikasi berhasil login sebagai komite. Komite bisa mengelola dss untuk nasabah yang sudah divalidasi dengan memilih menu form validasi. Sedangkan jika komite ingin melihat laporan rekapitulasi maka dapat langsung memilih menu report.
Gambar Error! No text of specified style in document..11 Implementasi antarmuka komite
11. Implementasi Antarmuka Kelola Syarat Antarmuka ini menampilkan menu kelola syarat pada halaman petugas.
14. Implementasi Antarmuka Form Validasi Komite Antarmuka ini menampilkan menu form validasi pada halaman komite.
3
memaka i angka Tidak diisi sama sekali
Gagal daftar
Gagal daftar
Valid
Tabel 4.2 Pengujian Login
Gambar 4.12 Implementasi antarmuka form validasi komite
N o
Masuka n
1
Usernam e dan passwor d diisi
2
Salah memilih level Passwor d tidak diisi
15. Implementasi Antarmuka Report Komite Antarmuka ini menampilkan menu report pada halaman komite.
3
Keluaran yang diharapka n Login berhasil, ke halaman utama Gagal login
Keluara n
kesimpula n
Login berhasil, ke halaman utama Gagal login
Valid
Gagal login
Gagal login
Valid
Valid
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Pengujian Edit Formulir
Gambar Error! No text of specified style in document..13 Implementasi antarmuka report komite
N o
Masuka n
1
Data diisi lengkap dan benar Form nama diisi angka
4.2 Pengujian Pengujian yang dilakukan penulis pada aplikasi ini menggunakan metode pengujian blackbox. Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji aplikasi dari segi fungsionalitas. Tabel Error! No text of specified style in document..1 Pengujian Daftar Nasabah 5. N Masuka Keluaran Keluara kesimpula o n yang n n diharapka n 1 Data Daftar Daftar Valid diisi berhasil berhasil lengkap dan benar 2 Diisi Gagal Gagal Valid dengan daftar daftar data yang salah, misal nama
2
Keluaran yang diharapka n Berhasil
Keluara n
kesimpula n
Input Berhasil
Valid
Gagal update
Gagal update
Valid
Penutup 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengerjaan proyek akhir ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Aplikasi Decision Support System(DSS) KPR Berbasis Web yang dibangun mampu mengatasi proses pengajuan kredit dan analisi kredit. 2. Aplikasi yang dibuat dapat menghasilkan laporan statistik pengajuan kpr. 5.2 Saran Ada beberapa hal yang disarankan penulis, yaitu: 1. Keamanan aplikasi ditingkatkan mengingat pentingnya privasi data kreditur.
6.
Referensi Bank Indonesia. Biro Informasi Kredit. 2001. http://www.bi.go.id (accessed Mei 30, 2011). —. Istilah Populer Perbankan. 2005. http://www.bi.go.id (accessed Juni 27, 2011). —. Memiliki Rumah Sendiri. 2001. http://www.bi.go.id (accessed Juni 27, 2011). Djumhana, M. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000. Hasibuan, Malayu. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004. Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2005. Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Gramedia Persada, 2010. Kompasiana. SDLC (Systems Development Life Cycle). September 27, 2010. http://www.kompasiana.com/ (accessed Agustus 1, 2011). Rahardja, Prathama. Uang dan Perbankan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Teknik Informatika. Peranan Teknologi Informasi di Bidang Manajemen/Bisnis dan Perbankan. Juni 21, 2009. http://teknik-informatika.com/teknologiinformasi-bidang-manajemen/ (accessed Agustus 1, 2011). Wahyu, interview by Ichsan Riswandi. Apa itu komite pemutus kredit dan apa saja penilaian kelayakan kredit (Juli 29, 2011).